Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Glaukoma

Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Masalah kesehatan memang menjadi salah satu hal yang sangat penting dan menghawatirkan. Tidak hanya pada kesehatan tubuh, namun juga kesehatan mata. Mengapa demikian? Sebab mata memiliki peran penting yang berfungsi untuk membantu kita melihat setiap objek juga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Salah satu penyakit yang menyerang mata dan sangat berbahaya adalah penyakit glaukoma. sementara itu, ada beberapa komplikasi akibat operasi mata yang mengalami penyakit glaukoma.

Masalah gangguan pada fungsi penglihatan memang menjadi masalah yang kerap di alami kebanyakan orang. Tentunya hal tersebut menimbulkan banyak kondisi yang menjadi masalah dan keluhan. Bahkan berdasarkan data dari WHO, setidaknya ada 2,2 miliar orang di dunia yang mengalami gangguan penglihatan jarak dekat dan jarak jauh. Setengah dari kasus tersebut belum di tangani danmasih dapat di cegah perkembangannya.

Untuk mencegah meningkatnya penderita gangguan penglihatan tentu harus melalui pemeriksaan mata. namun survei menyabutkan bahwa sebanyak 850 responden di 6 negara di asia tenggara, menyebutkan bahwa 45% marga Indonesia belum pernah melakukan pemeriksaan mata. glaukoma sendiri merupakan salah satu penyakit mata yang pada tingkat yang serius dapat menyebabkan kebutaan pada penderitanya. Lebih dari itu, penderita penyakit ini dapat mengalami beberapa komplikasi akibat penyalit glaukoma.

Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa komplikasi yang terjadi akibat operasi penyakit glaukoma. Dengan risiko yang sangat berbahaya bagi penderita glaukoma, maka perlu bagi kita untuk mengetahui beberapa komplikasi dari penyakit ini. Dengan begitu, kewaspadaan kita akan menyakit ini menjadi lebih tinggi. berikut adalah penjelasannya.

Penyakit Glaukoma

Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Glaukoma

Glaukoma merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang akan mengganggu fungsi penglihatan menjadi tidak normal. Pada dasarnya, penyakit glaukoma berupa kondisi di mana saraf-saraf optik pada mata mengalami kerusakan. Kerusakan pada saraf-saraf optik tersebut terjadi akibat tekanan pada bola mata yang mengalami peningkatan. Kerusakan pada saraf-saraf optik akan berdampak pada fungsi penglihatan yang kemudian akan semakin menurun.

Di dalam mata manusia terdapat saraf-saraf optik yang terdiri dari berbagai sel-sel ganglion retina. Sel-sel tersebut memiliki peran penting dalam proses penglihatan oleh mata. bahkan terdapat sekitar lebih dari 1 juta sel ganglion retina yang ada di setiap mata manusia. Glaukoma inilah yang merupakan penyakit yang menyerang sel-sel ganglion retina sehingga sel-sel tersebut akan mati dan saraf-saraf optik pada mata akan mengalami kerusakan.

Umumnya, pada tahap awal kerusakan pada saraf optik yang ada di mata tersebut akan hanya akan  mempengaruhi penglihatan peripheral saja . Penglihatan peripheral sendiri merupakan objek atau cahaya yang di tangkap pada bagian terluar atau pinggiran mata. Hal tersebut membuat penderita seringkali tidak menyadari munculnya gejala glaukoma. Sebab munculnya gejala glaukoma terjadi pada bagian terluar pada mata terlebih dahulu di mana dampak dari penyakit glaukoma masih belum terasa dan di sadari.

Pengobatan Glaukoma

Pada umumnya, penyakit glaukoma ketika masih dalam tahap awal atau ringan, efek atau dampak dari penyakit ini belum terlalu dapat di rasakan. Kondisi ini membuat penderita panyakit glaukoma tida menyadari bahwa mata yang ia miliki telah terserang penyakit glaukoma. Dalam tahap yang ringan, panyakit glaukoma cederung masih dapat di atasi atau di kurang efeknya dengan menggunakan obat herbal atau dengan obat tetes mata. namun hal ini tidak berlaku ketika glaukoma telah memasuki kondisi yang serius.

