Faktor Risiko Penyebab Penyakit Ablasi Retina

Faktor Risiko Penyebab Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, dari sekian banyaknya masalah kesehatan terkait gangguan penglihatan, ablasi retina ada;ah salah satu jenis gangguan penglihatan yang cukup darurat. Sebab kondisi ini akan membuat penderitanya mengalami berbagai gejala dari gangguan penglihatan yang cukup beragam. Umumnya kondisi ini terjadi akibat adanya pelepasan retina mata dari tempat penopangnya. Namun beberapa faktor tertentu juga memiliki risiko yang dapat menjadi penyebab terjadinya kondisi penyakit ablasi retina.

Kondisi mata yang mengalami gangguan memang kerap kali membuat rasa tidak nyaman dan menganggu aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala yang di timbulkan juga seringkali menjadi keluhan oleh para pemderita gangguan penglihatan. Ablasi retina sendiri merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan yang termasuk kedalam kategoti penyakit mata berbahaya. Sebab selain menyebabkan gangguan pada kinerja system dan fungsi penglihatan, ablasi retina juga dapat menyababkan hilangnya fungsi penglihatan secara total.

Umumnya, penyakit ablasi retina ini lebih sering di alami oleh seseorang yang memasuki usia lanjut, yakni 50 tahun ke atas. Pada dasarnya, belum di katahui dengan pasti penyebab mata mengalami kondisi ablasi retina. Namun kebanyakan kasus dari munculnya penyakit ablasi retina di sebabkan oleh faktor penuaan. Meskipun demikian ablasi retina juga dapat di alami oleh semua orang, baik dewasa ataupun usia anak-anak.

Meskipun belum di katahui dengan pasti penyebab munculnya ablasi retina, namun faktor bertambahnya usia di duga kuat sebagai penyebab terjadinya ablasi retina. Namun diu lansir dari laman Middle East African Journal of ophthalmology menyebutkan bahwa ablasi retina tipe eksudatif di temukan dan menjadi gejala kondisi lymphoblastic leukemia akut atua ALL. Meski demikian, beberapa faltor lain di anggap memiliki risiko yang dapat menyebabkan terjadinya ablasi retina. Berikut adalah beberapa faktor risiko penyebab terjadinya ablasi retina.

Pengertian Penyakit Ablasi Retina

Faktor Risiko Penyebab Ablasi Retina

Pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu keadaan di mana kondisi retina mata mengalami gangguan. Kondisi ini berupa terlepasnya retina mata dari tempat atau penopangnya. Tentunya hal ini akan memberikan dampak pada fungsi dari system penglihatan itu sendiri. Sebab bagaiamanapun retina mata sendiri merupakan bagian dari mata yangmemiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam proses dan kinerja dari system penglihatan.

Retina mata pada dasarnya merupakan jaringan mata yang berbentuk lapisan bening yang bentuknya menyerupai selaput tipis. Jaringan tersebut terletak pada bagian belakang mata yang juga di sokong atau di topang oleh jaringan teroid yang terletak di bawahnya. Jaringan teroid tersebut selain menjadi penopang bagi retina mata, ia juga akan memiliki fungsi sebagai penyuplai oksigen yang akan di salurkan ke area mata. Ketika retina mata mengalami pelepasan dari tempatnya, maka secara otomatis juga akan terlepas dari jaringan teroid di dalam mata.

Adanya retina di dalam mata memiliki tugas dalam terjadinya proses penglaihatan. Proses penglihatan sendniri pada umumnya terjadi di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan di tangkap oleh kornea mata dan kemudian akan di biaskan dan melewati kornea mata untuk kemudian menuju ke retina mata. Retina mata inilah yang akan merubah informasi visual dari cahaya objek tersebut manjadi sinyal listrik pada retina bagian sentral, yakni macula. Kemudian sinyal listrik tersebut akan di bawa oleh saraf optik menuju ke otak. Dengan begitu, cahaya objek yang masuk ke mata dapat di proses dan di intrpretasikan oleh otak menjadi sebuah gambar objek.

Lepasnya retina dari tempatnya ini akan menyebabkan kinerja dari fungsi penglihatan itu sendiri menjadi tidak normal. Kondisi ini akan mengakibatkan berbagai gejala seperti penglihatan yang menjadi buram atau kabur, ketajaman penglihatan yang kian menurun hingga penglihatan bidang yang menjadi lebih sempit. Pada kondisi yang lebih buruk, ablasi retina dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan total yang terjadi secara permanen.

Penyebab Ablasi Retina

Pada dasarnya, mata yang mengalami kondisi ablasi retina ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor di mana faktor tersebut juga terbagi menjadi beberapa jenis ablasi retina. Secara garis besar, berdasarkan jenisnya, penyebab terjadinya ablasi retina terbagi menjadi 3 jenis, yakni rhegmatogenous retinal detachment, traction ratinal detachment dan exudative detachment. Berikut adalah penelasannya.

  1. Rhegmatogenous Retinal Detachment

rhegmatogenous retinal detachment atau juga di genal dengan istilah ablasi retina jenis rhegmatogenous merupakan kondisi di mana terdapat robekan atau lubang pada retina. Hal ini akan menyebabkan cairan dari dalam mata menjadi keluar melalui lubang dan kemudian masuk ke bagian belakang retina mata. Caran tersebut akan memisahkan retina dari jaringan koroid yang menyulplai nutrisi dan oksigen sehingga retina terlepas dari tempatnya. Selain itu, faktor penuaan di duga kuat menyebabkan trjadinya kondisi rhegmatogenous retinal detachment tersebut.

  1. Traction Ratinal Detachment

traction ratinal detachment atau juga di kenal dengan sebutan ablasi retina traksional merupakan kondisi di mana jaringan luka pada permukaan retina berkontraksi dan menyebabkan retina terlepas. Kondisi ablasi retina jenis ini umumnya lebih jarang terjadi di bandingkan dengan jenis rhegmatogenous. Selain itu, terjadinya jenis ablasi retina yang satu ini di duga kuat akibat adanya penyakit diabetes. Sebab penyakit tersebut dapat menyebabkan masalah dengan system vascular retina yang menyebabkan adanya jaringan luka pada mata yang juga membuat terlepasnya retina mata dari tempatnya.

  1. Exudative Detachment

Exudative detachment atau juga di kenal dengan sebutan ablasi retina eksudatif meripakan kondisi yang berbeda dengan kedua jenis ablasi retina di atas. Ablasi retina jenis tidak di sebabkan oleh adanya robekan seperti jenis lainya. Kondisi ini terjadi akibat adanya kondisi peradangan atau penyakit coats’. Kondisi tersebut biasanya akan menyababkan perkembangan abnormal pada pembuluh darah di belakanh retina yang kemudian akan menyebabkan lepasnya retina mata.

Faktor Risiko Penyebab Ablasi Retina

Selain beberapa penyebab yang dapat menyababkan teradinya berbagai jenis penyakit ablasi retina, faktanya, kondisi ini juga dapat terjadi akibat beberapa faktor lainya. Seseorang yang memiliki riwayat rabun jauh atau mata mincu parah di mana skor minus mencapai angka 8 atau lebih berisiko mengalami ablasi retina. Hal ini terjadi akibat bertambahnya atau bola mata yang memanjang kedepan dan membuat peripheral retina mengalami penipisan secara paksa.

Penipisan Peripheral retina ini lambatlaun akan menyababkan retina sobek sehingga cairan vitreous meluap, merembes atau bosor dan masuk ke celah anatara retina dan lapisan yang ada di belakangnya. Cairan tersebut kemudian akan mengendap dan menumpuk hingga menyababkan seluruh lapisan retina terlepas dari dasarnya. Bahkan risiko ablasi retina pada penderita rabun jauh parah berisiko 15 hingga 200 kali lebih tinggi di bandingkan dengan orang normal pada umumnya.

Selain beberapa penyebab dan kondisi tersebut, ablasi retina juga dapat terjadi akibat beberapa faktor lain, yakni sebaga berikut.

  • Usia lanjut
  • Rabun jauh
  • Penurunan kualitas tubuh vitreous
  • Riwayat ablasi retina sebelumnya
  • Riwayat keluarga pengidap abasi retina
  • Memiiki riwayat operasi mata
  • Pernah mengalami cedera mata hingga serius
  • Riwayat penyakit mata atau iritasi
  • Trauma mata
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Tumor
  • Kanker
  • Peradangan (uveitis)

Ablasi retina umumnya adalah salah satu gangguan penglihatan yang serigkali di temukan pada seseorang yang menginjak usia 50 tahun ke atas. Sebab pertambahan usia memiliki dampak yang sangat besar pada proses terjadinya ablasi retina. Meskipun demikian, mata yang mengalami ablasi retina juga dapat di sebabkan oleh faktor-faktor lainya. Faktor faktor tersebut umumnya merupakan jenis gangguan penglihatan itu sendiri. Dengan begitu dapat di ketahui bahwa menjaga dan merawat mata merupakan hal yang patut untuk di lakukan untuk mneghindarkan mata dari berbagai penyakit atau gangguan yang dapat membahayakan kesehatan mata.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa faktor risiko penyebab ablasi retina. secara garis besar, ablasi retina merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sangat berbahaya bagi kesehatan mata. Sebab kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan total secara permanen pada penderitanya. Karenanya perlu sesegera mungkin untuk melakukan penanganan untuk mencegah ablasi retina dan memulihkan kondisi kesehatan mata.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Klinikmatanusantara
Kenali Beberapa Jenis Penyakit Ablasi Retina

Kenali Beberapa Jenis Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi masalah kesehatan yang banyak di keluhkan oleh kebanyakan orang dari hari-kehari. Hal ini memang dapat terjadi akibat kondisi di mana mata yang memiliki karakterristik sangat sensitive dan mudah mengalami gangguan. Salah satu jenis gangguan penglihatan yang cukup berbahaya adalah penyakit ablasi retina. ternyata, kondisi ini memiliki beberapa jenis di mana penyakit ablasi retina dapat terjadi pada siapa saja.

Pada dasarnya, mata merupakan salah satu anggota tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Sebagai alat penglihatan tentu mata memiliki peran yang tal tergantikan di mana mata juga akan membuat segala aktivutas menjadi lebih mudah. Namun karena karakteristiknya yang cenderung sangat sensitive terhadap sesuatu atau keadaan lingkungan di sekitarnya, membuat mata mudah mengalami berbagai gangguan atau masalah kesehatan. Tentunya masalah kesehata terkait gangguan penglihatan perlu untuk di waspadai dan di cegah pertumbuhannya.

Ablasi retina sendiri tergolong sebagai masalah kesehatan pada fungsi peglihatan di mana kondisi tersebut termasuk ke dalam salah satu kondisi yang sangat berbahaya. Kondisi ablasi retina yang menyerang mata akan membuat penderitanya mengalami berbagai gejala yang cukup beragam. Mulai dari padangan yang menjadi buram, ketajaman penglihatan yang kian menurun, penyempitan pada bidang penglihatan hingga hilangnya fungsi penglihatan.

Gejala-gejala yang di timbulkan akibat kondisi mata yang mengalami ablasi retina ini terkesan cukup beragam. Hal ini tidak lepas dari karakter ablasi retina sendiri. Bakan secara garis besar, ablasi retina terbagi menjadi beberapa jenis yang di mana kondisi ini tidak lepas dari fakto-faktor penyebabnya. Berikut Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai beberapa jenis dari penyakit ablasi retina. untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Kenali Beberapa Jenis Penyakit Ablasi Retina

Pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu masalah kesehatan di mana kondisi ini dapat di alami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Kondisi ini akan mennyebabkan fungsi dari sitem penglihatan menjadi terganggu sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya berbagai gejala-gejala akan bermunculan di mana fungsi penglihatan mengalami beragam masalah akibat ablasi retina. Selain itu, ablasi retina juga termasuk ke dalam salah satu jenis gangguan penglihatan golongan berbahaya bagi kondisi mata penderitanya.

