Istri Wajib Tahu !! Dosa Istri Terhadap Suami

Istri Wajib Tahu !! Dosa Istri Terhadap Suami

Dosa Istri Terhadap Suami Menurut Agama Islam

Dosa Seorang Istri Kepada Suami

 

Hallo Kawan Mama,

Melangsungkan pernikahan tentu menjadi cita-cita dari setiap wanita pada umumnya. Dalam Agama Islam, menikah adalah sesuatu hal yang termasuk ibadah dan di anjurkan bagi setiap msulim untuk melaksanakanya. Islam juga telah mengatur mengenai tugas dan tanggung jawab bagi suami dan istri untuk menunaikan kewajibannya. Sehingga hubungan suami istri akan menjadi seimbang karena adanya tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Laki-laki yang memainkan peran sebagai suami, tentu mempunyai peran yang sangat penting dalam rumah tangga. Sebab, setiap laki-laki yang telah menikah dan menjadi suami amaka ia juga akan menjadi imam bagi istrinya, serta menjadi kepala dan pemimpin keluarga yang mempunyai tanggung jawab penuh pada keluarga yang ia pimpin. Suami bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada istri, menafkahi istri, mengajari istri ilmu agama dan hal-hal penting lainya yang perlu di perhatikan sedemikian rupa.

Sementara itu, wanita sebagai istri juga mempunyai peran yang tak kalah penting. Meskipun kedudukan anatara suami dan istri berbeda, namun istri juga memiliki peranyang penting dalam rumah tangga. Istri memiliki peran untuk mengabdikan sepenuhnya atas dirinya lahir dan batin hanya untuk sang suami semata. Sebab ridho seorang suami adalah ridho Allah SWT, dan apabila istri tidak mendapat ridho dari suami, maka tidak ada surge baginya.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai prilaku yang dapat menjadi dosa seorang istri kepada suami. sebagai istri, hendaknya selalu berhati-hati dalam setiap perkataan dan tingkah lakunya kepada sang suami. Sebab beberapa hal akan menjadi dosa beagi seorang istri kepada suaminya. Pasalnya, perbuatan perbuatan yang tidak pantas yang di lakukan seorang istri dapat menghantarkanya menjadi durhaka dan berakhir dengan api neraka. Latas apa saja perbuatan-perbuatan istri yang dapat menjadi dosa kepada suami?, sebagai berikut.

Hal-hal Yang Dapat Menjadi Dosa Seorang Istri Kepada Suami

  1. Menentang perintah suami

Seorang suami adalah seorang imam sekaligus pemimipin dan kepala keluarga. Oleh karena itu, wajib bagi seorang istri untuk taat dan menuruti perintah dari sang suami. Sebab sudah menjadi kewajiban bagi istri untuk mengabdikan seluruh hidupnya hanya untuk sang suami secara lahir dan batin.  Istri harus menuruti perkatataan suami yang mengandung perintah atau larangan kepada dirinya selagi tidak bertentangan dengan syariat yang berlaku. Seperti yang telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“tidaklah seorang perempuan menunaikan hak tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya.” (H.R Ibnu Majjah dan Ahmad)

  1. Menolak ajakan suami (melakukan jimak)

Tujuan dari terjalinya sebuah ikatan pernikahan selain membengun sebuah keluarga, juag bertujuan untuk mendapat keturunan sebagai penerus keluarga dan umat beragama. Dengan melangsungkan pernikahan, maka seketika itu juga laki-laki dan wanita telah resmi menjadi pasangan suami dan istri yang di halalkan bagi mereka untuk melakukan jimak (hubungan badan).

Wajib bagi seorang istri untuk menuruti ajak suami ketika ia hendak mengajaknya berhubungan badan. Istri yang menolak ajakan suami, berarti seketika itu juga ia telah membuka pintu laknat dari Allah SWT kepadanya. Sebagiamana tekah di jelaskan oleh Raulullah SAW, beliau bersabda.

“apabila laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya kemudian ia (istri) menolak untuk datang lalu laki-laki itu (suami) tidur semalam dengan keadaan marah kepadanya, maka ia akan di  laknat oleh malaikat sampai waktu subuh.” (H.R Bukhari, Muslim dan Ahmad)

  1. Meminta sesuatu yang memberatkan suami

Keistimewaan dari seorang istri adalah berhak mendapat dan wajib di bahagiakan oleh sang suami. Namun hal ini bukan menjadi alasan bagi sang istri untuk meminta sesuatu hal yang dapat memberatkan suami. pada dasarnya, tugas seorang suami salah satunya adalah untuk mencari nafkah yang halal, kemudian Allah telah menentukan baginya sedikit banyak rizki yang ia dapatkan.

Sikap seorang istri yang baik adalah berdo’a agar di limpahkan rizki sang suami dan menerima setiap pemberian suami serta mensukuri setiap yang ia peroleh. Haram bagi seorang istri untuk meminta sesuatu hal yang dapat memberatkan sang suami dalam mewujudkan permintaan istri. dengan menerima dan mensyukuri setiap rizki yang di peroleh, niscaya Allah akan melimpahkan dan melipatgandakan rizki kepada keluarga tersebut.

  1. Abai Terhadap Wewenang Suami Sebagai Imam Dan Pemimpin Keluarga

Seorang suami adalah seorang imam dan pemimpin dari suabuah rumah tangga yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap keluarganya. Oleh karena itu, wajib bagi seorang istri untuk taat dan menuruti setiap perintah dari sang suami. Dengan catatan, peritah-perintah suami yang wajib di turuti oleh sang sitri adalahperintah-perintah yang sesuai dan tidak bertentangan dengan syariat yang di sampaikan oleh Rasulullah SAW dan wajib bagi istri untuk menjalankannya. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“Seandainya Suami Memerintahkan Suatu Pekerjaan Berupa Memindahkan Bukit Merah Ke Bukit Putih Atau Sebaliknya, Maka Tiada Pilihan Bagi Seorang Istri Selain Melaksanakan Perintah Suaminya.”

