Beberapa Cara Mencegah Penyakit Presbiopi

Beberapa Cara Mencegah Penyakit Presbiopi

Hallo Kawan Mama, Penuaan adalah salah satu kondisi biologis yang di mana semua orang akan mengalaminya. Pada kondisi ini, keadaan ini seringkali membuat seseorang mengalami masalah kesehatan termasuk pada gangguan penglihatan. Salah satu jenis gangguan penglihatan yang banyak terjadi dan di sebabkan oleh faktor tersebut adalag penyakit presbiopi. Namun beberapa cara di ketahui dapat mencegah terjadinya kondisi penyakit presbiopi.

Penyakit mata memang menjadi salah satu masalah kesehatan yang seringkali menjadi keluhan masyarakat pada umumnya. Sebab kondisi mata tersebut tentunya membuat penderitanya kesulitan dalam melihat objek atau dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Seseorang dengan usia 40 tahun ke atas merupakan usia yang seringkali muncul penyakit presbiopi. Meskipun demikian, beberapa kasus menyebutkan bahwa penyakit presbiopi juga dapat di alami pada orang dewasa atau bahkan pada usia anak-anak.

Penyakit presbiopi yang terjadi pada usia dewasa atau anak-anak, umumnya tidak terlepas dari beberapa faktor yang memicu munuculnya presbiopi. Dalam dunia medis, penyakit presbiopi pada usia dewasa atau pada usia anak-anak di sebut dengan istilah presbiopi premature atau presbiopi dini. Gaya hidup yang tidak sehat menjadi salah satu faktor pemicu mata mengalami penyakit presbiiopi. Selain itu, beberapa jenis riwayat penyakit juga di anggap dapat menyebabkan munculnya presbiopi.

Umumnya, seseorang yang mengalami kondisi penyakit presbiopi seringkali tidak menyadari kondisi tersebut. Sebab penyakit presbiopi memang pada tahap awal cenderung tidak menimbulkan gejala-gejala signifikan dan tidak terlalu menganggu penderitanya. Karena keadaan tersebut membuat penyakit presbiopi seringkali di ketahui ketika kondisinya sudah cukup parah. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa cara untuk mencegah penyakit presbiopi. Simak penelasannya sebagai berikut.

Kondisi Penyakit Presbiopi

Beberapa Cara Mencegah Penyakit Presbiopi

Penyakit presbiopi pada dasarnya merupakan kondisi di mana pada bagian fungsi penglihatan mengalami kondisi di mana ketajaman penglihatan yang kian menurun. Mata yang mengalami presbiopi membuat focus dari fungsi penglihatan menjadi terganggu. Akibatnya, penderita penyakit presbiopi akan mengalami kondisi di mana ia akan kesulitan dalam melihat dan mengenali pada objek atau seseorang di sekitarnya. Ketajaman dan focus mata akan lebih sulit untuk melihat, terutama pada objek yang letaknya cukup dekat.

Dalam dunia medis atau dalam kalangan masyarakat sendiri, umumnya kondisi ini di sebut sebagai kondisi mata tua atau kondisi rabun senja. Menurut American Academy of Ophthalmology menyebutkan bahwa kondisi mata tua atau rabun senja yang di alami oleh seseorang merupakan kondisi gangguan penglihatan di mana semua orang akan mengalaminya. Hal ini cenderung sulit untuk di hindari karena faktor penuaan selain akan berdampak pada oragan dan system metabolisme tubuh, juga akan menyebabkan kualitas dari fungsi penglihatan mengalami penurunan.

Kondisi mata yang sehat tentunya akan membuat system penglihatan dapat berfungsi dengan baik sehingga mampu untuk melihat dan mengenali dengan baik pada objek di sekitarnya. Ketika kesehatan mata terjaga, maka kondisi jaringan yang ada di mata seperti kornea, retina hingga saraf optik dan beragam jaringan serta sel-sel lainya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Namun sebaliknya, jika kondisi kesehatan mata mengalami gangguan maka hal tersebut tentu akan berdampak pada fungsi penglihatan yang menjadi terganggu dan menurun.

Pada dasarnya, di dalam mata sendiri selai terdapat berbagai sel dan jaringan yang memliki peran dan fungsinya masing masing, ada juga otot mata yang elastis dan fleksibel yang mengelilingi lensa mata. Faktor bertambahnya usia atau penuaan seringkali menyebabkan otot yang mengelilingi lensa mata tersebut mengalami pengerasan sehingga tidak elastis dan fleksibel seperti biasanya. Kondisi inilah yang berpotensi membuat cahaya objek yang masuk ke mata menjadi tidak jatuh tepat pada pada retina sehingga ketajaman dan focus mata pada objek manjadi buyar.

Cara Mencegah Penyakit Presbiopi

Pada dasarnya, penyakit presbiopi merupakan salah satu jenis masalah kesehatan berupa gangguan penglihatan yang umumnya di sebabkan oleh adanya faktor penuaan. Hal tersebut membuat penyakit presbiopi cenderung sulit atau bahkan tidak dapat di cegah dengan sepenuhnya. Bahkan beberapa beberapa pendapat mengatakan bahwa sampai saat ini belum di katahui dengan pasti cara untuk mencegah penyakit presbiopi.

Pertambahan usia atau penuaan memang merupakan faktor biologi yang pastinya akan di alami oleh setiap dari mahluk hidup, khususnya manusia. Oleh sebab itu, kondisi mata yang mengalami penyakit presbiopi sediri sudah terbilang sebagai kondisi yang normal di alami oleh setiap orang. meskipun belum di ketahui dengan pasti cara untuk mencegah penyakit presbiopi, namun beberapa cara di katahui dapat menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko dan gejala penyakit presbiopi. Yakni sebagai berikut.

  1. Rajin Untuk Memeriksakan Kondisi Mata Secara Rutin

Periksa mata pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam upaya untuk menjaga kesehatan mata. Namun meskipun demikian tidak jarang orang meremahkan kegiatan tersebut. Namun dengan rajin memeriksakan mata, maka kamu dapat mengetahui kondisi kesehatan mata atau bahkan apabila ada semacam gangguan atau gejala penyakit yang sedang di alami oleh mata.

Dengan melakukan pemeriksaan mata secara rutin maka gejala dari gangguan atau penyakit mata dapat di atas dengan lebih cepat. Umumnya, pemeriksaan mata baiknya di lakukan 5-10 tahun pada usia 40 tahun ke bawah. Sedangkan pada usia 40-45, baiknya lakukan pemeriksaan mata dalam 2-4 tahun. Untuk usia 55-64 tahun, lakukan pemeriksaan 1-3 tahun. Dan pada usia 65 tahun ke atas, sebaiknya lakukan pemeriksaan tidak kurang dari 1-2 tahun sevcara rutin. Apabila ada gejala atau kondisi mata yang tidak normal, maka segeralah periksakan mata ke dokter.

