Adab Seorang Menantu Dalam Islam

Adab Seorang Menantu Dalam Islam

Adab Seorang Menantu Dalam Islam

Adab Seorang Menantu Dalam Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Selain mengikat dalam sebuah ukatan suami istri, pernikahan juga berarti menyatukan kedua keluarga menjadi satu. Dengan menikah tentu kita akan menjalani kehidupan baru dan rumah tangga yang baru. Hal ini juga menjadikan kita menjadi bagian dari keluarga pasangan kita, artinya setiap dari anggota keluarga pasangan kita adalah menjadi bagian dari anggota keluarga kita juga. Terutama orang tua (mertua) dari pasangan kita yang kini telah menjadi orang tua kita juga.

Sebagai anggota keluarga barui dalam keluarga pasangan kita tentu kita memiliki kewajiban dan tanggung jawab baru. Tidak hanya itu, adab kita terhadap keluarga pasangan kita tentu akan menjadi faktor penting penilaian mertua kepada pribadi kita. Maka penting bagi kita untuk selalu memperhatikan adab kita kepada keluarga pasangan kita, khususnya terhadap orang tua pasangan kita (mertua).

Hubungan baik dengan mertua tentu menjadi hal penting yang harus di jaga. Sebab hal tersebut tentu akan sangat berdampak pada hubungan rumah tangga kita dengan pasangan kita. Berhubungan baik dengan mertua juga telah di jelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah riwayat haditsnya. Beliau bersabda,

“Yang paling berhak atas seorang wanita adalah suaminya, dan yang paling berhak atas lelaki adalah ibunya.” (H.R Tirmidzi)

Pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang menantu terhadap orang tua dari pasangan (mertua). Sebagai pasangan suami dan istri, tentu kita ingin agar rumah tangga kita dapat berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan yang dapat membuat hubungan rumah tangga kita menjadi terganggu. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk menanmkan adab yang baik kepada mertua kita. berikut adalah penjelasannya.

Adab Seorang Menantu Terhadap Mertuanya

  1. Berbakti Kepada Orang Tua (Mertua)

Menikah tidak membuat kita akan kewajiban kita untuk berbakti kepada orang tua kita. dengan menikah maka kita hanya bertambah tanggung jawab untuk berbakti kepada orang tua pasangan (mertua) kita. Bagi seorang istri, suami adalah orang yang perlu di utamakan, dan yang berhak atas suaminya adalah ibu dari sang suami (mertua). Oleh sebab itu, istri memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk berbakti kepada orang tua dari suami.

Pada dasarnya, tidak ada dalil yang jelas tentang kewajiban suami untuk berbakti kepada mertua. Namun sudah selayaknya bagi seorang anak mantu untuk selalu bersikap baik dan berbakti kepada mertua. Karena orang tua (mertua) pasangan kita juga merupakan orang tua kita, dengan kata lain, wajib bagi kita untuk berbakti kepadanya. Sebab hal ini dapat membuat hubungan baik kita kepada mertua tetap terjaga dan membuat kepercayaan mertua kepada kita menjadi bertambah.

  1. Menunaikan Hak-Haknya Sebagai Sesama Muslim

Sebagai umat muslim, tentu kita memiliki hak-hak yang perlu kita tunaikan kepada sesame muslim lainya. Karena hal tersebut merupakan tanggung jawab kita untuk menjaga tali silaturrahim dan berhubungan baik dengan sesame musli lainya. Sebagai seorang menantu, kita juga perlu menunaikan hak-hak kita kepada mertua dengan sebaik-baiknya. Sebagaiman telah di sampaikan Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,

“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam. Jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika dia mengundangmu maka datanglah, jika dia meminta nasehat kepadamu maka berilah nasihat. Jika dia bersin lalu mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah, jika dia sakit maka jenguklah dan jik ia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (H.R Muslim dan Ahmad)

Hadis tersebut dapat menjadi rujukan bagi kita untuk berbuat baik dan menunaikan hak kita kepada mertua sebagai sesame muslim. Dengan menunaikan apa yang ada di dalam hadits tersebut tentu dapat membuat hubungan kita dengan mertua tetap terjaga dengan baik.

  1. Bertutur Kata Yang Baik

Sebagai seorang yang lebih muda, tentu perlu adanya rasa segan kita kepada yang lebih tua, apalagi pada orang tua (mertua) kita. Bicara dengan nada rendah serta lemah lembut perlu di tekankan bagi kita berkomunikasi dengan sang mertua. Dengan mengedepankan tutur kata yang baik dengan lemah lembut maka itu berarti kita juga sedang memuliakan orang tua (mertua) kita. sebagiamana adab para sahabat ketika tengah berbicara dengan Rasulullah SAW. Dari Al-Musawwir bin Makhramah, beliau menceritakan bahwa,

“ Jika para sahabat berbicara kepada Rasulullah SAW, maka merendahlah suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhdap Rasulullah SAW.” (H.R Bukhari)

Dari riwayat tersebut, kita dapat meniru adab yang telah di lakukan para sahabat ketika berbicara dengan Rasul. Adab tersebut dapat kita aplikasikan ketika tengah berbicara denagn orang tua atau pu  mertua kita, karena hal tersebut adalah sebuah cara kita untuk memulika mereka.

  1. Menghormati Mertua

Saling menghormati adalah sebuah hal yang harus di tanamkan dalam setiap diri manusia. Hal tersebut juga perlu di terapakan dalam kehidupan sehari-hari oleh kita kepada sesama. Menghoramati yang lebih tua juga merupakan sebuah perintah yang telah di sampaikan oleh Rasululullah SAW, Beliau bersabda.

“bukan termasuk dari golongan kami orang yang tak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami.” (H.R Tirmidzi dan Ahmad)

Dari hadits tersebut dapat di pahami bahwa orang yang tidak mengjormati pada seseama lainya bukanlah termasuk golongan umat Rasulullah SAW. Sebagai umatnya, tentu perlu bagi kita untuk selalu menghormati sesame kita, khususnya pada orang tua (mertua) kita. Imam ghazali berkata dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.44).

“Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang. Dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang mereka.”

  1. Menjaga Hubungan Baik Dengan Mertua

Sebagai menantu yang pastinya juga merupakan anggota dari keluarga pasangan kita, tentu perlu bagi kita untuk menjaga hubungan baik dengan anggota-anggota keluarga yang lain. Menantu dapat menjaga hubungan baiknya dengan mertua dengan cara mendekatkan diri kepada mertua, bergaul (berbincang mesra) dengannya, membantu mertua, dan memberikan mertua perhatian. Menantu juga dapat melakukan hal lain yang menurutnya baik untuk sang mertua.

Sebagaimana telah di sampaikan Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“maukah aku kabarkan kepada kalian terkait orang yang haram masuk neraka, atau orang yang neraka di haramkan atasnya. Yaitu setiap orang yang memiliki kedekatan (dengan manusia), ringan, mudah (dalam Pergaulan).” (H.R Tirmidzi)

Selain sebuah perintah agama, berhubungan baik tentu akan mempermudah segala urusan kita. termasuk dalam hubungan rumah tangga dan hubungan seorang menantu dan mertua. Hubungan yang baik dengan mertua juga akan menjadi faktor pondasi yang kuat bagi rumah tang akita dengan pasangan kita. Oleh sebab itu, perlu bagi kita untuk selalu menjaga hubungan baik kita dengan orang tua (mertua) kita.

