Jenis – Jenis Kondisi Mata Juling

Jenis – Jenis Kondisi Mata Juling

Hallo Kawan Mama, Apakah kamu salah satu dari kebanyakan orang yang mengalami gangguan penglihatan? Ya, gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi yang sering kali di alami oleh beberapa orang. Seseorang yang mengalami gengguan penglihatan pastinya sangat terganggu dan tidak nyaman akibat kondisi tersebut. salah satu dari beberapa macam gangguan penglihatan adalah kondisi mata juling. Namun, hal tersebut ternyata memiliki beberapa jenis kondisi mata juling.

Gangguan penglihatan adalah salah satu hal yang sering di alami oleh kebanyakan orang dan sangat merepotkan. Pada dasarnya mata juling adalah salah satu dari banyaknya macam gangguan penglihatan di mana posisi kedua mata tidak dapat melihat kearah yang sama pada satu objek. Mata juling atau dalam istilah medis di kenal dengan istilah strabismus ini membuat posisi salah satu mata melihat lurus kedepan sedangkan mata yang satunya mengarah kea rah lainya. kondisi ini di sebabkan oleh adanya ketidak simbangan pada otot mata sehingga mata tidak dapat berfungsi dengan baik dan seimbang. Mata juling yang tidak segera di tangani dapat berisiko menyebabkan kondisi mata malas, hingga permanen. Dalam kondisi yang lebih buruk mata juling bahkan bisa menghilangkan fungsi penglihatan.

Pada kondisi ini, pemderita mata juling memerlukan bantuan kaca mata atau lensa kontak yang khusus. Dengan menggunakan lensa prisma, penderita mata juling baru dapat melihat dengan lebih baik. Namun ternyata, kondisi mata juling sendiri memiliki beberapa jensi. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa jenis kondisi mata juling. Karena kondisi mata juling memang tidak hanya terjadi dengan kondisi yang sama.

Beberapa Jenis Kondisi Mata Juling

Jenis Kondisi Mata Juling

Mata juling umumnya lebih mudah di alami oleh usia anak-anak. Di lansir dari Children’s Ntional menyebutkan bahwa anak-anak dengan riwayat orang tua memiliki kelainan sindrom atau kondisi mata juling memiliki risiko mengalami mata juling. Kondisi ini juga sering terjadi pada anak dengan kelainan sistemik seperti kromosom atau neurologis dan lainya. Namun orang dewasa juga dapat mengalami kondisi mata juling akibat beberapa faktor.

Langkah pencegahan dan pengobatan dapat di lakukan untuk mengatasi dan menhilangkan kondisi mata juling. Seperti halnya dengan menggunakan kaca mata khusus mata juling, menggunakan obat tetes mata botulinum toksin (botox), melakukan terapi hingga melakukan operasi mata juling. Berdasarkan keadaan akibat mata juling, kondisi mata juling terbagi menjadi beberapa jenis. Secara garis besar mata juling atau strabismus di bagi menjadi dua jenis yakni strabismus horizontal dan strabismus vertical. Berikut adalah jenis dari kondisi mata juling.

  1. Strabismus Horizontal

Kondisi Strabismus horizontal juga di bagi menjadi 2 tipe, yakni esotropia dan eksotropia.

    • Esotropia

Kondisi Esotropia ini posisi bola mata tidak sejajar karena bola mata yang berputar ke arah dalam. Kondisi mata juling esotropia ini juga di bagi menjadi 3 bagian berdasarkan penyebabnya. Yakni, esotropia infatile (bawaan dari lahir), eseotropia akomodatif (terkait rabun dekat) dan esotropia karena adanya kelumpuhan saraf ke enam. Tipe esotropia melasir dari laman Cleveland Clinic strabismus tipe esotropia akomodatif biasanya di mulai pada beberapa tahun sejak si kecil lahir.

Esotropia infatile dan akomodatif adalah kondisi mata juling yang paling umum di temukan. Terutama esotropia infatile yang terjadi pada bayi usia 6 bulan dan esotropia akomodatif pada anak-anak usia 2 tahun atau lebih. Sebab faktor keturunan dan rabun jauh sangat mempengaruhi kondisi mata. Bahkan di lansir dari Children’s Natioanal bahwa anak-anak dengan riwayat keluarga yang memliki sindrom lebih berisiko untuk mengidap mata juling.

