Model Busana muslim wanita dewasa

Model Busana muslim wanita dewasa

busana tunik terbaru

Hallo Kawan Mama,

Busana muslim adalah istilah yang kerap di pakai untuk pakaian yang biasa di kenakan oleh masyarakat Indonesia. Baik oleh kaum wanita maupun kaum pria biasa di pakai pada kegiatan keagamaan maupun keseharian. Sebagai Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, Indonesia tentu memiliki istilah sendiri untuk menyebut beragam jenis busana muslimah. Bagi wanita, penampilan adalah aspek yang sangat penting, karena penampilan yang menarik dan indah, rasa percaya diri untuk beraktivitas jadi bertambah semangat.

Pada dasarnya, banyak sekali jenis busana yang telah di kenal oleh kalngan kaum muslimah. Namun, tidak dari semua kaum muslimah mengetahui akan hal tersebut. Banyaknya jenis busana musli acap kali membuat bingung dengan penyebutannya.  Sekarang kamu ngga perlu bingung lagi loh, sebab pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai jenis-jenis busana muslim. Khususnya bagi kaum wanita yang dapat kamu kenakan setiap hari atau pada acara-acara tertentu.  Nah, berikut ini merupakan jenis busana muslim yang sering di pakai oleh kaum muslimah, terutama yang ada di Indonesia.

Model Busana muslim wanita dewasa

  1. Busana Muslim Model Abaya

busana muslim wanita abaya

Abaya merupakan busana muslim wanita yang kerap dan identik di kenakan pada acara-acara tertentu seperti halnya pengajian, momen puasa dan momen lebaran. Design abaya cenderung ramping jika di bandingkan dengan busana muslimah model kaftan. ada dua jenis model abaya, yaitu Abaya A-Line dan Abaya Umbrella Line. Warna khas dari abaya adalah warna hitam.

  1. Busana Muslim Wanita Model Kaftan

busana muslim wanita kaftan

Kaftan adalah jenis pakaian muslimah yang pada dasarnya di design seperti busana terusan longgar dan cukup panjang dan nampak terlihat lebih seperti jubah dengan hiasan renda yang ada pada bagian sisi dan di bagian lehernya.

Dengan ciri khas yang ada pada bagian lenganya yang lebar seperti menyerupai sayap kelelawar yang memanjang dan menutup lengan tanpa jahitan. Kaftan juga dapat di gunakan untuk menghadiri acara formal maupun non formal seperti acara pengajian ataupun menghadiri acara-acara pernikahan. Pada mulanya kaftan di design dengan simpel di mana hanya menempatkan satu warna yang terlihat monoton. Namun  seiring perkembangan fashion, banyak sekali designer yang mengembangkannya dengan memnambahkan motif dan corak lain untuk memperindah busana tersebut.

  1. Busana Muslim Wanita Model Tunik

busana tunik terbaru

Tunik, Pada awalnya pakaian tunik ini di gunakan oleh masyarakat zaman terdahulu, yaitu zaman Yunani Kuno. Busana Tunik pada zaman dulu identik dengan model satu warna yang di tambah dengan aksesoris seperti ikat pinggang khas dari bangsa Romawi. Seiring berkembangnya  fashion, pakaian jenis ini menghasilkan banyak model dan banyak di minati oleh kaum hawa.

Sekarang ini terdapat beragam jenis model tunik, seperti halnya tunik model polos, tunik peplum (model tunik dengan lipatan di bagian bawah), tunik motif, tunik vest (model tunik panjang hingga lutut), tunik asimetris (model tunik yang memiliki sudut yang menyimpang atau mengerucut di bagian bawah) dan tunik ruffle (di padukan dengan detail ruffle pada bagian tertentu).

  1. Busana Muslim Wanita Model Hanbok Muslim

busana muslim wanita hanbok

Hanbok, Secara harfiah hanbok berarti pakaian orang Korea Selatan. Kata “han” yang berarti sebutan bagi masyarakat Korea dan “bok” yang berarti pakaian. Pada awal kehadirannya, Hanbok lebih sering di gunakan untuk acara adat atau moment tertentu saja. Meski demikian, kini busana hanbok ini juga sudah mulai di kembangkan menjadi busana muslimmah yang modis dan trendy.

Ciri khas yang membedakan Hanbok muslim dengan gamis, atupun busana muslim lainnya yaitu, hanbok selalu di lengkapi dengan jeogori. Jeogori merupakan sejenis pakaianysng bagian atasnya dapat  menutupi lengan dan badan dengan batasan hanya sampai di bawah dada. Khusus untuk penampilan muslimah, jeogori ini umumnya di buat dengan design longgar dan serba tertutup, sehingga dapat di gunakan untuk menyembunyikan lekuk tubuh pemakainya.

  1. Busana Muslim Wanita Model Gamis

Busana-Muslim-Wanita-Gamis modern bermotif mewah

Gamis adalah busana muslim yang seringkali di kenakan oleh kaum wanita ataupun kaum pria dengan design model lurus dari pundak sampai kaki. Ciri khas busana muslim wanita ini adalah panjang dan cenderung longgar. Gamis mempunyai varian warna dan model yang beragam dengan tidak menghilangkan ciri khasnya sendiri. Bahan dasar dari model gamis ini terbuat dari berbagai macam bahan kain yang di gunakan seperti katun, sifon, balotelli, wollycrepe dan lain-lain.

Seiring berkembangnya fashion, model gamis pun banyak mengalami modivikasi, dan banyak designer yang membuat model gamis menjadi sangat beragam. Seperti halnya gamis jenis ruffle,gamis lengan lonceng, gamis busui, gamis full kancing, gamis peplumgamis cape, gamis ikat dan gamis layering. Banyak sekali pilihan dalam menentukan apa yang sesuai untuk refrensi penampilan kamu. Namun usahakan pilih busana yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan pribadimu ya.

Gimana, Sangat beragam bukan ? Dari sekian jenis busana muslimah di atas, mana nih yang membuat kamu tertarik ?

 

 

 

Sumber :

  • resellerdropship
  • fitinline
Tanda-Tanda Rumah Tangga Di Ganggu Jin Dan Iblis

Tanda-Tanda Rumah Tangga Di Ganggu Jin Dan Iblis

Hallo Kawan Mama, Allah SWT memerintahkan bagi setiap hambanya pria dan wanita untuk melakukan pernikahan apabila telah memenuhi sayart dan rukunnya. Dengan begitu, pernikahan merupakan sebuah momen sakral bagi setiap pria dan wanita dalam menjalankan perintah Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya. Namun, di setiap ibadah yang di jalankan oleh setiap umat muslim, pasti tidak lepas dari yang namanya gangguan iblis maupun jin. Termasuk juga dalam menjalankan ibadah berupa pernikahan, ada saja gangguan jin yang mengusik hubungan rumah tangga pasangan suami istri. Meskipun demikian, umumnya ada tanda-tanda yang dapat diketahui ketika rumah tangga di ganggu oleh jin dan iblis.

Karena pada dasarnya, jin ataupun iblis mempunyai tugas di dunia unuk menggoda dan mengganggu manusia agar tersesat dan jauh dari Allah SWT. Mereka akan mengganggu setiap aktivitas yang memiliki unsur ibadah di dalamnya, termasuk dalam pernikahan. Karena bagaimanapun pernikahan adalah langkah mulia bagi pria dan wanita untuk membentuk sebuah keluarga dan mendapat keturunan untuk memperbanyak umat yang menyembah Allah SWT. Oleh karena itu, jin dan iblis pasti akan mengganggu setiap rumah tangga dari pasngan suami istri agar dapat tercerai berai.

Setiap dari pasangan suami istri pasti mengharap agar rumah tangganya dengan pasangannya akan bahagia dan berjalan dengan baik-baik saja. Tentunya berbagai usaha telah di lakukan agar keinginan tersebut dapat terwujud. Dan rumah tangganya dapat berjalan dengan harmonis. Namun, tidak semua dari apa yang kita harapkan akan berjalan sesuai harapan. Terkadang ada saja masalah-masalah yang datang dan mengganggu jalanya rumah tangga kita. bukan tidak mungkin masalah-masalah yang datang tersebut akibat gangguan JIn dan Iblis. Sebab jin dan iblis sangat membenci ketika ada keluarga yang berjalan dengan bahagia dan harmonis.

Pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai tanda-tanda rumah tangga di ganggu oleh jin dan iblis. Tentunya hal ini perlu di waspadai agar rumah tangga kita dapat terhindar dari gangguan jin dan iblis. Berikut ini adalah penjelasannya.

Tanda-Tanda Rumah Tangga Di Ganggu Oleh Jin Dan Iblis

Tanda-Tanda Rumah Tagga Di Ganggu Jin Dan Iblis

Selain mendapat tugas untuk menganggu orang yang sedang ibadah, pencapaian terbesar lainya adalah menganggu rumah tangga agar dapat tercerai berai. Bahkan iblis aakan di anggap sebagai golongan iblis terbaik apabila dapat membuat pasangan suami istri bercerai. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliu barsabda.

“sesungguhnya iblis meletakkan singgasananya di atas air, kemudian mngirim pasukannya. Dan yang paling dekat kepada ibis dari pasukannya adalah setan yang bisa membuat fitnah yang paling besar. Salah satu dari mereka datang dan berkata, ‘Aku telah berbuat ini dan ini.’ Iblis berkata, ‘kamu belum berbuat apa-apa’. Kemudian datang setan lain dan berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya sampai aku bisa memisahkan antara dirinya dengan istrinya’. Maka iblis mendekatkan setan tersebut kepada dirinya dan berkata, ‘sebaik-baik (pasukanku) adalah kamu’.” (H.R Muslim)

  1. Selalu Emosi Dengan Pasangan

Umumnya, suami dan istri akan selalu menampakkan cinta kasihnya kepada pasangannya. Dan akan selalu berhati-hati dalam berinteraksi satu sama lain agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menagganggu jalanya rumah tangga mereka. Namun pada keadaan tertentu iblis akan datang menganggu dan menghasut suami/istri dan membuat emosi keduanya agar terjadi pertengkaran di antara keduanya. Jika salah satu di antara suami/istri sedang emosi baiknya lakukan sesuatu agar dapat meredam emosinya atau menhindar agar tidak meperparah keadaan tersebut.

  1. Adanya Dorongan Untuk Melakukan Maksiat

Tanda-tanda lain rumah tangga di ganggu oleh jin/iblis adalah adanya niat untuk melakukan perbuatan maksiat. Orang yang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas kemudian muncul dalam fikiranya untuk melakukan maksiat, maka  tentu ada campur tangan dari iblis. Baiknya gunakan waktu luang yang ada untuk melakuak aktiitas yang positif agar dapat terhindar dari gangguan-gangguan iblis untuk melakukan perbuatan maksiat. Dengan melakukan aktivitas positif seperti membaca buku, membaca Al-Qur’an dan melakukan ibadah, Insyaallah akan terhindar dari gangguan jin dan iblis.

  1. Selalu Meras Di Awasi

Umumnya suasan rumah akan terasa damai dan tentram karean di adanya ktivitas dari penghuni rumah. Namun dalam kasus tertentu, keadan rumah akan cenderung menjadi lebih sepi dan penghuni rumah merasa selalu di awasi. Tentunya  hal ini akan membuat penguhni rumah tidak nayaman dan tidak krasan. Bukan tidak mungkin hal ini terjadi akibat gangguan jin yang sengaja membuat kita selalu merasa di awasi oleh sesuatu. Baiknya rubahlah suasana rumah menjadi lebih hangat dengan membaca Al_qur’an atau sahalawa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

  1. Tercium Bau Aneh Dan Busuk

Jin dan iblis juga sering menggunakan cara ini untuk mengganggu penghuni rumah agar merasa tidak betah di rumah. Jika mencium bau aneh dan busuk baiknya cari tahu dahulu, barang kali ada bangkai tikus atau bau sampah atau hal lainya. Namun bila tidak di temukan sumbernya, bukan tidak mungkin aroma busuk tersebut akibar gangguan dari jin dan iblis. Baiknya jaga selalu rumah agar selalu bersih di segala lini. Karena pada dasarnya, jin dan iblis menyukai tempat-tempat yang kotor dan gelap.

  1. Suara Aneh Di Sekitar Area Rumah

Apabila mendengarsuara-suara aneh di dalam rumah atau di sekitar rumah yang menurutmu cukup asing. Bisa jadi itu adalah bentuk dari gangguan jin dan iblis. Seperti terdengan suarang orang berdehem, batuk, langkah kaki, tangisan     dan suara-suara lainyang tidak wajar pada umumnya. Baiknya, jangan hiraukan suara-suara tersebut atau kamu bisa membaca ayat Al-Qur’an untuk mengusir hal tersebut.

