Adab Seorang Menantu Dalam Islam

Adab Seorang Menantu Dalam Islam

Adab Seorang Menantu Dalam Islam

Adab Seorang Menantu Dalam Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Selain mengikat dalam sebuah ukatan suami istri, pernikahan juga berarti menyatukan kedua keluarga menjadi satu. Dengan menikah tentu kita akan menjalani kehidupan baru dan rumah tangga yang baru. Hal ini juga menjadikan kita menjadi bagian dari keluarga pasangan kita, artinya setiap dari anggota keluarga pasangan kita adalah menjadi bagian dari anggota keluarga kita juga. Terutama orang tua (mertua) dari pasangan kita yang kini telah menjadi orang tua kita juga.

Sebagai anggota keluarga barui dalam keluarga pasangan kita tentu kita memiliki kewajiban dan tanggung jawab baru. Tidak hanya itu, adab kita terhadap keluarga pasangan kita tentu akan menjadi faktor penting penilaian mertua kepada pribadi kita. Maka penting bagi kita untuk selalu memperhatikan adab kita kepada keluarga pasangan kita, khususnya terhadap orang tua pasangan kita (mertua).

Hubungan baik dengan mertua tentu menjadi hal penting yang harus di jaga. Sebab hal tersebut tentu akan sangat berdampak pada hubungan rumah tangga kita dengan pasangan kita. Berhubungan baik dengan mertua juga telah di jelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah riwayat haditsnya. Beliau bersabda,

“Yang paling berhak atas seorang wanita adalah suaminya, dan yang paling berhak atas lelaki adalah ibunya.” (H.R Tirmidzi)

Pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang menantu terhadap orang tua dari pasangan (mertua). Sebagai pasangan suami dan istri, tentu kita ingin agar rumah tangga kita dapat berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan yang dapat membuat hubungan rumah tangga kita menjadi terganggu. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk menanmkan adab yang baik kepada mertua kita. berikut adalah penjelasannya.

Adab Seorang Menantu Terhadap Mertuanya

  1. Berbakti Kepada Orang Tua (Mertua)

Menikah tidak membuat kita akan kewajiban kita untuk berbakti kepada orang tua kita. dengan menikah maka kita hanya bertambah tanggung jawab untuk berbakti kepada orang tua pasangan (mertua) kita. Bagi seorang istri, suami adalah orang yang perlu di utamakan, dan yang berhak atas suaminya adalah ibu dari sang suami (mertua). Oleh sebab itu, istri memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk berbakti kepada orang tua dari suami.

Pada dasarnya, tidak ada dalil yang jelas tentang kewajiban suami untuk berbakti kepada mertua. Namun sudah selayaknya bagi seorang anak mantu untuk selalu bersikap baik dan berbakti kepada mertua. Karena orang tua (mertua) pasangan kita juga merupakan orang tua kita, dengan kata lain, wajib bagi kita untuk berbakti kepadanya. Sebab hal ini dapat membuat hubungan baik kita kepada mertua tetap terjaga dan membuat kepercayaan mertua kepada kita menjadi bertambah.

  1. Menunaikan Hak-Haknya Sebagai Sesama Muslim

Sebagai umat muslim, tentu kita memiliki hak-hak yang perlu kita tunaikan kepada sesame muslim lainya. Karena hal tersebut merupakan tanggung jawab kita untuk menjaga tali silaturrahim dan berhubungan baik dengan sesame musli lainya. Sebagai seorang menantu, kita juga perlu menunaikan hak-hak kita kepada mertua dengan sebaik-baiknya. Sebagaiman telah di sampaikan Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,

“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam. Jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika dia mengundangmu maka datanglah, jika dia meminta nasehat kepadamu maka berilah nasihat. Jika dia bersin lalu mengucapkan Alhamdulillah maka doakanlah, jika dia sakit maka jenguklah dan jik ia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (H.R Muslim dan Ahmad)

Hadis tersebut dapat menjadi rujukan bagi kita untuk berbuat baik dan menunaikan hak kita kepada mertua sebagai sesame muslim. Dengan menunaikan apa yang ada di dalam hadits tersebut tentu dapat membuat hubungan kita dengan mertua tetap terjaga dengan baik.

  1. Bertutur Kata Yang Baik

Sebagai seorang yang lebih muda, tentu perlu adanya rasa segan kita kepada yang lebih tua, apalagi pada orang tua (mertua) kita. Bicara dengan nada rendah serta lemah lembut perlu di tekankan bagi kita berkomunikasi dengan sang mertua. Dengan mengedepankan tutur kata yang baik dengan lemah lembut maka itu berarti kita juga sedang memuliakan orang tua (mertua) kita. sebagiamana adab para sahabat ketika tengah berbicara dengan Rasulullah SAW. Dari Al-Musawwir bin Makhramah, beliau menceritakan bahwa,

“ Jika para sahabat berbicara kepada Rasulullah SAW, maka merendahlah suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhdap Rasulullah SAW.” (H.R Bukhari)

Dari riwayat tersebut, kita dapat meniru adab yang telah di lakukan para sahabat ketika berbicara dengan Rasul. Adab tersebut dapat kita aplikasikan ketika tengah berbicara denagn orang tua atau pu  mertua kita, karena hal tersebut adalah sebuah cara kita untuk memulika mereka.

  1. Menghormati Mertua

Saling menghormati adalah sebuah hal yang harus di tanamkan dalam setiap diri manusia. Hal tersebut juga perlu di terapakan dalam kehidupan sehari-hari oleh kita kepada sesama. Menghoramati yang lebih tua juga merupakan sebuah perintah yang telah di sampaikan oleh Rasululullah SAW, Beliau bersabda.

“bukan termasuk dari golongan kami orang yang tak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami.” (H.R Tirmidzi dan Ahmad)

Dari hadits tersebut dapat di pahami bahwa orang yang tidak mengjormati pada seseama lainya bukanlah termasuk golongan umat Rasulullah SAW. Sebagai umatnya, tentu perlu bagi kita untuk selalu menghormati sesame kita, khususnya pada orang tua (mertua) kita. Imam ghazali berkata dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.44).

“Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang. Dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang mereka.”

  1. Menjaga Hubungan Baik Dengan Mertua

Sebagai menantu yang pastinya juga merupakan anggota dari keluarga pasangan kita, tentu perlu bagi kita untuk menjaga hubungan baik dengan anggota-anggota keluarga yang lain. Menantu dapat menjaga hubungan baiknya dengan mertua dengan cara mendekatkan diri kepada mertua, bergaul (berbincang mesra) dengannya, membantu mertua, dan memberikan mertua perhatian. Menantu juga dapat melakukan hal lain yang menurutnya baik untuk sang mertua.

Sebagaimana telah di sampaikan Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“maukah aku kabarkan kepada kalian terkait orang yang haram masuk neraka, atau orang yang neraka di haramkan atasnya. Yaitu setiap orang yang memiliki kedekatan (dengan manusia), ringan, mudah (dalam Pergaulan).” (H.R Tirmidzi)

Selain sebuah perintah agama, berhubungan baik tentu akan mempermudah segala urusan kita. termasuk dalam hubungan rumah tangga dan hubungan seorang menantu dan mertua. Hubungan yang baik dengan mertua juga akan menjadi faktor pondasi yang kuat bagi rumah tang akita dengan pasangan kita. Oleh sebab itu, perlu bagi kita untuk selalu menjaga hubungan baik kita dengan orang tua (mertua) kita.

  1. Hindari Konflik Dengan Mertua

Fitrahnya, Setiap dari orang yang terlahir kedunia tentu memiliki keperibadian dan karakter yang berbeda-beda, serta cara berfikirnya masing-masing. Dan hal ini sudah merupakan sebuah kodar dari Allah SWT. Sebuah rumah tangga tidak selalu akan berjalan dengan mulus dan baik-baik saja. Perbedaan pendapat biasanya menjadi faktor terjadinya konflik dalam rumah tangga. Dan apabila hal ini terjadi sudah tugas kita untuk menghindari hal ini dan tiak memperpanjangnya, demi terjaganya hubungan rumah tangga kita dengan pasangan kita.

Hal ini juga kadang terjadi oleh kita terhadap orang tua kita (mertua) kita. Tidak jarang sebagai orang yang lebih tua dan berpengalaman merasa lebih tau akan sesuatu yang cenderung berbeda dengan cara berfikir kita. Sebagai menantu hendaknya mendengarkan orang tua dan menjalankan nasihatnya. Apabila nasihat yang di berikan tidak sesuai, tidak ada hak bagi kita untuk mendebat sang mertua. Apabila hal ini terjadi, sebaiknya menantu menghindari hal tersebut dan segera meminta maaf kepadanya. Dengan begitu, setidaknya dapat menjaga hubunganbaiknya dengan mertua, dan menjaga hubungan rumah tangga dengan pasangannya.

  1. Mendo’akan Mertua

Sudah layaknya dan menjadi tuag bagi seorang anak untuk selalu mendo’akan kebaikan untuk oarng tuanya. Hal ini sebagai wujud cinta kasih dan balasan seorang anak kepada orangtuanya. Hal ini juga berlalku bagi seorang mennatu untuk mendoakan kebaikan bagi martuanya. Sebab mertua adalah orang tua dari pasangan kita, yang berarti ia juga merupakan orang tua kita. dan wajib bagi kita sebagai anak (menantu) untuk mendoakan kebaikan padanya. Hal ini juga merupakan sebuah tanda bakti kita kepada mertua yang akan mengahntarkan kita pada ridho Allah SWT. Sebagaimana telah di kisahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 114, yang artinya.

“Dan permintaan apapun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah di ikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padaya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (Q.S At-Taubah : 144)

Sebagaimana penjelasan di atas, penting bagi seorang menantu untuk menenkankan adab yang baik kepada mertua kita. Karena adab yang baik, merupakan tanda bakti kita kepada mertua, di mana hal itu merupakan sebuah tugas dan tanggung jawab kita sebagai menantu. Berbakti kepada mertua sama halnya berbakti kepada orang tua kita sendiri. Dengan begitu keberkahan akan selalu menyertai rumah tangga kita dengan pasangan kita. Sebab Ridho dari Allah SWT adalah ridho orang tua, dan ridho orang tua adalah surge Allah SWT.

Demikan pembahasan dari Kawan Mama mengenai adab seorang menantu terhadap mertua. Pastinya kita berharap agar rumah tangga kita dengan pasangan kita dapat berjalan baik dengan semestinya. Dan hal ini adalah salah satu kunci agar harapan tersebut dapat terkabul. . .

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • salamdakwah
Hak Seorang Mertua Terhadap Menantunya

Hak Seorang Mertua Terhadap Menantunya

Hak Seorang Mertua Terhadap Menantunya

Hak Seorang Mertua Terhdap Menantunya

 

Hallo Kawan Mama,

Melangsungkan pernikahan sama halnya dengan mengikat hubungan antara seorang lelaki dengan seorang perempuan. Hal ini juga dapat di artikan sebagai media atau langkah untuk menyatukan hubungan keluarga lelaki dengan keluarga perempuan menjadi satu keluarga besar. Artinya ketika telah menikah, pasangan suami istri tidak hanya mendapat tanggung jawab dan kewajiban baru terhadap satu sama lain. Namun ia juga mendapat tanggung jawab dan kewajiban baru sebagai menantu terhadap orang tua barunya, yaitu mertuanya. Sebab mertua merupakan orang tua kandung dari anak yang telah menikah dengan kita.

Tentunya, sebagai mertua memiliki hak-hak yang harus di penuhi yang harus di penuhi oleh menantunya. Sebab seorang ketika telah menikahkan anaknya dengan menantunya, maka ia memiliki hak-hak yang perlu di tunaikan oleh sang menantu kepadanya. Tentunya menantu juga pasti ingin mendapat kepercayaan dari mertua ketika telah mempersunting anak tersayangnya. Oleh sebab itu, perlu bagi sang menantu untuk memenuhi hak-hak atas orang tua dari pasangannya. Sebab hal itu dapat membbuat mertua menjadi percaya kepadanya yang membuat hubungannya dengan mertua menjadi terjaga dengan baik.

Pada dasarnya, peran mertua juga akan sangat berpengaruh kepada rumah tangga kita nantinya. Hal ini juga terkait dengan akidah dan nasab yang merupakan hal penting dalam sebuah hubungan rumah tangga. Tentunya hubungan baik dengan mertua perlu di tata dengan baik dan sedemikian apiknya. Karena hal ini juga akan di pertanggungjawabkan di kahirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1, yang artinya.

“…Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain. Dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisa : 1)

Pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai hak seorang mertua terhdapa menantunya. Tentunya hal ini sering kali terlintas dalam fikiran kita sebagai menantu. Dan berikut ini adalah penjelasannya.

