Cara Mengobati Mata Yang Mengalami Konjungtivitis

Cara Mengobati Mata Yang Mengalami Konjungtivitis

Hallo Kawan Mama, Mata yang berubah warna menjadi memerah biasanya menandakan mata yang lelah, kering atau kelilipan oleh benda asing. Namun di sisi lain, mata merah juga menjadi indikasi adanya gejala mata yang mengalami konjungtivitis. Konjuntivitis sendiri umumnya muncul akibat beberapa faktor yang memicu mata memerah. Tentunya ada beberapa cara untuk mengobati mata yang mengalami kondisi konjungtivitis.

Konjungtivitis atau biasa di kenal dengan istilah mata merah merupakan sebuah kondisi di mana adanya peradangan atau inflamasi yang terjadi pada konjungtiva. Konjungtiva sendiri merupakan bagian dari mata yang berupa membrane atau lapisan yang cenderung transparan yang terletak di antara kelopak dan sklera (bagian putih mata). Kondisi ini dapat terjadi pada kedua bola mata, atau hanya satu bola mata saja dan akan membuat mata menjadi memerah dan bengkak serta adanya rasa perih.

Umumnya peradangan yang terjadi pada konjungitva ini terjadi di sebabkan oleh faktor infeksi akibat bakteri, reaksi alergi pada mata dan adanya benda asing yang bersifat kimiawi yang masuk ke mata. Meskipun demikian, umumnya konjungtivitis tidak akan mempengaruhi ketajaman mata atau menyebabkan penyakit mata yang serius. Namun tentunya kondisi ini akan menganggu penglihatan penderitanya.

Pada dasarnya, mata yang mengalami konjungtivitis ini dapat sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun tentunya hal ini memerlukan pengobatan yang tepat agar konjungtivitis dapat sembuh lebih cepat dan tidak bertambah parah. Berikut ini Kawan Mama akan membahas menganai cara mengobati mata yang mengalami kondisi konjungtivitis. Dengan pengobatan yang tepat akan membuat mata segera pulih.

Konjungtivitis Pada Mata

Cara Mengobati Mata Yang Mengalami Kondisi Konjuntivitis

Umumnya, mata dengan kondisi konjungtivitis lebih banyak di alami oleh usia anak-anak. Selain membuat mata memerah, bengkak dan menimbulkan rasa nyeri atau perih, konjungitvitis juga merupakan penyakit mata yang mudah menular pada orang-orang sekitar. Selain membuat rasa tidak nyaman akibat rasa gatal dan perih, kondisi ini tentunya akan membuat peneritanya merasa kurang percaya diri. Sebab konjungitvitis selain membuat mata memerah, juga akan membuat mata berair dan mengeluarkan belek dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.

Kenapa bisa demikian? Sebab, peradangan yang terjadi pada konjuntiva akan menyebabkan produksi air mata menjadi tidak stabil dan mengeluarkan cairan yang lebih banyak yang membuat belek keluar dengan tekstur yang cair atau lebih lembek. Kondisi ini sangat mudah menular ke mata orang lain, baik kontak fisik secara langsung atau tidak langsung. Kontak fisik yang tidak langsung umumnya berupa penggunaan barang yang di pakai secara secara umum atau bergantian dengan orang lain.

Penyabab Konjungtivitis

Di lansir dari laman American Optometric Association yang menyebutkan bahwa kondisi mata yang mengalami konjungtivitis ini dapat terjadi berdasarkan 3 jenis faktor panyabab. Yakni faktor mata yang mengalami alergi, adanya infeksi akibat bakteri atau virus dan paparan zat kimia yang masuk ke mata dan menyebabkan perdangan atai inflamasi pada konjungtiva.

Peradangan yang terjadi pada konjungtiva ini selain di sebab kan oleh infeksi bakteri atau mata yang alergi serta zat kimia yang masuk ke mata. Ada beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan mata mengalami kondisi konjungtivitis. Yaitu, umumnya konjungtivitis yang mudah karena faktor musim. Yakni, konjungtivitis yang terjadi ketika memasuki musim hujan. Bagi negara yang memiliki 4 jenis musim, kondisi ini juga mudah menyerang ketika memasuki musim gugur.

Selain itu, faktor kebersihan juga memeiliki peran penting dalam kesehatan mata. Sebab kebersihan tubuh yang buruk akan memudahkan bakteri masuk dan berkembang biak sehingga meningkatkan risiko infeksi pada mata. Kondisi ini juga lebih sering dan banyak di alami oleh usia anak-anak yang belum bisa dengan baik menjaga kebersihan tubuh. Tapi tidak jarang orang dewasa dan orang tua yang menglami konjungtivitis.