  1. Seringkali Bermimpi Buruk

Rumah tentu merupakan tempat yang paling nyaman dari pada tempat lainya. Namun kadang ada gangguan-gangguan jin dan iblis berupa hal yang dapat membuat kita merasa tidak tenang. Salah satunya adalah lewat mimpi buruk. Ketika dalam posisi tidur, kita tidak dapat mengontrol kesadaran kita seperti biasa. Dan ini menjadi kesempatan bagi ibilis dan jin untuk datang dan menganggu lewat mimpi. Baiknya sebelum tidur lakukan wudzu terlebih dahulu dan baca do’a sebelu tidur. Sungguh itu adalah sebaik-baiknya orang yang hendak tidur agar terhindar dari gangguan jin dan iblis.

  1. Adanya Penampakkan

Cara lain yang di gunakan jin untuk menggangu rumah tangga kita adalah dengan menampakan sosoknya. Kadang berupa seseorang yang telah meninggall, atau orang dengan penampilan yang buruk rupa atau penampakan yang tidak lazim. Jelas ini adalah gangguan nyata dari jin dan iblis itu sendiri. Rumah yang terjaga dari gangguan jin dan iblis adalah rumah yang selalu di bacakan Ayat Al-Qur’an baik siang dan malam. Karena itu dapat menangkal segala gangguan dari jin dan iblis.

  1. Merasa Cemas Dan Was-Was Akan Sesuatu

Rasa cemas dan was-was yang menghinggapi benak kita bisa jadi merupakan ulah dari jin dan iblis untuk menganggu kita. hal ini beetujuan agar hati kita tidak tenang dan risau yang membuat kita jauh dari Allah SWt dan tidak lagi percaya pada-Nya. Perasaan ini gampang sekali di alami bagi kaum wanita, oleh sebab itu, apabila suami pergi keluar hendaklah selalu mendoakan kebaikan baginya dan tawakal pada Allah SWT. Dengan begitu istri dan suami akan selalu berad dalam lindungan Allah SWT.

  1. Susah Untuk Khusuk Dalam Beribadah

Setelah melakukan ganggungguan di atas, maka jin dan iblis juga aka menganggu kita ketika sedang beribadah kepada Allah SWT. Jin dan iblis akan menggoda dan memainkan fikiran kita agar sulit untuk beribadah dengan khusuk dan ini akan ia lakuakn berulang ulang. Baiknya mulailah perbaiaki diri kita dan tata ulang hidup dan rumah kita dengan baik dan selalu mengejarkan perintah Allah untuk beribadah agar terhindar dari godaan jin dan iblis. Atau dengan membaca do’a ta’awudz sebagaimana telah di lakukan oleh Rasulullah ketika hendak melakukan sholat, maka beliau akan membaca do’a ta’awudz. Sebagai berikut.

أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْـمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْـمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

Yang artinya, “aku berlindung kepada Allah yang maha mendengar lagi maha mengetahui dari kesombongan, kegilaan, tiupan dan bisikan setan yang terkutuk.“ (H.R Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)

Penutup

Gangguan-gangguan dari jin dan ibli dapat membuat hubungan rumah tangga kita menjadi berantakan dan tercerai berai. Karena bagaimanapun itu merupaka tugas dan harapan jin dan iblis di dunia. Oleh sebab itu, perlu bagi kta untuk menghindari dan membentengi diri, keluarga dan rumah tangga kita agar dapat terhindar dari gangguan-gangguannya yang menyesatkan. Kita dapat melindungi diri kita dan keluarga kita dari gangguan iblis dengan cara selalu menjalankan perintah Allah untuk beribadah, melaksanakan shalat lima waktu, shalat sunnah, membaca Al-Qur’an dan membaca wirid agar selalu ingat kepada-Nya, serta bertawakal kepada Allah SWT. Sebagai mana Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 200, yang artinya.

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh dia maha mendengar, lagi maha mengetahui”. (Q.S AL-A’raf; 200)

Demikan pembahasan dari Kawan Mama mengneai tanda-tanda rumah tangga di ganggu jin dan iblis. Penting bagi kita untuk selalu mendekatkan diri pada Allah dan betwakal padanya. Sehingga kita akan terhindar dari gangguan jin dan iblis yang dapat membuat kita melakukan perbuatan maksiat, dan dapat mencerai beraikanrumah tangga kita.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

 

Sumber :

  • Dream
  • kalam.sindonews
Hal Yang Dapat Merusak Rumah Tangga

Hal Yang Dapat Merusak Rumah Tangga

Hal-Hal Yang Dapat Merusak Rumah Tangga

Hal Yang Dapat Merusak Rumah Tangga

 

Hallo Kawan Mama,

Dalam pandangan agama Islam, penikahan adalah sebuah ikatan suci yang melibatkan dua orang, pria dan wanita yang telah melaksanakan ijab dan Kabul yang kemudian resmi dan sah menjadi pasangan suami istri. Dengan melaksanakan pernikahan tentu mengharapkan agar pernikahannya dapat berjalan dengan bahagia pada hari-hari berikutnya. Tentunya, kebahagiaan dari sebuah rumah tangga haruslah seimbang antara kebahagiaan suami dan kebahagiaan istri. Hal ini bertujuan agar terciptanya keseimbangan dan menghindari adany ketimpangan antara pasangan suami istri.

Dalam menjalanai hubungan suami istri dalam sebuah rumah tangga, tentu tidak akan berjalan mulus begitu saja. Adakala masalah-masalah kecil atau bahkan besar datang menimpa dan mengganggu kedamian rumah tangga yang telah di bangun sedemikian rupa. Tentu datangnya masalah masalah dalam rumah tang merupakan hal yang wajar yang akan di alami oleh semua pasangan suami istri. namun, tentunya masalah-masalah yang datang tersebut perlu untuk di sikapi dengan bijak agar tidak menjadi makin melebar dan memperburuk hubungan rumah tangga. Karena pada dasarnya masalah-masalah tersebut adalah ujian bagi suami dan istri untuk di lewati dan di jadikan sebagai bumbu agar rumah tangga menjadi lebih harmonis.

Sebagai pasangan suami istri, hendaknya perlu untuk berhati-hati ketika menyikapi maslah yang datang dalam rumah tangga mereka. Sebab bisa jadi masalah tersebut terjadi akibat sikap dari salah satu di antara suami ataupun istri yang terkesan sepele namun berdampak besar pada hubungan rumah tangganya dengan sang pasangan. Jangan sampai karena masalah-masalah sepele tersebut sampai merusak hubungan rumah tangga dan pada akhirnya akan mengarahkan kita dan pasangan kita pada ranah perceraian.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas hal yang dapat merusak rumah tangga. Sebuah rumah tangga yang telah berjalan lama tentu pernah mengalami masalah atau bahkan konflik sebgai ujuan dari rumah tangga mereka. Namun jika dapat menyikapinya dengan bijak, maka rumah tangga kita dapat melewati segala ujian dan cobaan dengan selamat.

Sebab Rusaknya Rumah Tangga

  1. Komunikasi Yang Kurang Baik

Hubungan antara suami dan istri dalam sebuah rumah tangga tentu memerlukan unsur komunikasi yang baik antar keduanya. Sebab, komunikasi yang baik adalah faktor utama sebagai pondasi atas hubungan rumahtangga tersebut agar dapat terjalin dan bertahan terus menerus. Dengan komunikasi yang baik, maka visi dan misi serta tujuan dari hubungan rumah tangga pasangan suami istri dapat tercapai dengan baik.

Dalam berkomunikasi dengan pasangan, hendaknya selalu dengan cara yang transparan dan terbuka dalam hal apapun. Sebab dengan ketrbukaan di antara keduanya akan menjadikan suami dan istri saling percaya satu sama lain. Meskipun terkesan sepele, namun tidak jarang hubungan rumah tangga dapat terganggu dan berakhir dengan perceraian akibat menyepelkan hal tersebut.

  1. Tidak Terbuka Antar Individu

Menikah berarti menyatukan dua individu menjadi sebuah kesatuan dalam ikatan rumah tangga. Oleh karena itu, unsur keterbukaan antara keduanya merupakan hal yang sangat di perlukan unutk di praktikan dlam menjalani rumah tangga. Sekalipun pribadi dari salah satu merupakan orang yang cenderung berkepribadian tertutup, namun baiknya perlu untuk selalu terbuka dengan pasangan kita.

Dengan keterbukaan, maka kita akan tau keinginan satu sama lain dan dapat mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan jalannya rumah tangga kita. Dengan menikah maka segala permasalahan yang terjadi pada satu individu (suami/istri) merupakan masalah bersama dan keduanya memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikannya bersama. Hubungan yang terbuka antara suami dan istri akan membuat satu sama lain semakin paham dengan karakter masing-masing, keinginan masing-masing dan dapat menyelaraskan pemikiran di antar keduanya menjadi satu.

  1. Sibuk Dengan Kegiatan Masing-Masing

Rumah tangga yang harmonis tentu dapat di ciptakan dengan adanya interaksi yang baik anatar pasangan suami dan istri. setiap dari suami maupun istri pasti memiliki kegiatan atau hal pribadi yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja. Namun jika dalam sebuah rumah tangga, suami ataupun istri sibuk dengan kegiatannya sendiri tentu ini akan menjadi sebuah masalah yang membuat hubungan rumah tangganya dapat terganggu. Karena tidak adanya interaksi di antara keduanya dapat membuat hubungan rumah tangga menjadi renggang.

Sepenting apapun hal atau masalah pribadi kita, pasangan adalah hal yag utama melebihi apapun. Dan akan menjadi sebuah dosa apabila kita sampai menelantarkan pasangan kita hanya karena sibuk dengan urusan pribadi kita. hal tersebut meungkin terdengar sebagai hal yang sepele, namun dampaknya tentu sangat besar bagi kelangsunga rumah tangga kita dengan pasangan kita. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk selalu berinteraksi dengan pasangan kita setiap waktu demi kelangsunagan rumah tangga kita agar terus berjalan dengan harmonis.

  1. Terlalu Banyak Menuntut

Dalam memilih pasangan hidup, pastinya kita mengharapkan agar mendapat pasangan yang sesuai dengan apa yang telah kita harap-harapkan. Tentu keinginan tersebut merupakan hal yang wajar bagi setiap masnusia. Namun pada hakikatnya, setiap manusi di ciptakan dengan kepribadian dan karakter yang berbeda-beda dan unik yang nejadi sebuah fitrah dari setiap manusia. Oleh karena itu tidak ada hak bagi kita untuk memaksa dan menuntut agar pasangan kita dapat menjadi sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Kita dapat menuntut pasangan kita hanya sebatas motivasi agar ia dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karean setiap manusia di ciptakan oleh Allah dengan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu tidak mungkin bagi kita untuk memaksa dan menuntut pasangan kita agar benar-benar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Pasangan yang baik adalah pasangan yang dapat menerima dengan seutuhnya dan memotivasi serta berjuang bersama untuk menjadi lebih baik lagi dalam berumah tangga.

  1. Mengekang Pasangan

Pada dasarnya setelah melangsungkan pernikahan maka suami dan istri memilki hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini membuat suami dan istri tidak bisa bebas sebagaimana pada waktu ia belum menikah dulu. Karena dengan menikah, kita jadi memiliki hak dan tanggung jawab kepada pasangan kita yang harus kita tunaikan. Selain tidak di perbolehkan menuntut berlebihan pada pasangan. Kita juga tidak di perbolehkan untuk mengekang pasangan kita dengan berlebihan.

Setiap dari insan pasti memilki hak untuk bebas, tak terkecuali bagi yang telah menikah. Namun bedanya, ketika telah menikah kita tidak akan bisa sebebas seperti pada waktu sebelum menikah, sebab kita telah di hadapkan kewajiban dan tanggung jawab pada pasanagan kita. Apabila kita telah menunaikan hak dan kewajiban kita, barulah kita dapat meminta lebih kepada pasangan kita. Dan pastinya, pasangan kita memiliki keinginan akan sesuatu yang tidak bisa dan tidak akan menjadi baik apabila kita kekang begitu saja.

  1. Jarang Memuji Pasangan

Bersyukur adalah hal yang perlu di lakukan setiap orang dalam keadaan apapun, termasuk dengan pasanagan yang telah Allah berikan kepada kita. Dalam mejalani hubungan rumah tangga, tentu adanya rasa syukur dan sebuah sikap apresiasi terhadap apa yang telah di lakukan pasangan kita. Sebab, pujian-pujian kecil kadang di perlukan sebagai bumbu agar rumah tangga kita dengan pasangan kita dapat lebih harmonis dan bahagia.