Kondisi mata yang mengalami ablasi retina umumnya berupa keadaa retina mata yang mengalami gangguan hingga terlepas dari tempatnya. Kondisi tersebut tetunya akan menganggu kinerja dan proses penglihatan itu sendiri. Sebab dalam system penglihatan, retina mata memiliki peran yang sangat penting dan tidaka dapat tergantikan. Retina mata memiliki fungsi sebagai penerima dan pengubah cahaya objek yang masuk ke mata untuk di salurkan ke otak ketika proses penglihatan berlangsung.

Proses penglihatan tiu sendiri terjadi di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan jatuh ke kornea mata dan di biaskan menuju ke retina mata. Ketika cahaya objek telah melewati korea mata dan jatuh ke retina mata, maka akan di rubah menjadi informasi visual. Kemudian akan di kirimkan melalui bagian sentral retina, yakni macula menuju ke otak. Sebelum sampai ke otak, informasi visual tersebuta akn di rubah menjadi sinyal listrik yang nantinya akan di kirimkan ke otak melalui saraf-saraf optik mata.

Retina mata sendiri merupakan bagian dari system penglihatan berupa lapisan yang menempel bagian belakang mata yang menyerupai selaput tipis. Retina mata sendiri juga memiliki alat penyokong yang terletak di bawahnya yang berupa jaringan koroid. Jaringan koroid ini memiliki fungsi sebagai panyuplai oksigen yang di butuhkan oleh mata. ketika ablasi retina atau retina mata terlepas dari tempatnya, maka suplai oksigen juga akan ikut terputus. Akibatnya mata yang mengalami kondisi ablasi retina akan menimbulkan gejala yang menganggu hingga dapat menyebabkan kebutaan secara permanen.

Jenis Penyakit Ablasi Retina

Pada dasarnya, selain menyebabkan berbagai gejala yang cukup beragam, ablasi retina juga berkaitan erat dengan kondisinya yang terbagi menjadi beberapa jenis. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ablasi retina yang terjadi berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Berikut adalah beberapa jenis kondisi ablasi retina berdasarkan panyebabnya.

  1. Ablasi Retina Jenis Rhegmatogenous

Rhegmatogenous merupakan salah satu jenis ablasi retina yang merupakan kondisi paling umum di alami oleh kabanyakan orang. Biasanya, jenis ini terjadi karena adanya robekan pada retina mata. Selain itu, umumnya kondisi ini terjadi akibat faktor usia yang kian bertambah atau masa penuaan yang akan di alami oleh setiap orang. Masa penuaan seseorang akan membuat sel vitreous yang berfungsi untuk mengisi bola matanya akan makin menarik diri dari retina.

Kondisi tersebut akan membuat terjadinya robekan pada retina mata yang juga akan mempengaruhi system penglihatan. Ablasi retina jenis Rhegmatogenous ini ternayata juga dapat di alami oleh seseorang yang mengalami riwayat cedera mata akibat kecelakanaan atau efek pasca melakukan operasi pada mata. Selain itu, kondisi ini juga dapat di sebabkan oleh adanya riwayat gangguan penglihatan, seperti mata minus atau rabun jauh, rabun dekat, katarak hingga degenerasi macula.

  1. Ablasi Retina Jenis Traksional

Ablasi retina jenis traksional merupakan salah satu jenis ablasi retina yang umumnya muncul akibat beberapa jenis riwayat masalah kesehatan. Meskipun demikian, ablasi retina traksional cenderung lebih jarang terjadi. Jenis ablasi retina yang satu ini terjadi ketika permukaan retina mengalami penarikan dari penopangnya. Kondisi ini menyebabkan retina menjadi cenderung lebih mengarah ke belakang dari bola mata. Akibatnya, retina akan kesulitan untuk menjalankan perannya dalam proses penglihatan.

Umumnya kondisi ini lebih mudah terjadi pada seseorang yang pernah mengalami atau memiliki riwayat penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit tersebut berupa penyakit diabetes, yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang ada di mata. Kerusakan pada bagian pembuluh darah yang ada di mata ini kan berdampak pada kondisi retina yang membuatnya tidak dapat menjalankan fungsinya.

Pengidap diabetes yang tidak melakukan pengobatan secara konsisten dan menyeluruh bisa terbelit masalah pada system vascular pada retina. Selain itu, ablasi retina traksional juga dapat terjadi akibat adanya jaringan parut yang tumbuh secara abnormal ada permukaan retina mata. Pertumbuhan jaringan parut tersebut akan membuat lambat laun akan menyebabkan retina terseret dan lepasa dari lapisan yang menopangnya. Bahkan penanganan yang lambat dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan total secara permanen.

  1. Ablasi Retina Jenis Eksudatif

Selain ablasi retina jenis rhegmatogenous dan jenis traksional, ablasi retina juga terbagi ke dalam jenis lainya, yakni ablasi retina eksudatif. Umumnya kondisi ini terbilang sebagai jenis ablasi retina yang paling jarang terjadi. Meskipun demikian, kondisi ini bisa terjadi akibat adanya cairan yang menumpuk dan mengandap pada bagian belakang retina. Cairan tersebut dapat menempuk meskipun retina tidak terdapat robekan pada retina mata.

Penumpukkan cairan tersebut dapat mendorong retina menjauh dari jaringan penahannya. Umumnya, jenis ablasi reina eksudatif ini dapat di sebabkan oleh kondisi pembuluh darah yang mengalami kebocoran. Kebocoran yang terjadi pada pembuluh darah tersebut akan menyababkan terjadinya pembengkakan. Kondisi ini bisa saja terjadi tanpa adanya retina yang mengalami perobekan.

Namun kondisi ini dapat terjadi akibat adanya faktor tertentu, seperti adanya peradangan, kondisi penyakit degenerasi macula yang berkaitan dengan usia, hingga riwayat kejadian yang menyababkan terjadinya cedera pada mata. Selain itu, beberapa jenis penyait tertentu juga dapat memicu timbulnya ablasi retina, seperti tekanan darah tinggi, tumor, kanker mata hingga riwayat penyakit leukemia. Hal ini  juga telah di sebutkan dalam laman Middle East African Journal of ophthalmology yang menyebutkan bahwa ablasi retina eksudatif di temukan dan menjadi gejala lymphoblasc=tic leukemia akut (ALL).

Kesimpulan

Ablasi retina merupakan salah satu kondisi masalah kaeshatan terakit gangguan penglihatan yang dapat terjadi oleh siapa saja. Kondisi ini berupa adanya pelepasan retina dari penopangnya yang membuat system penglihatan tidak dapat bekerja dengan sebagaimana mestinya. Umumnya kondisi ini seringkali terjadi akibat pertamban usia atau penuaan yang menyababkan terjadinya ablasi retina jenis rhegmatogenous. Selain itu, beberapa kondisi ini juga dapat di sebabkan oleh fakto-faktor lainya, seperti peradangan cedera dan juga diabetes yang tergolong dalam jenis traksional. Meskpun jarang terjadi beberapa penyakit seperti kanker, hingga leukemia juga akan menyebabkan seseorang mudah mengalami ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa jenis penyakit ablasi retina. Pada dasarnya, kemunculan ablasi retina seringkali tidak di sadari karena gejala yang menyerupai gangguan mata lainya. Karenanya rutin memeriksakan kondisi mata merupakan hal yang perlu untuk di lakukan sebagai upaya untuk mencegah dan mengatasi kondisi tersebut lebih dini. Sebab penangananya yang lambat atau bahkan terlambat membuat kondisi ini akan semakin parah hingga salit untuk di tangani.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Klinikmatanusantara
Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah ablasi retina? Atau bahkan mungkin kamu adalah salah satu pasien pengidap ablasi retina namun tidak manyadarinya? Perlu di katahui, bahwa masalah kesehatan, yakni ablasi retina sendiri merupakan kondisi gangguan panglihatan yang sangat berbahaya bagi fungsi penglihatan. Umumnya kondisi ini, (terutama dalam tahap awal) cenedrung sulit untuk di kenali. Namun beberapa cara dapat di lakukan untuk mengetahui atau mendiagnosis adanya penyakit ablasi retina yang di alami oleh mata.

Sebagaimata yag kita ketahui, bahwa mata merupakan anggota atau organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai alat penglihatan. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang penting yang di mana kondisi mata yang sehata akan mempermudah kita untuk melihat objek, terutama dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah kesehatan berupa gangguan penglihatan tentunya akan mempengaruhi kondisi dari fungsi penglihatan, akibat gangguan penglihatan, termasuk ablasi retina.

Ablasi retina merupakan salash satu kondisi medis, atau masalah kesehatan yang terjadi dan menyerang mata. kondisi ini umumnya merupakan keadaan yang sangat berbahaya, terutama bagi fungsi penglihatan penderitanya. Sebab, selain membuat menurunnya fungsi penglihatan, ablasi retina juga berpotensi menyababkan hilangnya fungsi penglihatan atau bahkan kebutaan secara permanen. Tentunya hal tersebut merupakan kondisi yang perlu untuk di hindari.

Dalam tahapa awal. Ablasi retina tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan. Sehingga seringkali kondisi ini tidak di sadari oleh penderitanya. Meskipun demikian, ablasi retina umumnya akan menimbulkan gejala-gejala yang hampir mirip dengan jenis gangguan penglihatan lainya, sehingga cukup suli untuk di kenali secara langsung. Berikut ini, Kawan Mama telah merangkum informasi mengenai cara untuk mendiagnosis penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Masalah kesehatab berupa gangguan penglihatan memang menjadi kondisi medis yang seringkali di alami dan menjadi keluhan bagi kebanyakan orang. Sebab tidak bisa di pungkiri bahwa gangguan penglihatan akan membuat fungsi penglihatan menjadi tidak normal dan akan menganggu kenyamanan serta aktivitas yang akan di lakukan. anblasi retina pada umumnya merupakan jenis gangguan penglihatan dengan kategori yang sangat berbahaya bagi kondisi mata penderitanya.

Ablasi retina merupakan kondisi di mata retina yang ada di mata mengalami gangguan sehingga menyebabkan fungsi dan kinerja menjadi terganggu. Dalam istilah lain, kondisi ini juga kerap di sebut dengan istilah ablasio retina atau retinal detachment. Gangguan pada retina tersebut berupa kondisi di mana retina yang ada di dalam mata mengalami pelepasan atau terlepasa dari tempatnya. Sehingga kondisi ini akan mempengaruhi fungsi penglihatan yang membuat menjadi tidak normal.

Pada dasarnya retina mata merupakan bagian dari mata berupa lapisan yang menyerupai selaput tipis yang terletak dan menempel pada bagiaan belakang dari bola mata. Retina akan bekerja untuk merubah cahaya objek yang masuk ke mata menuju retina melalui kornea mata. Cahaya ibjek tersebut akan di rubha menjadi informasi visual yang nantinya akan di kirimkan ke oatak. Dalam hal ini, retina akan merubah informasi visual menjadi sinyal listrik yang akan di kirimkan ke otak.

Ketika kondisi ablasi retina ini terjadi, yakni terlepasnya retina dari tempatnya, maka seketika saja fungsi penglihatan akan terganggu dan otomatis akan mulai menurun. Kondisi ini juga akan menyebabkan ketajaman penglihatan menurun juga fungsi penglihatan yang tidak normal, hingga kondisi di mana fungsi penglihatan benar-benar tidak berfungsi. Meskipun kondisi ini umumnya tidak akan membahayakan kesehatan tubuh atau menyebabkan kematian, namun kebutaan secara permanen bisa saja terjadi.

Gejala Ablasi Retina

Umumnya, sebalum kondisi retina terlepas secara sepenuhnya dari tempatnya, retina biasanya akan mengalami kondisi perobekan terlebih dahulu. Kondisi ini biasanya cenderung memiliki gaya yang serupa dan gejala yang sama seprti lepasnya retina dari tempatnya. Retina yang robek akan menyebabkan cairan di dalam mata menjadi bocor yang nantinya dapat memisahkan retina dari jaringan di bawahnya.

Di lansir dari Kaman American medical Association, menyebutkan bahwa 1 dari 7 orang yang melihat bercak atau tirai ketika melihat berisiko mengalami ablasi retina. Semantara itu, umumnya, kondisi tersebut akan menyebabkan gejala sebagai berikut.