Cara Mengobati Konjuntivitis

Pada dasarnya, cara untuk mengobati kondisi konjungtivitis ini sendiri dapat di tangani berdasarkan faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi konjungtivitis. Hal tersebut di lakukan untuk mengobati dan menghilangkan faktor yang menjadi penyabab terjadinya konjungtivitis. Berdasarkan penyebabnya, berikut adalah beberapa cara untuk mengobati konjungtivitis.

  1. Pengobatan Konjungtivitis Akibat Infeksi

Ketika mata yang mengalami konjungtivitis terjadi karena adanya infeksi, umumnya dokter akan memberikan obat tetes mata atau salep. Obat tetes mata tersebut mengandung antibiotik yang akan mentralisir dan membunuh kuman dan bekteri penyebab infeksi. Mata yang memerah akibat bakteri yang menginfeksi biasanya akan membaik dalam waktu 2 hari setelah pengobatan dan akan sembuh total setelah seminggu.

Sebagai catatan, jika penyebab konjungtivitis tersebut adalah virus, maka obat tetes mata atau salep yang mengandung antibiotic tidak dapat mengobati kondisi ini. Virus yang menyebabkan konjungtivitis umumnya akan hilang dengan sendirinya. Dalam hal ini, dokter akan membarikan obat tetes mata untuk membantu meningkatkan kelembapan pada mata. Hal ini dapat di bantu dengan mengompres dengan air hangat untuk mengurangi pembengkakan.

  1. Pengobatan Konjungtivitis Akibat Alergi

Untuk mengobati konjungtivitis yang di sebabkan oleh alregi, langkah pertama yang harus di lakukan adalah dengan menghilangkan atau jika memungkinkan menghindari iritan. Kamu juga dapat mengompresnya dengan air dingin yang akan berfungsi untuk mengurangi rasa gatal pada mata. Umumnya kondisi ini cenderung terjadi musiman akibat alergi atau mata yang lebih sensitive pada musim tertentu, seperti musim hujan.

Kondisi mata yang mengalami konjungtivitis dalam kondisi yang cukup parah, maka dokter akan memebrikan resep berupa obat tetes mata dan antihistamin. Obat tetes mata dan antihistamin tersebut dapat mengurangi peradangan pada konjuntiva. Selain itu, obat tersebut juga akan mengurangi efek dekongestan pada hidung untuk meringankan gejala alergi.

  1. Pengobatan Konjungtivitis Akibat Zat Kimia

Umumnya, mata yang mengalami konjungtivitis akibat zat kimia ini dapat dengan mudah di atasi. Cukup dengan membilas mata dengan larutan garam secara hati-hati pada area mata. Namun penderita konjungtivitis akibat zat kimia mungkin juga memerlukan steroid oles atau topical untuk membantu menghilangkan zat kimia yang ada di mata.

Pada kondisi yang lebih serius, di mana ada luka bakar, maka kamu dapat membilas mata selama beberapa menit dengan yang mengalir dalam jumlah yang cukup banyak. Sebab mata yang terkena zat kimia merupakan kondisi yang cukup darurat dan membutuhkan penangan sesegera mungkin sebelum pergi ke dokter. Selain itu, kondisi ini juga bisa di sebabkan oleh penggunaan lensa kontak. Jika ia, maka dokter akan menyarankan untuk mengganti lensa kontak dengan jenis lain dan menggunakan larutan disinfeksi.

Pada dasarnya, konjungtivitis merupakan sebuah kondisi di mana konjungtiva pada mata mengalami perdangan atau inflamasi yang membuat mata menjadi tidak normal. Kondisi ini umumnya di tandai dengan mata yang memerah dan membangkak, serta adanya rasa gatal yang muncul. Karenanya apabila kamu mendapati mata memerah, sebaiknya jangan sepelekan kondisi tersebut dan segera lakukan langkah pencegahan dengan memasuh mata dengan air bersih atau dengan mengompres mata. Hal ini dapat mencegah mata mengalami konjungtivitis. Apabila kondisi mata tidak kunjung membaik selama 2 hari atau lebih maka sebaiknya segera periksa ke dokter.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai cara mengobati mata yang mengalami kondisi konjungtivitis. Umumnya konjungtivitis sangat mudah di alami dan menular pada orang yang memiliki aktivitas berdekatan dengan orang lain, terutama anak-anak. Karenanya penting untuk menjaga kebersihan dan jarak terutama pada anak agar tidak terkena konjungtivitis atau menularkannya pada orang lain.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Honestdocs
  • Hellosehat