Amalan Bagi Wanita Haid
Hallo Kawan Mama,
Setiap dari wanita normal pada umumnya akan megamalami kondisi haid, dan ini sudah menjadi kodrat di yang akan di alami kaum wanitaketika menginjak masa pubertas. Haid adalah keluarnya darah kotor akibat luruhnya dinding Rahim pada wanita yang keluar dari kemaluan wanita berupa cairan darah kotor dengan warna cenderung pekat. Hal ini biasa terjadi pada wanita di mulai dengan umur Sembilan tahun. Dan di dalam agama Islam, wanita yang sedang haid akan mengalami kondisi tertentu di mana ia tidak di perbolehkan melakukan aktivitas tertentu, terutama dalam hal ibadah.
Wanita muslim yang mengalami kondisi haid tidak dapat melakukan kegiatan ibadah, seperti sholat fardhu, sholat sunnah, melakukan puasa, membaca dan memegang mushaf Al-Qur’an serta tidak di perblehkan melakukan thawaf. Seorang muslimah yang telah menikah juga tidak di perkenankan berhubunganb badan dengan sang suami ketika dalam kondisi haid. Sebagai muslimah yang taat beragama tentu hal ini menjadi kendala bagi kita dalam kegiatan beribadah. Tapi kamu tidak perlu risau kebingungan ketika mengalami kondisi seperti ini. Pada dasarnya banyak sekali kegiatan positif terkait dengan ibdah yang dapat kamu lakukan ketika dalam kondisi haid.
Karena pada hakikatnya, ibadah adalah kegiatan yang harus di lakukan oleh setiap umat Islam dalam kondisi apapun. Lalu bagaimana muslimah harus beribadah ketika dalam kondisi hais ?, Bagaimana muslimah dapat tetap dekat dengan Allah ketika tidak di perbolehkan melakukan ibadah-ibadah tersebut ?. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pasti kerap muncul dalam benak kita sebagai muslimah yang ingin beribadah meskipun dalanm kondisi haid.
Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas do’a dan amalan yang di anjurkan oleh Islam pada wanita ketika dalam kondisi haid. Karena bagaimanapun seorang muslimah tetap harus melakukan ibadah agar selalu dekat dengan Allah SWT. Berikut adalah penjelasannya.
Amalan Wanita Muslimah Dalam Kondisi Haid
-
Do’a Hari Pertama Haid
Wanita muslimah yang mengalami kondisi haid tetap memiliki kewajiban untuk melakukan ibadah agar selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT. Pada hari pertama, wanita muslimah yang tengah mengalami awal kondisi haid, di anjurkan untuk membaca do’a sebagai berikut.
“Alhamdulillah ala kulli hallin wa astagfirullaha min kulli dzanbin”
Artinya, “Segala puji bagi Allah atas segala perkara, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”
Do’a ini baik untuk di amalkan ketika hari pertama mengalami kondisi haid datang. Hal ini bertujuan agar kita tetap selalu bersyukur dan memohon ampun atas segala dosa-dosa yang telah di perbuat. Dengan mengamalkan ini, di harapkan agar kita dapat selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT.
-
Berdzikir
Meskipun dzikir bukanlah salah satu dari ibadah fardhu, namun sebagai seorang muslimah yang taat, Allah memerintahkan untuk selalu mengamalkan amalan ini. Dzikir dapat di lakukan oleh siapapun dan dalam kondisi apapun, bahkan bagi muslimah yang tengah dalam kondisi haid. Oleh sebab itu, dzikir merupakan amalan yang baik dan cocok untuk di amalkan bagi wanita muslimah yang tengah dalam kondisi haid. Mengamalkan dzikir bertujuan untuk selalu mengingat dan bersyukur kepada Allah SWT serta memohon pengampunan kepada-Nya.
Muslimah yang tengah dalam kondisi haid dapat mengalamkan dzikir berupa membaca kalimah-kalimah tayyibah. Seperti membaca tahmid, istrigfar, tasbih, tahlil dan membaca takbir dengan berulang-ulang. Karena para ahli fiqih (fuqoha) jug sudah sependapat akan amalan ini yang dapat di amalkan oleh muslimah walaupun dalam kondisi haid. Amalan ini walaupun bukan termasuk ibadah wajib, namun setidaknya dapat menggantikan ibadah wajib yang tidak bisa kita lakukan karena kendala haid. Dengan demikian akan baik bagi muslimah untuk mengamalkan amalan ini ketika dalam kondisi haid melanda.
-
Mendengarkan Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan pedoman dan pegangan bagi setiap umat Islam yang di dalamnya memuat berbagai petunjuk kehidupan dari Allah SWT. Dan tentunya wajib bagi kita sebagai umat yang taat untuk selalu membaca dan mengamalkannya. Namun bagi wanita dalam kondisi haid, memgang mushaf dan membacanya merupakan perkara yang di haramkan. Sebab pada saat mengalami kondisi haid, terdapat hadas besar pada tubuh wanita, sehingga membuat wanita haram untuk menyentuh dan membaca Mushaf Al-Qur’an.