Tentunya pujian tersebut lantaran perbuatan baik yang telah pasangan perbuat. Dan tujuan dari pujian-pujian tersebut adalah rasa syukur kita pada Allah dan sebagai rasa cita kasih kita kepada pasangan kita. Dari pada selalu menuntut akan sesuatu,meskipun hal yang di lakukan terkesan sepele, sebuah pujian dari kita kepada pasangan kita tentu akan membuatnya menjadi senang. Karena hal tersebut juga sebagai bentuk hormat dan rasa menghargai terhadap pasangan kita.

  1. Tidak Perhatian

Pada umumnya, sebuah rumah tangga tentu memerlukan adanya rasa perhatian di antara suami dan istri, satu sama lain. Hal ini sering terjadi pada kaum suami, suami adalah mahluk yang pada umumnya ber-ego dan ber-gengsi tinggi yang cenderung lebih cuek di bandingkan perempuan. Tentunya ketika telah menikah hal ini perlu di ubah meskipun sedikit. Sebab rasa perhhatian dari pasangan kita sangat di perlukan sebagai tanda cinta kasih yang masih tetap terjalin di antara keduanya.

Perhatian-perhatian kecil tentu juga perlu untuk di lakukan pada pasangan kita. Seperti halnya menanyakan kabar, membuatkan minum, makanan kesukaan, dan perhatian lainya yang sebaiknya perlu untuk di lakukan. Dengan adanya perhatian-perhatian tersebut, tentu akan membuat kasih sayang pasangan kepada kita menjadi bertambah.

  1. Cemburu Buta

Dalam setiap hubungan suami iatri, tentu perlu adanya rasa cinta kasih di antar keduanya. Dan dari rasa cinta kasih pasti akan muncul rasa cemburu satu sama lain, terutama ketika melihat pasngan tengah berinteraksi dengan orang lain yang berlawanan jenis. Rasa cemburu adalah wujud dari kepercayaan diri yang rendah, takut di khianati, tauma masa lalu dan krisi kepercayaan pada diri seseorang. Namun, cemburu juga bisa di artikan rasa cinta kasih kita yang besar pada pasangan kita dan tak mau khilangannya.

Tentunya cemburu merupakan tanda baik bagwa masih ada cinta kasih kita terhadap pasangan kita. Namun jika rasa cemburu kita terlalu berlabihan sampai meluap-luap, tentu itu akan menjadi masalah bagi kita sendiri dengan pasangan kita. Karena hal ini tentu akan membuat ketidaknyamana oasangan kita, yang pada akhirnya dapat menimbulkan perdebatan dan mengganggu hubungan kita dengan pasangan. Dan tidak menutup kemungkinan hal ini dapat menjadi sumber masalah rusaknya hubungan kita dengan pasangan yang dapat  mengantarkan pada perceraian.

Penutup

Menjalani sebuah hubungan rumah tangga, tentu kita berharap akan bahagia dan berjalan dengan harmonis sampai nanti maut menjemput. Namun pada kenyataanya, dalam menjalani hubungan rumah tangga, pasti akan ada masalah-masalah yang datang menimpa rumah tangga kita. Namun hal ini merupakan sebuah ujian yang jika di sikapi dengan bijak akan berbuah baik pada rumah tangga kita. Hal-hal yang di anggap sepele kadang menjadi penyebab renggannya hubungan rumah tangga kita dengan pasangan kita yang pada akhirnya rusak begitu saja. Akan sangat di sayangkan apabila hal rumah tangga berakhir dengan perceraian hanya karena keteledoran kita akan hal-hal sepele. Karena Allah SWT sendir sangan membenci keluarga yang tidak akur yang kemudian menempuh jalur perceraian.

Demikan pembahsasan dari Kawan Mama mengenai sebab rusaknya hubungan rumah tangga. Perlu di cermati bagi setiap pasangan suami dan istri. bahwa hal-hal sepele kadang dapat menjadi sebab rusaknya hubungan suami istri. Oleh karena itu, kita harus cermas dan hati-hati dalam menyikapi akan sesuatu hal dalam berumah tangga kita dengan pasngan kita, sekalipun itu hal kecil.

Semoga tuisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Ibupedia
  • Elshinta
Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid Menurut Islam

Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid Menurut Islam

Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid

Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid

 

Hallo Kawan Mama,

Allah SWT menciptakan setiap mahluk-Nya dengan berbagai bentuk dan keunikannya masing-masing, dan berpasang-pasangan dengan jenis kelami yang berbeda, tidak terkecuali masnusia. Manusia di ciptak oleh Allah dengan jenis kelamin laki-laki dan perempun di mana terdapat perbedaan di antara keduanya yang membuat keduanya menjadi istimewa dengan kelabihannya masing-masing.

Tuhan menciptakan setiap mahluknya untuk beribadah kepada-Nya, hal ini berlaku untuk semua ciptaan-Nya termasuk dengan manusia. laki-laki dan wanita memiliki kewajiban yang sama untuk melakukan ibadah dan menyembah kepada-Nya. Dan ibadah tersebut secara garis besar di bagi menjadi dua bentuk, yaitu ibadah maghdah dan ibadah amaliah. Ibadah maghdah adalah ibadah fardhu di mana ibadah tersebut berupa hubungan langsung dengan Allah SWT dan wajib di lakukan oleh setiap hamba-Nya serta tidak boleh untuk di wakilkan. Seperti shalat, dan puasa dan ibadah wajib lainya. Sedangkan ibadah amaliyah adalah ibadah yang di lakukan kepada sesame mahluk ciptaan-Nya.

Namun pada kenyataanya, dalam menunaikan ibadah maghdhoh, wanita memiliki keunikan tersendiri dalam melaksanakan ibadah maghdah. Karena pada umumnya, wanita normal akan mengalami fase di mana ia tidak di perbolehkan untuk melaksanakan ibadah fardhu, yaitu ketika tengah dalam kondisi haid. Pada saat dalam kondisi haid, dari tubuh wanita akan mengeluarkan darah kotor yang biasa di sebut darah haid. Dan hal ini menyebabkan wanita tidak di perbolehkan melaksanakan ibadah fardhu karena darah yang keluar tersebut merupaka sebuah hadats. Karena syarat melakukan ibadah fardhu adalah suci, dan wanita kembali di perbolehkan untuk melaksanakan ibadah fardhu apabila ia telah suci.

Keutamaan Haid Bagi Wanita

Pada zaman jahiliah dulu, wanita yang mengeluarkan darah haid di anggap sebagai aib. Karena darah yang keluar dari kemaluan tersebut di anggap darah penyakit dan menandakan wanita tersebut adalah wanita penyalitan. Namun Pada kenyataanya, haid merupakan kondisi biologis yang akan di alami setiap wanita normal, yang merupakan tanda bahwa ia sudah sampai pada masa pubertas atau baligh. Dalam Al-Qur’an, haid telah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 222, yang artinya.

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid. Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang di perintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Q.S Al-baqarah : 222)

Tidak jarang wanita yang tidak mengerti keutamaan haid yang membuatnya berharap agar tidak megalami haid agar dapat melaksanakan ibadah setiap waktu, terlebih ketika berada dalam bulan ramadahan. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang keliru. Sebab haid yang di alami oleh wanita memiliki dampak yang baik bagi tubuh serta keutamaannya dalam hal ibadah. Sebagai wanita, tentu perlu untuk mengetahui manfaat dan keutamaan dari kondisi haid agar tidak keliru dalam menyikapinya. Di dalam sebuah kitab karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir yang berjudul Dzurotun Naasihin Fil Wadzi Wal Isroo riwayat, Aisyah r.a mengatakan bahwa.

“Tidak ada dari pada seorang perempuan yang kedatangan haid, melainkan adalah haidnya itu menghapus dosa-dosa yang telah lalu jika membaca do’a dan dzikir pada hari yang pertama ia haid.”

Dari penjelasan tersebut dapat di ketahui bahwa haid seorang wanita merupakan sebuah penghapusan dosa-dosa wanita yang telah ia lakukan di waktu lalu. Maka haid dapat di artikan sebagai momen istimewa bagi seorang wanita. Sebab ketika mengalami kondisi haid maka ia tengah di lebur dosa-dosanya oleh Allah SWT.

Perintah Dzikir

Pada dasarnya, selain perintah untuk melaksanakan ibadah fardhu, setiap manusia juga di perintahkan untuk mengamalkan dzikir di dalam kehidupannya. Tujuan dari dzikir adalah untuk selalu ingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam kondisi apapun. Hal ini termuat dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41-42, yang artinya

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama ) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S Al-Ahzab : 41-42)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa Allah SWt memrintahkan pada setiap hamba-Nya untuk selalu berdzikir dan ingat kepada-Nya. Pada umumnya, dzikir baiknya di amalkan setiap hari. Namun ada beberapa waktu yang paling bagus untuk mengamalkan dzikir. Sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ghafir ayat 55. Yang artinya,

“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar. Dan mohon ampunlah untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu sore dan pagi.” (Q.S Al-Ghafir : 55)

Hal ini juga di pertegas oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah SWT mulai dari waktu sholat subuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak dari putra Nabi Ismail. Dan duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai dari waktu ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak.” (H.R Abu Dawud)

Dzikir Bagi Wanita Haid

Wanita yang tengah dalam kondisi haid, meskipun tidak di perbolehkan untuk melaksanakan ibadah fardhu, namun ia di perintahkan untuk tetap berdzikir agar selalu ingat dengan Allah SWT. Sebagaimana telah di jelaskan dalam sebuah kitab karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir yang berjudul Dzurotun Naasihin Fil Wadzi Wal Isro. Dari sayyidah Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada perempuan haid, kecuali haidnya bisa menghapus dosa masa lalu dari semua dosanya. Dan jika ia membaca ‘Alhamdulillah ala kulli hallin wa astagfirullah min kulli dzambin’ pada hari pertama. Maka Allah akan menuliskan kepadanya bahwa ia akan melewatkan api neraka dan kemudian dapat berada di jembatan dhiratal mustaqim dengan selamat dana man dari siksaan dan akan di naikkan pangkatnya oleh Allah SWT. Setiap hari dan setiap malam pahal empat puluh syuhada bagi ia yang berdzikir tersebut kepada Allah dalam masa haidnya.” (Utsman bin Hasan Ahmad Syakir : Dzurotun Naasihin Fil Wadzi Wal Isroo)

Dari riwayat di atas dapat di ketahui bahwa wanita yang mengamalkan dzikir ketika dalam kondisi haid maka akan terhapus dosany yang lalu, terhindar dari apai neraka dan jika di amalkan setiap pagi dan sore maka wanita tersebut akan menadapat pahala empat puluh syuhada. Berikut ini adalah amalan amalan dzikir berserta artinya.

“Alhamdulillah ala kulli hallin wa astagfirullah min kulli dzambin.” Yang artinya,

“Segala puji bagi Allah atas segala perkara, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”

Penutup

Setiap wanita normal akan mengalami kondisi haid, karena itu adalah hal yang wajar secara biologis dan sudah menajdi kodrat bagi kaum wanita. Sungguh nikmat yang luar biasa bagi wanita yang telah mendapatkan keistimewaan berupa mengalami kondisi haid. Dengan mengamalkan dzikir di atas maka akan terhapus dosanya yang telah ia perbuat di masa lalu. Ia juga akan terhindar dari api neraka, dan akan selamat ketika melintasi jembatan shirotol mustaqim dan akan terhindar dari siksa Allah SWT. Dengan mengamalkan dzikir tersebut, Allah SWT juga akan mengangkat derajat wanita dengan lebih tinggi. oleh karenanya, akan sangat di sayangkan apabila wannita yang tengah dalam kondisi haid hanya menghabiskan waktunya dengan tiduran dan bermalas-malasan saja.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai keutamaan dzikir bagi wanita haid. Stelah mengetahui hal ini, tentu perlu bagi kita untuk selalu mengamalkan dzikir setiap waktu. Terlebih ketika dalam kondisi haid di mana kita tidak di perbolehkan untuk melakukan ibadah-ibadah fardhu.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Bincangsyariah
  • kalam.sindonews
Amalan Bagi Wanita Haid

Amalan Bagi Wanita Haid

Amalan Bagi Wanita Haid

Amalan Bagi Wanita Haid

 

Hallo Kawan Mama,

Setiap dari wanita normal pada umumnya akan megamalami kondisi haid, dan ini sudah menjadi kodrat di yang akan di alami kaum wanitaketika menginjak masa pubertas. Haid adalah keluarnya darah kotor akibat luruhnya dinding Rahim pada wanita yang keluar dari kemaluan wanita berupa cairan darah kotor dengan warna cenderung pekat.  Hal ini biasa terjadi pada wanita di mulai dengan umur Sembilan tahun. Dan di dalam agama Islam, wanita yang sedang haid akan mengalami kondisi tertentu di mana ia tidak di perbolehkan melakukan aktivitas tertentu, terutama dalam hal ibadah.