Hak Mertua Terhadap Menantunya

  1. Mendapat Perlakuan Baik Dari Menantu

Selayaknya sesame manusia, berbuat kebaikan kepada sesame adalah kewajiban bagi setiap insan. Dalam hubungan menantu dan mertua, seorang mertua tentu memiliki hak untuk mendapat perlakuan baik dari sang menantu. Mertua juga merupakan orang tua dari pasangan kita, yang berarti ia juga merupakan orang tua kita. oleh sebab itu penting bagi seorang menantu untuk menunaikan hak mertua  untuk di perlakukan dengan sebaik-baiknya. Karena memperlakukan mertua dengan baik sama halnya dengan memperlakukan orang tua kita sendiri. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23. Yang artinya,

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkatan ‘ah’. Dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ :23)

  1. Kenal Dan Dekat Dengan Cucunya

Ketika telah menikah, tidak jarang dari pasangan suami istri memilih untuk tidak tinggal seruamh dengan orang tua dan hidup mandiri. Hal tersebut terjadi karena pasangan suami istri yang ingin hidup mandiri dan tidak mau merepotkan orangtua/mertuanya. Tanpa di sadari hal ini kadang menjadi kendala bagi mertua untuk berinteraksi dengan cucu-cucu kesayangannya. Sebab, setiap dari orang tua/mertua pasti ingin mengenal dan dekat serta menimang cucu-cucunya yang menggemaskan.

Mertua memilik hak untuk mengena dan dekat dengan cucu-cucunya. Oleh karena itu, jarak tidak dapat menajdi alasan bagi menantu untuk tidak mendekatkan mertua dengan cucunya. Menantu dapat sesekali menjenguk mertua dan mengenalkan anaknya kepada kakek neneknya. Sebab kebahagiaan dan hiburan bagi orang tua hanyalah melihat anak dan cucunya dapat tumbuh dengan sehat. Hal ini juga sebagai media untuk selalu menjaga tali silaturrahim dan hubungan baik antara mertua dan menantu. Karena Allah SWT sangat membenci orang yang memutuskan hubungan silaturrahimnya terhadap sesame. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Muhammad ayat 22, yang artinya.

“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa. kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?.” (Q.S Muhammad : 22)

  1. Mendapat Bakti Dari Sang Anak (Menantu)

Selayaknya sebagaiman orang tua pada umumnya, mertua tentu memiliki hak dari sang anak (menantu) atas kebaktian mereka. Seorang anak memiliki kewajiban untuk membaktikan dirinya kepada orang tua. Dan hal ini tidak akan berubah sekalipun ia telah melangsungkan pernikahan dan telah hidup dalam keluarga baru. Karena kewajiban seorang anak akan tatap ada dan harus ia penuhi bahkan sampai orang tua meninggal dunia.

Mertua merupakan orang tua dari pasangan kita, oleh sebab itu wajib bagi seorang menantu untuk berbakti kepadanya. Sebagaimana telah di jelaskan oleh Rasuliullah SAW, Beliau bersabda.

“Yang paling berhak atas seorang wanita adalah suaminya, dan yang paling berhak atas lelaki adalah ibunya.” (H.R Tirmidzi)

  1. Di Hormati Oleh Menantu

Saling menghormati merupakan perintah dari ajaran islam itu sendiri. Dengan adanya rasa hormat maka hubungan baik antar sesame akan tetap terjaga. Orang tua memiliki hak untuk di hormati oleh anak-anaknya, hal ini juga berlaku bagi mertua kepada menantunya. Imam ghazali berkata dalam kitabnya yang berjudul Al-Adab fid din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.44).

“Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang. Dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang mereka.”

  1. Di Muliakan Oleh Menantunya

Setiap ornag tua memiliki hak untuk di muliakan oleh anak-anaknya. Selayaknya hal tersebut, maka seorang mertua juga memiliki hak untuk di muliakan oleh menantunya. Sebab ketika telah menikah selain mendapat pasangan, maka mertua juga akan menjadi orang tua kita. Oleh sebab itu anak/menantu memiliki kewajiban baru untuk memuliakan orang tua dari pasangannya, yaitu mertua. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 36, yang artinya.

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapakmu, karib-kerabat, anak yatim, orang miskin tetangga dekat dan jauh teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S An_nisa : 36)

Hal ini juga berlaku dalam urusan nafkah, pada dasarnya tidak ada dalil tentang kewajiban untuk menafkahi mertuanya. Namun jika di tinjau ulang, ada perintah untuk menakahi orang tua sendiri. Mertua adalah orang tua dari pasangan kita, yang berarti merupakan orang tua kita juga. Dengan begitu berarti mertua memiliki hak untuk di nafkahi oleh anak/menantunya.

Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“sungguh sebaik-baiknya makanan yang di makan oleh seseorang adalah hasil dari usahanya. Dan sesungguhnya anak dia adalah bagian dari hasil usahanya.” (H.R Abu Dawud)

  1. Mendapat Perhatian Dan Di Rawat Oleh Anak (Menantu)

Orang tua adalah orang yang telah melahirkan dan merawat serta membesarkan kit dengan oenuh kasih sayang dan penuh dengan pengorbanan. Hal ini membuat kita sebagai anak memilki kewajiban yang harus kita tunaikan untuk merawat orang tua dan memberikannya perhatian serta kasih sayang dengan sebaik-baiknya. Dan mertua adalah orang tua dari pasangan kita yang tentunya telah melakukan hal yang sama untuk anaknya dan merelakan anaknay untuk menjadi milik kita. Oleh sebab itu, mertua juga memiliki hak untuk di beri kasih sayang dan perhatian oleh anak dan menantunya.

Orang tua/mertua tentu akan mengalami masa di mana tubuhnya sudah mulai lemah dan sakit. Dalam kondisi ini, peran seorang anak sangat di perlukan. Karena akan menjadi durhaka bagi seorang anak apabila orang tua sakit namun tidak merawatnya. Begitu pula dengan mertua, ia juga memiliki hak untuk di rawat oleh anak/menantunya. sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orangtuanyasudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membutnya masuk surga.” (H.R Muslim)

Dari penjelasan di atas dapat di ketahui, bahwa setelah menikah maka kita tidak hanya mendapat pasangan baru, namun juga orang tua baru. Sebab tujuan lain dari pernikahan adalah menjalin hubungan kekeluargaan dari dua keluarga yang berbeda. Atas hal itu, sebagai anggota keluarg baru yang berposisi sebagai menantu, kita juga memiliki kewajiban dan tanggung jawab baru untuk di tunaikan. Salah satunya adalah hak dari orangtu/mertua kita. Dengan menunaikan hak-hak tersebut dapat membuat hubungan menantu dengan mertua menjadi semakin dekat dan harmonis. Karena bagaimanapun seorang anak memiliki keutamaan untuk berbakti kepada orang tuanya dengan sebaik-baiknya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai hak mertua terhadapa anak/menantunya. hubungan yang baik antara menantu dan mertua merupakan salah satu kunci kebahagiaan dalam rumah rumah tangga dan pastikan bagi kita untuk menunaikannya;

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

Beberapa Dosa Mertua Terhadap Menantu

Beberapa Dosa Mertua Terhadap Menantu

Hallo Kawan Mama, Pernikahan merupakan salah satu momen penting dan kebahagiaan yang terjadi dalam hidup setiap orang. Karena selain menjadi langkah menunaikan perintah ibadah. Menikah juga berarti menyatukan hubungan antara laki-laki dan wanita menjadi satu ikatan suami istri yang di anggap sah. Namun menikah tidak hanya menyatukan hubungan antara laki-laki dan wanita menjadi satu, namun juga menyatukan kedua keluarga baik dari laki-laki maupun perempuan. Dan dalam hal ini, mertua juga memiliki tanggung jawab baru terhadap menantunya. Bahkan akan menjadi sebuat dosa bagi mertua apabila tidak menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap sang menantu.

Hubungan yang baik antara suami dan istri tentu menjadi dasar sebuah rumah tangga dapat berjalan dengan baik dan langgeng. Namun tidak jarang terjadi masalah-masalah yang menimpa sebuah keluarga yang dapat mengganggu keharmonisan hubungan suami dan istri. Dan kadang masalah-masalah tersebut malah datang dari orang-orang terdekat, seperti keluarga kita atau bahkan orang tua kita.

Peran orang tua mertua dalam hubungan rumah tangga anak dan menantunya tentu mempunyai dampak yang sangat krusial. Karena setiap pandangan, perkataan dan perbuatan yang ia lakukan orangtua mertua kepada rumah tangga anaknya tentu akan mempengaruhi hubungan rumah tangga anak dan menantunya. banyak kasus terjadi dimana pernikahan yang akhirnya berakhir dengan perceraian akibat campur tangan dari orang tua mertua suami istri. kadang kala mertua dan menantu mempunyai perbedaan cara berfikir atau pandangan yang membuat keduanya tidak cocok, yang akhirnya membuat rumah tangga anak dan menantu beujung dengan perceraian. Tentu hal ini merupakan perbuatan yang salah, sebab perceraian adalah ahal yang di benci oleh Allah SWT.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai hal yang dapat menjadi dosa bagi mertua kepada menantunya. Pada dasarnya, setelah ijab nikah berlangsung, maka seketika itu juga mertua juga menjadi orang tua dari sang menantu. Dengan begitu hubungan di antara keduanya perlu di jaga dengan baik. Berikut adalah penjelasannya.

Dosa Mertua Kepada Menantu

Dosa Mertua Terhadap Menantu

  1. Menuntut Dan Memaksa Menantu Agar Sesuai Dengan Keinginan Mertua

Setiap dari orang tua pasti mengharapkan yang terbaik bagi anak-anaknya, termasuk dalam mendapatkan pasangan hidup. Orang tua pasti akan melakukan apapun dan mengaharapkan anaknya agar mendapat pasangan yang baik dan sesuai dengan apa yang ia harapkan. Tentunya hal ini merupakah hal yang wajar, dan merupakan bentuk cinta kasihnya kepada sang anak. Namun hal ini tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang di harapkan.

Karena pada hakikatnya, setiap manusia lahir dengan kodrat karakter yang berbeda-beda, dengan kakurangan dan kelebihannya masing-masing. Dan tidak selamanya harapan untuk mendapat menantu yang sesuai dengan apa yang kita harapkan dapat terwujud sesuai dengan apa yang kita minta. Oleh sebab itu, sikap ikhlas dan lapang perlu di tekankan dalam diri kita. Tugas seorang orang tua mertua hanya untuk mengarahkan dan membimbing anak dan menantunya agar tidak melakukan kesalahan yang dapat membuat dampak buruk pada keluarganya.

Tidak ada hak bagi mertua untuk menuntut dan memaksa menantunya agar sesuai dengan apa yang ia harapkan. Karena setiap orang memiliki cara berfikir dan langkah hidupnya masing-masing yang sudah di tentukan oleh Allah SWT. Yang perlu mertua lakukan adalah mengarahkan menantunya untuk melakukan hal yang baik, memberi nasihat dan mendoakan kebaikan agar rumah tangga anak dan menantunya dapat berlangsung dengan baik dan berjalan dengan semestinya. Mertua yang memkasa menantunya agar sesuai dengan keinginannya malah akan menjadi sebab maslah-masalah yang timbul dalam rumah tangga anaknya yang akhirnya akan berujung pada perceraian. Baiknya, mertua harus menaruh rasa percaya pada menantunya dan berserah diri pada Allah, serta mendoakan yang terbaik bagi anaknya. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya.

“Allah mencatat takdir setiap mahluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (H.R Muslim)

  1. Terlalu Ikut Campur Dalam Rumah Tangga Anaknya

Sebagai pasangan suami dan istri dalam sebuah rumah tangga yang baru, tentu perlu adanya bimbingan dan arahan oleh orangtua mertua. Pasalnya orangtua mertua tentu lebih berpengalaman akan hal-hal yang menyangkut rumah tangga. Oleh karena itu anak dan menantu tentu perlu untuk di bimbing dan di arahkan agar rumah tangganya dapat berjalan dengan baik. Namun sadar atau tidak, mertua sering kali terlalu ikut campur dengan rumah tangga anaknya.

Pada dasarnya, ketika anak telah menikah maka tugas orangtua mertua terhadap anak menantu telah selesai. Dan segala sesuatu yang terjadi dalam rumah tangga tersebut sudah merupakan tanggung jawab penuh oleh anak dan menantunya. Orang tua mertua tidak  di perbolehkan masuk keranah tersebut dengan sesuka hatiya. Mertua hanya dapat turun tangan apabila anak menantu menantunya meminta bantuan kepadanya untuk di bantu.

Tentunya setiap orangtua mertua mempunyai batasan dan ruang anak menantu yang tidak boleh ia sentuh masuki seenaknya saja. Namun ia tetap memiliki kewajiban untuk mengingatkan dan memberi nasihat yang baik untuk anak dan menantunya. Karena campur tangan dari mertua yang berlebihan dapat membuat menantu merasa tidak di hargai sebagai dalam keluarganya sendiri.