  1. Tidak Berhias Untuk Suami

Seorang istri di larang untuk menggunakan hiasan pada seluruh tubuhnya. Istri hanya di perbolehkan untuk berhias hanya untuk sang suami semata. Sebab ketika istri berhias bukan untuk suami maka ia telah melakukan sebuah perbuatan dosa. Dengan berhiasnya seorang istri hanya untuk suaminya, maka itu akan menambah rasa cinta kasih sang suami kepada dirinya. Dengan begitu, selain istri akan menjadi lebih di sayang, istri juga akan mendapatkan ridho dari Allah karena telah melakukan keutamaannya sebagai seorang istri yang mengabdi kepada sang suami.

  1. Menjerumuskan Suami Kedalam Perbuatan Dosa

Tugas seorang istri adalah menagabdi dan mentaati perintah suami dengan sebaik-baiknya. Haram bagi seorang istri untuk meminta atau menyuruh suami melakukan sesuatu hal yang dapat membuat suami terjerumus kedalam perbuatan dosa. Istri yang baik dan shaihah adalah istri yang mengingatkan suami ketika suami lalai atau hendak melakukan perbuatan yang menjadikanya berdosa. Istri yang menjerumuskan suami untuk melakukan perbuatan dosa akan membawa mereka berdua (istri beserta suami) menuju kedalam api neraka.

  1. Mementingkan Kepentingan Lain Di Banding Dengan Suaminya

Setelah melangsungkan akad nikah, maka seketika istu juga seorang istri telah menjadi milik suami dan wajib bagi seorang istri untuk mengabdikan seluruh hidupnya, lahir dan batin untuk suami. istri juga tidak di perbolehkan mementingan kepentinganya dan orang lain di atas kepentingan sang suami. Seperti yang telah di jelaskan dalam sebuah riwayat hadits,

Dari Aisyah r.a berkata, saya bertanya kepada Rasulullah SAW. “siapakah orang yang memiliki hak paling besar terhadap seorang wanita?”, kemudian Rasul menjawab. “suaminya”, kemudian Aisyah bertanya, “siapakah orang yang paling besar haknya terhadap seorang laki-laki?”. Rasul menjawab, “ibunya”. (H.R Bazaar dan Hakim)

Dari hadits tersebut dapat di simpulkan bahwa, seorang istri harus memntingkan kepentingan suaminya terlebih dahulu di tas kepentingan yang lain. Sekalipun itu kepentingan orang tua atau saudaranya sendiri. Istri dapat memenuhi kepentingan orang tua atau saudanya apabila telah mendapatkan izin dari sang suami. Sebab, ridho       suami adalah jalan menuju sutrga bagi seorang istri.

  1. Keluar Rumah Tanpa Seizing Suami

Pada umumnya dalam sebuah rumah tangga, suami mempunyai peran untuk pergi mencari nafkah untuk sang istri. Dan ketika suami pergi, kepala rumah tangga beralih menjadi tanggung jawab sang istri. dengan begitu, istri tidak di perbolekan keluar rumah tanpa seizing dari sang suami, sekalipun untuk menemui orang tuanya yag sedang sakit sekalipun. Jika istri melanggar dan pergi dari rumah tanpa seizing suami, maka seketika itu ia telah berbuat dosa dan mendurhakai sang suami. Rasulullah SAW bersabda,

“dua golongan shalatnya yang tidak bermanfaat bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai ia pulang. Dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai ia kembali.” (H.R Hakim dan Ibnu Umar)

  1. Menerima Tamu Yang Bukan Mahram Atau Yang Di Benci Suami Dan Memasukanya Kedalam Rumah

Ketika suami tengah pergi keluar, istri seketika menjadi kepala rumah tangga yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap keluarganya. Haram bagi seorang istri untuk menerima tamu yang bukan mahramnya apa lagi sampai memasukkan kedalam rumah. Karena hak ini dapat menimbulkan terjaidnya perbuatan dosa dan fitnah. Istri juga tidak di perbolehkan menerima tamu seseorang yang tidak di sukai oleh suaminya apalagi sampai memasukkannya kedalam rumah. Sebab ketika suami tengah pergi keluar maka ia telah mempercayaka rumah tangganya kepada sang istri. Dan jika istri menerima tamu asing apalagi tamu yang tidak di sukai oleh suaminya, maka ia telah mendurhakai sang suami, maka tidak ada surge bagi istri tersebut.

  1. Tidak Merawat Suami Ketika Suami Sakit

Seperti yang telah di jelaskan di atas, tugas seorang istri adalah mengabdikan selauruh hidupnya lahir dan batin hanya untuk suami dan mengutamakan kepentingan suami di atas kepentingan lainya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi istri untuk merawat suami apabila mengalami kondisi sakit. Iastri juga tidak di perbolehkan pergi dari rumah ketika suami sedang sakit, sekalipun untuk menemui orang tuanya yang tengah sakit. Karena bagaimanapun suami adalah orang yang harus di dahulukan kepentingannaya.

  1. Melakukan Puasa Sunnah Tanpa Seizing Suami

Pada dasarnya, ibadah puasa sunnah di lakukan untuk semakin mendekatkan diri dan mendapat tambahan pahala dari Allah SWT. Namun ibadah puasa sunnah haram di lakukan bagi wanita yang telah memiliki suami dan tanpa izin dari sang suami. Sebab, seandainya suami mengajak istinya berhubungan badan, sedangkan istri sedang puasa maka itu dapat mengakibatkan suami menjadi kecewa dan marah. Kepentingan suami adalah hal yang harus di utamakan oleh sang istri di atas kepentingan lainya, sebab itu adalah kewajibannya sebagai seorang istri.

Dimana sebuah kewajiban adalah hal yang harus di dahulukan di bandingkan dengan perkara-perkara sunnah. Rasulullah SAW bersabda,

“seorang istri tidak halal berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa seizinya.”(H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Mematuhi Perintah Orang Lain Di Rumah Suami

Istri yang baik adalah istri yang taat dan patuh dengan perintah suami, dan patuh dengan suami juga merupakan sebuah kewajiban. Oleh sebab itu, di haramkan bagi seorang istri untuk mematuhi perintah orang lain selain suaminya di rumah sang suami. Satu-satunya yang harus ia patuhi perintahnya ialah perintah dari suaminya, dan ketik datang perintah bukan dari suami, sekalipun dari teman, kerabat atau keluarga, haram bagi seorang istri untuk mematuhi perintah tersebut di rumah suaminya.

