Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah atau kondisi neuritis optik? Atau mungkin kamu merupakan salah satu penderita atau pernah mengalami kondisi tersebut? Ya, neuritis optik merupakan salah satu masalah kesehatan yang berupa adanya kondisi gangguan penglihatan. Seseorang di katakana mengalami kondisi ini apabila mengalami gejala-gejala yang berkaitan. Sementara itu, selain dari gejala-gejala yang muncul, ada beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik.
Umumnya, neuritis optik merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan yang umumnya muncul ketika seseorang menginjak usia 30 hingga 40 tahun ke atas. Hampir mirip dengan jenis gangguan penglihatan lainya seperti degenerasi macula dan lainya yang juga muncul akibat faktor penuaan. Meskipun demikian, penyebab utama sehingga mata bisa mengalami kondisi neuritis optik masih belum di temukan dengan pasti.
Neuritis optik biasanya akan menimbulkan gejala di mana penderitanya akan merasa kesulitan melihat apalagi dengan normal, serta membuat mata menjadi tidak nyaman. Selain itu, umumnya kondisi ini hanya akan muncul dan di alami hanya pada satu mata saja, sedangkan mata yang lainmasih tetap normal. Mata yang mengalami kondisi neuritis optik, umumnya juga hanya akan berlangsung sementara dan akan sembuh dengan sendirinya.
Untuk mengetahui kondisi ini, pada dasarnya dapat di lakukan dengan melihat dan memperhatikan pada gejala-gejala yag muncul. Namun beberapa pemersiksaan medis di lakukan sebagai pilihan atau cara untuk mendiagnosis kondisi neuritis optik dengan lebih jelas. Pada kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik. Dengan melakukan metode tersebut, maka kamu akan benar-benar mengetahui kondisi serta langkah untuk menanganinya. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.
Kondisi Neuritis optik
Mata yang mengalami kondisi neuritis optik pada dasarnya merupakan sebuah kondisi di mana adanya peradangan yang di alami oleh saraf optik atau nervus optikus. Nervus optikus merupakan jaringan saraf yang memiliki fungsi yang sangat penting agar mata dapat melihat dengan baik. Yakni sebagai jalur atau media yang memiliki tugas untuk mengirimkan informasi visual dari retina menuju ke otak. Sebab cahaya dari objek akan masuk melalui kornea menuju retina yang kemudian akan di bawa oleh saraf otpik menuju otak.
Pada kondisi yang normal, saraf optik akan dengan mudah mengirmikan informasi visual dari retina menuju otak. Hal ini akan membuat apa yang di lihat oleh mata dapat di rangsang oleh otak sehingga akan memvisualisaikan objek yang telah terlihat oleh mata. Namun ketika terjadi sebuah ganggauan atau masalah, terutama pada saraf optik, maka informasi visual tersebut secara otomatsi akan kesulitan di terima oleh otak, atau bahkan tidak bisa di sampaikan ke otak.
Kondisi ini tersebut akan mengakibatkan fungsi penglihatan menjadi terganggu sehingga penderita kondisi ini tidak dapat melihat dengan baik atau normal. Meskipun kebanyakan penderita neuritis optik hanya mengalami kondisi ini pada satu mata, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini dapat terjadi pada dua mata. Selain itu, meski kondisi ini lebih umum untuk sembuh dengan sendirinya , bahkan tanpa penanganan medis, namun beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini dapat terjadi secara permanen.
Cara mendiagnosis neuritis optik
Umumnya kondisi mata yang mengalami neuritis optik dapat di ketahui dengan memperhatikan gejala-gejala yang muncul. Namun tentu tidak banyak yang benar benar memahami gejala-gejala kondisi tersebut. Karenanya pemeriksaan medis atau diagnosis adalah salah satu cara yang tepat untuk mengetahui dengan lebih jelas apabila mata mengalami kondisi neuritis optik.
Diagnosis kondisi neuritis optik biasanya dapat di tentukan dari wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik mata secara langsung dan pemeriksaan penunjang tertentu. Sebagai awal langkah pemeriksaan, umumnya dokter akan memenanyakan seputar gejala yang di alami oleh pasien. setelah itu, barulah dokter akan melakukan langkah pemeriksaan sebagai uapaya untuk mendiagnosi kondisi yang sedang di alami oleh mata.
