Bahan Alami Untuk Mengatasi Glaukoma

Bahan Alami Untuk Mengatasi Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Operasi umumnya merupakan salah satu metode yang di gunakan untuk menangani penyakit parah yang di derita oleh pasien, termasuk dengan kelainan mata. Beberapa kelainan mata, seperti glaukoma dalam tahap yang serius memerlukan metode operasi untuk mengatasinya. Namun beberapa kondisi di mana mata mengalami kelainan yang cukup parah dapat di atasi dengan menggunakan bahan alami untuk mengatasi penyakit mata, seperti glaukoma.

Pada dasaranya, mata merupakan salah satu oragn tubuh yang memiliki karakter yang sangat sesitif sehingga mudah sekali untuk mata mengalami kelainan atau penyakit. Glaukoma merupakan salah satu penyakit yang berbahaya bagi penderitanya. Sebab meskipun kasus ini tidak sering terjadi, namun dalam tahap yang serius, kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kerusakan fungsi penglihatan hingga terjadinya kebutaan.

Dengan dampak atau efek yang di sebabkan oleh kondisi mata yan mengalami glaukoma cukup sangat berbahaya, maka tentunya kondisi ini perlu untuk di tangani dengan segera. Umumnya, dalam kondisi yang cukup serius, operasi hanya menjadi satu-satunya metode untuk menyembuhkan pasien glaukoma. Namun dalam tahap yang lebih ringan, metode lain seperti menggunakan bahan alami dapat menjadi opsi untuk mencegah perkembangan glaukoma.

Berikut ini Kawan Mama akan membahas mengenai bahan alami untuk mengatasi glaukoma. Cara berikut dapat di lakukan untuk mencegah perkrembangan glaukoma. Sebab, jika glaukoma masuk ke tahap yang serius, maka pasien membutuhkan operasi untuk sembuh. Tentunya, operasi sendiri membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Panyakit Glaukoma

Bahan Alami Untuk Mengatasi Glaukoma

Glaukoma pada dasarnya merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sangata berbahaya bagi kondisi mata untuk para penderitanya. Umumnya, glaukoma merupakan kondisi di mana saraf optic yang ada di mata mengalami kerusakan akibat kondisi tertentu, yakni meningkatnya tekanan pada bulu mata. Ketika terjadi peningkatan tekanan pada bola mata, maka bola mata tidak akan mampu mennerima peningkatan tekana  tersebut sehingga berdampak pada saraf optic yang mengalmi kerusakan.

Akibat adrisaraf optic yang mengalami kerusakan, maka kondisi dari fungsi penglihatan akan mulai terganggu dengan ketajaman penglihatan yang menurun, hingga gejala-gejala lainya. kondisi tersebut akan berdampak pada aliran darah ke saraf mata yang mengalami penurunan hingga terjadilah kondisi glaukoma. Kondisi glaukoma yang terus menerus berkembang perlu segera untuk cegah. Hal ini untuk meminimalisir beberapa risiko berbahaya akibat perkembangan glaukoma.

Seputar Glaukoma

Mendengar kebutaan yang di sebabkan oleh penyakit atau kelaian pada mata, pasti tidak terlepas dari panyakit mata katarak. Kebanyakan orang, memang lebih familiar dengan penyakit yang satu ini. Namun ternayata glaukoma merupakan penyakit mata yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan. Bahkan, glaukoma sendiri menjadi penyakit mata penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak.

Menurut WHO atau badan kesehatan dunia PBB sendiri, glaukoma dapat menjadi salah satu pemicu kebutaan setelah katarak. Di lansir dari lama  bibitbinga, bahkan glaukoma di anggap merupakan penyabab kebutaan nomor satu di dunia karena dapat menyebabkan kerusakan saraf atau serat optic sehingga dapat menurunkan fungsi dan daya lihat. Pada tahap awal, gejala glaukoma cenderung sulit di ketahui hingga banyak yang tidak menyadari.

Sementara itu, sebanyak 4 juta penduduk AS tidak menyadai bahwa kondisi matanya mengalami glaukoma. Sebab glaukoma sendiri cenderung tumbuh dan berkembang secara bertahap sehingga akan sulit di kenali, terutama pada tahap-tahap awal. Tidak jarang penyakit glaukoma di ketahui ketika sudah dalam kondisi yang parah. Karena hal tersebut, glaukoma juga di sebut dengan penyakit dengan istilah “pencuri penglihatan dalam diam”.

Gejala Glaukoma

Sebenarnya, mata yang mengalami penyakit galaukoma meskipun sulit di kenali, namun kondisi glaukoma tetap menunjukkan gajala-gejala yang dapat di identifikasi. Kerusakan yag terjadi pada saraf optic yang ada di mata akibat peningkatan tekanan bola mata akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut.

  • Mata memerah
  • Nyari pada mata
  • Sakit kepala
  • Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  • Rasa mual hingga muntah
  • Mata berkabut, terutama pada bayi
  • Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Bahan Alami Untuk Mengatasi Glaukoma

Pada dasarnya, dalam upaya untuk mengatasi kondisi mata yang mengalami glaukoma, obat menjadi salah satu media yang paling sering di gunakan. Sebab obat dapat dapat merdakan dan menurunkan tekanan pada mata, baik dengan mengurangi jumlah cairan yang terkumpul atau membantu mangalirkan cairan. Dan apabila kondisi glaukoma sudah dalam tahap yang serius, maka operasi menjadi metode yang di gunakan untuk mengatasi glaukoma.

Selain itu, ada beberapa metode lain yag di anggap memiliki efek baik untuk mengatasi kondisi mata yang mengalami glaukoma. Yakni dengan mengkonsumsi obat herbal atau obat alami yang tentunya juga berasal dari bahan berupa tanaman, buah serta sayuran alami. Beriut adalah beberapa bahan alami yang baik untuk mata. sebagai berikut.

  1. Makanan Tinggi Astaxanthin

Makan yang mengandung asaxanthin menjadi salah satu bahan makanan alami yang baik untuk menjaga dan merawat kesehatan mata. Sebab kandungan astaxanthin merupakan salah satu jenis dari karotenoid yang paling banyak mengandung antioksidan. Antioksidan akan berperan untuk membantu menangkal masuknya radikal bebas yang dapat memicu glaukoma dan penyakit mata lainya.

Sebuah penelitian yang di lakukan olah Journal Molecular Vision menemukan bahawa astaxanthin dapat memabntu mengurangi kerusakan retina yang di sebabkan oleh stress oksidatif  akibat radikal bebas. Penderita glaukoma dapat mengkonsumsi astaxanthin dalam bantuk suplemen herbal maupun dalam bentuk alami. Umumnya astaxanthin banyak di temukan pada buah seperti semangka, blewah, mangga dan lainya. wortel tomat, paprika merupakan saturan tinggi astaxanthin. Selain itu, telur ikan, salmon, udang, alga merah juga kaya akan astaxanthin.

  1. Makanan Dengan Kandungan Omega 3

Umumnya lemak lebih di kenal sebagai zat yang tidak baik untuk tubuh. Namun ada beberapa jenis lemak ayang baik untuk tubuh dan mata, yakni asam lemak omega 3. Dengan mengkonsumsi asam lemak omega 3 juga di anggap dapat sebagai cara efektif mengatasi glaukoma. Hal ini juga telah di buktikan melalui studi yang di lakukan pada oleh translational vision science and technology.

translational vision science and technology menyebutkan bahwa asam lemak omega 3 dapat membantu menurunkan tekanan intraocular (bola mata) yang mengalami glaukoma dini. Selain itu, asam lemak imega 3 juga akan membantu melindungi mata dari degenerasi macula hingga sindrom mata kering. Asam lemak omega 3 sendiri banyak di temukan pada jenis ikan, seperti salmon, cod, tuna, sarden,kerang hingga kepiting dan udang.

  1. Suplemen Koenzim Q10 (Coq10)

Selain beberapa cara di atas, cara untuk mengatasi glakumo juga dapat di lakukan dengan meminum Suplemen herbal dengan kandungan mkoenzim Q10 (CoQ10). Kandungan tersebut merupakan antioksidan yang sebenarnya hampir ada pada setiap sel dala tubuh. Antioksidan jenis ini akan membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel, serta melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Suplemen herbal dengan kandungan koenzim Q10 (CoQ10) akan mengurangi berbagai gejala yang terjadi akibat glaukoma. Sebab antioksidan jenis ini dapat mencegah kerusakan sel neuroretinal dan juga mengurangi jumlah radikal bebas yang masuk atau di hasilkan oleh mata.

  1. Mengkonsumsi Bilberry

Sejak zaman dahulu kala, bilberry merupakan salah satu buah yang telah banyak di gunakan dan di anggap ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit. Beberapa studi telah mengujikan bilberry di mana efek dari buah ini sebagai obat herbal untuk glaukoma. Di dalam bilberry, juga terkandung bahan aktif berupa antosianin yang merupakan salah satu jenis flavonoid yang termasuk ke dalam jenis antioksidan yang baik untuk tubuh.

Antosianin yang ada pada bilberry tersebut di yakini mampu untuk melindungi saraf optic pada mata sel pada rertina yang akan memperlambat kerusakan pada mata. Karenanya, mengkonsumsi bilberry merupakan salah satu hal yang perlu untuk di lakukan sebagai metode penanganan glaukoma.

  1. Ekstrak Ginkgo Biloba

Ekstrak ginkgo biloba di anggap dan di percaya sebagai ramuan tradisional yang sangat efektif untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dan juga penyakit mata. Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang dapat di atasi dengan menggunakan Ekstrak ginkgo biloba. Kandungan flavonoid dan terpenoid yang cukup tinggi dapat menjaga dan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mata.