Sementara itu, penyebaran penyakit glaukoma terbilang cukup lambat sehingga memeberikan waktu bagi penderita penyakit ini untuk kembali pulih. Dan dengan penanganan yang tepat dan efektif kemungkinan untuk pulih dan terhinari dari komlikasi akibat glaukoma akan semakin tinggi. Namun, kebanyakan kasus penyakit glaukoma di temukan oleh dokter dalam kondisi yang cukup parah. Sehingga kondisi ini membutuhkan penanganan medis lebih lanjut.

Umumnya dokter aka memberikan resep obat mata untuk mengurangi dan meringankan dampak yang muncul akibat penyakit glaukoma. Namun penyakit glaukoma yang suda dalam kondisi yang serius biasanya hanya dapat di atasi degan melakukan operasi pembedahan. Sebab dalam kondisi yanhg serius, kemungkinan risiko kebutaan dapat di alami oleh penderita penyakit glaukoma.

Komplikasi Akibat Operasi Penyakit Glaukoma

Untuk mengatasi penyakit glaukoma yang menyerang mata, operasi menjadi metode yang kerap menjadi pilihan untuk mengobati penyakit glaukoma. meski demikian, ada beberapa kondisi komplikasi atau risiko efek samping akibat operasi yang di lakukan untuk menangani penyakit glaukoma. Berikut ini adalah beberapa efek samping atau komplikasi yang di sebabkan oleh operasi penyakit glaukoma.

  1. Hipotoni

Hipotoni merupakan istilah pada mata yang mengalami tekanan yang rendah. Kondisi ini merupakan salah satu masalah atau komplikasi yang terjadi akibat operasi penyakit glaukoma. Tekanan pada bola mata yang terlalu rendah dapat terjadi akibat pembuangan cairan mata yang berlebihan. Selain itu, luka yang terjadi akibat operasi yang tidak di tangani dengan segera dan efektif.

Glaukoma adalah peningkatan tekanan yang terjadi pada bola mata. Namun kondisi di mana penurunan tekana berlebih pada bola mata juga berbahaya bagi kesehatan bola mata. Kondisi hipotoni yang terjadi dan tidak di tangani dengan segera maka dapat menyebabkan risiko lainya seperti penumpukkan cairan pada kornea, penyakit katarak, pendarahan hingga berakhir dengan kbutaan.

  1. Hifema

Selain hipotoni, hifema adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi akibat operasi penyakit glaukoma. Pada dasarnya, hifema adalah kondisi di mana adanya penumupukan darah pada bagian depan mata yang berada di antara iris dan kornea mata. Kondisi ini biasanya dapat terjadi pada 2 hingga 3 hari pasca melakukan operasi glaukoma. Apabila pasca operasi muncuk gejala hifema, maka sebaiknya segera atasi atau periksakan mata ke dokter.

Gejala hifema umumnya terjadi karena adanya trauma yang muncul pada saat berlangsungnya operasi glaukoma. Kondisi tersebut beraikbat munculnya luka atau sobekan pada iris mata. apabila penumpukkan darah akibat hifema berjumlah cukup banyak, maka biasanya dokter akan segera meminta untuk melakukan tindakan operasi untuk mengeluarkan darah yang menumpuk di bagian depan mata tersebut.

  1. Pendarahan Suprakoroid

Pada dasarnya, pendarahan suprakoroid merupakan salah satu komplikasi yang cenderung jarang terajdi dan sangat langka. Namun kondisi ini bisa saja terjadi akibat prosedur pelaksanaan operasi glaukoma. Pendarahan suprakoroid dapat terjadi ketika pembuluh darah yang ada di mata mengisi bilik atau celah yang ada di sekitar sklera (bagian berwarna putih yang ada di mata).

Meskipun jarang terjadi, namun Pendarahan suprakoroid dapat mengakibatkan masalah yang serius dan fatal. Jika Pendarahan suprakoroid terjadi ketika operasi glaukoma berlangsung, maka pasien berisiko dapat mengalami kebutaan. Meskipun begitu, pendarahan yang terjadi beberapa hari pasca operasi, umumnya dapat di tangani dengan pengobatan steroid atau operasi pembedahan pada sklera mata.

