Penting Bagi Wanita!! Adab Seorang Istri Terhadap Suami Dalam Islam

Penting Bagi Wanita!! Adab Seorang Istri Terhadap Suami Dalam Islam

Adab Seorang Istri Terhadap Suami Dalam Islam

Adab Istri Terhadap Suami

 

Hallo Kawan Mama,

merupakan sebuah ikatan yang terdiri dari sebuah janji suci oleh laki-laki dan wanita untuk menjalani dan berbagi hidup sampai akhir khayat. Sebuah hubungan pernikahan dapat berlangsung lama dengan terlaksananya peran seorang suami dan istri dalam menjalankan hak dan kewajibannya. Dengan terlaksananya hak dan kewajiban suami dan istri maka pernikahan akan berjalan langgeng, awet dan berlangsung dengan semestinya.

Agama Islam telah memerintahkan bagi seluruh umatnya (yang mampu) untuk melaksanakan ibada berupa melangsungkan pernikahan. Islam juga mengatur peran-peran seorang suami dan istri ketika telah melangsungkan pernikahan. Dengan adanya hak dan kewajiban yang harus di tunaikan, membuat hubungan rumah tangga tersebut akan tetap terjaga sekalipun terjadi masalah dalam rumah tangga.

Di samping suami yang memiliki tanggung jawab sebagai kepala dan pemimpin keluarga, istri memiliki kewajiban yang harus di tunaikan pada suaminya. Dalam menunaikan hak dan kewajiban, istri hendaknya menanamkan adab yang baik dalam setiap tingkah lakunya kepada suami dalam rumah tangganya. Kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang istri kepada suami yang harus ia tekankan di dalam berumah tangga. Berikut ini adalah penjelasannya.

Adab Seorang Istri Kepada Suami

Dalam sebuah kitab yang berjudul Al-Adab Fid Din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442), Imam Ghazali menjelaskan tentang adab-adab yang sebaiknya di lakukan oleh istri kepada sang suami. Berikut adalah adab-adab seorang wanita beserta penjelasannya.

  1. Selalu Merasa Malu

Malu merupakan tanda bahwa masih ada iman dalam diri seseorang. Malu di sini bukan berarti pada sesuatu yang negatif, Istri yang baik haruslah memiliki dan menunjukkan rasa malunya kepada suami.  Rasa malu di sini berarti sikap malu ketika ia tidak dapat menjalankan peranya dengan baik, malu ketika ia melakukan kesalahan, malu ketika tidak dapat menyenangkan dan melayani suami dengan baik, malu ketika badanya bau, malu ketika tampil tidak rapi di depan suami dan malu karena alasan lain yang membuat suami menjadi tidak nyaman.

Dengan adanya sifat malu ini, bisa menjadi alasan bagi istri untuk semakin membenahi diri agar menjadi lebih baik lagi dan dapat menjalankan peranya sebagai istri dengan baik. Sehingga suami akan benar terlayani dan di buat senang oleh istri.

  1. Tidak Banyak Mendebat

Dalam menjalani rumah tangga, kadangkala terjadi perbedaan pendapat karena pola berfikir yang berbeda. Seorang suami pada dasarnya adalah mahluk yang keras kepala dengan ego dan gengsi yang tinggi. Oleh karena itu, hendaknya bagi istri untuk selalu menahan nafsunya untuk berdebat dengan suami. Sebab, apabila suami dan istri saling berdebat dengan saling bersikukuh terhadap pendapatnya kemudian tidak mau mengalah, maka di khawatirkan hubungan rumah tangga dapat terganggu dan dapat terpecah belah.

Istri dapat menjadi teman diskusi dan memberi solusi bagi suami untuk menyelesaikan masalah yang datang, namun ia juga harus mngedepankan adab yang baik apabila diskusi tersebut sudah cenderung lebih keras. Dengan komunikasi yang baik tentu akan membuat rumah tangga menjadi awet dan harmonis. Karena komunikasi merupakan kunci untuk suksesnya sebuah rumah tangga.

  1. Taat Dengan Perintah Suami

Seorang suami tentu akan senang apabila memiliki istri yang selalu taat dengan perintahnya. Dan inilah adab yang harus di tekankan bagi seorang istri dalam memerankan perannya sebagai pendamping hidup sang suami. Istri di haruskan untuk selalu mentaati setiap perintah suami, dengan tujuan untuk melayani dan menyenangkan suami.

Namun istri tidak serta merta harus menuruti semua oerintah suami. Apabila perintah dari suami bertentangan dengan syari’at dan hati nurani, istri dapat menolaknya dengan sikap yang lembut. Istri juga dapat memberi pilihan sebagai alternative lain yang dapat menggantikan perintah suami tersebut.

  1. Diam Ketika Suami Tengah Berbicara

Adab sebagai seorang istri selanjutnya ialah diam ketika suami tengah berbicara. Diamnya istri ketika suami tengah berbicara merupakan tanda rasa hormat dari istri kepada suami. Istri dapat berbicara ketika suami sudah selesai berbicara, dan ia juag dapat memotong pembicaraan suami dengan catatan suami mengizinkannya untuk berbicara.

Karena sejatinya ketika suami tengah berbicara, kemudian pembicaraanya di potong oleh istri maka akan menimbulkan tejadinya konflik dan perdebatan antara suami dan istri. Adab diamnya seorang istri perlu di tekankan dan di aplikasikan bagi istri dalam menjalankan rumah tangganya bersama suami.

  1. Menjaga Kehormatan Ketika Suami Tengah Pergi Keluar

Seorang istri di wajibkan untuk tetap selalau menjaga kehormatannya, apalagi ketika suami tengah pergi keluar dari rumah. Dengan tetap menanamkan prilaku yang baik dan menjaga dan tingkah lakunya maka istri secara tidak langsung telah menjaga kehormatannya. Istri juga memilki tanggung jawab untuk menjaga kehormatan suami.

Apabila istri menjaga kehormatanya dengan baik, berarti ia juga telah menjaga kehormatan suaminya sebagai pemimpin keluarga. Dengan menjaga masalah dan aib yang terjadi pada keluarga dengan baik dan tetap manjaganya agar tidak terdengar oleh orang luar akan membuat hubungan rumah tangga terlihat harmonis dan baik-baik saja.

