Faktor Penyebab Dan Gejala Kondisi Rabun Dekat

Hallo Kawan Mama, Salah satu kondisi gangguan penglihatan yang sering di alami oleh kebanyakan orang adalah rabun dekat. Umumnya pederita rabun dekat ini tidak dapat melihat benada atau objek yang letaknya dekat. Namun penderita rabun dekatmasih dapat melihat benda atau objek yang letaknya jauh. Kondisi ini membuat penderita rabun jauh perlu sedikit menjauhkan jangkauannya untuk melihat objek tersebut. tentunya, kondisi ini terjadi karenya adanya beberapa penyebab dan gejala yang muncul pada kondisi rabun dekat.

Pada dasarnya, rabun dekat atau biasa di kenal dengan istilah hipermetropia merupakan sebuah gangguan penglihatan yang membuat pdeneritanya tidak dapat melihat objek yang letaknya dekat. Pada objek yang letaknya dekat, mata tidak dapat melihat dengan jelas dan penglihatan menjadi kabur atau buram. Seperti ketika membaca buku atau tulisan atau gambar yang membubat penderita rabun dekat harus sedikit menjauhkan pandangannya. Umumnya, kondisi rabun dekat ini terjadi pada orang dengan usia 40 tahun ke atas. Namun tidak jarang di temukan pada usia anak-anak yang mengalami kondisi rabun dekat. Anak-anak yang mengalami kondisi rabun dekat dalam tahap ringan dapat melihat objek yang dekat dengan menyipitkan mata. Namun hal ini tidak berlaku pada orang dewasa atau orang tua, meskipun menyipitkan mata orang tua tetap kan kesulitan untuk melihat objek dekat.

Kondisi rabun dekat pada dasarnya tidak datang serta merta begitu saja, melainkan ada beberpa faktor yang menjadi penyebab seseorang mengalami kondisi rabun dekat. Lalu apa yang faktor yag menjadi penyebab terjadinya kondisi rabun dekat? Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa faktor penyebab dan gejala kondisi rabun dekat.  Karena kondisi rabun dekat dapat di cegah dengan mengetahui penyebabnya untuk melakukan langkah pencegahan.

Faktor Penyebab Kondisi Rabun Dekat

Faktor Penyebab Dan Gejala Rabun Dekat

Jika seseorang yang mengalami kondisi mata minus atau rabun jauh tidak dapat melihat objek yang jauh, maka rabun dekat adalah kondisi sebaliknya. Rabun dekat membuat penderitanya tidak dapat melihat objek yang letaknya jauh. Orang dengan usia 40 tahun ke atas merupakan usia yang rawan mengalami kondisi rabun jauh. Namun banyak dari usia anak-anak yang mengalami kondisi tersebut. Pada usia anak-anak, kondisi rabun dekat dapat hilang seiring bertambahnua usia.

Di lansir dari laman sehatq menyebutkan bahwa WHO memperkirakan lebih dari 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan dan 42% dari mereka di sebabkan oleh adanya kesalahan refraksi yang tidak di koreksi. Kondisi rabun dekat atau hipermetropia ini terjadi akibat adanya bentuk kornea atau lensa yang tidak normal sehingg mengakibatkan mata tidak dapat melihat dengan jelas pada objek yang dekat.

Selain terjadi pada usia 40 ntahun keatas, rabun dekat juga sering terjadi pada anak-anak yang muncuk sejak lahir dan bisa saja menurun dari orang tua. Kondisi ini membuat penderitanya memerlukan bantuan kaca mata atau lensa kontak untuk dapat melihat objek yang letaknya dekat. Dengan begitu mata dapat melihat dengan lebih jelas serta dapat menjadi media mengobati rabun jauh. Selain itu, pengobatan rabun dekat yang dapat di lakukan adalah dengan melakukan operasi.

Menurut American Optometric Association Berikut adalah penyebab terjadinya kondisi rabun dekat.

  1. Faktor genetic atau keturunan
  2. Usia yang lebih dari 40 tahun
  3. Kondisi mata yang terlalu pendek dan kornea yang kurang melengkung
  4. Lensa terletak lebih jauh di belakang mata di bandingkan dengan kondisi mata normal
  5. Diabetes
  6. Kanker mata
  7. Gangguan pada pembulih darah pada retina
  8. Retinopati atau tumor mata

Gejala Munculnya Kondisi Rabun Dekat

Faktor Penyebab Dan Gejala Kondisi Rabun Dekat

Umumnya, kondisi rabun dekat akan di ketahui oleh dokter dengan gejala dan keluhan yang muncul dari penderitanya. Berikut adalah gejala yang muncul pada kondisi rabun dekat atau hipermetropia.

  1. Kesulitan melihat benda atau objek dekat
  2. Kesuliatan membaca
  3. Mata berair
  4. Rasa nyeri pada kepala
  5. Penglihatan yang kabur
  6. Mata yang tegang atau sakit hingga terasa terbakar
  7. Mata mudah lelah ketika beraktivitas

Kondisi rabu dekat yang di alami oleh usia anak-anak dapat di atasi dengan menggunakan kaca mata atau lensa kontak dan akan membaik seiring bertambahnya usia. Namun pada usia 40 tahun ke atas, kondisi rabun dekat cukup lambat atau bahkan sulit untuk mata kembali normal. Sehingga penanganan yang baik untuk mengatasi kondisi rabun dekat adalah dengan melakukan langkah operasi. Dengan mengatahui gejala yang telah di jelaskan di atas, maka kita dapat segera melakukan langkah pencegahan agar kondisi rabun dekat tidak semakin parah.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai faktor penyebab dan gejala rabun dekat. Kondisi mata yang mengalami gangguan tentu akan membuat tidak nyaman dan menganggu segala aktivitas. karenanya langkah pencegahan perlu di lakuakn untuk mengobati dan mengembalikan kondisi kesehatan mata.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hallosehat
  • alodokter
Komplikasi Akibat Pembedahan Katarak

Komplikasi Akibat Pembedahan Katarak

Hallo Kawan Mama, Katarak merupakan salah satu kondisi adanya ganggguan atau pneyakit yang menyerang mata. umumnya para penderita penyakit katarak tidak dapat melihat dengan baik karena bagian lensa mata yang terhalang sehingga tidak dapat menangkao cahaya dengan baik. Pada dasarnya satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan melakukan operasi atau pembedahan. Namun ternyata, hal ini dapat menyebabkan risiko komplikasi akibat pembedahan penyakit katarak.

Nnormalnya mata memiliki lensa yang berfungsi untuk menangkap cahaya yang masuk dan menyalurkannya pada retina. Lensa mata tersebut terbuat adri air dan protein sehingga membentuk tekstur yang bening dan jernih. Namun pada kondisi mata yang mengalami katarak lensa mata akan tertutup dan terhalang oleh protein tersebut sehingg kesulitan menerima dan menyalurkan cahaya menuju retina. Akibatnya, mata tidak dapat melihat dengan jelas dan penglihatan seperti tertutup oleh awan mendung.

Umumnya kondisi mata yang mengalami katarak di sebabkan oleh faktor penuaan. Tubuh yang semakin hari semakin menua juga berpengaruh terhadap kondisi organ tubuh yang tidak lagi berfungsi dengan baik. Hal ini berakibat pada lensa mata yang tidak dapat menyerap air dan protein sehingga air dan protein tersebut akan mengendap di lensa mata dan menghalangi cahaya masuk. Namun selain faktor penuaan, banyak di temukan faktor lain yang dapat menyebabkan mata mengalami katarak.

Penyakit seperti diabetes menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyakit katarak. Mata yang mengalami kondisi penyakit katarak pad dasarnya hanya dapat di atasi dengan cara operasi atau pembedahan. Sementara itu, prosedur ini ternayata memiliki risiko komplikasi. Berikut ini adalah penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa risiko komplikasi akibat pembedahan penyakit katarak.

Komplikasi Akibat Pembedahan Atau Operasi Penyakit Katarak

Komplikasi Akibat Pembedahan Katarak

Di alnsir dari lama National Library of Medicine mencatat sebua studi pada 221.594 pasien yang menjalankan operasi katarak pada tahun 1994 dan 2006. Studi tersebut menemukan bahwa pasien yang mengalami setidaknya satu jenis komplikasi hanya berupa 5% dari total responden. Artinya, 95% dari responden tidak mengalami komplikasi. Studi tersebut juga di bagi dalam 3 periode, yakni tahun 1994-1995, serta 1999-2000 dan 2005-2006.

Dari operasi tersebut hasil yang di dapat adalah angka penderita komplikasi yang tinggi namun semakin menurun dari tahun ke tahun. Namun paseien pembedahan tetap memiliki risiko komplikasi akibat pembedahan penyakit katarak. Berikut adalah beberapa komlpikasi akibat pembedahan penyakit katarak.

  1. Pendangkalan Kamera Okuli Anterior

Pendangkalan kamera okuli anterior atau KOA haru di hindari agar selama prosedur terdapat cukup ruang untuk instrumentasi dan menghindari cedera pada endotel kornea. Umumnya pendangkalan KOA ini di sebabkan oleh beberapa hal. Seperti,

    • Jumlah cairan yang masuk KOA kurang yang di sebabkan oleh inflow irigasi yang kurang, aspirasi berlebihan hingga ketinggian botol irigasi yang terlalu rendah.
    • Kebocoran cairan karena insisi yang terlalu besar
    • Tekanan dari luar bola mata
    • Tekanan vitreous yang tinggi
    • Pendarahan suprakoroid
  1. Trauma Termal Fakoemulsifikasi

Kondisi trauma termal dapat di timbulkan oleh ujung alat fakoemulsifikasi. Jaringan akan nampak keputihan di area insisi dan menyusut sehingga luka insisi tidak dapat menutup dengan senridinya. Trauma termal ini dapat terjadi akibat proses pendinginan ujung alat fakoemulsifikasi tidak adkuat (cairan irigasi kosong, tube irigasi yang tersumbat), serta penggunaan tenaga ultrasound yang terlalu lama atau aliran aspirasi cairan yang buruk dari alat fakoemulsifikasi.