  1. Hindari Konflik Dengan Mertua

Fitrahnya, Setiap dari orang yang terlahir kedunia tentu memiliki keperibadian dan karakter yang berbeda-beda, serta cara berfikirnya masing-masing. Dan hal ini sudah merupakan sebuah kodar dari Allah SWT. Sebuah rumah tangga tidak selalu akan berjalan dengan mulus dan baik-baik saja. Perbedaan pendapat biasanya menjadi faktor terjadinya konflik dalam rumah tangga. Dan apabila hal ini terjadi sudah tugas kita untuk menghindari hal ini dan tiak memperpanjangnya, demi terjaganya hubungan rumah tangga kita dengan pasangan kita.

Hal ini juga kadang terjadi oleh kita terhadap orang tua kita (mertua) kita. Tidak jarang sebagai orang yang lebih tua dan berpengalaman merasa lebih tau akan sesuatu yang cenderung berbeda dengan cara berfikir kita. Sebagai menantu hendaknya mendengarkan orang tua dan menjalankan nasihatnya. Apabila nasihat yang di berikan tidak sesuai, tidak ada hak bagi kita untuk mendebat sang mertua. Apabila hal ini terjadi, sebaiknya menantu menghindari hal tersebut dan segera meminta maaf kepadanya. Dengan begitu, setidaknya dapat menjaga hubunganbaiknya dengan mertua, dan menjaga hubungan rumah tangga dengan pasangannya.

  1. Mendo’akan Mertua

Sudah layaknya dan menjadi tuag bagi seorang anak untuk selalu mendo’akan kebaikan untuk oarng tuanya. Hal ini sebagai wujud cinta kasih dan balasan seorang anak kepada orangtuanya. Hal ini juga berlalku bagi seorang mennatu untuk mendoakan kebaikan bagi martuanya. Sebab mertua adalah orang tua dari pasangan kita, yang berarti ia juga merupakan orang tua kita. dan wajib bagi kita sebagai anak (menantu) untuk mendoakan kebaikan padanya. Hal ini juga merupakan sebuah tanda bakti kita kepada mertua yang akan mengahntarkan kita pada ridho Allah SWT. Sebagaimana telah di kisahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 114, yang artinya.

“Dan permintaan apapun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah di ikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padaya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (Q.S At-Taubah : 144)

Sebagaimana penjelasan di atas, penting bagi seorang menantu untuk menenkankan adab yang baik kepada mertua kita. Karena adab yang baik, merupakan tanda bakti kita kepada mertua, di mana hal itu merupakan sebuah tugas dan tanggung jawab kita sebagai menantu. Berbakti kepada mertua sama halnya berbakti kepada orang tua kita sendiri. Dengan begitu keberkahan akan selalu menyertai rumah tangga kita dengan pasangan kita. Sebab Ridho dari Allah SWT adalah ridho orang tua, dan ridho orang tua adalah surge Allah SWT.

Demikan pembahasan dari Kawan Mama mengenai adab seorang menantu terhadap mertua. Pastinya kita berharap agar rumah tangga kita dengan pasangan kita dapat berjalan baik dengan semestinya. Dan hal ini adalah salah satu kunci agar harapan tersebut dapat terkabul. . .

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • salamdakwah
Dosa Seorang Anak Kepada Orang Tua

Dosa Seorang Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Agama Islam adalah agama yang mengajarkan setiap pemeluknya untuk berbuat baik dan memberikan cinta kasih kepada sesame, terutama kepada keluarga. Sebab keluarga adalah terdiri dari orang-orang dengan hubungan yang paling dekat dengan diri kita sendiri. Dan yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang tua. Islam mengajarkan kepada umatnya yang berposisi sebagai anak untuk patuh dan taat sebagai pembaktian diri kita kepada orang tua. Dan hal ini merupakan kewajiban yang harus di penuhi sebagai seorang anak. Sebab bakti merupakan penangkal atau penebus dosa seorang anak kepada orang tua.

Dengan berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, tentu hubungan sebagai keluarga akan menjadi harmonis dan bahagia. Karena pada dasarnya berbakti kepada orang tua juga merupakan sebuah jalan bagi anak untuk mendapatkan surga Allah SWt. Sebagaiamana telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, Beliau bersabda.

Kedua orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya, maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (H.R Tirmidzi)

Namun hal ini tidak selalu terjadi dan berjalan mulus pada hubungan anak dan orang tua di dalam sebuah keluarga. Tidak jarang dan banyak terjadi kasus di mana anak dan orang tua mengalami kesalahpahaman akibat dari cara berfikir, pendapat dan keinginan yang cenderung berlawanan di antara mereka. Dan pada umunya hal ini akan menjadi sebab rengganya hubungan anak dan orang tua.

Sebagai seorang anak, hendaknya kita harus berhati-hati dalam bersikap ketika masalah tersebut terjadi kepada keluarga kita. Karena jika salah mengambil sikap, maka akan mejadikan kita berdosa dan durhaka pada orang tua. Pada hakikatnya, orang tua adalah orang yang harus kita muliakan dan kita junjung tinggi kehormatanya dengan penuh cinta kasih. Sebab tanpa adanya orang tua, tidak mungkin kita akan terlahir keduni ini. Dan sudah manjadi harapan setiap orang tua untuk mendapatkan anak yang shalih, taat dan berbakti kepada orang tua.

Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai dosa anak kepada orang tua. Pembahasan mengenai hal ini akan kami bahas sebagai berikut.

Dosa Anak Kepada Orang Tua

Dosa Anak Kepada Orang Tua

  1. Mengeluarkan Kalimat Yang Tidak Baik (Cacian) Kepada Orang Tua

Orang tua selalu memberikan cinta kasih dengan sepenuh hati dalam merawat dan membesarkan setiap anak-anaknya. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap anak untuk mengabdikan diri dengan sebaik-baiknya kepada orang tua. Dengan menjaga tutur kata dengan sopan santun dan adab yang baik, maka ia telah berada di jalan menjadi anak shalih dan berbakti pada orang tua.

Kadang kala di dalam hubungan anak dan orang tua, terjadi perselisihan dan kesalahpahaman akibat cara berfikir dan pendapat yeng berbeda, apalagi ketika anak bernjak dewasa. Perlu sekali untuk di waspadai, bahwa hal ini sering kali menjadi cobaan anak dalam menghadapi orang tua. Meskipun anak memiliki pendapat yang benar, tidak patut baginya untuk membantah perkataan orang tua, apalagi samapi membentak dan mencaci orang tua. Sebab sebagaimana telah di jelaskan di atas, orang tua adalah pintu surga bagi seorang anak. dan apabila anak durhaka pada orang tua, tidak ada surga bagi dirinya.

