Pengobatan Untuk Mata Yang Mengalami Glaucoma

Pengobatan Untuk Mata Yang Mengalami Glaucoma

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang tenang dan rileks tentu akan membuat mata dapat berfungsi untuk melihat menjadi lebih baik. Kondisi mata yang mengalami tekanan akan mempengaruhi fungsi penglihatan sehingga penglihatan menjadi tidak normal dan tidak stabil. Salah satu penyakit akibat kondisi di mana mata mengalami tekanan adalah penyakit glaucoma. kondisi ini cenderung berbahaya sehingga membutuhkan metode pengobatan untuk mata yang mengalami glaucoma.

Mata yang mengalami peningkatan tekanan pada dasaranya merupakan salah satu indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak beres atau kelainan pada mata. kondisi yang seringkali terjadi akibat peningkatan tekanan pada mata adalah kerusakan pada saraf optik yang ada di mata. kondisi ini lah yang di sebut sebagai glaucoma di mana banyak orang yang mengalaminya. Selain itu, kondisi ini umumnya lebih sering terjadi dan di alami oleh orang dengan usia lanjut.

Meskipun orang dengan usia lanjut lebih berisiko mengalami kondisi ini, namun glaucoma pada dasarnya dapat di alami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini akan sangat menganggu dan mempengaruhi fungsi penglihatan. Karenanya, perlu adanya langkah penanganan untuk mengatasi kondisi tersebut. Nah, kali Kawan Mama akan membahas menganai pengobatan untuk mata yang mengalami penyakit glaucoma. simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Glaucoma

Pengobatan Untuk Mata Yang Mengalami Glaucoma

Pada dasarnya, glaucoma merupakan salah satu kondisi mata yang mengalami gangguan di mana adanya peningkatan tekanan yang terjadi pada bola mata. Bola mata yang mengalami penigkatan tekanan akan mengakibatkan kerusakan pada saraf optik yang ada di mata. Kondisi ini akan membuat ketajaman pada fungsi penglihatan menjadi menurun. Dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan hingga kebutaan.

Penyakit glaucoma sendiri secara garis besar terbagia menjadi dua jenis berdasarkan kondisinya. Yakni penyakit glaucoma akut atau dan penyakit glaucoma kronis. Mata yang mengalami glaucoma akut umumnya, kondisi ini akan terjadi secara tiba-tiba. Sedangkan mata yang mengalami glaucoma kronis, umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan. Ketika mata yang mengalami glaucoma tidak seger di tangani dengan baik, maka penderita glaucoma berisiko mengalami kebutaan.

Mata yang mengalami kebutaan akibat glaucoma, pada dasarnya terjadi akibat peningkatan tekanan pada bola mata. kondisi ini akan berdampak pada kondisi saraf optik pada mata mengalami tekanan yang terlalu tinggi dan berlebih. Akibatnya, saraf optik tidak sanggup menerima tekanan sehingga akan mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada saraf optik umumnya tidak dapat di perbaiki lagi sekalipun menggunakan metode operasi.

Sementara itu, peningkatan tekanan pada mata dapat terjadi akibat cairan bola mata yang berlebih yang tidak dapat di buang melalui sudut drainase yang terletak pada iris dan kornea. Ciaran mata yang tidak dapat terbuang akan membuat tekanan pada bola mata meningkat. Kondisi ini akan membuat penurunan pada aliran darah ke saraf mata yang tertekan sehingga mata mengalami kondisi glaucoma.

Diagnosis Glaukoma

Untuk mengetahui mata mengalami glaukoma perlu adanya tes medis untuk hasil yang lebih jelas dan akurat. Dalam upaya untuk mendiagnosis glaukoma, dokter umumnya akan menggunakan alat untuk mengetahui tekanan pada bola mata, yakni Slit Lamp. Alat ini dapat mengetahui dan menilai keadaan sel dan komponen yang ada di mata mulai dari kornea mata, hingga pada retina. Sedangkan untuk mengukur tekanan pada bola mata, dokter akan menggunakan alat tonometry.

Di lansir dari laman klinikmatanusantara menyebutkan bahwa pemeriksaan komprehensif akan di lakukan dengan alat yang memadai, yakni.