Wanita muslim yang mengalami kondisi haid tidak dapat melakukan kegiatan ibadah, seperti sholat fardhu, sholat sunnah, melakukan puasa, membaca dan memegang mushaf Al-Qur’an serta tidak di perblehkan melakukan thawaf. Seorang muslimah yang telah menikah juga tidak di perkenankan berhubunganb badan dengan sang suami ketika dalam kondisi haid. Sebagai muslimah yang taat beragama tentu hal ini menjadi kendala bagi kita dalam kegiatan beribadah. Tapi kamu tidak perlu risau kebingungan ketika mengalami kondisi seperti ini. Pada dasarnya banyak sekali kegiatan positif terkait dengan ibdah yang dapat kamu lakukan ketika dalam kondisi haid.

Karena pada hakikatnya, ibadah adalah kegiatan yang harus di lakukan oleh setiap umat Islam dalam kondisi apapun. Lalu bagaimana muslimah harus beribadah ketika dalam kondisi hais ?, Bagaimana muslimah dapat tetap dekat dengan Allah ketika tidak di perbolehkan melakukan ibadah-ibadah tersebut ?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pasti kerap muncul dalam benak kita sebagai muslimah yang ingin beribadah meskipun dalanm kondisi haid.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas do’a dan amalan yang di anjurkan oleh Islam pada wanita ketika dalam kondisi haid. Karena bagaimanapun seorang muslimah tetap harus melakukan ibadah agar selalu dekat dengan Allah SWT. Berikut adalah penjelasannya.

Amalan Wanita Muslimah Dalam Kondisi Haid

  1. Do’a Hari Pertama Haid

Wanita muslimah yang mengalami kondisi haid tetap memiliki kewajiban untuk melakukan ibadah agar selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT. Pada hari pertama, wanita muslimah yang tengah mengalami awal kondisi haid, di anjurkan untuk membaca do’a sebagai berikut.

“Alhamdulillah ala kulli hallin wa astagfirullaha min kulli dzanbin”

Artinya, “Segala puji bagi Allah atas segala perkara, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”

Do’a ini baik untuk di amalkan ketika hari pertama mengalami kondisi haid datang. Hal ini bertujuan agar kita tetap selalu bersyukur dan memohon ampun atas segala dosa-dosa yang telah di perbuat. Dengan mengamalkan ini, di harapkan agar kita dapat selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT.

  1. Berdzikir

Meskipun dzikir bukanlah salah satu dari ibadah fardhu, namun sebagai seorang muslimah yang taat, Allah memerintahkan untuk selalu mengamalkan amalan ini. Dzikir dapat di lakukan oleh siapapun dan dalam kondisi apapun, bahkan bagi muslimah yang tengah dalam kondisi haid. Oleh sebab itu, dzikir merupakan amalan yang baik dan cocok untuk di amalkan bagi wanita muslimah yang tengah dalam kondisi haid. Mengamalkan dzikir bertujuan untuk selalu mengingat dan bersyukur kepada Allah SWT serta memohon pengampunan kepada-Nya.

Muslimah yang tengah dalam kondisi haid dapat mengalamkan dzikir berupa membaca kalimah-kalimah tayyibah. Seperti membaca tahmid, istrigfar, tasbih, tahlil dan membaca takbir dengan berulang-ulang. Karena para ahli fiqih (fuqoha) jug sudah sependapat akan amalan ini yang dapat di amalkan oleh muslimah walaupun dalam kondisi haid. Amalan ini walaupun bukan termasuk ibadah wajib, namun setidaknya dapat menggantikan ibadah wajib yang tidak bisa kita lakukan karena kendala haid. Dengan demikian akan baik bagi muslimah untuk mengamalkan amalan ini ketika dalam kondisi haid melanda.

  1. Mendengarkan Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan pedoman dan pegangan bagi setiap umat Islam yang di dalamnya memuat berbagai petunjuk kehidupan dari Allah SWT. Dan tentunya wajib bagi kita sebagai umat yang taat untuk selalu membaca dan mengamalkannya. Namun bagi wanita dalam kondisi haid, memgang mushaf dan membacanya merupakan perkara yang di haramkan. Sebab pada saat mengalami kondisi haid, terdapat hadas besar pada tubuh wanita, sehingga membuat wanita haram untuk menyentuh dan membaca Mushaf Al-Qur’an.

Namun jangan khawatir berlebihan, wanita haid tetap dapat mendengarkan lantunan ayat Al-Qur’an. Hal ini di maksudkan agar wanita dalam kondisi haid agar selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT. Sebab bagaimanapun Al-Qur’an adalah kitab yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk kehidupan. Seperti telah di ceritakan oleh Aisyah r.a ketika ia tenga haid, beliau berkata.

“Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid, dan dia membaca Al-Qur’an” (H.R Ibnu Majjah)

Ketentuan membaca Al-Qur’an masih menuai banyak perdebatan oleh para ulama. Namun jika di kembalikan lagi, membaca Al-Qur’an adalah perintah dari Allah SWT yang harus di laksanakan bagi muslim yang telah suci. Beberapa ulama berpendapat bahwa boleh bagi wanita haid untuk membaca Al-Qur’an namun tidak dengan menyentuh mushafnya. Hal ini bertujuan agar mulimah dalam kondisi ini tidak meninggalkan Al-Qur’an dan selalu ingat kepada Allah SWT. Terutama bagi wanita yang tengah menghafal Al-Qur’an untuk menghindari hilangnya hafalan-hafalan yang ia miliki.

  1. Berdo’a

Berdo’a merupakan sebagai media untuk kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Dengan berdo’a, kita dapat meminta apa yang kita inginkan dan menjadi media bagi kita untuk selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT. Karena pada dasarnya, do’a adalah inti dari semua ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“Do’a itu merupakan inti dari ibadah.” (H.R Tirmidzi)

Do’a adalah media kita untuk selalu berkomunikasi dan mengatakan keinginan kita kepada Allah SWT. Bahkan jika di ingat kembali, kita di anjurkan untuk selalu ingat dan berdoa walau dalam hal yang kita anggap sepele sekalipun. Seperti berdo’a ketika makan, setelah makan, masuk WC, keluar WC, memakai pakaian dan do’a pada kegiatan-kegiatan keseharian lainya. Hal ini di maksudkan agar kita selalu ingat kepada Allah dan meminta pengampunan dan perlindungan pada setiap aktivitas yang kita lakukan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60, yang artinya.

“Dan tuhanmu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Q.S Al-Mu’min : 60)

  1. Membaca Sholawat

Selain amalan-amalan di atas, wanita yang tengah dalam kondisi haid juga dapat membaca sholawat. Membaca sholawat adalah salah satu perintah Allah SWT kepada hamba-Nya. Sebab, membaca sholawat adalah sebagi media kita dalam mengutarakan cinta kasih kita, serta kerinduan kita pada Rasulullah SAW yang merupakan kekasih dari Allah SWT. Bahkan Allah dan para malaikat-Nya juga turut bersholawat kepada Rasulullah SAW. Karena bagaimanapun Rasulullah SAW adalah manusia yang paling sempurna yang telah membawa kita untuk mengenal agama Islam ini. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56, yang artinya.

“Sungguh Allah dan para Malaikat-Nya bersholawa untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kalian kepada Nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab : 56)

Dengan bershalawat kepada Nabi maka Allah akan bersholawat kepadanya sebanyak sepuluh kali. Hal ini menjadikan sholawat merupakan hal yang cocok untuk di amalkan bagi wanita yang tengah dalam kondisi haid. Karena pada dasarnya, sholawat dapat di lakukan oleh siapa saja, dan dalam kondisi apa saja serta faedah yang besar bagi siapa saja yang mengamalkannya. Sebagaiman telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, yang artinya.

“janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan. Bersholawatlah kepadaku karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” (H.R Abu Dawud)

Penutup

Agama Islam memrintahkan bagi setiap umatnya untuk selalu melakukan ibadah kepada Allah SWT. Hal inijug berlaku bagi seorang wanita yang tengah dalam kondisi haid. Karena kondisi haid tidak membuat wanita sepenuhnya dapat meninggalkan ibadah. Meskipun beberapa ibadah tidak di perbolehkan untuk di lakukan, namun wanita dalam kondisi haid tetap harus mengamalkan perintah ibadah lainya agar selalu ongat kepada Allah SWT. Dari penjelasan di atas dapatdi pahami, bahwa masih ada beberapa kegiatan ibadah yang baik di lakukan oleh wanita yang tengah dalam kondisi haid. Hal ini tentu bertujuan agar wanita dalam kondisi haid tetap selalu ingat atas kewajibannya sebagai umat dan selalu dekat dengan Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai amalan yang dapat di lakukan wanita yang tengah dalam kondisi haid. Agama islam sangat memperhatikan aktivitas umatnya sampai bagian terkecil sekalipun. Islam selalu memiliki cara untuk memudahkan umatnya untuk beribadah dan untuk selalu dekat dengan Allah SWT.

Semoga tulisan in dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Merdeka
  • Orami
Kewajiban Mertua Terhadap Menantu Dalam Islam

Kewajiban Mertua Terhadap Menantu Dalam Islam

Hallo Kawan Mama, Menikah adalah jalan bagi pasangan laki-laki dan wanita dalam menjalankan ibadah yang telah di perintahkan oleh Allah SWT. Dengan menikah, maka pasangan laki-laki dan wanita sudah sah untuk hiudp besama dan terhindar dari perbuatan zina. Ketika telah melangsungkan pernikahan, dengan maksud menyatukan laki-laki dan wanita menjadi pasangan suami dan istri. Juga menyatukan dua keluarga yang berbeda dalam satu ikatan kekeluargaan di mana hal ini membuat sang mertua (orang tua dari pasangan) memiliki kewajiban terhadap sang menantu.

Setelah menikah, maka seorang suami dan istri akan hidup dalam sebuah rumah tangga yang baru. Suami juga akan mendapat orangtua baru dari sang istri. dan sebaliknya, istri juga akan mendapat orangtua baru dari sang suami. Oleh karena itu, penting bagi seorang menantu untuk bersikap baik dab berbakti kepada mertuanya. Sebab, mertua adalah orangtua dari pasangan kita yang rela melepaskan anak tersayangnya untuk kita pinang. Mereka yang telah merawat dan membesarkan pasangan kita sampai sekarang. Dan sudah menjadi kewajiban menantu untuk membalas kebaikan mertuanya dengan baerbakti kepada mertuanya.

Berjalanya sebuah hubungan rumah tangga menantu tentu tidak lepas dari peran orangtua dan mertua. Karena mertua pasti akan punya andil dan saling berinteraksi dengan menantunya. Tentu hubungan baik antara menantu dan mertua perlu di tekankan agar rumah tangga dari menantu dapat berjalan dengan semestinya. Dalam sebuah rumah tangga dari menantu dan anaknya, mertua tentu memiliki kewajiban-kewajiban yang perlu ia tunaikan kepada anak dan menantunya. Hal ini bertujuan agar rumah tangga anaknya dapat berjalan dengan baik.

Pada tulisan lalu Kawan Mama telah membahas mengenai kewajiban seorang menantu terhadap mertua. Dan pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai kewajiban mertua kepada menantunya. Berikut adalah penjelasannya.

Kewajiban Orangtua Kepada Menantu

Kewajiban Mertua Terhadap Menantu Dalam Islam

  1. Memberi Kasih Sayang

Dalam Al-Qur’an Allah telah memerintahkan umat-Nya untuk saling menyanyangi antar sesama umat. Allah SWT berfirman dalam surat Maryam ayat 96, yang artinya/

“sesungguhnya orang yang beriman dan beramal saleh akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang.” (Q.S Maryam : 96)

Dari ayat tersebut, dapat di ketahui bahwa sebagai umat Islam wajib bagi kita untuk saling mengasihi antar sesama. Seorang mertua memiliki kewajiban untuk memberikan cinta kasihnya kepada menantu selayaknya anaknya sendiri. Sebab menantu adalah pasangan sah dari anaknya yang nantinya akan melahirkan dan menjadi keturunan serta penerusnya. Oleh sebab itu wajib bagi mertua untuk selalu menyayangi menantunya.

Hubungan mertua dan menantu tentu menjadi bagian penting dari berjalannya rumah tangga, sebab ketika hubungan mertua dan menantu buruk maka tentu hubungan rumah tangga menantunya juga dapat terganggu. Baiknya sebagai mertua baiknya menyadari bahwa menantunya adalah sebaik-baiknya jodoh dari anaknya yang telah di pilih oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, mertua wajib menyayangi menantunya layaknya ia menyayangi anaknya sendiri.