Glaukoma merupakan penyakit mata berupa peningkatan tekanan yang terjadi pada bola mata. Peningkatan tersebut akan menyebabakan saraf optik pada mata mengalami kerusakan hingga perlahan fungsi penglihatan akan terganggu dan menurun. Dalam kondisi awal atau ringan, glaukoma umumnya dapat di atasi dengan obat alami atau obat tetes mata berdasarkan resep dokter. Namun pada kondisi yang parah, glaukoma hanya dapat di atasi dengan tidakan medis berupa operasi. Sementara itu, metode operasipun memiliki beberapa efek samping yang bisa saja di alami oleh pasien. meskipun begitu, tidak di temukan cara lain selain operasi untuk mengatasi penyakit glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberap komplikasi akibat operasi penyakit glaukoma. pada dasarany komplikasi akibat poperasi jarang terjadi dan dapat di cegah dengan penanganan yang efektif dan rajin memeriksakan mata. dengan begitu, kondisi mata akan selalu dapat terpantau dengan  baik.

Semoga tulisan dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Winnetnews
  • Hellosehat
Beberapa Jenis Komplikasi Akibat Penyakit Graves

Beberapa Jenis Komplikasi Akibat Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Apakah kamu pernah merasakan atau bahkan merupkan seorang pasien yang mengidap penyakit graves? Jika ia maka sebaiknya kondisi ini perlu untuk segera di atasi. Sebab kondisi ini umumnya akan menimbulkan beberapa kondisi yang bahkan sangat berbahaya bagi penderitanya. Bahkan beberapa jenis komplikasi di ketahui dapat terjadi akibat penyakit graves yang berkepanjangan atau tidak mendapat penanganan yang sesuai.

Graves sendiri pada dasarnya merpakan penyakit yang di mana terjadi gangguan terhadap system autoimun di dalam tubuh. Sebagaimana kita katahui, bahwa system autoium merupakan jaringan yang setiap dari mahluk hidup terutama manusia pasti meilikinya. System autoimun ini kan aberfungsi sebagai pengontrol yang akan menyeimbangkan aktivitas prgan tubuh, serta menjaganya dari berbagai gangguan atau penyakit.

Sebagai pengontrol dan penjaga aktivitas dan kondisi dari organ tubuh, maka fungus dari autoimun di dalam tubuh harus terjaga dengan baik. Ketika system autoimun di dalam tubuh mengalami tidak berfungsi atau mengalami gangguan. Maka hal ini akan menyebabkan fungsi dan kinerja atau aktivitas ari rogan tubuh menjadi tidak terkontrol. Sehingga mudah mengalami gangguan dan menyebabkan terjadinya kondisi penyakit graves.

Kondisi penyakit graves pada tahapp awal umumnya tidak akan menimbulkan dampak atau gejela yang siginifikan atau mengganggu penderitanya. Karena kondisi tersebut seringkali mengakibatkan kondisi ini tidak di sadari oleh penderitanya. Kondisi ini biasanya akan di sadari ketika memasuki tahap lanjut atau bahkan tahap yang lebih serius. Dan dalam kondisi tertentu, beberapa jenis komplikasi dapat terjadi akibat perkembangan penyakit graves. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya berikut ini.

Penyakit Graves

Beberapa Jenis Komplikasi Akibat Penyakit Graves

Sebagaimana telah di singgung di atas, bahwaasanya penyakit graves merupakan salah satu jenis penyakit yang terjadi di mana system autoimun di dalam tubuh atau system kekblan tubuh mengalami gangguan atau masalah kesehatan. System autoium atau kekbalan tubuh ini memiliki peran yang sangat penting di dalam tubuh sebagai pengontrol aktivitas tubuh, serta menjaga organ tubuh dari berbagai serangan penyakit atau masalah kesehatan.

Penyakit graves terjadi di mana kelenjar teroid yang ada di dalam tubuh yang berfungsi sebagai penghasil hormon teroid mengalami peningkatan produktivitas. Akibatnya, kondisi ini menyebabkan jumlah hormon teroid di dalam tubuh berjumlah lebih banyak dari waktu normal. Kondisi tersebut atau juga biasa di kenal dengan istilah hiperteroid yang di mana hormon teroid tersebut sebagai system autoimun tidak dapat menampung peningkatan teroid dalam jumlah yang lebih banyak dari kondisi normal.