  1. Membran Descemet Detachment

Terlepasnya membran Descemet dapat terjadi akibat terjepit oleh instrument LIO, saat injeksi viskoelastis, atau saat hidrasi stroma. Terlepasnya membrane Descemet dapat menimbulkan edema kornea.

  1. Rupture Kapsul Posterior

Rupture kapsul posterior dengan atau tanpa Vitreous Loss dapat menyebabkan tajam penglihatan pasca operasi yang tidak optimal. Faktor risiko kondisi ini adalah KOA dangkal, pupil miosis, intraoperative floppy iris syndrome, pseudoeksfoliasis dan zonulopati. Rupture kapsul posterior dapat meningkatkan risiko uveitis, dislokasi lensa introkular, edema macula sistoid, ablation retina dan edoftalmitis.

Teknik fakoemulsifikasi ini berkaitan dengan kejadian Rupture kapsul posterior yang meningkat. Apalagi bila di kerjakan oleh operator yang kurang mahir atau pada penyakit katarak dengan kondisi yang cukup parah atau lebih keras.

  1. Dislokasi Lensa Kristalin Ke Posterior

Dislokasi lensa kristalin ke posterior kristalin ke posterior (nucleus drop) adalah nukleus lensa yang jatuh ke vitreous. Faktor risiko nucleus drop ini berupa kondisi katarak hipermatur, katarak polar posterior, miopia berat, dan riwayat vitrektomi. Teknik fakoemulsifikasi cenderung lebih berisiko bagi pasien untuk mengalami kondisi nucleus drop.

Oleh karena itu sebaiknya di lakukan oleh fasilitas kesehatan yang memungkinkan untuk melakukan vitrektomi atau apabila ada akses menuju fasilitas kesehatan tersebut. Lensa kristalin di vitreus ini dapat menimbulkan peradangan intraocular, glaucoma sekunder, ablasio retina pada penderita mata katarak.

  1. Pendarahan

Operasi pembedahan katark dapa menyebabkan berbagai kondisi pendarahan, seperti pendarahan retrobulbar, suprakoroidal dan juga hifema.

    • Pendarahan Retrobulbar

kondisi ini di sebabkan oleh anestesi yang mengenai pembuluh darah obita. Kondisi ini akan menimbulkan tekanan intraocular, dan sindrom kopartemen yang meningkat. Gejalanya berupa ekimosis palpebra, pemasangan speculum yang sulit di lakukan, peningkatan tekanan intraocular dan pendarahan subkonjungtiva. Kondisi ini daoat di hindari dengan pemilihan teknik anestesi lain.

    • Pendarahan Suprakorodinal

Pendarahan suprakorodinal terjadi akibat dekompresi mata mendadak atau hipotoni yang berlangsung lama ketika operasi katarak. Kondisi ini di tandai rasa nyeri pada mata, tekanan posterior bola mata yang meningkat dan menyebabkan pendangkalan KOA, prolapsus iris, luka insisi yang tidak bisa rapat, pengeluaran lensa secara spontan.

Kondisi ini dapat berkurang dengan kontrol tekanan intraokular yang baik preoperatif, kontrol tekanan darah pasien, posisi pasien reverse Trendelenburg, teknik operasi dengan insisi yang kecil, durasi operasi katarak yang lebih cepat, dan mencegah terjadinya hipotoni okular intraoperative

    • Pendarahan Hifema

Pendarahan hifema terjadi akibat  trauma pada pembuluh darah margin pupil pada iris, pembuluh darah stroma iris, pembuluh darah badan siliaris, dan pembuluh darah insisi (saat membuat insisi). Hifema dapat menimbulkan penglihatan menurun pasca operasi, peningkatan tekanan intraokular, pewarnaan kornea, inflamasi kronis, sinekia anterior dan posterior.

Hifema dapat di atasi dengan penekanan sementara pada bola mata, injeksi viskoelastis ke dalam KOA untuk tamponade perdarahan, kauterisasi sumber perdarahan, injeksi udara ke KOA, dan injeksi epinefrin atau penilefrin intrakamera

Kauterisasi dapat di gunakan untuk mengendalikan perdarahan saat operasi. Namun kauter dapat menyebabkan koagulasi jaringan, merusak saraf, serta menipiskan sklera, sehingga terjadi penyembuhan luka lebih lama, jaringan parut, stafiloma, dan astigmatisme. Perdarahan dapat di kendalikan dengan melakukan irigasi selama pembentukan sclerocorneal tunnel. Umumnya perdarahan akan berhenti setelah tunnel terbentuk dan tidak ada darah yang masuk ke KOA.

  1. Peningkatan Tekanan Intraocular

Peningkatan tekanan intraokular merupakan kondisi komplikasi yang sering muncul karena sisa vikoelastik di dalam KOA. Pada kondisi yang ringan sering di temukan pada 4-6 jam pertama pasca operasi. Beberapa penyebab lain yang mengikuti operasi katarak adalah toxic anterior segment syndrome (TASS), hifema, uveitis, endoftalmitis, sisa massa lensa, sinekia anterior perifer, blok pupil, vitreus di KOA, dan glaukoma neovaskular.

Pencegahan dapat di lakukan dengan cara memastikan tidak adanya sisa viskoelastis dalam KOA. Peningkatan tekanan intraokular dapat di atasi dengan pemberian agen hipotensi okular jangka pendek atau dekompresi KOA melalui side port dengan bantuan slit-lamp.

  1. Edema Kornea

Edema bagian epitel dan stroma kornea merupakan kondisi yang dapat terjadi segera pasca operasi. kondisi Edema kornea bersifat multifaktorial, yakni akibat trauma mekanik intraoperatif, durasi operasi yang lama, peradangan, peningkatan tekanan intraokular. Kondisi ini di perbaiki dalam waktu 4-6 minggu, tetapi apabila menetap lebih dari 3 bulan sebaiknya di lakukan tindakan keratoplasti.

  1. Posterior Capsular Opacification

Posterior capsular opacification (PCO) adalah sebuah komplikasi yang paling sering terjadi pasca operasi. PCO dapat terjadi pada 28% pasien bahkan setelah 5 tahun operasi. Umumnya timbul karena adanya sisa epitel lensa pada kapsul posterior. PCO dapat di cegah dengan capsulorrhexis 360o, hidrodiseksi cortical cleaving, pembersihan sisa korteks yang maksimal, serta implantasi LIO dalam capsular bag. Kondisi PCO yang menyebabkan gangguan penglihatan signifikan umumnya di terapi dengan laser Nd:YAG (Neodymium yttrium-alumunium-garnet).

  1. Endoftalmitis

Endoftalmitis adalah komplikasi berat dari operasi katarak, walaupum sudah jarang sekali di temukan. Perkembangan teknik operasi, sterilisasi peralatan operasi yang baik, penggunaan povidone iodine preoperatif, penggunaan spekulum dan drape khusus sekali pakai untuk mengisolasi kelopak mata dan bulu mata dari lapangan operasi, serta penggunaan antibiotik profilaksis dapat menurunkan risiko endoftalmitis.

  1. Toxic Anterior Segment Syndrome

Toxic anterior segment syndrome atau TASS adalah inflamasi yang dapat terjadi setelah operasi katarak. Gejala TASS menyerupai endoftalmitis, tetapi onsetnya lebih cepat daripada endoftalmitis, yakni 12-48 jam setelah operasi. Gejala TASS umumnya terbatas pada segmen anterior, di sertai keluhan pandangan kabur, mata merah, nyeri pada mata, fotofobia, dan pada pemeriksaan hampir selalu di temukan edema kornea. Etiologi TASS antara lain kontaminasi pada cairan irigasi, bahan viskoelastis, instrumen operasi (liposakarida bakteri, residu logam, detergen), obat tetes mata, cairan antiseptik yang di gunakan untuk membersihkan lapangan operasi, serta LIO. TASS memberikan respons baik terhadap kortikosteroid topical.

  1. Edema Macular Sistoid

Kondisi Edema makular sistoid dapat menyebabkan penurunan tajam penglihatan hingga 2-6 bulan setelah operasi katarak. Edema makular sistoid terjadi pada 2-10% operasi EKIK, 1-2% operasi EKEK, dan <1% fakoemulsifikasi. Diagnosis dapat di lakukan melalui pemeriksaan fundus dan pemeriksaan penunjang seperti fundus fluorescein angiography (FFA) atau optical coherence tomography (OCT).

  1. Ablation Retina

Ablatio retina dapat terjadi pada 2-3% operasi EKIK, 0,5-2% operasi EKEK, dan <1% operasi fakoemulsifikasi. Ablatio retina merupakan salah satu komplikasi lambat yang dapat terjadi 6 bulan–1 tahun setelah operasi. Faktor risiko ablatio retina adalah operasi katarak yang sulit dengan ruptur kapsul posterior atau vitreous loss, pasien dengan miopia berat, dan riwayat keluarga dengan ablatio retina.