  1. Amanah dalam Menjaga Harta Suami

Selain menjadi istri dan ibu dari anak-anak, tidak jarang istri juga memiliki peran sebagai pengatur menejeman keuangan rumah tangga. Karena pada umumnya, suami adalah kepala rumah tangga yang memilki tanggung jawab sebagai pencari nafkah utama untuk keluarga. Adab soerang istri yang baik adalah dengan tetap menjaga kepercayaan yang di berikan suami dalam mengelola harta suami.

Sejatinya, istri tidak di perbolehkan menggunakan harta suami tanpanadanya izin dan sepengetahuan dari suami, apalagi sampai menghambur-hamburkan dengan membelanjakanya pada barang yang tidak bermanfaat. Istri dapat mengguanakan harta suami tanpa adanya izin dari suami ketika harta tersebut di gunakan untuk kebutuhan dan kepentingan keluarga.

  1. Menjaga Kebersihan, Aroma Tubuh

Bagi kaum wanita, Menjaga aromah agar tetap harum dan wangi juga merupakan adab dan kewajiban untuk seorang istri dapat lakukan. Sebab bukan tidak mungkin suami akan risih pada istri karena mencium aroma yang tidak sedap dari istri. Dengan menjaga aroma tubuh yang harum dan wangi dapat membuat suami menjadi nyaman dan betah dengan istri.

Menjaga kebersihan dan aroma tubuh agar tetap harum dan wangi tidak hanya melulu dengan memakai wangi-wangian. Istri dapat menjaga aroma tubuh agar selalu harum dan wangi dengan mandi yang bersih dan teratur serta memberishkan bau mulut dengan menyikat gigi dengan teratur.

  1. Mengedepankan Sifat Qona’ah

Kadang kala, di dalam menjalani hubungan rumah tangga, ada beberapa hal yang tidak berjalan dengan lancar dan tidak sesuai dengan kainginan, misalnya saja dalam hal rizki. Terkadang suami tidak selalu mendapat rizki lebih yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya dengan baik. Dan dalam hal ini tugas istri adalah mengedepankan sifat qona’ah atas segala rizki yang di peroleh suami dan di berikan kepada istri.

Sejatinya, ketika laki-laki dan wanita telah melangsungkan pernikahan, maka seketika itu juga rizki dari keduanya di gabungkan dan di limpahakan oleh Allah SWT. Rizki dari Allah sebenarnya tidak hanya berbentuk harta semata, kesehatan dan anak juga merupakan sebuah rizki yang sebaiknya di syukuri. Dengan adanya sifat syukur dan menerima dengan segala pemberian-Nya, maka Allah pasti akan melipatgandakan rizki kepada keluarga tersebut.

  1. Berbelas Kasih Pada Suami

Kewajiban seorang istri adalah mengaplikasikan adab untuk selalu berbelas kasih kepada suami. Berbelas kasih dalam hal ini berarti selalu memberi kasih sayang kepada suami dalam kondisi apapun atas jerih payahnya dalam menjalankan peranya sebagai kepala dan pemimpin rumah tangga.

Istri di haruskan untuk tidak menuntut dan meminta sesuatu pada suami melebihi kemampuan dari sang suami. Apalagi sampai merendahkan dan menghina suami atas peranya yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal itu akan membuat suami menjadi sedih dan kecewa terhadap istri dan hendaknya seorang istri selalu mberikan belas kasihnya atas apapun keadaan yang di alami oleh suami. Dengan begitu istri akan mendapat keberkahan dan ridho dari Allah SWT atas pengabdiannya kepada suaminya.

  1. Selalu Berhias Untuk Suami

Sebagai istri pasti selalu ingin menyenangkan hati suami sebagai wujud cinta kasih seorang istri. untuk menyenagkan suami, istri di perbolehkan melakukan berhias dengan catatan berhias hanya untuk suami semata. Dengan selalu tampil cantik dapat membuat bertambahnya rasa cinta suami kepada istri.

  1. Memuliakan Keluarga Dan Kerabat Suami

Ketika suami dan istri telah melangsungkan pernikahan, maka seketika itu juga ia telah menjadi bagian dari keluarga pasangannya. Maka dari itu, wajib bagi seorang istri untuk memuliakan keluarga dan kerabat suami sebagaimana ia memuliakan keluarga dan kerabatnya. Sebab keluarga dan kerabat adalah orang-orang yang memiliki hubungan denkat dan hubungan emosional dengan sang suami. Oleh sebab itu wajib bagi seorang istri untuk memuliakan keluarga dan kerabat dari sang suami.

  1. Melihat Kenyataan Suami Sebagai Keutamaan

Setelah melangsungkan pernikahan, maka istri akan benar-benar mengetahui keadaan dari laki-laki yang menjadi suaminya. Bagaimana keadaan sang suami, merupakan keutamaan seorang istri yang wajib menerima dan mensyukuri keadaan suami dengan sepenuhnya. Ketika istri mendapati keadaan suami yang baik maka istri wajib mensyukurinya. Apabila istri mendapati keadaan suami yang tidak sesuai dengan ekspektasinya, maka hendaknya istri bersikap sabar dan ikhlas serta bersyukur atas keadaan yang ada. Sebab dengan rasa ikhlas, sabar dan syukur niscaya Allah SWT akan mengangkat drajat dan melimpahkan rizki kepada keluarga tersebut.

  1. Menerima Pemberian Suami Dengan Rasa Syukur Dan Menerima

Setiap rumah tangga pasti memiliki jalan ceritanya sendiri, begitu pula dengan rizki yang di dapatkan. Kadang suami dalam mencari nafkah tidak menghasilkan nafkah sesuai yang di harapkan. Dan tugas seorang istri adalah menerima dengan lapang dan bersyukur atas apa yang di dapatkan. Dalam kondisi seperti ini, hendaknya istri menghibur dan memberi dorongan motivasi agar suami tetap semangat dalam mencari nafkah untuk keluarga.