  1. Mengkonsumsi Jenis Bahan Makanan Yang Baik Untuk Kesehatan Mata

Pada dasarnya, bahan makanan merupakan sumber energy utama untuk menjalankan fungsi dari organ dan system metabolisme di dalam tubuh, termasuk mata. Setiap dari bahan makanan yang msauk ke tubuh akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh itu sendiri. Maka untuk menjaga kesehatan mata, bahan makanan yang sehat menjadi pilihan utama untuk di konsumsi. Karenanya, bahan makanan seperti sayur dan buah yang banyak mengandung protein sangat di sarankan untuk di konsumsi

  1. Menambah Suplai Vitamin Yang Di Perlukan Mata

Seperti halnya dengan bagian tubuh lainya, mata juga membutuhkan suplai vitamin agar dapat terjaga kesehatan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Tercukupinya kebutuhan mata akan vitamin ini akan memabntu merawat fungsi mata tetap dalam kondisi baik. Umumnya, mata membutuhkan jenis vitamin seperti vitamin A, antioksidan seperti lutein dan ziaxanthin seta beta karoten untuk menjaga ketajaman dan fikus mata. Karenanya sangat di sarankan untuk mengkonmsumsi atau menambah jumlah asupan vitamin yang di butuhkan oleh mata.

  1. Menggunakan Pencahayaan Yang Baik Ketika Beraktivitas,

Pencahayaan yang buruk menajdi salah satu penyebab munculnya berbagai jenis gangguan penglihatan. Sebab ketika mata melihat pada tempat dengan pencahayaan yang buruk maka hal tersebut akan memaksa mata bekerja lebih keras. Akibatnya, kondisi mata akan cepat tegang dan mudah lelah yang mana kondisi ini rentan menyebabkan munculnya berbagai jenis gangguan penglihatan.

Pengerasan pada otot mata juga dapat terjadi akibat aktivitas mata pada tempat dengan cahaya yang buruk. Karenanya, penting untuk memperhatikan tingkat pencehayaan dan memperbaikinya menjadi lebih baik untuk aktivitas mata. Pastikan menggunakan pencahyaan mata yang baik, terutama ketika hendak membaca sesuatu.

  1. Menggunakan Kaca Mata Sesuai Dengan Kondisi Mata

Masalah kesehatan terutama pada gangguan penglihatan memang menjadi salah satu kondisi yang seringkali di alami oleh kebanyakan orang. Kondisi tersebut umumnya tidak terlepas dari penggunaan kaca mata yang tidak sesuai pada porsi dari kondisi yang sedang di alami oleh mata. Sebab penggunaan kaca mata yang tidak sesuai dengan kondisi mata dapat memperburuk kesehatan mata dan dapat memicu munculnya jenis gangguan penglihatan lainya.

  1. Memakai Pelindung Mata

Melindungi mata adalah salah satu hal yang perlu di lakukan setiap orang, terutama bagi mata yang memiliki karakter yang lebih sensitive atau kondisi mata yang tidak sehat. Karena gangguan penglihatan juga dapat di picu dari faktor eksternal berupa debu, polusi atau cahaya yang buruk hingga serangan radikal bebas. Karenanya menggunakan pelindung mata sangat di sarankan untuk menjaga kesehatan mata, terutama ketika berkativitas di luar ruangan.

  1. Mengatasi Jenis Riwayat Penyakit Yang Dapat Memicu Munculnya Gangguan Penglihatan

Beberapa jenis riwayat penyakit di anggap menjadi salah satu pemicu meunculnya berbagai jenis gangguan penglihatan. Pada kondisi mata yang mengalami penyakit presbiopi, jenis riwayat penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Jenis penyakit tersebut menjadi jenis penyakit yang seringkali memicu terjadinya presbiopi dengan lebih capat. Karenanya untuk mencegah atau mengurangi gejala presbiopi, jenis riwayat penyakit tersebut perlu untuk segera di atasi.

Sebagaimana telah di jelaskan di atas, penyakit prsebiopi merupakan jenis gangguan penglihatan di mana adanya penurunan ketajaman dan focus penglihatan. Jenis penyakit mata tersebut seringkali di alami oleh seseorang yang memasuki usia 40 tahun ke atas. Faktor penuaan tersebutlah menjadi yang di duga menjadi faktor utama mata mengalami penyait presbiopi. Meski demikian beberapa faktor lain di duga juga berpotensi menyebabkan mata lebih cepat mengalami penyakit presbiopi.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mencegah penyakit presbiopi. Pada dasarnya belum di ketahui dan belum di temukan dengan pasti cara untuk mencegah presbiopi. Namun beberapa cara di atas dapat di lakukan untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi gejala presbiopi. Sebab mata yang sehat tentu akan terhindar dari berbagai jenis penyakit mata.

Semoga tulisan ini dapat memabntu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Linksehat
  • Alodokter
Cara Untuk Mendiagnosis Penyakit Presbiopi

Cara Untuk Mendiagnosis Penyakit Presbiopi

Hallo Kawan Mama, Kesehatan mata adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam aspek kondisi kesehatan oragn tubuh. Sebab mata yang sehat tentu akan membuat pemiliknya terbantu dan dapat melihat dengan jelas pada objek yang ada di sekitarnya. Namun ketika kondisi mata mengalami gangguan atau masalah keseatan, tentu hal ini akan merepotkan pemiliknya, terutama dalam melakukan aktivitas. Salah satu jenis masalah kesehatan terkait gangguan penglihatan adalah pres biopi. Sementara itu beberapa cara dapat di gunakan untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami penyakit presbiopi.

Pertambahan usia atau juga di sebut faktor penuaan adalah salah satu kondisi alamiah yang di mana setiap orang, bahkan setiap mahluk hidup akan mengalaminya. Pada masa ini, fungsi dari setiap system metabolisme dan organ tubuh akan mengalami penurunan akibat faktor penuaan. Kondisi tersebut akan seringkali dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan. Dan salah satu masalah kesehatan yang akan muncul dan di alami oleh kebanyakan orang adalah gangguan penglihatan.

Presbiopi merupakan salah satu jenis masalah kesehatan terkait gangguan penglihatan yang umumnya akan muncul pada usia lanjut. Kondisi ini di duga dapat di pengaruhi oleh adanya faktor pertambahan usia atau penuaan. Umumnya seseorang yang mengalami kondisi presbiopi ini akan mengalami keadaan di mana ia akan kesulitan untuk meliihat atau membaca. Mata akan dapat melihat dengan jelas apabila ingin melihat atau membaca harus dengan merentangkan matanya terlebih dahulu.

Selain itu, penderita penyakit presbiopi biasanya juga harus memicingkan mata ketika hendak melihat pada objek. Tentunya kondisi ini membutuhkan tenaga dan focus yag lebih agar objek dapat terllihat dengan lebih jelas. Faktor penuaan di ketahui memiliki andil besar sebagai pemicu munculnya penyait presbiopi yang di alami oleh mata. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami penyakit presbiopi.