Istri adalah seseorang yang wajib baginya untuk mengabdikan dirinya dengan sepenuhnya lahir dan batin hanya untuk suaminya. Taat dan patuh dengan suami merupakan kewajiban istri yang harus ia penuhi dalam berumah tangga. Beberapa poin di atas pantang di lakukan oleh istri kepada suaminya, sebab dapat permasalahan-permasalahan yang dapat mengganggu hubungan rumah tangganya dengan sang suami. Tentunya, Agama Islam membuat ketentuan-ketentuan tersebut adalah dengan tujuan untuk terjalinya rumah tangga yang bahagia dan terhindar dari perceraian.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai hal-hal yang dapat menjadi Dosa seorang istri kepada suaminya. Penting bagi seorang istri untuk menghindari perkara-perkara tersebut untuk kebaikan rumah tangganya dengan sang suami. Dengan selalu taat dan patuh dengan suami dan mengedepankan kepentingan suami maka nisacaya istri akan mendapat ridho suami dan surge Allah SWT.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

 

Sumber :

  • Mediapakuan
  • Islamituindah
Adab Suami Terhadap Istri

Adab Suami Terhadap Istri

Adab Suami Terhadap Istri Dalam Islam

Adab Suami Terhadap Istri

 

Hallo Kawan Mama,

Rumah tangga merupakan tempat pertama bagi pasangan yang telah menikah untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Karena rumah tangga adalah sebuah rumah di mana suami dan istri belajar untuk menjalani hidup dengan berpasangan dan mulai melaksanakan tanggung jawabnya dalam sebuah hubungan rumah tangga.

Suami dan istri memiliki tanggung jawab untuk menunaikan hak dan kewajibannya kepada pasangannya agar rumah tangga dapatjalani berjalan dengan baik. Dengan melangsungkan pernikahan, maka seorang suami akan di hadapkan dengan peran baru sebagai pemimpin dan kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap rumah tangganya. Wajib bagi suami untuk membahagiakan  istri dengan menunaikan hak dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Namun tidak hanya menunaikan hak dan tanggung jawab, seorang suami dalam menunaikan hak dan kewajibanya juga harus di sertai dengan adab yang baik kepada sang istri. Imam Ghazali telah menjelaskan adab yang harus di lakukan seorang suami kepada istri dalam karyanya berupa kitab yang berjudul Al-Adab Fid Din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.442). Beliau menjelaskan bahwa adab seorang suami kepada istri sebagai berikut.

“adab suami kepada istri yaitu: berinteraksi dengan baik, bertutur kata dengan lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak mengungkit kesalahan, memaafkan kesalahan istri, menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, tidak bakhil dalam memenuhi kebutuhan istri, memuliakan keluarga istri, menjanjikan hal yang baik, dan bersemangat terhadap istri.”

Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang suami terhadap seorang istri. Pendapat Imam Ghazali mengenai adab suami kepada istri akan kami jelaskan sebagai berikut.

Adab Suami Terhadap Istri

  1. Berinteraksi Dengan Baik Kepada Istri

Dalam menjalani hubungan rumah tangga, tentunya di perlukan adanya interaksi yang baik antara suami dengan istri. Dalam hal ini, suami sebagai kepala keluarga mempunyai peran lebih dalam berinteraksi kepada sang istri. Sebab suami merupakan pemimpin keluarga yang nantinya akan di dengar dan di ikuti oleh sang istri, serta menjadi panutan dan tauladan istri dalam berinteraksi.

Sebagai seorang suami, mengajari sang istri untuk belajara dan ikut berinteraksi dengan baik juga merupakan suatu keharusan. Sebab, keluarga yang bahagia pasti tidak luput dari adanya interaksi yang baik antara sang suami dengan istri. Dengan begitu istri dan suami dapat lebih untuk saling memahami pribadi masing-masing.

 

  1. Bertutur Kata Dengan Lembut Kepada Istri

Pada dasarnya, istri adalah seorang wanita yang memiliki sifat yang selalu ingin mendapat perhatian dan di manja oleh sang suami. Istri juga mahluk yang lebih peka dan perasa jika di bandingkan dengan suami. Jadi, sebagai suami di harusakan di dalam rumah tangga untuk selalu menggunakan tutur kata yang baik kepada istri sebagai wujud cinta kasihnya kepada istri, sekalipun istri membuat kekhilafan ataupun kesalahan.

Suami tidak di perbolehkan menggunakan tutur kata yang kasar ketika tengah berkomunikasi dengan istri. Karena selain akan menyakiti hati istri, hal ini juga akan menjadi contoh buru bagi sang anak. Karena orang tua (terlebih suami) merupakan seorang yang menjadi panutan dan teladan bagi anaknya. Gunakan tutur kata yang baik kepada istri dalam segala kondisi, terlebih ketika menegur atas kesalahan yang di perbuat istri. Dengan begitu dapat mengurangi adanya risiko miskomunikasi, karena adanya komunikasi yang terbuka antara suami dan istri akibat prnggunaan tutur kata yang baik.

 

  1. Selalu Menunjukkan Cinta Kasih

Sebagai pasangan suami istri, perlu di antara keduanya untuk selalu menunjukkan rasa cinta dan kasih saying dalam menjalani hubungan rumah tangga. Peran laki-laki dalam rumah tangga sebagai seorang suami adalah untuk selalu memberikan rasa cinta kasihnya dan membuat istri merasa bahagia serta nyaman menjalani hidup dengannya.

Pada dasarnya cinta dan kasih sayang adalah unsur utama ketika kedua orang hendak melangsungkan pernikahan. Hal ini harus tetap ada dan di jaga untuk waktu ke depannya. Suami bertanggung jawab untuk membahagiakan sang istri. Oleh sebab itu suami harus selalu menunjukkan cinta kasihnya kepada sang istri. Suami dapat menunjukkan cinta kasihnya melalui hal sederahan, seperti memberi perhatian kecil, memuji sang isrti, memberikan hadiah, dan menegur istri dengan lembut dan membimbingnya dengan baik kala istri melakukan kesalahan.