  1. Selalu Menunjukkan Rasa Cinta Pada Suami

Rasa cinta adalah unsur utama suksesnya sebuah rumah tangga yang awet dan lenggeng. Sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang istri untuk selalu menunjukkan rasa cintany kepada suami, baik dekat maupun dalam keadaan jauh sekalipun. Istri dapat memnunjukkan rasa cintanya dengan selalu memberi perhatian kepada suami atau dengan cara lain yang membuat suami menjadi senang. Dengan begitu akan membuat bertambahnya rasa cinta dari suami kepada sang istri yang akan menjadikan hubungan suami istri menjadi lebih harmonis

Sebagai kaum wanita, pastinya menginginkan untuk menjadi istri shalihah yang dapat berbakti kepada suami. Dengan menanamkan adab-adab di atas, dapat mengarahkan kamu untuk menjadi istri yang baik dan sahlihah. Semakin banyak adab yang di terapkan istri dalam berbakti kepada suami, maka akan semakin bartambah keshalihan sang istri. Karena menerapkan adab yang baik untuk berbakti kepada suami merupakan kewajiban bagi seorang istri.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai adab seorang istri menurut Imam Ghazali. Penting bagi seorang istri untuk mengaplikasikan adab-adab tersebut demi suksenya rumah tangga yang ia jalani bersama pasanganya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Orami
  • Theasianparent
  • Jateng.nu
Pantangan Seorang Istri Dalam Islam

Pantangan Seorang Istri Dalam Islam

Pantangan Yang Tidak Boleh Di Lakukan Sebagai Seorang Istri

Pantangan Seorang Istri

 

Hallo Kawan Mama,

Setelah melangsungkan pernikahan seorang pasangan akan berubah statusnya menjadi seorang suami dan istri dan akan hidup bersama sebagai keluarga baru dalam sebuah rumah tangga. Memilki keluarga yang bahagia dan harmonis tentu merupakan hal yang di inginkan oleh setiap pasangan suami istri. Dengan suami yang menjadi pemimpin dan kepala keluarga serta sebagai seorang imam, maka seorang istri wajib untuk menjadi makmum yang mentaati dan mengikuti segala perintah dan keinginan suami.

Kelurga bahagia pada umumnya tentu di isi oleh peran sebagai seorang suami yang sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab memberi nafkah bagi sang istri, baik nafkah lahir maupun batin. Dan peran seorang istri adalah sebagai teman dan pasangan bagi suami yang menjaga harta, nama baik dan kehormatan suami dan keluarga. Pada era globalisasi ini, banyak istri yang menjadi tumpuan nafkah bagi keluarga hal ini dapat di lakukan apabila penghasilan dari suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Seorang istri yang pergi mencari nafkah harus terlebih dahulu meminta dan mendapatkan izin dari suami, sekalipun ia sekarang berposisi sebagai pencari nafkah utama yang seharusnya di lakukan oleh suami. Sebab suami walau bukan sebagai sumber utama mencari nafkah, namun ia tetaplah imama dan kepala keluarga.

Penting bagi seorang istri untuk mengabdikan dirinya pada sang suami, sebab surga seorang istri terletak pada ridho seorang suami. Istri yang tidak mendapat ridho dari suami maka haram baginya surge Allah. Nah, pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan memabahas mengenai pantangan pantangan yang tidak boleh di lakukan seorang istri kepada seorang suami. Berikut penkelasanya.

Hal Yang Tidak Boleh Istri Lakukan Kepada Suami

  1. Tidak Taat Pada Suami

Hal yang pertama adalah mengenai ketaatan seorang istri kepada suami. Ketika seorang istri telah menerima dan melakukan pernikahan sengan suami maka seketika itu pula ia wajib mentaati suami dengan sepenuhnya, lahir dan batin. Istri wajib untuk melakukan segala perintah dan keinginan dari suami selagi keinginan tersebut tidak bertentangan dengan Ajaran Islam dan hati nurani. Bila istri tidak taat dan membantah suami dengan alasan selain kepentingan serta kebaikan keluarga dan Agama Islam, maka seketika itu pula istri akan di laknat oleh para malaikat-malaikat Allah.

Sebagai seorang wanita pasti ingin menjadi seorang istri yang baik dan di saying oleh sang suami. Maka kewajiban untuk taat dari istri kepada sang suami merupakan hal yang perlu di lakukan. Rasulullah SAW bersabda, ang artinya.

“apabila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu dan berpuasa bulan Ramadhan, dan memelihara kehormatan dan mentaati suaminya, maka di ucapkan kepadanya; Masuklah surge dari pintu surge mana saja yang kamu kehendaki”. (H.R Ahmad dan thabrani.

 

  1. Menolak Ajakan Suami Untuk Berhubungan Badan

Bagi seorang istri, selama tidak ada kondisi atau udzur syar’I yang menghalangi untuk berhubungan badan, maka istri wajib menerima ajakan dari sang suami untuk melakukan hubungan badan. Karena hal ini juga termasuk sebagai rasa hormat dan taat kepada sang suami. Apabila istri enggan dan menolak ajakan suami sampai menyebabkan suami marah, maka niscaya istri akan di laknat oleh para malaikat-malaikat Allah sampai pagi hari.

Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

“apabila seorang suami mengajak sang itri ke tempat tidur (untuk berjima’), kemudian istri menolak (sampai membuat suami murka), maka sang Istri akan di laknat oleh para malaikat hingga (waktu) subuh. (H.R Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

”Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak akan menunaikan hak Allah sebelum ia menuneikan hak suaminya. Andaikan sang sauami meminta kepada diriya, padahal ia sedang berada di atas punggung unta, maka ia (Istri) tetap tidak boleh menolak. (H.R Ahmad dan Ibnu Majjah)

Sebagai catatan, seorang suami tidak boleh memaksa istri melakukan hubungan badan apabila istri sedang mengalami kondisi udzur syar’I atau kondisi lain seperti sakit yang membuat istri tidak dapat melakukanya. Dan istri wajib menerima dan tidak boleh menolak ajakan dari suami ketika ia sedang sehat dan tidak dalam kondisi udzur syar’I dan mengalami sakit.

 

  1. Tidak Menjaga Harta, Nama Baik Dan Kehormatan Suami Dan Keluarga

Sebagai seorang istri, sangat penting untuk menjaga harta dan nama baik serta kehormatan dirinya, kehormatan suami dan keluarga. Ini juga merupakan sebuah bentuk ketaatan dan rasa hormat kepada suami. Menjaga harta berarti ketika suami tengah pergi keluar iastri menjaga harta agar tetap ada dan bermanfaat, istri dapat menggunakan harta tersebut tanpa seizing suami apabila harta tersebut di gunakan untuk kebaikan keluarga.