Presbiopi Pada Mata

Cara Untuk Mendiagnosis Penyakit Presbiopi

Penyakit mata berupa presbiopi atau juga lebih di kenal dengan istilah mata tua atau rabun senja, pada dasarnya memang merupakan penyakit yang umumnya di picu akibat faktor penuaan. Jenis gangguan penglihatan yang satu ini umumnya akan mengakibatkan munculnya gejala-gejala di mana mata tidak dapat berfungsi dengan normal seperti biasanya. Cepat atau lambat penyakit ini akan mengakibatkan penderitanya mengalami penurunan pada fungsi dan ketajaman penglihatan. Tentunya kondisi ini akan membuat penderitanya kesulitan dalam melihat atau mengenali sebuah objek di sekitarnya.

Pada dasarnya prsebiopi merupakan kondisi di mana mata mengalami penurunan fungsi dan kemampuan serta focus dan ketajaman penglihatan akibat adanya perubahan bentuk pada lensa mata. Gejala tersebut merupakan kondisi yang di akibatkan oleh faktor penuaan yang di alami oleh system penglihatan. Kondisi sering kali membuat penderitanya harus sedikit meregangkan matanya atau menjauhkan objek ketika melihat atau membaca agar dapat terlihat dengan jelas.

Di lansir dari laman American Academy of Ophthalmology yang menyebutkan bahwa presbiopi atau rabun senja adalah kondisi masalah kesehatan yang umum terjadi. Kondisi ini juga seringkali di alami oleh kebanyakan orang dan bahkan sebagian besar orang mengalaminya ketika memasuki usia lanjut. Terjadinya kondisi presbiopi ini adalah di mana adanya pergeseran struktur lensa mata yang di sebabkan oleh perubahan akibat faktor penuaan.

Pada kondisi ini struktur lensa mata akan mengalami perubahan struktur dan menjadi lebih keras dan tidak fleksibel seperti pada kondisi sebelumnya. Perubahan struktur lensa tersebut berdampak pada kondisi struktur kornea mata yang menjadi tidak rata. Akibatnya cahaya atau bayangan objek yang masuk ke mata akan kesulitan untuk sampai pada retina mata. Kondisi inilah yang membuat lensa mata mengalami kontraksi sehingga tidak adapt memfokuskan cahaya yang masuk ke mata.

Cara Untuk Mendiagnosis Penyakit Presbiopi

Umumnya, untuk mengatahui apakah seseorang mengalami kondisi penyakit presbiopi, dokter akan melakukan berbagai jenis tes secara medis. Hal tersebut di lakukan agar mendapatkan hasil yang lebih jelas dan akurat terkait kondisi mata. Apabila dokter menduga adanya gejala kondisi tersebut, maka pemeriksaan fisik dan tes akan di sarankan untuk di lakukan. Umumnya, langkah untuk mendiagnosis sendiri biasanya sama seperti pemeriksaan pada jenis ganggguan penglihatan lainya.

Berikut adalah beberapa prosedur dalam upaya untuk mendiagnosis mata yang mengalami presbiopi.

  1. Tes Ketajaman Penglihatan

Salah satu prosedur dalam upaya untuk mengatahui atau mendiagnosis kondisi mata yang mengalami presbiopi adalah dengan melakukan tes ketajaman penglihatan. Pada metode ini, dokter akan menggunakan alat yang bernama Snellen chart. Snallen chart sendiri merupakan alat yang berupa sebuah papan yang berisikan huruf-huruf. Huruf-huruf pada papan tersebut memiliki ukuran yang beragam, mulai dari ukuran yang terbesar hingga huruf yang lebih berukuran lebih kecil dan setersunya.

Dengan menggunakan alat tersebut dokter akan mengetahui bagaimana kondisi dan kemampuan penglihatan yang di miliki oleh pasien. Sebab kondisi mata yang mengalami presbiopi sendiri akan menyebabkan penurunan focus dan ketajaman penglihatan pada penderitanya.

  1. Pemeriksaan Uji Refraksi

Jika sebelaumnya dokter mangguanakan alat snallen chart dalam tes ketjaman penglihatan. Maka metode pemeriksaan ini merupakan metode pemeriksaan lanjut dari pemeriksaan sebelumnya. Dalam metode pemeriksaan ini, dokter juga akan menggunakan sebuah alat yang akan membantu untuk mendeteksi kondisi kesehatan dari fungsi penglihatan pasien.

Selain dapat medeteksi gejala presbiopi, prosedur pemeriksaan ini juga dapat menilai kondisi mata pasien, apakah pasien mengalami gejala mata silinder, rabun dekat atau bahkan mengalami gejala rabun jauh. Biasanya, dokter juga akan meminta pasien untuk melihat dan membaca huruf dan angka atau tulisan dengan menggunakan lensa dengan berbagai ukuran yang berbeda.

  1. Prosedur Tes Dilatasi Mata

Setelah melakukan beberapa metode prosedur pemeriksaan kondisi mata di atas, dokter juga akan melakukan metode pemeriksaan dengan prosedur tes dilatasi mata. Metode diagnosis tersebut akan di lakukan dengan tujuan untuk memeriksa bagian terdalam pada mata. Metode ini juga sangat di anjurkan untuk di lakukan pada pasien dengan beberapa risiko gangguan mata. Seperti rasa nyeri pada mata hingga adanya penurunan pada fungsi penglihatan.

Pada metode ini, dokter umumnya juga aka menggunakan adan meneteskan obat tetes mata agar pupil mata menjadi membesar dan lebih terbuka. Dengan kondisi bagian pupil mata yang membesar maka kondisi bagian retina dan saraf terdalam pada mata dapat terlihat dengan jelas. Dan dengan begitu, dokter dapat melihat dengan jelas terkait apakah kondisi mata mengalami gejala presbiopi atau bahkan gejala gangguan penglihatan lainya.

Pada dasarnya presibiopi merupakan salah satu masalah kesehatan terkait gangguan pada fungsi penglihatan yang umum di alami kebanyakan orang. Bahkan sebagaimana di jelaskan di atas, bahwa presbiopi sendiri akan di alami sebagian besar orang ketika memasuki usia lanjut. Bahkan beberapa kasus menyebutkan bahwa presbiopi dapat di terjadi lebih awal atau pada usia mulai dari 45 tahun. Munculnya kondisi tersebut pada usia lanjut seringkali membbuat penderitanya tidak menyadari dan menyepelekannya sebagai hal biasa. Namun beberapa penanganan yang tepat dapat mencegah dan mengurangi gejala akibat kondisi presbiopi.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit presbiopi. Metode-metode pemeriksaan di atas di lakukan untuk mengetahui dengan lebih jelas terhadap kondisi yang sedang terjadi pada bagian mata. Selain itu, metode-metode pemeriksaan di atas juga seringkali di gunakan untuk memeriksa dan mengetahui gejala dari jenis gangguan penglihatan lainya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Linksehat
  • Sehatq
Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Hallo Kawan Mama, Penuaan adalah salah satu kondisi alami yang di mana kondisi ini pastinya akan di alami oleh semua orang tanpa terkecuali. Pada kondisi ini, umumnya fungsi dari organdan metabolisme tubuh akan mengalami penurunan. Hal ini seringkali menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan, termasuk pada fungsi penglihatan. Pada usia-usia tua seseorang rentan mengalami kondisi presbiopi. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit presbiopi.