 

  1. Bersikap Lapang Ketika Sendiri

Dalam sebuah rumah tangga, tentu suami dan istri memiliki peran masing-masing untuk di lakukan. Seperti suami yang pergi keluar untuk mencari nafkah dan istri yang menjaga rumah dan keluarga. Namun seorang suami sebaiknya juga memiliki sifat kemandirian di dalam menjalani hubungan rumah tangga.

Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu ketika istri tengah pergi, berhalangan atau sedang mengalami sakit, sehingga istri tidak dapat menjalankan perannya dengan baik di dalam melayani suami dan mengurus rumah tangga. Nah pada titik ini suami hendaknya memilki kemandirrian untuk menggantikan peran istri, dan memiliki kelapangan untuk menerima kondisi ini dengan sabar dan syukur. Dengan begitu rumah tangga akan tetap berjalan karena adanya rasa saling melengkapi.

 

  1. Tidak Mengungkit Kesalahan Dan Memberi Maaf Kepada Istri

Di balik sebuah rumah tangga bahagia yang berjalan dengan kurun waktu yang lama pasti tidak luput dari masalah-masalah yang menerpa rumah tangga tersebut. Seorang suami maupun istri di dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya pasti pernah melakukan kesalahan maupun kekhilafan. Dan sudah sepantasnya bagi pasangan tersebut untuk meminta maaf dan saling memberi maaf.

Sejatinya, memberi maaf juga merupakan tanggung jawab dan kewajiban suami dan istri ketika satu di antaranya melakukan sebuah kesalahan. Suami kadang memiliki karakter yang agak keras dan alot serta emosional, sehingga ketika istri melakukan kesalahan suami akan meresponya dengan emosi. Perlu di tekankan, sebagai suami ketika mendapati istri tengah melakukan kesalahan dan kekhilafan hendaknya memberikan maaf dan menegurnya serta membimbingnya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan begitu cinta kasih dalam rumah tangga akan tetap terjaga dan membuat rumah tangga tersebut tetap berjalan dengan semestinya

 

  1. Menjaga Harta Istri Dengan Baik

Di dalam sebuah rumah tangga, seorang istri juga memiliki harta pribadinya sendiri. Seprti , mahar dan harta yang ia peroleh atas usaha dan kerja kerasnya sendiri. Dan di sini, suami di haruskan untuk menjaga harta sang istri dan tidak di perbolehkan untuk mengakui harta tersebut sebagai miliknya apalagi sampai menggunakan harta tersebut.

Pada zaman sekarang, banyak dari kaum istri yang menjadi sumber utama pencari nafkah dalam keluarga, yang menjadikan harta keluarga adalah hasil dari usaha dan kerja keras sang istri. Dalam kondisi seperti ini, suami tidak di perbolehkan menggunakan harta istri untuk di belanjakan. Suami hanya boleh menggunakan tersebut dengan catatan mendapat izin dan persetujuan dari sang istri untuk menggunakan harta tersebut. Sekalipun istri bukan sumber utama pencari nafkah, suami juga tidak boleh menggunakan harta pribadisang istri tanpa adanya iazin dan persetujuan istri. Dengan adanya izin makan sitri akan merasa lebih di hargai dan di horamati, serta istri akan merasa lebih di anggap sosoknya dalam rumah tangga.

 

  1. Tidak Banyak Mendebat

Menjalani hubungan suami istri dalam berumah tangga pasti ada saja hal yang terjadi dan dapat mengganggu keseimbangan rumah tangga. Salah satunya adalah perbedaan cara berfikir maupun pendapat antara suami dan istri. Dalam merespon sesuatu hal, suami dan istri kadang memiliki sudut pandang dan cara berfikir yang berbeda dan tidak jarang yang berkahir dengan perdebatan.

Sebuah perdebatan akan menjadi berbahaya jika tidak di tanggapi dengan kepala dingin dan rasa lapang di antara keduanya. Jika perdebatan di lakukan dengan rasa emosi, tentu perdebatan tersebut dapat berubah menjadi konflik dan dapat mengganggu keseimbangan rumah tangga. Suami sebagai pemimpin rumah tangga hendaknya mengalah, dan berhenti berbicara ketika terjadi perdebatan. Di dalam Agama Islam, perdebatan adalah sebuah hal yang di larang untuk di lakukan, karena dapat membuat konflik yang mengganggu hubungan rumah tangga. Islam hanya memperbolehkan adanya diskusi sehat antara suami dan istri yang tidak di bumbui dengan rasa emosi.

 

  1. Memeberi Nafkah Dan Mencukupi Kebutuhan Istri

Pada dasarnya, suami adalah seorang kepala dan pemimpin rumah tangga yang memiliki tanggung jawab penuh dalam segala aspek dalam keluarga, apalagi dalam aspek nafkah. Umumnya, tugas seorang suami adalah mencari nafkah dan memberi nafkah tersebut lahir dan batin kepada istri untuk memnuhi kebutuhanya.

Sebagai istri, bagaiamanapun juga memiliki hak untuk di beri kebahagiaan dari sang suami. maka dalam hal ini, suami tidak di perbolehkan untuk bersifat bakhil padasang istri. Karena sifat bakhil dapat menggangu hubungan rumah tangga. Suami yang baik adalah suami yang dapat membahagiakan istri dengan memunuhi kebutuhan lahir dan batin sehingga istri memiliki rasa syukur karena memiliki suami yang dapat membahagiakannya.

 

  1. Memuliakan Keluarga Istri

Laki-laki dan wanita yang telah melangsungkan pernikahan maka secara tidak langsung, mereka telah menghubungkan keluarga-keluarga mereka menjadi satu hubungan keluarga. Oleh sebab itu seorang suami memiliki tanggung jawab untuk memuliakan keluarga sang istri yang kini ia sudah menjadi bagian dari keluarga tersebut.

Wajib bagi seorang suami untuk memuliakan keluarga sang istri sebagaimana ia memuliakan keluarganya sendiri. Jika sikap tersebut tidak di tanamkan pada suami, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat melukai hati sang istri. Sebab jika suami dapat memuliakan keluarga sang istri, bukan tidak mungkin istri akan melakukan hal yang sama terhadap keluarga sang suami.