  • Munculnya bintik kecil yang melayang (floaters) daam jumlah yang banyaj secara tiba-tiba.
  • Munculnya kilatan cahaya (fotopsia) pada satu atau kedua mata
  • Pandangan kabur
  • Penurunan ketajaman penglihatab
  • Penglihatan yang kian menyempit

Cara Untuk Mendiagnosis Ablasi Retina

Setiap dari kinik atau rumah sakit pada umumnya memiliki opsi prosedur diagnosis serupa untuk mendeteksi gejala ablasi retina. Namun beberapa hal seperti peralatan hingga pelayanannya yang membedakannya. Diagnosis ablasi retina bisa terdiri dari beberapa prosedur di mana setiap dari prosedur memiliki fungsi yang berbeda. Hal ini juga termasuk dari penyebab kondisi ablasi retina yang di alami oleh pasien.

Untuk menentukan cara untuk mendiagnosis ablasi retina, biasanya dokter mata akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan alat khusus untuk melihat kondisi bagian dalam pada retina. Jika hal ini kurang memebrikan hasil yang jelas, maka dokter akan melakukan USG. Sementara itu, berikut adalah cara atau procedural untuk mendiagnosis ablasi retina.

  1. Pemeriksaan Retina

Dalam prosedur untuk mendiagnosis kondisn ablasi retina, umumnya dokter dapat menggunakan instrument dengan cahaya yang terang dan lensa khusus (oftalmoskopi) untuk memeriksa bagian belakang bola mata. intrumen inilah yang akan memberikan tampilan kondisi bola mata dengan lebih detail. Dan dari pemeriksaan tersebut dokter dapat melihat apabila ada lubang atau robekan atau bahkan kondisi retina yang terlepas dari bola mata.

  1. Pencitraan Ultrasnografi

Pencitraan ultrasnografi merupakan prosedur yang akan di gunakan oleh dokter jika terjadi kondisi pendarahan yang akan mempersulit untuk melihat kondisi retina. Dalam pemeriksaan ablasi retina tersebut, dokter kemungkinan akan memeriksa kondisi kedua bola mata meskipun gejala yang timbul hanya terjadi pada satu mata saja. Ketika pendarahan tersebut terjadi, maka dokter akan menggunakan pencitraan berupa ultrasound (USG).

  1. Prosedur Lainya

Selain beberapa metode atau procedural untuk mendiagnosis kondisi ablasi retina, dokter umumnya juga akan melakukan metode lainya. Yakni sebagai berikut.

    • Visus (Tajam Penglihatan) Dan Lapang Pandang

Pemeriksaan ketjaman penglihatan merupakan langkah pertama dan paling penting untuk di lakukan. sebab pemeriksaan in akan memberikan hasil apakah kelainan mata terjadi pada badan kaca atau bagian saraf mata.

    • Funduskopi

Pemeriksaan ini juga termasuk wajib untuk di lakukan apabila terjadi penurunan pada katajaman penglihatan. Hal ini akan memberikan hasil apalah kondisi ini terjadi akaibat badan kaca ayang keruh atau kelainan pada retina. dalam metode ini, dokter akan menggunakan oftalmoskop untuk memantau fundus (bagian belakang dan depan mata) untuk mengetahui adanya tanda ablasi retina atau masalah pada pembuluh darah di mata.

    • Diagnosis Penunjang

Diagnosis penunjang juga di gunakan untuk mendeteksi gejala ablasi retina. untuk lebih jelas lagi, dokter akan melakukan foto fundus atau USG B-scan. OPTOS juga merupakan alat fotografi yang akan menghasilkan gambar retina hingga 82% atau 200 drajat. Alat ini akan menghasilkan gambar ultra-widefield beresoliasi tinggi. alat ini juga dapat membuat kelainan pada retina pada bagian perifer (bagian tepi dapat terdeteksi.

Sebagaimana yang telah di jelaksan di atas, ablasi retina merupakan kondisi masalah kesehatan atau gangguan penglihatan yang terjadi bagian retina mata. umumnya kondisi ini terjadi di mana retina mata mengalami robekan atau pelepasan dari tempatnya, yakni bagian belakang bola mata. dalam kondisi awal, umumnya ablasi retina tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan sehingga sering kali penderitanya tidak mengetahui kondisi tersebut. sselain itu, gejala-gejal yang muncul lebih mirip dengan gejala dari jenis gangguan penglihatan lainya sehingga sulit untuk di kenali. Karenanya, beberapa cara di atas perlu untuk di lakukan sebagai upaya untuk mendiagnosis ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ablasi retina. Karena gejala dari kondisi ini yang cenderung sulit untuk di kenali, maka beberapa cara di atas dapat di lakukan untuk mengetahui apakah kondisi mata mengalami ablasi retina. selain itu, pemeriksaan mata juga perlu untuk di lakukan dengan rutin untuk mengetahui abila ada gangguan yang terjadi pada mata.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Klinikmatanusantara
Beberapa Cara Untuk Mengobati Penyakit Ablasi Retina

Beberapa Cara Untuk Mengobati Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Mata adalah salah satu bagian dari anggota atau orga tubuh yang memiliki peran serta fungsi yang sangat penting dalam organisasi yang ada di dalam tubuh. Sebab mata sendiri memiliki fungsi sebagai alat penglihatan yang tentunya akan memudahkan bagi manusia untuk melihat objek sekitar dan melakukan aktivitas. Namun beberapa kondisi kesehatan atau penyakit mata dapat menganggu hingga menyebabkan mata kehilangan fungsinya, yakni salah satunya adalah ablasi retina. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati penyakit ablasi retina.

Ablasi retina pada dasarnya merupakan sebuah kondisi di mana adanya gangguan yang terjadi pada retina yang ada di dalam mata. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan yang akan membuat fungsi retina di dalam mata menjadi terganggu. Ketika kondisi retina yang ada di dalam mata mengalami gangguan, maka secara otomatis fungsi penglihatan akan ikut terganggu. Umumnya kondisi ini akan menyebabkan fungsi penglihatan kian menurun atau terjadi secara tiba-tiba.

Untuk penyebab terjadinya kondisi penyakit ablasi retina sendiri, beragam faktor di katakana dapat menyebabkan dan memicu munculnya kondisi ablasi retina. Seperti halnya dengan beberapa kondisi medis terkait masalah penglihatan lainya yang di anggap dapat memicu dan menyebabkan risiko ablasi retina. Seperti mata minus, rabun jauh maupun dekat, penyakit katarak hingga mata yang mengalami kondisi penyakit degenerasi macula.

Umumnya, pada tahap awal mata yang mengalami penyakit ablasi retina hanya akan menimbulkan beberapa gejala ringan yang mirip seperti gangguan penglihatan pada umumnya. Namun capat atau lambat kondisi ini dapat bertambah menjadi kian memburuk. Bahkan beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan secara permanen. Meskipun demikian, beberapa cara dapat di lakukan untuk mengobati penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagagi berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Beberapa Cara Untuk Mengobati Penyakit Abasi Retina

Kondisi penyakit ablasi retina atau dalam istilah lain juga di kenal sebutan ablasio retina pada dasarnya merupakan salah satu penyakit mata atau masalah penglihatan yang cukup serius dan berbahaya. Sebab jenis penyakit mata yang satu ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kondisi hilangnya fungsi penglihatan. Bahkan kondisi kebutaan tersebut dapat terjadi secara permanen, sehingga tidak dapat melakukan langkah pengobatan untuk memulihkan kondisi mata.

Dalam dunia medisi sendiri, ablasi retinajuga di kenal dengan retinal detachment di mana kondisi ini dapat teradi akibat berbagai faktor yang cukup beragam. Sedangkan kondisi ablasi retina itu sendiri merupakan kondisi di mana retina yang ada di mata mengalami gangguan. Retina pada dasarnya merupakan sebuah lapisan yang menyerupai selaput tipis yang terletak dna menempel pada bagian belakang dari bola mata.

Selaput tipis tersebut terdiri dari sejumlah ribuan sel-sel yang memiliki fungsi sebagai sensor yang peka terhadap cahaya yang masuk ke mata pada proses penglihatan. Proses penglihatan sendiri, umumnya berupa cahaya dari objek yang masuk kemata dan melewati kornea yang akan membiaskannya menuju retina. Cahaya yang masuk ke dalam retina kemudiana akan di rubah menajdi informasi visual yang nantinya akan di kirm ke otak melalui saraf-saraf optik.

Saraf-saraf optik tersebut akan menerima sinyal listrik yang berupa informasi visual yang kemudiana akan di salurkan menuju ke otak. Sinyal listrik yang telah samapi ke otak kemudiana akan di interpretasikan menjadi sebuah gambar dari objek yang di lihat olah mata. Retina mata sendiri memiliki penyaokong berupa lapisan koroid yang terletak di bawah retina yang berupa jaringan pembuluh darah yang akan menyediakan oksigen dan nutrisi sebagai suplai dari kebutuhan retina. Ablasi retina adalah kondisi di mana retina terlepas dari bola mata yang menyebabkan fungsi penglihatan  terganggu dan bahkan tidak dapat di gunakan.

Cara Mengobati Penyakit Ablasi Retina

Untuk mengobati kondisi mata yang mengalami penyakit ablasi retina, kebanyakan kasus menyebutkan bahwa operasi merupakan pengobatan untuk menangani kondisi ablasi retina. Umumnya, sebelum kondisi ablasi retina tejadi dengan sepenuhnya, biasanya kondisi retina akan terlebih dulu mengalami perobekan. Karenanya, pengobatan untuk penyakit ablasi retina sendiri umunya di bagi menjadi 2 macam. Yakni ketika retina mengalami kondisi perobekan dan ketika ablasi retina sudah sepenuhnya terjadi.

  1. Pengobatan Retina Pada Kondisi Perobekan

Robekan pada retina, umunya dapat di atasi dengan menggunakan prosedur sederhana dan bahkan tanpa melakukan operasi. Tujuan di lakukannya pengobatan ini adalah untuk menegah pelepasan retina dari bola mata. Untuk itu, berikut adalah beberapa cara untuk mencegah robekan yang akan menyebabkan terjadinya kondisi ablasio retina.

    • Fotokoagulasi

Dalam melakukan metode yang satu ini, dokter bedah akan menggunakan prosedur yang akan mengarahkan sinar laser ke mata melalui pupil. Laser terebut akan membuat luka bakar di sekitar robekan retina dan membuat jaringan parut yang “mengelas” retina ke jaringan di bawahnya.

    • Cryopexy

Sebagai pilihan lain dalam menangani kondi ini, metode cryopexy atau dingin yang intens merupakan metode yang dapat di gunakan. Dokter bedah umumnya akan melakukan prosedur di mana area robekan pada retina akan di bekukan. Hal ini akan membuat luka yang di hasilkan dapat membuat dan menjaga retina agar tetap di tempat. Namun sebalum melakukan metode ini, dokter akan melakukan langkah bius terlabih dahulu.

Kedua prosedur tersebut, umumnya akan di lakukan secara rawat jalan. Meskipun demikian, pasien akan di sarankan untuk menghindari aktivitas yang kemungkinan akan menganggu selama proses ini berlangsung.

  1. Pengobatan Ablasi Retrina

Pada kondisi di mana mata telah mengalami ablasi retina secara sepenuhnya, maka cara atau metode terbaik untuk mengobatinya adalah dengan melakukan operasi. Sementara itu, metode operasi juga di bagia menjadi beberapa jenis sesuai dengan faktor yang mempengaruhi dan juga tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa jenis operasi ablasi retina.

    • Retinopeksi Pneumatic (Pneumatic Retinopexy)

Metode operasi ini umumnya dokter akan menyuntikkan gelembung udara atau gas pada bagian dalam tengah mata atau rongga vitreus. Proses ini akan mendorong retina ke tempatnya sehingga bisa sembuh dengan baik. Dokter mungkin juga akan menggunakan cryopexy selama prosedur ini berjalan guna untuk memperbaiki retina yang robek.

