Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengari istilahh eksotropia? Atau mungkin kamu atau kenalanmu pernah atau bahkan sedang mengalami kondisi tersebut? Eksotropia pada dasarnya merupakan salah satu kondisi di mana mata sebagai alat penglihatan mengalami gangguan atau masalah kesehatan. Kondisi ini sendiri pada dasarnya adalah salah satu jenis gangguan penglihatan, yakni kondisi mata juling atau strabismus. Seseorang yang mengalaami eksotropia umumnya akan mengalami berbagai macam gejala akibat kondisi mata juling atau strabismus eksotropia ini.
Masalah kesehatan memang merupakan salah satu kondisi yang umum di alami oleh kebanyakan orang. Seperti halnya dengan jenis masalah kesehatan pada umumnya, gangguan pada fungsi penglihatan juga merupakan kondisi medis yang umum terjadi. Bahkan tidak sedikit yang mengalami kondisi ini karena bagaimanapun kondisi ini dapat di alami oleh siapa saja. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kondisi gangguan penglihatan ini cukup banyak di mana hampir setengah ari populasi orang di dunia mengalami kondisi gangguan penglihatan.
Dari sekian banyaknya jenis gangguan penglihatan, mata juling atau adalah salah satu jenis gangguan penglihatan yang umum terjadi dan di alami kebanyakan orang. Kondisi ini sendiri umumnya lebih sering di alami oleh usia anak-anak dan bayi. Meski demikian, kondisi mata juling ini juga dapat di alami oleh orang dewasa hingg oprang tua sekalipun. Seseorang yang mengalami kondisi ini biasanya akan mengalami gejala di mana system penglihatan tidak dapat berfungsi dengan normal.
Pada dasarnya, kondisi mata juling atau iini sendiri di klasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kondisinya. Mata juling atau strabismua dengan jenis eksotropia adalah kondisi mata juling yang umum terjadi. Umumnya, kondisi ini dapat di ketahui di mana gejalanya berupa pergerakan bola mata yang menuju ke arah bagian luar dari kelopak mata. Untuk lebih jelasanya, berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai kondisi mata juling atau strabismus jenis eksotropia. Simak penjelasannya sebagai berikut.
Mata Juling Atau Strabismus
Mata juling atau dalam dunia medis di kenal dengan istilah strabismus pada dasarnya merupakan kondisi di mana jaringan pada system penglihatan yang mengalami gangguan. Kondisi ini merupakan salah satu kelainan refraksi yang sering kali muncul dan di alami oleh anak-anak dan bayi. Pada dasarnya, kondisi ini berupa adanya pergerakan yang berbeda dan tidak sejajar antara satu bola mata dengan bola mata lainya. Pergerakan kedua bola mata yang tidak sinkron tentunya akan membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu.
Pada dasarnya, setiap dari system penglihatan terdapat berbagai jaringan yang berperan dalam terjadinya proses penglihatan. Salah satunya adalah jaringan otot yang terlatak pada bagian bola mata. Jaringan otot ini memiliki fungsi sebagai pengatur pergerakan bola mata untuk menangkap cahaya atau gambaran objek yang terlihat. Selain itu, jaringan otot pada bola mata ini akan di kendalikan oleh saraf yang di perintahkan untuk menggerakkan bola mata kea rah objek yang ingin di lihat. Dalam kondisi normal, jaringan otot pada bola mata ini akan membantu menggerakkan bola mata untuk mengarah sesuai dengan arah yang di perintahkan oleh otak.
Setelah cahaya dari objek yang terlihat oleh mata di tangkap dan masuk melalui lensa mata, kemudian cahaya objek tersebut akan di biaskan oleh kornea mata. Cahaya objek yang telah di biaskan oleh kornea ini akan di kirimikan ke retina mata dana kan di rubah menjadi informasi visual. Kemudian sebelum di kimkan ke otak, informasi visual ayang ada retina mata tersebut akan di rubuh menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut kemudian akan di kirmkan ke otak melalui saraf optik. Setelah sampai ke otak, informasi tersebut akan di interpretasikan otak menjadi sebuah gambaran objek yang di lihat oleh mata.