 

  1. Memberi Janji Yang Baik

Meberikan janji yang baik kepada istri juga merupakan hal yang baik untuk membuat istri bahagia. Suami juga dapat memberi janji yang baik sebagai pendorong istri untuk melakukan sesuatu  dan membiasakan sesuatu hal yang baik sebagai seorang istri dalam hubungan rumah tangga.

Suami tidak di perkennakan untuk memberi janji buruk berupa ancaman-ancaman kepada sang istri. Sebab dengan janji yang berupa ancaman-ancaman kepada istri dapat membuat istri menjadi ketakutan yang akan membuat hubungan keluara tidak baik. Sebaiknya, jika memberikan janji pada istri hendaknya melihat pada situasi dan kondisi, serta kemampuan dan resiko dari janji yang akan di buat tersebut.

 

  1. Selalu Mununjukkan Rasa Semangat Terhadap Istri

Seorang suami harus selalu meiliki sifat semangat dalam menjalani hubungan rumah tangga. Entah dalam mencari nafkah untuk sang istri atau dalam interaksi yang lebih intim dengan sang istri. sebab rasa semangat dan gairah merupakan unsur yang penting dan harus ada sebagai dasar terciptanya kebahagiaan dalam rumah tangga.

Sebab jika suami tidak memiliki rasa semangat dan tidak menunjukkan gairahnya, dapat membuat istri berfikir macam-macam dan membuatnya menjadi sedih. Dengan adanya semangat dan gairah dari suami, dapat membuat suasana rumah tang lebih hidup dan menjadikan hubungan antara suami dan istri menjadi lebih harmonis.

Seorang suami adalah seorang kepala dan pemimpin keluarga. Namun itu tidak membuat sang suami menjadi semena-mena kepada sang istri. Di dalam rumah tangga, suami memiliki tanggung jawb penuh untuk membahagiakan dan mencukupi kebutuhan sang istri lahir dan batin. Dan istri juga memiliki peran untuk melayani dan mengabdi sepenuhnya kepada sang suami. Dengan adanya peran dan tanggung jawab antara keduanya, maka akan membuat rumah tangga berjalan dengan adil. Seorang suami memiliki adab-adab yang harus ia tekankan dalam menjalani hubungan rumah tangga sebagaimana nasihat Imam Ghazali di atas.

Demikian pembahasan Kawan Mama mengenai adab seorang suami kepada sang istri. Seorang suami memiliki tanggung jawab untuk membahagiaakan sang istri, oleh sebab itu suami juga perlu untuk menekankan adab-adab tersebut dalam menjalani rumah tangga bersama sang istri. Dengan begitu istri akan merasa bahagia dan senang karena telah menikahi suami yang baik dan amanah.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • jateng.nu
  • hidayatuna
Kewajiban seorang istri dalam islam

Kewajiban seorang istri dalam islam

Kewajiban Seorang Istri Kepada Suami Menurut Islam

Kewajiban Istri

 

Hallo Kawan Mama,

Pernikahan merupakan sebuah ibadah yang di anjurkan untuk di laksanakan bagi setiap umat islam yang memilki kemampuan. Tujuannya adalah membangun keluarga baru dan membuat keturunan sebagai penerus keluarga dan umat. Tentunya setiap orang yang ingin menikah menginginkan pernikahannya menjadi bahagia dan harmonis.

Di dalam keluarga yang harmonis dan bahagia pasti tidak luput dari peran seorang usami dan istri. Umumnya seorang suami yang menjadi kepala keluarga akan pergi keluar untuk mencari nafkah. Sedangkan sang istri yang menjaga rumah dan keluarganya. Peran-peran tersebut akan membuahkan keluarga bahagia dan harmonis apa di jalankan dengan baik dan ikhlas. Terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan harapan, namun bila suami dan istri dapat saling melengkapi dari kekurangan-kekurangan yang mereka berdua miliki dengan ikhlas, maka keluarga tersebut akan serasa menjadi keluarga bahagia.

Agama Islam mewajibkan istri untuk menghoramati suami sebagai kepala keluarga. Peran inilah yang menjadi peran penting dalam kesuksesan berumah tangga. Istri yang baik juga memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan tentunya memberi saran kepada suami, bukan hanya menghoramti dan diam sesuai perintah lelaki. Sejatinya, peran seorang suami adalah sebagai pemimpin yang menjamin dan bertanggung jawab penuh kepada istrinya. Namun istri juga memilki peran untuk melayani sang suami dengan spenuh hati. Lalu apa sebenarnya yang menjadi tugas-tugas dari seorang istri kepada suami?

Berikut ini Kawan Mama sajikan pembahasan menganai kewajiban seorang istri kepada suami.

Kewajiban seorang istri kepada suami

  1. Menyenangkan suami

Menyenangkan suami adakah kewajiban seorang istri dalam sebuah rumah tangga yang harus di lakukan. Sebab dengan adanya rasa senang dari suami, maka akan menimbal balik kepada istri yang pastinya akan di senagkan oleh suami. Dengan begitu, keluarga akan terasa harmonis dan bahagia. Istri dapat menyenangkan suami dengan cara menuruti kemauan baiknya, memasak masakan kesukaanya, berpenampilan cantik di hadapanya, bersikap manja hanya kepadanya, dan hal lain yang akan membuat suami menjadi senang.

Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Abu hurairrah r.a, Rasulullah SAW bersabda,

“sebaik-baiknya perempuan adalah perempuan yang apabila engkau melihatnya, engkau bahagia. Jika engkau perintah maka ia akan menurutimu. Dan jika engkau tidak ada, maka ia akan menjaga hartamu darinya”.

Dari hadis ini, dapat di pahami bahwa istri yang baik dalah istri yang ketika suami melihatnya, suami akan merasa senang. Tentu saja hal ini dapat di lakukan istri dengan cara berpenampilan menarik untuk sang suami, taat kepadanya dan menjaga harta dan kehormatan keluarganya ketika suami sedang pergi.

  1. Taat dan patuh kepada suami

Taat dan patuh merupakan sebuah hak dan kewajiban bagi seorang istri kepada suami. Namun istri juga dapat menolak apabila perintah dari suami melenceng dari agama dan hati nurani. Istri juga dapat melakukan apapun yang mereka mau dengan catatan atas seizing dari sang suami.