Sedangkan menjaga nama baik dan kehormatan suami adalah dengan menutupi kekurangan dan aib suami dan keluarga. Sebab aib dan masalah keluraga yang terumbar menandakan bahwa kelurga tersebut tidak berjalan bahagia dengan semestinya. Dengan menjaga nama baik dan kehormatan suami, tentu membuat sang suami akan lebih saying dan mengasihi sang istri.

Agama Islam juga telah mengatur bahwa istri tidak di perkenankan menerima dan memasukkan tamu kedalam rumah tanpa seizin suami, terutama laki-laki yang bukan mahramnya. Karena dengan memasukkan tamu terutama laki-laki yang bukan mahramnya dapat menimbulkan fitnah dan perbuatn dosa lainya.

 

  1. Keluar Rumah Tanpa Seizing Suami

Istri yang baik pastilah istri yang taat dan hormat kepada suaminya. Dalam hal bepergian pun islam telah mengatur bahwa seorang istri ketika hendak pergi keluar dari rumah entah karena alasan apapun, di wajibkan baginya untuk memnita izin kepada sang suami. Jika sang suami telah memberikan izin maka barulah seorang istri dapat pergi keluar rumah.

Istri yang baik adalah istri yang taat dan takut kepada suaminya. Karena ketika istri pergi keluar dari rumah tanpa meminta izin dari suami, itu dapat membuat tilmbunya kecurigaan dan prasangka buruk kepada istri yang dapat membuat kepercayaan suami berkurang dan menghilang. Sekalipun pergi ke pasar untuk membei kebutuhan keluarga, haram bagi istri untuk pergi keluar tanpa seizing suami.

 

  1. Berpenampilan Dan Berhias Untuk Suami.

Pada umumnya, wanita akan senang bila mendapatkan pujian tentang dirinya terutama tentang kecantikanya. Hal inilah yang akan menjadi sebuah perbuatan dosa bagi wanita. Di dalam Agama Islam telah di jelaskan bahwa istri yang baik adalah istri yang berpenampilan menarik dan berhias dengan cantik hanya untuk suami seorang, tidak lebih. Haram bagi seorang istri berpenampilan dan berhias selain untuk sang suami.

Penampilan dan berhias memang hal yang penting bagi wanita. Namun ketika itu salah di gunakan dengan memamerkanya kepada orang lain selain suaminya, maka secara tidak langsung wanita tersebut telah mengumbar auratnya di muak umum dan itu hanya akan menjadi perbuatan dosa belaka..

 

  1. Tidak Bersyukur Dan Meminta Kepada Suami Sesuatu Yang Melebihi Kemampuan Suami

Sebagai seorang wanita, akan wajar jika istri memiliki keinginanakan sesuatu di dalam benaknya, dan ia di perbolehkan memintanya kepada sang suami. Namun perlu di perhatikan bahwa, permintaannya tersebut tidaklah melebihi dengan kemampuan yang di miliki oleh suami. Karena itu akan menjadi beban lebih dalam hidupnya.

Setiap rizky dari pasangan suami istri telah di atur oleh Allah. Bahkan Allah telah menggabung dan melimpahkan bagi seseorang pasangan setelah ia melaksanakan pernikahan. Oleh sebab itu, perlu adanya rasa syukur pada Allah atas nikmat dan rizky yang telah Allah berikan.

 

  1. Durhaka Pada Suami

Sebagai seorang istri, wajib hukumnya untuk taat dan patuh dan suami. Istri tidak di peroblehkan menolak apa lagi membantah perintah suami. Istri hanya boleh menolak jika perintah dari suami melanggar syariat dan hati nurani. Selai itu wajib bagi istri untuk menjalankan apapun yang suami perintahkan kepadanya.

Pada dasarnya, banyak sekali hal-hal yang dapat memabuat istri durhaka pada suami. Dengan tidak melaksanakan kewajiban-kewajibanya sebagai seorang istri, maka seketika ia telah durhaka pada sang istri. Istri yang durhaka pada suami, tentu tidak ada surga Allah baginya.

 

  1. Curiga Dan Cemburu Secara Berlebihan

Sebagaimana umunya seorang manusia, cemburu adalah rasa manusiawi yang pasti semua orang memilkinya. Terutama bagi orang yang berpasangan. Seorang istri pasti terkadang merasa cemburu kepada suaminya karena beberapa alasan. Istri di perbolehkan untuk cemburu kepada suami dengan catatan rasa cemburu tersebut masih normal dan sesuai dengan koridor syari’at.

Dalam hubungan suami dan istri, perlu adanya rasa cemburu sebagai tanda bahwa masih ada rasa cinta antara keduanya, dan itu akan membuat hubungan menjadi lebih erat. Namun ketika rasa cemburu sudah berlebihan, maka dapat menyebabkan hubungan menjadi tidak sehat. Bukanya menjadi harmonis tapi malah membuat tumbuhnya rasa curiga berlebihan yang dapat mengganggu hubungan rumah tangga. Dari rasa cemburu yang berlebihan ini, maka permasalahan-permasalahan dan pertengkaran akan mulai hadir dan dapat membuat hancurnya sebuah rumah tangga.

 

  1. Berbakti Pada Suami

Selain melayani suami, sebagai sorang istri juga wajib untuk berbakti kepada suami. Dengan bakti seorang istri dapat membuat hubungan menjagi lebih erat dan harmonis. Karena bagaimanapun tidak ada suami yang tidak senang ketika ia memiliki istri yang berbakti kepada suami.

Bakti istri kepada suami berupa melayani suami, menjalankan perintah, mengjormati suami dan keluarga suami merawat suami (ketika sakit), menjaga harta, nama baik dan kehormatan suami. Serta melaksanakan kewaiban-kewajiban lain sebagai seorang istri. Sebagai istri yang baik, tidak di perbolahkan berkata kasar dan kotor kepada suami, istri juga tidak di perbolehkan menuruti perintah selain perintah dari suami dan tanpa seizing suami, apalagi ketika berada di rumah suami.