  1. Hubungan Yang Baik

Sebuah hubungan yang baik anatara mertua dengan menantu tentu menjadi faktor penting agar rumah tangga anaknya dapat berjalan dengan baik. Pasalnya, banyak kasus terjadi di mana hubungan mertua dan menantu yang tidak baik yang kemudian mengganggu jalannya rumah tangga sang menantu yang berakhir pada perceraian. Perlu untuk di sadari oleh mertua, bahwa kodrat dari setiap manusia lahir dan tumbuh dengan karakter yang berbeda-beda. Dan jika mertua mendapat menantu yang tidak sesuai dengan harapan atau beda pemikiran dengannya, maka ia wajib untuk menerimanya dan tetap memberikan cinta kasihnya.

Tidak selamanya rumah tangga sang anak tinggal serumah dengan orangtuanya, maka orangtua perlu memberi perhatian lebih kepada anak dan menantunya. Mertua juga dapat sekali-kali berkunjung kerumah menantu, menyapa, menanyakan kabar dan melihat cucu-cucunya. Tentu hal tersebut akan membuat hubungan antara menantu dan mertua menjadi lebih dekat dan harmonis.

  1. Memberi Nasihat Dan Petuah

Sebagi orangtua, tentu lebih paham dan mempunyai segudang pengalaman kehidupan yang dapat ia ceritakan dan ajarkan pada menantunya. Hal tersebut dapat menjadi bekal bagi menantu dalam menjalankan rumah tangganya agar dapat berjalan dengan semestinya. Tentunya sebagai orang yang lebih muda, menantu perlu di bimbing dan di arahkan dalam urusan rumah tangga, baik dalam Agama, atau hal-hal lainya.

Mertua juga dapat membantu menantunya seperti mengajari memasak, mengajari cara merawat bayi, mengajari cara menjadi imam yang baik dan hal lain sebagai bekal menjalankan rumah tangga menantu. Dengan mengajari menantu sesuatu hal yang baik, maka ilmu dari mertua dapat bermanfaat dan dapat menjadi amal jariyahnya kelak.

  1. Tidak Terlalu Ikut Campur Dan Mengekang Menantunya

Pada dasarnya, setelah sang anak menikah, maka tanggung jawab dari orangtua kepada anaknya akan terlepas dan berpindah kepada menantunya. Dan tentunya dalam menjalankan rumah tangga, setiap insan memiliki cara masing-masing. Dan sebagai mertua tidak di perbolehkan untuk mengatur dan memaksa rumah tangga anaknya agar sesuai dengan keinginannya. Hal ini tentu akan mengganggu dan membuat tidak nyaman rumah tangga anak dengan menantunya.

Tidak jarang terjadi, mertua merasa lebih tahu tentang kehidupan yang pada akhirnya terlalu ikut campur dan memaksa rumah tangga anaknya agar sesuai dengan kemauannya. Hal ini tentu merupakan hal yang salah sebagai mertua. Peran dan tugas mertua hanyalah mengarahakan dan memberi nasihat kepada anak dan menantunya di dalam berumah tangga. Sehingga anak dan menantu tidak akan merasa terkekang dan merasa aman karena perhatian yang di berikan oleh sang mertua.

  1. Menghargai Dan Menghormati Menantu

Menghargai dan memnghormati sesama adalah sebuah kodrat dari sesama manusia agar tercipta hubungan yang harmonis. Hal ini juga berlaku pada mertua kepada menantu. Meskipun menantu jauh lebih muda darinya, mertua tetap wajib untuk menghormati menantunya. Ia dapat memerlakukan menantuinya dengan perlakuan yang baik, memberikan perhatian, memberi nasihat dan hal baik lainya sebagai tanda hormatnya kepada menantu.

Setiap dari apa yang di lakukan menantu tentu perlu di apresiasi oleh sang mertua, terlebih jika itu sebuah bentuk baktinya kepada mertuanya. Sebab, seorang menantu pastilah ingin selalu terlihat baik dan berguna serta bermanfaat bagi mertuanya. Meskipun hal yang di lakukan oleh menantu terkesan sepele, namun wajib bagi mertua untuk menhargai hal tersebut selama hal tersebut adalah hal yang baik.

  1. Tidak Pilih Kasih

Pada dasarnya, setiap menantu merupakan pasangan dari anak kita, maka dari itu menantu juga berarti anak kita. Dan tidaklah baik bagi mertua apabila memberikan perlakuan yang berbeda dengan anak-anaknya, atau bahkan dengan menantunya yang lain. Berbuat adil dan memperlakukan menantu tanpa tanpa membeda-bedakan adalah tugas yang harus di lakukan oleh mertua kepada menantunya. Sekalipun menantu memiliki tidak seusai dengan apa yang ia harapkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 90, yang artinya.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan keoada kerabat. Dan Allah melarang perbuatan keji serta permusuhan.” (Q.S An-Nahl : 90)

  1. Menutup Aib/Keburukan

Pada hakikatnya, tidak ada manusaia yang lahir dengan sempurna, karena kesumpurnaan hanya milik Allah SWT semata. Tidak jarang terjadi bahwa mertua mendapat menantu yang tidak seusai dengan apa yang ia harapkan dan kadang mempunyai kekurangan. Sesekali manantu juga bisa melakukan kesalahan-kesalahan.

Dan perang seorang mertua adalah mengarahkan dan membimbing menantu agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan lagi. Mertua juga harus merahasiakan apa yang menjadi aib bagi kelurga anaknya dan jangan sampai mengumbarnya atau bahkan menjelek-jelekkannya. Sebab itu merupakan perbuatan tercela dan dosa baginya sendiri.

  1. Menjadi Contoh Dan Teladan

Setiap orangtua pasti menjadi figure bagi setiap anak-anaknya dan hal ini juga berlaku bagi mertua. Setiap langkah dari sang mertua tentu akan menjadi perhatian bagi sang menantu yang nantinya akan ia terapkan dalam kehidupan rumah tangganya. Oleh sebab itu, mertua mempunyai tanggung jawab untuk menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anak dan menantunya.

  1. Membantu Dan Mengarahkan

Tugas dari orangtua lainya adalah memabantu rumah tangga sang anak dan menantu agar dapat berjalan dengan semestinya. Sebab orangtua pasti memiliki pengalaman yang lebih dalam berumah tangga jika di bandingkan dengan anak dan menantunya. Anak dan menantu tentu belum berpengalaman dalam mengahdapi tugas dan kewajibannya dalam berumah tangga. Sehingga peran orangtua/mertua sangat di butuhkan dalam rumah tangga anak dan menantunya.

Selain membantu,mertua juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengajarkan anak dan menantunya untuk belajar hidup mandiri sebagai pasangan suami istri dalam berumah tangga. Tentu hal ini dapat menjadi bekal bagi keduanya dalam menjalankan bahtera rumah tangganya. Terlebih karena ketika orangtua/mertua telah meninggal, maka keduanya harus dapat menghadapi permasalahan rumah tangganya sendiri.

  1. Mengingatkan Dan Mengajarkan Ilmu Agama

Tugas dan kewajiban orangtua kepada anaknya antara lain juga mengajarkan anaknya ilmu Agama. Hal ini juga berlaku bagi mertua kepada menantunya, karena menantu adalah pasangan hidup dari anaknya. Maka selayaknya ia mengajarkan ilmu Agama pada anaknya, ia juga wajib mengajarkan ilmu pada menantunya. Karena hal tersebut tentu akan berdampak baik pada keluarg anak dan menantu di masa mendatang.

Selain mengajarkan ilmu Agama, mertua juga memiliki kewajiban untuk mengingatkan pada menantunya. seperti halnya ketika menantu lalai dengan tugas dan kewajibannya pada pasangannya. Atau lalai terhadap Agama dan tuhannya, maka hal tersebut merupakan hal penting bagi seorang mertua. Hal-hal baik yang di ajarkan kepada anak dan menantu tentu akan menjadi bekal bagi mereka berdua dalam menajalankan rumah tangganya.

Pada dasarnya, seorang menantu adalah seseorang asing yang telah menjadi menantunnya ketika ia telah menikah dengan anaknya. Hal tersbut juga berarti bahwa ia telah menjadi anaknya dan merupakan bagian dari keluarga besarnya. Maka dari itu, mertua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus ia tunaikan kepada menantunya. Karena hal ini dapat akan berdampak pada kelangsungan hidup rumah tangga anaknya dengan menantu, serta kelangsungan hidup cucu-cucunya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai Kewajiban Mertua Kepada Menantunya. menantu adalah pasangan dari anak mertua, oleh sebab itu mertua perlu memperlakukan menantu selayaknya ia memperlakukan anaknya sendiri.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • DalamIslam
Kewajiban Menantu Terhadap Mertuanya Dalam Islam

Kewajiban Menantu Terhadap Mertuanya Dalam Islam

Hallo Kawan Mama, Setiap mahluk hidup di ciptakan oleh Allah SWT dengan berpasang-pasangan, termasuk dengan manusia. Menikah adalah sala satu perintah dari Allah SWT sebagai jalan ibadah dan mendekatkan diri bagi setiap manusia. Maka dari itu setiap laki-laki dan wanita di perintahkan untuk melangsungkan pernikahan apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya. Perintah untuk melangsungkan pernikahan tidak lain untuk mengikat hubungan antara laki-laki dan wanita dalam sebuah ikatan yang sah dan menghindari dari perbuatan zina. Tujuan lain dari menikah yaitu untuk mendapatkan keturunan sebagai penerus keluarga dan sebagai penerus umat ber-Agama. Dan ketika telah menikah nanti, menantu ada kewajiban bagi seorang menantu terhadap mertuanya yang juga telah menjadi orang tuanya.

Ketika telah melangsungkan pernikahan, maka suami dan istri akan hidup dalam keluarga baru. Artinya, suami akan menjadi bagian dari keluarga sang istri, dan istripun akan menjadi anggota keluarga dari keluarga suaminya. Tentunya, dalam sebuah keluarga baru tersebut suami dan istri memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang baru pula. Tidak hanya sebatasa kewajiban dan tanggung jawab pada pasangan. Ketika telah menikah, maka suami/istri memiliki peran baru sebagai anak/menantu dari keluarga pasanagannya. Yang tentunya juga mendapatkan kewajiban dan tanggung jawab baru sebagai menantu kepada mertuanya.

Sebagai menantu, tentu kita berfikir tentang bagaimana bersikap baik kepada mertua. Jangan sampai kehadiran kita dalam keluarga tersebut menjadi penyebab hubungan keluarga tidak harmonis. Oleh sebab itu, sebagai menantu perlu untuk bersikap baik kepada mertua kita.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai kewajiban menantu terhadap mertuanya. Karena beberapa dari kita pasti masih bingung dan belum mengetahui kewajiban-kewajiban sebagai menantu kepada mertua. Tentunya kewajiban tersebut perlu di di ketahui dan di amalkan agar hubungan menantu dengan mertua menjadi harmonis. Berikut adalah penjelasannya.

Kewajiban Seorang Menantu Kepada Mertua

Kewajiban Seorang Menantu Kepada Mertua

  1. Menganggap Dan Memperlakukan Mertua Layaknya Orangtua Sendiri

Pada dasarnya, mertua adalah orangtua dari pasangan kita. Artinya, ketika telah menikah maka mertua juga menjadi orangtua kita sendiri. Oleh karena itu, wajib bagi menantu untuk memperlakukan mertua selayaknya memperlakukan orangtua sendiri dengan sebaik-baiknya. Sebab mertua adalah orangtua yang melahirkan, merawat dan membesarkan pasangan kita sedari kandungan sampai sekarang.

Menantu wajib menganggap dan memerplakukan mertua layaknya ia memperlakukan orangtuanya sendiri. Memberikan kasih sayang dan perhatian layaknya kepada orangtua sendiri. Sebab memperlakukan mertua dengan baik sama halnya seperti berbakti kepada orangtua sendiri. Dan berbakti kepada orangtua adalah jalan jihad dan menjadi sumber pahala bagi sang anak/menantu.

  1. Bersikap Baik Kepada Mertua

Menjadi menantu berarti juga mejadi anak dari sang mertua. Dan bersikap baik kepada mertua tentu merupakan sebuah keharusan bagi menantu. Sebab mertua telah merelakan dan mengizinkan anak tersayangnya di ambil oleh orang lain. Karenanya, penting bagi setiap menantu untuk selalu bersikap baik, santun, lemah lembut dan cita kasih kepada mertuanya. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23. Yang artinya,

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkatan ‘ah’. Dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ :23)

  1. Merawat Layaknya Merawat Orangtua Sendiri

Ketika mertua telah beranjak menua atau mengalami kondisi yang tidak sehat, maka menantu mempunyai kewajiban untuk ikut merawatnya. Terutama bagi menantu perempuan, sementara sang suami tengah pergi mencari nafkah maka ia wajib untuk merawat mertuanya seperti ia merawat orangtuanya dengan baik. Sungguh itu merupakan sebuah bakti seorang anak kepada orangtuanya sendiri dan menjdi lading pahala baginya. Tentunya hal tersebut akan membuat suami lega dan bengga kepada istri dan semakin sayang kepadanya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Luqman ayat 14, yang artinya.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S Al-Luqman : 14)

  1. Memperkenalkan Dan Mendekatkan Anak Kepada Kakek/Neneknya

Umumnya, setelah menikah pasangan suami istri akan hidup pada lingkungan baru. Entah ikut keluarga suami atau ikut keluarga istri atau bahkan hidup mandiri. Dalam hal ini, ketika pasangan suami istri telah di karuniai seorang anak, maka sebaiknya kenalkan anak kita dengan kakek/neneknya.