Ketika istri ingin melakukan sesuatu, hendaknya mendiskusikan dan meminta izin dari sang suami terlebih dahulu. Jika istri seenaknya melakukan apapun yang ia mau tanpa adanya diskusi dan izin dari suami maka itu dapat membuat suami merasa tidak senang.

Hal ini juga berlaku kepada sang suami, istri juga harus selalu mengingatkan suami terhadap apapun yang suami lakukan. Dengan begitu hubungan keluarga akan lebih dekat dan peran sebagai suami dan istri akan lebih terlengkapi. Apabila istri membantah perintah baik dari suami, dan tidak dapat di nasehati, maka suami dapat melakukan pisah ranjang dengan istri. Suami juga dapat memukul istri apabila istri membantah, namun memukul pada bagian yang tidak membahayakan istri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 34, yang artinya.

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pukulah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan kesusahan baginya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar”. (Q.S An-Nisa : 34)

Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh mu’adz bin jabal yang artinya.

Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, Aku pernah pergi ke Syam. Lalu aku lihat mereka sujud kepada para pendeta dan ulama mereka. Maka engkau wahai Rasulullah SAW lebih pantas kami sujud kepadamu. Beliau berkata, Sekiranya aku memerintahkan seseorang sujud kepada seseorang, niscaya aku perintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami atas dirinya. Shahih: Al Albani (Shahih Al Jami’: 5294).

  1. Menjaga kehormatan dan nama baik suami

Kewajiban istri selanjutnya adalah untuk menjaga nama baik dan kehormatan dari suaminya. Menjaga nama baik dan kehormatan berarti apabila ada yang kurang dari seorang suami dan terdapat masalah dalam rumah tangga, maka wajib bagi istri untuk menjaga hal tersebut dan tidak mengumbarnya ke ranah umum. Bila istri berkhianat maka rumah tangga tersebut dapat terganggu dan dapat terpecah belah.

Seorang istri juga harus menjaga kehormatan atas dirinya sendiri. Dengan selalu taat kepada suami, menjadi teman diskusi suami, meminta izin ketika hendak pergi atau melakukan hal lain dan menutupi masalah dan aib keluarga agar tidak terumbar. Seorang suami adalah kepala dari rumah tangga, jika nama baik dan kehormatanya tercoreng dengan aib dan masalah dalam keluarga yang terumbar, maka itu membuktikan bahwa istri tersebut bukanlah istri yang baik dan suami dapat meninggalkanya.

  1. Meredakan kemarahan suami

Dalam menjalankan sebuah ikatan pernikahan pasti ada saja masalah yang dating. Tidak bisa di pungkiri bahtera rumah tangga sesekali pasti akan di hantam dengan ombak pasang. Dalam hal ini terkadang suami memliki masalah dengan pekerjaanya atau orang lain yang membuat ia kesal atau bahkan perseteruan dengan istri sendiri. Perlu di ketahui bahwa sebaik-baiknya seorang istri adalah yang dapat meredakan kemarahan sang suami.

Istri dapat meredakan suami dengan mengajaknya berbicara dengan pelan, menjadi pendengar yang baik, menemani sang suami, menasihati dengan baik, membuat makanan dan minuman kesukaanya. Bukankah sangat beruntung apabila suami memilki istri dengan sifat-sifat tersebut.

  1. Tidak memberatkan suami

Terkadang istri sebagai seorang wanita memiliki banya keinginan yang ia pendam dan ia idam-idamkan untuk tercapai. Namun sebagai seorang istri yang baik, tidak di perbolehkan meminta sesuatu di luar kemampuan suami, apalagi sampai memberatkan dan tidak dapat di penuhi oleh suami. Sebaiknya ketahui dulu bagaimana kemampuan suami sebelum meminta sesuatu untuk di penuhi.

Menerima segala pemeberian suami dengan senang juga merupakan hal yang harus di lakukan oleh istri, suka atau tidak dengan pemberian suami, istri haruslah menerimanya dengan rasa syukur. Istri dapat mengambil harta suami tanpa sepengetahuan suami apabila harta yang suami berikan kuarng untuk mencukupi kebutuhan. Sebagai catatan istri boleh mengambil harta tersebut dengan tujuan sebagai harta cadangan apabila suatu waktu ada kebutuhan tak terduga dan membutuhkan anggaran pengeluaran.

  1. Menerima tamu dengan seizing suami

Ketika suami sedang bepergian, seorang istri tidak di perbolehkan untuk menerima tamu dan memasukkannya kedalam rumah, terlebih laki-laki lain yang bukan mahramnya. Istri data menerima tamu dan memasukanya ke dalam rumah apabila telah mendapat izin dan restu dari sang suami. Karena dengan memasukkan tamu terutama laki-laki lain yang bukan mahramnya tanpa seizing suami dapat mengakibatkan timbulnya sebuah fitnah dan perbuatan dosa lain.

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

“kemudian jagalah dirimu terhadap wanita. Kamu boleh mengambil mereka sebagai amanah dari Allah, dan mereka halal bagimu dengan mematuhi peraturan-peraturan Allah. Kemusian kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak memperbolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, maka pukulah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya, mereka punya hak atasmu, yaitu nafkah dan pakaian yang pantas”. (H.R Muslim)

  1. Keluar rumah atas izin suami

Sebagai seorang istri taat dan menjaga kepercayaan suami merupakan hal yang penting dan harus di lakukan. Sebab dangan adanya taat dan rasa percaya dari suami itu akan membuat terjaganya hubungan sebuah rumah tangga. Istri yang hendak keluar dari rumah haruslah meminta izin kepada sang suami. Izin dari suami dapat menjadi tanda bahawa suami percaya dan tahu tentang urusan yang akan di kerjakan oleh sang istri.

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

“tidak halal bagi perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari semalam kecuali bersama dengan mahramnya”. (H.R Bukhari dan Muslim)

Izin dari suami adalah hal yang wajib di lakukan, bukan hanya ketika ingin keluar rumah, namun ketika istri hendak melakukan sesuatu hal. Dengan begitu suami akan tenang karena mengetahu apa-apa yang tengah di kerjakan oleh sang istri.