  • Tonometer, alat untuk mengukur tekanan bola mata atau intraocular
  • Pekimetri, alat untuk mengukur ketebalan kornea yang relevan untuk mengukur tekanan bola mata secara akurat
  • Perimetri, berupa pemeriksaan lapang pandang di mana penglihatan perifer atau tepi akan di ukur luasnya.
  • Tomografi koherensi optik atau Optikal Coherence Tomography (OCT) dengan mengambil gambar/citra yang dapat memperlihatkan, memetakan, dan mengukur lapisan yang berbeda-beda pada retina. Alat ini juga akan mengukur dan mendokumentasikan saraf optik yang mengalami kerusakan
  • Foto saraf optik, menampilkan gambar/citra berwarna dan terperinci pada saraf optik dan dapat mendokumentasikan perubahan yang terjadi pada saraf optik seiring berjalannya waktu.

Mata pasien akan di berikan semacam obat tetes mata yang berfungsi untuk membuat kornea mata kebal. Kemudian sudut di antara iris dan korne akan di lakukan pemeriksaan gonioskopi untuk melihat apakah kondisi sudut tersebut terbuka atau tertutup. Dokter akan meneteskan obat tetes mata untuk melebarkan pupil agar kerusakan pada saraf optik dapat di ketahui. Pasien mungkin penglihatanya akan sedikit manjadi kabur. Namun kondisi ini merupakan efek samping dari pupil yang terbuka dan terbilang aman. Dengan begitu dokter akan mengetahui cara yang tepat untuk mengobati glaukoma.

Pengobatan Penyakit Glaucoma

Di kutip dari laman sehatq, Di dalam upaya untuk mengobati kondisi mata yang mengalami glaucoma, umumnya deteksi kondisi mata terkait glaucoma perlu di lakukan sejak dini atau lebih awal. Ketika telah mengetahui kondisi mata terkait penyakit glaucoma, maka metode pengobatan panykit glaucoma dapat di lakukan dengan lebih efektif.

Sementara itu, pengobatan glaucoma akan lebih baik di lakukan berdasarkan dengan jenis glaucoma itu sendiri.

  1. Pengobatan Glaucoma Akut

Ketika kondisi mata telah di ketahui mengalami penyakit glaucoma akut, maka kamu dapat melakukan langkah pertolongan pertama. Umumnya langkah pertolongan pertama berupa pengompresan pada mata dan kepala menggunakan air dingin. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan obat antinyeri. Setelah hal tersebut di lakukan, maka sebaiknya segera periksakan kondisi mata ke dokter.

Dalam upaya untuk mengobati glaucoma akut sebenarnya dapat mengguanakan beberapa metode. Yakni seperti menggunakan obat tetes mata, obat suntik, tablet hingga melakukan metode pembedahan. Obat yang di gunakan untuk mengatasi glaucoma bisa menggunakan suntikan atau tablet yang mengandung acetazolamide, glycerol, isosorbide dan mannitol.

Semantara itu, untuk meredakan gejala akibat kondisi glaucoma, kamu dapat menggunakan obat anti nyeri atau obat anti muntah. Namun ketika sudut bilik mata telah tertutup hingga lebih dari 50%, maka harus di lakukan tindakan metode bedah. Seperti halnya prosedur iridektomi perifer untuk melancarkan cairan mata atau prosedur trabekulotomi untuk menurunkan tekanan pada mata.

  1. Pengobatan Glaucoma Kronis

Pada dasarnya, untuk metode pengobatan glaucoma kronis, kamu dapat melakukan metode terapi. Metofe terapi glaucoma sendiri umumnya terdiri dari penggunaan obat-obatan dan pembedahan. Namun metode terapi glaucoma lebih di tujukan pada orang yang mengalami penyakit glaucoma dalam tahap awal atau ringan hingga sedang.

Pada tahap awal, umumnya pasien akan di berikan obat glaucoma dengan golongan beta-blockers seperti timomol, betaxolol, levobunolol, carteolol dan metripanonol. Selain itu, obat glaucoma golongan simpatometik seperti adrenalin dan depriverin juga dapat menjadi opsi pilihan. Dan untuk mengatasi efek samping, obat tersebut akan di berikan dengan dosis terendah dengan frekuensi penggunaan yang tidak terlalu sering di lakukan.