Di lansir dari laman American Academy of Ophthalmology, pasien perlu untuk menjaga posisi kepala tetap dalam posisi yang spesifik yang telah di sarankan oleh dokter. Sebab proses ini akan membuat gelembung tetap berada dalam lokasi yang tepat. Dan ketika mata telah sembuh, tubuh dengan sendirinya akan membuat cairan yang di butuhkan mata. Cairan tersebut akan menggantikan gas yang di suntikan dokter dalam prosedur penaganan yang teah di lakukan.

    • Vitrektomi

Dalam pelaksanaan metode ini, dokter akan mengangkat vitreus bersama dengan jaringan yang menarik retina. Beberapa hal seperti udara atau gas atau bahkan minyak silicon akan di suntikkan ke dalam ruang vitreus untuk membantu meratakan struktur retina. Gas atau caoran tersebut kemudiana akan di serap sehingga ruang vitreus akan terisi kembali dengan cairan tubuh.

Apabila minyak silicon d gunakan dalam prosedur ini, maka pasien akan melalui langkah pembedahan untuk mengangkat minyak silicon tersebut dalam waktu beberaoa bulan setelahnya.

    • Gesper Scleral (Scleral Buckle)

Gesper scleral merupakan metode yang akan di lakukan di mana dokter akan menjahit sepotong bahan siliko ke bagian putih mata atau yang di sebut dengan sklera. Jahitan tersebut berada di atas area yang terkena ablasi retina. Prosedur ini akan di lakukan dengan cara menemkan dengan lembut pada mata ke dalam untuk membantu ablasi retina agar sembuh dari dinding mata.

Apabila pasien memiliki beberapa robekan atau lubang pda retina, maka dokter akan membuat scleral yang akan mengelilingi seluruh mata hingga seperti ikat pinggang. Selain itu, ikat pinggang tersebut biasanya terpasang secara permanen. Meskipun demikian, sifat dari ikat pinggang ini sendiri tidak akan menghalangi penglihatan sang pasien.

Ablasi retina adalah kondisi di mana retina yang menempel pada bagiana belakang bola mata mengalami pelpasan. Kondisi ini akan menganggu fungsi penglihatan secara signifikan. Pada tahapa awal umumnya kondisi ini akan terjadi secara perlahan dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Retina mata yang mengalami pelepasan tentunya akan menganggu fungsi pengihatan di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan kesulitan atau bahkan tidak akan sampai ke otak. Dan risiko yang terburuk akibat kondisi ini adalah pasien yang akan mengalami kebutaan secara permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mengobatik penyakit ablasi retina. Untuk mengatasi kondisi tersebut, metode operasi atau pembedahan merupakan cara yang pali baik untuk memulihkan kondisi mata menjadi normal. Selain itu, penting untuk segera melakukan langah pencegahan sebelum kondisi ini semakin bertambah parah.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Halodoc
Kenali Gejala Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Kenali Gejala Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu masalah kesehatan pada mata yang umum dan seringkali di alami kebanyakan orang. Beberapa jenis gangguan penglihatan umumnya tidak akan terlalu berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun beberapa kondis tertentu, jenis gangguan penglihtan lainya akan sangat berbahaya bagi penderitanya, seperti halnya dengan penyakit ablasi retina. Keadaan ini pada dasarnya dapat di kenali dengan melihat pada gejala yang muncuk pada kondisi penyakit ablasi retina.

Mata pada dasarnya merupakan salah satu bagian atau organ tubuh yang memiliki fungsi dan peran sangat penting sebagai alat penglihatan. Gangguan pada mata tentu akan membuat penderitanya mengalami kesulitan terutama dalam melakukan aktivitas. Seseoarng yang mengalami ablasi retina umumnya akan mendapati di mana kemampuan penglihatannya menjadi terganggu atau penurunan fungsi dan ketajaman penglihatan.

Kondisi tersebut dapat terjadi secara perlahan atau dengan tiba-tiba sesuai dengan kondisi perkembangan ablasi retina. Dalam kondisi awal munculnya penyakit ablasi retina, umumnya hanya akan menimbulkan gejala-gejala ringan. Namun ketika kondisi ablasi retina memasuki tahap yang lebih serius, maka kondisi ini akan cukup berbahaya. Meski tidak berdampak pada kesehatan tubuh, atau menyebabkan kematian, namun ablasi retina dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan secara permanen.

Ablasi retina umumnya dapat terjadi akibat beberapa faktor yang cukup beragam. Seperti halnya ganguan penglihatan berupa mata minus atau rabun jauh, katarak atau bahkan degenerasi macula. Beberapa hal tersebut sangat berkaitan dengan munculnya ablasi retina. Sementara itu, kondisi ini pada dasarnya dapat di kenali dengan melihat beberapa gejala yang muncul. Berikut ini telah Kawan Mama rangkum beberapa informasi mengenai gejala dari kondisi penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Pengertian Ablasi Retina

Kenali Gejala Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu dari sekian banyaknya jenis gangguan penglihatan yang sifatnya berbahaya hingga dapat menyababkan penderitanya mengalami kebutaan. Ablasi retina atau dalam istilah medis di kenal dengan istilah retinal detachment adalah kondisi di mana rertina yang ada di mata mengalami gangguan akibat beberapa faktor tertentu. Ketika retina mata mengalami gangguan atau masalah kesehatan maka tentunya kondisi ini akan berdampak pada fungsi penglhatan yang mengalami gangguan atau penurunan.

Retina mata pada dasarnya merupakan bagian dari mata sebagai lapisan yang berbentuk menyerupai selaput tipis yang menempel pada bola mata. letaknya sendiri berada di belakang mata pada bagian terdalam. Selaput tersebut pada dasarnya terdiri dari ribuan sel-sel yang berfungsi sebagai sensor yang peka terhadap cahaya yang masuk ke mata. Cahaya dari objek yag masuk ke mata tersebut pada dasarnya akan masuk keretina untuk di kirimkan kepada otak.

Dalam proses penglihatan sendiri, umumnya cahaya yang masuk ke mata akan melwati kornea ayang akan membiaskannya menuju retina. Kemudian retina memiliki tugas untuk mengubah infromasi visual menjadi sinyal listrik yang nantinya akan melawati macula dan di kirimkan oleh saraf optik menuju ke otak. Sinyal lsitrik yang telah sampai ke otak tersebut kemudian akan di interpretasikan sebagai gambar dari objek yang di lihat oleh mata.

Ablasi retina berupa kondisi di mana retina pada mata yang menyerupai selaput tipis sebagai lapisan yang menempel pada bagian belakang mata mengalami pelepasan. Ketika retina mata terlepas dari bola mata, maka hal ini akan berdampak pada penglihatan yang kian menurun dan terjadilah kebutaan. Pada dasarnya retina memiliki penyokong berupa lapisan koroid yang ada di bawahnya. Lapisan koroid tersebut pada dasarnya kaya akan pembuluh darah sebagai penyedia oksigen dan nutrisi sebagai bagan bakar retina. Lepasnya retina menyebabkan suolai oksigen menjadi terganggu hingga menyebabkan perkembangan ablasi retina.

Seputar Ablasi Retina

Ablasi retina merupakan salah satu jenis penyakit mata dalam kategori berbahaya yang menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan. Meskipun usia 50 hingga 60 tahun ke atas adalah usia yang rentan akan mengalami kondisi tersebut, namun kondisi ini juga dapat di alami oleh orang dewasa maupun anak-anak. di lansir dari laman hellosehat menyebutkan bahwa kondisi ablasi retina merupakan maslah kesehatan yang terjadi pada fungsi penglihatan. Kondisi ini bahkan mempenagaruhi 0.6 hingga 1.8 orang per 10.000 atau sekiatr 0,3 pertahhunnya

faktor bertambahnya usia atau kondisi penuaan menjadi penyebab paling umum munculnya kondisi abalsi retina. seseorang yang memasuki usia 50 hingga 60 tahun le atas cenderung lebih mudah mengalami kondisi tertentu, namun kondisi ini juga dapat terjadi akibat beberapa faktor lainya yang sangat beragam, selain itu, kondisi ini umumnya juga lebih mudah di alami oleh kaum pria di bandigkan dengan kaum wanita.

Gejala Penyakit Ablasi Retina

Pada umumnya, ketika kondisi mata megalami ablasi retina maka akan muncul berbagai gejala-gejala yang berkaitan. Mengetahui gejala tentunya merupakan hal yang penting untuk di katahui. Sebab dengan mengetahui gejala yang muncul, maka kamu dapat melakukan langkah penanganan atau pencegahan. Langkah tersebut tentunya perlu di lakukan dengan segera sebelum kondisi ablasi retina semakin parah.

Tidak seperti yang di bayangkan oleh orang pada umumnya atau jenis gangguan penglihatan lainya yang akan menimbulkan adanya rasa sakit. Kondisi ablasi retina biasanya tidak akan menimbulkan rasa sakit. Meskipun demikian, hilangnya fungsi penglihatan dapatterjadi secara tiba-tiba. Apabila kamu merasakan adanya bintik pada mata, floater hingga kilatan cahaya maka kemungkinana besar kamu sedang mengalami ablasi retina tahap awal.

Kondisi ini biasanya akan menyebabkan pandanganmenjadi kabur atau penglihatan yang kian memburuk. Selain itu, adanya semacam bayangan atau tirai yang turun dari bagian atas mata atau melintang dari arah samping. Selain itu, beberapa gejala lainya antara lain sebagai berikut.

  1. Penglihatan Yang Menjadi Terhalang

Biasanya kondisi ini berupa penglihatan pada objek yang terhalang  seperti adanya tirai transparan yang menutup mata akibat keruhnya vitreous oleh penumpukan darah.

  1. Adanya Kilatan Cahaya

Kondisi ini aka mengakibatkan munculnya kilatan cahaya secara mendadak ketika melihat (fotopsia), terutama dalam tempat yang gelap atau cahaya yang redup.

  1. Muncul Floater

Penderita abalsi retina umumnya juga akan merasakan kondisi di mana pada penglihatan muncul adany floater. Floater atau bintik-bintik berukuran kecil tersebut akan seperti melayang-layang ketika mata melihat.

  1. Penglihatan Kabur

Penderita ablasi retina akan mengalami kondisi di mana penglihatan yang menjadi kabur. Hal ini trerjadi akibat adanya pelepasan retina yang membuat focus mata menjadi hilang, sehingga ketajaman penglihatan juga ikut menurun.

  1. Kondisi Mata Yang Terasa Lebih Berat

Pelepasan retona pada bola mata ini akan membuat ketajaman penglihatan menjadi menurun sehingga membutuhkan focus ekstra agar dapat melihat pada objek dengan labih baik.

  1. Kehilangan Sebagian Fungsi Penglihatan

Ablasi retina ini juga dapat terjadi dengan kondisi di mana fungsi penglihatan hanya akan hilang sebagian saja.

Ablasi retina pada dasarany merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sangat serius dan berbahaya bagi fungsi penglihatan. Sebab kondisi ini dapat menyababkan penderitanya mengalami kondisi di mana fungsi penglihatan yang hilang atau bahkan kebutaan secara permanen. Meskipun demikian, kondisi ini umumnya masih dapat di atasi dengan penanganan medisi sesegera mungkin. Sebab seringkali penanganan yang lambat menyababkan kondisi ablasi retina tidak lagi dapat di perbaiki.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa gejala yang muncul pada penyakit ablasi retina. dari penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa penting untuk mengetahui gejala-gejala ang muncul akibat kondisi ablasi retina. sebab kondisi ini terbilang tidak akan menimbulkan rasa sakit dan membutuhkan penanganan yag cepat untuk dapat memulihkannya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Allaboutvision
  • Klinikmatanusantara
Penyebab Terjadinya Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Penyebab Terjadinya Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa mata merupakan salh satu bagian dari organ atau anggota tubuh yang memiliki peran penting sebagai alat penglihatan. Pasalnya mata sendiri cenderung memiliki karakter yang sangat sensitive sehingga mudah mengalami gangguan. Beberapa jenis ganggguan mata bahkan di sangat perlu untuk di hindari karena dapat menyebabkan kebutaan, salah satunya adalah seperti penyakit abalsi retina. Selain itu, beberapa faktor dapat menjadi penyebab terjadinya kondisi mata yang mengalami penyakit ablasi retina.