  1. Uveitis Kronis

Uveitis kronis terjadi apabila terdapat inflamasi yang menetap >4 minggu setelah operasi katarak. Kondisi ini di tandai dengan presipitat granulomatosa keratik dan hipopion. Penyebab uveitis kronis adalah vitreous inkarserata, malposisi LIO, dan fragmen lensa kristalin yang tersisa

  1. Asigmatisme

Astigmatisme dapat timbul terutama pada teknik EKIK dan EKEK karena perubahan kelengkungan kornea akibat insisi yang besar, kekuatan jahitan pada kornea, lokasi insisi, astigmatisme yang sudah ada sebelumnya (memberat setelah operasi), dan usia lanjut. MSICS dengan insisi sclerocorneal di temporal menimbulkan kasus astigmatisme yang lebih sedikit daripada insisi yang di lakukan di superior

  1. Dislokasi Lensa Intraocular

Dislokasi lensa intraokular (LIO) dapat terjadi intrakapsular atau ekstrakapsular. Risiko dislokasi LIO meningkat pada pasien dengan sindrom pseudoeksfoliasi, gangguan jaringan ikat yang menyebabkan gangguan zonula, uveitis, miopia berat, LIO pada sulkus/peletakan haptic LIO yang tidak seluruhnya di capsular baghaptic LIO rusak, dan pasien dengan riwayat operasi vitreoretinal.

Belum di ketahui dengan pasti bagaimana cara menghilangkan katarak. Namun Operasi menjadi satu-satunya cara untuk menghilangkan kondisi mata yang mengalami penyakit katarak. Namun ternyata metode operasi sendiri memiliki berbagai risiko komplikasi yang dapat terjadi pada pasien. Kendari demikian sebagai mana yang telah di jelaskan di atas bahwa kecil risikonya seseorang mengalami risiko komplikasi akibat operasi pembedahan penyakit katarak. Apalagi alat untuk pemedahan sudah semakin modern. Tentu dapat mengurangi risiko komplikasi akibat operasi pembedahan katarak.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai risiko komplikasi akibat operasi pembedahan penyakit katarak. Pasca operasi memang akan muncul sesuatu yang tidak normal pada bagian mata. kondisi ini sudah menjadi hal yang umum terjadi. Namun apabila muncul gejala yang aneh, sebaiknya langsu periksakan kondisi mata pada dokter.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alomedika
  • Allaboutvision
Risiko Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Katarak

Risiko Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Katarak

Hallo Kawan Mama, Penyakit katarak adalah salah satu jenis penyakit yang terjadi dan menyerang mata sehingga membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu. Jenis penyakit yang satu ini cenderung sangat sulit  untuk di hindari. Sebab faktor penuaan menjadi faktor yang paling umum menyebabkan seseorang mengalami kondisi katarak. Namun beberapa cara dapat di lakukan untuk mengobati kondisi ini, yakni dengan melakukan operasi. Namun ternyata, akibat kondisi ini sendiri dapat menyebabkan beberapa risiko komplikasi akibat operasi penyakit katarak.

Pada dasaranya, kondisi penyakit katarak sendiri merupakan kondisi di mana lensa mata yang tertutupi oleh semacam gumpalan yang menghalangi cahaya masuk melalui lensa menuju retina. Lensa mata, pada dasarnya terbuat dari dan ternutrisi dari air dan protein yang masuk dan terdapat pada bahan makanan yang di konsumsi. Seiring berjalannya waktu atau bertambahnya fungsi dari oragn tubuh tidak akan seproduktif seperti dulu.

Proses regenerasi dari sel-sel dalam tubuh juga akan makin melambat. Akibatnya air dan protein pun kian menumpuk di area lensa mata sehingga menghalangi masuknya cahaya menuju retina. Selain itu, pada tahap awal, efek atau gejala dari penyakit katarak belum terlihat atau di rasakan. Namun seiring bertambahnya usia kondisi mata yang mengalami penyakit kataraka akan kesulitan untuk melihat karena lensa mata yang terhalang.

Meskipun tidak semua penderita penyakit katarak harus melakukan operasi. Namun, pada akhirnya setiap kondisi penyakit katarak akan semaki bertambah parah dan memiliki risiko kebutaan, terutama dalam tahap yang serius penyakit katarak hanya dapat di atasi dengan melakukan operasi. Meskipun begitu, operasi katarak sendiri ternayata memiliki risiko-risiko yang kondisi komplikasi akibat operasi penyakit katarak. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa kondisi dari risiko komplikasi akibat operasi penyakit katarak. Simak penjelasannya berikut ini.

Beberapa Risiko Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Katarak

Risiko Komlplikasi Akibat Penyakit Katarak

Pada dasarnya setiap dari operasi bedah yang di lakukan tentu memiliki risiko yang mungkin dapat di alami. Namun seiring berjalanya waktu, tekonology yang di gunakan untuk operasi juga semakin bertambah canggih dan lebih aman dari berbagai risiko yang terjadi. Meski demikian hal ini tidak menghilangkan risiko akibat operasi penyakit katarak.

Di alnsir dari lama National Library of Medicine mencatat sebua studi pada 221.594 pasien yang menjalankan operasi katarak pada tahun 1994 dan 2006. Studi tersebut menemukan bahwa pasien yang mengalami setidaknya satu jenis komplikasi hanya berupa 5% dari total responden. Artinya, 95% dari responden tidak mengalami komplikasi. Studi tersebut juga di bagi dalam 3 periode, yakni tahun 1994-1995, serta 1999-2000 dan 2005-2006.

Dari operasi tersebut hasil yang di dapat adalah semakin menurunya risiko komplikasi akibat operasi. Meskipun demikian hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa pasien tidak dapat mengalami risiko komplikasi. Karenanya penting untuk mengetahui risiko komplikasi akibat operasi penyakit katarak. Berikut adalah beberapa risiko komplikasi akibat operasi mata katarak.

  1. Endoftalmitis

Endoftalmitis adalah istilah yang di gunakan untuk menggambarkan peradangan yang hebat pada jaringan di dalam mata. peradangan ini biasanya di sebabkan oleh infeksi akibat bakteri atau jamur. Umumnya kondisi ini bersifat jarang terjadi, namun dalam tahap yang serius kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen.

Kondisi ini umumnya ddapat di lihat dengan gejala yang muncul berupa adanya rasa nyeri, penglihatan yang memburukmata merah dan bengkak hingga keluarnya cairan kuning atau hijau dari mata. Pada kondisi ini hanya dapat di tangani dengan melakukan suntik antibiotic pada mata hingga melakukan langkah operasi.

  1. Kekeruhan Kapsul Posterior

Kekeruhan kapsul posterior atau di sebut juga dengan istilah PCO (Posterior Capsular Opacification) merupakan kondisi yang juga di kenal sebagai katarak sekunder. Faktanya kondisi ini lain halnya dengan katarak. Karena pada umumnya, katarak sekali telah di hancurkan tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Dalam operasi katarak pada kapsul lensa yang ada di bagian depan akan di hancurkan dan di sedot. Namun pada bagian belakang tetap berada di tempatnya sebagai penyangga lensa baru yang akan di tanam (Intraocular/IOL). Hal inilah yang yang di sebut sebagai kapsul posterior yang terkadang bisa menjadi keruh atau buram.

Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi yang sering terjadi namun mudah untuk di tangani. Sementera itu, kondisi ini dapat di lihat pada gejala yang muncul berupa penglihatan yang berubah menjadi keruh atau buram. Untuk menangani kondisi ini, umumnya dokter akan melakukan tindakan laser kapsulotomi untuk mengatasinya.

  1. Ablasio Retina

Pada dasarnya retina mata merupakan jaringan belakang mata yang berfungsi untuk memproses apa yang di lihat oleh mata dan mengirimkannya ke otak. Setelah operasi katarak di lakukan, ada kemungkinan retina akan robek, lubang, serta terluka atau bahkan terlepas dari dinding mata. komplikasi ini sendiri umumnya sangat jarang terjadi.

Pada sekitar 3.000 operasi katarak, rata-rata komplikasi ini hanya terjadi 1 kali. meskipun begitu, jika tidak segera di tangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan akibat retina yang lepas dari dinding mata. kondisi ini dapat di tandai pada gejala yang muncul berupa sebagian mata yang terasa terutupi oleh semacam tirai.

Adanya titik-titik yang mengambang dalam gambaran penglihatan serta nampak sinaran ketika melihat. Bila kondisi ini terjadi umumnya dokter akan melakukan langkah operasi untuk memperbaiki kondisi retina. Jika robekan pada retina belum membuat retina lepas, maka dapat di tangani dengan operasi laser untuk menutup robekan. Namun apabila retina sudah terlepas atau ablasio, maka dokter akan melakukan metode operasi lainya.

  1. Diskolasi Lensa Intraocular (IOL)

Operasi katarak dapat menyebabkan bergesernya letak lensa buatan yang di tanam untuk menggantikan lensa yang telah keruh atau terkena katarak. Jika kondisi ini terjadi, sebaiknya segera lakukan langkah penganganan. Sebab umumnya lensa tanam akan segera menyatu dengan daging pada mata dalam waktu 3 bulan pasca operasi.

Kondisi ini umumnya jarang terjadi, namun dapat menyebabkan terjadinya komplikasi lain bila tidak seger di tangani. Seperti, pendarahan, hingga ablasio retina dan kondisi lainya. umumnya kondisi ini dapat di lihat dengan gejala yang muncu, berupa penglihatan yang buram, penglihatan ganda, dan pinggiran lensa implant yang dapat di lihat. Untuk penanganannya, dokter akan melakukan operasi reposisi lensa atau operasi untuk mengganti lensa.

  1. Opasifikasi Kapsul Posterior (PCO)

Operasi penyakit katarak dapat menyebabkan risiko Opasifikasi kapsul posterior pada pasien. Namun kabar gembiranya, PCO dapat di obati dengan terapi secara efektif dengan suatu prosedur yang di sebut kapsulatomi aser YAG. Selama prosedur ini, sebuah lubang akan di buat di zona tengah kapsul yang keruh dan penglihatan akan membaik dengan segera. Kapsulotomi laser YAG di bagi menjadi tiga langkah, yakni sebagai berikut.

    • Obat tetes mata yang di gunakan untuk mendilatasi pupil. Dengan demikian dokter spesialis mata di rumah sakit anda dapat melihat keseluruhan kapsul lensa
    • Laser untuk menghilangkan kapsul posterior berkabut dari pandangan anda tanpa membuat sayatan atau menyentuh mata.
    • Obat tetes mata di berikan setelah prosedur di lakukan untuk mencegah inflamasi.