Jika metode tersebut belum membuahkan hasil yang di inginkan atau perbuahan yang baik, maka dapat di lakukan peningkatan konsentrasi obat. Selain itu, obat juga akan di ganti dengan jenis lainya, atau dengan menambah dengan jenis obat lainya. apabila segala metode di atas telah di lakukan dan tidak juga membuahkan hasil yang baik, maka satu-satunya cara adalah dengan melakukan prosedur operasi.

Glaucoma pada dasarnya merupakan gangguan penglihatan di mana mata mengalami penigkatan tekanan pada bola mata. bola mata yang mengalami peningkatan akan membuat saraf optik pada mata tidak kuat menerima tekanan terebut sehingga mengalami kerusakan. Akibat saraf optik yang mengalami kerusakan akan berpengaruh terhadap fungsi penglihatan dan ketajaman penglihatan yang semakin menurun. Sementara itu, umumnya kondisi mata yang terkena glaucoma lebih sering terjadi dengan sendirinya.

Demikian pejelasan dari Kawan Mama mengenai pengobatan untuk mata yang mengalami penyakit glaucoma. Glaucoma yang terjadi pada orang tua umumnya dapat terjadi ketika menginjak usia 40 tahun ke atas dan cenderung sulit untuk di cegah. Sebab hal ini tidak terlepas dari kondisi fisik yang juga ikut menua.

Semoga tuisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klikdokter
  • hellosehat
Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi masalah kesehatan yang umum di alami oleh kebanyakan orang. Bahkan beberapa jenis penyakit mata sangat berbahaya karena dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan adalah glaukoma. Sementara itu, kondisi ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis penyakit mata glaukoma.

Umumnya, banyak orang mungkin masih asing dan belum mengerti dengan penyakit mata yang satu ini dan lebih familiar dengan penyakit katarak. Namun perlu di ketahui, bahwa glaukoma merupakan penyakit yang terjadi pada saraf mata yang dapat menyababkan kebutaan dan menjadi penyakit kedua setelah katarak. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan terjadi di seluruh dunia. Dalam kasus yang lebih parah, mata dari penderita glaukoma dapat kehilangan fungsi penglihatan atau kondisi kebutaan secara permanen

Penderita glaukoma umumnya akan merasakan kondisi di mana fungsi penglihatan yang mulai menurun. Hal ini terjadi akibat saraf optic pada mata yang menglamai kerusakan. Kondisi glaukoma di mana saraf optic mengalami kerusakan akibat adanya peningkatan tekanan pada bola mata. Dalam kondisi yang cukup parah, penderita glaukoma ini berisiko mengalami hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Kawan Mama rangkum informasi mengenai beberapa jenis penyakit mata glaukoma.

Mata Yang Mengalami Glaukoma

Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Mata yang mengalami panyakit glaukoma pada dasarnya, merupakan kondisi di mana saraf pada mata, tepatnya saraf optic (penglihatan) mengalami kerusakan. glaukoma ini umumnya di sebabkan oleh bola mata yang mengalami peningkatan tekanan yang berlebih. Saraf optic sendiri adalah saraf yang akan menghantarkan informasi visual ke otak yang tadinya di tangkap oleh mata. Ketika saraf optik mengalami kerusakan, maka secara otomatis kemampuan penglihatan akan semakin menurun.

Saraf optic mata pada dasarnya terdiri dari jutaan serat saraf. Sedangkan proses penglihatan sendiri berupa cahaya suatu benda di pantulkan ke mata dan di teruskan oleh kornea ke lensa untuk di fokuskan. Kemudian akan di teruskan ke retina yang akan mengirimkan sinyal gambar ke otak melalui saraf optic mata. Ketika saraf optic mengalami kerusakan, maka secara otomatis, mata akan mempengaruhi dan manganggu fungsi penglihatan menjadi tidak normal.

Umumnya kondisi mata di mana saraf optiknya mengalami kerusakan akan muncul beberapa gejala. Seperti mata yang memerah, rasa nyeri di mata, penglihatan yang kabur hingga membuat perut menjadi mual dan muntah. Kondisi ini membuat penderitanya harus segera melakukan langkah penanganan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya risiko hilangnya fungsi penglihatan. Sebab kondisi sangatlah riskan akan risiko terjadinya kebutaan hingga permanen.