Pada dasarnya ablasi retina merupakan salah satu kondisi medis yang terjadi di mana mata sebagai alat penglihatan mengalami gangguan pada bagian retina. Banyak kasus yang menyebutkan bahwa tidak jarang pasien beerakhir dengan kebutaan yang di akibatkan oleh penyakit tersebut. Karenanya tidak akan mengagetkan bila kondisi ini banyak yang menjauhi dan tidak ingin mengalaminya. Oleh karena itu, pentinhg untuk mengetahui faktot-faktor yang berkaitan dengan kondisi tersebut.

Pada umumnya, seseorang yang mengalami kondisi ablasi retina akan mengalami berbagai gejala pada fungsi hingga ketajaman peglihatannya. Hal yang paling umum terjadi adalah terjadinya penurunan kemampuan penglihatan yang terjadi secara mendadak. Terjadinya kondisi ini tentu tidak terlepas dari beberapa fakto yang menjadi penyebab munculnya penyakit ablasi retina. Nah, berikut Kawan Mama telah merangkum beberapa faktor yang menjadi penyebab mata mengalami kondisi penyakit ablasi retina. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Apa Itu Ablasi Retina ?

Penyebab Terjadinya Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Sebagaimana yang telah di singgung di atasm bahwa pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu gangguan atau masalah kesehatan yang terjadi pada retina mata. Penyakit mata yang satu ini atau juga di kenal dengan istilah retinal detachment terjadi berupa adanya pelepasan retina dari bola mata. Kondisi ini merupakan salah satu penyakit mata yang serius di mana kondisi ini dapat menyabakan penderitanya mengalami kebutaan. Bahkan kasus yang terburuk menyebutkan ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan secara permanen apabila tidak segera di tangani.

Pada dasarnya retina merupakan selaput atau lapisan tipis yang terletak di bagian terdalam pada area mata bagian belakang. Lapisan tipis tersebut pada dasarnya kaya akan sel-sel yang peka terhadap cahaya yang ada di sekitar dan masuk ke mata. Retina mata ini memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam proses penglihatan. Seba retina akan bertugas untuk memproses cahaya objek yang masuk dan di tangkap oleh mata. Cahaya objek yang masuk ke mata dan sampai ke retina tersebut kemudian akan di ubah menjadi informasi visual berupa sinyal listrik yang akan di kirimkan ke otak.

Sinyal listrik yang di kirim oleh retina dan sampai ke otak tersebut kemudiana akan di proses oleh otak untuk kemudian di interpretasikan sebagai gambar yang dapat di lihat oleh mata. Ketika retina mata mengaami gangguan, maka secara otomatis kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan penglihtan mata. Sebab informasi visual yang ada di retina akan mengalami penghambatan dalam proses pengolahannya menjadi sinya listrik yang akan di kirimkan ke otak.

Retina mata sendiri pada dasarnya di sokong oleh lapisan yang ada di bawahnya yakni berupa lapisan koroid. Lapisan tersebut merupakan lapisan koroid yang kaya akan pembuluh darah yang bertugas untuk menyediakan oksigen dan nutrisi untuk retina. Ketika retina mengalami pelepasan amak suplai oksigen mengalami gangguan dan mempengaruhi fungsi penglihatan. Umumnya, kondisi balasi retina ini dapat terjadi hanya sebagian saja atau terjadi pada area seluruhnya, di mana kondisi ini juga tergantung oleh seberapa besar bagian retina yang terlepas. Sementera itu,

Penderita Ablasi Retina

umumnya kondisi ini seringkali di alami orang dengn usia lanjut atau 50 tahun ke atas. Meski demikian, ablasi retina juga dapat di alami oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Di lansir dari laman hellosehat, menyebutkan bahwa ablasi retina merupakan masalah kesehatan pada fungsi penglihatan di mana kondisi ini telah mempengaruhi 0.6-1.8 orang per 10.000 orang atau sekitar 0,3 % pertahunnya.

Umumnya kondisi yang paling umum di mana seseorang mengalami ablasi retina adalah ketika ia bernjak menua atau memasuki usia 60 hingga 70 tahun ke atas. Meski demikian, kondisi ini juga dapat di alami dan mulai berkembang pada usia 50 tahun. Selain itu, ablasi retina merupakan gangguan penglihatan di mana kaum pria lebih sering atau lebih mudah mengalami kondisi ini di bandingkan dengan kaum wanita.

Penyebab Ablasi Retina

Pada dasarnya, penyebab mata mengalami kondisi ablasi retina umumnya dapat di sebabkan oleh berbagai faktor yang cukup beragam. Seperti mata yang mengalami cedera, peradangan, komplikasi atau luka pasca operasi hingga katarak dan glaucoma atau penyakit mata lainya. Namun pada umumnya, beberapa kondisi tertentu menjadi penyebab umu terjadinya ablasi retina. Yakni anatara lain sebagai berikut.

  1. Adanya Robekan Kecil Pada Bagian Retina

Bagian retina yang mengalami atau terdapat robekan tersebut akan menyebabkan cairan pada bagian tengah pada bola mata atau cairan vitreus dapat merembes masuk. Akibatnya cairan tersebut akan menumpuk pada bagian belakang retina. Penumpukan cairan tersebut akan menjadi penyebab terjadinya seluruh bagian dari lapisan retina yang mengalami pelepasan dari posisi aslinya.

Umumnya, robekan yang di alam oleh bagian retina tersebut, dapat terjadi akibat adanya perubahan jaringan yang di sebabkan oleh faktor bertambahnya usia atau penuaan. Beberapa kondisi seperti orang yang mengidap mata minus atau rabun jauh atau bahkan pernah mengalami operasi katarak memiliki risiko adany robekan pada retinanya. Oleh sebab itu, beberapa kasus ablasi retina dapat terjadi akibat kondisi tersebut.

  1. Terbentuknya Jaringan Parut Atau Tractional

Pada kondisi ini, lepasnya retina terjadi ketika terbentuknya jaringan parut pada permukaan retina. Jaringan parut tersebut, akan mengakibatkan bagian pada lapisan mata tersebut tertarik hingga retina tersebut mengalami pelepasan. Kondisi ini umumnya seringkali di temukan pada penderita diabetes militus. Sebab dalam kondisi tersebut kadar gula darah di dalam tubuh sudah tidak dapat terkontrol lagi.

  1. Adanya Cairan Yang Menumpuk Pada Retina

Dalam kondis tertentu, beberapa cairan dapat menumpuk dan mengendap, bahkan tanpa dadnaya robekan yang terjadi pada retina. Umumnya kondisi ini di sebabkan oleh faktor cedera, tumor, peradangan atau bahkan penyakit degenerasi macula. Selain itu, adanya cairan eksudatif yang mengumpul pada bagian bawah retina juga dapat menyababkan kondisi tersebut. Selain itu, umumnya kondisi ini seringkali di sebabkan oleh adanya benturan berat pada mata, tumor atau uveitis.

Pada dasarnya, penyakit ablasi retina merupakan salah satu gangguan penglihatan yang sangat berbahaya. Dan bahkan kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami hilangnya fungsi penglihatan atau kondisi kebutaan secara permanen. Oleh sebab itu, ablasi retina merupakan salah satu kondisi kesehatan yang perlu untuk di hindari dan di tangani dengan segera apa bila muncul gejala-gejala yang berkaitan. Meskipun umumnya kondisi ini akan terjadi pada usia 50 tahun hingga 60 tahun ke atas, namun beberapa faktor di atas dapat menyebabkan kondisi ini terjadi dengan lebih cepat. Karenanya sebisa mungkin rutin memeriksakan mata untuk mencegah kondisi tersebut.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa fakto yang menjadi penyabab terjadinya penyakit ablasi retina. Faktor-faktor di atas umumnya merupakan masalah-masalah kesehatan pada fungsi penglihatan yang sangat biasa di alami oleh semua orang. Meskipun terbilang tidak berbahaya, namun nyatanya beberapa faktor tersebut dapat menyebabkan kondisi berbahaya seperti ini. Dengan demikian dapat di katahui bahwa seringan apapun gangguan penglihatan tetap adapat menyebabkan kondisi yang berbahaya bial tidak segera di tangani atau di sepelekan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Klikdokter
Hidari Bahan Makanan Penyebab Kondisi Penyakit Graves

Hidari Bahan Makanan Penyebab Kondisi Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Usia dewasa hingg menginjak usia tua adalah salah satu keadaan di mana tubuh rentan mengalami penyakit graves. Meskipun demikian, penyakuit graves merupakan salah satu jenis penyakit berbahaya yang umumnya dapat di alami oleh semua orang. Tubuh yang mengalami kondisi ini umumnya akan mengalami berbagai gejala ringan hingga gejala-gejala serius. Namun tahukah kamu bahwa beberapa jenis makanan dapat menjadi penyebab dan memperparah kondisi penyakit graves?

Bahan makanan yang kita konsumsi sehari[hari, pada dasarnya memiliki dungsi dan manfaat bagi kelangsungan kesehatan tubuh yang kita miliki. Sebab setiap dari komponen di dalam tubuh, seperti organ, jaringan hingga sel membutuhkan asupan energy serta nutrisi atau [rotein sebagai bahan bakar untuk menjalankan fungsinya. Namun beberapa jenis bahan makanan ternyata dapat menjadi penyebab seseorang mengalami masalah kesehatan tertentu, seperti halnya dengan penyakit graves.

Penyakit graves, pada dasarnya merupakan salah satu jenis penyakit autoimun di mana kondisi ini terjadi akibat system kekebalan tubuh yang mengalami gangguan. Kondisi ini akan mengakibatkan kelenjar teroid di dalam tubuh mengalami peningkatan produksi dalam menghasilkan hormon teroid bagi tubuh. Peningkatan produktiitas homron teroid ini akan berpengaruh terhadap aktivitas yang di lakukan oleh fungsi dari organ tubuh.

Akibat dari tubuh yang mengalami kondisi tersebut, berbagai gejala mulai dari yang ringan hingga gejala-gejala yang berat akan bermunculan. Dan di antara banyaknya penyebab munculnya penyakit graves, beberapa bahan makanan di anggap dapat menjadi penyabab hingga memperparah kondisi tersebut. Nah, pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas menganai beberapa bahan makanan yang dapat menjadi penyabab kondisi penyakit graves. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Pengertian Penyakit Graves

Hidari Bahan Mekanan Penyabab Kondisi Penyakit Graves

Penyakit graves pada dasarnya merupakan salah satu jenis penyakit autoimun di mana system kekebalan tubuh mengalami gangguan atau masalah kesehatan. System autoimun yang ada di ddalam tubuh pada dasarnya ada dan terdapat pada setiap tubuh mahluk hidup. Ia akan bekerja sebagai pengotrol dan penjaga kesehatan fungsi dari tubuh. ketika system autoimun atau kekebalan tubuh sendiri mengalami gangguan, maka tentunya kondisi ini akan berdampak pada fungsi organ tubuh lainya.

System autoimun di dalam tubuh pada dasarnya berupa kelenjar teroid yang berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak pada di leher bawah pada bagian depan. Kelenjar teroid akan bekerja sebagai penghasil hormon teroid yang akan mengontrol dan mengatur aktivitas yang di lakukan oleh organ tubuh. Sedangkan penyaikit graves terjadi akibat kondisi di mana system autoimun atau kekbalan tubuh mengelami kekeiruan dengan menyerang teroid. Akibatnya, aktivitas dari organ tubuh tidak dapat terkontrol.

Gangguan pada system autoimun tersebut berdampak pada kelenjar terroid yang menjadi mengalami peningkatan dalam memeproduksi hormon teroid. Kondisi ini menyebabkan jumlah hormon di dalam tubuh yang menjadi lebih banyak dari jumlah yang di butuhkan oleh organ tubuh pada kondisi normal. Pada kondisi ini tubuh akan mengalami hiperteroid atau kelebihan jumlah teroid di dalam tubuh. kondisi ini akan berkibat pada kondisi organ tubuh seperti jantung dengan detak yang tidak stabil, tremor pada tubuh hingga kondisi mata yang lebih menonjol.