Kondisi ini menyebabkan salah satu mata melihat kearah depan sedangkan mata yang satu bergerak kea rah dalam. Akibatnya, perlu adanya usaha yang lebih agar mata dapat melihat lebih focus pada objek yang di tuju. Pada kondisi esotropia ini dapat di tangani dengan menggunakan kaca mata. Namun kamu juga dapat melakukan operasi untuk memperbaik otot mata yang mengalami gangguan.

    • Eksotropia

Eseotropia atau juga di kenal dengan esotropia intermiten merupakan kondisi mata juling di mana satu mata dapat focus kearah objek sedangkan mata yang lain mengarah ke luar. Umumnya, kondisi ini akan menimbulkan gejala berupa mata lelah, sakit kepala, penglihatan ganda, sulit membaca serta perlu menutup mata untuk melihat objek jauh atau pada cahaya yang terang.

Kondisi mata juling tipe Eksotropia ini dapat terjadi tidak hanya pada anak-anak saja. melainkan dapat juga di alami oleh semua orang tanpa mengenal batasan usia. Pada kondisi ini, penderita membutuhkan bantuan kaca mata atau penutup mata serta terapi atau bahkan operasi untuk mengembalikan kondisi mata menjadi normal.

  1. Strabismus Vertical

Kondisi mata juling atau strabismus jenis vertical juga terbagi menjadi dua tipe, yakni hipertropia dan hipotropia.

    • Hipertropia

Mata juling tipe Hipertropia ini merupakan kondisi di mana mata yang satu dapat melihat focus kearah objek, sedangkan mata yang satunya melihat kea rah atas. Kondisi mata juling tipe Hipertropia ini membutuhkan alat bantu kaca mata atau lensa kontak dengan bahan prisma agar kondisi mata dapat melihat dengan lebih baik. Selain itu, terapi dan operasi adalah cara yang sering di rekomendasikan dokter agar mata dapat kembali normal.

    • Hipotropia

Mata juling tipe hipotropia adalah sebuah kondisi di mana mata yang satu dapat melihat focus kearah depanm, sedangkan yang satunya bergerak kearah bawah. Sama halnya dengan tipe mata juling yang lainya, tipe hipotropia juga membutuhkan alat bantu kaca mata atau lensa kontak dengan bahan prisma agar mata dapat berfungsi lebih baik. Terapi dan operasi juga menjadi beberapa metode untuk menyembuhkan kondisi ini.

Selain beberapa jenis mata juling di atas, ada tipe lain kondisi mata juling, yakni mata juling tidak yang sejajar tingginya. Tipe mata juling ini berupa mata yang satu dengan yang lainya memiliki tinggi yang tidak sejajar. Kondisi tersebut dapat di lihat ketika penderita melihat satu objek yang ada di depan namun mata yang satu melihat ke atas sedangkan yang satunya melihat kebawah atau bersilangan.

Kondisi mata juling pada dasarnya terjadi akibat adanya gangguan pada saraf dan otot mata. Sehingga membuat adanya ketidaksimbangan pada koordinasi anatar otak dan mata dan membuat kedua mata tidak dapat focus kearah yang sama. Selain itu, faktor genetic atau keturunan menjadi faktor yang paling umum menyebabkan terjadinya kondisi mata juling. Orang tua yang memiliki riwayat mata juling, maka sang anak juga berpotensi memiliki risiko mata juling. Adapaun penyebab lain yang dapat menyebabkan mata juling adalah adanya kelainan pada mata, kesehatan tubuh hingga kondisi anak yang melamun dan juga kelelahan.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai jenis kondisi mata juling. Beberapa jenis kondisi mata juling di atas adalah yang kerap di alami oleh kebanyakan orang, terutama tipe esotropia infatile dan akomodatif. Apabila gejala kondisi mata juling terlihat, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan langkah pencegahan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Rsmataachmadwardi
  • Hellosehat