Rosedur ini hanya berlangsung selama beberapa menit tanpa menimbulkan rasa sakit. Setelah menjalankan kapsulotomi laser YAG, kamu dapat segera menjalani aktivitas seperti biasa. Kemungkinan pasien akan mengalami floater setelahnya, namun hanya akan berlangsung selama beberapa pecan saja.

Laser YAG pada dasarnya menghilangkan zona tengah dari kapsul posterior yang keruh di belakang lensa  intraocular dan kondisi tersebut tidak dapat kembali. Dengan begitu, hanya satu pengobatan laser yang di perlukan untuk mengatasi hilangnya penglihatan secara permanen yang di sebabkan oleh PCO setelah operasi katarak.

  1. Risiko Kapsulotomi Laser YAG

Operasi penyakit katarak juga dapat menyebabkan risiko komplikasi kaspulotomi laser YAG. Meskipun demikian, kondisi ini terbilang sangat jarang terjadi pada pasien. Namun, prosedur tersebut dapat meningkatkan risiko ablasi retina hingga taraf tertentu. Sebuah riset menunjukkan bahwa risiko pelepasan retina seumur hidup akibat komplikasi operasi katarak sekitar 1%. Risiko tersebut akan meningkat hingga 2% apabila di ikuti dengan kapsulotomi laser YAG.

  1. Risiko Lainya

Selain beberapa risiko komplikasi akibat operasi panyakit katarak yang telah di sebutkan di atas. Berikut adalah beberapa risiko komplikasi lainya yang dapat terjadi.

    • Mata manjdi sensitive terhadap cahaya
    • Melihat kilatan cahaya (fotopsia)
    • Begian sentral retina yang membengkak (edema macula)
    • Kelopak mata turun (ptosis)
    • Tekanan mata meningkat (hipertensi ocular)
    • Korena mata atau retina yang membengkak
    • Tertinggalnya kepingan lensa mata yang keruh yang di hancurkan saat operasi katarak
    • Penumpukan cairan pada retina
    • Pendarahan

Dalam upaya mengobati kondisi penyakit mata katarak, belum di temukan pengobatan yang tepat selain melakukan operasi pembedahan. Meskipun demikian ternyata operasi penyakit katarak juga memiliki beberapa risiko sebagai mana telah di jelakan di atas. Namun semakin berkembangnya zaman, teknologi dan alat untuk operasi semakin bertambah modern dan lebih canggih. Hal ini tentunya dapat mengurangi risiko-risiko komplikasi akibat operasi penyakit katarak. Komplikasi atau efek minor atau ringan, umumnya dapat sembuh dan hilang dengan mudah seiring berjalanya waktu. Namun pada kondisi komplikasi di atas maka pasien membutuhkan langkah penanganan yang lebih serius oleh dokter.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa risiko komplikasi akibat operasi penyakit katarak. Operasi memang di ketahui menjadi satu-satunya cara yang ampuh mennyembuhkan penyakit katarak apabila muncul gejala yang tidak normal pasca operasi, sebaikny segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan yang tepat.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Allaboutvision
Jenis – Jenis Penyakit Mata Katarak

Jenis – Jenis Penyakit Mata Katarak

Hallo Kawan Mama, Penyakit katarak adalah salah satu gangguan penglihatan atau penyakit pada mata yang umumnya kerap di alami oleh orang dengan usia lanjut. Namun tidak jarang anak-anak dan juga orang dewasa yang mengalami penyakit katarak. Sementara itu, penyakit katarak sendiri ternyata memiliki beberap jenis dari kondisi penyakit katarak yang berbeda-beda.

Penyakit katarak pada dasarnya berupa kondisi di mana lensa mata yang tertutup oleh adanya gumpalan. Gumpalan tersebut terdiri dari air dan protein yang mengumpul hingga menutupi lensa mata. Kondisi ini membuat lensa mata tidak dapat menerima cahaya dengan baik sehingga fungsi penglihatan menjadi terganggu. Normalnya, mata memiliki lensayang jernih dan bersih sehingga dapat menangkap cahaya yang masuk yang akan melewatinya menuju retina. Namun dalam kasus penyakit katarak, terdapat gumpalan yang menutupi lensa mata sehingga lensa mata menjadi keruh dan penglihatan seperti tertutup awan.

Umumnya penyakit katarak lebih sering di alami oleh orang dengan usia lanjut. Sebab seiring bertambahnya usia organ tubuh termasuk mata tidak dapat berfungsi dengan baik atau tidak seproduktif dulu dalam mengolah protein yang masuk ke tubuh. Akibatnya protein itu akan menumpuk dan berkumpul dengan zat lainya dan menempel pada lensa mata. meskipun begitu tidak jarang anak-anak dan orang dewasa yang mengalami penyakit katarak.

Katarak mungkin tidak akan membahayakn kesehatan tubuh. Namun tentu dapat membahayakan penderitanya hingga risiko hilangnya penglihatan. Penyakit katarak sendiri ternyata memiliki beberapa ragam jenis berdasrakan letak dan penyebabnya, berikut ini Kawan Mama akan menjelaskan beberapa jenis penyakit katarak dari yang biasa hingga jarang di alami.

Jenis Panyakit Mata Katarak

Jenis - Jenis Penyakit Katarak

Umumnya kondisi munculnya penyakit katarak ini di sebabkan oleh faktor penuaan dan cidera atau trauma yang menyababkan perubahan pada sel dan jaringan di dalam mata. Secara garis besar, penyakit katarak sendiri di bagi menjadi dua macam. Yakni penyakit katarak berdasarkan letak atau lokasi dan penyakit katarak berdasarkan penyababnya. Berikut adalah penjelasannya.

Jenis Katarak Berdasarkan Letak Atau Lokasinya

  1. Katarak Sklerotik Nuklir

Penyakit Katarak dengan jenis sklerotik nuklir merupakan jenis penyakit katarak yang paling umum terjadi akibat faktor bertambahnya usia atau penuaan. Katatark jenis ini menyababkan keruhan pada lensa hingga berwarna kuning. Selain itu bagian tengah pada lensa mata menjadi keras.

Umumnya katarak jenis ini tumbuh dan menyebabkan perubahan pada fungsi penglihatan terjadi secara perlahan. Dalam beberapa kasus, penderita Katarak sklerotik nuklir akan mengalami kondisi second sight atau penglihatan kedua. Hal ini berupa kondisi di mana adanya peningkatan yang sangat tajam yang kemudian akan menurun secara signifikan.

  1. Katarak Kortikal

Katarak kortikal merupakan jenis katarak yang muncul pada bagian korteks lensa mata. Korteks sendiri terdiri atas bagian luar dari lensa mata. Umumnya, jenis katarak ini identic dengan bentuk yang menyerupai jari-jari roda yang mengarah ke tengah lensa. Jenis katarak ini akan membuat cahaya yang masuk ke lensa cenderung terpencar karena menyentuh gumpalan yang menyerupai jari-jari tersebut.

  1. Katarak Subkapsular Superior

Katarak subkapsular superior atau juga di kenal dengan istilah Posterior Subcapsular Cataract (PSC) adalah jenis katarak yang muncul pada bagian belakang lensa mata. jenis katarak ini terjadi tepat di bawah kantong kapsular yang berfungsi menampung lensa. Umumnya, jenis katarak ini banyak di alami oleh orang yang mengkonsumsi obat steroid dan penderita diabetes mellitus tipe 2.

  1. Katarak Polikromatik

Katarak polikromatik merupakan jenis katarak yang terjadi pada lensa mata. Di lansir dari laman American Academy of Opthalmology menyebutkan bahwa Katarak polikromatik di sebut dengan istilah katarak pohon natal. Jenis Katarak polikromatik ini termasuk jenis katarak yang langka yang umumnya di alami oleh penderita distrofi miotik. Katarak polikromatik ini muncul di tandai dengan lensa mata yang berwarna Kristal.

Jenis Penyakit Katarak Berdasarkan Penyebabnya

Selain jenis katarak yang tergolong berdasarkan tempat atau lokasinya. Para ahli juga memabagi jenis katarak berdasarkan peyebabnya. Meskipun faktor usia atau penuaan menjadi faktor yang paling sering terjadi, namu ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit katarak. Seperti radiasi mata, genetik atau keturunan, atau cidera pada mata dan kondisi-kondisi lainya. berikut ini adalah beberapa jenis penyakit katarak berdasarkan penyababnya.

  1. Katarak Karena Usia Atau Penuaan

Sebagian besar dari munculnya kasus penyakit katarak pad dasarany di sebabkan oleh faktor bertambahnya usia atau penuaan. Umumnya jenis penyakit katarak akibat faktor usia ini dapat di lihat atau di ketahui mulai usia 40 hingga 50 tahun. Namun ketika usia sudah menginjak angka 60 atau 70 tahun akan berubah dengan signifikan. Hal ini di sebabkan oleh lensa mata yang sudah tidak fleksibel sehingga kondisi katarak bertmabah parah.

  1. Katarak Sekunder

Umumnya dalam kondisi yang cukup parah, maka langkah operasi menjadi sartu-satunya jalan untuk sembuh. Namun tidak jarang terjadi di mana penyakit katarak akan muncul pasca operasu glaucoma atau operasu retina. Penyakit katarak yang muncul pasca melakukan operasi tersebut di sebut dengan istilah katarak sekunder.

  1. Katarak Traumatic

Selain faktor usia, salah satu faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit katarak adalah cedera atau trauma pada mata. katarak traumatic adalah katarak yang di sebabkan oleh mata yang mengalami cidera atau trauma. Kondisi payakit katarak dapat terjadi setelah mata mengalami cidera atau trauma dan bahkan dapat terjadi beberapa minggu atau tahun setelahnya.