Tanaman dari tiongkok ini terdapat lebih dari 60 jenis zat bioaktif yag di percaya dapat menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Kandungan yang ada di tanaman ini juga akan membantu memperbaiki sirkulasi darah pada mata, serta mengurangi kerusakan saraf optic pada mata dengan secara alami. Karenanya Ekstrak ginkgo biloba menjadi salah satu pilihan tepat untuk mengatasi penyakit glaukoma.

  1. Vitamin C Dan Lutein

Vitamin ac dengan dosis cukup tinggi telah terbukti efektif dan lebih aman di bandingkan dengan terapi obat penyakit glaukoma. pemberian suplemen vitamin C 1500mg/hari terbukti membuat tekanan pada mata menurun hingga memasukid batas  normal. Bahkan dalam situasi yang serius atau akut, viami C dapat di berikan langsung pada pembuluh darah untuk menurunkan tekanan secara awal.

Selain virtamin C, lutein menjadi salah satu piliha  untuk mengatsi penyakit glaukoma. tubuh manusia sendiri tidak dapat memproduksi lutein secara otomatis. Karenanya, perlu adanya asupan bahan makanan yang banyak mengandung lutein. Lutein juga sangat penting bagi usia lanjut karena dapat mengurangi penurunan fungsi penglihatan hingga degenerasi macula. Risiko kebutaan akibat glaukoma juga dapat di cegah dengan mengkonsumsi lutein. Lutein dapat kamu temukan pada banyak jenis sayuran, buah hingga suplemen.

Beberapa jenis adri bahan herbal atai alami pada dasaranya dapat di gunakan untuk mengatasi berbagai kondisi masalah kesehatan, termasuk juga dengan penyakit glaukoma. Beberapa jenis dari bahan alami di atas akan berfungsi untuk mencegaj gejala-gejala yang muncuk atau menjadi penyebab munculnya penyakit glaukoma. Pengunaan bahan-bahan tetrsebut tentunya membutuhkan resep atau izin dan sepengathuan dokter untuk mencagah hal-hal dan risiko yang tidak di inginkan. Sebab bukan tidak mungkin penggunaan yang sembarangan dapat menyebabakan bahan tersebut beriteraksi dengan obat lain yang di konsumsi.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai bahan alami untuk mengatasi penyakit glaukoma. obat alami memang di anggap dan di percaya baik untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, termasuk glaukoma. Namun bahan tersebut sifatnya hanya mengurangi dan butuh penanganan medis untuk benar-benar menyembuhkan penyakit glaukoma.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Bibitbunga
Jenis Obat Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Jenis Obat Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Salah satu kondisi yang dapat menyababkan gangguan pada fungsi penglihatan adalah mata yang mengalami tekanan berlebih. Peningkatan tekanan pada bola mata akan manyebabkan kondisi mata menjadi tidak normal dan menyebabkan berbagai kondisi atau penyakit yang berbahaya. Salah satu gangguan penglihatan akibat kondisi tersebut adalah penyakit glaukoma. Untuk mengatasi kondisi ini sendiri, ada beberapa jenis obat untuk mengobati penyakit glaukoma.

Glaukoma adalah salah satu jenis dari gangguan pengliahatan atau penyakit mata di mana kondisi ini lebih sering di alami oleh orang tua. Orang dengan usia 40 tahun atau 60 tahun keatas memang lebih rawan mengalami kondisi ini. Namun kondisi ini juga bisa di alami oleh usia muda, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Secara perlahan penyakit glaukoma akan menyababkan fungsi penglihatan menjadi kian menurun. Dalam kondisi yang lebih buruk, glaukoma dapat menyebakan penderitanya mengalami kebutaan.

Sementara itu, pengobatan untuk mengatasi penyakit glaukoma di rancang untuk menurunkan atau mengendalikan tekanan intraocular atau IOP. Pengendalian atau penurunan tekanan intraocular pada bola mata di lakukan untuk kerusakan pada saraf optic akibat tekanan yang berlebih. Tingginya tekanan pada bola mata akan menganggu proses pengiriman visual dari saraf optic ke otak. Nah, kali ini Kawan Mama akan membahas menganai beberapa jenis obat untuk mengobati penyakit glaukoma. sebab obat tetes mata menjadi salah satu pertolongan pertama untuk mengatasi gangguan pada mata.

Glaukoma

Jenis Obat Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Penyakit glaukoma pada dasarnya merupakan salah satu kondisi gangguan penglihatan di mana adanya tekanan pada bola mata yang mengalami peningkatan. Penigkatan tekanan akan mengakibatkan kerusakan pada saraf optik di mata. Sehingga ketajaman pada fungsi penglihatan akan menjadi menurun. Beberapa kasus menyebutkan bahwa, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan hingga kebutaan pada penderitanya.

Secara garis besar glaukoma terbagi menjadi dua jenis, yakni penyakit glaukoma akut atau dan penyakit glaukoma kronis. Kondisi mata yang mengalami glaukoma akut umumnya, terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan pada kondisi glaukoma kronis, umumnya glaukoma akan muncul secara perlahan-lahan. Ketika kondisi glaukoma tidak segera di tangani,, maka penderita glaukoma berisiko akan mengalami kebutaan.

Hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan akibat glaukoma, pada dasarnya terjadi akibat peningkatan tekanan pada bola mata. Kondisi ini akan berdampak pada fungsi dan konerja dari saraf optik pada mata. Akibatnya, saraf optik tidak sanggup menerima tekanan dan terjadilah kerusakan saraf optic yang umumnya tidak dapat di perbaiki lagi, sekalipun menggunakan metode operasi.

Sementara itu, peningkatan tekanan tersebut terjadi akibat produksi cairan mata yang berlebih dan tidak dapat di buang melalui sudut drainase yang terletak pada iris dan kornea. Ciaran mata yang tidak dapat terbuang akan mengendap dan membuat tekanan mata meningkat. Akibatnya,  terjadilah penurunan pada aliran darah ke saraf mata, sehingga mata mengalami glaukoma.

Penanganan Glaukoma

Penting untuk di ketahui bahwa pertolonagn pertama perlu di lakukan untuk mencegah kondisi glauma menjadi lebih buruk. Pasalnya beberapa risiko komplikasi akibat glaukoma cenderung berbahaya hingga dapat menyebabkan kebutaan secara permanen. Ketika kondisi glaukoma sudah di ketahui, umumnya dokter akan menentukan rencana pengobatan yang sesuai dengan jenis dan kondisi glukoma itu sendiri. Dan salah satu cara untuk mengatasi glukoma adalah dengan mnggunakan obat-obatan.

Di lansir dari laman allaboutvision, Obat tetes mata merupakan pilihan pertama jika di bandingkan dengan metode operasi atau pembedahan. Sebab hal tersebut di anggap sangat efektif untuk mengendalikan IOP. Apabila dokter mata menganggap pasien merupakan kandidat yang sesuai untuk obat tetes mata glaukoma, maka menggunakan obat tetes mata glaukoma akan ri resepkan dan lebih dari satu jenis obat tetes mata untuk menghasilkan pengendalian IOP terbaik.

Jenis Obat Tetes Mata Untuk Kondisi Glaukoma

Obat tetes mata merupakan resep pertama untuk mengatasi glaukoma. sebab obat tersebut akan membantu mengurangi tekanan di mata dengan cara memperbaiki aliran dan mengurangi produksi cairan di mata. sementara itu, obat yang di resepkan pun berbeda-beda tergantung dari besarnya tekanan yang terjadi dan perlu di kurangi. Beriut adalah beberapa jenis obat yang biasa di resepkan oleh dokter.

  1. Prostaglandin

Jenis obat tetes mata glaukoma ini sebenarnya hanya perlu di  gunakan sehari sekali saja. Sebab obat ini cednerung lebih ampuh dan efektif mengurangi tekanan yang terjadi. Prostaglandin akan bekerja dengan merelaksasi otot-otot dalam struktur interior pada mata agar dapat membuat cairan mengalir dan keluar dengan lancar. Sebab hal ini akan mengurangi terjadinya akumulasi akibat tekanan yang di alami oleh mata.

Prostaglandin cenderung menyebabkan sensasi seperti tersengat dan terbakar hingga perubahan warna mata serta perubahan pada bulu mata yang lebih panjang dan melengkung. Sementar itu, Prostaglandin ini di golongkan ke dalam beberapa jenis, seperti tafluprost, bimatoprost, latanoprostene, travapost dan latanoprost.

  1. Pengambat Beta (Beta Blocker)

Penghambat beta pernah menjadi obat pilihan utama untuk mengobati glaukoma. Obat ini akan berfungsi dengan menurunkan produksi cairan (aqueous) dalam mata dan sekarang sering di resepkan sebagai penunjang atau untuk di kombinasikan dengan Prostaglandin. Sedangkan penghambat beta untuk mengobati glukoma adalah jenis timolol dan betaxolol. Umumnya, obat ini dapat di gunakan 1 sampai 2 kali sehari.

Namun perlu di ketahui bahwa, Penghambat beta akan menurunkan denyut jantung dan dapat menyebabkan efek samping merugikan pada orang dengan gangguan jantung tertentu, gangguan paru (emfisema) diabetes, depresi, hingga kondisi lainya. Karenanya, sebaiknya konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan penghambat beta.

  1. Agonis Alfa-Adrenergik (Alfa Adrenergic Agonists)

Obat ini akan bekerja pada mata dengan menurunkan tingkat produksi aqueous humuor atau cairan mata. Untuk penggunaan obat tetes mata ini, kamu dapat mengombinasikannya dengan obat tetes mata anti glaukoma lainnya. Untuk efek sampingnya sendiri, obat ini akan membuat mata memerah, bercak darah atau injeksi ocular, kelopak mata atas terangkat serta di latasi pupil dan gatal. Obat ini sendiri di golongkan menjadi apraclonidine dan brimonidine

  1. Penghambat Karbonik Anhydrase (Carbonis Anhydrase Inhibitor)

Obat ini juga merupakan salah satu penurun produktivitas aqueous humuor atau cairan mata. dalam penggunaannya sendiri, biasanya akan di kombinasikan dengan antiglaukoma dan jenis lainya. selain bentuk tetes, obat ini juga di produksi dalam bentuk tablet. Efek samping penggunaan obat ini berupa mata seperti terbakar, reaksi pada kelopak mata, dan mata yang memerah.