Namun, terjadinya kondisi mata juling di mana jaringan otot pada bola mata mengalami gangguan akan menyebabkan fungsi penglihatan menjadi terganggu. Akibatnya kedua bola mata tidak dapat melihat sejajar dan singkron menuju arah yang sama. Akibatnya cahaya atau informasi objek yang masuk ke mata akan berbeda antara satu mata dengan mata lainya. Ketika informasi objek yang di kirmkan ke otak berbeda, maka hal ini akan membuat focus system menjadi terganggu atau buyar.
Mata Juling Atau Strabismus Eksotropia
Secara garis besar, mata juling atau strabismus eksotropia ini termasuk ke dalam golongan strabismus horizaontal. Artinya, mata yang mengalami strabismus horizontal di tandai dengan pergerakan bola mata yang mengarah pada bagian samping mata. Strabismus golongan horizontal sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yakni strabismus esotropia dan strabismus eksotropia. Jika kondisi strabismus esotropia di tandai dengan bola mata yang mengarah ke dalam, maka strabismus eksotropia adalah kondisi di mana bola mata mengarah kea rah luar bola mata
Pada kondisi ini, umumnya, dapat di tandai dengan kondisi satu mata yang terfiksasi (berkonsentrasi) pada satu titik. Sedangkan mata yang satunya lagi cenderung akan mengarah ke samping atau bagain luar mata. Selain itu, eksotropia ini biasanya akan menimbulkan gejala berupa adanya sakit kepala, kesulitan membaca, mata lelah dan penglihatan ganda. Selain itu, penderita eksotropia juga terpaksa harus menutup salah satu matanya agar dapat melihat dengan jelas pada objek yang letaknya jauh atau di tempat dengan cahaya yang terang.
Kondisi ini sendiri juga sering di sebut dengan istilah strabismus eksotropia intermiten di mana kondisi ini dapa terjadi pada semua jenjang usia. Selain itu, dalam beberapa kasus yang terjadi menyebutkan bahwa kondisi ini dapat terjadi tanpa adanya gejala yang signifikan pada penderitanya. Sehingga seringkali orang lainya menyadari terlebih dahulu akan kondisi ini ketik ada yang tidak normal yan terjadi pada mata.
Risiko Komplikasi Mata Juling
Kondisi mata juling yang tidak dsegera di koreksi ini umumnya dapat menyebabkan munculnya risiko gejala-gejala komplikasi. Risiko ini akan lebih tinggi ketika kondisi mata juling ini dalam oleh anak-anak atau bahkan bayi. Sebab perkembangan dari kondisi mata juling ini seringkali akan menyebabkan terjadinya sakit kepala akibat mata yang lelah dan tegang. Selain itu, kondisi ini akan mmebuat penglihatan menjadi kabur hingga penglihatan 3-D yang buruk dan akan membuat mata kesulitan untuk membaca.
Seorang dokter ahli mata, yakni dr.junaidi mengatakan bahwa. “Kondisi mata juling yang terjadi pada anak-anak atau bayi dapat mengganggu fungsi penglihatannya. Bahkan kondisi ini dapat di sertai dengan adanya penglihatan ganda dan kondisi diplopia atau sakit kepala”. Di lansir dari laman American journal of ophthalmology, lebih dari 90% anak dengan mata juling ekstropia intermiten ini mengalami perkembangan hingga menjadi rabun ketika memasuki usia 20 tahun.
Penutup
Pada dasarnya, kondisi mata juling merupakan kelainan atau gangguan yang terjadi pada jaringan otot pada bola mata. Kondisi ini membuat arah penglihatan antara satu mata dengan mata lainya tidak sejajar atau singkron menuju kea rah yang sama. Pada kondisi ini, sering kali terjadi kesalah pahaman di mana banyak orang yang percaya bahwa kondisi mata juling (terutama pada anak-anak) akan sembuh dengan sendirinya. Namun pada kenyatannya, kondisi mata juling yang tidak segera di koreksi dapat menyebabkan terjadinya berbagai kondisi komplikasi pada penglihatan yang lebih parah.
Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai gejala kondisi mata juling atau strabismus eksotropia. Dari penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa strabismus eksotropia merupakan kondisi strabismus di mana bola mata menjuling kea rah luar mata. meskipun umum terjadi, kondisi ini pelru di waspadai dan di koreksi sesegera mungkin. Sebab kondisi ini cenderung dapat berkembang dan menyebabkan munculnya berbagai risiko koplikasi.
Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .
Sumber :
- Orami
- Hellosehat