  1. Katarak Kognetial

Katarak jenis kognetial ini adalah jenis katarak yang di sebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. meskipun demikan, beberapa kasus menyebutkan bahwa jenis katarak ini tidak mengganggu fungsi penglihatan secara siginifikan. Namun pada katarak yang cukup serius, akan di lakukan langkah operasi untuk mengangkat katarak agar mata terhindar dari strabismus (mata juling) atau mata malas (amblyopia).

  1. Katarak Radiasi

Katarak radiasi merupakan jenis penyakit katarak yang di sebabkan oleh radiasi akibat sinar tertentu seperti matahari, eletronik dan lainya. Meskipun jarang terjadi namun faktanya radiasi dapat menyebabkan penyakit katarak hingga memperburuk kondisi penyakit katarak.

  1. Katarak Komplikata

Katarak komplikata merupakan jenis penyakit katarak yang terjadi pada seseoang yang memiliki riwayat Uveitis Kronis. Kondisi ini berupa adanya peradangan pada lapisan tengah lensa mata. pengobatan yang di lakukan untuk menobati Uveitis kronis dapat memicu terjadinya penyakit katarak komplikata.

Pada dasarnya, sebagaimana yang telah di jelaskan di atas bahwa katarak sendiri memiliki jenis yang berbeda-beda berdasarkan tempat atau lokasi dan berdasarakan penyebabnya. Meski demikian penyakit katarak dengan jenis apapun, terletak di tempat manapun dan apapun penyebab munculnya penyakit katarak, tetap saja berbbahaya bagi kondisi kesehatan mata. karena bagaimanapun dalam kondisi katarak yang cukup serius dapat menyebabkan risiko hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan pada penderitanya. Beberapa langkah seperti gaya hidup sehat serta rajin memeriksa kondisi mata dapat menjadi langkah mencegah penyakit katarak.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai jenis penyakit mata katarak. Meskipun faktor bertambahnya usia atau penuaan menjadi faktor yang paling umum terjadi. Namun tetap saja kita harus lbih berhati-hati dan lebih memperhatikan kesehatan mata kita. dengan begitu setidaknya kita telah berusaha menjaga kondisi mata kita tetap sehat.

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Sehatq
Cara Mencegah Kondisi Penyakit Katarak

Cara Mencegah Kondisi Penyakit Katarak

Hallo Kawan Mama, Mata merupakan salah satu organ tubuh yang memiiki karakter sensitive sehingga mudah terserang oleh gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan memang menjadi masalah yang umum di mana banyak orang mengalami kondisi tersebut. Salah satu gangguan penglihatan atau penyakit yang kerap menyerang mata adalah katarak. Kondisi ini membuat penglihatan menjadi terganggu dan perlu adanya cara untuk mencegah kondisi penyakit mata katarak.

Katarak sendiri merupakan sebuah penyakit mata di mana adanya lensa mata yang terhalang oleh sesuatu. Umumnya lensa mata terbuat oleh air dan protein yang masuk ketubuh. Air dan protein tersebut akan menjaga mata agar tetap bersih dan jernih sehingga dapat menangkap cahaya yang melewatinya kamudian di salurkan pada retina. Kondisi mata yang mengalami penyakit katarak ini berupa lensa mata yang terhalang oleh air dan protein yang menggumpak dan menutupi mata. Hal ini di sebabkan oleh mata yang tidak dapat menyerap dengan baik akan air dan mineral atau suplai yang terlalu berlebihan sehingga mengumpul dan membentuk gumpalan yang menghalangi lensa mata.

Umumnya, penyakit katarak banyak di alami oleh orang dengan usia lanjut. Hal ini di sebabkan oleh fungsi organ tubuh terutama mata yang sudah tidak lagi normal atau seproduktif seperti dulu. Akibatnya, gumpalan tersebut akan menempel dan dan menghalangi cahaya yang masuk ke lensa mata sehingga tidak dapat meneruskannya menuju retina, dan terjadilah katarak.

Pada tahap yang serius, penyakit katarak hanya dapat di obati dengan melakukan operasi katarak. Namun ketika penyakit katarak dalam tahap yang ringan, kondi ini masih dapat di atasi dengan langkah pencegahan. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai cara mencegah penyakit katarak. Dengan melakukan langkah pendegahan sesegera mungkin, maka kondisi penyakit katarak tidak akan bertamabah parah.

Cara Mencegah Penyakit Katarak

Cara Mencegah Kondisi Penyakit Katarak

Penyakit katarak memang menjadi penyakit yang banyak di alami teruatama pada usia lanjut. Namun tidak jarang hal tersebut juga di alami oleh anak-anak atau orang dewasa. di lansir  dari laman kemkes menurut perwakilan peedami, Aldiana Halim menyebutkan bahwa terdapat 8 juta orang di Indonesia mengalami gangguan penglihatan. 1,6 juta mengalami kebutaan dan 6,4 juta mengalami gangguan penglihatan sedang dan berat

“Dari kasus kebutaan itu memag banyak di sebabkan oleh penyakit katarak hingga 81,2%. Di perkirakan ada sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang mengalami kebutaan akibat katarak”, tutur Aldiana.

Meskipun faktor usia atau penuaan menjadi faktor umum penyebab penyakit katarak, namun bukan berarti kondisi ini tidak bisa di cegah. Ada beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mencegah penyakit katarak agar tidak bertambah parah. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyakit katarak..

  1. Rutin Memeriksa Kondisi Mata

Salah satu cara untuk mencegah penyakit katarak adalah dengan rutin mengecek dan memeriksa kondisi mata. Dengan memeriksakan mata ke dokter, maka kamu akan mengetahui kondisi mata kamu dan dapat mencegah perkembangan mata yang terkena penyakit katarak lebih cepat. Karena kondisi mata yang mengalami penyakit katarak dalam tahap ringan lebih mudah di atasi dan di cegah pertumbuhannya.

Bagi orang dewasa, di anjrkan untuk memeriksa kondiis matanya ke dokteer tidak kurang dari 2 tahun sekali sampai usia 50 tahun. Namun bagi seseorang yang berusia lebih dari 50 tahun, di anjurkan untuk memeriksakan mata setahun sekali. Dan bagi seseorang yang memiliki riwayat penyakit diabetes sebaiknya lebih rutin untuk memiksa kondisi mata. Karena diabetes sendiri dapat menjadi penyebab penyakit katarak.

  1. Kaca Mata Hitam Untuk Melindungi Mata

Kaca mata adalah satu cara untuk mencegah pertumbuhan katarak. Hal ini di gunakan untuk melindungi dari sinar matahari yang mengandung ultraviolet serta debu dan radikal bebas lainya. karean ultraviolet dan debu serta bakteri dapat memperparah kondisi penyakit katarak. Radiasi dari UVB lebih berbahaya bagi mata dan kulit di bandingkan dengan radiasi UVA.

Di lansir dari laman American Academy of Opthalmology menyebutkan bahwa dalam memilih kaca mata untuk mencegah katarak, sebaiknya pilih kaca mata untuk anti ultraviolet. Sebab paparan sinra ultraviolet dapat meningkatkan risiko katarak dan memperparah penyakit katarak hingga risiko kanker.

  1. Membatasi Mengkonsumsi Makanan Berkarbohidrat

Seseorang yang telah terkena penyakit katarak di anjurkan untuk menghindari dan membatasi makanan yang tinggi akan karbohidrat. Sebab tingginya asupan karbohdrat di duga dapat menyebabkan dan memperparah penyakit katarak. Sebab, karbohidrat akan ikut menggumpal bersama protein dan menghalangi lensa mata.

Di lansir dari laman Investigative Opthalmology and Visual science menemukan bahwa orang yang makan banyak karbohidrat memiliki risiko katarak tiga kali lebih besar di bandingkan dengan mereka yang sedikir mengkonsumsinya. Karenanya, sebaknya kurangi mengkonsumsi karbohidrat bagi agar penyakit katarak tidak bertambah parah.

  1. Hindari Asap Rokok Dan Alcohol

Rokok dan alcohol ternyata dapat menjadi penyebab munculnya panyakit katarak. Sebab asap rokok sendiri merupakan radikal bebas yang akan menempel pada lensa mata dan menghalangi cahaya masuk kemata. Akibatnya kondisi penyakit katarak akan semakin bertambah parah. Selain asap rokok, alcohol yang terbuat dari berbagai bahan yang tidak baik untuk tubuh dan juga mata. Maka sebaiknya hindari mengkonsumsi alcohol dan asap roko agar dapat mencegah penyakit katarak.

  1. Mengkonsumsi Teh Hijau

Salah satu jenis minuman yang dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan penyakit katarak adalah teh hijau. Di lansir dari laman Journal of Agricultural and Food Chemistry menyebutkan bahwa teh hijau dan hitam dapat menghambat perkembangan penyakit katarak terutama yang di sebabkan oleh diabetes.

  1. Vitamin C

Sebagaimana kita ketahui bahwa vitamin C adalah salah satu vitamin yang baik untuk mata. Peningkatan asupan vitamin C telah di kaitkan dengan penurunan risiko mata katarak. Sebuah studi yang di terbitkan dalam Journal of Nutrition mnemukan bahwa asupan vitamin C yang tinggi mengurangi risiko katarak hingga mencapai 64 %.

  1. Konsumsi Sayuran Hijau

Sayuran hijau adalah bahan makanan yang kaya akan nutrisi dan vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh. Ternyata, sayuran hijau ini juga baik untuk mencegah penyakit katarak pada mata. di dalam sayuran hijau terdapat kandungan vitamin E lutein dan ziaxanthin serta antioksidan lain yang akan mengurangi risiko berbagai penyakit mata termasuk katarak.