Penderita Glaukoma

Kebanyakan studi menunjukkan bahwa peningkatan tekanan pada bola mata merupakan salah satu faktor yang sangat berisiko menyebabkan rusaknya saraf optic. Glaukoma adalah penyakit yang menyerang mata yang pada umumnya dapat di alami oleh siapa saja tanpa mengenal adanya batasan usia. Namun kebanyakan kasus yang terjadi, glaukoma lebih banyak di alami oleh orang dengan usia lanjut. Namun tentunya anak-anak dan orang dewasa perlu mewaspasai kondisi ini.

Di lansir dari laman yankes,kemkes mnyebutkan bahwa, direktorat jendral pelayanan kesehatan (ditjen yankes) yang mengutip dari data world health organization yang membahas menganai glaukoma. Informasi yang di tayangkan dalam rangka World Glaukoma Week Tahun 2017 tersebut menyatakan bahwa dari 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan di mana 14% di antaranya mengalami kebutaan.

Dari 39 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan tersebut, 8% di antara jumlah tersebut mengalami kebutaan akibat glaukoma. Angka ini di perkitakan akan semakin meningkat hingga di tahun 2020 dengan proporsi terbanyak di wilayah asia dan afrika. Angka tersebut tentunya merupakan angka yang cukup tinggi dan menghawatirkan. Sebab kondisi tersebut dapat menyababkan hilangnya fungsi pengihatan atau kebutaan secara permanen.

Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Pada dasarnya, secara etiologi atau berdesaran faktor penyebabnya, galukoma di klasifikasikan menjadi 3 macam. Yakni glaukoma primer, sekunder dan kongential. Glaukoma primer adalah jenis panyakit glaukoma yang tidak di ketahui dengan pasti faktor penyebabnya. Sedangkan glaukoma sekunder merupaka  panyakit glaukoma yang di ketahui faktor panyababny. Yakni seperti halnya dengan riwayat penyakit lain berupa katarak atau diabetes, hingga trauma atau kecelakaan dan lain sebagainya.

Sementara glaukoma kongential merupakan glaukoma yang di temukan sejak bayi di lahirkan. Umumnya, kondisi ini di sebabkan oleh perkembangan system pembuangan dalam mata yang gagal atau kurang lengkap hingga mengakibatkan meningkatnya tekanan pada saraf optic. Kondisi ini terbilang cukup jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ini merupakan penyakit keturunan.

Berdasarkan klasifikasi di atas, glaukoma dapat di golongkan menjadi beberpa jenis di mana sebaian besar masuk ke dalam klasifikasi glaukoma primer. Berbagai jenis glaukoma cenderung memiliki gejala dan panyabab yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Glaukoma Sudut Terbuka (Primer)

Glaukoma sudut terbuka atau biasa di sebut glaukoma kronis merupakan salah satu jenis dari glaukoma kronis. Jenis glaukoma yang satu ini merupakan jenis glaukoma yang paling sering menyababkan kebutaan pada penderitanya. Kondisi ini terjadi akibat system vaskularisasi yang kurang baik. Mata secara otomatis akan selalu memproduksi cairan alami yang nantinya akan di keluarkan.

Sudut atau bilik mata merupakan tempat bertemunya kornea dan iris yangjuga menjadi tempat pembuangan. Glaukoma sudut terbuka merupakan gangguan vaskularisasi di dalam saluran pembuangan sehingga menyebabkan pembuangan cairan tidak lancar. Gangguan ini akan menyababkan meningkatnya tekanan secara perlahan yang akan merusak saraf optic pada mata hingga mata mengalami glaukoma.

  1. Glaukoma Sudut Tertutup (Primer)

Glaukoma sudut tertutup adalah kondisi kebalikan dari glaukoma sudut terbuka. Pada kondisi glaukoma sudut tertutup, berupa cairan alami pada mata tidak dapat keluar atau menembus sudut tersebut. Kondisi ini terjadi akibat sudut yang tertutup oleh sebagian dari iris. Kondisi ini akan mengakibatkan cairan lama tidak dapat keluar sehingga mengendap dan menyababkan peningkatan tekanan pada bola mata.