Pada usia yang beranjka mulai menua memang kerap sekali menjadi momen di mana berbagai jenis masalah kesehatan datang dan menyerang metabolsime di dalam tubuh. Hal tersebut juga berlaku pada system penglihatan di mana berbagai jenis gangguan penglihatan seringkali muncul dan membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu. Prsebiopi adalah salah satu kondisi gangguan penglihatan yang seringkali muncul dan banyak di alami oleh orang dengan usia lanjut.

Jika kamu perhatikan dengan seksama, sering kali orang dengan usia tua atau lanjut usia seringkali merentangkan matanya ketika membaca koran atau buku. Hal ini juga seringkali terjadi ketika hendak melihat objek dengan memicingkan matanya. Kondisi ini seringkali terjadi agar mata dapat mefokuskan pandangannya untuk melihat objek di depannya. Kondisi ini umumnya seringkali di alami ketika seseorang menginjak usia 40 tahun ke atas.

Seseorang yang mengalami presbiopi umumnya akan mengalami kondisi di mana fungsi penglihatanya mengalalmi gangguan. Kondisi ini akan cukup sering membuat focus penglihatan penderitanya menjadi buyar. Akibatnya, penderita presbiopi akan kesulitan untuk melihat objek di depanya, terutama pada objek yang berukurann kecil. Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa penyebab yang membuat munculnya penyakit presbiopi. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebegai berikut.

Pengertian Penyakit Presbiopi

Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Presbiopi atau yang juga di kenal dengan sebutan prsebiopia atau mata tua pada dasarnya merupakan suatu kondisi berupa gangguan yang terjadi pada fungsi penglihatannya. Gangguan pada fungsi penglihatan tersebut akan membuat penderita presbiopi mengalami penurunan daya penglihatan. Kondisi ini merupakan sebuah keadaan yang umumnya akan muncul dan di alami oleh seseorang yang beranjak dan memasuki usia tua.

Dalam istilah lain, kondisi mata yang mengalami presbiopi juga sering di sebut dengan sebutan mata tua atau rabun senja.  Kondisi di mana penurunan fungsi dan kemampuan penglihatan tersebut terjadi karena adanya perubahan bantuk lensa mata. Akibat dari mata yang mengalami kondisi ini membuat penderita presbiopi lebih mudah dan merasa nyaman menjauhkan objek ketika melihat maupun membaca di bandingkan melihatnya dengan jarak yang dekat.

Di lansir dari laman American Academy of Ophthalmology, menyebutkan bahwa rabun tua atau presbiopi merupakan salah satu kondisi yang sudah pasti akan di alami semua orang ketika memasuki usia lanjut. Umumnya kondisi ini terjadi akibat adanya pengerasan lensa mata karena faktor pertambahan usia. Pengerasan lensa akan mengakibatkan kondisi lensa mata yang menjadi tidak fleksibel. Selain itu, kondisi tersebut juga akan mengakibatkan struktur dari lensa atau kornea mata menjadi tidak rata.

Lensa mata sendiri pada dasarnya memiliki fungsi sebagai alat untuk memfokuskan cahaya yang masuk menuju retina. Ketika mata memandang objek yang dekat, maka lensa mata akan berkontraksi dan melengkung untuk memfoksukan cahaya. Faktor penuaan menajdi salah satu faktor yang membuat lensa menjadi sulit untuk berkontraksi dan kesulitan untuk melihat focus pada objek yang dekat.

Penyebab Munculnya Penyakit Presbiopi

Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, bahwa presbiopi atau rabun senja merupakan masalah kesehatan yang seringkali terjadi ketika usai beranjak menua. Hal tersebut membuat kondisi presbiopi berbeda dengan gengguan penglihatan jenis lainya, seperti silinder, rabun jauh, dan rabun dekat. Usia yang menua seringkali membuat struktur lensa mata mengeras hingga mata kehilangan fleksibilitasnya.

Struktur lensa mata yang menjdi kaku akan membuat menyebabkan lensa tidak bisa fleksibel dan berubah bentuk untuk memfokuskan cahaya dari benda yang jaraknya dekat ke retina mata. Kondisi ini membuat benda tersebut terllihat menajdi kabur dan tidak jelas karea mata yang kesulitan untuk focus. Faktor penuaan juga akan menyebabkan perubahan pada serat otot yang mengelilingi lensa mata sehingga mata menjadi kurang elastis.

Hal tersebut membuat mata membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat melilhat pad objek dengan lebih baik dan jelas. Meskipun kondisi ini lebuh mudah tejadi akibat faktor penuaan, namun ternayata presbiopi juga dapat terjadi lebih awal. Kondisi ini di sebut dengan istilah presbiopi premature atau presbiopi dini. Presbiopi premature dapat terjadi akibat beberapa faktor, yakni antara lain sebagai berikut.

  1. Kondisi mata yang mengalami trauma
  2. Penyakit diabetes
  3. Riwayat kondisi anemia
  4. Rabun dekat
  5. Adanya gangguan neuromaskular yang dapat mempengaruhi saraf dan otot
  6. Riwayat penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi tulang belakang dan otak
  7. Buruknya gaya hidup
  8. Penggunaan handphone yang tidak baik
  9. Efek dari penggunaan beberapa jenis obat seperti, antidepresan, antihistamin dan diuretic
  10. Seringkali mengkonsumsi alcohol
  11. Jenis kelamin wanita
  12. Menopause
  13. Riwayat penyakit jardiovaskular
  14. Riwayat insufisiensi vascular (penumpukan aliran darah

Pada dasarnya presbiopi adalah suatu kondisi berupa gangguan penglihatan yang pada umumnya terjadi akibat faktor penuaan. Kondisi ini akan menyebabkan penderitanya mengalami penurunan ketajaman penglihata. Selain itu, mata juga akan kesulitan untuk memfokuskan pandangan ketika melihat pada objek, terutama yang memiliki ukuran lebih kecil. Presbiopi sendiri merupakan kondisi yang hampir semua orang akan mengalaminya ketika memasuki usia tua. Namun beberapa hal di atas juga dapat menyebabkan kondisi presbiopi terjadi dengan lebih cepat.