  1. Merendahkan Menantu

Menikah tentu merupakan jalan bagi seorang laki-laki dan wanita untuk mendapatkan kebahagiaan dalam sebuah hubungan rumha tangga. Dan setiap awal dari berjalannya sebuah rumah tangga tidak semuanya akan berjalan dengan lancar dan mulus. Pastinya ada saja kendala-kendala yang mengganggu jalannya rumah tangga yang di sebabkan oleh kurangnya pengalaman atau hal lain sebagainya.

Sebagai orang tua, pasti mengharapkan agar mendapat menantu yang baik dan sesuai dengan harapannya. Namun tidak selalu dari apa yang di harapkan oleh kita dapat terkabul begitu saja. Kadang mertua mendapati menantu yang kurang sesuai dengan apa yang ia harapkan. Dan hal ini bisa menjadi sebab mertua tidak senang terhadap menantunya. Padahal setiap dari menantu adalah pasangan dari anaknya, yang berarti menantu juga telah menjadi anaknya. maka dari itu, perlu bagi mertua untuk menerima menantunya dengan ikhlas dan lapang dada.

Pada hakikatnya, setiap orang lahir dan tumbuh dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang sudah di tentukan oleh Allah SWT. Dan setiap insan dengan beberapa kekurangan maka ada beberapa kelebihan pula dalam dirinya. Tugas mertua adalah untuk mendukung dan memotivasi menantunya dengan sepenuhnya, dan berdoa yang terbaik bagi anak dan menantunya.

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tidak terkecuali mertua atau bahkan menantu. Apabila menantu melakukan kesalahan, maka sudah menajdi kewajiban bagi mertua untuk menasihatinya agar dapat memperbaiki kesalahan dan tidak mengulanginya lagi. Akan menjadi dosa apabila mertua malah merendahkan dan menjelek-jelekkan menantu atas kesalahan yang telah di perbuat. Tentu hal tersebut dapat membuat menantu menjadi malu dan sakit hati dan bukan tidak mungkin hal tersebut dapat berdampak pada hubungannya dengan pasangannya.

Mertua juga memiliki tugas untuk merahasiakan aib menantu ataupun anaknya. Bukan malah mengumbar dan menjelek-jelekannya di muka umum. Karena hal tersebut murni merupakan penghinaan bagi menantunya yang akan membuat ia sakit hati kepada sang mertua.

Bagaimanapun pribadi seorang menantu, wajib bagi mertua untuk mendukung dengan apa yang menantu lakukan, karena hal itu pasti bertujuan untuk membahagiakan pasanganya. Tugas mertua kepada menantunya, hanya sekedar mengingatkan, menasihati, membimbing dan membantu menantu jika di minta olehnya. Batasan-batasan tersebut sebaiknya di patuhi dan tidak di sentuh, dan dukungan dari mertua tentu menjadi motivasi bagi sang menantu untuk menjadi lebih baik lagi.

Penutup

Mertua adalah seorang orang tua biasa yang pastinya mengharapkan agar anaknya mendapat pasangan hidup yang dapt bertanggung jawb dan membahagiakannya. Karena bagaimanapun kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua. Mertua memiliki batasan-batasan di mana ia tidak boleh terlalu ikut campur dalam rumah tangga anak dan menantunya. setiap orang pasti memiliki karakter yang berbeda, apabila orang mertua mendapati menantu yang tidak sesuai dengannya, maka tugasnya adalah menerima dengan lapang dan ikhlas. menantu tentu perlu do’a dan bimbingan serta dukungan dari mertua sebagai tambahan dorongan motivasi baginya dalam menajalankan rumah tangganya agar berjalan dengan baik. Allah Berfirman Dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 23, yang artinya.

“dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu. Dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lekaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin maka Allah akan menkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) dan maha mengetahui.” (Q.S An-Nur : 32)

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai dosa mertua kepada menantu. Kunci dari keluarga bahagia adalah terjaganya hubungan komunikasi dan interkasi yang baik antar suami dan istri, serta dengan orang tua dan keluarganya dengan baik.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Topmedia

Pengunjung lain juga mencari:

  • https://kawanmama com/dosa-mertua-terhadap-menantunya/
Kewajiban Mertua Terhadap Menantu Dalam Islam

Kewajiban Mertua Terhadap Menantu Dalam Islam

Hallo Kawan Mama, Menikah adalah jalan bagi pasangan laki-laki dan wanita dalam menjalankan ibadah yang telah di perintahkan oleh Allah SWT. Dengan menikah, maka pasangan laki-laki dan wanita sudah sah untuk hiudp besama dan terhindar dari perbuatan zina. Ketika telah melangsungkan pernikahan, dengan maksud menyatukan laki-laki dan wanita menjadi pasangan suami dan istri. Juga menyatukan dua keluarga yang berbeda dalam satu ikatan kekeluargaan di mana hal ini membuat sang mertua (orang tua dari pasangan) memiliki kewajiban terhadap sang menantu.

Setelah menikah, maka seorang suami dan istri akan hidup dalam sebuah rumah tangga yang baru. Suami juga akan mendapat orangtua baru dari sang istri. dan sebaliknya, istri juga akan mendapat orangtua baru dari sang suami. Oleh karena itu, penting bagi seorang menantu untuk bersikap baik dab berbakti kepada mertuanya. Sebab, mertua adalah orangtua dari pasangan kita yang rela melepaskan anak tersayangnya untuk kita pinang. Mereka yang telah merawat dan membesarkan pasangan kita sampai sekarang. Dan sudah menjadi kewajiban menantu untuk membalas kebaikan mertuanya dengan baerbakti kepada mertuanya.

Berjalanya sebuah hubungan rumah tangga menantu tentu tidak lepas dari peran orangtua dan mertua. Karena mertua pasti akan punya andil dan saling berinteraksi dengan menantunya. Tentu hubungan baik antara menantu dan mertua perlu di tekankan agar rumah tangga dari menantu dapat berjalan dengan semestinya. Dalam sebuah rumah tangga dari menantu dan anaknya, mertua tentu memiliki kewajiban-kewajiban yang perlu ia tunaikan kepada anak dan menantunya. Hal ini bertujuan agar rumah tangga anaknya dapat berjalan dengan baik.

Pada tulisan lalu Kawan Mama telah membahas mengenai kewajiban seorang menantu terhadap mertua. Dan pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai kewajiban mertua kepada menantunya. Berikut adalah penjelasannya.

Kewajiban Orangtua Kepada Menantu

Kewajiban Mertua Terhadap Menantu Dalam Islam

  1. Memberi Kasih Sayang

Dalam Al-Qur’an Allah telah memerintahkan umat-Nya untuk saling menyanyangi antar sesama umat. Allah SWT berfirman dalam surat Maryam ayat 96, yang artinya/

“sesungguhnya orang yang beriman dan beramal saleh akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang.” (Q.S Maryam : 96)

Dari ayat tersebut, dapat di ketahui bahwa sebagai umat Islam wajib bagi kita untuk saling mengasihi antar sesama. Seorang mertua memiliki kewajiban untuk memberikan cinta kasihnya kepada menantu selayaknya anaknya sendiri. Sebab menantu adalah pasangan sah dari anaknya yang nantinya akan melahirkan dan menjadi keturunan serta penerusnya. Oleh sebab itu wajib bagi mertua untuk selalu menyayangi menantunya.

Hubungan mertua dan menantu tentu menjadi bagian penting dari berjalannya rumah tangga, sebab ketika hubungan mertua dan menantu buruk maka tentu hubungan rumah tangga menantunya juga dapat terganggu. Baiknya sebagai mertua baiknya menyadari bahwa menantunya adalah sebaik-baiknya jodoh dari anaknya yang telah di pilih oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, mertua wajib menyayangi menantunya layaknya ia menyayangi anaknya sendiri.

  1. Hubungan Yang Baik

Sebuah hubungan yang baik anatara mertua dengan menantu tentu menjadi faktor penting agar rumah tangga anaknya dapat berjalan dengan baik. Pasalnya, banyak kasus terjadi di mana hubungan mertua dan menantu yang tidak baik yang kemudian mengganggu jalannya rumah tangga sang menantu yang berakhir pada perceraian. Perlu untuk di sadari oleh mertua, bahwa kodrat dari setiap manusia lahir dan tumbuh dengan karakter yang berbeda-beda. Dan jika mertua mendapat menantu yang tidak sesuai dengan harapan atau beda pemikiran dengannya, maka ia wajib untuk menerimanya dan tetap memberikan cinta kasihnya.

Tidak selamanya rumah tangga sang anak tinggal serumah dengan orangtuanya, maka orangtua perlu memberi perhatian lebih kepada anak dan menantunya. Mertua juga dapat sekali-kali berkunjung kerumah menantu, menyapa, menanyakan kabar dan melihat cucu-cucunya. Tentu hal tersebut akan membuat hubungan antara menantu dan mertua menjadi lebih dekat dan harmonis.

  1. Memberi Nasihat Dan Petuah

Sebagi orangtua, tentu lebih paham dan mempunyai segudang pengalaman kehidupan yang dapat ia ceritakan dan ajarkan pada menantunya. Hal tersebut dapat menjadi bekal bagi menantu dalam menjalankan rumah tangganya agar dapat berjalan dengan semestinya. Tentunya sebagai orang yang lebih muda, menantu perlu di bimbing dan di arahkan dalam urusan rumah tangga, baik dalam Agama, atau hal-hal lainya.

Mertua juga dapat membantu menantunya seperti mengajari memasak, mengajari cara merawat bayi, mengajari cara menjadi imam yang baik dan hal lain sebagai bekal menjalankan rumah tangga menantu. Dengan mengajari menantu sesuatu hal yang baik, maka ilmu dari mertua dapat bermanfaat dan dapat menjadi amal jariyahnya kelak.

  1. Tidak Terlalu Ikut Campur Dan Mengekang Menantunya

Pada dasarnya, setelah sang anak menikah, maka tanggung jawab dari orangtua kepada anaknya akan terlepas dan berpindah kepada menantunya. Dan tentunya dalam menjalankan rumah tangga, setiap insan memiliki cara masing-masing. Dan sebagai mertua tidak di perbolehkan untuk mengatur dan memaksa rumah tangga anaknya agar sesuai dengan keinginannya. Hal ini tentu akan mengganggu dan membuat tidak nyaman rumah tangga anak dengan menantunya.

Tidak jarang terjadi, mertua merasa lebih tahu tentang kehidupan yang pada akhirnya terlalu ikut campur dan memaksa rumah tangga anaknya agar sesuai dengan kemauannya. Hal ini tentu merupakan hal yang salah sebagai mertua. Peran dan tugas mertua hanyalah mengarahakan dan memberi nasihat kepada anak dan menantunya di dalam berumah tangga. Sehingga anak dan menantu tidak akan merasa terkekang dan merasa aman karena perhatian yang di berikan oleh sang mertua.

  1. Menghargai Dan Menghormati Menantu

Menghargai dan memnghormati sesama adalah sebuah kodrat dari sesama manusia agar tercipta hubungan yang harmonis. Hal ini juga berlaku pada mertua kepada menantu. Meskipun menantu jauh lebih muda darinya, mertua tetap wajib untuk menghormati menantunya. Ia dapat memerlakukan menantuinya dengan perlakuan yang baik, memberikan perhatian, memberi nasihat dan hal baik lainya sebagai tanda hormatnya kepada menantu.

Setiap dari apa yang di lakukan menantu tentu perlu di apresiasi oleh sang mertua, terlebih jika itu sebuah bentuk baktinya kepada mertuanya. Sebab, seorang menantu pastilah ingin selalu terlihat baik dan berguna serta bermanfaat bagi mertuanya. Meskipun hal yang di lakukan oleh menantu terkesan sepele, namun wajib bagi mertua untuk menhargai hal tersebut selama hal tersebut adalah hal yang baik.

  1. Tidak Pilih Kasih

Pada dasarnya, setiap menantu merupakan pasangan dari anak kita, maka dari itu menantu juga berarti anak kita. Dan tidaklah baik bagi mertua apabila memberikan perlakuan yang berbeda dengan anak-anaknya, atau bahkan dengan menantunya yang lain. Berbuat adil dan memperlakukan menantu tanpa tanpa membeda-bedakan adalah tugas yang harus di lakukan oleh mertua kepada menantunya. Sekalipun menantu memiliki tidak seusai dengan apa yang ia harapkan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 90, yang artinya.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan keoada kerabat. Dan Allah melarang perbuatan keji serta permusuhan.” (Q.S An-Nahl : 90)

  1. Menutup Aib/Keburukan

Pada hakikatnya, tidak ada manusaia yang lahir dengan sempurna, karena kesumpurnaan hanya milik Allah SWT semata. Tidak jarang terjadi bahwa mertua mendapat menantu yang tidak seusai dengan apa yang ia harapkan dan kadang mempunyai kekurangan. Sesekali manantu juga bisa melakukan kesalahan-kesalahan.

