Hukum Talak Dalam Islam

Hukum Talak Dalam Islam

Pengertian, Hukum Dan Lafadz Talak

Perceraian Dalam Islam

 

Hallo kawan mama,

Agama islam memperbolehkan terjadinya perceraian sebagai pilihan terakhir apabila pernikahan tidak memungkinkan lagi untuk di lanjutkan. Tentunya banyak fator tertentu yang perlu di perhatikan dan di pastikan dalam mengambil keputasn cerai. seperti kedua belah pihak yang harus di perlakukan dengan hormat dan adil tanpa adanya salah satu pihak yang di rugikan.

Di dalam Agama Islam, sebuah pernikahan harus di isi dengan kasih sayang, cinta antara suami dan istri. Karena pernikahan merupakan sebuah ibadah yang tentunya berkah bila di niatkan sebagai ibadah. Setiap dari suami dan istri mempunyai hak dan tanggung jawab yang harus di penuhi dengan ikhlas dan penuh kasih untuk berlangsungnya sebuah keluarga yang harmonis dan langgeng.

Sayangnya, tidak jarang dari hubungan suami istri yang berakhir dengan perceraian. Istilah cerai dalam Agama Islam di sebut juga dengan Talak. Berikut ini kawan mama sajikan penegertian Talak, hukum Talak, dan lafadz Talak.

Pengertian Talak

Mengutip dari New Age Islam, Talak berarti cerai dan Tafwid atau Tafweez berarti mendelegasikan atau melimpahkan. Dalam Agama Islam, suami dapat mendelegasikan hak cerai kepada sang istri atau pada orang ketiga.

Cerai yang di delegasikan ini di kenal sebagai istilah “Talaq e-Tafweez” yang di eja “Talaq i-Tafwid. Pendelegasian ini dapat di lakukan ketika saat menikah terdapat perjanjian pranikah, dengan atau tanpa syarat.

Sedangkan Takrif Talak secara Bahasa adalah “melepaskan ikatan”. Artinya melepaskan ikatan pernikahan. Tujuan dari di lakukanya pernikahan dalam islam menurut Fiqh Islam oleh H. Sulaiman Rasjid adalah untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna, jalan mulia untuk mengatur rumah tangga dan keturunan serta sebagai tali persaudaraan yang menjadi jalan yang membawa satu kaum untuk saling tolong-menolong.

Apabila sebuah hubungan pernikahan yang telah di lakukan tidak dapat mencapai dan memenuhi tujuan yang telah di sebutkan, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadinya perceraian. Ketika dari pernikahan yang berlangsunng hanya mengahasilkan perselisihan, permusuhan dan permasalahan lain yang tak kunjung selesai. Maka Allah membukakan jalan perdamaian denga cara Talak atau cerai.

Hukum talak

Surat Cerai

Agama Islam adalah Agama yang memperhaitikan masalah-masalah yang terjadi padapemeluknya. Dalam hal ini, Islam juga mengatur tentang hukum dari sebuah peceraian. Dalam agama Islam, perceraian dapat di hukumi dengan beberapa keputusan. Hal ini di dasari oleh faktor-fator sepert, proses mediasi dan lain sebagainya yang menjadikan perceraian dapat di hukumi dengan wajib, sunnah, makruh, mubah, atau bahkan haram. Berikut ini adalah hukum perceraian dalam Islam:

    1. Wajib

Perceraian dapat di hukumi wajib ketika ada sebuah permasalahan terjadi antara suami dan istri yang tidak menemukan jalan damai. Umumnya ketika ada permasalahan dalam hubungan rumah tangga yang sudah berkelanjutan. Maka akan di hadirkan wakil atau wali dari keduanya sebegai penengah dan mencari jalan keluar. Namun jika dengan hal tersebut tidak kunjung juga menemukan solusi damai maka permasalahan ini dapat di bawa keranah pengadilan. Apabila cerai menjadi satu-satunya jalan damai, maka hukum dari cerai adalah wajib.

    1. Sunnah

Perceraian dapat di hukumi sunnah apabila terjadi kondisi tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya kemumgkinan perceraian. Seperti halnya ketika sang suami tidak mampu menafkahi istrinya. Atau sang istri yang tidak mampu menjaga martabatnya sebagai seorag istri dan suami yang tidak mampu lagi membimbing sang istri.

    1. Makruh

Ketika istri adalah seorang wanita yang baik memilki ahlak yang mulia, mampu menjaga martabatnya dengan baik maka akan makruh hukumnya apabila mencaraikan istri. Jika hubungan suami isri masih dapat terselamatkan, maka makruh hukmunya melakukan perceraian

    1. Mubah

Beberapa faktor tertentu dapat menyebabkan perceraian di hukumi mubah. Misalnya. Misalnya ketika sang suami sudah tidak lagi memiliki keinginan nafsu pada sang istri atau ketika istri belum haid ataupun ketika haidnya berakhir.

    1. Haram

Percerian dapat pula di hukumi haram, hal inidapat terjadi bila suami menceraikan sang istri ketika istri tengah haid ataupun nifas. Cerai akan menjadi haram juga ketia istri sedang suci dan telah di jimak oleh suami.

Rukun cerai

Dalam Agama Islam, ketika hendak melakukan perceraian maka ada aturan yang harus di lakukan. Aturan berikut telah berupa rukun cerai.

    1. Rukun perceraian oleh suami

Sebuah perceraian akan di nyatakan sah apabila suami berada dalam kondisi baligh, berakal sehat dan tanpa adanya paksaan atau dengan kemaunya sendiri. Apabila terdapat unsur paksaan dari piha manapun maka perceraian di nyataan Tidak sah

    1. Rukun perceraian untu wanita

Sebuah perceraian akan di nyatakan sah apabila pernikahanya dengan suami telah di anggap sah dan sang istri belum mendapatkan talak tiga oleh sang suami.

Lafadz Talak

sebuah talak cerai dapat di nayatakan dengan menggunakan dua macam lafadz atau ungkapan, yaitu.

    1. Sharih (jelas)

Lafadz saharih adalah sebuah ungkapan talak cerai yang di ucapkan secara jelas. Misalnya, “aku mentalak mu” atau “engkau aku talak”. Dari kata ungkapan tersebut dapat di pastikan bahwa suami mentalak istri dengan maksud dan niat yang jelas.

    1. Kinayah (tida jelas atau sindiran)

Lafadz kinayah adalah sebuah ungapan talak cerai yang di ucapkan melalui sindiran. Misalnya, denagn lafadz “kau aku lepas” atau “aku melepasmu”. Lafadz ini cenderung di gunakan bukan untuk mentalak sang istri, namun dapat di gunakan untuk mentalak istri. Talak cerai dengan lafadz kinayah dapat di nyatakan sah apabila di ikuti niatan menceraikan istri dari sang suami. Apabila lafadz tersebut di ucapkan tanpa adanya niataan bercerai maka di nyatakan tidak sah.

 

Demikian tadi pembahasan mengenai pengertian talak, hukum talak dan lafadz talak. jika pernikahan yang telah berlangsung hanya menimbulkan perselisihan, permusuhan dan permasalahan lain yang tak kunjung selesai. Maka Allah memperbolehkan di tempuhnya jalan perdamaian denga cara Talak atau cerai. Namun di sisi lain Allah sangat membenci perbuatan tersebut. Sebaiknya perrtimbangkan dengan matang terlebih dahulu. Barang kali hubungan keluarga tersebut masih bisa di perbaiki dan di lanjutkan.

 

Semoga menjadi tulisan yang bermanfaat . . .

 

 

 

Sumber

  • Merdeka
  • Orami