Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid Menurut Islam

Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid Menurut Islam

Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid

Keutamaan Dzikir Bagi Wanita Haid

 

Hallo Kawan Mama,

Allah SWT menciptakan setiap mahluk-Nya dengan berbagai bentuk dan keunikannya masing-masing, dan berpasang-pasangan dengan jenis kelami yang berbeda, tidak terkecuali masnusia. Manusia di ciptak oleh Allah dengan jenis kelamin laki-laki dan perempun di mana terdapat perbedaan di antara keduanya yang membuat keduanya menjadi istimewa dengan kelabihannya masing-masing.

Tuhan menciptakan setiap mahluknya untuk beribadah kepada-Nya, hal ini berlaku untuk semua ciptaan-Nya termasuk dengan manusia. laki-laki dan wanita memiliki kewajiban yang sama untuk melakukan ibadah dan menyembah kepada-Nya. Dan ibadah tersebut secara garis besar di bagi menjadi dua bentuk, yaitu ibadah maghdah dan ibadah amaliah. Ibadah maghdah adalah ibadah fardhu di mana ibadah tersebut berupa hubungan langsung dengan Allah SWT dan wajib di lakukan oleh setiap hamba-Nya serta tidak boleh untuk di wakilkan. Seperti shalat, dan puasa dan ibadah wajib lainya. Sedangkan ibadah amaliyah adalah ibadah yang di lakukan kepada sesame mahluk ciptaan-Nya.

Namun pada kenyataanya, dalam menunaikan ibadah maghdhoh, wanita memiliki keunikan tersendiri dalam melaksanakan ibadah maghdah. Karena pada umumnya, wanita normal akan mengalami fase di mana ia tidak di perbolehkan untuk melaksanakan ibadah fardhu, yaitu ketika tengah dalam kondisi haid. Pada saat dalam kondisi haid, dari tubuh wanita akan mengeluarkan darah kotor yang biasa di sebut darah haid. Dan hal ini menyebabkan wanita tidak di perbolehkan melaksanakan ibadah fardhu karena darah yang keluar tersebut merupaka sebuah hadats. Karena syarat melakukan ibadah fardhu adalah suci, dan wanita kembali di perbolehkan untuk melaksanakan ibadah fardhu apabila ia telah suci.

Keutamaan Haid Bagi Wanita

Pada zaman jahiliah dulu, wanita yang mengeluarkan darah haid di anggap sebagai aib. Karena darah yang keluar dari kemaluan tersebut di anggap darah penyakit dan menandakan wanita tersebut adalah wanita penyalitan. Namun Pada kenyataanya, haid merupakan kondisi biologis yang akan di alami setiap wanita normal, yang merupakan tanda bahwa ia sudah sampai pada masa pubertas atau baligh. Dalam Al-Qur’an, haid telah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 222, yang artinya.

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid. Dan janganlah kamu mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang di perintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Q.S Al-baqarah : 222)

Tidak jarang wanita yang tidak mengerti keutamaan haid yang membuatnya berharap agar tidak megalami haid agar dapat melaksanakan ibadah setiap waktu, terlebih ketika berada dalam bulan ramadahan. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang keliru. Sebab haid yang di alami oleh wanita memiliki dampak yang baik bagi tubuh serta keutamaannya dalam hal ibadah. Sebagai wanita, tentu perlu untuk mengetahui manfaat dan keutamaan dari kondisi haid agar tidak keliru dalam menyikapinya. Di dalam sebuah kitab karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir yang berjudul Dzurotun Naasihin Fil Wadzi Wal Isroo riwayat, Aisyah r.a mengatakan bahwa.

“Tidak ada dari pada seorang perempuan yang kedatangan haid, melainkan adalah haidnya itu menghapus dosa-dosa yang telah lalu jika membaca do’a dan dzikir pada hari yang pertama ia haid.”

Dari penjelasan tersebut dapat di ketahui bahwa haid seorang wanita merupakan sebuah penghapusan dosa-dosa wanita yang telah ia lakukan di waktu lalu. Maka haid dapat di artikan sebagai momen istimewa bagi seorang wanita. Sebab ketika mengalami kondisi haid maka ia tengah di lebur dosa-dosanya oleh Allah SWT.