Dan perang seorang mertua adalah mengarahkan dan membimbing menantu agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan lagi. Mertua juga harus merahasiakan apa yang menjadi aib bagi kelurga anaknya dan jangan sampai mengumbarnya atau bahkan menjelek-jelekkannya. Sebab itu merupakan perbuatan tercela dan dosa baginya sendiri.

  1. Menjadi Contoh Dan Teladan

Setiap orangtua pasti menjadi figure bagi setiap anak-anaknya dan hal ini juga berlaku bagi mertua. Setiap langkah dari sang mertua tentu akan menjadi perhatian bagi sang menantu yang nantinya akan ia terapkan dalam kehidupan rumah tangganya. Oleh sebab itu, mertua mempunyai tanggung jawab untuk menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anak dan menantunya.

  1. Membantu Dan Mengarahkan

Tugas dari orangtua lainya adalah memabantu rumah tangga sang anak dan menantu agar dapat berjalan dengan semestinya. Sebab orangtua pasti memiliki pengalaman yang lebih dalam berumah tangga jika di bandingkan dengan anak dan menantunya. Anak dan menantu tentu belum berpengalaman dalam mengahdapi tugas dan kewajibannya dalam berumah tangga. Sehingga peran orangtua/mertua sangat di butuhkan dalam rumah tangga anak dan menantunya.

Selain membantu,mertua juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengajarkan anak dan menantunya untuk belajar hidup mandiri sebagai pasangan suami istri dalam berumah tangga. Tentu hal ini dapat menjadi bekal bagi keduanya dalam menjalankan bahtera rumah tangganya. Terlebih karena ketika orangtua/mertua telah meninggal, maka keduanya harus dapat menghadapi permasalahan rumah tangganya sendiri.

  1. Mengingatkan Dan Mengajarkan Ilmu Agama

Tugas dan kewajiban orangtua kepada anaknya antara lain juga mengajarkan anaknya ilmu Agama. Hal ini juga berlaku bagi mertua kepada menantunya, karena menantu adalah pasangan hidup dari anaknya. Maka selayaknya ia mengajarkan ilmu Agama pada anaknya, ia juga wajib mengajarkan ilmu pada menantunya. Karena hal tersebut tentu akan berdampak baik pada keluarg anak dan menantu di masa mendatang.

Selain mengajarkan ilmu Agama, mertua juga memiliki kewajiban untuk mengingatkan pada menantunya. seperti halnya ketika menantu lalai dengan tugas dan kewajibannya pada pasangannya. Atau lalai terhadap Agama dan tuhannya, maka hal tersebut merupakan hal penting bagi seorang mertua. Hal-hal baik yang di ajarkan kepada anak dan menantu tentu akan menjadi bekal bagi mereka berdua dalam menajalankan rumah tangganya.

Pada dasarnya, seorang menantu adalah seseorang asing yang telah menjadi menantunnya ketika ia telah menikah dengan anaknya. Hal tersbut juga berarti bahwa ia telah menjadi anaknya dan merupakan bagian dari keluarga besarnya. Maka dari itu, mertua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus ia tunaikan kepada menantunya. Karena hal ini dapat akan berdampak pada kelangsungan hidup rumah tangga anaknya dengan menantu, serta kelangsungan hidup cucu-cucunya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai Kewajiban Mertua Kepada Menantunya. menantu adalah pasangan dari anak mertua, oleh sebab itu mertua perlu memperlakukan menantu selayaknya ia memperlakukan anaknya sendiri.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • DalamIslam

Pengunjung lain juga mencari:

  • https://kawanmama com/kewajiban-mertua-terhadap-menantu-dalam-islam/
Tugas Seorang Anak Dalam Keluarga

Tugas Seorang Anak Dalam Keluarga

Hallo Kawan Mama, Di dalam sebuah keluarga, kehadiran seorang buah hati merupakan sebuah hal yang menjadikan keluarga menjadi lengkap dan sempurna. Karena bagaimanpun, seorang anak adalah sumber kebahagiaan dari setiap orang tua yang menjadikan orang tua semakin termotivasi untuk menjalani kehidupannya. Karena kehadiran anak di dalam sebuah keluarga dengan segala tingkahnya yang membuat orang tua tersenyum bahagia dan tidak jarang juga membuat orang tua menjadi kesal dan geram. Nanmun terlepas dari itu semua, ada juga tugas seorang anak dalam keluarga yang juga menjadi tanggung jawab dan perlu untuk di laksanakan.

Namun atas apapun yang di lakukan dari setiap tingkah laku anak, hal itu akan membuat suasana keluarga menjadi lebih berwarna. Dan di dalam rumah tangga, setiap dari anggota keluarga memiliki peran dan tugasnya masing-masing, termasuk juga sang anak. Seorang anak pada dasarnya memiliki peran dan tugas pening sebagai bagian dari anggota keluarga. Namun, tentu peran seorang anak tidaklah sama dengan peran orang tuanya. Sebab seorang anak memiliki kedudukan dan daya kemampuan dan kekuasaan yang berbeda dengan orang tuanya.

Meskipun di berada di posisi sebagai anggota keluarga yang terkecil, namun seorang anak tidak dapat menyepelekan tugasnya sebagai bagian dari anggota keluarga. Karena bagaimanapun orang tua mempunyai tanggung jawab atas kelangsungan hidup dari sang anak. Maka wajib bagi sang anak untuk melaksanakan tugs-tugasnya dengan sebaik-baiknya agar keseimbangan sebuah keluarga tetap terjaga. Juga sebagai balasan atas pemberian kasih sayang, kehidupan yang layak dan segala pengorbanan yang telah di lakukan oleh orang tua kepada sang anak.

Seorang anak adalah harapan dari orang tua yang menjadikan seorang anak harus berbakti kepada orang tua serta membahagiakannya. Jangan sampai kita membuat orang tua kita kecewa, sedih, menangis dan sakit hati karena perbuatan yang telah kita lakukan. Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai tugas seorang anak sebagai bagian dari anggota keluarga. Berikut ini Kawan Mama sajikan,

Tugas Seorang Anak Di Dalam Sebuah Rumah Tangga

Tugas Seorang Anak

Apasih yang menjadi tugas kita sebagai seoran anak di dalam sebuah keluarga?. Sudahkah kita melaksanakan peran dan tugas kita sebagai seorang anak dalam sebuah keluarga?. sudahkah kita membahagiakan orang tua kita?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu untuk kita resapi dan cermati dengan seksama. Sebab anak adalah sumber kebahagiaan dari orang tua, di mana orang tua telah melakukan segala hal dan pengorabanan agar anak mendapat kehidupan yang layak dan hidup bahagia.

  1. Taat Dan Patuh Kepada Orang Tua

Tugas seorang anak yang paling utama dalam sebuah keluarga adalah taat dan patuh kepada orang tua. Karena bagaimanapun, seorang anak adalah seorang anggota keluarga tang terkecil dan seorang makmum atas orang tuanya. Seorang anak tentu belum memiliki pengetahuan dan pengalaman, oleh sebab itu wajib baginya untuk taat dan mematuhi orang tuanya. Perintah dari orang tua pastinya dengan maksud dan tujuan untuk terciptanya kebahagiaan untuk anak-anaknya. Sebab, anak yang tidak patuh kepada orang tua merupakan dosa yang akan membuat anak menjadi durhaka kepada orang tua dan di laknat Allah SWT.

Seiring bertumbuhnya sang anak menjadi dewasa, anak akan mulai terbentuk pola fikirnya sendiri. Yang menjadikanya dapat menentukan dan mengeluarkan pendapat yang kadang tidak sama dengan orang tua. Perlu di ketahui, seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada orang tua sekalipun anak telah dewasa dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Sebagai orang tua, tentu juga harus sadar dan menghadapi anak dengan bijak kala sang anak mengeluarkan pendapatnya akan sesuatu hal. Karena itu akan membuat anak menjadi lebih terbuk kepada orang tua dan lebih percaya diri untuk berbicara.

  1. Belajar Dengan Rajin

Selain taat dan patuh kepada orang tua, seorang anak juga wajib untuk selalu belajar dengan rajin. Bukan hanya sebatas memenuhi kewajiban sebagai anak, namun perintah untuk belajar juga telah di wajibkan dan di serukan di dalam Agama. Dengan begitu, belajar dengan rajin tentu harus di lakukan oleh setiap anak dengan sebaik-baiknya. Dan anak yang rajin belajar tentu akan membuat orang tua menjadi senang dan bahagia melihat anak yang ia bangga-banggakan.

Seorang anak hendaknya tidak hanya mempelajari satu dua hal, karena banya hal yang sebaiknya ia pelajari sebagi bekal hidupnya kelak di masa depan. Seperti halnya belajar ilmu agama sebagai pedoman hidup dan bekal bagin anak untuk berbakti kepada orang tua. Belajar ilmu umum,Bahasa, komunikasi dan ilmu lain yang baik agar dapat menjadi anak yang berguna bagi orang tua, nusa, bangsa dan Agama. Karena bagaimanapun, membuat bangga orang tua merupakan salah satu cara berbakti dan membahagiakan orang tua.

  1. Menghormati Anggota Keluarga Lain Dan Menjaga Nama Baik Serta Memuliakan Orang Tua

Umumnya, manusia akan mengjjormati seuatu yang deka dengannya atau telah memberikan sesuatu atau atau yang seseorang yang lebih tua darinya. Atas segala alasan yang ada, wajib bagi anak untuk menghormati dan menjaga nama baik dari kedua orang tuanya serta saudara-saudaranya. Hal ini dapat menjadi cara bagi sang anak untuk memuliakan orang tuanya dengan cara yang baik.

Anak memliliki tugas dan tanggung jawab untuk berprilaku dan berinteraksi dengan baik kepada orang tua dan saudara-saudaranya, termasuk juga dalam bersosialisasi dalam bermasyarakat. Sebab apapun tingak laku dan perbuatan yang telah anak lakukan akan berdampak [ada citra dari anggota keluarganya yang lain, terutama sang ayah. Anak yang melakukan perbuatan buruk tentu akan mencoreng nama baik kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Dan anak yang berprilaku baik bahkan mendapat prestasi tentu akan membuat baik anam kedua orang tua dan saudara-saudaranya.

  1. Membantu Orang Tua

Dalam setiap langkah dan hal yang di lakukan orang tua pasti memiliki maksud dan tujuan baik untuk keluarganya, terutama kebahagiaan hidup anak-anaknya. Sebab, orang tua memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup anak-anaknya yang menjadikan beban pada pundaknya semakin berat. Oleh sebab itu, kehadiran seorang anak di dalam sebuah keluarga, selain sebagai pelengkap dan kebahgiaan, anak juga memiliki tugas untuk membantu apa yang di lakukan oleh orang tuanya.

Sebab, dengan membantu aktivitas dan pekerjaan orang tua dapat membuat ringan beban-beban yang ada pada beban kedua orang tua. Anak dapat membantu meringannkan beban orang tua mulai dari hal-hal yang terkecil dan dan ringan seperti mengurus kebutuhannya sendiri. Seperti (mebersihkan kamar,mencuci baju), membantu pekerjaan rumah (bersih-bersih, menyapu, mencuci piring atau memasak). Anak juga dapat meringankan orang tua dengan memberikannya perhatian, seperti menyuguhkan minuman, menawarkan pijit, atau hal lain yang dapat membuat hati orang tua senang dan damai.

  1. Medoakan Kebaikan Kepada Orang Tua

Selain hal-hal di atas, seorang anak menajalankan tugas yang tak kalah penting, yaitu mendoakan kedua orang tuanya. Berbakti kepada orang tua juga berarti anak harus selalu medoakan kebaikan bagi orang tuanya. Seperti agar orang tua tetap sehat selalu, umur panjang dan berkah serta di limpahkan rizki bagi kedua orang tuanya. Terlebih jika orang tuanya telah meninggal dunia, karena doa dari seorang anak dapat menyelamatkan orang tua dari siksa api neraka dan membantu mengantarkan anak menuju surge.

Pada dasarnya, tugas dari seorang anak sebagai anggota dari sebuah keluarga adalah untuk berbakti pada orang tua dengan sebaik-baiknya. Sebab orang tua telah memberikan segalanya dan mengorbankan jiwa raganya hanya untuk kebahagiaan sang anak. Seperti halnya pepatah pernah mengatakan, “Kasih orang tua kepada anaknya sepanjang hayat, kasih seorang anak kepada orang tua hanya sepanjang galah”. Apapun yang telah di lakukan anak, tidak akan cukup untuk membalas apa yang telah di lakukan dan di berikan orang tua kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu wajib bagi seoran anak untuk berbakti dan selalu mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.