Dan pastinya seorang mertua ingin melihat dan menimang cucu dari anak-anaknya. Karena itu juga merupakan sumber kebahagiaan bagi mertua kita. Sebab kebahgiaan dan hiburan yang bisa membuat mertua senang adalah melihat anak dan cucunya sehat dan tumbuh besar. Hal ini tentu sebagai bagian dari mempererat silaturhami dan berhubungan baik dengan mertua merupakan hal yang perlu di jaga dengan baik. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Muhammad ayat 22, yang artinya.

“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa. kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?.” (Q.S Muhammad : 22)

  1. Memberi Nafkah Dan Membantu Mertua

Seorang suami memiliki kewajiban untuk memberi nafkah kepada istrinya. Namun apakah ia juga wajib memberi nafkah kepada mertuanya?. Pertanyaan ini tentu sering kali muncul dalam benak kita sebagai menantu. Tidak ada kewajiban bagi seorang istri untuk memberikan nafkah kepada orangtua mertuanya. Namun ia memiliki kewajiban untuk menafkahi orangtuanya sendiri. Menantu juga memiliki tanggung jawab untu membantu mertua, entah dalam bekerja atau dalam pekerjaan rumah tangga.

Seorang suami memiliki kewajiban untuk memberi nafkah kepada orangtuanya, yang berarti ia juga memiliki tanggung jawab untuk memberi nafkah kepada mertuanya. Sebab mertua juga merupakan orangtua dari pasangannya, dengan catatan bahwa ia telah memberikan hak nafkah kepada istri terlebih dahulu. Sebagai mana telah di di riwayatkan oleh Aisyah r.a, Rasulullah pernah bersabda.

“sungguhsebaik-baiknya makanan yang di makan oleh seseorang adalah hasil dari usahanya. Dan sesungguhnya anak dia adalah bagian dari hasil usahanya.” (H.R Abu Dawud)

Dari hadis tersebut dapat di ketahui, bahwa orangtua/mertua mempunyai ha katas nafkah dari anak/menantunya, karena itu adalah bagian dari usahanya juga. Seorang istri dapat memberi nafkah apabila menggunakan hartanya sendiri atau menggunakan harta suami atas seizing suaminya.

  1. Menjaga Tali Silaturrahim Dan Merekatkan Hubungan Kedua Keluarga

Dasar dari pernikahan adalah membentuk sebuah keluarga dan menyatukan kedua keluarga dalam satu ikatan kekeluargaan.  Artinya, menikah juga menyatukan keluarga yang berbeda (keluarga suami dan keluarga istri) menjadi satu ikatan kekeluargaan. Oleh karena itu, penting bagi menantu untuk menjadi perantara terjalinya ikatan silaturrahim yang baik antar kedua keluarga. Tidak jarang terjadi di mana menantu dan mertua memilki perbedaan pandangan dan pemikiram yang membuat keduanya tidak cocock. Namun hal ini perlu kembali di luruskan, seorang menantu tentu perlu bersikap baik dan menjaga hubungan baiknya dengan mertua. Meskipun berbeda pemikiran dan pandangan, menantu tetap wajib menjaga hubungan baiknya dengan sang mertua. Sebagaiman telah di sampaikan Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Orang yang menyambung silaturrahim itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin. Akan tetapi orang yang menyambung silaturrahim ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus.” (Muttafaqun Alaih)

  1. Mengingatkan Dalam Kebaikan

Tugas dan tanggung jawab seorang umat berAgama Islam adalah saling mengingatkan dalam kebaikan kepada sesama. Karena itu merupakan sebuah kewajiban dan perintah dari Allah SWT kepada hamba-Nya. Mertua pasti telah mengalami banyak pengalaman dan asam garamnya kehidupan. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan melakukan kesalahan lagi, dan wajib bagi menantu untuk mengingatkan sang mertua. Begitupun sebaliknya. Mertua dengan segala pengalaman hidupnya tentu perlu mengingatkan dan menasihati menantu apabila melakukan kesalahan.

  1. Tidak Menghalangi Pasangan Untuk Berbakti Kepada Orangtua

Bagi setiap pasangan yang telah menikah, maka prioritas yang utama adalah kepada pasnagannya. Namun seorang suami tetap memiliki tanggung jawab untuk berbakti dan mengutamakan orangtuanya, sebab ia adalah penerus dan harapan orangtuanya. Sedangkan bagi istri, berbakti pada suami adalah hal utama yang harus ia tunaikan. Karena setelah menikah, seorang istri sepenuhny merupakan tanggug jawab dari sang suami. namun istri tetap dapat berbakti kepada orangtuanya setelah berbakti kepada suami dan mendapat izin dari sang suami.

Dan tidak ada hak katas keduanya untuk saling mengalangi satu dengan lainya untuk berbakti kepada orangtuanya. Dalam hal ini, suami dan istri memiliki tugas baru untuk berbakti kepada mertua yang pada dasarnya telah menjadi orangtuanya. Dengan begitu, hubungan kekeluargaan antar menantu dan mertua dan besan antar besan(mertua) akan berjalan dengan baik dan menjadi harmonis.

  1. Mendoakan Mertua

Mendoakan kebaikan kepada sesama merupakan hal baik yang telah di perintahkan Allah SWT kepada umat Islam. Bagi seroang menantu, tentu memiliki kewajiban untuk selalu mendoakan mertuanya. Sebab, mendoakan mertua sama halnya mendoakan orangtua sendiri dan menjadi bagian dari jalan berbakti kepada mertua(orangtua). Sekalipun mertua telang meninggal dunia, menantu tetap wajib untuk mengirim doa kepada mertuanya. Sebab do’a yang baik dari anak (menantu) dapat memudahkannya di akhirat.

  1. Memuliakan Mertua

Sebagai seorang anak, tentu memiliki kewajiban untuk memuiakan kedua orangtua dan hal ini juga berlaku setelah kita menikah. Setelah menikah maka kita juga akan mendapatkan orangtua baru dari pasangan kita. Dan ini menjadikan kita sebagai menantu untuk memuliakan mertua kita dengan sebaik-baiknya. Ada banyak cara untuk kita memulikan mertua, bisa dengan memberi perhatian, bertutur kata yang baik, bersikap santun, membantu pekerjaan, memberi nafkah dan melakukan kebaikan lainya. Mertua adalah orangtua dari pasangan kita, yang artinya juga menjadi orangtua kita, dan wajib bagi seorang anak untuk memuliakan orangtuanya.

Pada dasarnya, orangtua dari pasangan kita merupakan orangtua kita juga. Sebab pernikahan adalah jalan menyatukan hubungan silaturrahim dua keluarga menjadi satu ikatan kekeluargaan. Dan dari penjelasan di atas, dapat di pahami bahwa menantu juga memiliki kewajiban untuk di tunaikan kepada mertua. Selayaknya berbakti kepada orangtua sendiri, menantu juga memiliki tugas untuk berbakti kepada orangtua (mertua) pasangannya dengan sebaik-baiknya.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai kewajiban seorang menantu kepada mertuanya. Mertua adalah orangtua dari pasangan kita, yang berarti juga menjadi orangtua kita. Dan wajib bagi kita untuk menunaikan kewajiban-kewajiban kita sebagai seorang anak (menantu) kepada orangtua (mertua).

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • DalamIslam
  • Sahabatyatim
Hukum Berhubungan Badan Melalui Dubur Dalam Islam Dan Medis

Hukum Berhubungan Badan Melalui Dubur Dalam Islam Dan Medis

Hubungan Badan Suami Istri Melalui Dubur

 

 

Hallo Kawan Mama,

Agama islam memerintahkan bagi umatnya untuk menunaikan pernikahan dengan lawan jenisnya untuk membangun sebuah hubungan keluarga dalam sebuah runmah tangga. Oleh karena itu, pernikahan merupakan sebuah ibadah sunnah yang hendaknya di lakanakan oleh umatnya. Dengan memenuhi rukun dan syarat yang berlaku, maka seorang laki-laki muslim dan wanita msulimah dapat melangsungkan pernikahan.

Tujuan dari pernikahan bukan hanya untuk menjalin kasih di antara seorang  laki-laki dengan seosang wanita saja. Namun sebuah perintah untuk melaksanakan sebuah pernikahan juga dengan adanya tujuan untuk memperbanyak keturunan sebagai penerus umat beragama. Dalam upaya untuk mendapatkan keturunan, maka suami dan istri akan melakukan hubungan badan sebagai ikhtiar untuk mendapatkan keturunan.

Namun tidak jarang juga hubungan badan seorang laki-laki dengan seorang wanita tidak selalu bertujuan untuk mendapatkan keturunan. Ada juga yang melakukannya hanya untuk melampiaskan hasrat seksualnya saja. Karena beberapa orang memamng memilki hasrat dan libido yang cenderung lebih tinggi di bandingkan orang pada umumnya. Sehingga banyak dari kalangan tersebut berhubungan badan dengan memakai pengaman atau lewat duburnya.

Lalu bagaimana islam memandang hubungan badan yang di lakukan oleh suami dan istri melalui dubur?. Kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai hukum berhubungan badan melalui dubur. Sebagai berikut.

Hubungan Badan Suami Istri Melalui Dubur

Pada umumnya tujuan hubungan badan suami istri adalah untuk mendapatkan keturunan sebagai penerus keluarga. Namun tidak jarang terjadi, hubungan badan suami istri hanya untuk menyalurkan hasrat dan libido yang cenderung tinggi dengan orang pada umumnya. Hal ini banyak di temukan dan sudah menjadi hal biasa di lakukan bangsa barat, Namun lain dengan umat Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 222, yang artinya.

“istri-istrimu adalah seperti lahan tempat kamu bercocok tanam. Maka datangilah lahan tempatmu bercocok tanam itu dengan cara apapun yang kamu kehendaki.” (Q.S Al-Baqarah : 222)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa seorang suami dapat menggauli istrinya dengan cara apapun yang ia kehendaki. Banyak yang salah mengartikan bahwa ayat tersebut memperbolehkan suami mneggauli istri melalui jalur belakang (dubur). Pemahaman tersebut merupakan logika yang keliru. Maksud dari ayat tersebut adalah suami dapat menggauli istri dengan cara apapun yang ia kehendaki selagi sesuai dengan ketentuan syariat.

Agama Islam memandang hal ini (berhubungan badan melalui dubur) adalah sebuah perbuatan yang tidak boleh di lakukan. Berhubungan badan suami istri melalui dubur merupakan sebuah perbuatan dosa bagi para pelauknya. Dan tidak ada alasan yang  dapat membenarkan dan memperbolehkannya hubungan badan suami istri melalui jalur belakang (dubur). Sebagai mana telah di perintahkan oleh Allah Swt kepada pasangan suami dan istri. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 222, petikan ayat tersebut yang artinya.

“Maka campurilah mereka (istri-istrimu) itu di tempat yang di perintahkan Allah SWT kepadamu.” (Q.S Al-Baqarah : 222)

Hukum Berhubungan Badan Melalui Dubur

Dari ayat di atas dapat di ketahui bahwa Allah SWT telah memerintahkan kepada suami untuk menggauli istri hanya pada tempat yang telah di perintahkan. Oleh sebab itu maka hubungan badan suami istri melalui jalur belakang adalah perbuatan yang salah dan tidak di perbolehkan. Meskipun seorang istri rela untuk melakukan hal tersebut bersama suaminya, hal tersebut tidak menjadikan hubungan badan suami istri melalui dubur di perbolehkan. Dan dengan demikian itu, keduanya akan mendapat ganjaran dosa dari Allah SWT.

Hubungan badan suami istri melalui dubur adalah termasuk perbuatan dosan yang haram di lakukan pasangan suami dan istri. Namun ada pendapat yang mengatakan bahwa apabila zakar (kelamin laki-laki) hanya bersenetuhan dengan lingkaran dubur dan tanpa memasukannya, maka hal tersebut bukan termasuk hal yang di larang. Namun barang siapa yang bermain-main dengat “kebun” sangat di khawatirkan ia akan terjerumus kedalamnya. Oleh sebab itu sebaiknya hindari hal-hal yang dapat menjerumuskan kedalam perbuatan dosa.