Perintah Dzikir

Pada dasarnya, selain perintah untuk melaksanakan ibadah fardhu, setiap manusia juga di perintahkan untuk mengamalkan dzikir di dalam kehidupannya. Tujuan dari dzikir adalah untuk selalu ingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam kondisi apapun. Hal ini termuat dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41-42, yang artinya

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama ) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (Q.S Al-Ahzab : 41-42)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa Allah SWt memrintahkan pada setiap hamba-Nya untuk selalu berdzikir dan ingat kepada-Nya. Pada umumnya, dzikir baiknya di amalkan setiap hari. Namun ada beberapa waktu yang paling bagus untuk mengamalkan dzikir. Sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ghafir ayat 55. Yang artinya,

“Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar. Dan mohon ampunlah untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu sore dan pagi.” (Q.S Al-Ghafir : 55)

Hal ini juga di pertegas oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah SWT mulai dari waktu sholat subuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak dari putra Nabi Ismail. Dan duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai dari waktu ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak.” (H.R Abu Dawud)

Dzikir Bagi Wanita Haid

Wanita yang tengah dalam kondisi haid, meskipun tidak di perbolehkan untuk melaksanakan ibadah fardhu, namun ia di perintahkan untuk tetap berdzikir agar selalu ingat dengan Allah SWT. Sebagaimana telah di jelaskan dalam sebuah kitab karya Utsman bin Hasan Ahmad Syakir yang berjudul Dzurotun Naasihin Fil Wadzi Wal Isro. Dari sayyidah Aisyah r.a, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada perempuan haid, kecuali haidnya bisa menghapus dosa masa lalu dari semua dosanya. Dan jika ia membaca ‘Alhamdulillah ala kulli hallin wa astagfirullah min kulli dzambin’ pada hari pertama. Maka Allah akan menuliskan kepadanya bahwa ia akan melewatkan api neraka dan kemudian dapat berada di jembatan dhiratal mustaqim dengan selamat dana man dari siksaan dan akan di naikkan pangkatnya oleh Allah SWT. Setiap hari dan setiap malam pahal empat puluh syuhada bagi ia yang berdzikir tersebut kepada Allah dalam masa haidnya.” (Utsman bin Hasan Ahmad Syakir : Dzurotun Naasihin Fil Wadzi Wal Isroo)

Dari riwayat di atas dapat di ketahui bahwa wanita yang mengamalkan dzikir ketika dalam kondisi haid maka akan terhapus dosany yang lalu, terhindar dari apai neraka dan jika di amalkan setiap pagi dan sore maka wanita tersebut akan menadapat pahala empat puluh syuhada. Berikut ini adalah amalan amalan dzikir berserta artinya.

“Alhamdulillah ala kulli hallin wa astagfirullah min kulli dzambin.” Yang artinya,

“Segala puji bagi Allah atas segala perkara, dan aku mohon ampun kepada-Mu atas segala dosa.”

Penutup

Setiap wanita normal akan mengalami kondisi haid, karena itu adalah hal yang wajar secara biologis dan sudah menajdi kodrat bagi kaum wanita. Sungguh nikmat yang luar biasa bagi wanita yang telah mendapatkan keistimewaan berupa mengalami kondisi haid. Dengan mengamalkan dzikir di atas maka akan terhapus dosanya yang telah ia perbuat di masa lalu. Ia juga akan terhindar dari api neraka, dan akan selamat ketika melintasi jembatan shirotol mustaqim dan akan terhindar dari siksa Allah SWT. Dengan mengamalkan dzikir tersebut, Allah SWT juga akan mengangkat derajat wanita dengan lebih tinggi. oleh karenanya, akan sangat di sayangkan apabila wannita yang tengah dalam kondisi haid hanya menghabiskan waktunya dengan tiduran dan bermalas-malasan saja.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai keutamaan dzikir bagi wanita haid. Stelah mengetahui hal ini, tentu perlu bagi kita untuk selalu mengamalkan dzikir setiap waktu. Terlebih ketika dalam kondisi haid di mana kita tidak di perbolehkan untuk melakukan ibadah-ibadah fardhu.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Bincangsyariah
  • kalam.sindonews