Demikian pejelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya penyakit presbiopi. Meskipun faktor penuaan menjadi penyebab paling kuat munculnya presbiopi, namun beberapa faktor lain juga dapat menyebabkan terjadinya presbiopi. Karenanya pentinh untu mengetahui kondisi mata dengan memeriksakan mata secara rutin untuk mencegah kondisi tersebut.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Linksehat
  • Honestdocs
Pantangan Pasien Pasca Melakukan Operasi Ablasi Retina

Pantangan Pasien Pasca Melakukan Operasi Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama,  Masalah kesehatan pada dasarnya merupakan suatu kondisi di mana adanya kondisi medis yang seringkali di alami oleh kebanyakan orang. Masalah kesehatan juga terkait dengan adanya gangguan pada fungsi penglihatan. Seperti halnya dengan kondisi ablasi retina yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan. Kondisi tersebut umumnya juga hanya dapat di tangani dengan melakukan prosedur operasi. Bahkan di ketahui ada beberapa pantangan yang harus di jauhi pasca pasien melakukan operasi ablasi retina.

Gangguan penglihatan memang merupakan salah satu kondisi medis terkait masalah kesehatan yang kerap di alami kebanyakan orang. Bahkan kondisi ini dapat di alami oleh siapa saja tanpa mengenal usia, baik tua, muda atau bahkan anak-anak. Selain itu, dampak mata yang mengalami kondisi ablasi retina ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan. Karenanya kondisi ini merupakan keadaan yang perlu untuk di waspadai.

Di lanasir dari laman Middle East African Journal of ophthalmology, menyebutkan bahwa salah satu tipe ablasi retina, yakni ablasi retina eksudatif di temukan dan dapat menjadi pemicu gejala lymphoblastic leukemia akut atau kondisi ALL. Namun, meskipun demikian beberapa faktor lain juga di anggap dapat menyebabkan meunculnya kondisi gejala ablasi retina. Terlepas dari itu, pada dasarnya, belum di ketahui dengan pasti faktor utama penyabab munculnya kondisi ablasi retina.

Dalam penanganan kondisi ablasi retina sendiri, umumnya prosedur operasi menjadi langkah yang tepat untuk mengatasi ablasi retina. Sebab untuk mengatasi retina yang mengalami perobekan atau pelepasan dari tepatnya hanya dapat di atasi dengan prosedur operasi. Sementara itu, ada beberapa pantangan yang tidak boleh di lakukan pasca melakukan operasi ablasi retina. berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai pantangan pasca operasi ablasi retina. Untuk itu, simak penjelasannya sebagai berikut.

Kondisi Ablasi Retina

Pantangan pasca melakukan operasi ablasi retina

Sebagaimana yang telah di singgung di atas, bahwa ablasi retina merupakan salah satu kondisi masalah kesehatan pada fungsi penglihatan yang akan membuat system penglihatan menjadi terganggu. Kondisi tersebut akan mengakibatkan penderitanya mengalami kondisi di mana ketajaman penglihatan yang kian menurun. Akibatnya, kualitas penglihatan yang terganggu akan menyebabkan mata tidak dapat melihat jelas pada objek. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami kondisi kebutaan secara permanen.

Ablasi retina sendiri, dalam dunia medis lebih di kenla dengan istilah retinal detachment. Kondisi ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yang cukup beragam. Pada dasarnya retina merupakan sebuah jaringan mata yang berupa lapisan yang berbentuk seperti selaput tipis yang terletak pada bagian belakang bola mata. Retina tersebut juga terdiri dari berbagai sel yang memiliki fungsi sebagai sensor yang peka terhadap cahaya yang masuk ke mata pada proses penglihatan.

Retina mata pada dasarnya juga memilki penyokong yang berupa lapisan koroid yang terletak pada bagian bawah retina. Lapisan koroid tersebut merupakan jaringan berupa pembuluh darah yang akan berfungsi untuk menyediakan oksigen dan nutrisi sebagai suplai yang di butuhkan oleh retina. Sedangkan ablasi retina sendiri merupakan kondisi di mana retina mengalami perobekan atau terlepas dari dari bola mata yang akan menyebabkan kinerja dari fungsi penglihtan mennjadi terganggu.

Pengobatan Ablasi Retina

Pada dasarnya, kondisi mata yang mengalamo ablasi retina ini secara garis besar terbagi menjadi 2 kondisi. Yakni retina mata yang mengalami perobekan, serta retina mata yang mengalami pelepasan dari tempatnya. Untuk mengatasi kondisi ini sendiri, umumnya memerlukan penanganan yang berbeda sesuai dengan jenis atau kondisinya. Berikut adalah beberapa cara yang umumnya di lakukan untuk menangani ablasi retina sesuai dengan kondisinya.

  1. Retina Mata Yang Mengalami Perobekan

Umumnya kondisi retina mata yang mengalami perobekan dapat di atasi dengan melakukan prosedur yang cukup sederhana dan tanpa harus melakukan prosedur operasi. Sebab pada kondisi tersebut, pengobatan yang di lakukan di tujukan untuk mencegah pelepasan pada retina akibat mengalami perobekan. Berikut adalah beberapa prosedur yang di lakukan untuk menangani retina mata yang mengalami perobekan.

    • Fotokoagulasi merupakan prosedur pengobatan di mana dokter akan mengguanakan dan mengarahkan sinar laser pada mata melalui pupil. Laser tersebut akan membuat luka bakar di sekitar retina yang mengalami perobekan. Kemudian akan membuat jaringan parut yang menyambungkan retina pada jaringan yang ada di bawahnya.
    • Cryopexy merupakan prosedur pembekuan yang akan di lakukan pada retina yang mengalami perobekan. Prosedur ini akan membuat luka yang di hasilkan dapat membuat retina tidak terlepas dan tetap berada di tempatnya. Umumnya, sebelum prosedur ini di lakukan, dokter akan melaukan langkah pemiusan terlebih dahulu untuk mengurangi aktivitas dan rasa sakit yang kemungkinan akan di rtasakan.
  1. Retina Mata Yang Mengalami Pelepasan

Ketika retina mata telah mengalami pelepasan secara sepenuhnya, maka metode yang akan di lakukan untuk adalah dengan melakukan prosdur operasi. Prosedur operasi sendiri, di bagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan faktor yang mempengaruhi, serta tingkat keparahan ablasi retina. Berikut adalah beberapa jenis prosedur operasi ablasi retina berdasarkan faktor yang mempengaruhi dan tingkat keparahannya.