Hadits Nabi

Dalam sebiah riwayat, sahabat Umar Bin Khattab R.a, pernah memberitahu Rasulullah Saw bahwa ia telah mneyetubuhi istrinya bukan dari arah farjinya, Umar berkata pada Rasul.

“telah saya belokkan kendaraanku semalam.”, kemudian Rasul berkata. “boleh kamu laukan dari depan atau belakang, tapi hati-hatilah jangan kau lakukan ketika haid maupun pada dubur.” (H.R Ahmad)

Hal ini juga telah di perjelas oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

”janganlah kamu mendatangi istri-istrimu pada dubur mereka.” (H.R Ahmad, Ibnu majjah dan Tirmidzi), Dan hadits lainya yang berbunyi.

“terkutuklah orang yang mendatangi istri dari duburnya.” (H.R Ahmad dan Ashaab As-Sunan)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW membolehkan sahabat Umar untuk bebas dalam menggauli istrinya, namun dengan catatan tidak menggauli istrinya ketika istrinya tengah dalam kondisi haid, dan tidak boleh menggauli istrinya melalui duburnya. Berhubunagan badan dengan istri melalui dubur samal halnya seperti kisah kaum Nabi Luth yang tekenal sebagi kaum Sodom, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 28, yang artinya.

“Sesunguhnya kalian telah melakukan perbuatan keji yang tidak pernah di lakukan oleh satu orang pun sebelum kalian di ala mini.” (Q.S Al-Ankabut : 28)

Dan Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT melaknat orang yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth” bahlan rasul sampai mengucapkannya sebanyak tiga kali. Dengan begitu dapat di pastikan bahwa berhubungan badan dengan istri melalui dubur merupakan perbuatan dosa dan haram di lakukan dalam Agama Islam.

Menurut Ilmu Medis

Secara medis, dubur (anus) adalah sebuah jalur pembuangan limbah dan kotoran yang di hasilkan dari dalam organ pencernaan yang mengandung banyak bakteri. Oleh sebab itu berhubungan badan dengan istri melalui dubur adalah perbuatan yang tidak di anjurkan dalam ilmu medis. Secara medis, banyak resiko yang dapat terjadi dan berdampak bururk bagi pelau akibat hubungan badan melalui jalur belakang.  Berikut adalah beberapa resiko yang akibat berhubungan badan melalui jalur belakang (dubur).

    1. Terkena Penyakit Menular

Lapisan dalam kulit anus (dubur) merupakan lapisan yang sangat tipis dan tidak memiliki pelumas alami yang akan mengakibatkan luka pada lapisan tersebut. Dengan adanya luka dapat membuat bakteri dan virus masuk dan menginveksi jaringan pembuluh darah pada tubuh apabila di gunakan untuk berhubungan badan. Akibat dari inveksi tersebut, pelaku dapat terkena penyakit seperti, HIV, Herpes Kelamin, Kutil Kelamin, Klamidia, Hepatitis A, Hepatitis B, Gonore, dan Sifilis.

    1. Melemahkan Cincin Otot Anus

Bentuk dari anus (dubur) di desain dengan otot berbentuk lingkaran yang berfungi sebagai pengatur aktivitas buang air besar (BAB). Sehingga apabila di gunakan untuk berhubungan badan dapat mengakibatkan otot pada anus menjadi lemah dan dapat mengganggu aktivitas BAB menjadi tidak terkontrol.

    1. Memperburuk Wasir

Bagi sebagian orang tentu ada yang memilki riwayat penyakit wasir. Berubungan badan lewat dubur beresiko dapat memperburuk penyakit wasir dan menjadikan anus lebih mudah untuk terinfeksi oleh bakteri dan virus.

Dengan demikian dapat di ketahui, bahwa berhubungan badan melalui dubur adalah hal yang haram dan tidak boleh di lakukan baik menurut pandangan Agama maupun medis. Sebab pada dasarnya dubur bukanlah alat reproduksi yang dapat di gunakan untuk melakukan hubungan badan suami dan istri. berhubungan badan melalui anus juga dapat mengakibatkan resiko pada suami dan istri. Sebab anus merupakan organ pembuangan kotoran yang di kelilingi oleh bakteri dan virus yang dapat menular dan menginvekasi istri maupun suami. Dan Allah SWT melaknat bagi siapa saja yang melakukan hubungan badan melalui dubur sama halnya ketika Allah SWT melaknat kaum Nabi Luth.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai hubungan badan suami istri melalui dubur. Sebagai seorng istri, penting untutk taatdan patuh dengan perintah suami, karena itu merupakan sebuah bentuk ibadahnya dalam rumah tangga. Namun jika suami memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan syariat dan merugikannya, maka wajib bagi istri untuk menolak permintaan dan perintah tersebut.

Semoga tulisan ini dapat membantu. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Islampos
  • Alodokter
  • Konsultasisyariah
Keutamaan Birrul Walidain – Bakti Anak Kepada Orang Tua

Keutamaan Birrul Walidain – Bakti Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Di dalam agama Islam, selain di perintahkan untuk melakukan ibadah fardhu seperti shalat dan berpuasa, umat Islam juga di perintah oleh Allah SWT untuk berbakti kepada orang tua. Birrul Walidain atau dalam Bahasa Indonesia berarti berbakti kepada orang tua adalah fitrah dan tugas serta menjadi kewajiban bagi seorang anak kepada orang tuanya. Karena bagaiamanapun, seorang anak merupakan buah hati dan darah daging yang di rawat dengan kasih sayang dan pengorbanan yang sedemikian rupa oleh orang tuanya.

Tidak bisa di pungkiri, sebab kehadiran seorang anak tidak lain karena adanya takdir Allah yang berupa kelahiran anak dari hubungan antara suami dan istri yang menjdai orang tua dari anak tersebut. Kebaikan, kasih sayang dan pengorbanan yang telah di berikan oleh orang tua kepada anak tidak akan dapat di balas oleh hal apapun. Allah SWt telah memerintahkan bagi setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mangatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan lah engkau membentak keduanya. Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dari ayat tersebut dapat di ketahui bahwa selain larangan syirik, Allah SWT juga memerintahkan hamba-Nya untuk berbakti dan taat kepada orang tuanya. Dan Allah SWT juga melarang umat-Nya untuk melawan apalagi sampai membentak orang tua mereka sendiri. Tentunya birrul walidain dengan memuliakan dan berbakti kepada orang tua akan membuat anak menjadi perilaku yang shalih dan mendapat ridho orang tua berupa surga Allah SWT. Pada tulisan kali ini kawan mama akan membahas mengenai keutamaan seorang anak berbakti kepada orang tuanya, sebagai berikut.

Keutamaan Birrul Walidain (Berbakti Kepada Orang Tua)

Kutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

  1. Amalan Paling Utama Bagi Anak

Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua tentu menjadi hal yang harus di lakukan seorang anak kepada orang tuanya. Karena bagaimanapun orang tua adalah orang yang melahirkan, merawat dan memberikan kasih sayang serta segalanya hanya untuk kebahagiaan anaknya. Oleh sebab itu, berbakti kepada orang tua merupakan hal yang paling utama yang harus di amalkan sebagai seorang anak kepada orang tuanya.

Dalam sebuah riwayat oleh Abdullah bin Mas’ud r.a, ketika itu beliau bertanya pada Rasul.

“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. ‘Amalan apakah yang paling afdhal (utama)?’. Rasul menjawab, ‘Shalat pada waktu-waktunya’. Aku bertanya lagi, ‘kemudian apa lagi?’. Beliau menjawab lagi, ‘berbakti kepada orang tua’. Aku bertanya lagi, ‘kemudian apa lagi?’. Beliau menjawab lagi, ‘jihad fi sabilillah.’ Kemudian aku terdiam dan tidak lagi bertanya kepada Rasulullah SAW. Andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku.” (H.R Bukhari, Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

Dari hadis tersebut dapat di ketahui bahwa selain kewajiban melakukan ibadah maghdah (fardhu), Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada umatnya untuk manjadikan birrul walidain sebagai amalan utama yang harus di lakukan. Sebab jalan menuju surga bagi seorang anak adalah ridho dari orang tuanya.

  1. Amalan Paling Di Cintai Allah SWT

Sebagaimana telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis di atas. Selain melaksanakan shalat fardhu, ibadah yang paling di cintai Allah adalah kebaktian seorang anak kepada kedua orang tuanya. Dan barang siapa melakukan seuatu yang di cintai Allah SWT, tentu baginya sebuah surga Allah SWT yang terbuka kepadanya. Dan dengan melakukan perintah dan amalan yang di senangi Allah maka ia akan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT.

  1. Ridha Orang Tua Adalah Ridho Allah SWT

Pada hakikatnya, ridho orang tua adalah ridho dari Allah SWT. Itu juga berarti bahwa surga Allah SWT adalah surga seorang anak yang terdapat pada ridho kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, keutamaan berbakti kepada orang tua akan membuat anak mendapatkan ridho orang tua dan surg Allah SWT. Sebagaiamana di terangkan dalam sebuah riwayat oleh Abdullah bin Ummar, yang artinya.

“Ridha Allah SWT tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah SWT tergantung pada murka orang tua.” (H.R Tirmidzi)

  1. Di Limpahkan Rezeki Serta Umur Yang Panjang

Keutamaan lain karena berbakti kepada orang tua ialah di limpahkan rizki dan di beri umur panjang. Seorang anak yang membaktikan dirinya kepada orang tuanya akan mendapatkan rizki yang melimpah dan di berikan umur panjang nan berkah oleh Allah SWT.  Sebagaimana telah hadis yang telah di riwayatkan oleh imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syaikh Syu’aib al arnauth, Rasulullah SAW bersabda.

“Siapa yang ingin di panjangkan umurnya dan dan di tambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada orang tuanya dan menyambung silaturrahim.” (H.R Ahmad)

  1. Termasuk Fi Sabilillah

di lansir dari laman madani, Amalan berbakti kepada orang tua juga merupakan sebuah langkah fi sabilillah (jalan Allah SWT). Karena membantu orang tua, atau memberi nafkah kepada orang tua juga merupakan bentuk jihad seorang anak kepada orang tuanya di dalam Agama Islam. Sebagaimana telah di jelaskan dalam hadits yang di riwayatkan oleh Ka’ab bin Ujrah r.a,

“seorang lewat di hadapan Rasulullah SAW, lalu di lihat oleh para sahabat Rasulullah SAW menyaksikan kesungguhannya dan kerajinannya dalam bekerja. Para sahabat berkata ‘Wahai Rasulullah, andaikan (kesungguhan dan kerajinannya ini) di jalan Allah?’. Maka Rasulullah SAW berkata, ‘jika ia keluar bekerja menghidupi anaknya yang masih kecik maka ia termasuk di jalan Allah. Jika ia keluar bekerja untuk membantu/menghidupi kedua orang tuanya yang sudah sepuh maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar bekerja untuk dirinya sendiri demi menjaga kehormatan/harga dirinya maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar untuk riya (pamer) dan berbangga diri maka ia di jalan setan’.” (H.R Thabrani dan Baihaqi)

  1. Di Terima Taubatnya

Sebagaiaman yang telah di katakana di sebutkan dalam hadits si atas, bahwa ridho orang tua adalah ridho Alah SWT. Jadi ketika anak melakukan kesalahan dan kemudian bertuabat dengan sungguh-sungguh dan berbakti serta berbuat baik kepada orang tua dapat menjadikan taubatnya di terima oleh Allah SWT. Sebagaimana telah di riwayatkan dalam sebuah hadits oleh Ibnu Umar.

“Seorang pria datang kepada Rasulullah SAW, da ia berkata ‘Wahai Rasulullah SAW, saya telah ,elakukan dosa besar, apakah masih ada taubat untukku?’. Rasulullah SAW bertanya kepadanya, ‘apakah kamu masih memiliki orang tua?’ ‘Tidak’. ‘apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?’, ‘iya’. ‘kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!’.” (H.R Ahmad, Tirmidzi, dan ibnu hibban)

  1. Pintu Surga Yang Paling Tengah

Hakikatnya, kedua orang tua adalah salah satu perwujudan dari pintu surga Allah yang paling berada di tengah. Maksudnya ialah, kedua orang tua kita juga merupakan jalan menuju surga Allah di mana jalan tersebut akan mengantarkan menuju pintu surga yang paling berada di tengah-tengah. Sebagaimana telah di katakana oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, beliau bersabda.

“orang tua maruoakan pintu surga yang paling pertengahan. Jika engkau mampu, maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut.” (H.R Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban)

Dari hadits tersebut dapat di pahami bahwa orang tua adalah perantara/jalan bagi seorang anak untuk mendapatkan surga Allah. Dan dengan membaktikan diri kepada orang tua dapat mengantarkannya menuju surga Allah melalui pintu yang paling berada di tengah-tengah.