Dalam sebuh studi yang di muat oleh Havard Health Publishing menyebutkan bahwa,para peneliti telah menemukan pada wanita usia 50-79 tahun yang mengkonsumsi makanan kaya lutein dan zeaxanthin akan lebih sedikit terkena penyakit katarak. Kandungan tersebut banyak terdapat pada sayuran-sayuran hijau. Karenanya, sayuran hijau dapat menjadi pilihan baik untuk mencegah penyakit katarak.

  1. Atur Cahaya Yang Baik Untuk Mata

Tanpa di sadari kita seringkali menyepelakan kondisi cahaya pada ruangan yang kita gunakan. Namun ternyata, kondisi pencahayaan yang tidak baik akan menyebabkan penyakit katarak bertambah parah. Sebaiknya hindari betaktivitas pada cahaya yang redup dan atur cahaya yang terang di dalam ruangan. Dengan begitu, mata tidak akan terlalu terbebani dan penyakit katarak tidak bertambah parah.

Kondisi mata yang mengalami penyakit katarak seringkali tidak di sadari, terutama ketika kondisi penyakit katarak masih ringan. Karena pada kondisi tersebut, efek yang di timbulkan masih belum terlalu di rasakan sehingga tidak ada keluhan yang muncul. Namun seiring berjalanya waktu, kondisi penyakit katarak akan tumbuh menjadi lebih parah hingga menyebabkan berbagai keluahan. Karenanya, kondisi penyakit katarak dalam tahap ringan perlu untuk segera di cegah agar kondisi mata dapat pulih dan tidak bertambah parah. Ketika gejala-gejala gangguan pada penglihatan muncul, sebaikny segera periksa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Demikian penjelelasan dari Kawan Mama mengenai cara mencegah penyakita katarak. Selain terjadi pada lansia, penyakit katarak dapat di alami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Karenanya langkah pencegahan perlu segera di lakukan agar gangguan penglihatan tidak bertambah parah.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Alodokter
Cara Mengobati Penyakit Mata Katarak

Cara Mengobati Penyakit Mata Katarak

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar penyakit katarak? Ya, penyakit katarak adalah salah satu gangguan yag menyerang mata sehingga fungsi dari pengihatan tidak dapat bekerja dengan baik. Hampir setiap dari segala aktivitas yang kita lakukan membutuhkan bantuan mata sebagai fungsi penglihatan. Penyakit katarak merupakan juensi penyakit mata yang sudah umum di alami oleh kebenyakan orang. Beberapa cara dapat menjadi pilihan untuk mengobati penyakit mata katarak.

Kondisi mata yang sehat tentu akan membuat kita mudah melakukan segala aktivitas. Namun kondisi mata yang mengalami gangguan penglihatan atau katarak ini tentu tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga akan menganggu dan menghambat aktivitas kita. Pada dasaranya, penyakit katarak adalah sebuah kondisi gangguan penglihatan di mana lensa mata yang keruh akibat tertutup oleh benda asing atau sesuatu yang menghambat penglihatan. Kondisi ini membuat penderitanya keseulitan menglihatan dan mata yang keruh seperti tertutup awan. Pada awalnya, penyakit katarak tidak terasa menganggu hingga waktu ke waktu akan semakin berkembang dan biasanya akan terasa ketika sudah dalam kondisi yang cukup serius.

Dalam tahap awal, penyakit katarak hanya akan terasa seperti gengguan penglihatan biasa lainya di mana mata tidak dapat melihat dengan baik. Pada kondisi ini, kaca mata atau lensa kontak masih tergolong dapat membantu mata untuk melihat. Namun pada kondisi yang cukup serius maka penderita katarak harus melakukan langkah operasi. Berikut Kawan Mama akan membahas mengenai cara mengobati kondisi penyakit katarak.

Penyakit Katarak

Cara Mengobati Panyakit Mata Katarak

Penyakit kataraka adalah jenis penyakit yang umumnya di alami oleh orang dengan usia lanjut. Namun ternayata, penyakit ini dapat di alami oleh siapa saja, baik orang dewasa atau anak-anak. menurut WHO, penyakit katarak mengakibatkan 48% kebutaan yang mewakili 18 juta jiwa di seluruh dunia. Karenanya katarak menjadi salah satu gangguan penglihatan yang cukup berbahaya bagi para penderitanya.

Pada dasarnya, lensa mata terbentuk oleh air dan protein yang terdapat pada bahan makanan yang di konsumsi. Air dan mineral tersebut akan di serap dan di salurkan kemata untuk di olah dan mencukupi kebutuhan mata. air dan protein yang tidak dapat terserap atau terurai dengan baik oleh mata akan menumupuk dan membantuk sebuah gumpalan yang akan menghalangi lensa mata. akibatnya lensa mata akan nempak keruh dan menghalangi cahaya yang masuk menuju lensa mata.

Pada kondisi normal, cahaya yang masuk akan dapat di terima oleh lensa mata dan meliwatinya kemudian di biaskan menuju retina. Lensa mata yang terhalang oleh gumpala  tersebut akan keusilatan untuk menerima cahaya sehingga sulit untuk membiaskan dan menyalurkan cahaya menuju retina. Akibatnya, penglihatan perlahan akan menjadi keruh seperti berawan dan kesulitan melihat dengan jelas.

Cara Mengobati Penyakit Katarak

Di lansir dari laman kemkes menurut perwakilan peedami, Aldiana Halim menyebutkan bahwa terdapat 8 juta orang di Indonesia mengalami gangguan penglihatan. 1,6 juta mengalami kebutaan dan 6,4 juta mengalami gangguan penglihatan sedang dan berat. “Dari kasus kebutaan itu memag banyak di sebabkan oleh penyakit katarak hingga 81,2%. Di perkirakan ada sekitar 1,3 juta penduduk Indonesia yang mengalami kebutaan akibat katarak”, tutur Aldiana.

Kasus tersebtu menunjukkan bahwa katarak merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan perlu adanya langkah untuk mengobati penyakit tersebut. Berbagai macam langkah pencegahan dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya penyakit katarak. Namun dalam hal pengobatan, sampai saat ini hanya berupa operasi katarak saja yang sudah teruji hasilnya.

Secara umum, operasi katarak tergolong aman di lakukan. Namun bukan berarti tanpa risiko komplikasi. Beberpa pasien bahkan membutuhkan operasi kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Operasi katarak sendiri terbagi dalam beberapa macam. Berikut adalah macam beserta penjelasannya.

  1. Operasi Katarak

Operasi katarak merupakan langkah pengobatan yang paling umum di lakukan. Dalam operasi ini, lensa mata yang keruh akan di angkat dan di ganti dengan lensa yang baru dan lebih bening serta jernih. Operasi katarak ini membutuhkan waktu untuk pemulihan tidak kurang dari 2 minggu pasca operasi. Selain itu, kaca mata di butuhkan untuk membantu mata untuk melihat.

Jumlah penderita penyakit katarak setiap hari semakin bertamabah, terutama di Indonesia sendiri. Namun biaya yang cukup mahal sekitar 12 hingga 23 juta membuat tidak semua dari penderita mata katarak dapat melakukan langkah operasi. Hal ini tentu menjadi masalah meningkatnya jumlah penderita mata katarak dan angka kebutaan akibat katarak khususnya di indonesia.

  1. Operasi Laser Katarak

Operasi laser katarak atau di kenal dengan sebutan Bladeless Laser Cataract Surgary merupakan langkah operasi yang terbilang lebih modern dengan menggunakan tekonologi terbaru. metode ini menggunakan sinar laser yang memiliki kemampuan untuk memotong dengan sangat akurat di bandingkan teknologi laser lainnya dan dengan tingkat panas yang sangat rendah.

Dengan kelebihan-kelebihannya tersebut, operasi ini menjadi tidak lagi menakutkan dan lebih aman di bandingan dengan menggunakan pisau bedah. operasi ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit tanpa adanya risiko infeksi pasca operasi. Dengan teknologi yang lebih modern tentu membuat biaya yang di perlukan juga bertamabah, yakni sekitar 22 hingga 29 juta.

Selain 2 macam langkah operasi di atas, ada 2 lagi jenis terapi bedah atau operasi untuk meringankan gejala katarak. Yaitu operasi jenis small incision cataract surgery (phacoemulsification) dan extracapsular surgery. Berikut adalah penjelasannya.

  • Small Incision Cataract Surgery (Phacoemulsification)

jenis operasi ini di lakukan dengan cara melakukan insisi kecil pada tepian kornea. Kemudian dokter akan menyinarkan gelombang ultrasound untuk menghancurkan lensa yang akan di ambil menggunakan alat penghisap.

  • Extracapsular Surgery

operasi jenis ini membutuhkan insisi yang lebih besar untuk mengeluarkan inti lensa yang berkabut. Selanjutnya sisa lensa tersebut akan di keluarkan dengan menggunakan alat penghisap.

Pada kedua proses dari operasi tersebut, lensa buatan atau di sebut dengan istilah lensa intraocular akan di masukkan untuk menggantikan lensa yang asli. Operasi ini akan membutuhkan waktu hingga 1 jam tanpa adanya rasa nyeri meskipun ada juga yang merasakan nyeri, umumnya tergantung pada tingat ketahanan atau toleransi tubuh. Biasanya dokter akan menggunakan obat tetes mata untuk membuat mata menjadi baal dan pengidap tetap sadar selama menjalani operasi.