Akibat dari kondisi hiperteroid ini menyebankan tubuh mengalami berbagai gejaladan gangguan organ-organ tubuh. Hormon teroid sendiri pada dasarnya di produksi oleh kelenjar teroid yang berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di bawah pada bagian depan di dalam leher. Teroid tersebut, selain sebagai pengontrol aktivitas dari organ tubuh juga akan mengatur system saraf, perkembangan otak hingga suhu tubuh tetap stabil.

Secara garis besar, Ketika terjadi peningkatan produktivitas hormon teroid pada kelenjar teroid tersebut, maka tubuh ekan mengalami kondisi hiperteroid. Mengutip dari lama orami, yang mengatakan bahwa ketika di dalam tubuh memiliki hormon teroid dala jumlah yang lebih banyaka dari kondisi normal, maka fungsi dan proses atau kinerja dari teroid di dalam tubuh akan berlangsung dengan lebih cepat. Akibatnya terjadi disfungsi pada aktivitas organ tubuh yang tidak terkontrol dan tidak terjaga dengan baik.

Jenis Komplikasi Penyakit Graves

Selain gejala ringan umumnya kondisi ini akan menyebabkan gejala yang cenderung sanat beragam. Seperti halnya kondisi detak jantung yang tidak menentu, atau tubuh yang mengalami tremor (getaran, serta kondisi mata yang cenderung akan lebih menonjol sperti mau keluar. Selain itu, kondisi tubuh yang mengalami penyakit graves juga berisiko dapat mengalami beberapa kondisi komplikasi yang [astinya berbahaya bagi penderitanya.

Berikut adalag beberapa jenis komplikasi akibat penyakit graves

  1. Gangguan Pada Jantung

Penyakit graves yang sedang di alami dan memasuki kondisi yang peboh serius atau karena tidak di tangani, maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada jantung. Seperti helnya kondisi di mana adany perubahan struktur dan fungsi jantung, seerta terjadinya penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh higga mengalami kondisi aritmia. Kondisi tersebut akan menyababkan terjadinya masalah pada irama jantung, baik detaknya yang terlalu cepat atau terlalu lambat atau bahkan berdetak dengan tidak teratur

  1. Thyroid Storm Atau Krisi Teroid

Kondisi penyakit graves menyebabakan terjadinya penongkatan produksi hormon teroid menjadi lebih cepat dan berlebihan. Hal ini akan menjadi semakin parah apabila tidak di lakukan langkah penanganan. Beragam gejala yang muncul akibat kondisi ini, seperti diare, keringat berlebihan, tekanan darah merendah, benjola di leher demam, mengigau, muntah hingga kejang.

Gejala-gejala tersebut dapat menyebabkan jantung berdebar tidak terkontrol hingga muncul sakit kuning atau bahkan menyebabkan hilangnya kesadaran atau kondisi koma.

  1. Osteoporosis

Dalam beberapa kondisi tertentu akibat adanya penyakit graves, penderitanya dapat mengalami risiko gangguan yang terjadi pada tulang atau kondisi osteoporosis. Sebab peningkatan jumlah teroid yang lebih banyak dapat mempengaruhi proses penyerapan kalsium ke tulang. Akibatnya, kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium akan semakin berkurang. Kondisi ini akan menyebabkan kekuatan tulang menjadi berkurang hingga menjadi lebih rapuh.

Dalam kondisi yang lebih serius lagi, osteoporosis bahkan dapat menyebabkan penderitanya mengalami patah tulang secara perlahan. Sebab, kandungan mineral di dalam tulang semakin berkurang yang akan menyebabkan rusaknya tulang bagian dalam. Kondisi ini umumnya akan baru terasa ketika terjdi kecelakaan, seperti jatuh atau keseleo yang menyebabkan tulangnya menjadi mudah retak.

Kondisi ini umumnya akan lbih mudah di dalami oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum laki-laki, terutama pada wanita yang memasuki masa menopause. Sebab pada kondisi tersebut, wanita akan mengalami penurunan masa pada tulangnya. Umumnya masa tersebut akan muncul pada wanita ketika memasuki usia 45 tahun ke atas.