Demikan pembahasan dari kawan mama mengenai tugas seorang anak kepada orang tua di dalam sebuah keluarga. Tidak ada seorangpu yang dapat mengalahkan dan melebihi cint kasih kedua orang tua kepada anaknya. Semoga kita dapat berbakti dan membahagiakan orang tua kita dengan sebaik-baiknya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Orami
  • Popmama
Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Hallo Kawan Mama, Penuaan adalah salah satu kondisi alami yang di mana kondisi ini pastinya akan di alami oleh semua orang tanpa terkecuali. Pada kondisi ini, umumnya fungsi dari organdan metabolisme tubuh akan mengalami penurunan. Hal ini seringkali menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan, termasuk pada fungsi penglihatan. Pada usia-usia tua seseorang rentan mengalami kondisi presbiopi. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit presbiopi.

Pada usia yang beranjka mulai menua memang kerap sekali menjadi momen di mana berbagai jenis masalah kesehatan datang dan menyerang metabolsime di dalam tubuh. Hal tersebut juga berlaku pada system penglihatan di mana berbagai jenis gangguan penglihatan seringkali muncul dan membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu. Prsebiopi adalah salah satu kondisi gangguan penglihatan yang seringkali muncul dan banyak di alami oleh orang dengan usia lanjut.

Jika kamu perhatikan dengan seksama, sering kali orang dengan usia tua atau lanjut usia seringkali merentangkan matanya ketika membaca koran atau buku. Hal ini juga seringkali terjadi ketika hendak melihat objek dengan memicingkan matanya. Kondisi ini seringkali terjadi agar mata dapat mefokuskan pandangannya untuk melihat objek di depannya. Kondisi ini umumnya seringkali di alami ketika seseorang menginjak usia 40 tahun ke atas.

Seseorang yang mengalami presbiopi umumnya akan mengalami kondisi di mana fungsi penglihatanya mengalalmi gangguan. Kondisi ini akan cukup sering membuat focus penglihatan penderitanya menjadi buyar. Akibatnya, penderita presbiopi akan kesulitan untuk melihat objek di depanya, terutama pada objek yang berukurann kecil. Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa penyebab yang membuat munculnya penyakit presbiopi. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebegai berikut.

Pengertian Penyakit Presbiopi

Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Presbiopi atau yang juga di kenal dengan sebutan prsebiopia atau mata tua pada dasarnya merupakan suatu kondisi berupa gangguan yang terjadi pada fungsi penglihatannya. Gangguan pada fungsi penglihatan tersebut akan membuat penderita presbiopi mengalami penurunan daya penglihatan. Kondisi ini merupakan sebuah keadaan yang umumnya akan muncul dan di alami oleh seseorang yang beranjak dan memasuki usia tua.

Dalam istilah lain, kondisi mata yang mengalami presbiopi juga sering di sebut dengan sebutan mata tua atau rabun senja.  Kondisi di mana penurunan fungsi dan kemampuan penglihatan tersebut terjadi karena adanya perubahan bantuk lensa mata. Akibat dari mata yang mengalami kondisi ini membuat penderita presbiopi lebih mudah dan merasa nyaman menjauhkan objek ketika melihat maupun membaca di bandingkan melihatnya dengan jarak yang dekat.

Di lansir dari laman American Academy of Ophthalmology, menyebutkan bahwa rabun tua atau presbiopi merupakan salah satu kondisi yang sudah pasti akan di alami semua orang ketika memasuki usia lanjut. Umumnya kondisi ini terjadi akibat adanya pengerasan lensa mata karena faktor pertambahan usia. Pengerasan lensa akan mengakibatkan kondisi lensa mata yang menjadi tidak fleksibel. Selain itu, kondisi tersebut juga akan mengakibatkan struktur dari lensa atau kornea mata menjadi tidak rata.

Lensa mata sendiri pada dasarnya memiliki fungsi sebagai alat untuk memfokuskan cahaya yang masuk menuju retina. Ketika mata memandang objek yang dekat, maka lensa mata akan berkontraksi dan melengkung untuk memfoksukan cahaya. Faktor penuaan menajdi salah satu faktor yang membuat lensa menjadi sulit untuk berkontraksi dan kesulitan untuk melihat focus pada objek yang dekat.

Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, bahwa presbiopi atau rabun senja merupakan masalah kesehatan yang seringkali terjadi ketika usai beranjak menua. Hal tersebut membuat kondisi presbiopi berbeda dengan gengguan penglihatan jenis lainya, seperti silinder, rabun jauh, dan rabun dekat. Usia yang menua seringkali membuat struktur lensa mata mengeras hingga mata kehilangan fleksibilitasnya.

Struktur lensa mata yang menjdi kaku akan membuat menyebabkan lensa tidak bisa fleksibel dan berubah bentuk untuk memfokuskan cahaya dari benda yang jaraknya dekat ke retina mata. Kondisi ini membuat benda tersebut terllihat menajdi kabur dan tidak jelas karea mata yang kesulitan untuk focus. Faktor penuaan juga akan menyebabkan perubahan pada serat otot yang mengelilingi lensa mata sehingga mata menjadi kurang elastis.

Hal tersebut membuat mata membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat melilhat pad objek dengan lebih baik dan jelas. Meskipun kondisi ini lebuh mudah tejadi akibat faktor penuaan, namun ternayata presbiopi juga dapat terjadi lebih awal. Kondisi ini di sebut dengan istilah presbiopi premature atau presbiopi dini. Presbiopi premature dapat terjadi akibat beberapa faktor, yakni antara lain sebagai berikut.

  1. Kondisi mata yang mengalami trauma
  2. Penyakit diabetes
  3. Riwayat kondisi anemia
  4. Rabun dekat
  5. Adanya gangguan neuromaskular yang dapat mempengaruhi saraf dan otot
  6. Riwayat penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi tulang belakang dan otak
  7. Buruknya gaya hidup
  8. Penggunaan handphone yang tidak baik
  9. Efek dari penggunaan beberapa jenis obat seperti, antidepresan, antihistamin dan diuretic
  10. Seringkali mengkonsumsi alcohol
  11. Jenis kelamin wanita
  12. Menopause
  13. Riwayat penyakit jardiovaskular
  14. Riwayat insufisiensi vascular (penumpukan aliran darah

Pada dasarnya presbiopi adalah suatu kondisi berupa gangguan penglihatan yang pada umumnya terjadi akibat faktor penuaan. Kondisi ini akan menyebabkan penderitanya mengalami penurunan ketajaman penglihata. Selain itu, mata juga akan kesulitan untuk memfokuskan pandangan ketika melihat pada objek, terutama yang memiliki ukuran lebih kecil. Presbiopi sendiri merupakan kondisi yang hampir semua orang akan mengalaminya ketika memasuki usia tua. Namun beberapa hal di atas juga dapat menyebabkan kondisi presbiopi terjadi dengan lebih cepat.

Demikian pejelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit presbiopi. Meskipun faktor penuaan menjadi penyebab paling kuat munculnya presbiopi, namun beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan terjadinya presbiopi. Karenanya pentinh untu mengetahui kondisi mata dengan memeriksakan mata secara rutin untuk mencegah kondisi tersebut.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Linksehat
  • Honestdocs
Dosa orang tua kepada anak Dalam Agama Islam

Dosa orang tua kepada anak Dalam Agama Islam

Hallo Kawan Mama, Setelah menikah laki-laki dan wanita akan mendapatkan kehidupan baru sebagai pasangan suami dan istri. Dan tidak berselang lama, ketika istri telah mengalami kehamilan, maka pasangan suami istri tersebut akan berubah menjadi seorang ayah dan ibu. Tentu ini adalah kabar bahagia yang di tunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri. Dan dalam Agama Islam mengajarkan bahwa tujuan menikah selain mengesahkan ikatan laki-laki dan wanita dalam sebuah pernikahan, juga untuk memperbanyak keturunan. Selain itu, peran seoarng suami istri juga akan bertambah menjadi orang tua. Dengan begitu, ada beberapa hal yang dapat menjadi pahala bagi atau bahkan dosa orang tua kepada sang anak apabila tanggung jawab serta hak dan kewajibannya tidak di jalankan sebagai mana mestinya.

Setiap orang tua pasti mengaharapkan agar anaknya dapat lahir dan dapat bertumbuh kembang dengan sehat dan cerdas, serta berahklakul karimah dan berbakti kepada orang tua. Dan tentunya tugas orang tua bukan hanya sekedar untk memnuhi kebutuhan sandang, papan dan pangannya semata. Namun orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan mengajarkan tentang ilmu agama dan ilmu lainya sebagai bekal bagi si anak untuk menjadi anak yang pintar dan shalih. Dan tidak jarang anak dapat melakukan kesalahan-kesalahan kepada orang tuanya.

Menjadi orang tua, pada umumnya terlihat begitu mudah, namun jika kamu sudah mengalaminya, ternyata menjadi orang tua bukanlah perkara yang mudah di lakukan. Kewajiban seorang anak tentu adalah untuk patuh dan taat serta berbakti kepada orang tua. Sebab orang tua merupakan prang yang telah melahirkan, mendidik dan merawat sang anak dengan penuh kasih sayang. Namun tidak semua hal dalam sebuah keluarga adalah kesalahan dari sang anak. Tidak jarang juga orang tua melakukan kesalahan-kesalahan yang tanpa ia sadari perkesalahan tersebut merupakan dosa orang tua kepada anak-anaknya.

Nah, pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai dosa orang tua kepada anaknya. Pada umumnya, banyak dari orang tua yang melakukan perbuatan kepada anak yang tanpa ia sadari, perbuatannya tersebut merupakan perbuatan dosa. Berikut adalah penjelasannya.

Dosa Anak Kepada Orang Tua

Dosa orang tua kepada anak

  1. Kasar Kepada Anak

Melakukan tindakan kasar tanpa sebab yang jelas kepada anak merupakan hal yang di larang dalam Agama Islam. Baik dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan, kasar kepada anak adalah salah satu bentuk dosa dari orang tua kepada anaknya. Setiap dari anak pasti akan melakukan kesalahan-kesalahan dalam keseharianya dan bahkan kesalahan tersebut membuat hati orang tua menajdi geram.

Namun ini bukan menjadi alasan untuk orang tua dapat melontarkan kata-kata atau perbuatan kasar kepada anaknya. Apalagi sampai melakukan hal tersebut di depan orang lain atau teman-temanya. Tentu perlakuan tersebut dapat membuat anak berkecil hati, dan sakit hati terhadap orang tuanya sendiri. Dan bahkan bukan tidak mungkin anak akan menjadi pribadi yang pendendam dan durhaka pada orang tuanya.

  1. Tidak Mendidik Anak Dengan Baik

Kewajiban orang tua selain menafkahi dan memenuhi kebutuhan dari anak-anaknya, ia juga memliki kewajiban lainya. Yakni seperti halnya untuk memberikan pendidikan dan mengajari anak-anaknya terutama tentang ilmu agama. Sebab dengan mengajari anak ilmu agama, maka aanak akan sedari dini mengetahui tentang agama dan akhlak yang mulia dan kemudian dapat anak terapkan dalam kehidupannya sedari dini.

Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (H.R Al-Hakim)

  1. Dosa Menelantarkan Anak

Ketika sudah menjadi seorang ayah maupun ibu, tentu orang tua memiliki tanggung jawab dan kewajiban baru yang harus ia penuhi kepada anak-anaknya. Bukan hanya sekedar memberikan makan dan pendidikan semata, namun orang tua juga perlu memperhatikan dan memberi cinta kasihnya kepada anak dengan sepenuhnya. Orang tua akan menjadi berdosa apabila ia menelantarkan anaknya begitu saja, apalagi ketika anaknya masih berusia dini.

Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Seseorang di katakan telah cukup berbuat dosa apabila menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.” (H.R Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Dari hadits tersebut, dapat di pahami bahwa orang tua memilki kewajiban untuk menunaikan tanggung jawabnya kepada anak dengan sebaik-baiknya. Dan ia dapat di katakan berdosa apabila ia menelantarkan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Perbuatan yang termasuk menelantarkan anak adalah tidak memberi makan anak, pakaian, pendidikan dan tidak memberikan anak cinta kasihnya.

  1. Tidak Berbuat Adil Kepada Anak

Tugas orang tua lainya adalah berbuat adil pada anak-anaknya. Adil dalam memberi makanan, pakaian, pendidikan dan tentunya adil dalam memberikan cinta kasihnya kepada anak-anaknya satu sama lain. Orang tua yang bersikap tidak adil dan cenderung pilih kasih tentu dapat membuat kesenjangan di antara anak-anaknya. Tentu hal ini dapat menjadi sebab ketidak akuran anak dan bahkan menjadi sebab permusuhan di antara anak-anak, yang pada akhirnya akan membuat anak geram dan marah pada orang tuanya.

dan telah di ceritakan dalam sebuah riwayat, bahwa sanya Rasulullah SAW sampai berwasiat kepada kaum orang tua untuk bersikap adil kepada anak-anaknya. Bahkan Rasulullah mengulanginya sampai tiga kali, beliau bersabda.

