Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah ablasi retina? Atau bahkan mungkin kamu adalah salah satu pasien pengidap ablasi retina namun tidak manyadarinya? Perlu di katahui, bahwa masalah kesehatan, yakni ablasi retina sendiri merupakan kondisi gangguan panglihatan yang sangat berbahaya bagi fungsi penglihatan. Umumnya kondisi ini, (terutama dalam tahap awal) cenedrung sulit untuk di kenali. Namun beberapa cara dapat di lakukan untuk mengetahui atau mendiagnosis adanya penyakit ablasi retina yang di alami oleh mata.

Sebagaimata yag kita ketahui, bahwa mata merupakan anggota atau organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai alat penglihatan. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang penting yang di mana kondisi mata yang sehata akan mempermudah kita untuk melihat objek, terutama dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah kesehatan berupa gangguan penglihatan tentunya akan mempengaruhi kondisi dari fungsi penglihatan, akibat gangguan penglihatan, termasuk ablasi retina.

Ablasi retina merupakan salash satu kondisi medis, atau masalah kesehatan yang terjadi dan menyerang mata. kondisi ini umumnya merupakan keadaan yang sangat berbahaya, terutama bagi fungsi penglihatan penderitanya. Sebab, selain membuat menurunnya fungsi penglihatan, ablasi retina juga berpotensi menyababkan hilangnya fungsi penglihatan atau bahkan kebutaan secara permanen. Tentunya hal tersebut merupakan kondisi yang perlu untuk di hindari.

Dalam tahapa awal. Ablasi retina tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan. Sehingga seringkali kondisi ini tidak di sadari oleh penderitanya. Meskipun demikian, ablasi retina umumnya akan menimbulkan gejala-gejala yang hampir mirip dengan jenis gangguan penglihatan lainya, sehingga cukup suli untuk di kenali secara langsung. Berikut ini, Kawan Mama telah merangkum informasi mengenai cara untuk mendiagnosis penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Masalah kesehatab berupa gangguan penglihatan memang menjadi kondisi medis yang seringkali di alami dan menjadi keluhan bagi kebanyakan orang. Sebab tidak bisa di pungkiri bahwa gangguan penglihatan akan membuat fungsi penglihatan menjadi tidak normal dan akan menganggu kenyamanan serta aktivitas yang akan di lakukan. anblasi retina pada umumnya merupakan jenis gangguan penglihatan dengan kategori yang sangat berbahaya bagi kondisi mata penderitanya.

Ablasi retina merupakan kondisi di mata retina yang ada di mata mengalami gangguan sehingga menyebabkan fungsi dan kinerja menjadi terganggu. Dalam istilah lain, kondisi ini juga kerap di sebut dengan istilah ablasio retina atau retinal detachment. Gangguan pada retina tersebut berupa kondisi di mana retina yang ada di dalam mata mengalami pelepasan atau terlepasa dari tempatnya. Sehingga kondisi ini akan mempengaruhi fungsi penglihatan yang membuat menjadi tidak normal.

Pada dasarnya retina mata merupakan bagian dari mata berupa lapisan yang menyerupai selaput tipis yang terletak dan menempel pada bagiaan belakang dari bola mata. Retina akan bekerja untuk merubah cahaya objek yang masuk ke mata menuju retina melalui kornea mata. Cahaya ibjek tersebut akan di rubha menjadi informasi visual yang nantinya akan di kirimkan ke oatak. Dalam hal ini, retina akan merubah informasi visual menjadi sinyal listrik yang akan di kirimkan ke otak.

Ketika kondisi ablasi retina ini terjadi, yakni terlepasnya retina dari tempatnya, maka seketika saja fungsi penglihatan akan terganggu dan otomatis akan mulai menurun. Kondisi ini juga akan menyebabkan ketajaman penglihatan menurun juga fungsi penglihatan yang tidak normal, hingga kondisi di mana fungsi penglihatan benar-benar tidak berfungsi. Meskipun kondisi ini umumnya tidak akan membahayakan kesehatan tubuh atau menyebabkan kematian, namun kebutaan secara permanen bisa saja terjadi.

Gejala Ablasi Retina

Umumnya, sebalum kondisi retina terlepas secara sepenuhnya dari tempatnya, retina biasanya akan mengalami kondisi perobekan terlebih dahulu. Kondisi ini biasanya cenderung memiliki gaya yang serupa dan gejala yang sama seprti lepasnya retina dari tempatnya. Retina yang robek akan menyebabkan cairan di dalam mata menjadi bocor yang nantinya dapat memisahkan retina dari jaringan di bawahnya.

Di lansir dari Kaman American medical Association, menyebutkan bahwa 1 dari 7 orang yang melihat bercak atau tirai ketika melihat berisiko mengalami ablasi retina. Semantara itu, umumnya, kondisi tersebut akan menyebabkan gejala sebagai berikut.