  1. Mendoakan Hal Buruk Pada Orang Tua

Perselisihan antara anak dan orang tua tentu dapat menjadikan hubungan orang tua dan anak menjadi renggang dan tidak harmonis sebagaimana mestinya. Dan hal ini bisa menjadi sebab anak menjadi kesal kepada sikap orang tua yang membuat anak menajadi emosi dan kadang mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Ketika terjadi hal seperti ini, baiknya sebagai anak segera menghindar untuk menenangkan diri agar perselisihan tidak semakin menjadi-jadi.

Jangan sampai karena perselisihan tersebut membuat anak sampai melontarkan kata yang tidak pantas, atau mendoakan sesuatu hal yng buruk pada orang tuanya. Sebab hal ini dapat mennjadikannya anak durhaka kepada orang tua dan dapat menimbal balik kepadanya. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Allah akan melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.” (H.R Bukhari)

Dari hadits tersebut dapat di ketahui bahwa Allah SWT sangat membenci seorang anak yang berbuat buruk dan mendoakan hal buruk kepada orang tuanya. Dan Allah SWT bahkan akan melaknat anak yang mendurhakai orang tuanya. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada surga bagi anak, dan hanya siksa neraka yang menantinya.

  1. Membuat Orang Tua Menangis

Sebagai umat Agama Islam, kita selalu di ajarkan untuk selalu berbuat baik dan mengabdi kepada orang tua. Terutama dalam bertutur kata dalam tingkah laku serta sikap kita kepada orang tua. Dengan selalu berbuat baik dan memuliakan dengan tutur kata yang baik tentu kiat berada di jalan yang benar sebagai anak yang berbakti pada orang tua. Dan jangan sampai karena perkataan dan prilaku kita, membuat orang tua kita mengeluarkan air mata. Sungguh sebuah dosa dan durhaka bagi seorang anak apabila sampai membuat orang tuanya menangis. Sebagaimana telah di riwayatkan oleh Abdullah bin Umar, beliau berabda.

“Membuat tangisnya kedua orang tua adalah termasuk durhaka kepadanya.” (H.R Bukhari)

Tangis kesedihan orang tua karena kebahagiaan dan kesedihanya terhadap anak tentu memiliki perbedaan yang sangat besar. Dan apabila tangis air mata yang keluar dari orang tua merupakan kesedihan karena anaknya, maka sungguh anak tersebut telah melampau batas dan mendurhakai orang tuanya.

  1. Berbohong Kepada Orang Tua

Harapan orang tua pastilah agar anaknya dapat menajdi orang yang sahalih dab berbakti serta beprilaku dengan jujur di dalam hidupnya. Dan membohongi orang tua tentu merupakan sebuah dosa besar bagi anak. dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan bahwa, berkata bohong dan memberi kesaksian baru adalah sebuah tindakan dosa besar. Oleh karena itu, berbohong kepada orang tua tentu akan menyakiti hati orang tua dan akan membuat anak menjadi orang yang durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda,

“Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan akan menggiringmu kepada keburukan dan keburukan akan menggiringmu kepada neraka. Dan sungguh jika seseorang berbohong, dan terbiasa dalam kebohongan, hingga di sisi Allah SWT ia akan di tulis sebagia seorang pembohong. Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiringmu pada kebaikan dan kebaikan akan menggiringmu kepada surga Allah SWT. Jika seorang berlaku jujur dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah ia akan di tulis sebagai orang yang jujur.” (H.R Abu Dawud)

Dari hadis tersbut dapat di pahami bahwa, kebohongan adalah hal yang di benci oleh Allah SWT, dan kebohongan tersebut akan mengantarkanya kepada api neraka. Seorang anak hanya di perbolehkan berbohong kepada orang tuanya hanya untuk menghindari madharat demi terciptanya sebuah maslahat yang lebih baik.

  1. Membuat Orang Tua Marah

Seorang anak yang berbakti kepada orang tua tentu memiliki sikap dan tutur kata yang baik kepada orang tuanya. Dan dengan selalu menjaga sikap dan tutur kata dengan baik tentu akan membuat hubungan anak dan orang tua menjadi lebih harmonis. Jangan sampai sebagi seorang anak kita melakukan hal atau berkata sesuatu yang dapat membuat orang tua menjadi marah kepada kita. membuat orang tua marah tentu dapat membuat hubungan anak dan orang tua menjadi tidak baik dan hal ini juga merupakan sebuah tindakan mendurhakai orang tua. Oleh karena itu, penting bagi seorang anak untuk menjaga prilaku dan tutur katanya agar tidak membuat orang tua marah. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Dan barang siapa pagi-pagi membeuat marah kedua orangtuanya, maka dua pintu yang terbuka menuju neraka. Dan jika ia sore-sore berbuat demikian maka baginya seperti itu, dan kalau orang tua seorang, maka ia mendapatkan satu pintu (neraka). Meskipun keduanya menganiaya, meskipun keduanya menganiaya,meskipun keduanya menganiaya.” (H.R Baihaqi)

  1. Menghina Atau Mencela Orang Tua

Hal yang menjadikan seorang anak berbuat dosa dan durhaka pada orang tua lainya adalah menghina dan mencela orang tuanya. Pantang bagi seoang anak untuk berkata buruk dan bahkan sampai menghina dan mencela orang tuanya. Karena tentu hal itu akan membuat oaring tua sedih atau bahkan sakit hati, dan hal ini tentu menjadi pebuatan dosa dan membuat si anak menjadi durhaka pada orang tuanya.

Pada dasarnya, sekeras dan segalak apapun orang tua kepada anak, tentu tidak sebesar dan sedalam cinta kasihnya kepada sang anak. sifat galak dan keras hanya sebuah sikap/cara orang tua untuk anak patuh dan taat demi kebaikan anaknya. Jika sang anak mencela dan mengina orang tua, setegar apapun orang tua pasti akan sedih dan sakit hati karena hal tersebut. Sebagaimana di terangkan dalam sebuah riwayat. Rasulullah SAW bersabda,

“Termasuk dosa besar , (yaitu) seseorang yang mencela kedua orang tuanya.” Kemudian mereka bertanya kepada Rasul. “wahai Rasul, adakah orang yang mencela kedua orang tuanya?”. Rasulullah SAW menjawab. “Ya, seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Dan seseorang yang yang mencela ibu orang lain, lalu orang lain itu mencela ibunya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Lebih Memprioritaskan Pasangan Dari Pada Orang Tuanya

Ketika anak beranjak dewasa pasti dia akan di hadapkan dengan kehidupan baru yang akan ia jalani, yaitu menikah. Menikah tentu merupakan sebuah ibadah yang di perintahkan oleh Allah dan Rasul untuk di laksanakan bagi umat Islam. Namun hal ini tidak menjadikan seorang anak dapat lepas begitu saja dari kedua orang tuanya. Seorang anak wajib berbakti dan mengabdikan diri pada orang tuanya selama orang tua tersebut masih hidup di dunia, sekalipun ia telah menikah dan memilki keluarga baru.

Agama Islam mengajarkan pada setiap anak untuk selalu berbakti kepada orang tua, dan mengutamakan kepentingan orang tua di atas kepentingan-kepentingan lainya, bahkan kepentingan keluarganya. Karena sejatinya, pasangan hidup yang baik adalah yang tidak meminta suami/istri memilih antara ia atau orang tuanya. Tentunya pasangan yang baik akan menganggap dan memperlakukan orang tua pasangannya seperti halnya orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memprioritaskan orang tua kita di atas kepetingan lainya, bahkan kepentingan pasangan. Karena hal itu termasuk bakti dan pengabdian seorang anak kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah kitab Al-Kabair karya Syamsuddin Abu Abdillah Adz-Dzahab, Beliau bersabda.