  1. Melayani suami

Istri di wajibkan untuk melayani sang suami lahir dan batin selama keinginana suami tidak melanggar syariat dan hati nurani. Istri juga harus melayani suami ketika suami hendak melakukan hubungan badan, sebab ketika istri menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan badan maka istri akan di laknat oleh para malaikat Allah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 223, yang artinya.

“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah-tanah tempatmu bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok-tanammu itu sebagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kelak kamu akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman (Q.S Al-Baqarah : 223).

Dalam sebuah riwayat, Rassulullah SAW bersabda, yang artinya.

“jika suami memanggil istrinya untuk tidur di tempat peraduanya kemudian dia menolak (untuk dating) hingga suaminya itu marah kepada istrinya semalam suntuk maka malaikat akan melaknatnya sampai pagi”. (H.R Bukhari dan Muslim)

Kewajiban-kewajiban tersebut sebaiknya perlu di perhatikan dan di perhatika bagi seorang istri. Sebab surganya istri adalah ridho dari sang suami, apabila suami tidak ridho maka tidak ada surge bagi seorang istri. Dalam menjalankan peran sebagai seorang istri tentunya perlu di jalani dengan niat ikhlas dan tulus untuk beribadah dan mengabdi kepada suami agar mendapat ridho dari Allah SWT. Dengan menjalaninya dengan ikhlas dan tulus dengan niat ibadah, maka akan di permudah segala urusan-urusanya, terutama dalam berumah tangga.

Sekian pembahasan dari kawan mama mengenai kewajiban-kewajiban bagi seorang istri dalam Agama Islam. Istri yang baik adalah istri yang menaruh selalu menaruh hormat dan menjaga nama baik, harta dan kehormatan dirinya, dan suami serta keluarganya. Dengan mengamalkan hal-hal di atas tadi, pasti akan menambah pula rasa kasih dan sayang dari sang suami. Semoga kita dapat menjalankannya dengan baik dan benar sebagai mana mestinya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat . . .

 

 

 

Sumber  :

  • Popmama
  • inews

Hal yang harus di perisapkan sebelum menikah

Hal-Hal Yang Harus Di Perisapkan Sebelum Menikah

Persiapan Sebelum Menikah

 

Hallo Kawan Mama,

Menikah adalah sebuah momen yang di damba-dambakan setiap pasangan yang ingin hubungannya menjadi lebih serius. Dengan melangsungkan sebuah pernikahan maka akan terjalin ikatan yang sakral antara kedua orang tersebut. Cinta adalah alasan dari kebanyakan orang yang ingin melangsungkan pernikahan. Sedangkan dalam Agama Islam, anjuran ibadah berupa menikah dan memperbanyak keturunan juga sebagai dasar berlangsungnya sebuah pernikahan.

Menikah bukan hanya berarti bahwa telah resminya seorang laki-laki dan wanita menjadi pasangan suami istri dalam hubungan rumah tangga. Namun dengan melangsungkan sebuah pernikahan, berarti kamu juga telah mendapat hak dan tanggung jawab baru sebagai seorang suami dan istri. Ketika hendak melangsungkan pernikahan biasanya orang akan menyiapkan bekal-bekal sebagi perisapan dalam menghadapi berlangsungnya pernikahan. Dengan adanya bekal yang cukup, maka harapan dari tejadinya pernikahan tersebut dapat membuat sebuah pernikahan menjadi awet bahkan sampai maut memisahkan.

Persiapan terkait pernikahan memang perlu di lakukan. Sebab banyak kasus yang terjadi di mana sebuah pernikahan mengalami kandas atau perceraian, bahkan dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini di picu oleh kurangnya perisapan dalam melangsungkan pernikahan oleh pihak laki-laki ataupun pihak istri. Ini menjadi  perhatian serius, karena dengan adanya angka perceraian yang tinggi dapat di simpulkan bahwa banyak sekali keluarga yang tidak haromis dan bahagia karena persiapan yang kurang pada saat sebelum menikah. Lalu apasih sebenarnya yang harus di periapkan ketika hendak menikah?bagaiamana cara mempersiapkan pernikahan agar tetap terjalin dengan awet.

Pada kesempatan ini, Kawan Mama akan membahas tentang periapan-periapan pernikahan yang sebaiknya kamu lakukan sebagai bekal untukmu menikah dan membangun rumah tangga.

Hal Yang Harus Di Persiapkan Sebelum Menikah Oleh Calon Mempelai

Persiapan pertama adalah persiapan yang di lakukan oleh calon mempelai. Ketika hendak melangsungkan pernikahan, baiknya kedua calon mempelai saling menyiapkan  periapan dan hal-hal yang perlu di siapkan untuk melangsungkan akad nikah. Berikut ini adalah periapan yang perlu di siapkan oleh kedua calon mempelai.

1. Persiapan Fisik

Seorang mempelai yang hendak melangsungkan pernikahan hendaknya memperisapakan fisiknya dengan matang. Bukan hanya tentang fisik secara kondisi kesehatan tubuh, melainkan fisik umur dari calon mempelai. Apakah calon mempelai sudah mengalami masa baligh dan telah siap untuk memenuhi tanggung jawabnya nanti sebagai seorang suami ataupun istri.

Calon mempelai perlu merawat kesehatan fisik sebelum melangsungkan pernikahan, karena ini juga akan berdampak pada keharmonisan dalam hubungan suami istri. Calon mempelai dapat memeriksakan diri untuk lebih yakin dengan kondisi tubuh, apak ada yang tidak wajar. Seperti halnya ketika calon mempelai mengalami sakit, masalah alat reproduksi dan kesehatan lain yang dapat mengakibatkan masalah-masalah dalam rumah tangga. Sebab tujuan pernikahan selain menjadikan hubungan suami dan istri yang sah, juga membuat keturunan sebagai penerus  keluarga tersebut. Apabila salah satu dari calon mempelai memliki riwayat penyakit, hendaknya perbaiki dulu dengan berobat ke doker.