Obat ini juga tergolong sebagai obat tetes mata yang menghambat karbionik anhydrase (CAI). Setengah dari jumlah pasien glaukoma tidak dapat menoleransi CAI akibat efek sampingnya. Yakni, kelelahan, depresi, tidak nafsu makan, libido menurun, batu ginjal, cita rasa logam, dan kesemutan. Dorzolamide dan brinzolamide merupakan golongan obat jenis ini dan di gunakan hingga 2-3 kali sehari.

  1. Parasimpatomimetik

Obat ini akan bekerja dengan menurunkan aliran keluar aqueous humuor dari mata. Obat ini sering di gunakan untuk mengendalikan IOP pada glaukoma sudut sempit. Parasimpatomimetik akan membuat kotriksi pupil dan membantu membuka sudut yang menyempit atau tersumbat untuk drainase. Penggunaan obat ini umumnya menyababkan efek samping berupa nyeri pada alis, kontriksi pupil, sensasi terbakar dan penurunan penglihatan pada malam hari.

  1. Epinefrin

Obat ini akan bekerja dengan menurunkan tingkat produksi aqueous humuor dan meningkatkan aliran keluarnya cairan mata. Epinefrin cenderung memiliki efek ganda pada mata. selain itu, efek samping dari obat ini berupa membrane mata berpigmen (konjungtiva mengandap), penyumbatan saluran air matadan palpitasi dengan peningkatan denyut jantung.

  1. Zat Hiperosmotik

Obat ini umumnya di gunakan untuk IOP yang tinggi yang harus di turunkan sebelum menyebabkan kerusakan secara permanen. Zat hiperosmotik akan membantu mengurangi IOP dengan menurunkan volume cairan di dalam mata. untuk kondisi darurat, obat ini akan di berikan hanya sekali. Obat ini juga mencakup gliserin oral dan isosorbid secara oral, sera mannitol dan urea secara intravena.

  1. Obat Glaukoma Kombinasi.

Tidak jarang penderita glaukoma yang membutuhkan lebih dari satu jenis obat untuk meredakan IOP. Dan sekarang ini, banyak perusahaan farmasi oftalmik memproduksi kombinasi antara dua obat antiglaukoma berbeda dalam botol yang sama. Untuk memudahkan penggunaannya, ahli perawatan mata professional akan mersepkan kombinasi dari beberapa obat untuk menurunkan IOP. Umumnya kombinasi antar obat memiliki efek aditif dalam mengurangi IOP.

Obat pada dasarnya adalah salah satu media yang di gunakan oleh pasien untuk membantu kondisi tubuh untuk pulih, tak terkecuali bagi penderita glaukoma. Dengan tersedianya berbagai jenis obat glaukoma, maka penting rasanya untuk mendapatkan perawatan dari dokter mata professional untuk mengobati kondisi glaukoma. selain itu, konsultasi dan periksakan kondisi mata pada ahlinya (dokter mata) merupakan hal yang tidak boleh do lewatkan begitu saja. Dengan memeriksakan kondisi mata ke dokter, maka kamu akan mendapatkan penanganan atau resep yang tepat untuk mengatasi kondisi glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai beberapa jenis obat untuk mengobati penyakit glaukoma. penanganan yang tepat adalah dengan mengetahui penyabab dan kondisi yang terjadi pada mata. dengan begitu, metode pengobatan dapat di ketahui dan di sesuaikan dengan penyebab dan gejala yang sedang di alami. Hal ini juga di tujukan untuk mencegah risiko komplikasi atau dampak dari penanganan yang tidak tepat. semoga tulisan ini dapat memabntu dan bermanfaat. . .

Smoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Allaboutvision
  • Sehatq
Pengobatan Untuk Mata Yang Mengalami Glaucoma

Pengobatan Untuk Mata Yang Mengalami Glaucoma

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang tenang dan rileks tentu akan membuat mata dapat berfungsi untuk melihat menjadi lebih baik. Kondisi mata yang mengalami tekanan akan mempengaruhi fungsi penglihatan sehingga penglihatan menjadi tidak normal dan tidak stabil. Salah satu penyakit akibat kondisi di mana mata mengalami tekanan adalah penyakit glaucoma. kondisi ini cenderung berbahaya sehingga membutuhkan metode pengobatan untuk mata yang mengalami glaucoma.

Mata yang mengalami peningkatan tekanan pada dasaranya merupakan salah satu indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres atau kelainan pada mata. kondisi yang seringkali terjadi akibat peningkatan tekanan pada mata adalah kerusakan pada saraf optik yang ada di mata. kondisi ini lah yang di sebut sebagai glaucoma di mana banyak orang yang mengalaminya. Selain itu, kondisi ini umumnya lebih sering terjadi dan di alami oleh orang dengan usia lanjut.

Meskipun orang dengan usia lanjut lebih berisiko mengalami kondisi ini, namun glaucoma pada dasarnya dapat di alami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini akan sangat menganggu dan mempengaruhi fungsi penglihatan. Karenanya, perlu adanya langkah penanganan untuk mengatasi kondisi tersebut. Nah, kali Kawan Mama akan membahas menganai pengobatan untuk mata yang mengalami penyakit glaucoma. simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Glaucoma

Pengobatan Untuk Mata Yang Mengalami Glaucoma

Pada dasarnya, glaucoma merupakan salah satu kondisi mata yang mengalami gangguan di mana adanya peningkatan tekanan yang terjadi pada bola mata. Bola mata yang mengalami penigkatan tekanan akan mengakibatkan kerusakan pada saraf optik yang ada di mata. Kondisi ini akan membuat ketajaman pada fungsi penglihatan menjadi menurun. Dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan hingga kebutaan.

Penyakit glaucoma sendiri secara garis besar terbagia menjadi dua jenis berdasarkan kondisinya. Yakni penyakit glaucoma akut atau dan penyakit glaucoma kronis. Mata yang mengalami glaucoma akut umumnya, kondisi ini akan terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan mata yang mengalami glaucoma kronis, umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan. Ketika mata yang mengalami glaucoma tidak seger di tangani dengan baik, maka penderita glaucoma berisiko mengalami kebutaan.

Mata yang mengalami kebutaan akibat glaucoma, pada dasarnya terjadi akibat peningkatan tekanan pada bola mata. kondisi ini akan berdampak pada kondisi saraf optik pada mata mengalami tekanan yang terlalu tinggi dan berlebih. Akibatnya, saraf optik tidak sanggup menerima tekanan sehingga akan mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada saraf optik umumnya tidak dapat di perbaiki lagi sekalipun menggunakan metode operasi.

Sementara itu, peningkatan tekanan pada mata dapat terjadi akibat cairan bola mata yang berlebih yang tidak dapat di buang melalui sudut drainase yang terletak pada iris dan kornea. Ciaran mata yang tidak dapat terbuang akan membuat tekanan pada bola mata meningkat. Kondisi ini akan membuat penurunan pada aliran darah ke saraf mata yang tertekan sehingga mata mengalami kondisi glaucoma.

Diagnosis Glaukoma

Untuk mengetahui mata mengalami glaukoma perlu adanya tes medis untuk hasil yang lebih jelas dan akurat. Dalam upaya untuk mendiagnosis glaukoma, dokter umumnya akan menggunakan alat untuk mengetahui tekanan pada bola mata, yakni Slit Lamp. Alat ini dapat mengetahui dan menilai keadaan sel dan komponen yang ada di mata mulai dari kornea mata, hingga pada retina. Sedangkan untuk mengukur tekanan pada bola mata, dokter akan menggunakan alat tonometry.

Di lansir dari laman klinikmatanusantara menyebutkan bahwa pemeriksaan komprehensif akan di lakukan dengan alat yang memadai, yakni.

  • Tonometer, alat untuk mengukur tekanan bola mata atau intraocular
  • Pekimetri, alat untuk mengukur ketebalan kornea yang relevan untuk mengukur tekanan bola mata secara akurat
  • Perimetri, berupa pemeriksaan lapang pandang di mana penglihatan perifer atau tepi akan di ukur luasnya.
  • Tomografi koherensi optik atau Optikal Coherence Tomography (OCT) dengan mengambil gambar/citra yang dapat memperlihatkan, memetakan, dan mengukur lapisan yang berbeda-beda pada retina. Alat ini juga akan mengukur dan mendokumentasikan saraf optik yang mengalami kerusakan
  • Foto saraf optik, menampilkan gambar/citra berwarna dan terperinci pada saraf optik dan dapat mendokumentasikan perubahan yang terjadi pada saraf optik seiring berjalannya waktu.

Mata pasien akan di berikan semacam obat tetes mata yang berfungsi untuk membuat kornea mata kebal. Kemudian sudut di antara iris dan korne akan di lakukan pemeriksaan gonioskopi untuk melihat apakah kondisi sudut tersebut terbuka atau tertutup. Dokter akan meneteskan obat tetes mata untuk melebarkan pupil agar kerusakan pada saraf optik dapat di ketahui. Pasien mungkin penglihatanya akan sedikit manjadi kabur. Namun kondisi ini merupakan efek samping dari pupil yang terbuka dan terbilang aman. Dengan begitu dokter akan mengetahui cara yang tepat untuk mengobati glaukoma.

Pengobatan Penyakit Glaucoma

Di kutip dari laman sehatq, Di dalam upaya untuk mengobati kondisi mata yang mengalami glaucoma, umumnya deteksi kondisi mata terkait glaucoma perlu di lakukan sejak dini atau lebih awal. Ketika telah mengetahui kondisi mata terkait penyakit glaucoma, maka metode pengobatan panykit glaucoma dapat di lakukan dengan lebih efektif.