“Adilah kepada anakmu, adilah kepada anakmu, adilah kepada anakmu!.” (H.R Abu Dawud, Nasa’I, dan Ibnu Hibban)

Dari hadits tersebut dapat di ketahui, bahwa penting bagi orang tua untuk bersikap adil dan tidak bertindak pilih kasih kepada anak-anaknya. Dengan begitu dapat menghindari kesenjangan dan permusuhan di antara anak-anak dan dapat menjauhkan orang tua dari perbuatan dosa kepada anak.

  1. Membandingkan Anak Dengan Orang Lain

Sebagai orang tua yang baik dan sayang kepada anaknya, tentu harus selalu memberikan dorongan dan motivasi yang baik kepada anak-anaknya. Pasalnya, banyak sekali orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain yang mempunyai kelebihan dari pada anaknya. Tanpa orang tua sadari, perbuatan tersebut merupakan perbuatan dosa orang tua kepada anak-anaknya. Sebab, dengan membandingkan anak dengan anak orang lain, dapat membuat anak tidak percaya diri, kurang motivasi, yang pada akhirnya membuat sang anak menjadi pribadi yang pendiam dan tidak percaya diri.

Pada dasarnya, setiap anak lahir kedunia memiliki karakternya masing-masing yang membuatnya menjadi unik. Membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain dapat mengakibatkan anak menjadi geram dan marah pada orang tua, buruknya hal ini dapat menjadi sebab anak tidak patuh dan durhaka pada orang tua. Dan membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain tentu menjadi sebuah dosa bagi orang tua kepada anaknya.

  1. Memaksa Dan Menuntut Anak Untuk Menjadi Dewasa Pada Usia Dini

Setiap anak-anak pasti ingin mengalami dan menikmati masa kanak-kanaknya dengan sebaik-baiknya. Bermain bersama teman sepuasnya dengan teman sebayanya, merupakan hal yang lumrah bagi anak-anak dan memang di perlukan oleh anak-anak. Namun seringkali orang tua bertindak dan memberikan tanggung jawab yang pada dasarnya terlalu besar dan belum cakap baginya untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut pada usianya yang sekarang.

Orang tua memang perlu untuk mengajari anak-anaknya untuk tumbuh kembang dengan berbagai pengalaman dan keahlian dari orang tuanya. Namun bukan berarti ia dapat memberikan tanggung jawab yang besar seketika saja pada anaknya. Baiknya, bombing anak dengan perlahan dan bisa di mulai dari memberikan anak tugas yang ringan kepadanya.  Dengan begitu anak tidak akan merasa terlalu terbebani dan dapat menikmati masa kanak-kanaknya.

  1. Mengekang Sang Anak

Orang tua merupakan penanggung jawab dari kelangsungan hidup keluarga yang ia pimpin, tidak terkecuali dengan kehidupan anak-anaknya. Tapi itu tidak menjadikan orang tua dapat semena-mena terhadap kehidupan anak-anaknya, apalagi sampai mngekang kebebasan anaknya. Wajar bagi orang tua bila ingin anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan menjadi seperti apa yang ia inginkan. Namun akan menjadi hal yang salah apabila ia mengekang dan meminta anak untuk selalu menuruti kemauanya.

Peran orang tua hanya sebatas untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya untuk menafkahi dan memberikan pendidikan serta membimbing anaknya agar tidak salah memilih jalan. Orang tua yang mengekang dan sangat membatasi anak akan membuat anak menjadi karaktaer dengan mental yang tidak setabil, cenderung penakut dan tertutup serta membuatnya sulit untuk bersosialisasi, bahkan dengan orang tuanya sendiri. Dan orang tua yang tidak terlalu mengekang anaknya cenderung akan membuat anak yang berkarakter ceria dengan mental yang stabil dan mudah untuk bersosialisasi.

  1. Buruk Sangka Kepada Anak

Agar anak dapat memili karakter yang jujur, perlu bagi orang tua untuk menaruh kepercayaan kepada anaknya. Selain itum buang jauh-jauh rasa curiga maupun buruk sangka pada anaknya. Dengan memberikan kepercayaan apada sang anak, secara tidak langsunga anak juga akan menjdi anak dengan karakter bertanggung jawab atas amanat yang telah ia terima. Anak tentu memiliki cara pandang dan pola fikirnya sendiri yang dan salah jika orang tua menaruh rasa curiga apalagi sampai menuduh yang bukan-bukan kepada anaknya.

Tugas orang tua hanya memberitahu dan membimbing anak menuju jalan yang benar tanpa harus menaruh rasa curiga yang berlebihan terhadap apa yang di lakukan kepada anak. Karena dengan rasa buruk sangka pada anak, dapat membuat kepribadian anak malah cenderung sering berani berbohong kepada orang tuanya. Orang tua dapat mengawasi dan menegur atau memberi peringatan apabila anak hendak melakukan kesalahan. Dan sudah menjadi tugas bagi orang tua untuk membimbing anak bila melakukan kesalahan dan momotivsinya untuk memperbaiki kesalahan yang telah anak perbuat.

Pada dasarnya, orang tua memiliki tugas untuk memberi nafkah, memberi makan, pakaian, tempat tinggal, kehidupan yng layak dan mendidik serta membimbing anak menuju jalan yang benar. Orang tua juga memiliki kewajiban untuk mengajari anaknya untuk berbuat baik dan memperbaiki kesalahan apabila anak melakukannya. Pasalnya orang tua adalh ornag yang akan menjadi panutan bagi anak-anaknya. Sehingga apapun yang di lakukannya terhadap anak tentu akan berdampak pada karakter anak tersebut.

Demikaian pembahasan dari Kawan Mama mengenai dosa orang tua kepada anak. Kewajiban orang tua adalah memberikan nafkah lahir dan batin, serta memberikan cinta kasih juga sebagai tauladan bagi anak-anaknya. Sehingga penting bagi orang tua untuk memperhatikan hal-hal yang dapat membuatnya melakukan perbuatan dosa dan berdampak buruk kepada anaknya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Theasianparent
  • Popbela
Dosa Seorang Anak Kepada Orang Tua

Dosa Seorang Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Agama Islam adalah agama yang mengajarkan setiap pemeluknya untuk berbuat baik dan memberikan cinta kasih kepada sesame, terutama kepada keluarga. Sebab keluarga adalah terdiri dari orang-orang dengan hubungan yang paling dekat dengan diri kita sendiri. Dan yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang tua. Islam mengajarkan kepada umatnya yang berposisi sebagai anak untuk patuh dan taat sebagai pembaktian diri kita kepada orang tua. Dan hal ini merupakan kewajiban yang harus di penuhi sebagai seorang anak. Sebab bakti merupakan penangkal atau penebus dosa seorang anak kepada orang tua.

Dengan berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, tentu hubungan sebagai keluarga akan menjadi harmonis dan bahagia. Karena pada dasarnya berbakti kepada orang tua juga merupakan sebuah jalan bagi anak untuk mendapatkan surga Allah SWt. Sebagaiamana telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, Beliau bersabda.

Kedua orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya, maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (H.R Tirmidzi)

Namun hal ini tidak selalu terjadi dan berjalan mulus pada hubungan anak dan orang tua di dalam sebuah keluarga. Tidak jarang dan banyak terjadi kasus di mana anak dan orang tua mengalami kesalahpahaman akibat dari cara berfikir, pendapat dan keinginan yang cenderung berlawanan di antara mereka. Dan pada umunya hal ini akan menjadi sebab rengganya hubungan anak dan orang tua.

Sebagai seorang anak, hendaknya kita harus berhati-hati dalam bersikap ketika masalah tersebut terjadi kepada keluarga kita. Karena jika salah mengambil sikap, maka akan mejadikan kita berdosa dan durhaka pada orang tua. Pada hakikatnya, orang tua adalah orang yang harus kita muliakan dan kita junjung tinggi kehormatanya dengan penuh cinta kasih. Sebab tanpa adanya orang tua, tidak mungkin kita akan terlahir keduni ini. Dan sudah manjadi harapan setiap orang tua untuk mendapatkan anak yang shalih, taat dan berbakti kepada orang tua.

Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai dosa anak kepada orang tua. Pembahasan mengenai hal ini akan kami bahas sebagai berikut.

Dosa Anak Kepada Orang Tua

Dosa Anak Kepada Orang Tua

  1. Mengeluarkan Kalimat Yang Tidak Baik (Cacian) Kepada Orang Tua

Orang tua selalu memberikan cinta kasih dengan sepenuh hati dalam merawat dan membesarkan setiap anak-anaknya. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap anak untuk mengabdikan diri dengan sebaik-baiknya kepada orang tua. Dengan menjaga tutur kata dengan sopan santun dan adab yang baik, maka ia telah berada di jalan menjadi anak shalih dan berbakti pada orang tua.

Kadang kala di dalam hubungan anak dan orang tua, terjadi perselisihan dan kesalahpahaman akibat cara berfikir dan pendapat yeng berbeda, apalagi ketika anak bernjak dewasa. Perlu sekali untuk di waspadai, bahwa hal ini sering kali menjadi cobaan anak dalam menghadapi orang tua. Meskipun anak memiliki pendapat yang benar, tidak patut baginya untuk membantah perkataan orang tua, apalagi samapi membentak dan mencaci orang tua. Sebab sebagaimana telah di jelaskan di atas, orang tua adalah pintu surga bagi seorang anak. dan apabila anak durhaka pada orang tua, tidak ada surga bagi dirinya.

  1. Mendoakan Hal Buruk Pada Orang Tua

Perselisihan antara anak dan orang tua tentu dapat menjadikan hubungan orang tua dan anak menjadi renggang dan tidak harmonis sebagaimana mestinya. Dan hal ini bisa menjadi sebab anak menjadi kesal kepada sikap orang tua yang membuat anak menajadi emosi dan kadang mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Ketika terjadi hal seperti ini, baiknya sebagai anak segera menghindar untuk menenangkan diri agar perselisihan tidak semakin menjadi-jadi.

Jangan sampai karena perselisihan tersebut membuat anak sampai melontarkan kata yang tidak pantas, atau mendoakan sesuatu hal yng buruk pada orang tuanya. Sebab hal ini dapat mennjadikannya anak durhaka kepada orang tua dan dapat menimbal balik kepadanya. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Allah akan melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.” (H.R Bukhari)

Dari hadits tersebut dapat di ketahui bahwa Allah SWT sangat membenci seorang anak yang berbuat buruk dan mendoakan hal buruk kepada orang tuanya. Dan Allah SWT bahkan akan melaknat anak yang mendurhakai orang tuanya. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada surga bagi anak, dan hanya siksa neraka yang menantinya.

  1. Membuat Orang Tua Menangis

Sebagai umat Agama Islam, kita selalu di ajarkan untuk selalu berbuat baik dan mengabdi kepada orang tua. Terutama dalam bertutur kata dalam tingkah laku serta sikap kita kepada orang tua. Dengan selalu berbuat baik dan memuliakan dengan tutur kata yang baik tentu kiat berada di jalan yang benar sebagai anak yang berbakti pada orang tua. Dan jangan sampai karena perkataan dan prilaku kita, membuat orang tua kita mengeluarkan air mata. Sungguh sebuah dosa dan durhaka bagi seorang anak apabila sampai membuat orang tuanya menangis. Sebagaimana telah di riwayatkan oleh Abdullah bin Umar, beliau berabda.

“Membuat tangisnya kedua orang tua adalah termasuk durhaka kepadanya.” (H.R Bukhari)

Tangis kesedihan orang tua karena kebahagiaan dan kesedihanya terhadap anak tentu memiliki perbedaan yang sangat besar. Dan apabila tangis air mata yang keluar dari orang tua merupakan kesedihan karena anaknya, maka sungguh anak tersebut telah melampau batas dan mendurhakai orang tuanya.

  1. Berbohong Kepada Orang Tua

Harapan orang tua pastilah agar anaknya dapat menajdi orang yang sahalih dab berbakti serta beprilaku dengan jujur di dalam hidupnya. Dan membohongi orang tua tentu merupakan sebuah dosa besar bagi anak. dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan bahwa, berkata bohong dan memberi kesaksian baru adalah sebuah tindakan dosa besar. Oleh karena itu, berbohong kepada orang tua tentu akan menyakiti hati orang tua dan akan membuat anak menjadi orang yang durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda,

“Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan akan menggiringmu kepada keburukan dan keburukan akan menggiringmu kepada neraka. Dan sungguh jika seseorang berbohong, dan terbiasa dalam kebohongan, hingga di sisi Allah SWT ia akan di tulis sebagia seorang pembohong. Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiringmu pada kebaikan dan kebaikan akan menggiringmu kepada surga Allah SWT. Jika seorang berlaku jujur dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah ia akan di tulis sebagai orang yang jujur.” (H.R Abu Dawud)

Dari hadis tersbut dapat di pahami bahwa, kebohongan adalah hal yang di benci oleh Allah SWT, dan kebohongan tersebut akan mengantarkanya kepada api neraka. Seorang anak hanya di perbolehkan berbohong kepada orang tuanya hanya untuk menghindari madharat demi terciptanya sebuah maslahat yang lebih baik.