    • Retinopeksi Pneumatic (Pneumatic Retinopexy), merupakan metode di mana dokter akan menyuntikkan gelembung udara atau gas pada bagian dalam di tengah mata atau pada rongga vitreous. Kemsudian retina mata akan di dorong untuk kembali pada tempatnya. Selain itu, umumnya dokter juga akan menggunakan prosedur cryopexy untuk memperbaiki apabila retina mengalami perobekan.
    • Virektomi, merupakan pengangkatan vitreus bersama dengan jaringan yang menarik retina. Udara atau gas atau bahkan silicon kemudian akan di suntikkan ke dalam ruang vitreus untuk membantu meratakan stuktur pada retina mata.
    • Gesper scleral atau scleral bukle merupakan metode operasi di mana dokter kan menjahit sepotong bahan siliko ke bagian putih mata yakni sklera mata. Bahan siliko tersebut akan di tanam dengan lembut ke dalam mata untuk mmebantu ablasi retina agar kembali terhubung pada bola mata.

Pantangan Pasca Operasi Ablasi Retina

Prosedur operasi penyakit ablasi retina sendiri umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama sebagai masa pemulihan. Umumnya, pasien yang telah melakukan operasi tersebut membutuhkan waktu antara 6 minggu hingga 6 bulan lamanya. Hal ini tergantung dengan kondisi tubuh yang akan membuat proses pemulihan menjadi lebih cepat atau bahkan lebih lambat. Bahan beberapa kasus menyebutkan bahwa tidak jarang pasien membutuhkan waktu hingga 1 tahun lamanya untuk pulih dari kondisi tersebut.

Pasca melakukan operasi ablasi retina sendiri, ada beberapa pantangan yang harus di hindari oleh pasien. Hal ini di tujukan untuk menghindari terjadinya risiko akibat operasi ablasi retina. Berikut adalah beberapa pantangan yang harus di hindari pasca melakukan operasi ablasi retina.

  1. Mengemudi

Pantangan yang pertama pasca melakukan operasi ablasi retina adalah menghindari untuk mengemudikan kendaraan. Sebab pasca melakukan operasi, kondisi mata akan menjadi sangat rapuh sehingga rentan mengalami kondisi yang berbahaya apabila di lakukan untuk mengemudi. Sebab mata membutuhkan tenaga ekstra untuk melihat jelan ketika mengemdi. Pasien bisa saja mengalami kecelakaan apabila di paksakan untuk mengemudikan kendaraan pasca operasi ablasi retina.

  1. Olahraga Berat

Pada dasarnya, olehraga merupakan salah satu aktivitas untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar. Namun bagi pasien yang melakukan operasi ablasi retina, aktivitas tersebut hendaknya perlu untuk di hindari. Sebab aktivitas tersebut atau seperti bersepeda dapat membahayakan kondisi mata yang rapuh pasca operasi. Sebagai gantinya, kamu dapat beristirahat atau mencoba gerakan ringan seperti stretching atau jalan santai di pagi hari.

  1. Terpapar Sinar Matahari Secara Langsung

Umumnya, sinar matahari si pagi hari merupakan sumber vitamin D yang baik utuk kesehatan mata dan tulang tubuh. Namun untuk pasien pasca operasi di anjurkan untuk menghindari aktivitas tersebut. Sebab paparan sinar matahari dapat menyebabkan munculnya efek samping akibat operasi. Untuk mangatasinya, kamu dapat menggunakan kaca mata hitam agar terhindar dari paparan sinar matahari dan juga terhindar dari debu.

  1. Berenang

Pada dasarnya, berenang merupakan kegiatan positif ayang dapat menjaga kesehatan jantung, paru-paru, serta menjaga kesehatan tulang dan menambah tinggi badan. Namun pasca melakukan operasi, pasien perlu untuk menghindari kegiatan tersebut untuk mengihndari efek samping yang bisa di sebabkan oleh aktivitas tersebut.

  1. Mengkonsumsi Minuman Beralkohol

Selain berbahaya untuk kesehatan tubuh, alcohol juga sangat berbahaya bagi kesehatan mata, terutama pasca malekukan operasi. Sebab alcohol dapat membuat mata bengkak dan proses pemulihan menjadi lebih lambat dan dapat mengurangi efek antibiotic dan obat-obatan yang di konsumsi. Untuk itu, pasca operasi, pasien di anjurkan untuk menghindari mengkonsumsi alcohol dan menggantinya dengan air putih.

  1. Mengucek Mata

Seringkali katika mata merasa gatal atau ada sesuatu yang masuk ke mata, maka tangan akan secara tomatis mengucek mata. Untuk pasien pasca operasi, sebaiknya hindari kebiasaan tersebut. Sebagai cara untuk mengakalinya, kamu dapat menggunakan salep atau perban yang di berikan oleh dokter untuk melindungi mata pasien.

  1. Menggunakan Lensa Kontak

Penggunaan lensa kontak sudah menjadi hal yang umum di lakukan oleh kebanyakan orang. Namun untuk pasien pasca operasi, sebaiknya hindari menggunakan lensa kontak, baik lensa kontak penganti kaca mata atau lensa kontak kosmetik. Sebab penggunaan lensa kontak dapat membuat proses penyembuhan mennjadi lebih lama dan dapat menyebabkan kerusakan pada mata yang membuat operasi yang telah di lakukan menjadi gagal. Akibatnya, kondisi ini dapat menyebabkan munculnya kondisi lain yang sangat berbahaya bagi kesehatan mata dan tubuh.

  1. Menggunakan Make Up

Sama halnya dengan lensa kontak, make up juga sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kebanyakan orang. Namun bagi pasien pasca operasi, menggunakan make up sebaiknya perlu untuk di hindari. Sebab zat kimia yang ada pada make up bisa saja masuk ke mata yang dapat menyababkan mata mengalami iritasi dan menyebabkan operasi yang telah di lakukan menjadi gagal.

Prosedur operasi pada dasarnya merupakan metode penyembuhan yang di anggap paling tepat untuk mengatasi mata yang mengalami kondisi abalsi retina. Sebab dalam pelaksanaanya. Operasi akan di lakukan berdasarkan jenis dan kondisi mata yang mengalami ablasi retina. Untuk proses penyambuhannya sendiri, operasi ablasi retina terbilang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali pulih. Hal ini tidak terlepas dari kondisi tubuh yang sedang di alami. Selain itu, beberapa pantangan di atas sangat perlu untuk di hindari untuk mempercepat proses pemulihan serta mencegah terjadinya efek samping yang dapat terjadi akibat operasi ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai pantangan pasien pasca operasi ablasi retina. Meskipun beberapa pantangan tersebut merupakan aktivitas yang umumny baik bagi kesheatan, namun untuk pasien pasca operasi, aktivitas tersebut perlu untuk di hidnari.

Semoga tulisan ini dapat memabntu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Spesialisbedah
Faktor Risiko Penyebab Penyakit Ablasi Retina

Faktor Risiko Penyebab Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, dari sekian banyaknya masalah kesehatan terkait gangguan penglihatan, ablasi retina ada;ah salah satu jenis gangguan penglihatan yang cukup darurat. Sebab kondisi ini akan membuat penderitanya mengalami berbagai gejala dari gangguan penglihatan yang cukup beragam. Umumnya kondisi ini terjadi akibat adanya pelepasan retina mata dari tempat penopangnya. Namun beberapa faktor tertentu juga memiliki risiko yang dapat menjadi penyebab terjadinya kondisi penyakit ablasi retina.