  1. Gangguan Kehamilan

Komplikasi yang di picu oleh penyakit graves tersebut pada dasarnya juga dapat mempengaruhi kehamilan. Seperti halnya kondisi di mana kelahiran terjadi secara premature, adanya disfungsi teroid pada janin, dan tumbuh kembang dari sang janin yang menjadi terhambat. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan sang ibu mangalami kondisi preklampsia yang merupakan komplikasi yang dpat rerjdi pada masa kehamilan..

Kondisi ini juga akan berdampak pada sang ibu di mana dapat menyebabkan ibu hamil mengalami darah tinggi hingga mencapai angka 140/90 mmHg. Umumnya kondisi ini terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Namun kondisi ini juga dapat terjadi dengan lebih awal. Kondisi ini akan membuat ibu hamil mudah mengalami kejang di mana kondisi ini berisiko menyababkan gagal jantung hingga kehamilan yang mengalami keguguran.

  1. Fungsi Jantung Terhenti

Selain beberapa jenis komplikasi di atas, kondisi penyakit graves juga dapat menyebabkan masalah pada jantung. Dalam kasus yang terburuk. Penyakit graves dapat menyebabkan penderitaynya mengalami kondisi henti jantung. Pada tahap awal, kondisi ini masih terbilang gangguan jantung ringan yang mana bila tidak segera di atasi akan menebabakan kondisi aritmia. Sebab kondisi ini allan mengakibatkan jantung tak bisa memompa darah keseluruh tubuh dengan maksimal. Alhasil kondisi ini akan menyebabkan stroke berulang hingga henti detak jantung

Penyakit graves pada dasarnya merupakan jenis penyakit autoiumn yang di mana merupakan gangguan pada system kekebalan tubuh. System kekbalan tubuh adalah jaringan setiapnorang memilikinya dan berfungsi untuk mengontrol, mengatur hingga menjaga kesehatan dan keseimbangan organ tubuh. Ketika terjadi peningkatan produkai hormon teroid oleh kelenjar terpid ini maka akan terjadi kondisi penyakit graves. Akibatnya, bebragai aktivita dan fungsi dari organ tubuh menjadi tidak terkontrol dan membuatnya mudah mengalami kesehatan. Dan dalam kondisi yang ter buruk, beberapa jenis komplikasi di atas dapat di alami oleh penderita penyakit graves.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa jenis komplikasi akibat penyakit graves. Pada tahap awal munculnya penyakit graves, umumnya kondisi ini tidak akan menimbulkan gejala yang dapat di sadari oleh penderitanya. Namun ketika memasuki tahap yang lebih lanjut, penderita penyakit graves akan mengalami beragam gejala pada hampir sekujur tubuhnya. Karenanya, perlu adanya pemeriksaan rutin untuk mengenali serta mencegah kondisi penyakit graves agar tidak menyababkan komplikasi seperti yang telah di jelaskan di atas.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Liputan6
Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Neuritis Optik

Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Neuritis optik adalah salah satu jenis gangguan penglihatan yang sering kali terjadi dan di alami kebanyakan orang. Kondisi ini umumnya akan membuat fungsi penglihatan menjadi menurun , seperti pandangan pada objek menjadi kabur, atau bahkan pandangan menjadi buram. Bahkan seringkali kondisi ini terjadi di sertai dengan rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba. Lebih dari itu, risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik juga dapat di alami oleh penderitanya.

Kondisi mata yang mengalami Neuritis optik umumnya adalah salah satu gangguan penglihatan yang pada dasarnya belum di ketahui dengan pasti penyebab utamanya. Namun beberapa hal di kaitkan dan berhubungan dengan kondisi mata yang mengalami neuritis optik. Karena seringkali muncul pada usia 30 ke atas, maka faktor penuaan di anggap menjadi salah satu penyebab utama terjadinya neuritis optik. Namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar.

Sebab, beberapa faktor lain juga di kaitkan dan berhubungan dengan terjadinya kondisi neuritis optik. Seperti infrksi bakteri atau kuman, serta beberapa riwayat kesehatan atau kondisi penyakit tertentu juga dapat menyebabkan seseorang mengalami neuritis optik. Selain itu, penggunaan beberapa jenis obat tertentu juga berpotensi menyebabkan seseorang mengalami kondisi neuritis optik. Beberapa hal tersebut umumnya akibat dari gaya hidup yang tidak sehat.