Di lansir dari laman orami , menyabutkn bahwa ketika tubuh memiliki ormoan dalam jumlah yang lebih banyak dari kondisi biasa atau normal, maka hal ini akan berpengaruh terhadap aktivitas organ tubuh. peningkatan tersebut akan membuat fungsi serta proses atau kinerja dari teroid di dalam tubuh menjadi berlangsung dengan waktu yang lebih cepat. Kondidi ini akan mengakibatkan tubuh mengalami disfungsi aktivita torgan tubuh yang tidak terkontrol.

Bahan Makanan Penyebab Dan Dapat Memperburuk Panyakit Graves

Pada dasarnya, pola makan yang kita lakukan setiap hari, termasuk bahan makanan yang kita konsumsi memiliki peran besar terhadap kesehatan tubuh serta fungsi organ di dalam tubuh. pola makan yang tidak atepat atau keliru dapat menyababkan seseorang mangalami kondisi ini. Seperti halnya dengan faktor sensitivitas atau alergi makanan yang dapat berdampak pada system kekbalan tubuh. kondisi ini bahkan seringkali menyababkan komplikasi.

Berikut adalah bahan makanan yang menjadi penyebab dan dapat memperparah penyakit graves yang juga pelru untuk fi hindari.

  1. Gluten

Bahan makanan yang terdapat kandungan gluten di dalamnya dapat membuat perawatan bagi penyandang graves disease menajdi lebih sulit. Selain itu, penting untuk membaca label dalam produk makanan yang kamu konsumsi dan mencari bahan makanan yang mengandung gluten. Sebab baiknya jika kamu memiliki riwayat atau sedang mangalami penyakit graves, maka hindari mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung gluten.

Beberapa jenis bahan makanan yang mengandung gluten anatar lain seperti, gandum atau produk gandum, jelai, malt, triticale, ragi dan segala jenis biji-bijian.

  1. Lodin

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa asupan yodium yang berlebihan pada tubuh dapat memicu terjadinya gejala hiperteroidisme terutama pada orang dewasa. Kondisi ini juga akan menyababkan hiperteroidisme terjadi lebih cepat pada seseorang yang sudah memiliki masalah kesehatan terutama pada kelanjar teroid. Meskipun demikian, pada dasarnya, yodium merupakan zat gizi mikro yang di perlukan untuk kesehatan dan asalakan di konsumsi dengan baik.

Beberapa jenis makanan yang mengandung jumlah yodium yang tinggi berupa, garam roti, produk olahan susu, makanan laut, teruata,a ikan putih, rumput laut dan ganggang.

  1. Protein Hewani

Selanjutnya bahan makanan yang dapat memperburuk kondisi penyakit graves adalah bahan makanan yang mengandung protein hewani. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa vegetarian memiliki non tingkat hipertiroidisme yang lebih rendah dari pada mereka yang menjalani pola makan non vegetarian. Selain itu, beberapa makanan ayng mengandung nutrisi tentu dapat membantu mengurangi beberapa gejala yang muncul akibat penyakit graves.

  1. Makanan Yang Mengandung Nitrat

Makanan yang mengandung nitrat merupakan salah satu pantangan bagi penderirta panyakit graves. Sebab zat nitrat yang ada di dalam makanan dapat menyebabkan kelenjar teroid menyerap terlalu banyak yodium. Ketika asupan nitrat yang terlalu banyak masuk ke tubuh, maka kelenjar teroid akan semakin membesar. Karenanya, agar kondisi penyakit graves tidak bertabah parah, maka sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung nitrat.

Beberapa jenis makanan yang tinggi akan kandungan nitrat berupa daging olahan seperti sosis, ham, salami dan sejenisnya. Selain itu, hindari juga makanan yang di oleh dengan cara pengawetan.

  1. Makanan Sejenis Kedelai

Beberapa ahli meekomendasikan bagi pemderita panyakit graves untuk menghindari mengkonsumsi bahan makanan sejenis kedelai. Makana n berbasis kedelai seperti tahu temped an sejanisnya mengandung senyawa isoflavon. Senyawa tersebut dapat menghambat penyerapan obat teroid. Karenanya penderita penyakit graves perlu untuk menghindari bahan makanan sejenis kedelai.

  1. Kafein

Bahan makanan yang tinggi akan kandungan kafein merupakan salah satu jenis bahan makanan yang perlu di hindari bagi penderita penyakit graves. Sebab kandungan kafein dalam bahan makanan dapat menigkatkan kecemasan, rasa gugup serta emosional dan detak jantung yang tidak stabil. Untuk mensiasatinya kamu bisa mengkonsumsi the herbal atau sari buah sebagai pengganti bahan makanan berkafein.

Beberapa jenis bahan makanan yang tinggi akan kafein berupa kopi, teh, soda dan juga coklat.

  1. Bahan Makanan Tinggi Lemak

Bahan makanan yang mengandung lemak atau minyak yang tinggi perlu untuk di handi bagi penderita penyakit graves. Sebab makanan yag tinggi akan lemak dapat menjadi penghambat bagi kemampuan tubuh dalam menyerap obat-oabatan untuk mengintrol penyakit graves. Selain itu, kandungan lemak yang tinggi juga dapat menganggu kemampuan kelenjar teroid dalam memproduksi hormon teroid.

Beberapa ahli kesehatan menyarnkan kepada penderita penyakit graves untuk menghindari semua makanan yang di olah dengan di goren, mentega, meyonaise, daging berlemak, jeroan dan sejenisnya.

Pada dasarnya, penyakit graves merupakan penyakit autoimun di mana system kekebalan tubuh justru menyerang hormon teroid yang di produksi oleh kelenjar teroid. Kondisi ini umumnya juga tidak terlepas dari bahan makanan yang di konsumsi setiap hari. Sebab setiap bahan makanan yang kita konsumsi setiap hari pastinya akan mempengaruhi kondisi kesehatan serta fungsi dari organ tubuh serta kondisi system autoimun atau kekebalan tubuh yang kita miliki. Beberapa dari jenis makanan di atas cenderung dapat menjadi penyabab yang akan memberuburuk kondisi penyakit graves. Karenanya bahan makanan tersebut perlu untuk di hindari, terutama bagi kamu penderita panyekit graves.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa jenis bahan makanan yang dapat menjadi penyabab dan memperburuk kondisi penyakit graves. Sebagai catatan bahwa beberapa jenis zat pada bahan makanan di atas selain dapat menyebabkan dan memperburuk kondisi penyekit graves, ia juga dapat menyebabkan masalah hiperteroidisme yang lainya. untuk itu, ola hidup harus segera di perbaiki untuk membantu memulihkan kondisi tubuh.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber:

  • Antaranews
  • Health.kompas
Cara Alami Dan Sederhana Mengobati Penyakit Graves

Cara Alami Dan Sederhana Mengobati Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Panyakit graves adalah salah satu penyakit yang terjadi dan menyerang system autoimun atau system kekebalan tubuh. sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa system imun atau kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga setiap aktivitas organ tubuh. Ketika jaringan tersebut mangalami gangguan atau masalah kesehatan makan hal ini akan menyebabkan kondisi kesehatan yang cukup serius. Pada dasarnya, beberapa cara alami di ketahui dapat mengobati kondisi panyekit graves.

Seiap dari tubh mahluk hidup(terutama manusia), pada dasarnya pasti memiliki system autpimun di dalam tubuhnya. Jaringan tersebut umumnya berupa kelenjar teroid yang akan berfungsi untuk menghasilkan atau memproduksi hormon teoid secara alami. Hormon teroid yang di produksi inilah yang akan berfugsi sebagai pengontrol aktivitas fungsi dari organ tubuh, serta menjaganya dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan organ tubuh mengkalami gangguan atau masalah kesehatan.

Umumya penyakit graves merupakan jenis penyakit yang cednerung sering terjadi dan di alami oleh orang dewasa hingga orang dengan usia lanjut. Pada usia 20 tahun ke atas, terutama pada usia 35 sampai 40 tahun ke atas adalah usia di mana seringkali seseorang mengalami penyakit graves. Meskipun demikian, faktanya kondisi ini juga dapat di alami oleh anak-anak di mana kondisi ini akan menganggu tumbuh kembang sang anak.

Kondisi ini umumnya akan menyebabkan beberapa kondisi kesehatan yang cukuo serius. Seperti gangguan pada jantung, tubuh yang mengalami tremor atau gangguan pada penglihatan. Biasanya pengobatan medis merupakan langkah yang aka di pilih untuk mengatasi penyakit graves. Namu ternyata, beberapa cara alami dapat menjadi solusi penyakit graves. Nah, pada tulisan kali ini Kawan Mama akan membahs mengenai cara alami dsn sederhana untuk mengobati penyakit graves. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Apa Itu Penyakit Graves?

Cara Alami Dan Sederhana Mengobati Penyakit Graves

Pada dasarnya, penyakit graves atau yang biasa di kenal dengan istilah basedow merupakan salah satu penyaikt yang terjadi pada autoimun yang bisa di alami oleh siapa saja. Meskipun begitu, usia dewasa dan orang dengan usia lanjut memiliki risiko yang lebih besar yang dapat menyebabkan ia mengalami penyakit graves. Setiap tubuh dari manusia memiliki system imun yang bertugas untuk menjaga dan mengontrol aktivitas dan kesehatan dari fungsi organ tubuh.

System autoimun atau kekebalan tubuh pada dasarnya berupa kelanjar teroid yang berbentuk seperti kupu-kupu yang ada di dalam tubuh. Kelenjar teroid ini terletak di dalam leher, tepatnya pada bagian depan pada leher bawah. Kelenjar teroid memiliki fungsi yang akan secara otomasti memnghasilkan atau memproduksi hormon teroid di dalam tubuh. Hormon teroid yang di produksi secara alami oleh kelenjar teroid dari bahan makanan yang mengandung nutrisi dan protein yang masuk ke tubuh.

Penyakit graves terjadi akibat fungsi kelenjar teroid yang bertugas memproduksi hormon teroid mengalami gangguan sehingga menyababkan produktivitas hormon teroid mangalami peningkatan. Ketika kelenjar teroid mengalami peningkatan produktivitas hormon teroid, maka tubuh akan mengalami kondisi hiperteroid. Kondisi inilah yang akan berdampak pada aktivias dan kinerja dari fungsi organ tubuh menjadi tidak stabil.

Kondisi ini akan berdampak pada sisten saraf, fungsi perkembanga otak yang juga sebagai pengatur suhu tubuh. Sebagaimana di lansir dari laman orami di mana ketika tubuh mangalami kondisi hiperteroid atau kondisi jumlah teroid yang lbih banyak dari waktu normal, maka hal ini akan membuat proses atau fungsi teroid yang akan bekerja menjadi lebih cepat. Umumnya dapak dari kondisi ini seperti terjadinya detak jantung yang lebih cepat atau bahkan tak menentu.

Kondisi ini juga berpengaruh terhadap aliran darah yang menyababkan tubuh atau setidaknya tangan mengalami kondisi tremor atau gemetar. Selain itu, funngsi penglihatan juga akan mengalami gangguan di mana struktur mata biasanya akan menjadi lebih menonjol atau cenderung keluar dari kelopak mata. Bahkan dalam kondisi yang lebih buruk, penyakit graves dapat menyababkan seseorang mengalami kerusakan otak. Seperti kondisi kraniosinostosis, gagal tumbuh, gangguan prilaku, dan masalah bicara teruatama pada 2 tahun pertama.

Cara Alami Mengobati Penyakit Graves

Pada dasarnya metode pengobatan di lakukan untuk mengurangi kondisi di mana hormon teroid mengalami peningkatan produksi, serta efek samping yang di sebabkan oleh kondisi tersebut. Umumnya, pengobatan medis menjadi pilihan yang seringkali di pilih untuk mengatasi penyakit graves. Namun beberapa jenis pengobatan alami juga dapat di gunakan atau sebagai pemabantu proses pemulihan dari penyakit graves.