  1. Glaukoma Tekanan Normal

Glau koma tekanan normal atau Normal-Tension Glaukoma) merupakan bentuk lain dari glaukoma primer sudut terbuka di mana bola mata mendapat tekanan yang normal. Pada dasarnya, tekanan bola mata berkisar antara 12 hingga 22mmHg. Jika tekanan di atas angka tersebut maka ini merupakan gejala dari glaukoma. Sampai saat ini, masih belum di temukan penyebab dari kondisi ini.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang berisiko menyababkan kondisi glaukoma jenis ini. Seperti saraf optic yang sensitive, kurangnya aliran darah yang menyuplai saraf optic, riwayat genetik atau keturunan hingga riwayat penyakit jantung sistemik.

  1. Glaukoma Kongential

Glaukoma kongential merupakan istilah bagi bayi yang baru lahir dan mengalami kondisi glaukoma. Meski begitu, kondisi ini terbilang jarang di temukan. 1 dari 10.000 bayi yang lahir memiliki kecacatan pada matanya. Kondisi ini membuat cairan alami pada mata tidak dapat terbuang dengan baik sehingga akan mengendap dan meningkatkan tekanan pada mata.

Umumnya kondisi ini dapat di ketahui dengan melihat beberapa gejala yang muncul. Seperti, Ada bercak noda yang keruh di mata, sensitive terhadap cahaya, mata berair dan mata terlihat lebih besar dari ukurn normal. Selain glaukoma kongential, ada jenis glaukoma lain yang biasa terjadi pada anak-anak, yakni glaukoma pediatric.

  1. Glaukoma Noevaskular

Kondisi ini terjadi ketika mata memiliki pembuluh darah yang berlebih. Pembuluh darah, tersebut bisa menutupi bagian mata yang seharusnya mengalirkan cairan mata ke drainase yang mengakibatkan tekanan pada bola mata menjadi meningkat. Umumnya kondisi ini akan memunculkan beberapa gejala, seperti sakit mata, mata memerah hingga penglihatan kabur. Kondisi ini biasanya di sebabkan oleh penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, seperti darah tinggi atau diabetes.

  1. Glaukoma Pigmentasi

Kondisi ini terjadi ketika pigmen atau warna pada iris mata pecah sehingga lepada dari iris. Pigmen yang terlepas tersebut akan akan menutupi saluran cairan mata sehingga mambuat tekanan pada bola mata menjadi meningkat. Pengidap rabun jauh sangat rentan mengalami kondisi ini. Umumnya kondisi ini akan menimbulkan gejala, seperti penglihatan buram dan seperti melihat cincin berwarna yang menyerupai pelangi, terutama ketika melihat cahaya langsung.

  1. Glaukoma Uveitis

Kondisi ini terjadi pada seseorang yang menderita uveitis. Uveitis merupakan salah satu jenis peradangan pada mata yang berisiko menyababkan glaukoma. Bahkan 2 dari 10 penderita uveitis mengalami glaukoma. Pada dasarnya para ahli belum yakin dengan pasti bagaimana uveitis dapat menyebabkan glaukoma. Namun peradangan pada jaringan tengah mata di duga dapat menyebabkan glaukoma. Kondisi ini juga dapat di perburuka akibat efek penggunaan obat kortikosteroid.

Selain beberapa jenis penyakit glaukoma di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami glaukoma, seperti halnya usia. Glaukoma memang lebihs sering menyerang dan terjadi pada orang dengan usia lanjut, yakni 60 tahhun ke atas. Kondisi ini juga rawan terjadi dan sangat berisiko bagi orang yang memiliki riwayat keluarga dengan panyakit yang sama. Selain itu, glaukoma juga seringkali menyerang orang yang menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang panjang, seperti kortikosteroid. Riwayat penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga panyakit anemia juga dapat memicu terjadinya glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai beberapa jenis penyakit mata glaukoma. Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang sangat berbahaya karena dapat menyababkan hilangnya fungsi penglihatan ata kebutaan secara permanen. Karenanya perlu segera melakukan langkah pencegahan pabila gejala kondisi ini muncul.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Hellosehat