“Allah SWT tidak akan menerima kebaikan dan keadilannya kecuali ia bertaubat kepada Allah. Memperbaiki sikapnya kepada ibu, dan berusaha mengejar ridhanya. Sesungguhnya ridha Allah berada pada ridha ibu. Dan murka Allah juga berada pada murka ibu.”

Penutup

Seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua, tentu harus mengetahui hal-hal yang dapat menjadikannya berbuat dosa dan durhaka kepada orang tuanya. Sehingga dengan mengetahui hal-hal di atas tadi, anak dapat bertindak lebih hati-hati kepada orang tua agar tidak membuat orang tua sakit hati kepadanya. Dengan begitu, maka anak yang berbakti pada orang tua akan mendapat ridha dari orang tua dan mendapat surga dari Allah SWT. Sayangilah dan cintai oaring tua kita, dan bernaktilah dengan sebaik-baiknya kepada mereka selagi mereka masih hidup di dunia. Jangan sampai sebuah penyesalan yang menjadi jawaban perjalanan kita di dunia. Naudzubillah Min Dzalik.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai dosa seorang anak kepada orang tua. Ridho orang tua adalah ridho Allah SWT, dan murka orang tua adalah murka Allah SWT dan surga Allah SWT adalah ridho dari kedua orang tua kita. Semoga kita dapat menjalankan dan berbakti kepada orang tua dengan sebaik-bainya tanpa harus membuat orang tua sakit hati.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Popbela
  • Popmama
Penting Bagi Anak – Adab Anak Kepada Orang Tua

Penting Bagi Anak – Adab Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Orang tua adalah orang yang melahirkan dan membesarkan seorang anak dengan berbagai usaha dan pengorbanan untuk anaknya dengan sepenuh hati. Dengan harapan agar sang anak dapat tumbuh dengan sehat dan menjadi anak yang shalih dan berbakti kepada orang tua, serta berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Selain itu, seorang anak juga merupakan sumber kebahagian orang tua. Oleh karena itu orang tua rela melakukan apapun untuk kebaikan dan kebahagiaan anaknya. Karenannya adab kepada orang tua adalah salah satu kewajiban dan tanggung jawab setiap anak.

Seorang anak memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Sebab tanpa adanya peran dan usaha dari orang tua, seorang anak tidak akan ada kehadiranya di dunia. Dan dalam menunaikan kewajiban, seorang anak juga perlu untuk memperhatikan adabnya kepada orang tua sehingga menghindari resiko yang dapat mengakibatkan orang tua menjadi sakit hati. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23. Yang artinya,

“Dan Tuhanmu telah memrintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mangatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan lah engkau membentak keduanya. Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Menurut Imam Ghazali dalam risalahnya yang berjudul Al-Adab fid din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.44).

“Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang. Dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang mereka.”

Seringkali seorang anak berbuat dan meminta sesuatu dengan seenaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaan dan kemampuan orang tuanya. Jika di biarkan, hal ini dapat membuatnya durhaka kepada orang tuanya. Nah, pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang anak kepada orang tua, sehingga kita sebagai anak dapat berevaluasi diri dalam berbakti kepada orang tua. Sebagai berikut,

Adab Seorang Anak Kepada Orang Tua

Adab Anak Kepada Orang Tua

  1. Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Sedari dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar, orang tua selalu memberikan segala usaha, do’a dan pengorbanannya hanya untuk kebaikan sang buah hati. Oleh sebab itu, wajib bagi seorang anak untuk selalu berbuat baik kepada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena sesungguhnya hal baik apapun yang di lakukan oleh anak kepada orang tua, tidaka akan dapat membalas apa yang telah orang tua berikan kepada anaknya. Sebagai mana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.” (Al-Isra’ : 23)

  1. Tidak Memandang Ayah/Ibu Dengan Tajam

Kasih sayang orang tua adalah hal yang tidak akan lekang sepanjang berlnagsunya zaman. Terkadang hubungan antara anak dengan orang tua mengalami perbedaan pemikiran dan pendabat. Sebagai anak hendaknya harus lebih berhati-hati mengendalikan sikapnya kepada orang tua. Jangan sampai sesekali memperlihatkan raut marah dan pandangan tajam kepada orang tua. Sebab hal itu tentu dapat membuat hati orang tua menjadi terluka.

Sebagai anak, hendaknya selalu bersikap lemah lembut dengan pandangan hangat kepada orang tua, sehingga manakala ada perbedaan pemikiran tidak akan sampai menuju perdebatan yang lebih jauh. Sikap anak yang merendah tersebut tentu akan membuat luluh dan meredam emosi pada orang tua tersebut. Sepintar dan secerdas apapun seorang anak, ia tetap wajib mengedankan adab yang baik kepada orang tuanya.

  1. Tidak Berbicara Kasar Dan Membentak Orang Tua

Sebagai seorang anak dan orang yang lebih muda, tentunya kita perlu untuk mengedepankan adab kita ketika berbicara dengan orang tua. Bicara dengan nada rendah dan lembut serta santun perlu kita aplikasikan ketika tengah berkomunikasi dengan orang tua. Sebab, dengan berbicara dengan lembut dan sopan santun, secara tidak lengsung kita juga sedang memuliakan orang tua. Kewajiban seorang anak adalah untuk memuliakan orang tua sebagaimana kita memuliakan Rasulullah SAW. Sebagaimana para sahabat memuliakan Rasul ketika sedang berbicara.

Di ceritakan dalam sebuah risalah, dari Al-Musawwir bin Makhramah r.a tentang sahabat ketika sedang berbicara dengan Rasul.

“Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, maka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah.”(H.R Bukhari)

Dan telah di jelaskan pula dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Maka jangan sekali-kali engkau memperdengarkan pada keduanya perkataan ‘ah’.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

  1. Selalu Mendoakan Orang Tua

Sebagai bentuk bakti seorang anak, selalu memanjatkan do’a kepada Allah untuk kebaikan orang tua merupakan sebuah keharusan. Sebab do’a seorang anak shalih tentu dapat memudahkan dan menyekamatkan orang tua dari siksa api neraka. Bahkan ketika orang tua memiliki sifat yang tidak baik sekalipun, wajib bagi seorang anak untuk selalu mendoakan kebaikan bagi orang tuanya. Sebab bakti seorang anaklah yang akan mengantarkan anak tersebut menuju surge Allah. Sebagaimana telah di kisahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 114, yang artinya.