Kondisi mata yang mengalami gangguan memang kerap kali membuat rasa tidak nyaman dan menganggu aktivitas sehari-hari. Gejala-gejala yang di timbulkan juga seringkali menjadi keluhan oleh para pemderita gangguan penglihatan. Ablasi retina sendiri merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan yang termasuk kedalam kategoti penyakit mata berbahaya. Sebab selain menyebabkan gangguan pada kinerja system dan fungsi penglihatan, ablasi retina juga dapat menyababkan hilangnya fungsi penglihatan secara total.

Umumnya, penyakit ablasi retina ini lebih sering di alami oleh seseorang yang memasuki usia lanjut, yakni 50 tahun ke atas. Pada dasarnya, belum di katahui dengan pasti penyebab mata mengalami kondisi ablasi retina. Namun kebanyakan kasus dari munculnya penyakit ablasi retina di sebabkan oleh faktor penuaan. Meskipun demikian ablasi retina juga dapat di alami oleh semua orang, baik dewasa ataupun usia anak-anak.

Meskipun belum di katahui dengan pasti penyebab munculnya ablasi retina, namun faktor bertambahnya usia di duga kuat sebagai penyebab terjadinya ablasi retina. Namun diu lansir dari laman Middle East African Journal of ophthalmology menyebutkan bahwa ablasi retina tipe eksudatif di temukan dan menjadi gejala kondisi lymphoblastic leukemia akut atua ALL. Meski demikian, beberapa faltor lain di anggap memiliki risiko yang dapat menyebabkan terjadinya ablasi retina. Berikut adalah beberapa faktor risiko penyebab terjadinya ablasi retina.

Pengertian Penyakit Ablasi Retina

Faktor Risiko Penyebab Ablasi Retina

Pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu keadaan di mana kondisi retina mata mengalami gangguan. Kondisi ini berupa terlepasnya retina mata dari tempat atau penopangnya. Tentunya hal ini akan memberikan dampak pada fungsi dari system penglihatan itu sendiri. Sebab bagaiamanapun retina mata sendiri merupakan bagian dari mata yangmemiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam proses dan kinerja dari system penglihatan.

Retina mata pada dasarnya merupakan jaringan mata yang berbentuk lapisan bening yang bentuknya menyerupai selaput tipis. Jaringan tersebut terletak pada bagian belakang mata yang juga di sokong atau di topang oleh jaringan teroid yang terletak di bawahnya. Jaringan teroid tersebut selain menjadi penopang bagi retina mata, ia juga akan memiliki fungsi sebagai penyuplai oksigen yang akan di salurkan ke area mata. Ketika retina mata mengalami pelepasan dari tempatnya, maka secara otomatis juga akan terlepas dari jaringan teroid di dalam mata.

Adanya retina di dalam mata memiliki tugas dalam terjadinya proses penglaihatan. Proses penglihatan sendniri pada umumnya terjadi di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan di tangkap oleh kornea mata dan kemudian akan di biaskan dan melewati kornea mata untuk kemudian menuju ke retina mata. Retina mata inilah yang akan merubah informasi visual dari cahaya objek tersebut manjadi sinyal listrik pada retina bagian sentral, yakni macula. Kemudian sinyal listrik tersebut akan di bawa oleh saraf optik menuju ke otak. Dengan begitu, cahaya objek yang masuk ke mata dapat di proses dan di intrpretasikan oleh otak menjadi sebuah gambar objek.

Lepasnya retina dari tempatnya ini akan menyebabkan kinerja dari fungsi penglihatan itu sendiri menjadi tidak normal. Kondisi ini akan mengakibatkan berbagai gejala seperti penglihatan yang menjadi buram atau kabur, ketajaman penglihatan yang kian menurun hingga penglihatan bidang yang menjadi lebih sempit. Pada kondisi yang lebih buruk, ablasi retina dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan total yang terjadi secara permanen.

Penyebab Ablasi Retina

Pada dasarnya, mata yang mengalami kondisi ablasi retina ini dapat di sebabkan oleh beberapa faktor di mana faktor tersebut juga terbagi menjadi beberapa jenis ablasi retina. Secara garis besar, berdasarkan jenisnya, penyebab terjadinya ablasi retina terbagi menjadi 3 jenis, yakni rhegmatogenous retinal detachment, traction ratinal detachment dan exudative detachment. Berikut adalah penelasannya.

  1. Rhegmatogenous Retinal Detachment

rhegmatogenous retinal detachment atau juga di genal dengan istilah ablasi retina jenis rhegmatogenous merupakan kondisi di mana terdapat robekan atau lubang pada retina. Hal ini akan menyebabkan cairan dari dalam mata menjadi keluar melalui lubang dan kemudian masuk ke bagian belakang retina mata. Caran tersebut akan memisahkan retina dari jaringan koroid yang menyulplai nutrisi dan oksigen sehingga retina terlepas dari tempatnya. Selain itu, faktor penuaan di duga kuat menyebabkan trjadinya kondisi rhegmatogenous retinal detachment tersebut.

  1. Traction Ratinal Detachment

traction ratinal detachment atau juga di kenal dengan sebutan ablasi retina traksional merupakan kondisi di mana jaringan luka pada permukaan retina berkontraksi dan menyebabkan retina terlepas. Kondisi ablasi retina jenis ini umumnya lebih jarang terjadi di bandingkan dengan jenis rhegmatogenous. Selain itu, terjadinya jenis ablasi retina yang satu ini di duga kuat akibat adanya penyakit diabetes. Sebab penyakit tersebut dapat menyebabkan masalah dengan system vascular retina yang menyebabkan adanya jaringan luka pada mata yang juga membuat terlepasnya retina mata dari tempatnya.

  1. Exudative Detachment

Exudative detachment atau juga di kenal dengan sebutan ablasi retina eksudatif meripakan kondisi yang berbeda dengan kedua jenis ablasi retina di atas. Ablasi retina jenis tidak di sebabkan oleh adanya robekan seperti jenis lainya. Kondisi ini terjadi akibat adanya kondisi peradangan atau penyakit coats’. Kondisi tersebut biasanya akan menyababkan perkembangan abnormal pada pembuluh darah di belakanh retina yang kemudian akan menyebabkan lepasnya retina mata.

Faktor Risiko Penyebab Ablasi Retina

Selain beberapa penyebab yang dapat menyababkan teradinya berbagai jenis penyakit ablasi retina, faktanya, kondisi ini juga dapat terjadi akibat beberapa faktor lainya. Seseorang yang memiliki riwayat rabun jauh atau mata mincu parah di mana skor minus mencapai angka 8 atau lebih berisiko mengalami ablasi retina. Hal ini terjadi akibat bertambahnya atau bola mata yang memanjang kedepan dan membuat peripheral retina mengalami penipisan secara paksa.