Sementara itu, pengobatan glaucoma akan lebih baik di lakukan berdasarkan dengan jenis glaucoma itu sendiri.

  1. Pengobatan Glaucoma Akut

Ketika kondisi mata telah di ketahui mengalami penyakit glaucoma akut, maka kamu dapat melakukan langkah pertolongan pertama. Umumnya langkah pertolongan pertama berupa pengompresan pada mata dan kepala menggunakan air dingin. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan obat antinyeri. Setelah hal tersebut di lakukan, maka sebaiknya segera periksakan kondisi mata ke dokter.

Dalam upaya untuk mengobati glaucoma akut sebenarnya dapat mengguanakan beberapa metode. Yakni seperti menggunakan obat tetes mata, obat suntik, tablet hingga melakukan metode pembedahan. Obat yang di gunakan untuk mengatasi glaucoma bisa menggunakan suntikan atau tablet yang mengandung acetazolamide, glycerol, isosorbide dan mannitol.

Semantara itu, untuk meredakan gejala akibat kondisi glaucoma, kamu dapat menggunakan obat anti nyeri atau obat anti muntah. Namun ketika sudut bilik mata telah tertutup hingga lebih dari 50%, maka harus di lakukan tindakan metode bedah. Seperti halnya prosedur iridektomi perifer untuk melancarkan cairan mata atau prosedur trabekulotomi untuk menurunkan tekanan pada mata.

  1. Pengobatan Glaucoma Kronis

Pada dasarnya, untuk metode pengobatan glaucoma kronis, kamu dapat melakukan metode terapi. Metofe terapi glaucoma sendiri umumnya terdiri dari penggunaan obat-obatan dan pembedahan. Namun metode terapi glaucoma lebih di tujukan pada orang yang mengalami penyakit glaucoma dalam tahap awal atau ringan hingga sedang.

Pada tahap awal, umumnya pasien akan di berikan obat glaucoma dengan golongan beta-blockers seperti timomol, betaxolol, levobunolol, carteolol dan metripanonol. Selain itu, obat glaucoma golongan simpatometik seperti adrenalin dan depriverin juga dapat menjadi opsi pilihan. Dan untuk mengatasi efek samping, obat tersebut akan di berikan dengan dosis terendah dengan frekuensi penggunaan yang tidak terlalu sering di lakukan.

Jika metode tersebut belum membuahkan hasil yang di inginkan atau perbuahan yang baik, maka dapat di lakukan peningkatan konsentrasi obat. Selain itu, obat juga akan di ganti dengan jenis lainya, atau dengan menambah dengan jenis obat lainya. apabila segala metode di atas telah di lakukan dan tidak juga membuahkan hasil yang baik, maka satu-satunya cara adalah dengan melakukan prosedur operasi.

Glaucoma pada dasarnya merupakan gangguan penglihatan di mana mata mengalami penigkatan tekanan pada bola mata. bola mata yang mengalami peningkatan akan membuat saraf optik pada mata tidak kuat menerima tekanan terebut sehingga mengalami kerusakan. Akibat saraf optik yang mengalami kerusakan akan berpengaruh terhadap fungsi penglihatan dan ketajaman penglihatan yang semakin menurun. Sementara itu, umumnya kondisi mata yang terkena glaucoma lebih sering terjadi dengan sendirinya.

Demikian pejelasan dari Kawan Mama mengenai pengobatan untuk mata yang mengalami penyakit glaucoma. Glaucoma yang terjadi pada orang tua umumnya dapat terjadi ketika menginjak usia 40 tahun ke atas dan cenderung sulit untuk di cegah. Sebab hal ini tidak terlepas dari kondisi fisik yang juga ikut menua.

Semoga tuisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klikdokter
  • hellosehat
Cara Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Cara Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang tidak normal atau mengalami gangguan tentu akan menganggu dan mengahmbat kita dalam menjalankan aktivitas. Beberapa jenis dari gangguan mata bahkan dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan hingga kebutaan secara permanen. Salah satu jenis gangguan penglihatan tersebut adalah penyakit glaukoma. Penyakit glaukoma adalah penyakit yang membuat fungsi penglihatan menjadi menurun hingga kebutaan. Kondisi ini membuat penderitana perlu melakukan beberapa cara untuk mengobati penyakit glaukoma.

Penyakit glaukoma merupakan kondisi di mana mata mengalami kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan menjadi terganggu. Penderita glaukoma pada tahap yang ringan mungkin tidaka akn merasakan gejala dan efek samping dari kondisi tersebut. Namun ketika kondisi mata yang mengalami glaukoma kian memburuk, maka berbagai gejala akibat kondisi ini akan mulai terasa dan menjadi sebuah keluahan.

Salah satu kondisi yang banyak di alami oleh penderita glaukoma adalah fungsi penglihatan yang terganggu dan mulai menurun. Selain itu, kondisi ini akan membuat penglihatan perlahan menjadi kabur, serta seperti ada lingkaran mirip dengan pelangi terutama ketika melihat ke arah cahaya terang. Nah, kali ini Kawan Mama akan membahas menganai beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mengobati kondisi penyakit glaukoma. Simak penjelasanya di bawah ini.

Penyakit Mata Glaukoma

Cara Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Glaukoma pada dasaranya merupakan penyakit yang menyerang mata di mana saraf optik pada mata mengalami kerusakan yang membuat fungsi penglihatan menjadi kian menurun. Rusaknya saraf optik ini umumnya di sebabkan oleh adanya tekanan pada bola mata yang meningkat yang juga mempengaruhi saraf optik pada mata. bola mata yang mengalami peningkatan atau disebut dengan istilah intraokular yang membuat produksi carian alami pada mata menjadi meningkat.

Peningkatan tekanan pada bola mata serta produksi cairan mata yang bertambah serta mengendap tersebut akan merusak saraf optik pada mata. Saraf optik sendiri merupakan saraf yang ada di mata yang berfungsi untuk menyalurkan atau mentransmisikan gambar yang di tangkap ke pada otak. Saraf optik yang mengalami kerusakan akibat tingginya tekanan pada bola mata akan membuat mata secara perlahan menyebabkan fungsi penglihatan semakin menurun.

Penyebab Dan Gejala Glaukoma

Secara garus besar penyebab terjadinya glaukoma pada mata adalag peningkatan tekanan pada bola mata. Selain itu, produksi cairan alami pada mata yang meingkat dan mengendap karena kesulitan untuk di buang akan menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Akibatnya fungsi penglihatan akan terganggu dan ketajaman penglihatan akan mulai menurun. Selain itu, kondisi ini sebagaimana di katakana di atas, bahwa dalam tahap yang ringan mungkin gejala masih belum dapat di rasakan. Namun pada tahap yang serius gejala akan dapat di ketahui. Berikut adalah beberapa gejala munculnya glaukoma.

  • Mata memerah
  • Nyari pada mata
  • Sakit kepala
  • Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  • Rasa mual hingga muntah
  • Mata berkabut, terutama pada bayi
  • Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Diagnosis Glaukoma

Untuk mengetahui mata mengalami glaukoma perlu adanya tes medis untuk hasil yang lebih jelas dan akurat. Dalam upaya untuk mendiagnosis glaukoma, dokter umumnya akan menggunakan alat untuk mengetahui tekanan pada bola mata, yakni Slit Lamp. Alat ini dapat mengetahui dan menilai keadaan sel dan komponen yang ada di mata mulai dari kornea mata, hingga pada retina. Sedangkan untuk mengukur tekanan pada bola mata, dokter akan menggunakan alat tonometry.

Di lansir dari laman klinikmatanusantara menyebutkan bahwa pemeriksaan komprehensif akan di lakukan dengan alat yang memadai, yakni.

  • Tonometer, alat untuk mengukur tekanan bola mata atau intraocular
  • Pekimetri, alat untuk mengukur ketebalan kornea yang relevan untuk mengukur tekanan bola mata secara akurat
  • Perimetri, berupa pemeriksaan lapang pandang di mana penglihatan perifer atau tepi akan di ukur luasnya.
  • Tomografi koherensi optik atau Optikal Coherence Tomography (OCT) dengan mengambil gambar/citra yang dapat memperlihatkan, memetakan, dan mengukur lapisan yang berbeda-beda pada retina. Alat ini juga akan mengukur dan mendokumentasikan saraf optik yang mengalami kerusakan
  • Foto saraf optik, menampilkan gambar/citra berwarna dan terperinci pada saraf optik dan dapat mendokumentasikan perubahan yang terjadi pada saraf optik seiring berjalannya waktu.

Mata pasien akan di berikan semacam obat tetes mata yang berfungsi untuk membuat kornea mata kebal. Kemudian sudut di antara iris dan korne akan di lakukan pemeriksaan gonioskopi untuk melihat apakah kondisi sudut tersebut terbuka atau tertutup. Dokter akan meneteskan obat tetes mata untuk melebarkan pupil agar kerusakan pada saraf optik dapat di ketahui. Pasien mungkin penglihatanya akan sedikit manjadi kabur. Namun kondisi ini merupakan efek samping dari pupil yang terbuka dan terbilang aman. Dengan begitu dokter akan mengetahui cara yang tepat untuk mengobati glaukoma.

Pengobatan Glaukoma

Ketika telah mengetahui akan kondisi mata yang mengalami glaukoma, maka sebaiknya lakukan langkah penanganan untuk mencegah berkembangya glaukoma. Langkah penanganan yang di lakukan sifatnya menyelamatkan penglihatan yang masih ada dan memperlambat perkembangan glaukoma. Namun penglihatan yang sudah hilang akibat glaukoma umumnya tidak dapat di lakukan langkah pemulihan.

Untuk mengobati mata yang mengalami glaukoma, baiknya di lakukan oleh dokter spesialis mata. setelah malakukan langkah diagnosis, dokter dapat mengetahui kondisi mata yang mengalami glaukoma. Berikut adalah beberapa metode yang biasa di lakukan dokter untuk mengangani glaukoma.