Istri memilki peran berupa kewajiban-kewajiban yang harus di laksanakan dalam hubungan rumah tangga. Tentunya kewajiban-kewajiban tersebut adalah hal yang ketika di laksanakan akan berbuah baik untuk hubungan rumah tangganya dengan sang suami. Berbakti dan taat kepada suami adalah poin utama yang harus di laukan oleh istri. Sebab ketika istri durhaka pada suami, maka tidak ada surga baginya. Karena surge seorang istri berada pada ridho seorang suami. Istri yang mendapat ridho dari suami tentu adalah istri yang telah mencoba melaksanakan kewajiban-kewajibanya sebagai seorang istri serta taat dan berbakti pada suami.

Sekian pembahasan dari Kawan Mama mengenai kewajiban seorang istri. Sebagai catatan ketika istri telah melaksanakan peranya dalam menajalankan kewajibanya, maka suami juga wajib untuk melaksankan kewajibanya sebagai seorang suami. Istri yang baik adalah iatri yang dapat menjalankan kewajiban-kewajibanya dengan niat ibadah dengan tulus dan ikhlas.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Mediapakuan
  • Makassarsindonews
  • inilahbanten
Kewajiban seorang istri dalam islam

Kewajiban seorang istri dalam islam

Kewajiban Seorang Istri Kepada Suami Menurut Islam

Kewajiban Istri

 

Hallo Kawan Mama,

Pernikahan merupakan sebuah ibadah yang di anjurkan untuk di laksanakan bagi setiap umat islam yang memilki kemampuan. Tujuannya adalah membangun keluarga baru dan membuat keturunan sebagai penerus keluarga dan umat. Tentunya setiap orang yang ingin menikah menginginkan pernikahannya menjadi bahagia dan harmonis.

Di dalam keluarga yang harmonis dan bahagia pasti tidak luput dari peran seorang usami dan istri. Umumnya seorang suami yang menjadi kepala keluarga akan pergi keluar untuk mencari nafkah. Sedangkan sang istri yang menjaga rumah dan keluarganya. Peran-peran tersebut akan membuahkan keluarga bahagia dan harmonis apa di jalankan dengan baik dan ikhlas. Terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan harapan, namun bila suami dan istri dapat saling melengkapi dari kekurangan-kekurangan yang mereka berdua miliki dengan ikhlas, maka keluarga tersebut akan serasa menjadi keluarga bahagia.

Agama Islam mewajibkan istri untuk menghoramati suami sebagai kepala keluarga. Peran inilah yang menjadi peran penting dalam kesuksesan berumah tangga. Istri yang baik juga memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan tentunya memberi saran kepada suami, bukan hanya menghoramti dan diam sesuai perintah lelaki. Sejatinya, peran seorang suami adalah sebagai pemimpin yang menjamin dan bertanggung jawab penuh kepada istrinya. Namun istri juga memilki peran untuk melayani sang suami dengan spenuh hati. Lalu apa sebenarnya yang menjadi tugas-tugas dari seorang istri kepada suami?

Berikut ini Kawan Mama sajikan pembahasan menganai kewajiban seorang istri kepada suami.

Kewajiban seorang istri kepada suami

  1. Menyenangkan suami

Menyenangkan suami adakah kewajiban seorang istri dalam sebuah rumah tangga yang harus di lakukan. Sebab dengan adanya rasa senang dari suami, maka akan menimbal balik kepada istri yang pastinya akan di senagkan oleh suami. Dengan begitu, keluarga akan terasa harmonis dan bahagia. Istri dapat menyenangkan suami dengan cara menuruti kemauan baiknya, memasak masakan kesukaanya, berpenampilan cantik di hadapanya, bersikap manja hanya kepadanya, dan hal lain yang akan membuat suami menjadi senang.

Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Abu hurairrah r.a, Rasulullah SAW bersabda,

“sebaik-baiknya perempuan adalah perempuan yang apabila engkau melihatnya, engkau bahagia. Jika engkau perintah maka ia akan menurutimu. Dan jika engkau tidak ada, maka ia akan menjaga hartamu darinya”.

Dari hadis ini, dapat di pahami bahwa istri yang baik dalah istri yang ketika suami melihatnya, suami akan merasa senang. Tentu saja hal ini dapat di lakukan istri dengan cara berpenampilan menarik untuk sang suami, taat kepadanya dan menjaga harta dan kehormatan keluarganya ketika suami sedang pergi.

  1. Taat dan patuh kepada suami

Taat dan patuh merupakan sebuah hak dan kewajiban bagi seorang istri kepada suami. Namun istri juga dapat menolak apabila perintah dari suami melenceng dari agama dan hati nurani. Istri juga dapat melakukan apapun yang mereka mau dengan catatan atas seizing dari sang suami.

Ketika istri ingin melakukan sesuatu, hendaknya mendiskusikan dan meminta izin dari sang suami terlebih dahulu. Jika istri seenaknya melakukan apapun yang ia mau tanpa adanya diskusi dan izin dari suami maka itu dapat membuat suami merasa tidak senang.

Hal ini juga berlaku kepada sang suami, istri juga harus selalu mengingatkan suami terhadap apapun yang suami lakukan. Dengan begitu hubungan keluarga akan lebih dekat dan peran sebagai suami dan istri akan lebih terlengkapi. Apabila istri membantah perintah baik dari suami, dan tidak dapat di nasehati, maka suami dapat melakukan pisah ranjang dengan istri. Suami juga dapat memukul istri apabila istri membantah, namun memukul pada bagian yang tidak membahayakan istri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 34, yang artinya.

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pukulah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan kesusahan baginya. Sesungguhnya Allah maha tinggi lagi maha besar”. (Q.S An-Nisa : 34)

Dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh mu’adz bin jabal yang artinya.

Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, Aku pernah pergi ke Syam. Lalu aku lihat mereka sujud kepada para pendeta dan ulama mereka. Maka engkau wahai Rasulullah SAW lebih pantas kami sujud kepadamu. Beliau berkata, Sekiranya aku memerintahkan seseorang sujud kepada seseorang, niscaya aku perintahkan wanita sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami atas dirinya. Shahih: Al Albani (Shahih Al Jami’: 5294).