“Dan permintaan apapun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah di ikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padaya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (Q.S At-Taubah : 144)

  1. Meminta Maaf Kepada Orang Tua

Hubungan seorang anak dengan orang tua pasti di harapkan agar selalau berjalan dengan baik dan harmonis. Namun hal ini tidak selalu berjalan mulus dan baik-baik saja. Tak jarang anak melakukan kesalahan-kesalahan kepada orang tuanya. Hendaknya sebagai serang anak untuk berinisiatif dan meminta maaf kepada orang tua, sekalipun ia tidak melakukan kesalahan. Karena tidak jarang terjadi orang tua yang melakukan kesalahan, namun tugas anak adalah untuk membuat lapang hati orang tua sekalipun ia yang benar. Sebagaimana telah di ceritakan dalam Al-Qur’an tentang Nabi yusuf dalam surat Yusuf ayat 97, yang artinya.

“Wahai ayah kami, mohonkanlah mohon ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).”(Q.S Yusuf : 97)

  1. Taat Dan Mendengarkan Orang Tua

Selayaknya seorang anak yang berbakti kepada orang tua, anak patut untuk taat dan mendengarkan dengan biak perkataan orang tua. Apalagi ketika orang tua tengah berbicara serius dan memberikan nasihat kepada sang anak. Tidak baik bagi anak bila memotong orang tua ketika tengah berbicara kepadanya, dan merupakan bentuk dari sifat tercela anak kepada orang tau.

Seorang anak baiknya patuh dan dengan perintah dan mendengarkan hingga orang tua selesai berbicara jika ingin berbicara, atau meminta izin terlebih dahulu apabila ingin memotong orang tua yang tengah berbicara. Dan jika orang tua memrintahkan anak untuk melakukan seuatu yang bertentangan dengan syari’at dan dapat merugikannya, anak dapt menolaknya dengan kesopanan dan Bahasa yang lembut agar orang tua tidak marah kepadanya.

  1. Selalu Siap Untuk Orang Tua

Seperti telah di sampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya di atas, seorang anak hendaknya berdiri ketika orang tuanya berdiri. Maksud dari perkataan Imam Ghazali tersebut adalah, menunjukan sikap sopan santun kepada orang tua dan menunujukan kesiap sediaannya apabila orang tua memerlukan bantuannya untuk melakukan sesuatu. Dan ketika orang tua duduk hendaknya seorang anak menunggu orang tua duduk terlebih dahulu kemudia anak ikut duduk sebagai tanda hormatnya kepada orang tua.

Dan apabila sewaktu-waktu orang tua memanggil, anak harus selalu siap sedai dan menjawab dan memenuhi panggilan dari orang tuanya. Bahkan ketika anak tengah melakukan ibadah shalat (sunnaha), anak dapat membatalkan shalatnya untuk menjawab dan memenuhi panggilan dari orang tuanya. Karena berbakti kepada orang tua adalah sebuah hal yang harus di lakukan dan di utamakan oleh seorang anak. dan janganlah merasa lelah untuk membantu dan berbuat baik kepada orang tua, sebab itu dalah bagian bakti anak kepada orang tua.

  1. Tidak Memandang Curiga Kepada Orang Tua

Seorang anak yang berbakti kepada orang tua harus selalu manaruh prasangka baik kepada orang tuanya. Karena sifat buruk sangka pada orang tua merupakan sifat yang tercela bagi seorang anak. baiknya seorang anak langsung menanyakan seuatu yang meresahkan atau menurutnya janggal dari pada hanya memndamnya. Karena memendam hal yang membuat penasaran bukan tidak mungkin akan membuatnya menjadi suudzon (buruk sangka) kepada orang tuanya. Dengan bertanya kepada orang tua akan membuat hal tersebut menjadi jelas dan tidak menjerumuskannya untuk berburuk sangka pada orang tuanya.

Hal-hal di atas adalah adab yang perlu di ketahui dan di aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari dalam berinteraksi kepada orang tua. Semakin dewasa seorang anak, harusnya semakin paham pula bagaimana peranya dalam menerapkan adab yang baik untuk berbakti pada orang tua. Dari penjelasan tersebut, dapat di ketahui bahwa seorang anak hendaknya selalu patuh dan memuliakan orang tuanya dengan sebaik-bainya. Karena bakti seorang anak kepada orang tua adalah penyelamat bagi orang tua di akhirat dan menjadi jalan jihad fi sabilillah bagi anak tersebut.

Demikain pembahasan dari Kawan Mama mengenai adab seorang anak kepada orang tuanya. Semoga kita dapat mengamalkan dan menerapkanya dalam kehidupan kita, demi untuk memulikan orang tua kita tersayang.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Jateng.nu
  • Dalamislam
Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Tujuan utama dari sebuah pernikahan adalah untuk mengikat sebuah hubungan antara pasangan laki-laki dan perempuan dalam sebuah ikatan yang sah dan resmi baik secara agama maupun secara hukum. Selain itu, tujuan pernikahan lainya adalah untuk membuat keturunan sebagai penerus keluarga dan umat beragama. Tentunya mendapatkan keturunan adalah sebuah harapan dari setiap pasangan suami dan istri. Karena anak adalah sebuah sumber kebahagiaan dan pelengkap dalam sebuah kebahagiaan rumah tangga. Terlepas dari itu, beberapa hal juga menjadi sebuuah kewajiban bagi seroang anak kepada orang tua yang ia miliki.

Anak adalah sebuah karunia yang di titipkan dan di berikan oleh Allah SWT kepada pasangan suami sebagai sumber kebahagian mereka. Namun tidak jarang ada pasangan suami istri yang telang melangsungkan pernikahan dengan waktu yang lama namun belum di karuniai seorang anak. Dan hanya bisa berusaha dan berdo’a kepada Allah SWT supaya di berikan karunia anak kepada mereka. Oleh karena itu, setiap orangtua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus di penuhi kepada anaknya sebagai tanda syukur-Nya kepada Allah SWT karena telah di berikan karunia seorang anak.

Sama halnya dengan orangtua, seorang anak tentu memiliki kewajiban – kewajiban yang harus ia penuhi kepada sang kedua orangtua. Bahkan ketika anak menginjak usia dewasa sekalipun, wajib baginya untuk tetap memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak kepada orangtuanya. Meski apapun yang di lakukan seorang anak tidak akan dapat membalas kebaikan dan pengorbanan orangtuanya. Namun wajib bahi seorang anak untuk tetap memnuhi kewajibannya kepada orangtua.

Nah pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas tentang kewajiban seorang anak kepada orangtuanya, sebagai berikut.

Kewajiban Anak Kepada Orang tua

Kewajiban Anak Kepada Orangtua

  1. Taat Kepada Orang tua

Seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada perintah orangtuanya, baik ibunya maupun dengan ayahnya. Karena pada dasarnya, perintah seorang ayah maupun ibu kepada anak adalah sebuah tanda kasih sayangnya kepada anak. Karena setiap orang tua rela berkorban dan melakukan apapun demi kebaikan anak-anaknya. Oleh karena itu, wajib bagi seorang anak untuk taat dan patuh kepada orang tua. Sebagaimana telah di terangkan dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu dan bapak. Jika salah seorang di antaranya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’. Dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah di rimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagimana mereka berdua telah mendidikku pada waktu kecil.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa wajib bagi seorang anak untuk patuh dan taat kepada orang. Dan tidak di perbolehkan bagi seorang anak melawan dan membangkang atau bahkan hanya sekedar mengatakan kata untuk menolak permintaan orang tua. Anak hanya dapat menolak perintah orang tua apabila perintah yang di berikan bertentangan dengan perintah Allah SWT. Dengan patuh dan taat serta berbicara dengan adab dan perkataan yang baik tentu dapat membuat orang tua menjadi senang.