  1. Pengobatan Obat Tetes Mata

Pada tahap awal dalam metode mangobati mata yang mengalami glaukoma, umumnya dokter akan merekomendasikan obat tets mata. obat tersebut akan membantu mengurangi tekanan pada bola mata dengan cara memperbaiki aliran dan mengurangi produksi carian alami pada mata. Umumnya jenis obat mata yang di resepkan pun dapat berbeda-beda yang di sesuaikan dengan besarnya tekanan pada bola mata yang perlu di kurangi.

Beberapa jenis obat mata yang biasa di resepkan dokter meliputi,

    • Prostaglandin

Obat jenis ini biasa menjadi resep untuk di gunakan sekali dalam sehari. Namun pemakian obat ini dapat menyebabakan risiko mata merah dan perih dan membuat kelopak mata menjadi lebih hitam. Obat yang termasuk dalam kategiri ini antara lain adalah latanoprost, travopost, dan bimatoprost.

    • Beta Bloker

Penggunaan obat tetes mata yang satu ini akan menimbulkan efek samping seperti kesulitan bernapas, detak jantung melambat dan tekanan darah menurun yang membuat badan lemas.

    • Miotic Atau Cholinergic

Obat ini dapat berfungsi untuk memperlencar aliran aques humuor pada mata sehingga mencegah perkembangan glaukoma. Obat tetes mata jensi ini seperti halnya dengan pilocarpine

  1. Terapi Laser

Ketika metode penggunaan obat mata tidak efektif dan membuahkan hasil yang baik, maka dokter akan menyarankan untuk menggunakan metode terapi laser. Sementara itu, ada beberapa jenis terapi laser yang dapat di gunakan untuk mengatasi perkembangan glaukoma. sebagai berikut.

    • Trabeculoplasty

Jenis terapi laser ini akan membantu membuka jaringan yang terhambat sehingga aqueous humuor dapat mengalir lebih lancar.

    • Iridotomi

Jenis terapi ini akan membuat lubang kecil pada iris atau selaput pelangi pada mata agar aqueous humuor dapat mengalir.

    • Cyclophotoagulation

Jenis terapi laser yang satu ini dapat mengeluarkan cairan putih dan bagian putih mata atau sklera.

  1. Prosedur Operasi

Lankah operasi merupakan metode tarakhir yang di lakukan untuk menangani mata yang mengalami penyakit glaukoma. Ketika metode penggunaan obat tetes mata dan terapi laser tidak efektif dan memberi hasil yang di inginkan, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan metode operasi. Prosedur operasi untuk menangani glaukoma sendiri umumnya meliputi beberapa langkah. Yakni sebagai berikut,

    • Trabeculectomy

Metode operasi yang satu ini berupa pembuatan lubang pada bagian puith mata yang berfungsi untuk membuang sebagian system drainase aqueous humuor.

    • Implant

Implant merupakan metode operasi di mana mata akan di tanamkan tabung kecil yang berfungsi untuk mengalirkan produksi aqueous humuor yang berlebih di mata.

Glaukoma merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal batas usia. Penderita glaukoma berisiko dapat mengalami hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan secara permanen. Untuk langkah pencegahan kondisi mata yang mengalami glaukoma sendiri masih belum di temukan dengan pasti. Sebab gejalanya yang cederung sulit untuk di ketahui, terutama pada awal kemunculannya menjadikan glaukoma lebih sering di ketahui ketika kondisinya sudah kian memburuk. Sebagai lankah untuk mencegah kondisi ini, kamu dapat menerapkan gaya hidup sehat serta rajin memeriksakan kondisi mata ke dokter mata.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mengobati penyakit mata glaukoma. meskipun dapat terjadi pada siapa saja, namun besar kemungkinan bahwa glaukoma lenbih mudah di alami oleh orang dengan usia 60 tahun ke atas. Sekalipun begitu, anak-anak dan orang dewasa juga perlu berhati-hati akan kondisi ini.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Halodoc
Cara Untuk Mencegah Penyakit Glaukoma

Cara Untuk Mencegah Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Miningkatnya tekanan pada bola mata adalah salah satu indikasi kondisi berbahaya pada mata. Pasalnya kondisi tersebut merupakan gejala pada mata yang mengalami glaukoma. Orang mungkin lebih mengenal dengan kondisi katarak jika di bandingkan dengan kondisi glaukoma ini. Namun oerlu di ketahui, bahwa glaukoma adalah salah satu penyakit yang menyerang mata dan berisiko menyebabkan kebutaan. Untuk menanganinya sendiri, ada beberapa cara untuk mencegah glaukoma.

Mata adalah salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi dan peran yang sangat penting, terutama dalam membantu melakukan segala aktivitas. Ketika mengalami gangguan atau penyakit mata yang membuat kondisi mata tidak normal tentu hal ini juga akan berpengaruh terhadap aktivitas lainya. glaukoma adalah salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang dapat menganggu fungsi mata hingga berisiko menyebabkan kebutaan.

Glaukoma merupakan kondisi di mana adanya peningkatan tekanan pada bola mata yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. Mata yang mengalami tekanan dapat menyababkan saraf optic pada mata mengalami kerusakan. Jika saraf optic ini rusak, maka fungsi mata aka mulai menurun hingga mengalami kebutaan. Berikut ini, Kawan Mama akan membahas mengani beberapa cara untuk mencegah panyakit glaukoma. Simak penjelasanya sebagai berikut.

Penyakit Mata Glaukoma

Cara Untuk Mencegah Penyakit Glaukoma

Istilah glaukoma memang terdengar masih asing di telinga kita di bandingkan dengan penyakit mata lainya. Namun ternayata, selain dampaknya yang cukup berbahaya, banyak pula pasien yang menderita penyakit ini. Pada dasarnya, glaukoma sendiri merupakan penyakit mata di mana saraf optic yanag ada di mata mengalami kerusakan. Kondisi ini di sebabkan oleh adany peningkatan tekanan yang berlebih pada bola mata

Saraf optic sendiri merupakan saraf yang berfungsi untuk menghantarkan informasi visual yang telah di lihat dan di tangkap oleh mata menuju otak. Ketika saraf optika mengalami kerusakan, hal ini akan membuat kemampuan penglihatan pada mata menjadi menurun. Dalam kondisi yang cukup parah penderita glaukoma dapat mangalami kebutaan secara permanen.

Proses Terjadinya Galaukoma

Menurut infromasi yang di muat dalam laman Glaukoma Research Foundation menyebutkan bahwa, kisaran normal tekanan pada bola mata pada umumnya adalah di antara 10-12mmHg. Ketika tekanan tersebut cenderung terlalu rendah, maka tekstur mata akan menjadi terlalu lunak. Sementara itu, jika tekanan tersebut meningkat terlalu tinggi maka tekstur dari mata akan mengeras. Kondisi inilah yang menjadi faktor utama penyabab mata mengalami glaukoma.

Di bagian dalam mata, pada dasarnya terdapat aqueous humuor yang mengalir melalui biliki mata pada bagian depan dan keluar melalui system drainase. Proses tersebut di kenal dengan istilah trabecular meshwork. Sedangkan aqueous sendiri merupakan carian alami yang akan berfungsi untuk menjaga bentuk mata, menyuplai nutrisi, hingg membersihkan kotoran. Ketika jaringan atau proses tersebut mengalami kendala, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi mata.

Umumnya aqueous humuor akan di produksi sesuai dengan yang di butuhkan. Apabila aqueous humuor di produksi secara berlebihan atau trabecular meshwork tidak berfungsi dengan baik, maka daoat menyababkan penumupkan cairan di mata. Kondisi ini secara otomatis membuat bola mata mengalami peningkatan tekanan hingga akan berdampak dan merusak saraf mata. Kebutaan yang di sebabkan oleh kerusakan pada saraf penglihatan tidak dapat di perbaiki lagi meskipun menggunakan metode operasi

Gejala Glaukoma

Pada tahap yang cukup ringan, kebanyakan dari penderita glaukoma tidaka akan menyadari adanya glaukoma pada mata. Namun ketika kondisi glaukoma pada mata kian memburuk dan dalam tahap yang serius maka gejala-gejala akan mulai di rasakan. Umumnya mata yang mengalami glaukoma akan muncul beberapa gejala sebagai berikut.

  1. Mata memerah
  2. Nyari pada mata
  3. Sakit kepala
  4. Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  5. Rasa mual hingga muntah
  6. Mata berkabut, terutama pada bayi
  7. Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Cara Mencegah Mata Yang Mengalami Glaukoma

Langkah pencegahan merupakan hal yang penting untuk di lakukan agar mata yang mengalami glaukoma dapat pulih dan berfungsi se[erti sedia kala. Setelah mengetahui gejala-gejala munculnya penyakit glaukoma, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah penyakit glaukoma menyerang mata. berikut adalah cara untuk mencegah mata yang mangalami penyakit glaukoma.

  1. Menjaga Kesehatan Dan Menambah Konsumsi Vitamin A

Menjaga kesehatan adalah salah satu hal yang wajib kita lakukan agar tubuh, juga mata tetap dapat berfungsi dengan normal. Dengan menerapkan gaya hidup sehat maka akan membantu menjaga kesehatan tubuh dan mata. selain itu, kamu juga perlu untuk menambah konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A. sebagaimana kita ketahui, vitamin A adalah jenis nutrisi yang baik untuk kesehatan mata

  1. Rajin Memeriksa Mata

Mata yang mengalami glaukoma pada dasarnya belum dapat di ketahui secara kasat mata, terutama ketika glaukoma masih dalam tahap yang ringan. Gejala mata yang mengalami glaukoma umumnya akan muncul dan terlihat ketika glaukoma sudah dalam tahap yang serius. Dalam hal ini, kamu dapat mengecek kondisi mata pada dokter mata dengan rutin untuk mengetahui apakah mata kamu mengalami glaukoma atau tidak. Jika di ketahui mata mengalami gaukoma, maka kamu dapat segera melakukan langkah pencegahan.