 

2. Persiapan Mental

Banyak pula kasus yang terjadi di mana pernikahan berakhir dengan singkat karena tidak adanya persiapan mental dari calon mempelai. Ketika hendak melangsungkan pernikahan, hendaknya calon mempelai telah menyiapkan mentalnya terlebih dahulu. Persiapan mental berarti kesadaran bahwa ketika telah menikah, statusnya telah berubah menjadi seorang suami ataupun istri. Itu berarti calon mempelai akan mendapat hak dan tanggung jawab baru sebagai seorang suami mauoun istri yang harus di laksanakan.

Kedua orang yang telah menikah berarti sekarang ia telah mempunyai tanggung jawab tidak hanya pada dirinya, namun ia juga bertanggung jawab dengan kehidupan pasanganya. Ia juga harus siap apabila suatu waktu terjadi masalah yang menghampiri rumah tangga mereka. Mereka juga akan mendapat tanggung jawab sebagai seorang ayah dan ibu ketika telah memiliki keturunan. baiknya persiapkan mental sematang mungkin ketika hendak melangsungkan pernikhan, agar hubungan sebagai suami dan istri dapat bertahan lama serta langgeng.

 

3. Persiapan Spiritual

Dalam persiapan melaksanakan pernikahan, persiapan spiritual merupakan poin penting yang tidak boleh di lewatkan. Sebab pernikahan sendiri adalah sebuah rahmat yang di berikan oleh Allah kepada hamba-Nya. Ketika hendak menikah baniknya persiapkan dengan betul dari segi spiritual, sperti berdo’a pada Allah, shalat istikharah, melakukan puasa dan ibadah lainya agar hati benar-benar yakin dan menatap untuk melakukan pernikahan. Dengan begitu insyaallah pernikahan yang akan kamu jalankan akan mendapat ridho dari Allah dan menjadi keluarga sakinah mawadah warohmah.

 

4. Persiapan Ekonomi

Finansial adalah masalah pokok untuk di benahi. Sebab ketika telah menikah ia akan mulai hidup mandiri sebagai seorang suami maupun istri dan mengutamakan kepentingan keluarga. Oleh karenaya, dalam segi materi perlu di siapkan dengan betul oleh kedua calon mempelai, terutam bagi calon suami sebagi kepala keluarga dan pencari nafkah untuk keluarganya nanti.

Meskipun Allah telah berjanji bahwa setiap pasangan suami dan istri akan di gabungkan dan di limpahkan rizky bagi mereka. Namun dengan adanya persiapan yang matang berupa adanya pekerjaan yang menjadi sumber risky membuat kehidupan keluarga lebih terjamin kebahagiaannya dari segi materi.

 

5. Persiapan Sosial

Dalam perjalanan melaksanakan pernikahan, hendaknya siapkan dengan betul segi sosial calon mempelai. Sosial di sini berarti hubungan sosial dengan keluarga, kerabat dan tetangga, terutama ketika kamu berada pada lingkungan baru.  Sebaiknya perbaiki duku hubungan social dengan keluarga dan kerabat serta tetangga sekitar dari calon pasangan. Karena perikahan nantinya juga akan melibatkan campur tangan kerabat dan masyarakat sekitar.

 

6. Persiapkan Syarat Dan Rukun Nikah

Syarat dan rukun nikah adalah hal paling dasar dalam Agama Islam yang harus di penuhi ketika seseorang hendak melaksanakan pernikahan. Sebab tanpa adanya sebuah syarat dan ruku nikah makan pernikahan tidak dapat di laksanakan. Syarat dan rukun nikah.

Selain syarat dan rukun nikah, calon mempelai juga harus mempersiapkan dokumen-dokumen yang yang harus di lengkapi sebagai bahan dan syarat yang nanrinya akan di setorkan kepada lembaga pencatatan perkawinan. Sebaiknya sedini mungkin untuk mempersiapkan dokumen-dokumen tersebut agar tidak menjadi ribet ketika menjelang hari pernikhan.

 

7. Persiapan Dari Segi Emosional

Sebelum calon mempelai laki-laki dan wanita resmi menjadi pasangan suami istri, hendaknya perlu mempersipkan rasa emosional diri. Karena dalam berumah tangga pasti tidak akan berjalan dengan selalu mulus dan bahagia. Kelak pasti ada saja masalah, konflik atau perbedaan pendapat yang menjadi cobaan keharmonisan sebuah rumah tangga. Dalam hal ini perlu adanya kesabaran antar keduany dalam menghadapi masalah yang dating.

Dengan menyiapkan rasa emosional diri dengan baik setidaknya dapat membantu mengurangi dan mempermudah masalah yang dating dalam berumah tangga. Karena pernikahan juga merupakan sebuah ibadah yang akan di jalani dengan kurun waktu yang sangat lama. Bila perlu calon mempelai mengikuti konseling pra-nikah sebegai bahan dan bekal untuk diterapkan dalam berumah tangga nantinya.

Pernikahan merupakan sebuah ibadah Sunnah yang di anjurkan untuk di lakukan oleh manusia, terutama bagi yang mampu. Beberapa persiapan sangat perlu di lakukan sebagai bekal untuk menjalani hubungan brumah tangga yang harmonis dan bahagia serta awet sampai akhir usia nanti. Sebagai calon mempelai, harus ada kesadaran diri bahwa ketika telah menikah nanti ia akan mendapat hak tanggung jawab kepada pasanganya, terutama bagi calon laki-laki. Sebab seorang lelkai adalah imam dan kepala keluarga yang nantinya akan di pertanyakan bagaimana kepemimpinan dan tanggung jawabnya oleh Allah di akhirat nanti. Banyak kasus perceraian terjadi karena adanya faktor ekonomi yang belum mapan. Hal ini menjadi sangat serius mengingat menikah itu bukan hanya tentang cinta dan rasa suka saling suka. Sebaiknya siapkan sedini mungkin mental, fisik, inbadah, rasa emosional, dan faktor ekonomi demi terciptanya keluarga bahagia yang sakinah mawadah warohmah.

Demikian pembahasan dari Kawan mama mengenai hal yang perlu di persiapkan sebelum melakukan pernikahan. Dengan melakukan dan menyiapkan bekal yng cukup dapat membuat rumah tangga kamu menjadi bahagia dan dapat mengurangi resiko-resiko datangnya masalah alam rumah tangga.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Dalamislam
  • tirto.id