Namun jangan khawatir berlebihan, wanita haid tetap dapat mendengarkan lantunan ayat Al-Qur’an. Hal ini di maksudkan agar wanita dalam kondisi haid agar selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT. Sebab bagaimanapun Al-Qur’an adalah kitab yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk kehidupan. Seperti telah di ceritakan oleh Aisyah r.a ketika ia tenga haid, beliau berkata.
“Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku saat aku sedang haid, dan dia membaca Al-Qur’an” (H.R Ibnu Majjah)
Ketentuan membaca Al-Qur’an masih menuai banyak perdebatan oleh para ulama. Namun jika di kembalikan lagi, membaca Al-Qur’an adalah perintah dari Allah SWT yang harus di laksanakan bagi muslim yang telah suci. Beberapa ulama berpendapat bahwa boleh bagi wanita haid untuk membaca Al-Qur’an namun tidak dengan menyentuh mushafnya. Hal ini bertujuan agar mulimah dalam kondisi ini tidak meninggalkan Al-Qur’an dan selalu ingat kepada Allah SWT. Terutama bagi wanita yang tengah menghafal Al-Qur’an untuk menghindari hilangnya hafalan-hafalan yang ia miliki.
-
Berdo’a
Berdo’a merupakan sebagai media untuk kita berkomunikasi dengan Allah SWT. Dengan berdo’a, kita dapat meminta apa yang kita inginkan dan menjadi media bagi kita untuk selalu ingat dan dekat dengan Allah SWT. Karena pada dasarnya, do’a adalah inti dari semua ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.
“Do’a itu merupakan inti dari ibadah.” (H.R Tirmidzi)
Do’a adalah media kita untuk selalu berkomunikasi dan mengatakan keinginan kita kepada Allah SWT. Bahkan jika di ingat kembali, kita di anjurkan untuk selalu ingat dan berdoa walau dalam hal yang kita anggap sepele sekalipun. Seperti berdo’a ketika makan, setelah makan, masuk WC, keluar WC, memakai pakaian dan do’a pada kegiatan-kegiatan keseharian lainya. Hal ini di maksudkan agar kita selalu ingat kepada Allah dan meminta pengampunan dan perlindungan pada setiap aktivitas yang kita lakukan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60, yang artinya.
“Dan tuhanmu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Q.S Al-Mu’min : 60)
-
Membaca Sholawat
Selain amalan-amalan di atas, wanita yang tengah dalam kondisi haid juga dapat membaca sholawat. Membaca sholawat adalah salah satu perintah Allah SWT kepada hamba-Nya. Sebab, membaca sholawat adalah sebagi media kita dalam mengutarakan cinta kasih kita, serta kerinduan kita pada Rasulullah SAW yang merupakan kekasih dari Allah SWT. Bahkan Allah dan para malaikat-Nya juga turut bersholawat kepada Rasulullah SAW. Karena bagaimanapun Rasulullah SAW adalah manusia yang paling sempurna yang telah membawa kita untuk mengenal agama Islam ini. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56, yang artinya.
“Sungguh Allah dan para Malaikat-Nya bersholawa untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kalian kepada Nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab : 56)
Dengan bershalawat kepada Nabi maka Allah akan bersholawat kepadanya sebanyak sepuluh kali. Hal ini menjadikan sholawat merupakan hal yang cocok untuk di amalkan bagi wanita yang tengah dalam kondisi haid. Karena pada dasarnya, sholawat dapat di lakukan oleh siapa saja, dan dalam kondisi apa saja serta faedah yang besar bagi siapa saja yang mengamalkannya. Sebagaiman telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, yang artinya.
“janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan dan janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai tempat perayaan. Bersholawatlah kepadaku karena sesungguhnya ucapan sholawat kalian akan sampai kepadaku di manapun kalian berada.” (H.R Abu Dawud)
Penutup
Agama Islam memrintahkan bagi setiap umatnya untuk selalu melakukan ibadah kepada Allah SWT. Hal inijug berlaku bagi seorang wanita yang tengah dalam kondisi haid. Karena kondisi haid tidak membuat wanita sepenuhnya dapat meninggalkan ibadah. Meskipun beberapa ibadah tidak di perbolehkan untuk di lakukan, namun wanita dalam kondisi haid tetap harus mengamalkan perintah ibadah lainya agar selalu ongat kepada Allah SWT. Dari penjelasan di atas dapatdi pahami, bahwa masih ada beberapa kegiatan ibadah yang baik di lakukan oleh wanita yang tengah dalam kondisi haid. Hal ini tentu bertujuan agar wanita dalam kondisi haid tetap selalu ingat atas kewajibannya sebagai umat dan selalu dekat dengan Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW
Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai amalan yang dapat di lakukan wanita yang tengah dalam kondisi haid. Agama islam sangat memperhatikan aktivitas umatnya sampai bagian terkecil sekalipun. Islam selalu memiliki cara untuk memudahkan umatnya untuk beribadah dan untuk selalu dekat dengan Allah SWT.
Semoga tulisan in dapat membantu dan bermanfaat. . .
Sumber :
- Merdeka
- Orami