Beriku adalah beberapa cara alami untuk mengobati kondisi penyakit graves.

  1. Mengkonsumsi Makanan Sehat

Salah satu cara untuk mengatsi penyakit graves adalah dengan mengkonsumsi beberapa makanan sehat. Penderita penyakit graves dapat mencoba untuk menjalani diet dengan mengkonusmi jenis makanan sehat tertentu, seperti sayuran, buah segar, bumubu rempah, makanan probiotik dan jenis makanan yang mengandung asam lemak omega 3.

Dengan melakukan jenis diet tersebut atau mengkonsumsi makanan sehat yang mengandung zat-zat tersebut maka akan dapat mengurangi peradangan yang terjadi di dalam tubuh. Hal tersebut juga akan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh menjadi lebih baik, hal tersebut juga akan menjaga usus dari kondisi radang yang dapat memicu gangguan pada system autoimun akibat kekurangan nutrisi.

  1. Mengelola Stress

Fikiran yang stress tentu akan mempengaruhi kondisi tubuh menjadi lebih rentan mengalami masalah kesehatan. Dan dengan mengatasi atau menghindari stress maka hal tersebut akan menjauhkan masalah ksehatan serta menjaga kesehatah serta kebugaran tubuh. Kondisi stress berisiko memicu reaksi autoimun yang dapat memperparah gejala peradangan yang sudah terjadi. Dan dengan menjaga tubuh agr tidak stress, maka dapat menghindarkan tubuh dari penyakit graves.

  1. Rutin Melakukan Olahraga

Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa olahraga dengan rutin akan membuat kesehatah tubuh tetap terjaga dan tetap bugar. Selain itu, dalam hal ini, melakukan olahraga dengan rutin dapat menjadi obat alami untuk mengatasi gejala penyakit graves. Sebab olahraga dapat menghindarkan tubuh dari stress dan membuat tubuh menjadi lebih rileks dan menurunkan peradangan yang di alami oleh tubuh. Oleh sebab itu, olahraga menjadi salah satu cara tepat untuk mengindari serta mengurangi gejala penyakit graves.

  1. Menghindari Racun Polusi

Polusi keadaan udara yang tidak baik tentu akan membuat kinerja dari system autoimun di dalam tubuh bekerja dengan lebih berat. Kondisi ini dapat mengakibatkan seseorang mengalami gejala panyakit graves karena system autoimun yang bekerja terlalu keras. Karenanya melindungi tubuh dari polusi tentu sangat perlu untuk di lakukan sebaagi upaya untuk mencegah dan mengirankan beban atau pekerjaan system autoimun menjadi lebih ringan.

  1. Melindungi Mata

Mata adalah salah satu bagian dari prgan tubuh yang dapat megalami masalah kesehatan akibat penyakit graves. Maka untuk mangatsi kondisi tersebut, ada baiknya kamu untuk menjaga dan merawat mata dengan upaya yang lebih keras. Sebab seseorang yang mengalami penyait graves dapat mengalami risiko kondisi pembangkakan pada bola mata. selai itu, kondisi ini juga dapat menyababkan mata menjadi mudah kering dan gatal. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka sebaiknya rawat kondisi mata dengan mengompres dingin atau dengan menggunakan obat tetes mata.

  1. Beberapa Bahan Alami

Selain makanan sehat dan beberapa cra di atas, penyaiktgraves juga dapat di atasi dengan manggunakan beberapa bahan-bahan alami. Berikut adalah beberapa bahan alami yang memiik hasiat untuk mengatasi hiperteroid.

    • Lemon balm
    • Herbal motherwort
    • Brokoli
    • Rumput laut
    • Buah beri

Penyakit graves adalah penyakit yang terjadi di mana system autoium atau kekbalan tubuh mengalami gangguan. System autoimun berupa di dalam tubuh berupa kelenjar teroid yang berfungsi untuk menghasilkan hormon teroid. Dan penyakit graves merupakan kondisi di mana terjadinya peningkatan produktivitas hormon teroid oleh kelenjar teroid. Hal ini tentu akan menganggu system kekbalan tubuh sehingga akan berdampak pada kesehatan fungsi organ tubuh yang mengalami masalah kesehatan. Metode pangobatan penyakit graves yang di lakukan tentu untuk mengurangi gejala yang muncul, serta menurunkan peninglatan produktivitas hormon teroid di dalam tubuh.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara alami untuk mengobati penyakit graves. Pada dasarnya baik jenis pengobatan medis atau pengobatan alami merupakan metode yang di gunakan dengan tujuan yang sama, yakni untuk mengatasi dan mengurangi perkembangan serta gejal teroid yang menganggu kesehatan penderitanya. Dengan melakukan beberapa cara di atas, maka kamu akan mendapatkan manfaat baik di dalamnya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Grid.id
Cara Mengobati Kondisi Penyakit Graves

Cara Mengobati Kondisi Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu merasakan kondisi di mana tubuh atau tangan kamu merasakan tremor atau gemetar? Sebaiknya waspadai kondisi ini tersebut. Sebab bisa saja kondisi tersebut merupakan salah satu indikasi adanya penyakit graves. Sebab graves adalah salah satu kondisi yang akan membuat penderitanya mengalami tremor, atau bahkan berdampak pada mata hingga masalah kesehatan yang cukup serius. Beberapa cara dapat di lakukan untuk mengobati penyakit graves.

Penyakit graves adalah masalah kesehatan yang umumnya seringkali menyerang dan di alami oleh orang dewasa hingga orang tua. Usia 20 hingga 40 tahun adalah usia di mana tubuh rawan mengalami kondisi tersebut. Meski begitu, pada usia anak-anak juga dapat mengalami kondisi penyakit graves yang mana kondisi ini akan menganggu tumbuh kembang anak-anak. Sebab [enyakit graves adalah salah satu jenis penyakit autoimun.

Kondisi ini terjadi akibat system autoimun atau system kekebalan yang ada di dalam tubuh mengalami gengguan. Sebagai mana kita ketahui bahwa system autoimun memiliki fungsi untuk memproduksi antibody yang akan bertugas untuk menjaga kesehatan tubuh. ketika system autoimun sendiri mengalami gangguan atau masalah kesehatan maka tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap kondisi dan aktivitas dari berbagai organ tubuh.

Umumnya, dalam tahap awal, kondisi ini tidak akan menimbublkan gejala yang serius sehingga seringkali penderitanya tidak menyadari munculnya penyakit graves. Namun dalam tahap yang serisu, kondisi penyakit graves akan menyebabkan berbagai gejala atau bahlan kondisi yang sangat serius. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa cara untuk mengobati penyakit graves. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Definisi Penyakit Graves

Cara Mengobati Kondisi Penyakit Graves

Penyakit graves pada dasarnya merupakan jenis penyakit di mana system autoimun yang ada di dalam setiap mahluk hidup, (khususnya manusia) mengalami gangguan atau masalah kesehatan. Kondisi ini terjadi akibat kelenjar teroid yang berfungsi sebagai penghasil atau produktivitas hormon teroid mengalami peningkatan. Peningakatan peoduktivitas hormon teroid ini akan menyebabkan tubuh mengalami kondisi hiperteroid yang akan menyebabkan berbagai gangguan pada organ tubuh.

Hormon teroid yang di produksi oleh kelenjar teroid sendiri pada dasarnya merupakan jaringan tubuh yang memiliki fungsi untuk mengatur kondisi dan kinerja system atau organ di dalam tubuh. seperti halnya dengan bagian system saraf, hingga fungsi dan perkembangan otak dan juga bertugas untuk mengatur suhu tubuh. Karenanya, ketika kelenjar teroid mengalami gangguan atau masalah kesehatan, maka hal ini akan berdampak pada kinerja organ-organ yang ada di dalam tubuh.

Pada dasarnya, kelenjar teroid sendiri merupakan jaringan di dalam tubuh berupa kelenjar yang berbentuk seperti kupu-kupu yang letaknya ada di depan pada bagian dalam leher bawah. Di tempat tersebut, kelenjar teroid ini akan memproduksi hormon teroid yang akan berfungsi untuk mengatur system metabolisme di dalam tubuh. dengan begitu, segala aktivitas yang terjadi pada organ tubuh akan terkontrol oleh hormon teroid tersebut.

Ketika kelenjar teroid yang bertugas untuk memproduksi hormon teroid mengalami peningkatan, maka tubuh akan mengalami kondisi hiperteroid. Sebagaimana di lansir dari laman orami di mana ketika tubuh memiliki hormon teroid dalam jumlah yang lebih banyak, maka proses atau fungsi dari teroid akan bekerja atau berlangsung dengan lebih cepat. Kondisi ini akan mengakibatkan disfungsi organ tubuh atau aktivitas organ tubuh yang menjadi tidak terkontrol. Pada kondisi inilah seseorang tersebut di nayatakan mengalami penyakit graves.

Cara Mengobati Kondisi Penyakit Graves

Penyakit graves merupakan penyakit yang terjadi pada autoimun yang umumnya lebih mudah dan sering terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Penyakit ini juga lebih sering terjadi dan di alami oleh kaum wanita. Kondisi ini akan mengakibatkan seorang wanita mengalami gangguan di mana siklus menstruasi menjadi tidak menentu dan bisa berlangsung lebih cepat atau bahkan terjadi dengan begitu lambat. Kondisi ini juga akan mengakibatkan kesulitan untuk bisa hamil.

Tujuan di lakukannya metode pengobatan graves adalah untuk menghambat atau memperlambat kelenjar teroid untuk memproduksi hormon teroid. Sehingga kondisi produktivitas yang menurun akan membuat kondisi autoimun kembali dalam keadaan normal. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati kondisi penyakit graves.

  1. Obat-Obatan

Beberapa jenis oebat-obatan umumnya merupakan langkah pertama yang akan di lakukan dokter untuk mengobati penyakit teroid. Sebab beberapa jenis obat memiliki manfaat untuk meredakan atau mengurangi peningkatan produktivitas hormon teroid. Yakni antara lain sebagai berikut.

    • Obat Anti-Teroid

Jenis obat anti-teroid akan menganggu dan menghambat penggunaan yodium oleh kelenjar teroid untuk memproduksi hormon teroid sehingga kadar hormon teroid di dalam tubuh akan menurun. Dalam penggunaan obat jenis ini, baiknya ikuti resep dari dokter untuk mencegah efek samping dari penggunaan obat tersebut. Obat anti-teroid tersebut anatara lain seperti methimazole, propylthiouracil.

    • Obat Penghambat Beta

Jenis obat penghambat beta atau beta blocker umumnya tidak akan dapat untuk menghambat produksi homon teroid. Namun obat ini akan menghambat atau mengurangi efek jumlah homron teroid yang banyak di dalam tubuh. Seperti efek samping berupa detak jantung yang tidak stabil, tremor, hingga diare  dan kondisi lainya. Obat jenis ini antara lain seperti propranolol, atenolol, metropolol dan nadolol.

    • Obat Untuk Ibu Hamil

Ibu hamil memiliki kondisi yang berbeda di bandingkan dengan orang biasa pada umumnya. Pada ibu hamil, untuk mengrangi efek panyakit graves serta penggunaan obat yang aman, maka ibu hamil di minta untuk mengkonsumsi obat PTU atau propylthiouricil, terutama pada trimester pertama.

  1. Terapi Radioiodine Atau Terapi Yodium Radioaktif

Metode pengobatan yang satu ini, berupa pemebrian jenis obat untuk di konsumsi di mana obat tersebut mengandung yodium radioaktif dalam dosis yang rendah. Obat tersebut akan berfungsi sebagai penghancur sel teroid yang sifatnya terlalu aktif. Selain itu, obat tersebut juga akan mengecilkan kelenjar teroid, sehingga gejala akibat penyakit graves akan erkurang secara bertahap selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Namun metode terapi ini tidak di anjurkan untuk di gunakan pada pasien penderita graves ophtalmopathy. Sebab penggunaan obat ini dapat menyababkan pasien mangalami gejala yang lebih buruk. Selain itu, umumnya terapi ini juga tidak dapat di gunakan oleh wanita hamil atau yang sedag menyusui.  Perlu di garis bawahi bahwa terapi ini bersifat mengahncurkan teroid sehingga kemungkinan pasien membutuhkan asupan teroid untuk mengganti teroid yang telah hancur.