-
Pemeriksaan tajam penglihatan
Dalam metode ini, umumnya dokter akan meminta pasien untuk melihat pada objek berupa tulisan atau angka yang di letakkan pada jarak tertentu dan menyebutkannya. Dengan melakukan metode ini, maka dokter akan mengetahui dengan pasti kondisi yang sedang di alami oleh mata.
-
Pemeriksaan lapang pandang
Tes lapang pandang di lakukan sebagai upaya untuk membantu dokter agar dapat mengetahui kemampuan mata pasien. dengan begitu, dokter akan mengetahui kemampuan pasien untuk melihat objek yang ada di tepi lapang pandang. Pemeriksaan ini dapat di lakukan dengan berbagai motode, seperti dengan metode manual atau dengan menggunakan alat khusus.
-
Tes reaksi pupil terhadap cahaya
Pada pemeriksaan ini, biasanya dokter akan menyinari mata dengan senter untuk melihat respons pupil terhadap cahaya yang terang. Pupil pasien penderita neuritis optik umumnya tidak akan mengecil sekecil pupil mata yang sehat jika di sinari oleh cahaya yang terang.
-
Oftalmoskopi
Pemeriksaan oftalmoskopi adalah sebuha metode pemeriksaan yang di lakukan dengan menggunakan alat bernama oftalmiskop. Metode ini di lakukan dengan tujuan untuk memeriksa lempengan saraf optik. Apabila lempengan tersebut mengalami pembengkakan, maka kemungkinan besar pasien mengalami neuritis optik. Metode ini akan membantu dokter untuk menyinari mata dengan cahaya, sehingga dapat melihat strutur bagian dalam pada mata pasien.
-
Pemeriksaan optikal coherence tomography (OCT)
Sebagai upaya untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik, dokter juga akan menggunakan metode pemeriksaan optikal coherence tomography atau OCT. Pemeriksaan ini di lakukan untuk memeriksa ketebalan serabut saraf retina.
-
Tes visual evoked response
Metode ini merupakan metode pemeriksaan yang akan di gunakan oleh dokter untuk mengetahui dan menilai kecepatan aliran listrik pada saraf optik. Sebab pada dasarnya kecepatan aliran listrik menandari kondisi dari keinerja saraf optik itu sendiri. Serabut saraf optik umumnya lebih tipis dari orang normal dan aliran listriknya cenderung akan melambat.
-
Tes darah
Selain pemeriksaan di atas, terutama pada bagian mata atau saraf optik, dokter juga akan melakukan pemeriksaan berupa tes darah. Metode ini di lakukan sebagai pemeriksaan tentang kemungkinan adanya neuromyelitis optika pada penderita neuritis optik. Caranya adalah dengan mendeteksi keadaan antibody yang ada di dalam darah.
-
Pemindaian dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging)
Pemeriksaan dengan menggunakan metode pemindaian menggunakan MRI juga akan di lakukan untuk mengetahui kondisi mata. Biasanya dokter akan menyuntukkan cairan pewarna kontras sebelum prosedur MRI. Cairan ini akan menerangi saraf-saraf yang adadi mata, serta bagian lain pada otak agar dapat terlihat lebih jelas pada foto X-ray. Pemeriksaan ini juga di lakukan untuk menentukan area kerusakan pada otak yang menjadi penyebab terjadinya multiple sclerosis.
Neuritis optik pada dasarnya merupakan kondisi di mana adanya gangguan pada saraf optik yang ada du mata. gangguan tersebut mengakibatkan pembangkakan dan peradangan yang membuat kinerja saraf optik menjadi terganggu dan tidak normal. Akibatnya, informasi visual yang ada di retina tidak dapat di kirimkan menuju otak. Kondisi ini akan mengakibatkan pandangan menjadi buram di serrtai gejala-gejala yang membuat tidak nyaman. Meskipun umumnya berlangsung hanya sementara, namun tidak menutup kemungkinan bawha neuritis optik dapat terjadi secara permanen. Karenanya kondisi ini perlu untuk di waspadai dan melakukan penanganan yang tepat apabila kondisi ini terjadi.
Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik. Untuk mengetahui kondisi mata yang mengalami neuriti optik, umumnya kamu dapat melihat dari gejala-gejala yang muncul. Namun beberapa pemeriksaan di atas di sarankan untuk edi lakukan untuk mengetahui kondisi dengan lebih jelas dan pasti.
Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat.
Sumber :
- Sehatq
- alodokter