  1. Berbakti Kepada Orang tua

Seorang anak wajib untuk selalu berbakti kepada orang tua. Artinya, wajib bagi anak untuk mengabdikan dirinya kepada orang tua baik ketika hidup maupun ketika telah meninggal. Dengan ketaatannya kepada orang tua dan melakukan hal yang dapat membuat senang orang tua adalah sebuah langkah untuk berbakti kepada orang tua. Bagi anak laki-laki wajib untuk selalu berbakti dan mengabdi kepada orang tua, baik walaupun ia telah beranjak dewasa atau bahkan telah berkeluarga sekalipun.

Sedangkan bagi anak perempuan, wajib baginya untuk berbakti kepada orang tua selama masa hidupnya, namun ketika ia telah berumah tangga wajib baginya untuk mengbadi kepada suami dan merupakan hal pokok yang harus ia utamakan. Sebab bagaimanapun wanita yang telah menikah adalah tanggung jawab seorang suami dan wajib baginya untuk mengabdi kepada suaminya.

Sebuah keharusan bagi anak untuk selalu berbakti kepada orang tua meskipun ia telah berkeluarga sekalipun. Sebagai mana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Luqman ayat 14, yang artinya.

“Dan kami perintahkkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (Q.S Al-Luqman : 14)

  1. Merawat Dan Memberi Kasih Sayang Kepada Orang tua

Sedari dalam kandungan, orangt ua selalu merawat dan memberi kasih sayangnya kepada anak demi kebaikan anak agar dapat lahir dan bertumbuh kembang dengan sehat dan menjadi anak yang sholih. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban bagi anak untuk membalas kabaikan orang tua dengan merawatnya dengan baik dan penuh dengan kasih sayang. Apalagi ketika orang tua sudah beranjak usia lanjut dan sakit, peran seorang anak untuk merawatnya sangat di perlukan sebagai tanda pengabdiannya dan tanda terima kasihnya kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan dalam hadis mengenai keutamaan untuk merawat orangtua. Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orangtuanyasudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membutnya masuk surga.” (H.R Muslim)

Dari hadis tersebut dapat di ketahui bahwa merawat orang tua merupakan sebuah pengabdian seorang anak yang dapat mengantarkannya menuju surga Allah SWT. Dan sebaliknya, jika orangtua telah bernajak menua atau mengalami sakit, namun anak enggan merawatnya. Maka itu akan menjadi jalannya untuk menjadi seorang anak yang durhaka dan mengantarkanyya menuju neraka.

  1. Berbicara Dengan Adab Yang Baik Dan Lemah Lembut

Sebagai seorang anak yang berbakti dan selalu ingin membahagiaakan orang tua, dapat di mulai dengan hal yang sederhana, seperti dengan memperbaiki tutur kata ketika berbicara dengan orang tua. Sebab tutur kata adalah hal yang sederhana dan kegiatan yang di lakukan sehari-hari antara anak dan orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan pada surat Luqman di atas, bahwa melawan dan sekedar berkata “ah” sekalipun tidak boleh di lakukan kepada orang tua.

Baiknya, seorang anak harus menggunakan tutur kata yang baik dan berhati-hati ketika berbicara dengan orang tua. Sebab jika salah bicara tentu dapat membuat hati orangtua menjadi teluka. Ketika hendak menolak permintaan orangtua, dunakanlah tutur kata yang baik dan lembut yang membuat orang tua dapat menerimanya dengan lapang.

  1. Memuliakan Dan Menjaga Nama Baik Orangtua

Kewajiban seorang anak selanjutnya adalah untuk menjaga nama baik orang tua. Sebab, apapun yang di lakukan seorang anak maka akan berdampak pada citra orang tuanya. Ketika anak melakukan perbuatan buruk maka nama orang tua akan ikut menjadi buruk. Sebab orang lain pasti mempertanyakan bagaimana orang tuanya dalam mendidik anaknya. Sebaliknya, jika anak melakukan hal yang baik, maka itu juga akan berdampak pada citra orang tua yang ikut menjadi baik.

Oleh sebab itu, penting bagi seorang anak untuk menjaga perilakunya dengan baik, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan tanda baktinya kepada orang tuanya. Dengan menjaga kehormatan orangtua tentu Allah SWT akan melimpahkan rahmat dan berkahnya kepada anak tersebut karena telah memuliakan orang tuanya. Sebab Allah telah menjamin surga bagi anak yang berbakti dan dapat memuliakan orang tuanya.

  1. Mendoakan Orang tua

Sebagaimana orang tua yang selalu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan anaknya. Maka wajib pula bagi seorang anak untuk mendoakan kebaikan dan kesehatan kepada orang tuanya. Sebab, do’a yang baik pasti di terima dan di kabulkan oleh Allah SWT dan jug sebagai tanda bakti dan kasih sayangnya kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 24, yang artinya.

“Wahai Tuhanku, kasihanilah orangtuaku keduanya sebagaimana mengasihaniku sewaktu aku kecil.” (Q.S Al-Isra’ : 24)

  1. Menafkahi Orang tua

Tidak selalu orang tua memiliki latar belakang ekonomi yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga, oleh sebab itu anak dapat membantu dan memberi nafkah kepada orang tuanya. Sebab jalan rizki setiap keluarga hanyalah Allah SWT yang tau bagai mana dan lewat siapa. Jika anak memiliki penghasilan yang cukup maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk memberikan hartanya kepada orang tuanya. Seperti yang telah di jelaskan dalam Surat Al-Luqman di atas, yang artinya.

“Dan tuhanmu telah memrintahkan supaya kamu jangan mneyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dan surat Al-Baqarah ayat 215 yang artinya.

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya di pruntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan’. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah : 215)

  1. Meminta Izin Dan Restu Orang tua

Selayaknya sebagai seorang anak, meminta izin dan restu adalah kewajiban yang harus di lakukan oleh setiap anak. Sebab tidak akan berarti apa-apa setiap pencapaian anak tanpa adanya izin dan restu dari orang tuanya. Izin dan restu dari orangtua adalah ridho dari Allah SWT. Maka dari itu surga Allah SWT juga terletak pada ridho dari kedua orang tua. Sebagaimana telah di jelasakan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Ada tiga golongan yang mustajab yang tidak di ragukan lagi kedahsyatanya. Yaitu, doa orangtua kepada anakanya, doa orang musafir dan doa orang yang terdzolimi.” (H.R Bukhari Muslim)

Orang tua pastilah selalu berusaha dan berdo’a agara anak mereka dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia dan menjadi anak yang salih dan berbakti kepada mereka. Oleh sebab itu, wajib bagi anak untuk memenuhi kewajiabanya untuk berusaha membaktikan diriya kepada orang tuanya dan selalu mendoakan yan terbaik untuk mereka. Bakti seorang anak adalah wujud kasih sayangnya kepada orang tua dan juga sebagai tanda balas kasihnya atas usaha dan segala pengorbanan yang telah orang tua lakukan kepadanya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai kewajiban seorang anak kepada orang tua. Sejatinya, surga anak terletak pada ridho dari orang tua. Maka dari itu, sayangilah dan berbaktilah dengan sebaik-baiknya kepada orang tua, selagi mereka masih hidup di dunia.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hijup
  • Umma
Adab Suami Terhadap Istri

Adab Suami Terhadap Istri

Adab Suami Terhadap Istri Dalam Islam

Adab Suami Terhadap Istri

 

Hallo Kawan Mama,

Rumah tangga merupakan tempat pertama bagi pasangan yang telah menikah untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Karena rumah tangga adalah sebuah rumah di mana suami dan istri belajar untuk menjalani hidup dengan berpasangan dan mulai melaksanakan tanggung jawabnya dalam sebuah hubungan rumah tangga.