  1. Gunakan Obat Tetes Mata Sesuai Dengan Resep Dokter

Selain menjaga kesehatan dan menambah konsumsi vitamin A, kamu juga perlu merawat mata kamu dengan manggunakan obat tetes mata. Dalam menggunakan obat tetes mata, sebaiknya jangan gunakan obat tetes mata sembarangan. Pastikan gunakan tetes mata yang sesuai dengan resep yang di berikan oleh dokter. Hal tersebut akan lebih aman dan sesuai dengan kondisi matamu saat ini.

  1. Gunakan Pelindung Mata

Mata merupakan oragn tubuh yang bersifat sangat sensitive terhadap sesuatu yang ada di sekitar yang dapat mengenainya. Beberapa cedera yang dapat terjadi pada mata sangat berisiko menyababkan mata mengalami glaukoma. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka sebaiknya gunakan pelindung mata, terutama ketika sedang beraktivitas di luar rumah. Kamu dapat menggunakan kaca mata sebagai pelindung untuk menjaga mata dari ancaman radikal bebas.

Pada dasarnya, pencegahan penyakit glaukoma belum di temukan cara yang tepat. Sebab kondisi mata yang mengalami glaukoma tersebut cenderung terjadi dengan sendirinya, dan sulit di ketahui terutama dalam tahap awal atau kondisi ringan. Namun beberapa cara di atas di anggap dapat menjadi alternative untuk menjaga mata agar terhindar dari penyakit glaukoma. Selain itu, rajin memeriksa mata juga erlu untuk di lakukan agar kondisi mata dapat di ketahui, serta dapat melakukan penanganan yang tepat pada mata yang mengalami penyakit glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mencegah penyakit glaukoma yang menyerang mata. penyakit glaukoma merupakan penyakit yang menyerang mata dan dapat menyebabkan kebutaan secara permanen pada penderitanya. Karenanya perlu segera melakukan penanganan untuk mencegah perkembangan penyakit ini.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Klikdokter
Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi masalah kesehatan yang umum di alami oleh kebanyakan orang. Bahkan beberapa jenis penyakit mata sangat berbahaya karena dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan adalah glaukoma. Sementara itu, kondisi ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis penyakit mata glaukoma.

Umumnya, banyak orang mungkin masih asing dan belum mengerti dengan penyakit mata yang satu ini dan lebih familiar dengan penyakit katarak. Namun perlu di ketahui, bahwa glaukoma merupakan penyakit yang terjadi pada saraf mata yang dapat menyababkan kebutaan dan menjadi penyakit kedua setelah katarak. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan terjadi di seluruh dunia. Dalam kasus yang lebih parah, mata dari penderita glaukoma dapat kehilangan fungsi penglihatan atau kondisi kebutaan secara permanen

Penderita glaukoma umumnya akan merasakan kondisi di mana fungsi penglihatan yang mulai menurun. Hal ini terjadi akibat saraf optic pada mata yang menglamai kerusakan. Kondisi glaukoma di mana saraf optic mengalami kerusakan akibat adanya peningkatan tekanan pada bola mata. Dalam kondisi yang cukup parah, penderita glaukoma ini berisiko mengalami hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Kawan Mama rangkum informasi mengenai beberapa jenis penyakit mata glaukoma.

Mata Yang Mengalami Glaukoma

Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Mata yang mengalami panyakit glaukoma pada dasarnya, merupakan kondisi di mana saraf pada mata, tepatnya saraf optic (penglihatan) mengalami kerusakan. glaukoma ini umumnya di sebabkan oleh bola mata yang mengalami peningkatan tekanan yang berlebih. Saraf optic sendiri adalah saraf yang akan menghantarkan informasi visual ke otak yang tadinya di tangkap oleh mata. Ketika saraf optik mengalami kerusakan, maka secara otomatis kemampuan penglihatan akan semakin menurun.

Saraf optic mata pada dasarnya terdiri dari jutaan serat saraf. Sedangkan proses penglihatan sendiri berupa cahaya suatu benda di pantulkan ke mata dan di teruskan oleh kornea ke lensa untuk di fokuskan. Kemudian akan di teruskan ke retina yang akan mengirimkan sinyal gambar ke otak melalui saraf optic mata. Ketika saraf optic mengalami kerusakan, maka secara otomatis, mata akan mempengaruhi dan manganggu fungsi penglihatan menjadi tidak normal.

Umumnya kondisi mata di mana saraf optiknya mengalami kerusakan akan muncul beberapa gejala. Seperti mata yang memerah, rasa nyeri di mata, penglihatan yang kabur hingga membuat perut menjadi mual dan muntah. Kondisi ini membuat penderitanya harus segera melakukan langkah penanganan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya risiko hilangnya fungsi penglihatan. Sebab kondisi sangatlah riskan akan risiko terjadinya kebutaan hingga permanen.

Penderita Glaukoma

Kebanyakan studi menunjukkan bahwa peningkatan tekanan pada bola mata merupakan salah satu faktor yang sangat berisiko menyebabkan rusaknya saraf optic. Glaukoma adalah penyakit yang menyerang mata yang pada umumnya dapat di alami oleh siapa saja tanpa mengenal adanya batasan usia. Namun kebanyakan kasus yang terjadi, glaukoma lebih banyak di alami oleh orang dengan usia lanjut. Namun tentunya anak-anak dan orang dewasa perlu mewaspasai kondisi ini.

Di lansir dari laman yankes,kemkes mnyebutkan bahwa, direktorat jendral pelayanan kesehatan (ditjen yankes) yang mengutip dari data world health organization yang membahas menganai glaukoma. Informasi yang di tayangkan dalam rangka World Glaukoma Week Tahun 2017 tersebut menyatakan bahwa dari 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan di mana 14% di antaranya mengalami kebutaan.

Dari 39 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan tersebut, 8% di antara jumlah tersebut mengalami kebutaan akibat glaukoma. Angka ini di perkitakan akan semakin meningkat hingga di tahun 2020 dengan proporsi terbanyak di wilayah asia dan afrika. Angka tersebut tentunya merupakan angka yang cukup tinggi dan menghawatirkan. Sebab kondisi tersebut dapat menyababkan hilangnya fungsi pengihatan atau kebutaan secara permanen.

Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Pada dasarnya, secara etiologi atau berdesaran faktor penyebabnya, galukoma di klasifikasikan menjadi 3 macam. Yakni glaukoma primer, sekunder dan kongential. Glaukoma primer adalah jenis panyakit glaukoma yang tidak di ketahui dengan pasti faktor penyebabnya. Sedangkan glaukoma sekunder merupaka  panyakit glaukoma yang di ketahui faktor panyababny. Yakni seperti halnya dengan riwayat penyakit lain berupa katarak atau diabetes, hingga trauma atau kecelakaan dan lain sebagainya.

Sementara glaukoma kongential merupakan glaukoma yang di temukan sejak bayi di lahirkan. Umumnya, kondisi ini di sebabkan oleh perkembangan system pembuangan dalam mata yang gagal atau kurang lengkap hingga mengakibatkan meningkatnya tekanan pada saraf optic. Kondisi ini terbilang cukup jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ini merupakan penyakit keturunan.

Berdasarkan klasifikasi di atas, glaukoma dapat di golongkan menjadi beberpa jenis di mana sebaian besar masuk ke dalam klasifikasi glaukoma primer. Berbagai jenis glaukoma cenderung memiliki gejala dan panyabab yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Glaukoma Sudut Terbuka (Primer)

Glaukoma sudut terbuka atau biasa di sebut glaukoma kronis merupakan salah satu jenis dari glaukoma kronis. Jenis glaukoma yang satu ini merupakan jenis glaukoma yang paling sering menyababkan kebutaan pada penderitanya. Kondisi ini terjadi akibat system vaskularisasi yang kurang baik. Mata secara otomatis akan selalu memproduksi cairan alami yang nantinya akan di keluarkan.

Sudut atau bilik mata merupakan tempat bertemunya kornea dan iris yangjuga menjadi tempat pembuangan. Glaukoma sudut terbuka merupakan gangguan vaskularisasi di dalam saluran pembuangan sehingga menyebabkan pembuangan cairan tidak lancar. Gangguan ini akan menyababkan meningkatnya tekanan secara perlahan yang akan merusak saraf optic pada mata hingga mata mengalami glaukoma.

  1. Glaukoma Sudut Tertutup (Primer)

Glaukoma sudut tertutup adalah kondisi kebalikan dari glaukoma sudut terbuka. Pada kondisi glaukoma sudut tertutup, berupa cairan alami pada mata tidak dapat keluar atau menembus sudut tersebut. Kondisi ini terjadi akibat sudut yang tertutup oleh sebagian dari iris. Kondisi ini akan mengakibatkan cairan lama tidak dapat keluar sehingga mengendap dan menyababkan peningkatan tekanan pada bola mata.

  1. Glaukoma Tekanan Normal

Glau koma tekanan normal atau Normal-Tension Glaukoma) merupakan bentuk lain dari glaukoma primer sudut terbuka di mana bola mata mendapat tekanan yang normal. Pada dasarnya, tekanan bola mata berkisar antara 12 hingga 22mmHg. Jika tekanan di atas angka tersebut maka ini merupakan gejala dari glaukoma. Sampai saat ini, masih belum di temukan penyebab dari kondisi ini.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang berisiko menyababkan kondisi glaukoma jenis ini. Seperti saraf optic yang sensitive, kurangnya aliran darah yang menyuplai saraf optic, riwayat genetik atau keturunan hingga riwayat penyakit jantung sistemik.