  1. Di ijabah do’a-do’anya

Keutamaan lainya dari berbakti kepada orang tua adalah dapat di ijabah do’a-donya oleh Allah SWT. Karena pada dasarnya, orang tua selalu mendoakan yang terbaik kepada anak-anaknya. Apalagi bila anak-anaknya dapat berbakti kepada orang tua, maka akan membuat do’a semakin mudah untuk di ijabah oleh Allah SWT. Sebagaimana telah di riwayatkan dalam sebuah hadits oleh Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda.

“Ada tiga do’a yang mustajab, dan tidak ada keraguan akan hal itu. Yaitu do’a orang yang terdzalimi, do’a orang musafir dan do’a orang tua untuk kebaikan anak-anaknya.” (H.R Ibnu Majjah), dan dalam riwayat lain mengatakan.

“Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan tenteng hal itu. Yaitu, do’a orang tua untuk anaknya, do’a orang musafir dan do’a orang yang terdzalimi.” (H.R Abu Daud dan Ahmad)

Dari apa yang telah di bahas di atas, dapat di Tarik kesimpulan bahwa, Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak yang harus ia tunaikan kepada orang tuanya. Tentunya dengan membaktikan diri kepada orang tua, sebagai anak kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang telah di sebutkan di atas tadi. Sebagai catatan, anak dapat menolak dan tidak patuh kepada orang tua, apabila orang tua menyuruhnya untuk melakukan seuatu yang bertentangan dengan ketentuan Syari’at Islam yang berlaku. Namun, penolakan tersebut haruslah dengan tutur kata dan adab yang baik agar orang tua dapat mengerti dan sadar akan perintahnya yang menyalahi Syari’at.

Demikain pembahasan dari Kawan Mama mengenai keutamaan berbakti kepada orang tua. Dan perlu di ingat, surga Allah SWT adalah ridho dari orang tua, maka dari itu berbakti kepada orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Popbela
  • Madaninews
Muslimah Cerdas – Keutamaan Menutup Aurat

Muslimah Cerdas – Keutamaan Menutup Aurat

Hallo Kawan Mama, Allah SWT menciptakan manusia sebagai khilafah di bumi sebagai pemimpin untuk dirinya sendiri dan semua yang ada di sekitarnya. Dan manusia di ciptakan oleh Allah SWT dengan segala kesempurnaan di atas mahluk lainya, bahkan melebih malaikat sekalipun. Dengan Agama Islam sebagai pegangan dan Al-Qur’an sebagai pedoman bagi setiap mahluk untuk mencapai kesempurnaan tersebut. Hal tersebut juga berisi tentang bagaimana keutamaan menutup aurat bagi seorang wanita.

Agama Islam sangat memperhatikan dengan begitu detail terhadap pemeluknya, tak terkecuali mengenai perkara aurat. Karena Agama Islam hadir untuk menjaga kehormatan dan nailai dari manusia itu agar menjadi manusia dengan pribadi yang sebaik-baiknya. Namun dalam hal ini kadang banyak dari kaum wanita yang merasa enggan, ribet dan menyepelekannya. Padahal aurat seorang wanita adalah tanda kehormatan dan kesucianya untuknya agar mendapat surga Allah. Sebagaimana telah di jelaskan dalam hadis, Rasulullah Saw bersabda.

“Ada dua golongan penghuni neraka, yang tidak pernah aku lihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlenggak-lenggok dan kepalanya di gelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan mencium baunya.” (H.R Ahmad)

Dari ayat tersebut dapat di ketahui bahwa menutup aurat merupakan sebuah kewajiban bagi kaum wanita agar terhindar dari api neraka dan akan mendapat surga Allah SWT. Pada tulisan kali ini Kawan Mama akan membahas tentang keutamaan menutup aurat bagi kaum wanita. Sebagai berikut.

Keutamaan Menutup Aurat Bagi Kaum Wanita

Bagi kaum wanita, menutup aurat merupakan hal yang pentig dan wajib di lakukan. Bukan hanya sebatas perintah syariat semata namun dengan menutup aurat, wanita tentu akan memperoleh keutamaan-keutamaan sebagi berikut.

  1. Perintah Allah SWT

Keutamaan yang pertama dalam menutup aurat yang paling dasar adalah menjalankan perintah Allah SWT. Sebagai msulimah yang taat beragama, menjalankan perintah Allah adalah suatu kewajiban yang harus di laksanakan. Dengan begitu, ia akan semakin dekat dengan Allah dan mendapat ridho-Nya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’am Surat An-Nur ayat 31, yang artinya.

“Katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman, supaya mereka menahan sebagian penglihatan memelihara kehormatannya. Dan tidak memperlihatkan perhiasannya (tubuhnya) selain daripada yang nyata (mesti terbuka daripada bagian badannya yang sangat perlu dalam pekerjaan sehari-hari, seperti muka dan telapak tangan). Dan hendaklah mereka sampaikan kudungnya keleher (tutup kepalanya sampai keleher dan dada), dan tidak memperlihatkan perhiasannya (tubunya). Kecuali pada suami, ayahnya, ayah suaminya, anaknya, anak suaminya, saudaranya, anak saudara laki-lakinya, anak saudara perempuanya, perempuan islam, budaknya, lelaki yang menjalankan kewajiban tetapi tidak memiliki keinginan (terhadap perempuan), dan anak-anak yang tidak mnegerti aurat perempuan. Dan janganlah mereka pukulkan kakinya supaya di ketahui orang perhiasanya yang tersembunyi (seperti melangkah dengan cara yang menyebabkab betisnya terbuka atau perhiasan seperti gelang/rantai kakinya Nampak. Dan tuabatlah kamu semuanya kepada Allah SWT hai orang yang beriman, supaya kamu beruntung.“ (Q.S An-Nur : 31)

  1. Menjadi Wanita Yang Terhormat

Dengan menjaga aurat, seorang wanita akan menjadikannya lebih terhormat dan bermartabat. Sebab aurat seorang wanita merupakan sebuah tanda kesucian dan perhiasan dirinya. Karena bagimananpun menutup aurat juga merupakan sebuah langkah disiplin dalam adab berpakaian. Dan orang yang disiplin tentu akan lebih berwibawa dan di hormati oleh orang lain.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59, yang artinya.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan wanita-wanita (keluarga) orang-orang mukmin agar mereka mengulurkn atas diri mereka (ke seluruh tubuh mereka) jilbab mereka. Hal ini menjadikan mereka lebih mudah di kenal (sebagai para wanita muslimah yang terhormat dan merdeka) sehingga mereka tidak di ganggu. Dan Allah senantiasa Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab : 59).

  1. Terhindar Dari Api Neraka

Bilamana seorang mukmin yang menutup auratnya dengan baik atas niat untuk mendekatkan diri kepada Allah, niscaya Allah SWT akan menjauhkannya dari siksa api neraka. Kewajiban menutupa aurat merupakan sebuah hal yang di perintahkan Allah kepada umat muslim. Sehingga wajib bagi muslimah untuk melaksanakan perintah tersebut agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, dan di jauhkan dari siksa api neraka. Rasulullah SAW pernah bercerita ketika beliau tengah dalam isra’ mi’raj, beliau bersabda.

“Ada dua golongan penhuni api neraka yang aku tidak pernah melihat keduanya sebelumnya. Wanita-wanita yang telanjang, berpakaian tipis, dan berlengak-lenggok dan kepalanya yang di gelung seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan mencium baunya. Dan laki-laki yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang di gunakan untuk menyakiti umat manusia.” (Imam Ahmad)

Dalam sebuah riwayat lain, Rasulullah SAW juga pernah menceritakan hal ini kepada anaknya Fatimah. Rasulullah SAW bersabda,

“Wahai anakku Fatimah, Adapun perempuan-perempuan yang akan di gantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutuo rambutnya daripada di lihat oleh laki-laki yang bukan mahramnya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Terhindar Dari Fitnah Dunia

Dengan menaga aurat agar tetap tertutup dan tidak terumbar tentu akan membuat seorang wanita terhindar dari fitnah dunia. Pada zaman modern ini, mudah sekali terjadi fitnah pada kaum wanita. Sebab ketika seorang wanita tidak menutup auratnya dengan baik, bukan tidak mungkin akan banyak buruk sangka yang akan mengarah kepadanya. Apalagi jika ia secara terang-terangan mengumbar auratnya, bukan tidak mungkin sebuah stigma buruk seperti tuduhan wanita penggoda, atau wanita murahan akan tertuju kepadanya.

Hadirnya desain-desain baru pada dunia fashion (khususnya fashion muslimah) tentu menjadi kabar baik yang di tunggu. Sebab dengan begitu, kaum muslimah dapat tampil dengan tetap sesuai syariat dan tetap dapat berpenampilan menawan dengan desain-desain busana modern. Tentunya hal ini juga harus di niati untuk menjaga auratnya dan menjadi media agar semakin dekat dengan Allah SWT.

  1. Terhindar Dari Perkara Maksiat

Keutamaan wanita dalam menutup aurat tentu dapat membuatnya terhindar dari perkara-perkara maksiat yang merugi. Wanita yang tidak menutup auratnya dengan baik tentu bersiko mengalami gangguan syaitan dan dari lawan jenis. Sebab aurat yang terumbar bukan tidak mungkin akan membuat lawan jenis menjadi tertarik dan kemudian datang mengganggunya. Dengan menutupi aurat, maka akan menghindari perkara-perkara tersebut. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 27, yang artinya.

“Wahai anak cucu Adam, janganlah kalian tertipu oleh setan. Sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapak kalian dari surga dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya.” (Q.S Al-A’raf : 27)

di lansir dari laman Lifeislamically Salah satu penyebab banyaknya kasus pelecehan yang terjadi terhadap kaum wanita, adalah terdapat pada wanita itu sendiri. Aurat wanita yang tertutup tentu akan membuatnya terhindar dari perbuatan tercela tersebut. Sedangkan wanita yang berpenampilan terbuka dan cenderung mengumbar auratnya, tentu dapat mengundang nafsu dari kaum pria untuk berbuat hal yang tidak-tidak kepadanya. Oleh karena itu, penting bagi seorang wanita untuk menjaga dan menutup auratnya agar terhindar dari perbuatan-perbuatan maksiat.

  1. Menjadi Perhiasan Dunia

Perhiasan merupakan suatu barang atau benda yang mengkilau dan manjadi hal yang bernilai tinggi dan mahal dan menjadi dambaan orang pada umumnya. Begitu juga dengan wanita yang menutup auratnya dengan baik. Seorang wanita yang dapat menjalankan perintah untuk menjaga dan mentutup auratnya dengan baik juga di artikan sebagai perhiasan dunia. Dari semua kaum pria, tentu mendambakan untuk memilki wanita yang baik dan shalihah sebagai pasngan hidupnya.

Pada dasarnya penampilan adalah cerminan dari pribadi seseorang. Oleh sebab itu penting bagi wanita untuk menjaga dan menutup auratnya dengan baik. Dengan begitu akan mengangkat drajat dan kehormatanya menuju pribadi seorang wanita shalihah. Sebagaimana telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (H.R Muslim)

  1. Tanda Memilki Rasa Malu

“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak. Dan ahlak itu adalah rasa malu. Malu adalah bagian dari iman, dan iman itu di surga.”(H.R Muslim)

Seorang wanita yang menutup auratnya juga merupakan sebuah tanda bahwa ia memiliki rasa malu pada dirinya, orang lain dan kepada Allah SWT. Sedangkan sebuah rasa malu sendiri merupakan bagian dari iman seorang hamba kepada Tuhannya, sebagaiman telah di jelaskan dalam hadis tersebut.

Menutup aurat adalah sebuah perintah dari Allah SWT yang wajib untuk di lakukan oleh setiap umat Islam (khusunya kaum wanita). Karena dengan manjaga dan menutup aurat dengan baik dan sesuai dengan tuntunan syariat akan membuat seorang wanita mendapat keutamaan-keutamaan seperti yang telah di jelaskan di atas. Selain menjadi perhiasan dunia  dengan kehormatannya, wanita yang menjaga dan menutup auratnya akan semakin dekat dengan Allah dan mendapat surga-Nya. Begitulah bagaimana Islam memerhatikan dan memuliakan seorang wanita agar menjadi muslimah yang bermartabat.

Demikian pembahasan dari kawan mama mengenai kautamaan menutup aurat bagi kaum wanita. Dengan menjalankan perintah untuk menutup aurat akan membuat drajat dan kehormatan meningkat. Serta di jauhkan dari siksa api neraka dan mendapat ridho dan surga Allah SWT.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Lifeislamically
  • Dalamislam