Suami dan istri memiliki tanggung jawab untuk menunaikan hak dan kewajibannya kepada pasangannya agar rumah tangga dapatjalani berjalan dengan baik. Dengan melangsungkan pernikahan, maka seorang suami akan di hadapkan dengan peran baru sebagai pemimpin dan kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap rumah tangganya. Wajib bagi suami untuk membahagiakan  istri dengan menunaikan hak dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Namun tidak hanya menunaikan hak dan tanggung jawab, seorang suami dalam menunaikan hak dan kewajibanya juga harus di sertai dengan adab yang baik kepada sang istri. Imam Ghazali telah menjelaskan adab yang harus di lakukan seorang suami kepada istri dalam karyanya berupa kitab yang berjudul Al-Adab Fid Din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.442). Beliau menjelaskan bahwa adab seorang suami kepada istri sebagai berikut.

“adab suami kepada istri yaitu: berinteraksi dengan baik, bertutur kata dengan lembut, menunjukkan cinta kasih, bersikap lapang ketika sendiri, tidak mengungkit kesalahan, memaafkan kesalahan istri, menjaga harta istri, tidak banyak mendebat, tidak bakhil dalam memenuhi kebutuhan istri, memuliakan keluarga istri, menjanjikan hal yang baik, dan bersemangat terhadap istri.”

Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang suami terhadap seorang istri. Pendapat Imam Ghazali mengenai adab suami kepada istri akan kami jelaskan sebagai berikut.

Adab Suami Terhadap Istri

  1. Berinteraksi Dengan Baik Kepada Istri

Dalam menjalani hubungan rumah tangga, tentunya di perlukan adanya interaksi yang baik antara suami dengan istri. Dalam hal ini, suami sebagai kepala keluarga mempunyai peran lebih dalam berinteraksi kepada sang istri. Sebab suami merupakan pemimpin keluarga yang nantinya akan di dengar dan di ikuti oleh sang istri, serta menjadi panutan dan tauladan istri dalam berinteraksi.

Sebagai seorang suami, mengajari sang istri untuk belajara dan ikut berinteraksi dengan baik juga merupakan suatu keharusan. Sebab, keluarga yang bahagia pasti tidak luput dari adanya interaksi yang baik antara sang suami dengan istri. Dengan begitu istri dan suami dapat lebih untuk saling memahami pribadi masing-masing.

 

  1. Bertutur Kata Dengan Lembut Kepada Istri

Pada dasarnya, istri adalah seorang wanita yang memiliki sifat yang selalu ingin mendapat perhatian dan di manja oleh sang suami. Istri juga mahluk yang lebih peka dan perasa jika di bandingkan dengan suami. Jadi, sebagai suami di harusakan di dalam rumah tangga untuk selalu menggunakan tutur kata yang baik kepada istri sebagai wujud cinta kasihnya kepada istri, sekalipun istri membuat kekhilafan ataupun kesalahan.

Suami tidak di perbolehkan menggunakan tutur kata yang kasar ketika tengah berkomunikasi dengan istri. Karena selain akan menyakiti hati istri, hal ini juga akan menjadi contoh buru bagi sang anak. Karena orang tua (terlebih suami) merupakan seorang yang menjadi panutan dan teladan bagi anaknya. Gunakan tutur kata yang baik kepada istri dalam segala kondisi, terlebih ketika menegur atas kesalahan yang di perbuat istri. Dengan begitu dapat mengurangi adanya risiko miskomunikasi, karena adanya komunikasi yang terbuka antara suami dan istri akibat prnggunaan tutur kata yang baik.

 

  1. Selalu Menunjukkan Cinta Kasih

Sebagai pasangan suami istri, perlu di antara keduanya untuk selalu menunjukkan rasa cinta dan kasih saying dalam menjalani hubungan rumah tangga. Peran laki-laki dalam rumah tangga sebagai seorang suami adalah untuk selalu memberikan rasa cinta kasihnya dan membuat istri merasa bahagia serta nyaman menjalani hidup dengannya.

Pada dasarnya cinta dan kasih sayang adalah unsur utama ketika kedua orang hendak melangsungkan pernikahan. Hal ini harus tetap ada dan di jaga untuk waktu ke depannya. Suami bertanggung jawab untuk membahagiakan sang istri. Oleh sebab itu suami harus selalu menunjukkan cinta kasihnya kepada sang istri. Suami dapat menunjukkan cinta kasihnya melalui hal sederahan, seperti memberi perhatian kecil, memuji sang isrti, memberikan hadiah, dan menegur istri dengan lembut dan membimbingnya dengan baik kala istri melakukan kesalahan.

 

  1. Bersikap Lapang Ketika Sendiri

Dalam sebuah rumah tangga, tentu suami dan istri memiliki peran masing-masing untuk di lakukan. Seperti suami yang pergi keluar untuk mencari nafkah dan istri yang menjaga rumah dan keluarga. Namun seorang suami sebaiknya juga memiliki sifat kemandirian di dalam menjalani hubungan rumah tangga.

Tidak menutup kemungkinan bahwa suatu ketika istri tengah pergi, berhalangan atau sedang mengalami sakit, sehingga istri tidak dapat menjalankan perannya dengan baik di dalam melayani suami dan mengurus rumah tangga. Nah pada titik ini suami hendaknya memilki kemandirrian untuk menggantikan peran istri, dan memiliki kelapangan untuk menerima kondisi ini dengan sabar dan syukur. Dengan begitu rumah tangga akan tetap berjalan karena adanya rasa saling melengkapi.

 

  1. Tidak Mengungkit Kesalahan Dan Memberi Maaf Kepada Istri

Di balik sebuah rumah tangga bahagia yang berjalan dengan kurun waktu yang lama pasti tidak luput dari masalah-masalah yang menerpa rumah tangga tersebut. Seorang suami maupun istri di dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya pasti pernah melakukan kesalahan maupun kekhilafan. Dan sudah sepantasnya bagi pasangan tersebut untuk meminta maaf dan saling memberi maaf.