  1. Menjaga kehormatan dan nama baik suami

Kewajiban istri selanjutnya adalah untuk menjaga nama baik dan kehormatan dari suaminya. Menjaga nama baik dan kehormatan berarti apabila ada yang kurang dari seorang suami dan terdapat masalah dalam rumah tangga, maka wajib bagi istri untuk menjaga hal tersebut dan tidak mengumbarnya ke ranah umum. Bila istri berkhianat maka rumah tangga tersebut dapat terganggu dan dapat terpecah belah.

Seorang istri juga harus menjaga kehormatan atas dirinya sendiri. Dengan selalu taat kepada suami, menjadi teman diskusi suami, meminta izin ketika hendak pergi atau melakukan hal lain dan menutupi masalah dan aib keluarga agar tidak terumbar. Seorang suami adalah kepala dari rumah tangga, jika nama baik dan kehormatanya tercoreng dengan aib dan masalah dalam keluarga yang terumbar, maka itu membuktikan bahwa istri tersebut bukanlah istri yang baik dan suami dapat meninggalkanya.

  1. Meredakan kemarahan suami

Dalam menjalankan sebuah ikatan pernikahan pasti ada saja masalah yang dating. Tidak bisa di pungkiri bahtera rumah tangga sesekali pasti akan di hantam dengan ombak pasang. Dalam hal ini terkadang suami memliki masalah dengan pekerjaanya atau orang lain yang membuat ia kesal atau bahkan perseteruan dengan istri sendiri. Perlu di ketahui bahwa sebaik-baiknya seorang istri adalah yang dapat meredakan kemarahan sang suami.

Istri dapat meredakan suami dengan mengajaknya berbicara dengan pelan, menjadi pendengar yang baik, menemani sang suami, menasihati dengan baik, membuat makanan dan minuman kesukaanya. Bukankah sangat beruntung apabila suami memilki istri dengan sifat-sifat tersebut.

  1. Tidak memberatkan suami

Terkadang istri sebagai seorang wanita memiliki banya keinginan yang ia pendam dan ia idam-idamkan untuk tercapai. Namun sebagai seorang istri yang baik, tidak di perbolehkan meminta sesuatu di luar kemampuan suami, apalagi sampai memberatkan dan tidak dapat di penuhi oleh suami. Sebaiknya ketahui dulu bagaimana kemampuan suami sebelum meminta sesuatu untuk di penuhi.

Menerima segala pemeberian suami dengan senang juga merupakan hal yang harus di lakukan oleh istri, suka atau tidak dengan pemberian suami, istri haruslah menerimanya dengan rasa syukur. Istri dapat mengambil harta suami tanpa sepengetahuan suami apabila harta yang suami berikan kuarng untuk mencukupi kebutuhan. Sebagai catatan istri boleh mengambil harta tersebut dengan tujuan sebagai harta cadangan apabila suatu waktu ada kebutuhan tak terduga dan membutuhkan anggaran pengeluaran.

  1. Menerima tamu dengan seizing suami

Ketika suami sedang bepergian, seorang istri tidak di perbolehkan untuk menerima tamu dan memasukkannya kedalam rumah, terlebih laki-laki lain yang bukan mahramnya. Istri data menerima tamu dan memasukanya ke dalam rumah apabila telah mendapat izin dan restu dari sang suami. Karena dengan memasukkan tamu terutama laki-laki lain yang bukan mahramnya tanpa seizing suami dapat mengakibatkan timbulnya sebuah fitnah dan perbuatan dosa lain.

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

“kemudian jagalah dirimu terhadap wanita. Kamu boleh mengambil mereka sebagai amanah dari Allah, dan mereka halal bagimu dengan mematuhi peraturan-peraturan Allah. Kemusian kamu punya hak atas mereka, yaitu supaya mereka tidak memperbolehkan orang lain menduduki tikarmu. Jika mereka melanggar, maka pukulah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya, mereka punya hak atasmu, yaitu nafkah dan pakaian yang pantas”. (H.R Muslim)

  1. Keluar rumah atas izin suami

Sebagai seorang istri taat dan menjaga kepercayaan suami merupakan hal yang penting dan harus di lakukan. Sebab dangan adanya taat dan rasa percaya dari suami itu akan membuat terjaganya hubungan sebuah rumah tangga. Istri yang hendak keluar dari rumah haruslah meminta izin kepada sang suami. Izin dari suami dapat menjadi tanda bahawa suami percaya dan tahu tentang urusan yang akan di kerjakan oleh sang istri.

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

“tidak halal bagi perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir bepergian dalam jarak sehari semalam kecuali bersama dengan mahramnya”. (H.R Bukhari dan Muslim)

Izin dari suami adalah hal yang wajib di lakukan, bukan hanya ketika ingin keluar rumah, namun ketika istri hendak melakukan sesuatu hal. Dengan begitu suami akan tenang karena mengetahu apa-apa yang tengah di kerjakan oleh sang istri.

  1. Melayani suami

Istri di wajibkan untuk melayani sang suami lahir dan batin selama keinginana suami tidak melanggar syariat dan hati nurani. Istri juga harus melayani suami ketika suami hendak melakukan hubungan badan, sebab ketika istri menolak ajakan suami untuk melakukan hubungan badan maka istri akan di laknat oleh para malaikat Allah.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 223, yang artinya.

“Istri-istrimu adalah (seperti) tanah-tanah tempatmu bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok-tanammu itu sebagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kelak kamu akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman (Q.S Al-Baqarah : 223).

Dalam sebuah riwayat, Rassulullah SAW bersabda, yang artinya.

“jika suami memanggil istrinya untuk tidur di tempat peraduanya kemudian dia menolak (untuk dating) hingga suaminya itu marah kepada istrinya semalam suntuk maka malaikat akan melaknatnya sampai pagi”. (H.R Bukhari dan Muslim)

Kewajiban-kewajiban tersebut sebaiknya perlu di perhatikan dan di perhatika bagi seorang istri. Sebab surganya istri adalah ridho dari sang suami, apabila suami tidak ridho maka tidak ada surge bagi seorang istri. Dalam menjalankan peran sebagai seorang istri tentunya perlu di jalani dengan niat ikhlas dan tulus untuk beribadah dan mengabdi kepada suami agar mendapat ridho dari Allah SWT. Dengan menjalaninya dengan ikhlas dan tulus dengan niat ibadah, maka akan di permudah segala urusan-urusanya, terutama dalam berumah tangga.