  1. Glaukoma Kongential

Glaukoma kongential merupakan istilah bagi bayi yang baru lahir dan mengalami kondisi glaukoma. Meski begitu, kondisi ini terbilang jarang di temukan. 1 dari 10.000 bayi yang lahir memiliki kecacatan pada matanya. Kondisi ini membuat cairan alami pada mata tidak dapat terbuang dengan baik sehingga akan mengendap dan meningkatkan tekanan pada mata.

Umumnya kondisi ini dapat di ketahui dengan melihat beberapa gejala yang muncul. Seperti, Ada bercak noda yang keruh di mata, sensitive terhadap cahaya, mata berair dan mata terlihat lebih besar dari ukurn normal. Selain glaukoma kongential, ada jenis glaukoma lain yang biasa terjadi pada anak-anak, yakni glaukoma pediatric.

  1. Glaukoma Noevaskular

Kondisi ini terjadi ketika mata memiliki pembuluh darah yang berlebih. Pembuluh darah, tersebut bisa menutupi bagian mata yang seharusnya mengalirkan cairan mata ke drainase yang mengakibatkan tekanan pada bola mata menjadi meningkat. Umumnya kondisi ini akan memunculkan beberapa gejala, seperti sakit mata, mata memerah hingga penglihatan kabur. Kondisi ini biasanya di sebabkan oleh penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, seperti darah tinggi atau diabetes.

  1. Glaukoma Pigmentasi

Kondisi ini terjadi ketika pigmen atau warna pada iris mata pecah sehingga lepada dari iris. Pigmen yang terlepas tersebut akan akan menutupi saluran cairan mata sehingga mambuat tekanan pada bola mata menjadi meningkat. Pengidap rabun jauh sangat rentan mengalami kondisi ini. Umumnya kondisi ini akan menimbulkan gejala, seperti penglihatan buram dan seperti melihat cincin berwarna yang menyerupai pelangi, terutama ketika melihat cahaya langsung.

  1. Glaukoma Uveitis

Kondisi ini terjadi pada seseorang yang menderita uveitis. Uveitis merupakan salah satu jenis peradangan pada mata yang berisiko menyababkan glaukoma. Bahkan 2 dari 10 penderita uveitis mengalami glaukoma. Pada dasarnya para ahli belum yakin dengan pasti bagaimana uveitis dapat menyebabkan glaukoma. Namun peradangan pada jaringan tengah mata di duga dapat menyebabkan glaukoma. Kondisi ini juga dapat di perburuka akibat efek penggunaan obat kortikosteroid.

Selain beberapa jenis penyakit glaukoma di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami glaukoma, seperti halnya usia. Glaukoma memang lebihs sering menyerang dan terjadi pada orang dengan usia lanjut, yakni 60 tahhun ke atas. Kondisi ini juga rawan terjadi dan sangat berisiko bagi orang yang memiliki riwayat keluarga dengan panyakit yang sama. Selain itu, glaukoma juga seringkali menyerang orang yang menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang panjang, seperti kortikosteroid. Riwayat penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga panyakit anemia juga dapat memicu terjadinya glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai beberapa jenis penyakit mata glaukoma. Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang sangat berbahaya karena dapat menyababkan hilangnya fungsi penglihatan ata kebutaan secara permanen. Karenanya perlu segera melakukan langkah pencegahan pabila gejala kondisi ini muncul.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Hellosehat
Kenali Gejala Dan Penyebab Mata Mengalami Glaukoma

Kenali Gejala Dan Penyebab Mata Mengalami Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Mata adalah bagian dari organ tubuh yang memiliki peran penting sebagai alat bantu untuk penglihatan. Aktivitas sehari-hari dapat di lakukan dengan mudah juga karena mata yang berfungsi dan membantu kita menjalankannya. Namun beberapa kondisi, seperti beratnya tekanan pada mata dapat menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada saraf mata. Kondisi mata yang mengalami tekanan dan kerusakan saraf di sebut juga dengan istilah galukoma. Kondisi tersebut tidak lepas dari adanya gejala dan penyebab yang membuat mata mengalami glaukoma.

Kebanyakan orang mungkin masih asing dengan penyakit mata yang satu ini dan lebih familiar dengan penyakit katarak. Namun perlu di ketahui, bahwa glaukoma merupakan penyakit yang terjadi pada saraf mata yang dapat menyababkan kebutaan dan menjadi penyakit kedua setelah katarak. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan terjadi di seluruh dunia. Dalam kasus yang lebih parah, mata dari penderita glaukoma dapat kehilangan fungsi penglihatan atau kondisi kebutaan secara permanen.

Kondisi Glaukoma

Kenali Gejala Dan Penyebab Mata Mengalami Glaukoma

Pada dasarnya, glaukoma merupakan kondisi di mana saraf pada mata, tepatnya saraf optic (penglihatan) mengalami kerusakan. Kondisi ini umumnya di sebabkan oleh bola mata yang mengalami peningkatan tekanan yang berlebih. Saraf optic sendiri adalah saraf yang akan menghantarkan informasi visual ke otak yang tadinya di tangkap oleh mata. Ketika saraf optika mengalami kerusakan, maka secara otomatis kemampuan penglihatan akan semakin menurun.

Umumnya kondisi mata di mana saraf optiknya mengalami kerusakan akan muncul beberapa gejala. Seperti mata yang memerah, rasa nyeri di mata, penglihatan yang kabur hingga membuat perut menjadi mual dan muntah. Kondisi ini membuat penderitanya harus segera melakukan langkah penanganan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya risiko hilangnya fungsi penglihatan. Sebab kondisi sangatlah riskan akan risiko terjadinya kebutaan hingga permanen.

Mata Yang Mengalami Glaukoma

Di bagian dalam mata, pada dasarnya terdapat aqueous humuor yang mengalir melalui biliki mata pada bagian depan dan keluar melalui system drainase. Proses tersebut di kenal dengan istilah trabecular meshwork. Sedangkan aqueous sendiri merupakan carian alami yang akan berfungsi untuk menjaga bentuk mata, menyuplai nutrisi, hingg membersihkan kotoran. Ketika jaringan atau proses tersebut mengalami kendala, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi mata.

Umumnya aqueous humuor akan di produksi sesuai dengan yang di butuhkan. Apabila aqueous humuor di produksi secara berlebihan atau trabecular meshwork tidak berfungsi dengan baik, maka daoat menyababkan penumupkan cairan di mata. Kondisi ini secara otomatis membuat bola mata mengalami peningkatan tekanan hingga akan berdampak dan merusak saraf mata. Kebutaan yang di sebabkan oleh kerusakan pada saraf penglihatan tidak dapat di perbaiki lagi meskipun menggunakan metode operasi.

Panyebab Mata Mengalami Glaukoma

Pada dasarnya, penyebab utama yang membuat mata mengalami kondisi glaukoma adalah peningkatan tekanan pada mata atau di sebut tekanan intraocular). Umumnya kondisi ini di sebabkan oleh adana produksi cairan mata yag berlabihan, hingga di sebabkan oleh saluran pembuangan yang terhalang oleh adany cairan tersebut. peningkatan tekanan ini akan membuat kerusakan pada serabut saraf retina yang merupakan jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata, dan saraf optic yang akan menghubungkan mata ke otak.

Menurut infromasi yang di muat dalam laman Glaucoma Research Foundation menyebutkan bahwa, kisaran normal tekanan pada bola mata pada umumnya adalah di antara 10-12mmHg. Ketika tekanan tersebut cenderung terlalu rendah, maka tekstur mata akan menjadi terlalu lunak. Sementara itu, jika tekanan tersebut meningkat terlalu tinggi maka tekstur dari mata akan mengeras. Kondisi inilah yang menjadi faktor utama penyabab mata mengalami glaukoma.

Untuk menjaga tekanan intraocular dalam sekala atau batas normal, cairan alami yang terdapat di mata haruslah terbuang melalui sudut drainase yang ada di mata. sudut drainase tersebut terletak pada titik pertemuan antara iris dan kornea mata. selin itu, sudut drainase yang tidak berfungsi dengan baik akan membuat cairan mata yang di produksi menjadi semakin banuak dan mengendap karena tidak dapat di keluarkan dari mata.

Gejala Mata Yang Mengalami Glaukoma

Kondisi mata yang mengalami glaukoma kronis, umumnya akan membuat penglihatan penderita glaukoma menjadi semakin menurun. Peningkatan tekanan bola mata, biasanya muncul secara perlahan dan kerusakan yang di timbulkan pun terjadi secara bertahap. Sementara itu, seringkali penderita mata glaukoma tidak manyadari tanda-tanda atau gejala yang muncul akibat kondisi ini. Ketika mata yang mengalami glaukoma masuk dalam tahap yang serius, barulah pendirtanya akan menyadari adanya gangguan penglihatan.

Pada tahap awal, penglihatan tepi atau peripheral cenderung mulai buram dan hilang. Kondisi ini layaknya seperti tengah melihat ke dalam lorong di mana tidak terlihat apapun pada sisi kiri dan kanan. Kemudian penglihatan sentral atau focus mata akan mulai menghilang. Ketika kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, penderita glaukoma akan umumnya akan mengeluhkan kondisi mata yang mengalami hilangnya fungsi penglihatan.

Kondisi ini biasanya hanya terjadi pada salah satu mata saja, sedangkan mata yang satunya lagi masih dapat melihat dengan normal. Selain itu, berikut adalah beberapa gejala yang umumnya terjadi pada penderita mata glaukoma.