Dalam upaya untuk mengobati penyakit katarak, terapi bedah atau operasi menjadi satu-satunya lengkah pengobatan yang sudah teruji dapat mengobati penyakit katarak. Meskipun demikian, biayanya yang mahal membuat banyak dari penderita panyakit katarak tidak dapat melakukan operasi karena tidak mampu mebayar biaya. Tentunya hal ini menjadi PR tersendiri bagi kita dan pemerintah tentang kesejahteraan terkait keshatan masyarakatnya. Sebab mahalnya biaya operasi penyakit katarak akan membuat penderita penyakit ini tidak dapat melekukan operasi, dan akan menambah jumlah penderita penyakit katarak.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai cara mengobati kondisi penyakit katarak. Panyakit katarak merupakan maslaah kesehatan yang menyerang fungsi penglihatan dan berisiko menyebabkan hikangnya penglihatan. Karenanya, menjaga dan merawat kesehatan mata merupakan hal yang penting agar terhindar dari penyakit atau gangguan penglihatan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Optikseis
  • Hellsehat

Cara Mengobati Kondisi Mata Silinder

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi adanya ketidaknormalan pada mata yang umum terjadi. Pada dasarnya, gangguan penglihatan yang umumnya di alami oleh kebanyakan orang adalah rabun dekat atau rabun jauh. Namun ada satu gangguan penglihatan yang umumnya tidak di sadari oleh para penderitannya, yakni mata silinder. Kenapa demikian? Karena umumnya mata silinder muncul di sertai dengan kondisi rabun jauh atau rabun dekat. Adakah cara mengobati mata silinder?

Apa Itu Mata Silinder ?

Cara Mengobati Mata Silinder

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya untuk kita mengetahui terlebih dahulu apa itu mata silinder? Mata silinder atau juga di kenal dengan sebutan astigmatisme pada dasarnya adalah kondisi dari bentuk kornea mata yang tidak berbentuk bulat sehingga tidak menjadikannya melengkung dengan sempurna. Kondisi ini membuat cahaya yang masuk tidak dapat di biaskan tepat menuju retina. Cahaya yang masuk tersebut jatuh di depan atau di belekang retina.

Kondisi ini membuat penderitanya tidak dapat melihat dengan jelas atau penglihatan yang kabur. Di lansir dari laman Havard Medical school, kornea dan lensa mata normalnya memiliki bentuk bulat sempurna. Kondisi ini akan memungkinkan semua cahaya dapat masuk dan dapat di tangkap dan di biaskan dengan baik oleh kornea mata. sedangkan korena pada mata silinder memiliki bentuk oval, sehingga mata tidak bisa sepenuhnya memfokuskan seluruh cahaya yang masuk munuju retina.

Akibat kondisi tersebut, mata tidak dapat melihat dengan baik atau mengalami kaburnya penglihatan pad objek yang jauh ataupun dekat. Tidak banyak yang menyadari bahwa kondisi  matanya tengan mengalami mata silinder. Karena memang, mata silinder ini umumnya muncul di sertai dengan  eabun dekat ataupun rabun jauh. Pada kondisi rabun jauh atau dekat, gejala yang muncul hamper sama dengan mata silnder, sehingga banyak orang yang tidak mengetahui kondisi tersebut.

Bagaimana Cara Mengobati Mata Silinder ?

Penderita mata silinder tidak dapat melihat objek dengan jelas pada objek jarak yang jauh ataupun dekat. Sehingg pada kondisi tersebut, penderita mata silinder membutuhkan alat bantu penglihatan agar dpat melihat dengan jelas. Meskipun demikian, kondisi mata silinder tetap dapat di cegah dan di obati. Pada dasaranya, pengobatan mata silinder ini memiliki beberapa cara yang umumnya di gunakan dalam dunia medis.

Menggunakan kaca mata, lensa kontak dan operasi mata silinder adalah pegobatan yang umumnya di lakukan untuk mengobati kondisi ini. Namun ada beberapa cara lain yang di anggap dapat menyembuhkan kondisi mata silinder. Berikut adalah beberapa cara mengobati kondisi mata silinder.

  1. Menggunakan Kaca Mata Silinder

Sebagiamana yang telah di jelaskan di atas, bahwa kondisi mata silinder membuat penderitanya membutuhkan alat bantu penglihatan agar dapat melihat dengan jelas. Kaca mata adalah salah satu alat bantu penlihatan yang dapat di gunakan untuk membantu penderita matas silinder agar dapat melihat dengan lebih jelas, baik dekat maupun jauh.

Pada kaca mata silinder di desain khusus melengkung untuk memfokuskan cahaya yang masuk sehingga dapat fikus menuju retina. Dengan begitu, penggunaan kaca mata khusus mata silinder dapat menangkal penglihatan yang kabur. Namun di ketahui bahwa penggunaan kaca mata hanya sebatas membantu melihat dan bukan untuk mengobati.

  1. Lensa Kontak

Pada dasarnya, lensa kontak merupakan salah satu alat bantu penglihatan seperti halnya dengan kaca mata. Namun lensa kontak memiliki bentuk yang berbeda dan cednrung lebih minimalis dan simple untuk di gunakan di bandingkan dengan kaca mata. karenanya, untuk kemu yang terganggu dengan kaca mata kamu dapat menggunakan lensa kontak sebagai penggantinya.

Sama halnya seperti kaca mata, Lensa kontak juga di desain khusus untuk mata silinder dan biasa di sebut dengan istilah toric. Lensa kontak jenis ini akan membantu mata silinder melihat dengan cara menangkap dan membelokkan cahaya yang masuk hingga tepat menuju pada retina. Semakin parah kondisi mats ilinder, maka sebaiknya gunakan lensa yang lebih kaku.

  1. Melakukan Operasi Refraktif

Mengingat mata silinder adalah salah satu kelainan refraktif pada mata, maka penderita mata silinder dapat mengatasinya dengan melakukan operasi refraktif. Metode operasi refraktif merupakan sebuah langkah medis yang biasa di lakukan untuk mangobati kondisi kelainan refraktif pada mata. beberapa metode operasi refraktif dapat di lakukan, seperti, LASIK, LASEK, PRK dan AK atau LRI.

    • Operasi LASIK

Operasi LASIK atau Laser-Assisted In Situ Keratomileusis adalah salah satu metode yang di gunakan untuk mengobati kondisi rabun jauh, dekat hingga silinder. Dalam prakteknya, pdosedur operasi LASIK menggunakan sebuah laser yang di gunakan untuk membentuk kornea. Hal tersebut di gunakan untuk memperbaiki cara mata memfokuskan cahaya pada menuju retina.

Dengan metode LASIK akan di buat flap (pembukaan lapisan) tipia pada kornea. Kemudian flap akan di lipat kembali dan sejumlah khusus jaringan korena di bawah flap akan di angkat dengan menggunakan laser excimer dan kemudian flap akan di kembalika pada tempat asalnya. Dengan begitu kondisi korena akan kembali melengkung dengan sempurna dan dapat memfokuskan cahaya pada retrina.

    • Operasi LASEK

Operasi LASEK atau Laser Asissted subepithelial keratomileusis merupakan salah satu metode operasi untuk mengatasi mata silinder. Pada dasranya, operasi LASEK hamipr sama dengan operasi LASIK. Namun pada  operasi LASEK menggunakan prosedur di mana lapisan kornea yang cenderung lebih tipis hingga setipis lapisan epitel.

Lapisan tersebut akan di lipat di belakang untuk membatasi cedera pada mata yang di sebabkan oleh aktivitas sehari-hari. Metode operasi yang satu ini di anggap sebagai metode yang paling cocok mengatasi mata silinder. Kondisi korena yang cenderung tipis atau tingginya risiko cedera mata akan cocok menggunakan metode LASEK

    • PRK

Operasi PRK atau Photorefractive Keratectomy merupakan metode operasi yang di gunakan untuk mengatasi kondisi rabun jauh atau dekat dan mata silinder dalam tahap ringan. Metode operasi ini juga menggunakan laser untuk mebentuk kembali kornea mata. Laser akan memancarkan cahaya yang sejuk dari sinar Ultraviolet pada permukaan korena mata dan tidak di bawah flap kornea seperti metode LASIK.

    • AK Atau LRI

AK atau Lri bukan metode operasi yang menggunakan laser, melainkan operasi bedah yang di gunakan untuk memperbaiki astigmatisme atau mata silinder. Sebab, kornea pada penderita mata silinder biasanya berbentuk seperti bola kaki. AK atau LRI akan mengoreksi mata silinder dengan mambuat satu atau dua sayatan di bagian kornea yang paling curam. Sayatan ini akan membuat kornea menjadi lebih santai dan lebih bulat.

  1. Mengkonsumsi Suplemen

Sama seperti halnya dengan organ tubuh lainya, mata juga membutuhkan suplai gizi dan nutrisi agar dapat berfungsi dengan baik. Kondisi mata yang kekurangan akan gizi atau nutrisi akan berdampak buruk pada pada mata dan berisiko menyababkan kondisi mata silinder. Bahan makanan yang mengandung banyak gizi dan nutrisi sangat si perlukan untuk memenuhi kebutuhan mata.

selain suplemen yang di anjurkan dokter atau yang berada di toko atau apotik, kamu dapat menemukan gizi dan nutrisi pada bahan makanan alami. Seperti, sayuran hijau, wortel, buah-buahan dengan kandungan vitamin A, C dan D serta kacang dan biji-bijian.

  1. Kompres Dengan Air Hangat

Salah satu cara untuk mengurangi atau mengobati kondisi mata silinder adalah dengan mengompres mata menggunakan air hangat. Alat bantu penglihatan seperti kaca mata atau lensa kontak memang mambantu penglihatan. Namun akan lebih baik bila tidak tergantung pada keduanya. Cobalah mengompres mata dengan rutin agar otot mata menjadi lebih rileks dan mata silinder akan lebih berkurang.

  1. Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat merupakan sebuah cara hidup dengan aktiviitas dan pola makan yang baik dan mengedepankan kesehatan. Bahkan sekarang ini banyak sekali yang sudah mulai menerapkan pola hidup sehat. Dengan menerapkan pola hidup sehat maka kondisi dari oragn tubuh juga akan terjaga, termasuk kesehatan mata.