Sementara itu, mata yeng mangalami kondisi neuritis optik, di duga dapat mengalami beberapa kondisi risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik. Meskipun umumnya penyakit neuritis optik hanya berlangsung beberapa waktu saja namun ternayata memiliki risiko komplikasi yang berbahaya. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengeneai risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Kondisi Neuritis Optik

Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Neuritis Optik

Pada dasarnya, neuritis optik merupakan kondisi di mana adanya gangguan pada system penglihatan, tepatnya pada saraf optik yang ada di mata. Kondisi saraf optik yang mengalami gangguan akan mengakibatkan fungsi penglihatan menjadi terganggu. Hal ini akan berimbas pada pandangan yang menjadi tidak normal seperti biasanya. Gangguan tersebut berupa adanya peradangan akibat pembengakakan pada saraf optik yang di sebabkan oleh beberapa faktor.

Saraf optik merupakan jaringan yang ada di mata yang memiliki fungsi yang sangat penting di mana ia akan berperan sebagai media untuk mengirirm atau mengantarkan informasi visual ke otak. Informasi visual tersebut adalah hasil dari cahaya objek yang masuk ke mata. Pada dasarnya, proses penglihatan terjadi di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan melewati kornea untuk kemudian sampai ke retina.

Retina ini akan berperan untuk mengubahnya menjadi informasi visual yang nantinya akan di kirimkan ke otak. Dan di sinilah peran saraf optik sebagai media yang bekerja untuk mengantarkan atau mengirim informasi tersebut ke otak. Ketika saraf oprik mengalami gangguan maka infomasi visual yang ada di retina akan kesulitan untuk sampai ke otak. Bahkan informasi visual yang ada pada retina tidak dapat sampai ke oatak.

Kondisi ini akan mengakibatkan fungsi penglihatan tidak dapat bekerja dengan baik sehingga menyebabkan pendangan menjadi menurun. Kondisi ini juga akan mengakibatkan ketajaman penglihatan yang ikut menurun. Selain itu, biasanya kondisi ini akan mengakibatkan pandagan yang menjadi kabur dan buram yang mana hal ini akan membuat mata kesulitan untuk mengenali objek yang terlihat. Selain itu, penderita neuritis optik juga akan merasakan rasa nyeri pada mata yang umumnya akan datang secara tiba-tiba.

Penderita Neuritis Oprtik

Pada dasarnya, neuritis optik merupakan salah satu gangguan penglihatan yang sampai saat ini masih belum di ketahui dengan pasti penyebab utamanya. Meski demikian, dalam beberapa penelitian, neuritis optik di kaitkan pada beberapa faktor yang berisiko menyababkan kondisi ini terjadi. Di lansir dari laman hellosehat, neuritis optik merupakan Janis penyakit mata yang lebih mudah terjadi dan di alami oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum pria.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa risiko kuam wanita untuk mengalami neuritis optik lebih tinggi hingga mencapai sekala 3 banding 1 di mana kaum penderita penyakit ini lebih jarang di alami kaum pria. Meskipun demikian, neuritis optik tetap saja perlu untuk di waspadai karena kondisi ini juga dapat di alami oleh kaum pria. Di sisi lain, selaon jenis kelami, faktor usia juga di kaitkan menjadi penyebab seseorang mengalami neuritis optik.

Sebab pada usia-usia remaja hingga orang tua merupakan usia yang rawan mengalami neuritis optik di mana lebih tepatnya pada usia 14 sampai 40 tahun ke atas. Meskipun usia-usia tersebut memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami neuritis optik, namun kondisi ini juga dapat di alami oleh usia anak-anak. Bahkan kasus yang terjadi pada anak-anak juga cukup sering terjadi hingga mencapai 60% di mana anak perempuan pada usia 9-10 tahun lebih rentan mengalami neuritis optik.

Komplikasi Akibat Neuritis Optik

Umumnya, neuritis optik akan menyebabkan kondisi atau gejala umum seperti penglihatan yang kabur, pandangan buram atau rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba. Selain membuat rasa tidak nyaman, neuritis optik juga menyebabkan penderitanya kesulitan untuk melihat atau mengenali objek yang di lihat olrh mata. Namun ternayata, neuritis optik dapat menyebabkan seseorang mengalami beberapa kondisi komplikasi.