  1. Mata memerah
  2. Nyari pada mata
  3. Sakit kepala
  4. Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  5. Rasa mual hingga muntah
  6. Mata berkabut, terutama pada bayi
  7. Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Penutup

Pada dasarnya, glaukoma merupakan gangguan penglihatan atau penyakit mata yang di tandai dengan adanya kerusakan pada saraf mata. kondisi ini terjadi akibat adanya peningkatan tekanan yang terjadi pada bola mata. penyakit mata yang satu ini umumnya dapat di alami oleh siapa saja tanpa mengenal batasan usia. Namun kondisi ini biasanya lebih sering di alami orang dengan usia lanjut. Gejala dan penyebab mata glaukoma menjadi poin penting untuk di katahui. Sebab mata yang mengalami glaukoma, apabila tidak sgera di tangani akan menyababkan hilangnya fungsi penglihatan. Dalam kasus yang lebih buruk, kondisi ini kan membuat penderitanya mengalami kebutaan hingga permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai gejala dan penyebab mata mengalami kondisi glaukoma. Berdasarkan penjelasan di atas, glaukoma merupakan penyakit mata yang sangat berbahaya karena risiko kebutaan secara permanen. Karenanya perlu adanya langkah pencegahan atau pengobatan sesegera mungkin.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Klikdokter
Risiko Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Risiko Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Hallo Kawan Mama, Jika kamu adalah seseorang yang memiliki kondisi mata minus, maka sebaiknya segera atasi dengan melakukan langkah pengobatan atau perawatan mata. Pasalnya, bila kondisi mata minus di biarkan, maka kondisi tersebut dapat menyebabkan kondisi penglihatan semakin memburuk hingg risiko komplikasi akibat mata minus. Karenanya, penting untuk merawat dan rajin untuk periksa kondisi mata pada dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Mata minus atau rabun atau dalam istilah medis di sebut miopia merupakan salah satu kelainan atau gangguan pada fungsi penglihatan. Umumnya penderita mata minus akan mengalami kondisi di mana mata masih dapat melihat objek yang letaknya dekat. Namun pada objek yang letaknya jauh, mata tidak dapat melihat objek tersebut sehingga pandangan menjadi tidak jelas atau kabur. Pada kondisi normal, bayangan dari objek jatuh tepat focus pada retina. Namun dalam kondisi mata minus, bayangan yang jatuh tidak tepat pada retina, melainkan jatuh di depan retina. Kondisi inilah yang menyebabkan mata tidak dapat melihat objek yang letaknya jauh. Apabila di biarkan berlangsung begitu saja, kondisi ini dapat mejadi semakin parah akibat beberapa faktor yang tidak kita sadari.

Pada seseorang yang mengalami kondisi mata minus, membuat mata memerlukan adanya alat bantu penglihatan agar dapat melihat objek yang letaknya jauh. Kaca mata atau lensa kontak adalah alat abntu penglihatan yang biasa di gunakan oleh penderita mata minus. Namun tentunya perlu adanya langkah perawatan atau pengobatan agar kondisi mata minus tidak dapat bertambah parah. Berikut ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa risiko akibat mata minus atau rabun jauh.

Beberapa Risiko Komplikasi Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Risiko Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Pada dasarnya, agar dapat melihat dengan jelas, ada dua bagian dari mata yang harus berfungsi dengan baik. Yaitu kornea mata dan juga lensa mata. Kondisi mata normal pada kedua bagian mata yang berfungsi memfokuskan cahaya yang di lengkungkan halus seperti permukaan kelereng. Bentuk ini akan membiaskan (me-refraksikan) cahaya yang masuk sehingga dapat jatuh tepat pada retina. Kondisi mata minus memiliki bola mata dengan tekstur yang lebih panjang sehingga cahaya yang masuk tidak dapat di refraksikan ke retina.

Untuk mengetahui kondisi ketajaman mata akan di ukur dengan system Snellen. Umumnya dokter mata akan menggunakan phoropter yang merupakan alat pengukur tingkat keminusan mata. Pengecekan lensa tidak hanya di lakukan sekali, melainkan di ganti hingga mendapatkan hasil visual yang paling tajam bagi penderita mata minus atau rabun jauh. Pasien akan di minta untuk melihat grafik Snellen yang berisi sebelas baris huruf capital. Semakin kebawah, huruf akan semakin kecil.

Di lansir dari laman Sehatq Mata orang normal, biasanya angka Snellen akan mencapai 20/20. Angka tersebut menunjukkan bahwa mata dapat melihat dengan jelas pada objek dengan jarak hingga 60 kaki atau 18 meter. Penderita mata minus atau rabun jauh akan memiliki angka yang lebih besar, yakni 20/60. Angka ini menunjukkan seseorang dapat melihat dengan jelas pada jarak 20 atau 6 meter saja. kondisi mata minus atau rabun jauh jika di biarkan akan semakin bertambah parah dan menyebabkan beberapa risiko kondisi mata yang berbahaya.

Berikut ini adalah beberapa risiko mata minus atau rabun jauh.

  1. Retina Yang Terlepas

Penderita mata minus atau rabun jauh yang memiliki ukuran minus yang cukup tinggi berpotensi akan mengalami risiko kondisi mata di mana retinanya terlepas (ablasio mata). Bahkan dalam sebuah peelitian yang terbit pada Journal of The Association  of Basic Medical science menyebutkan bahwa orang dengan ukuran minus mata ukuran -3,5 D hingga -7,49 D ke aras berisiko mengalami kerusakan pada retina yang mengarah pada ablasio retina.

Penelitian dalam jurnal Clinical Picture menyebutkan bahwa risiko lepasnya retina mata lebih tinggi pada penderita miopi atau mata minus karena kelainan mata yang cenderung parah. Akibat bentuk bola mata yang memanjang, risiko ablasio mata semakin tinggi. Karena kondisi minus mata yang tinggi akan manyebabkan retina semakin menipis hingga berisiko robek dan terlepas. Bahkan penelitian tersebut menyebutkan ukuran mata minus tinggi mencapai 15 hingga 200 kali lebih besar di bandingkan dengan mata normal.

  1. Myopic Maculopathy

Selain risiko ablasio mata atau retina yang terlepas, mata dengan ukuran minus tinggi juga berpitensi mengalami risiko Myopic maculopathy. Myopic maculopathy adalah kondisi di mana macula tidak dapat berfungsi dengan normal. Macula sendiri merupakan bagian dari mata yang berfungsi membuat pandangan menjadi tajam hingga detail pada warna dan bagian lainya. mata minus memiliki bola mata yang memanjang sehingga menyababkan menurunnya fungsi macula secara sigifikan akibat perubahan pada sel atau degenderasi macula.

Seseorang yang memiliki mata minus tinggi jika di biarkan akan mengalami kondisi degdnerasi makula. Kondisi ini akan menyebabkan hilangnya penglihatan di bagian tengah (Central Vission Loss). Pada sebuah riset yang yang telah terbit dalam jurnal Optometry and Vision Science menyebutkan bahwa setiap kenaikan -01,00 risiko terkena myopic maculopathy akan meningkat hingga mencapai 67 %.

  1. Glaucoma

Penderita mata minus juga berpotensi mengalami riskio kondisi glaucoma. Glaucoma sendiri pada dasarnya merupakan mata yang mengalami kerusakan akibat tekanan pada bola mata yang meningkat. Umumnya, peningkatan tekana tersebut terjadi akibat gangguan pada system aliran cairan mata hingga menyebabkan kerusakan saraf mata. Pada dasarnya, setiap mata memiliki system aliran cairan mata atau Aqueous Humour ke dalam pembuluh darah yang juga berfungsi menjaga bentuk mata dan mensuplai nutrisi hingga membersihkan kotoran mata.

Mata yang mengalami gangguan akan menyebabkan adanya penimbunan cairan aqueous  humour dan meningkatkan tekana bola mata (hipertensi ocular) yang kemudian akan merusak saraf optic. Meski tidak selalu mengalami kondisi macula, nemun penderita mata minus memiliki risiko tinggi akan glaucoma. Kondisi ini membuat penderitanya membutuhkan bantuan medis atau dokter untuk mengatasinya. Apabila tidak sgera di atasi, maka kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.

  1. Katarak

Salah satu kondisi kelainan mata atau gangguan penglihatan yang paling serung terjadi akibat mata minus adalah katarak. Mata minus atau rabun jauh dapat menyebabkan kondisi belakang lensa atau bagian tengah lensa berkeruh. Pada bagian tengah lensa yang mengalami pengeruhan tersebut di sebut dengen kondisi katarak nuklir. Sedangkan bagian belakang lensa yang mengalami pengeruhan di sebut dengan istilah katarak subcapsular posterior.

Umumnya, bentuk dari bola mata yang memanjang akibat kondisi mata minus atau rabun jauh akan mempengaruhi kualitas cairan dalam lensa. Hal tersebut akan berdampak pada daya retraktif lensa yang mengatur focus penglihatan. Menurut dokter Tjahjono D Gondhowiarjo  dari Rumah Sakit Mata JEC Kedoya, Jakarta barat menyebutkan bahwa “Proses katarak makin cepat pada mata dengan kondisi minus tinggi.

Kondisi katarak pada dasarnya dapat di atasi tanpa operasi, melainkan dengan menjaga kebutuhan nutrisi, membatasi asupan gula dan melindungi mata dari sinar UV. Namun dalam kondisi yang cukup parah, kataral memerlukan langak operasi untuk menyembuhkan dan membuat kondisi mata menjadi pulih. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan pemderitanya mengalami kebutaan.

Kondisi mata minus sebenarnya tidak akan bertambah parah apabila di rawat dengan baik dan rajin melakuakan control untuk menjaga kondisi mata. Hindari menggunakan kaca mata yang tidak sesuai, karena hal tersebut berpotensi menyebabkan kondisi mata minus semakin tinggi. kondisi mata minus dapat di ketahui dengan menggunakan grafik Snellen dan phoropter. Angka yang muncul dapat menjadi patokan untuk menggunakan kaca mata atau lensa dengan ukuran yang sesuai. Jika tidak ingin menggunakan kaca mata, kamu bisa mengobati kondisi mata minus dengan melakukan operasi LASIK atau PRK.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai risiko kondisi mata minus atau arabun jauh. Sayangai mata kamu mulai sekarang dengan menjaga dan merawat serta rajin memeriksa agar kondisi mata tidak memburuk dan terhindari dari penyakit mata yang berbahaya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Health.kompas
  • Sehatq