  1. Membuat Orang Tua Marah

Seorang anak yang berbakti kepada orang tua tentu memiliki sikap dan tutur kata yang baik kepada orang tuanya. Dan dengan selalu menjaga sikap dan tutur kata dengan baik tentu akan membuat hubungan anak dan orang tua menjadi lebih harmonis. Jangan sampai sebagi seorang anak kita melakukan hal atau berkata sesuatu yang dapat membuat orang tua menjadi marah kepada kita. membuat orang tua marah tentu dapat membuat hubungan anak dan orang tua menjadi tidak baik dan hal ini juga merupakan sebuah tindakan mendurhakai orang tua. Oleh karena itu, penting bagi seorang anak untuk menjaga prilaku dan tutur katanya agar tidak membuat orang tua marah. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Dan barang siapa pagi-pagi membeuat marah kedua orangtuanya, maka dua pintu yang terbuka menuju neraka. Dan jika ia sore-sore berbuat demikian maka baginya seperti itu, dan kalau orang tua seorang, maka ia mendapatkan satu pintu (neraka). Meskipun keduanya menganiaya, meskipun keduanya menganiaya,meskipun keduanya menganiaya.” (H.R Baihaqi)

  1. Menghina Atau Mencela Orang Tua

Hal yang menjadikan seorang anak berbuat dosa dan durhaka pada orang tua lainya adalah menghina dan mencela orang tuanya. Pantang bagi seoang anak untuk berkata buruk dan bahkan sampai menghina dan mencela orang tuanya. Karena tentu hal itu akan membuat oaring tua sedih atau bahkan sakit hati, dan hal ini tentu menjadi pebuatan dosa dan membuat si anak menjadi durhaka pada orang tuanya.

Pada dasarnya, sekeras dan segalak apapun orang tua kepada anak, tentu tidak sebesar dan sedalam cinta kasihnya kepada sang anak. sifat galak dan keras hanya sebuah sikap/cara orang tua untuk anak patuh dan taat demi kebaikan anaknya. Jika sang anak mencela dan mengina orang tua, setegar apapun orang tua pasti akan sedih dan sakit hati karena hal tersebut. Sebagaimana di terangkan dalam sebuah riwayat. Rasulullah SAW bersabda,

“Termasuk dosa besar , (yaitu) seseorang yang mencela kedua orang tuanya.” Kemudian mereka bertanya kepada Rasul. “wahai Rasul, adakah orang yang mencela kedua orang tuanya?”. Rasulullah SAW menjawab. “Ya, seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Dan seseorang yang yang mencela ibu orang lain, lalu orang lain itu mencela ibunya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Lebih Memprioritaskan Pasangan Dari Pada Orang Tuanya

Ketika anak beranjak dewasa pasti dia akan di hadapkan dengan kehidupan baru yang akan ia jalani, yaitu menikah. Menikah tentu merupakan sebuah ibadah yang di perintahkan oleh Allah dan Rasul untuk di laksanakan bagi umat Islam. Namun hal ini tidak menjadikan seorang anak dapat lepas begitu saja dari kedua orang tuanya. Seorang anak wajib berbakti dan mengabdikan diri pada orang tuanya selama orang tua tersebut masih hidup di dunia, sekalipun ia telah menikah dan memilki keluarga baru.

Agama Islam mengajarkan pada setiap anak untuk selalu berbakti kepada orang tua, dan mengutamakan kepentingan orang tua di atas kepentingan-kepentingan lainya, bahkan kepentingan keluarganya. Karena sejatinya, pasangan hidup yang baik adalah yang tidak meminta suami/istri memilih antara ia atau orang tuanya. Tentunya pasangan yang baik akan menganggap dan memperlakukan orang tua pasangannya seperti halnya orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memprioritaskan orang tua kita di atas kepetingan lainya, bahkan kepentingan pasangan. Karena hal itu termasuk bakti dan pengabdian seorang anak kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah kitab Al-Kabair karya Syamsuddin Abu Abdillah Adz-Dzahab, Beliau bersabda.

“Allah SWT tidak akan menerima kebaikan dan keadilannya kecuali ia bertaubat kepada Allah. Memperbaiki sikapnya kepada ibu, dan berusaha mengejar ridhanya. Sesungguhnya ridha Allah berada pada ridha ibu. Dan murka Allah juga berada pada murka ibu.”

Penutup

Seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua, tentu harus mengetahui hal-hal yang dapat menjadikannya berbuat dosa dan durhaka kepada orang tuanya. Sehingga dengan mengetahui hal-hal di atas tadi, anak dapat bertindak lebih hati-hati kepada orang tua agar tidak membuat orang tua sakit hati kepadanya. Dengan begitu, maka anak yang berbakti pada orang tua akan mendapat ridha dari orang tua dan mendapat surga dari Allah SWT. Sayangilah dan cintai oaring tua kita, dan bernaktilah dengan sebaik-baiknya kepada mereka selagi mereka masih hidup di dunia. Jangan sampai sebuah penyesalan yang menjadi jawaban perjalanan kita di dunia. Naudzubillah Min Dzalik.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai dosa seorang anak kepada orang tua. Ridho orang tua adalah ridho Allah SWT, dan murka orang tua adalah murka Allah SWT dan surga Allah SWT adalah ridho dari kedua orang tua kita. Semoga kita dapat menjalankan dan berbakti kepada orang tua dengan sebaik-bainya tanpa harus membuat orang tua sakit hati.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Popbela
  • Popmama
Penting Bagi Anak – Adab Anak Kepada Orang Tua

Penting Bagi Anak – Adab Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Orang tua adalah orang yang melahirkan dan membesarkan seorang anak dengan berbagai usaha dan pengorbanan untuk anaknya dengan sepenuh hati. Dengan harapan agar sang anak dapat tumbuh dengan sehat dan menjadi anak yang shalih dan berbakti kepada orang tua, serta berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Selain itu, seorang anak juga merupakan sumber kebahagian orang tua. Oleh karena itu orang tua rela melakukan apapun untuk kebaikan dan kebahagiaan anaknya. Karenannya adab kepada orang tua adalah salah satu kewajiban dan tanggung jawab setiap anak.

Seorang anak memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Sebab tanpa adanya peran dan usaha dari orang tua, seorang anak tidak akan ada kehadiranya di dunia. Dan dalam menunaikan kewajiban, seorang anak juga perlu untuk memperhatikan adabnya kepada orang tua sehingga menghindari resiko yang dapat mengakibatkan orang tua menjadi sakit hati. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23. Yang artinya,

“Dan Tuhanmu telah memrintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mangatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan lah engkau membentak keduanya. Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Menurut Imam Ghazali dalam risalahnya yang berjudul Al-Adab fid din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.44).

“Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang. Dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang mereka.”

Seringkali seorang anak berbuat dan meminta sesuatu dengan seenaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaan dan kemampuan orang tuanya. Jika di biarkan, hal ini dapat membuatnya durhaka kepada orang tuanya. Nah, pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang anak kepada orang tua, sehingga kita sebagai anak dapat berevaluasi diri dalam berbakti kepada orang tua. Sebagai berikut,

Adab Seorang Anak Kepada Orang Tua

Adab Anak Kepada Orang Tua

  1. Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Sedari dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar, orang tua selalu memberikan segala usaha, do’a dan pengorbanannya hanya untuk kebaikan sang buah hati. Oleh sebab itu, wajib bagi seorang anak untuk selalu berbuat baik kepada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena sesungguhnya hal baik apapun yang di lakukan oleh anak kepada orang tua, tidaka akan dapat membalas apa yang telah orang tua berikan kepada anaknya. Sebagai mana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.” (Al-Isra’ : 23)

  1. Tidak Memandang Ayah/Ibu Dengan Tajam

Kasih sayang orang tua adalah hal yang tidak akan lekang sepanjang berlnagsunya zaman. Terkadang hubungan antara anak dengan orang tua mengalami perbedaan pemikiran dan pendabat. Sebagai anak hendaknya harus lebih berhati-hati mengendalikan sikapnya kepada orang tua. Jangan sampai sesekali memperlihatkan raut marah dan pandangan tajam kepada orang tua. Sebab hal itu tentu dapat membuat hati orang tua menjadi terluka.

Sebagai anak, hendaknya selalu bersikap lemah lembut dengan pandangan hangat kepada orang tua, sehingga manakala ada perbedaan pemikiran tidak akan sampai menuju perdebatan yang lebih jauh. Sikap anak yang merendah tersebut tentu akan membuat luluh dan meredam emosi pada orang tua tersebut. Sepintar dan secerdas apapun seorang anak, ia tetap wajib mengedankan adab yang baik kepada orang tuanya.

  1. Tidak Berbicara Kasar Dan Membentak Orang Tua

Sebagai seorang anak dan orang yang lebih muda, tentunya kita perlu untuk mengedepankan adab kita ketika berbicara dengan orang tua. Bicara dengan nada rendah dan lembut serta santun perlu kita aplikasikan ketika tengah berkomunikasi dengan orang tua. Sebab, dengan berbicara dengan lembut dan sopan santun, secara tidak lengsung kita juga sedang memuliakan orang tua. Kewajiban seorang anak adalah untuk memuliakan orang tua sebagaimana kita memuliakan Rasulullah SAW. Sebagaimana para sahabat memuliakan Rasul ketika sedang berbicara.

Di ceritakan dalam sebuah risalah, dari Al-Musawwir bin Makhramah r.a tentang sahabat ketika sedang berbicara dengan Rasul.

“Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, maka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah.”(H.R Bukhari)

Dan telah di jelaskan pula dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Maka jangan sekali-kali engkau memperdengarkan pada keduanya perkataan ‘ah’.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

  1. Selalu Mendoakan Orang Tua

Sebagai bentuk bakti seorang anak, selalu memanjatkan do’a kepada Allah untuk kebaikan orang tua merupakan sebuah keharusan. Sebab do’a seorang anak shalih tentu dapat memudahkan dan menyekamatkan orang tua dari siksa api neraka. Bahkan ketika orang tua memiliki sifat yang tidak baik sekalipun, wajib bagi seorang anak untuk selalu mendoakan kebaikan bagi orang tuanya. Sebab bakti seorang anaklah yang akan mengantarkan anak tersebut menuju surge Allah. Sebagaimana telah di kisahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 114, yang artinya.

“Dan permintaan apapun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah di ikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padaya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (Q.S At-Taubah : 144)

  1. Meminta Maaf Kepada Orang Tua

Hubungan seorang anak dengan orang tua pasti di harapkan agar selalau berjalan dengan baik dan harmonis. Namun hal ini tidak selalu berjalan mulus dan baik-baik saja. Tak jarang anak melakukan kesalahan-kesalahan kepada orang tuanya. Hendaknya sebagai serang anak untuk berinisiatif dan meminta maaf kepada orang tua, sekalipun ia tidak melakukan kesalahan. Karena tidak jarang terjadi orang tua yang melakukan kesalahan, namun tugas anak adalah untuk membuat lapang hati orang tua sekalipun ia yang benar. Sebagaimana telah di ceritakan dalam Al-Qur’an tentang Nabi yusuf dalam surat Yusuf ayat 97, yang artinya.

“Wahai ayah kami, mohonkanlah mohon ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).”(Q.S Yusuf : 97)

  1. Taat Dan Mendengarkan Orang Tua

Selayaknya seorang anak yang berbakti kepada orang tua, anak patut untuk taat dan mendengarkan dengan biak perkataan orang tua. Apalagi ketika orang tua tengah berbicara serius dan memberikan nasihat kepada sang anak. Tidak baik bagi anak bila memotong orang tua ketika tengah berbicara kepadanya, dan merupakan bentuk dari sifat tercela anak kepada orang tau.

Seorang anak baiknya patuh dan dengan perintah dan mendengarkan hingga orang tua selesai berbicara jika ingin berbicara, atau meminta izin terlebih dahulu apabila ingin memotong orang tua yang tengah berbicara. Dan jika orang tua memrintahkan anak untuk melakukan seuatu yang bertentangan dengan syari’at dan dapat merugikannya, anak dapt menolaknya dengan kesopanan dan Bahasa yang lembut agar orang tua tidak marah kepadanya.