Sekian pembahasan dari kawan mama mengenai kewajiban-kewajiban bagi seorang istri dalam Agama Islam. Istri yang baik adalah istri yang menaruh selalu menaruh hormat dan menjaga nama baik, harta dan kehormatan dirinya, dan suami serta keluarganya. Dengan mengamalkan hal-hal di atas tadi, pasti akan menambah pula rasa kasih dan sayang dari sang suami. Semoga kita dapat menjalankannya dengan baik dan benar sebagai mana mestinya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat . . .

 

 

 

Sumber  :

  • Popmama
  • inews
Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Melangsungkan pernikahan tentu menjadi impian dan harapan setiap dari kaum wanita, dan tidak ada wanita normal yang ingin untuk selalu menghabiskan hidupnya dengan kesendirian dan kesepaian. Seorang wanita ketika telah melangsungkan pernikahan akan menjadi seorang istri yang akan selalu menemani sepanjang hidup suami dan mengabdikan diri padanya. Tentunya menjadi seorang istri adalah jalan ibadah yang akan berjalan dengan kurun waktu yang lama. Sama halnya dengan suami, Istri juga memilki hak dan kewajiban kepada suami yang harus di penuhi agar rumah tangga yang ia jalani dapat berlangsung dengan semestinya dan mendapat ridho dari Allah SWT.

Di dalam Agama Islam, mejadi seorang istri merupakan sebuah berkah kenikmatan yang di berikan Allah untuk hambanya dalam melaksanakan ibadah. Dengan menikah maka seorang istri akan tertuju pada sebuah jalan ibadah yang indah untuk medapatkan ridho-Nya. Karena tugas seorang istri tidak lain adalah mengabdi pada suami dan keluarga, di mana hal ini merupakan kewajiban dan jalan bagi istri dalam beribadah.

Menjadi seorang istri bukanlah perkara yang mudah, sebab dalam sebuah pernikahan setiap pasangan suami istri akan mengalami adanya sebuah masalah. Entah karena faktor perbedaan pendapat, cara berfikir, sudut pandang, perbedaan sifat dan sebab-sebab lain yang dapat mengganggu jalanya hubungan rumah tangga. Dengan begitu menjalankan peran sebagai istri tentu bukanlah perkara yang mudah. Namun Allah SWT akan selalu menyertai dan memberkahi bagi setiap istri yang menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Tentunya, selain hak dan kewajiban yang perlu di atunaikan seorang istri dalam berumah tangga, seorang istri juga memiliki keutamaannya dalam menajalankan perannya tersebut. Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai keutamaan seorang istri dalam rumah tangga, sebagai berikut.

Keutamaan Menjadi Seorang Istri

  1. Jalan Bersyukur

Bersyukur adalah hal utama yang harus di lakukan seseorang dalam segala keadaan atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Dalam hal pernikahan, tidak semua dari kaum wanita dapat mendapatkan kesempatan untuk menikah dan menjadi seorang istri. Bahkan, banyak pula yang dapat melangsungkan pernikahanan namun berakhir pada perceraian. Oleh sebab itu, rasa syukur dari seorang istri harus selalu di curahkan kepada Allah SWT agar rumah tangganya selalu dalam berkah dan rahmatnya.

Dengan bersyukur rumah tangga yang di jalani akan menjadi lebih indah dan bermakna. Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah SWT akan menjaga dirinya. Dan barang siapa yang merasa cukup maka Allah SWT akan memberikan kecukupan pada dirinya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Kemuliaan Dalam Bertanggung Jawab

Pada dasarnya, dalam sebuah rumah tangga, kepala dan pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas keluarga tersebut adalah seorang suami. Ketika suami pergi atau tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai kepala keluarga, maka peran tersebut akan berpindah kepada sang istri. Sebab seorang istri juga merupakan pemimpin di rumahnya terutama bagi anak-anaknya yang kelak akan di mintai pertanggung jawaban atas peran yang ia lakukan dalam rumah tangga.

Tentunya, tanggung jawab seorang istri merupakan tugas yang mulia yang juga merupakan kewajibannya dalam menunaikan ibadah membina rumah tangga. Rasulullah SAW bersabda.

“Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarga dan ia akan di mintai pertanggungjawaban atas apa yang di pimpinya. Dan seorang wanita adalah seorang pemimpin di rumah suaminya, dan ia akan di mintai pertanggungjawaban atas apa yang di pimpinya.” (H.R Bukhari Muslim)

Dengan melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan baik, itu berarti seorang istri tengah dekan dan di jalan yang benar menuju ridho dan rahmat Allah Dalam berumah tangga.

  1. Menjaga Dan Melindungi Diri

Jika seorang seorang suami yang berposisi sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dan membahagiakan istri. Maka seorang istri juga memiliki tugas untuk menjaga diri dan kehormatanya ketiak suami tengah pergi keluar. Dengan begitu rumah tangga akan menjadi lebih seimbang karena peran yang telah di lakukan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34, yang artinya.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah Swt telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memlihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka.” (Q.S An-nisa : 34)

  1. Beribadah Dengan Lebih Khusuk

Keutamaan seorang istri selanjutnya adalah dapat beribadah dengan lebih khusuk. Seorang wanita yang belaum menikah cenderung sulit untuk beribdah dengan khusuk lantaran masih memikirkan banyak hal dalam hidupnya. Sedangkan wanita yang telah menikah cenderung lebih khusuk dalam beribadah. Sebab fikiranya telah focus pada keluarga dan Allah Semata.

Rasulullah SAW bersabda,

“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalat di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada du bagian lain dari rumahnya.” (H.R Abu Dawud)

  1. Sebagai Perhiasan Terindah

Sejatinya wanita shalihah adalah perhiasan dunia. Hal ini berlaku bagi istri yang dapat melukan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Bagaimana tidak, suami yang mendapat istri dengan ahlak yang mulia dan menjalankan kewajibanya dengan baik dan selalu dekat dengan Allah tentu merupakan sebaik-baikny perhiasan di dunia.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (H.R Muslim)

  1. Sumber Kebahagian Suami

Pada dasarnya, seorang istri yang baik dan shalihah adalah sumber kebahagaiaan dari sang suami. Sebab kebahagian suami stelah menikah adalah membahagiakan seorang istri. Jika istri dapat berperan baik dalam menjalankan tugas dan kewajibanya kepada suami, tentu suami akan menjadi bertambah senang dan bahagia serta semangat terhadapnya.