Dalam hal ini, kamu dapat melakukan olahraga mata untuk menjaga kesehatan dan menghindari mata dari genagguan penglihatan. Pola makan yang sehat serta rajin menjaga kebersihan mata tentu sangat baik untuk kesehatan mata dan menjauhkan mata dari radikal-radikal bebas.

Kondisi mata silinder merupakan salah satu kelainan refraski mata yang membuat penderitanya tidak dapat melihat objek dengan jelas. Seperti halnya dengan kondisi rabun jauh atau dekat, mata silinder juga membuat penderitanya tidak dapat melihat objek jauh atau dekat dengan jelas. Meskipun umumnya kondisi mata silinder terjadi akibat faktor gentik atau keturunan, namun kondisi ini dapat di cegah dengan mejaga kondisi kesehatan mata. beberapa hal di atas adalah cara – cara yang banyak di lakukan untuk mencegah dan mengobati mata silinder. Pola hidup sehat adalah salah satu kunci terjaganya kondisi kesehatan dari organ-organ tubuh

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai cara mengobati mata silinder. Untuk mencegah terjadinya risiko-risiko yang lebih parah akibat mata silinder, maka perlu adanya langkah sseegera mungkin untuk mengobati kondisi mata silinder.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Optikeksis
  • Alodokter
  • Popmama
Jenis Vitamin Pencegah Mata Minus

Jenis Vitamin Pencegah Mata Minus

Hallo Kawan Mama, Menjaga kesehatan dari organ tubuh kita tentu merupakan hal yang perlu untuk kita lakukan agar dapat tetap dalam kondisi sehat dan dapat melakukan aktivitas. Beberapa organ tubuh memiliki karakter yang sensitive, salah satunya adalah mata. Beberapa jenis gangguan penglihatan seringkali di alami oleh kebanyakan orang, seperti halnya mata minus. Salah satu penyebabnya adalah mata yang kekurangan akan jenis vitamin yang di butuhkan sebagai pencegah mata minus.

Vitamin memang menjadi sumber zat adan energy yang di butuhkan oleh setiap oragn tubuh agar dapat berkembang dan menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Fungsi dari oragn penglihatan juga tidak lepas dari adanya asupan yang masuk untuk memenuhi kebutuhan yang di perlukan. Salah satu gangguan penglihatan yang umum di alami kebanyakan orang adalah mata minus atau rabun jauh. Rabun jauh atau dalam istilah medis di sebut miopia merupaka sebuah gangguan penglihatan di mana penderitanya tidak dapat melihat objek yang letaknya jauh. Pada kondisi ini, penderita mata minus membutuhkan alat bantu penglihatan seperti kaca mata atau lensa kontak agar dapat melihat dengan jelas. Tanpa adanya bentuan alat tersebut, fungsi mata akan kesulitan dan tidak dapat melihat objek yang letakny jauh.

Meskipun beberapa faktor seperti genetik, keturunan dan lainya menjadi faktor yang umum menyebabkan kondisi mata minus. Namun kondisi mata yang kekurangan akan vitamin yang di butuhkan juga dapat menyebabkan kondisi mata minus. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai berapa jenis vitamin pencegah mata minus. Karena bagaimanapun vitamin memiliki andil yang cukup besar dalam kesehatan dan fungsi dari kinerja mata.

Jenis Vitamin Pencegah Kondisi Mata Minus

Jenis vitamin pencegah mata minus

Pada dasarnya, kondisi mata minus tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun dalam kondisi tertentu seperti adanya kelainan kesehatan atau riwayat penyakit tertentu dapat memperparah kondisi mata minus. Kondisi mata minus atau rabun jauh terjadi karena penederita mata minus memiliki bentuk bola mata yang cenderung memanjang. Akibatnya kondisi ini membuat cahaya yang masuk kedalam mata tidak dapat di biaskan tepat pada retina, melainkan jatuh di depan retina.

Cahaya yang jatuh tidak tepat pada retina membuat fungsi mata tidak dapat melihat objek yang letaknya dekat. Pada kondisi mata minus atau rabun jauh yang ringan atau sedang, penderitanya mungkin masih bisa mengurangi kondisi ini dengan memakai kaca mata atau lensa kontak. Namun dalam kondisi yang cukup parah, penderita mata minus perlu untuk melakukan metode operasi agar fungsi mata dapat pulih.

Hal ini dapat di pengaruhi oleh kondisi mata yang tidak mendapat suplai vitamin yang di butuhkan. Karenanya, dengan memenuhi kebutuhan vitamin yang di perlukan oleh mata dapat membuat fungsi penglihatan tetap terjaga dengan baik. Berikut adalah beberapa jenis vitamin sebagai pencegah mata minus atau rabun jauh.

  1. Vitamin A

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa vitamin A menjadi salah satu jenis vitamin yang memiliki manfaat baik bagi kesehatan mata. Vitamin A memiliki manfaat untuk melindungi permukaan mata atau kornea mata. Sehingga fungsi pengliahatan menjadi lebih baik dan juga dapat mempertahankan kornea agar tetap jernih dan cerah.

Vitamin A juga akan membantu permukaan mata dan selaput lendir menjadi penghalang yang efektif terhadap masuknya bakteri dan virus. Mengkonssumsi vitamin A dapat di kombinasikan dengan antioksidan yang akan menurunkan risiko hilangnya dingsi penglihatan akibat degenerasi macula (AMD). Vitamin A dapat kamu temukan pada sayuran hijau atau wortel hingga buah-buahan.

  1. Vitamin C

Vitmian C merupakan salah satu jenis antioksidan yang dapat melindungi mata dari serangan bakteri atau radikal bebas yang akan menganggu fungsi penglihatan. Di lansir dari American Optometric Association, menyebutkan bahwa viamin C jika di konsumsi dengan butrisi lainya dapat memperambat laju hilangnya ketajaman visual yang dapat menyebabkan mata minus semakin bertambah parah.

Vitamin C akan meningkatkan kesehatan kapiler halus yang ada pada retina. Selain itu, vitamin C memiliki manfaat untuk menurunkan risiko katarak hingga degenerasi macula. Kondisi tersebut umumnya di sebabkan oleh faktor usia yang semakin menua. Manfaat Vitamin C dapat di temukan pada buah-buahan seperti, jeruk, lemon, alpukat, dan juga buah anggur.

  1. Vitamin B2

Vitamin B2 atau juga di kenal dengan sebutan riboflavin merupakan salah satu dari 8 jenis vitamin B yang memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan mata. Jenis vitamin ini juga merupakan salah satu jenis antioksidan yang dapat melindungi glutathione dan akan mengurangi stress mata yang seringkali di sebabkan oleh radikal bebas.

Gangguan penglihatan seperti katarak yang umumnya di sebabkan oleh kondisi mata minus juga dapat di cegah dengan mengkonsumsi vitamin B2. Selain itu, vitamin ini juga dapat di temukan dengan mudah di sekitar kita. Susu, dan gandum serta yogurt merupakan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B2.

  1. Vitamin B3

Vitamin B3 atau juga di kenal dengan istilah Niacin yang berfungsi untuk menurunkan tekanan pada mata. Jenis vitamin ini juga merupakan bagian dari antioksidan yang akan mencegah gejala kerusakan saraf yang umumnya menyebabkan kondisi glaucoma. Sebuah studi menemukan bahwa vitamin B3 memberi hasil yang bagus dalam mencegah dan menghentikan perkembangan glaucoma.

Karenanya vitamin B3 adalah salah satu jenis vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan mata. Vitamin ini dapat di temukan pada ikan, daging ayam, sapi, buah alpukat, jamur hingga kacang-kacangan. Sebagai catatan, di sarankan untuk tidak mengkonsumsi niacain atau vitamin B3 secara berlebihan. Sebab porsi yang berlebihan akan membuat pandangan manjadi kabur.

  1. Vitamin E

Vitamin E merupakan jenis vitamin yang kaya akan antioksidan yang dapat melindungi sel mata dari kerusakan akibat radikal bebas hingga penyakit katarak. Di lansir dari laman Allaboutvision menyebutkan bahwa, dapat mengurangi kondisi degenerasi macula yang memburuk akibat penuaan. Seseorang yang mengalami gangguan penglihatan atau penyakit mata di anjurkan untuk mengkonsumsi vitamin E.

Kondisi mata minus juga akan berkurang akibat sel mata yang terlindungi oleh vitamin E dari adanya radikal bebas yang dapat memcah jaringan sehat pada mata. Dengan menkonsumsi 400 IU/hari dengan 500 mg vitamin C, serta vitamin A dan zat seng akan memperlambat degenerasi macula lanjut hingga 25%, dan mencegah hilangnya ketajaman visual hingga 19 %. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti almond, biji bunga matahri, kenari, mete, serta ubi jalar, alpukat hingga ikan salmon dan sereal fortifikasi merupkan bahan makanan sumber vitamin E.

Pada dasaranya, vitamin merupakan aspek penting yang sangat di butukan oleh tubuh agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin ini akan menjaga keseimbangan dan merawat sel dan jaringan pada tubuh sehingga fungsi daro organ tubuh dapat bekerja dengan baik. Meskipun para ahli menyebutkan bahwa mata minus atau rabun jauh tidak dapat di kurangi dengan suplemen atau vitamin, namun dengan mengkonsumsi vitamin tentu akan bermanfaat baik dan dapat mencegah kondisi gangguan penglihatan yang lebih buruk lagi. Selain itu, mengkonsumsi vitamin juga akan berdampak baik pada fungsi organ tubuh lainya.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai jenis vitamin pencegah mata minus. Beberapa vitamin di atas adalah bagian dari antioksidan yang akan menjaga mata dari radikal bebas yang merusak. Selain itu, organ tubuh lainya tentu membubtuhkan asupan vitamin agar dapat berfungsi dengan optimal.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Popmama