  1. Selalu Siap Untuk Orang Tua

Seperti telah di sampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya di atas, seorang anak hendaknya berdiri ketika orang tuanya berdiri. Maksud dari perkataan Imam Ghazali tersebut adalah, menunjukan sikap sopan santun kepada orang tua dan menunujukan kesiap sediaannya apabila orang tua memerlukan bantuannya untuk melakukan sesuatu. Dan ketika orang tua duduk hendaknya seorang anak menunggu orang tua duduk terlebih dahulu kemudia anak ikut duduk sebagai tanda hormatnya kepada orang tua.

Dan apabila sewaktu-waktu orang tua memanggil, anak harus selalu siap sedai dan menjawab dan memenuhi panggilan dari orang tuanya. Bahkan ketika anak tengah melakukan ibadah shalat (sunnaha), anak dapat membatalkan shalatnya untuk menjawab dan memenuhi panggilan dari orang tuanya. Karena berbakti kepada orang tua adalah sebuah hal yang harus di lakukan dan di utamakan oleh seorang anak. dan janganlah merasa lelah untuk membantu dan berbuat baik kepada orang tua, sebab itu dalah bagian bakti anak kepada orang tua.

  1. Tidak Memandang Curiga Kepada Orang Tua

Seorang anak yang berbakti kepada orang tua harus selalu manaruh prasangka baik kepada orang tuanya. Karena sifat buruk sangka pada orang tua merupakan sifat yang tercela bagi seorang anak. baiknya seorang anak langsung menanyakan seuatu yang meresahkan atau menurutnya janggal dari pada hanya memndamnya. Karena memendam hal yang membuat penasaran bukan tidak mungkin akan membuatnya menjadi suudzon (buruk sangka) kepada orang tuanya. Dengan bertanya kepada orang tua akan membuat hal tersebut menjadi jelas dan tidak menjerumuskannya untuk berburuk sangka pada orang tuanya.

Hal-hal di atas adalah adab yang perlu di ketahui dan di aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari dalam berinteraksi kepada orang tua. Semakin dewasa seorang anak, harusnya semakin paham pula bagaimana peranya dalam menerapkan adab yang baik untuk berbakti pada orang tua. Dari penjelasan tersebut, dapat di ketahui bahwa seorang anak hendaknya selalu patuh dan memuliakan orang tuanya dengan sebaik-bainya. Karena bakti seorang anak kepada orang tua adalah penyelamat bagi orang tua di akhirat dan menjadi jalan jihad fi sabilillah bagi anak tersebut.

Demikain pembahasan dari Kawan Mama mengenai adab seorang anak kepada orang tuanya. Semoga kita dapat mengamalkan dan menerapkanya dalam kehidupan kita, demi untuk memulikan orang tua kita tersayang.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Jateng.nu
  • Dalamislam
Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Tujuan utama dari sebuah pernikahan adalah untuk mengikat sebuah hubungan antara pasangan laki-laki dan perempuan dalam sebuah ikatan yang sah dan resmi baik secara agama maupun secara hukum. Selain itu, tujuan pernikahan lainya adalah untuk membuat keturunan sebagai penerus keluarga dan umat beragama. Tentunya mendapatkan keturunan adalah sebuah harapan dari setiap pasangan suami dan istri. Karena anak adalah sebuah sumber kebahagiaan dan pelengkap dalam sebuah kebahagiaan rumah tangga. Terlepas dari itu, beberapa hal juga menjadi sebuuah kewajiban bagi seroang anak kepada orang tua yang ia miliki.

Anak adalah sebuah karunia yang di titipkan dan di berikan oleh Allah SWT kepada pasangan suami sebagai sumber kebahagian mereka. Namun tidak jarang ada pasangan suami istri yang telang melangsungkan pernikahan dengan waktu yang lama namun belum di karuniai seorang anak. Dan hanya bisa berusaha dan berdo’a kepada Allah SWT supaya di berikan karunia anak kepada mereka. Oleh karena itu, setiap orangtua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus di penuhi kepada anaknya sebagai tanda syukur-Nya kepada Allah SWT karena telah di berikan karunia seorang anak.

Sama halnya dengan orangtua, seorang anak tentu memiliki kewajiban – kewajiban yang harus ia penuhi kepada sang kedua orangtua. Bahkan ketika anak menginjak usia dewasa sekalipun, wajib baginya untuk tetap memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak kepada orangtuanya. Meski apapun yang di lakukan seorang anak tidak akan dapat membalas kebaikan dan pengorbanan orangtuanya. Namun wajib bahi seorang anak untuk tetap memnuhi kewajibannya kepada orangtua.

Nah pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas tentang kewajiban seorang anak kepada orangtuanya, sebagai berikut.

Kewajiban Anak Kepada Orang tua

Kewajiban Anak Kepada Orangtua

  1. Taat Kepada Orang tua

Seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada perintah orangtuanya, baik ibunya maupun dengan ayahnya. Karena pada dasarnya, perintah seorang ayah maupun ibu kepada anak adalah sebuah tanda kasih sayangnya kepada anak. Karena setiap orang tua rela berkorban dan melakukan apapun demi kebaikan anak-anaknya. Oleh karena itu, wajib bagi seorang anak untuk taat dan patuh kepada orang tua. Sebagaimana telah di terangkan dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu dan bapak. Jika salah seorang di antaranya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’. Dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah di rimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagimana mereka berdua telah mendidikku pada waktu kecil.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa wajib bagi seorang anak untuk patuh dan taat kepada orang. Dan tidak di perbolehkan bagi seorang anak melawan dan membangkang atau bahkan hanya sekedar mengatakan kata untuk menolak permintaan orang tua. Anak hanya dapat menolak perintah orang tua apabila perintah yang di berikan bertentangan dengan perintah Allah SWT. Dengan patuh dan taat serta berbicara dengan adab dan perkataan yang baik tentu dapat membuat orang tua menjadi senang.

  1. Berbakti Kepada Orang tua

Seorang anak wajib untuk selalu berbakti kepada orang tua. Artinya, wajib bagi anak untuk mengabdikan dirinya kepada orang tua baik ketika hidup maupun ketika telah meninggal. Dengan ketaatannya kepada orang tua dan melakukan hal yang dapat membuat senang orang tua adalah sebuah langkah untuk berbakti kepada orang tua. Bagi anak laki-laki wajib untuk selalu berbakti dan mengabdi kepada orang tua, baik walaupun ia telah beranjak dewasa atau bahkan telah berkeluarga sekalipun.

Sedangkan bagi anak perempuan, wajib baginya untuk berbakti kepada orang tua selama masa hidupnya, namun ketika ia telah berumah tangga wajib baginya untuk mengbadi kepada suami dan merupakan hal pokok yang harus ia utamakan. Sebab bagaimanapun wanita yang telah menikah adalah tanggung jawab seorang suami dan wajib baginya untuk mengabdi kepada suaminya.

Sebuah keharusan bagi anak untuk selalu berbakti kepada orang tua meskipun ia telah berkeluarga sekalipun. Sebagai mana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Luqman ayat 14, yang artinya.

“Dan kami perintahkkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (Q.S Al-Luqman : 14)

  1. Merawat Dan Memberi Kasih Sayang Kepada Orang tua

Sedari dalam kandungan, orangt ua selalu merawat dan memberi kasih sayangnya kepada anak demi kebaikan anak agar dapat lahir dan bertumbuh kembang dengan sehat dan menjadi anak yang sholih. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban bagi anak untuk membalas kabaikan orang tua dengan merawatnya dengan baik dan penuh dengan kasih sayang. Apalagi ketika orang tua sudah beranjak usia lanjut dan sakit, peran seorang anak untuk merawatnya sangat di perlukan sebagai tanda pengabdiannya dan tanda terima kasihnya kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan dalam hadis mengenai keutamaan untuk merawat orangtua. Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orangtuanyasudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membutnya masuk surga.” (H.R Muslim)

Dari hadis tersebut dapat di ketahui bahwa merawat orang tua merupakan sebuah pengabdian seorang anak yang dapat mengantarkannya menuju surga Allah SWT. Dan sebaliknya, jika orangtua telah bernajak menua atau mengalami sakit, namun anak enggan merawatnya. Maka itu akan menjadi jalannya untuk menjadi seorang anak yang durhaka dan mengantarkanyya menuju neraka.

  1. Berbicara Dengan Adab Yang Baik Dan Lemah Lembut

Sebagai seorang anak yang berbakti dan selalu ingin membahagiaakan orang tua, dapat di mulai dengan hal yang sederhana, seperti dengan memperbaiki tutur kata ketika berbicara dengan orang tua. Sebab tutur kata adalah hal yang sederhana dan kegiatan yang di lakukan sehari-hari antara anak dan orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan pada surat Luqman di atas, bahwa melawan dan sekedar berkata “ah” sekalipun tidak boleh di lakukan kepada orang tua.

Baiknya, seorang anak harus menggunakan tutur kata yang baik dan berhati-hati ketika berbicara dengan orang tua. Sebab jika salah bicara tentu dapat membuat hati orangtua menjadi teluka. Ketika hendak menolak permintaan orangtua, dunakanlah tutur kata yang baik dan lembut yang membuat orang tua dapat menerimanya dengan lapang.

  1. Memuliakan Dan Menjaga Nama Baik Orangtua

Kewajiban seorang anak selanjutnya adalah untuk menjaga nama baik orang tua. Sebab, apapun yang di lakukan seorang anak maka akan berdampak pada citra orang tuanya. Ketika anak melakukan perbuatan buruk maka nama orang tua akan ikut menjadi buruk. Sebab orang lain pasti mempertanyakan bagaimana orang tuanya dalam mendidik anaknya. Sebaliknya, jika anak melakukan hal yang baik, maka itu juga akan berdampak pada citra orang tua yang ikut menjadi baik.

Oleh sebab itu, penting bagi seorang anak untuk menjaga perilakunya dengan baik, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan tanda baktinya kepada orang tuanya. Dengan menjaga kehormatan orangtua tentu Allah SWT akan melimpahkan rahmat dan berkahnya kepada anak tersebut karena telah memuliakan orang tuanya. Sebab Allah telah menjamin surga bagi anak yang berbakti dan dapat memuliakan orang tuanya.

  1. Mendoakan Orang tua

Sebagaimana orang tua yang selalu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan anaknya. Maka wajib pula bagi seorang anak untuk mendoakan kebaikan dan kesehatan kepada orang tuanya. Sebab, do’a yang baik pasti di terima dan di kabulkan oleh Allah SWT dan jug sebagai tanda bakti dan kasih sayangnya kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 24, yang artinya.

“Wahai Tuhanku, kasihanilah orangtuaku keduanya sebagaimana mengasihaniku sewaktu aku kecil.” (Q.S Al-Isra’ : 24)

  1. Menafkahi Orang tua

Tidak selalu orang tua memiliki latar belakang ekonomi yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga, oleh sebab itu anak dapat membantu dan memberi nafkah kepada orang tuanya. Sebab jalan rizki setiap keluarga hanyalah Allah SWT yang tau bagai mana dan lewat siapa. Jika anak memiliki penghasilan yang cukup maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk memberikan hartanya kepada orang tuanya. Seperti yang telah di jelaskan dalam Surat Al-Luqman di atas, yang artinya.

“Dan tuhanmu telah memrintahkan supaya kamu jangan mneyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dan surat Al-Baqarah ayat 215 yang artinya.

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya di pruntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan’. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah : 215)

  1. Meminta Izin Dan Restu Orang tua

Selayaknya sebagai seorang anak, meminta izin dan restu adalah kewajiban yang harus di lakukan oleh setiap anak. Sebab tidak akan berarti apa-apa setiap pencapaian anak tanpa adanya izin dan restu dari orang tuanya. Izin dan restu dari orangtua adalah ridho dari Allah SWT. Maka dari itu surga Allah SWT juga terletak pada ridho dari kedua orang tua. Sebagaimana telah di jelasakan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Ada tiga golongan yang mustajab yang tidak di ragukan lagi kedahsyatanya. Yaitu, doa orangtua kepada anakanya, doa orang musafir dan doa orang yang terdzolimi.” (H.R Bukhari Muslim)

Orang tua pastilah selalu berusaha dan berdo’a agara anak mereka dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia dan menjadi anak yang salih dan berbakti kepada mereka. Oleh sebab itu, wajib bagi anak untuk memenuhi kewajiabanya untuk berusaha membaktikan diriya kepada orang tuanya dan selalu mendoakan yan terbaik untuk mereka. Bakti seorang anak adalah wujud kasih sayangnya kepada orang tua dan juga sebagai tanda balas kasihnya atas usaha dan segala pengorbanan yang telah orang tua lakukan kepadanya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai kewajiban seorang anak kepada orang tua. Sejatinya, surga anak terletak pada ridho dari orang tua. Maka dari itu, sayangilah dan berbaktilah dengan sebaik-baiknya kepada orang tua, selagi mereka masih hidup di dunia.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hijup
  • Umma