Rasulullah SAW bersabda,

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baiknya perbendaharaan laki-laki yaitu istri shalihah yang bila di pandang akan menyenangkan, dan bila di perintah akan mentaati dan bila ia pergi, maka istri akan menjaga dirinya.” (H.R Abu Dawud)

Setaip tingkah laku istri juga berdampak pada suasana hati suami. Ketika istri bertingkah laku dengan baik kepada suami, tentu itu akan menjadi penyejuk hati suami. Dan setiap pengabdian dari istri adalah sebuah ibadah yang mejadi sumber kebahagiaan bagi sang suami.

  1. Menjadi Penolong Suami Dan Dirinya Sendiri Di Akhirat Nanti

Seorang istri yang baik dan shalihah tentu dapat menjadi penolong suami di akhirat nanti. Sebab di akhirat nanti, suami akan di minta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya di dalam membimbing suami. Dengan sifat keshalihahan seorang istri tentu akan menjadi penolong suami di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda,

“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (H.R Ibnu Majjah)

Sebaliknya, ridho dari seorang suami juga merupakan kunci seorang istri untuk memasuki surge, sebagai mana telah di jelaskan dalam sebuah riwayat yang berbunyi.

“Wanita yang menjadi penghuni surge ialah wanita wanita yang penh kasih sayang, banyak kembali kepada suaminya yang apabila suaminya tengah marah kemudian ia mendatanginya dan meletakan tanganya di atas tangan suaminya dan berkata : ‘Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga ekau ridho’.” (Mu’jamul Ausath No. 5644)

  1. Meneladani Sikap Istri Rasulullah SAW

Seorang suami tentu mengaharapkan mendapat istri yang memiliki kepribadian yang baik. Dengan menjadi istri yang baik kepada suami dengan mengabdi dan selalu menemaninya di segala kondisi merupakan sikap teladan yang di lakukan oleh Istri Rasulullah Khadijah. Siti Khadijah adalah istri yang setia, penyabar dan selalu mendapampingi Rasulullah di segala kondisi yang di alami oleh Rasulullah.

Ketika Rasul tengah dalam keadaan sulit saat hendak berdakwah sekalipun, Siti Khadijah tetap setia mendampingi rasul dan bahkan memberikan seluruh hartanya untuk di gunakan rasul dalam berdakwah. Sikap yang di tunjukan Siti Khadijah tersebut, merupakan sikap teladan sebagai bentuk pengabdian seorang istri kepada suami yang harus di tiru oleh kaum-kaum muslimah.

  1. Menjadi Sumber Pahala Bagi Seorang Istri

Tentu kita tahu, seorang wanita yang berposisi sebagai seorang istri mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang harus di tunaikan kepada sang suami. Tanggung jawab dan kewajiban tersebut juga merupakan sumber pahala yang dapa di peroleh seorang istri ketika dapat menunaikanyya dengan baik.

Pahala bagi seorang istri yang menyediakan air kemudian di minum oleh sang suami, di ibaratkan seperti ia telah berpuasa lebih dari satu tahun lamanya. Bahkan jika istri menyediakan makanan untuk suami yang kemudian di makan, maka pahalanya akan lebih baik jika di bandingkan mengerjakan umroh dan haji. Bahkan mandi junubnya seorang istri yang di sebabkan jimak dengan suaminya, maka hal ini akan lebih baik baginya jika di bandingkan mengurbankan 1.000 ekor kambing yang di sedekahkan kepada fakir msikin.

Bukan kah sebuah kenikmatan dari Allah, ketika istri dapat menunaikan tanggung jawab dan kewajibannya. Selain mendapat balasan langsung berupa kasih sayang dan kebahagiaan dari suami, istri juga akan mendapatkan pahala sebegitu banyaknya.

  1. Sebagai Jalan Jihad

Pengabdian seorang istri berupa menunaikan tanggung jawab dan kewajibanya kepada suami dengan sebaik-baiknya serta melayani dan menyenangkan suami juga merupakan sebuah langkah jihad bagi seorang istri. Terlabih ketika sang istri mengalami kehamilan akibat jimaknya dengan sang suami. Apabila seorang istri hamil maka ia di sebut sebagai seorang syahid yang khidmat kepada suami sebagai bentuk dari jihad.

Seorang istri yang tengah dalam masa kehamilan memang akan di jamin oleh Allah selalu dalam kebaikan. Karena bagaimanapun juga, masa kehamilan seorang istri adalah masa-masa perjuangan istri dalam merawat sang bayi dalam kandungan agar dapat sampai pada masa melahirkan. Tentunya masa tersebut membutuhkan adanya rasa sabar yang luar biasa dalam merawat kandungan yang bahkan dapat mengganguu maupun mengorbankan nayawanya sendiri.

Menikah tidak hanya melangsungkan akad nikah dan berpindah status menjadi suami ataupun sitri semata. Namun menikah juga akan membuat kita memiliki tanggung jawab baru di dalam rumah tangga. Dan setiap dari suami dan istri memiliki perannya masing-masing yang harus di jalankan dan di penuhi dengan sebaik-baiknya. Perang seorang suami adalah untuk menjadi imam dan kepala keluarga yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anggota keluarganya, termasuk mencari nafkah untuk mereka. Dan seorang istri memiliki peran sebagai makmum dan menjadi kepala keluarga apabila suami tengan pergi. Melayani dan berbakti pada suami merupakan jalan beribadah bagi seorang istri untuk mendapatkan cinta kasih dan ridho dari suami yang merupakan ridho Allah.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai keutamaan seorang istri di dalam rumah tangga. Menjalankan kewajiban serta tanggung jawab dan memenuhi hak-hak atas suami merupakan jalan jihad seorang istri menuju surge Allah SWT.

Semoga tulisan ini membantu dan bermanfaat. . .

 

 

Sumber :

  • Dalamislam
  • Seruni