Sejatinya, memberi maaf juga merupakan tanggung jawab dan kewajiban suami dan istri ketika satu di antaranya melakukan sebuah kesalahan. Suami kadang memiliki karakter yang agak keras dan alot serta emosional, sehingga ketika istri melakukan kesalahan suami akan meresponya dengan emosi. Perlu di tekankan, sebagai suami ketika mendapati istri tengah melakukan kesalahan dan kekhilafan hendaknya memberikan maaf dan menegurnya serta membimbingnya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan begitu cinta kasih dalam rumah tangga akan tetap terjaga dan membuat rumah tangga tersebut tetap berjalan dengan semestinya

 

  1. Menjaga Harta Istri Dengan Baik

Di dalam sebuah rumah tangga, seorang istri juga memiliki harta pribadinya sendiri. Seprti , mahar dan harta yang ia peroleh atas usaha dan kerja kerasnya sendiri. Dan di sini, suami di haruskan untuk menjaga harta sang istri dan tidak di perbolehkan untuk mengakui harta tersebut sebagai miliknya apalagi sampai menggunakan harta tersebut.

Pada zaman sekarang, banyak dari kaum istri yang menjadi sumber utama pencari nafkah dalam keluarga, yang menjadikan harta keluarga adalah hasil dari usaha dan kerja keras sang istri. Dalam kondisi seperti ini, suami tidak di perbolehkan menggunakan harta istri untuk di belanjakan. Suami hanya boleh menggunakan tersebut dengan catatan mendapat izin dan persetujuan dari sang istri untuk menggunakan harta tersebut. Sekalipun istri bukan sumber utama pencari nafkah, suami juga tidak boleh menggunakan harta pribadisang istri tanpa adanya iazin dan persetujuan istri. Dengan adanya izin makan sitri akan merasa lebih di hargai dan di horamati, serta istri akan merasa lebih di anggap sosoknya dalam rumah tangga.

 

  1. Tidak Banyak Mendebat

Menjalani hubungan suami istri dalam berumah tangga pasti ada saja hal yang terjadi dan dapat mengganggu keseimbangan rumah tangga. Salah satunya adalah perbedaan cara berfikir maupun pendapat antara suami dan istri. Dalam merespon sesuatu hal, suami dan istri kadang memiliki sudut pandang dan cara berfikir yang berbeda dan tidak jarang yang berkahir dengan perdebatan.

Sebuah perdebatan akan menjadi berbahaya jika tidak di tanggapi dengan kepala dingin dan rasa lapang di antara keduanya. Jika perdebatan di lakukan dengan rasa emosi, tentu perdebatan tersebut dapat berubah menjadi konflik dan dapat mengganggu keseimbangan rumah tangga. Suami sebagai pemimpin rumah tangga hendaknya mengalah, dan berhenti berbicara ketika terjadi perdebatan. Di dalam Agama Islam, perdebatan adalah sebuah hal yang di larang untuk di lakukan, karena dapat membuat konflik yang mengganggu hubungan rumah tangga. Islam hanya memperbolehkan adanya diskusi sehat antara suami dan istri yang tidak di bumbui dengan rasa emosi.

 

  1. Memeberi Nafkah Dan Mencukupi Kebutuhan Istri

Pada dasarnya, suami adalah seorang kepala dan pemimpin rumah tangga yang memiliki tanggung jawab penuh dalam segala aspek dalam keluarga, apalagi dalam aspek nafkah. Umumnya, tugas seorang suami adalah mencari nafkah dan memberi nafkah tersebut lahir dan batin kepada istri untuk memnuhi kebutuhanya.

Sebagai istri, bagaiamanapun juga memiliki hak untuk di beri kebahagiaan dari sang suami. maka dalam hal ini, suami tidak di perbolehkan untuk bersifat bakhil padasang istri. Karena sifat bakhil dapat menggangu hubungan rumah tangga. Suami yang baik adalah suami yang dapat membahagiakan istri dengan memunuhi kebutuhan lahir dan batin sehingga istri memiliki rasa syukur karena memiliki suami yang dapat membahagiakannya.

 

  1. Memuliakan Keluarga Istri

Laki-laki dan wanita yang telah melangsungkan pernikahan maka secara tidak langsung, mereka telah menghubungkan keluarga-keluarga mereka menjadi satu hubungan keluarga. Oleh sebab itu seorang suami memiliki tanggung jawab untuk memuliakan keluarga sang istri yang kini ia sudah menjadi bagian dari keluarga tersebut.

Wajib bagi seorang suami untuk memuliakan keluarga sang istri sebagaimana ia memuliakan keluarganya sendiri. Jika sikap tersebut tidak di tanamkan pada suami, bukan tidak mungkin hal tersebut dapat melukai hati sang istri. Sebab jika suami dapat memuliakan keluarga sang istri, bukan tidak mungkin istri akan melakukan hal yang sama terhadap keluarga sang suami.

 

  1. Memberi Janji Yang Baik

Meberikan janji yang baik kepada istri juga merupakan hal yang baik untuk membuat istri bahagia. Suami juga dapat memberi janji yang baik sebagai pendorong istri untuk melakukan sesuatu  dan membiasakan sesuatu hal yang baik sebagai seorang istri dalam hubungan rumah tangga.

Suami tidak di perkennakan untuk memberi janji buruk berupa ancaman-ancaman kepada sang istri. Sebab dengan janji yang berupa ancaman-ancaman kepada istri dapat membuat istri menjadi ketakutan yang akan membuat hubungan keluara tidak baik. Sebaiknya, jika memberikan janji pada istri hendaknya melihat pada situasi dan kondisi, serta kemampuan dan resiko dari janji yang akan di buat tersebut.

 

  1. Selalu Mununjukkan Rasa Semangat Terhadap Istri

Seorang suami harus selalu meiliki sifat semangat dalam menjalani hubungan rumah tangga. Entah dalam mencari nafkah untuk sang istri atau dalam interaksi yang lebih intim dengan sang istri. sebab rasa semangat dan gairah merupakan unsur yang penting dan harus ada sebagai dasar terciptanya kebahagiaan dalam rumah tangga.

Sebab jika suami tidak memiliki rasa semangat dan tidak menunjukkan gairahnya, dapat membuat istri berfikir macam-macam dan membuatnya menjadi sedih. Dengan adanya semangat dan gairah dari suami, dapat membuat suasana rumah tang lebih hidup dan menjadikan hubungan antara suami dan istri menjadi lebih harmonis.

Seorang suami adalah seorang kepala dan pemimpin keluarga. Namun itu tidak membuat sang suami menjadi semena-mena kepada sang istri. Di dalam rumah tangga, suami memiliki tanggung jawb penuh untuk membahagiakan dan mencukupi kebutuhan sang istri lahir dan batin. Dan istri juga memiliki peran untuk melayani dan mengabdi sepenuhnya kepada sang suami. Dengan adanya peran dan tanggung jawab antara keduanya, maka akan membuat rumah tangga berjalan dengan adil. Seorang suami memiliki adab-adab yang harus ia tekankan dalam menjalani hubungan rumah tangga sebagaimana nasihat Imam Ghazali di atas.

Demikian pembahasan Kawan Mama mengenai adab seorang suami kepada sang istri. Seorang suami memiliki tanggung jawab untuk membahagiaakan sang istri, oleh sebab itu suami juga perlu untuk menekankan adab-adab tersebut dalam menjalani rumah tangga bersama sang istri. Dengan begitu istri akan merasa bahagia dan senang karena telah menikahi suami yang baik dan amanah.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • jateng.nu
  • hidayatuna