  1. Operasi Atau Pembedahan

Umumnya cara pengobatan di atas sudah dapat atau menimbulkan efek dan perubahan pada jumlah hormon teroid yang ada di dalam tubuh. metode operasi atau pembedahan umumnya cenderung cukup jarang di lakukan dan hanya akan di lakukan apabila kedua metode di atas tidak menimbbulkan dampak yang signifikan atau tidak berhasil hingga penggunaan selama kurang lebih dalam waktu 6 bulan..

Dalam metode ini, kemungkinan dokter akan melakukan lankag pengangkatan sebagian besar kelenjar teroid atau subtotal tiroidektomi. Namun metode yangs satu ini memiliki risiko yang cukup serius yang bisa saja di alami oleh pasien. yakni seperti kondisi saraf pita suara yang mengalami kecacatan sehingga menyababkan suara menjadi parau. Selain itu, risiko rusaknya kelenjar paratiroid yang berdekatan dengan kelenjar tiroid yang berfungsi sebagai pengatur kadar kalsium dalam darah.

Sebagai catatan, graves ophtalmopathy bisa tetap bertahan walaupun penyakit graves telah berhasil di obati. Bahkan gejala graves ophtalmopathy masih bisa memburuk hingga 3-6 bulan setelah melakukan pengobatan. Kondisi ini umumnya akan bertahan hingga setahun dana akan membaik dengan sendririnya. Namun jika di perlukan, graves ophtalmipathy akan di obati dengan pemberian kortikosterid atau teprotumumab. Dalam beberapa kasus menyebutlan bahwa metode operasi mungkin akan di butuhkan untuk mencegah terjadinya kebutaan.

 

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai cara untuk mengobati kondisi penyakit graves. Sebagai mana yang telah di jelaskan di atas, bahwa penyakit graves merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kondisi yang cukup serius. Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, kondisi disfungsi akibat penyakit graves dapat menyababkan terjadinya kematian. Untuk itu, perlu adanya perawatan tubuh dengan paling tidak dengan menerapkan gaya hidup sehat untuk menghindari kondisi tersebut.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Linksehat
  • Alodokter
Cara Mendiagnosis Kondisi Penyakit Graves

Cara Mendiagnosis Kondisi Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Setiap orang pada dasarnya memiliki jaringan di dalam tubuh yang berfungsi untuk menjaga kinerja serta fungsi dan kesehatan tubuh yang di sebut dengan system kekebalan tubuh. Jaringan ini akan selalu aktif untuk mengntrol setiap aktivitas yang di lakukan oleh organ tubuh. Namun bagaimana jika system kekbalan tubuh sendiri mengalami masalah kesehatan? Kondisi tersebut akan menyebabkan tubuh mangalami penyakit graves. Kondisi ini umumnya cenderung sulit untuk di kenali sehingga membutuhkan cara untuk mendiagnosis penyakit graves.

System kekebalan tubuh merupakan jaringan yang memiliki peran yang sangat penting di dalam tubuh. Ia juga yang akan berfungsi sebagai stabilitas kondisi organ tubuh. Selain it, system kekebalan tubuh atau autoimun tersebut juga akan menjaga fungsi organ tubuh dari berbagai serangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Ketika system kekebalan tubuh itu sendiri mengalami gangguan tentu ini akan berpengaruh terhadap fungsi dan kinerja organ tubuh lainya.

Penyakit graves adalah salah satu penyakit yang muncul dan di sebabkan oleh kondisi tersebut. Umumnya, kondisi ini cenderung lebih sering muncul dan di pengaruhi oleh faktor usia. Seseorang yang beranjak dewasa hingga mulai menua, yakni berkisar pada usai 20 hingga 40 tahun ke atas adalah usia yang paling rawan untuk mengalami penyakit graves. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa faktanya usia anak-anak juga dapat mengalami penyakit graves.

Dalam tahap awal atau kondisi yang masih terhitung ringan, penyakit graves umumnya masih cenderung sulit untuk di kenali. Hal ini di sebabkan karena gejala berupa perubahan pada keadaa organ tubuh yang tidak terlalu berdampak secara signifikan. Pada akhirnya, kondisi ini seringkali di temui ketika penderitanya telah memasuki tahap lebih lanjut atau parah. Nah, berikut ini Kawan Mama akan membahas mengenai cara untuk mendiagnosis kondisi penyakit graves. Berikut adalah penjelasannya.

Pengertian Penyakit Graves

Cara Mendiagnosis Kondisi Penyakit Graves

Pada dasarnya, penyakit graves adalah sebuah salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dan akan mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi penderitanya. Kondisi ini berupa adanya gangguan atau masalah kesehatan yang terjadi pada autoimun atau system kekebalan tubuh. Gangguan tersebut akan menyebabkan kelenjar teroid yang ada di tubuh menjadi tidak stabil sehingga membuat terjadinya peningkatan dalam memproduksi kelenjar teroid.

Kelenjar teroid yang di produksi dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya atau biasa di kenal dengan istilah hiperteroid ini akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Sebab sebagaimana telah di singgung di atas, bahwa system kekebalan tubuh memiliki fungsi sebagai pengontrol setiap aktivitas yang di lakukan oleh organ tubuh. Karenanya, peningkatan produktivitas teroid ini akan mengakibatkan keseimbangan tubuh menjadi terganggu.

Teroid pada dasarnya merupakan jaringan yang ada di dalam tubuh yang berupa kelenjar yang berbentuk menyerupai kupu-kupu yang terletak pada bagian depan di dalam leher. Kelenjar teroid akan memproduksi teroid yang akan berfungsi untuk membantu mengatur system kekebalan metabolisme di dalam tubuh. Teroid ini juga berperan sebagai pengontrol segala aktivitas dari organ tubuh. Peningkatan jumlah teroid ini akan membuat system kekebalan tubuh mengalami masalah sehingga keseimbangan tubuh menjadi tidak stabil.

Kondisi tersebut umumnya akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada berbagai organ tubuh yang berada pada kondisi yang cukup serius. Umumnya kondisi ini akan menyebabkan peningkatan detak jantung yang tidak normal dan stabil seperti pada umumnya, serta tubuh atau tangan yang akan mengalami tremor atau gemetar. Hal ini juga akan berdampak pada struktur mata di mana bola mata cenderung akan lebih menonjol keluar.

Cara Mendiagnosis Penyakit Graves

Dalam upaya untuk mendiagnosis penyakit graves, umumnya dokter akan memberikan pertanyaan seputar gejala dan keluhan terkait penyakit graves yang di alami oleh pasien. Setelah hal itu di lakukan, dokter akan memeriksa tanda-tanda vital pada pasien, termasuk denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, hinga laju panas. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan kelenjar teroid di leher dan mencari tanda-tanda keberadaan grave’s ophtalmopathy dan grave’s dermopathy.

Selain itu, cara untuk mendiagnosis penyakit graves, dapat melalui beberapa pemeriksaan sebagai berikut.

  1. Pemeriksaan Fisik

Umumnya, dalam metode ini, dokter akan mencari beberapa tanda yang di cari oleh dokter melalui pemeriksaan ini adalah apakah adanya iritasi mata atau bola mata. Sebab, umumnya penyakit graves di tadai dengan adanya kondisi di mana bola mata cenderung lebih menonjol seperti mau keluar dari kelopak mata. Untuk mengetahui hal ini dokter akan melihat apakah terjadi pembesaran pada kelenjar teroid. Selain itu, dokter juga akan memeriksa denyut nadi atau tekanan darah, serta mencari tahu apakah pasien mengalami tremor.

  1. Tes Darah

Tes darah ini di lakukan terutama untuk mengevaluasi kadar hormon peransang teroid atau thyroid-stimulating hormone (TSH). TSH merupakan hormon yang di produksi oleh hipofisis (kelenjar yang terletak di bawah otak. TSH yang di di produksi oleh hipofisis tersebut akan merangsang kelenjar teroid dan kadar hormon teroid. Umumnya, penderita panyakit graves juga memiliki kadar TSH yang lebih rendah dari batas normal dengan kadar hormon teroid yang lebih tinggi.

  1. Tes Laboratorium

Selain metode pemeriksaan di atas, umumnya dokter juga aka menggunakan metode tes laboratprium untuk mengethui kondisi pasien dengan lebih jelas. Pada dasarnya terdapat beberapa tes laboratprium yang dapat di gunakan untuk mengukur kadar antibody yang di ketahui dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit graves pada pasien.

Tes-tes tersebut biasanya tidak di perlukan untuk membuat diagnosis, tetapi hasil negative yang mungkin akan menunjukkan adanya penyakit lain yang dapat menyababkan terjadinya hiperteroidisme. Berikut adalah beberapa tes laboratorium yang di lakukan oleh dokter.

    • Uji Serapan Yodium Radioaktif (Radioactive Lodine Uptake)

Pada dasarnya, tubuh membutuhkan yodium untuk membuat hormon teroid tetap ada. Dengan memberikan sedikit ypoduim radioaktif dan kemudian mengukur jumlahnya di dalam kelenjar teroid menggunakan kamera khusus. Maka kemudian dapat di tentukan tingkat pengambilan yodium oleh kelenjar teroid. Jika kelenjar teroid mengambil yodium radioaktif dalam jumlah yang besar, maka kemungkinana besar pasien mengalami penyakit graves.

    • Pemindaian Kelenjar Teroid

Hampir sama dengan tes sebelumnya, tes ini merupakan tes pencitraan pada kelenjar teroid dan juga akan menggunakan dosis yodium radioaktif. Perbedaanya adalah di mana tes ini akan menunjukkan bagaimana serta di mana yodium tersebar pada kelenjar teroid. Apabila pasien menderita penyakit graves maka seluruh kelenjar teroid akan di penuhi oleh yodium. Berbeda dengan kondisi hiperteroidisme lain yang akan menunjukkan pola sebaran yodium yang berbeda pada kelenjar teroid.

    • Ultrasonografi (USG)

Tes laboratorium menggunakan metode pemeriksaan USG dapat menunjukkan apakah kelenjar teroid membesar. Hal ini juga akan sangat berguna pada pasien yang tidak dapat melakukan tes serapan yodium radioaktif seperti kondisi wanita yang sedang hamil.

    • Pemeriksaan Radiologi

Umumnya, beberapa metode pemeriksaan di atas telah di lakukan maka dokter akan mengathui kondisi yang sedang di alami oleh pasien. Namiun apabila setelah beberapa metode pemeriksaan di atas di lakukan namun tak membuahkan hasil yang di iniginkan. Maka mungkin dokter akan meminta untuk melakukan tes pencitraan, seperti menggunakan CT scan atau menggunakan MRI.

Penyakit graves pada dasarnye merupakan kondisi di mana system autoimun atau kekebalan tubuh yang bertugas mengontrol aktivitas oran tubuh serta menjaga ksehatan mengalami gangguan. Umumnya, terjadinya kondisi ini akibat adanya peningkatan produktivitas hormon teroid oleh kelenjar teroid yang akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Umumnya kondisi penyakit graves pada tahap awal atau ringam tidak akan menimbulkan gejala atau dampak yang signifikan pada penderitanya. Namun ketika kondisi ini telah memasuki tahap yang serius, maka dapat menyebabkan kondisi yang cukup serius dan berbahaya bagi penderitanya.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi penyakit graves. Karena gejala yang di timbulkan terutama dalam tahap awal cenderung tidak akan begitu terlihat, dan gejala yang di timbulkan cenderung sangat beragam (kondisi lebih lanjut). Maka perlu bagi pasien untuk melakukan beberapa pemeriksaan di atas untuk mengetahui atau mendiagnosis penyakit graves.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Alodokter