Risiko komplikasi akibat neuritis optik umumnya terjadi karena mata yang mengalami kondisi ini tidak di rawat. Selain itu, perawatan atau penanganan yang salah juga dapat menyebabkan penderita neuritis mengalami risiko komplikasi. Berikut ini adalah beberapa kondisi risiko komplikasi akibat neuritis ooptik. Anatar lain sebagai berikut.

  1. Kerusakan Saraf Optilk

Neuritis optik merupakan kondisi di mana adanya gangguan pada saraf optik yang ada di mata. Umumnya kondisi ini berupa adanya peradangan atau pembengkakan yang di alami oleh saraf optik. Namun ternyata, kondisi neuritis optik ini dapat menyebabkan risiko komolikasi. Yakni saraf optik yang mengalami kerusakan. Bahkan di ketahui bahwa kerusakan pada saraf optik dapat terjadi secara permanen.

Meskipun demikian, biasanya kerusakan pada saraf optik tidak akan menyebabkan gejala yang berbeda pada gejala-gejala yang biasa muncul. Namun tetap saja ketika saraf optik tersebut mengalami kerusakan maka kondisi ini akan berimbas pada fungsi penglihatan yang akan kesulitan untuk melihat pada objek. Dan parahnya lagi kondisi ini juga akan terjadi secara permanen.

  1. Penurunan Ketajaman Visual

Umumnya, neuritis optik hanya akan berlangsung selema beberapa minggu atau bulan. Kondisi ini juga akan sembuh dengan sendirinya, bahkan tanpa menggunakan pengobatan medis sekalipun. Namun hilangnya sebagian warna pada mata merupakan risiko komplikasi yang dapat di alami akibat kondisi neuritis optik. Bahkan beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi tersebut kemungkinan juga akan dapat terus berlanjut.

  1. Risiko Masalah Kesehatan

Selain berimbas pada fungsi penglihatan di mana pandangan menjadi kabur dan buram serta ketajaman penglihatan yang menurun, neuritis optik juga dapat menyebabkan beberapa kondisi medis. Penderita neuritis optik lebih rentan mengalami beberapa jenis penyakit, seperti penyakit deep vein thrombosis (DVT), emboli paru, atau bahkan mengalami ineksi pada saluran kemih.

  1. Risiko Komplikasi Akibat Efek Samping Pengobatan Atau Perawatan

Dalam penanganan penyakit neuritis optik, pasien dapat mengalami beberapa risiko efek samping akibat tidakan medis yang di lakukan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan pasien berisiko mengalami komplikasi berupa kortikosteroid. Kondisi ini akan menyebabkan system kekebalan rubuh mangalami penurunan. Akibatnya, kondisi ini akan menyebabkan penderita neuritis optik lebih mudah dan mengalami infeksi.

Selain itu, penggunaan obat steroid yang biasa di gunakan untuk mengobati kondisi neuritis optik juga dapat menyababkan system autoimun atau kekebala tubuh menjadi menurun. Akibatnya berbagai infeksi sangat mudah menyerang organ tubuh, termasuk mata. Kondisi ini juga akan menyebabkan penderitanya mengalami kenaikan berat badan atau mengalami perubahan mood.

Neuritis optik merupakan salah satu gangguan penglihatan yang dapat di alalmi oleh semua orang tanpa terkecuali. Meski dmeikian, kondisi ini lebih rentan terjadi dan di alami oleh kaum wanita. Umumnya kondisi ini hanya akan berlangsung beberapa minggu atau bulan saja, dan akan sembuh dengan sendirinya,bahkan tanpa menggunakan pengobatan medis sekalipun. Namun ternyata, neuritis optik dapat menyebabkan penderitanya mengalami beberap risiko komplikasi akibat kondisi ini. Pada kondisi yang lebih buruk, penderita neuritis optik dapat mengalami keadaan di mana kerusakan pada saraf optik terjadi secara permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik. Meskipun bukan terilang sebagai penyakit yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, neuritis optik dapat menyebabkan penderitanya mengalami berbagai risiko komplikasi yang akan mempengaruhi fungsi penglihatan. Oleh sebab itu, neuritis optik adalah salah satu jenis penyakit yang perlu untuk di waspadai.

Semoga tulisan ini dapat membantudan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Halodoc