  • Munculnya bintik kecil yang melayang (floaters) daam jumlah yang banyaj secara tiba-tiba.
  • Munculnya kilatan cahaya (fotopsia) pada satu atau kedua mata
  • Pandangan kabur
  • Penurunan ketajaman penglihatab
  • Penglihatan yang kian menyempit

Cara Untuk Mendiagnosis Ablasi Retina

Setiap dari kinik atau rumah sakit pada umumnya memiliki opsi prosedur diagnosis serupa untuk mendeteksi gejala ablasi retina. Namun beberapa hal seperti peralatan hingga pelayanannya yang membedakannya. Diagnosis ablasi retina bisa terdiri dari beberapa prosedur di mana setiap dari prosedur memiliki fungsi yang berbeda. Hal ini juga termasuk dari penyebab kondisi ablasi retina yang di alami oleh pasien.

Untuk menentukan cara untuk mendiagnosis ablasi retina, biasanya dokter mata akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan alat khusus untuk melihat kondisi bagian dalam pada retina. Jika hal ini kurang memebrikan hasil yang jelas, maka dokter akan melakukan USG. Sementara itu, berikut adalah cara atau procedural untuk mendiagnosis ablasi retina.

  1. Pemeriksaan Retina

Dalam prosedur untuk mendiagnosis kondisn ablasi retina, umumnya dokter dapat menggunakan instrument dengan cahaya yang terang dan lensa khusus (oftalmoskopi) untuk memeriksa bagian belakang bola mata. intrumen inilah yang akan memberikan tampilan kondisi bola mata dengan lebih detail. Dan dari pemeriksaan tersebut dokter dapat melihat apabila ada lubang atau robekan atau bahkan kondisi retina yang terlepas dari bola mata.

  1. Pencitraan Ultrasnografi

Pencitraan ultrasnografi merupakan prosedur yang akan di gunakan oleh dokter jika terjadi kondisi pendarahan yang akan mempersulit untuk melihat kondisi retina. Dalam pemeriksaan ablasi retina tersebut, dokter kemungkinan akan memeriksa kondisi kedua bola mata meskipun gejala yang timbul hanya terjadi pada satu mata saja. Ketika pendarahan tersebut terjadi, maka dokter akan menggunakan pencitraan berupa ultrasound (USG).

  1. Prosedur Lainya

Selain beberapa metode atau procedural untuk mendiagnosis kondisi ablasi retina, dokter umumnya juga akan melakukan metode lainya. Yakni sebagai berikut.

    • Visus (Tajam Penglihatan) Dan Lapang Pandang

Pemeriksaan ketjaman penglihatan merupakan langkah pertama dan paling penting untuk di lakukan. sebab pemeriksaan in akan memberikan hasil apakah kelainan mata terjadi pada badan kaca atau bagian saraf mata.

    • Funduskopi

Pemeriksaan ini juga termasuk wajib untuk di lakukan apabila terjadi penurunan pada katajaman penglihatan. Hal ini akan memberikan hasil apalah kondisi ini terjadi akaibat badan kaca ayang keruh atau kelainan pada retina. dalam metode ini, dokter akan menggunakan oftalmoskop untuk memantau fundus (bagian belakang dan depan mata) untuk mengetahui adanya tanda ablasi retina atau masalah pada pembuluh darah di mata.

    • Diagnosis Penunjang

Diagnosis penunjang juga di gunakan untuk mendeteksi gejala ablasi retina. untuk lebih jelas lagi, dokter akan melakukan foto fundus atau USG B-scan. OPTOS juga merupakan alat fotografi yang akan menghasilkan gambar retina hingga 82% atau 200 drajat. Alat ini akan menghasilkan gambar ultra-widefield beresoliasi tinggi. alat ini juga dapat membuat kelainan pada retina pada bagian perifer (bagian tepi dapat terdeteksi.

Sebagaimana yang telah di jelaksan di atas, ablasi retina merupakan kondisi masalah kesehatan atau gangguan penglihatan yang terjadi bagian retina mata. umumnya kondisi ini terjadi di mana retina mata mengalami robekan atau pelepasan dari tempatnya, yakni bagian belakang bola mata. dalam kondisi awal, umumnya ablasi retina tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan sehingga sering kali penderitanya tidak mengetahui kondisi tersebut. sselain itu, gejala-gejal yang muncul lebih mirip dengan gejala dari jenis gangguan penglihatan lainya sehingga sulit untuk di kenali. Karenanya, beberapa cara di atas perlu untuk di lakukan sebagai upaya untuk mendiagnosis ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ablasi retina. Karena gejala dari kondisi ini yang cenderung sulit untuk di kenali, maka beberapa cara di atas dapat di lakukan untuk mengetahui apakah kondisi mata mengalami ablasi retina. selain itu, pemeriksaan mata juga perlu untuk di lakukan dengan rutin untuk mengetahui abila ada gangguan yang terjadi pada mata.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Klinikmatanusantara