Penipisan Peripheral retina ini lambatlaun akan menyababkan retina sobek sehingga cairan vitreous meluap, merembes atau bosor dan masuk ke celah anatara retina dan lapisan yang ada di belakangnya. Cairan tersebut kemudian akan mengendap dan menumpuk hingga menyababkan seluruh lapisan retina terlepas dari dasarnya. Bahkan risiko ablasi retina pada penderita rabun jauh parah berisiko 15 hingga 200 kali lebih tinggi di bandingkan dengan orang normal pada umumnya.

Selain beberapa penyebab dan kondisi tersebut, ablasi retina juga dapat terjadi akibat beberapa faktor lain, yakni sebaga berikut.

  • Usia lanjut
  • Rabun jauh
  • Penurunan kualitas tubuh vitreous
  • Riwayat ablasi retina sebelumnya
  • Riwayat keluarga pengidap abasi retina
  • Memiiki riwayat operasi mata
  • Pernah mengalami cedera mata hingga serius
  • Riwayat penyakit mata atau iritasi
  • Trauma mata
  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Tumor
  • Kanker
  • Peradangan (uveitis)

Ablasi retina umumnya adalah salah satu gangguan penglihatan yang serigkali di temukan pada seseorang yang menginjak usia 50 tahun ke atas. Sebab pertambahan usia memiliki dampak yang sangat besar pada proses terjadinya ablasi retina. Meskipun demikian, mata yang mengalami ablasi retina juga dapat di sebabkan oleh faktor-faktor lainya. Faktor faktor tersebut umumnya merupakan jenis gangguan penglihatan itu sendiri. Dengan begitu dapat di ketahui bahwa menjaga dan merawat mata merupakan hal yang patut untuk di lakukan untuk mneghindarkan mata dari berbagai penyakit atau gangguan yang dapat membahayakan kesehatan mata.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa faktor risiko penyebab ablasi retina. secara garis besar, ablasi retina merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sangat berbahaya bagi kesehatan mata. Sebab kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan total secara permanen pada penderitanya. Karenanya perlu sesegera mungkin untuk melakukan penanganan untuk mencegah ablasi retina dan memulihkan kondisi kesehatan mata.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Klinikmatanusantara
Kenali Beberapa Jenis Penyakit Ablasi Retina

Kenali Beberapa Jenis Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi masalah kesehatan yang banyak di keluhkan oleh kebanyakan orang dari hari-kehari. Hal ini memang dapat terjadi akibat kondisi di mana mata yang memiliki karakterristik sangat sensitive dan mudah mengalami gangguan. Salah satu jenis gangguan penglihatan yang cukup berbahaya adalah penyakit ablasi retina. ternyata, kondisi ini memiliki beberapa jenis di mana penyakit ablasi retina dapat terjadi pada siapa saja.

Pada dasarnya, mata merupakan salah satu anggota tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Sebagai alat penglihatan tentu mata memiliki peran yang tal tergantikan di mana mata juga akan membuat segala aktivutas menjadi lebih mudah. Namun karena karakteristiknya yang cenderung sangat sensitive terhadap sesuatu atau keadaan lingkungan di sekitarnya, membuat mata mudah mengalami berbagai gangguan atau masalah kesehatan. Tentunya masalah kesehata terkait gangguan penglihatan perlu untuk di waspadai dan di cegah pertumbuhannya.

Ablasi retina sendiri tergolong sebagai masalah kesehatan pada fungsi peglihatan di mana kondisi tersebut termasuk ke dalam salah satu kondisi yang sangat berbahaya. Kondisi ablasi retina yang menyerang mata akan membuat penderitanya mengalami berbagai gejala yang cukup beragam. Mulai dari padangan yang menjadi buram, ketajaman penglihatan yang kian menurun, penyempitan pada bidang penglihatan hingga hilangnya fungsi penglihatan.

Gejala-gejala yang di timbulkan akibat kondisi mata yang mengalami ablasi retina ini terkesan cukup beragam. Hal ini tidak lepas dari karakter ablasi retina sendiri. Bakan secara garis besar, ablasi retina terbagi menjadi beberapa jenis yang di mana kondisi ini tidak lepas dari fakto-faktor penyebabnya. Berikut Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai beberapa jenis dari penyakit ablasi retina. untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Kenali Beberapa Jenis Penyakit Ablasi Retina

Pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu masalah kesehatan di mana kondisi ini dapat di alami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Kondisi ini akan mennyebabkan fungsi dari sitem penglihatan menjadi terganggu sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Akibatnya berbagai gejala-gejala akan bermunculan di mana fungsi penglihatan mengalami beragam masalah akibat ablasi retina. Selain itu, ablasi retina juga termasuk ke dalam salah satu jenis gangguan penglihatan golongan berbahaya bagi kondisi mata penderitanya.

Kondisi mata yang mengalami ablasi retina umumnya berupa keadaa retina mata yang mengalami gangguan hingga terlepas dari tempatnya. Kondisi tersebut tetunya akan menganggu kinerja dan proses penglihatan itu sendiri. Sebab dalam system penglihatan, retina mata memiliki peran yang sangat penting dan tidaka dapat tergantikan. Retina mata memiliki fungsi sebagai penerima dan pengubah cahaya objek yang masuk ke mata untuk di salurkan ke otak ketika proses penglihatan berlangsung.

Proses penglihatan tiu sendiri terjadi di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan jatuh ke kornea mata dan di biaskan menuju ke retina mata. Ketika cahaya objek telah melewati korea mata dan jatuh ke retina mata, maka akan di rubah menjadi informasi visual. Kemudian akan di kirimkan melalui bagian sentral retina, yakni macula menuju ke otak. Sebelum sampai ke otak, informasi visual tersebuta akn di rubah menjadi sinyal listrik yang nantinya akan di kirimkan ke otak melalui saraf-saraf optik mata.

Retina mata sendiri merupakan bagian dari system penglihatan berupa lapisan yang menempel bagian belakang mata yang menyerupai selaput tipis. Retina mata sendiri juga memiliki alat penyokong yang terletak di bawahnya yang berupa jaringan koroid. Jaringan koroid ini memiliki fungsi sebagai panyuplai oksigen yang di butuhkan oleh mata. ketika ablasi retina atau retina mata terlepas dari tempatnya, maka suplai oksigen juga akan ikut terputus. Akibatnya mata yang mengalami kondisi ablasi retina akan menimbulkan gejala yang menganggu hingga dapat menyebabkan kebutaan secara permanen.

Jenis Penyakit Ablasi Retina

Pada dasarnya, selain menyebabkan berbagai gejala yang cukup beragam, ablasi retina juga berkaitan erat dengan kondisinya yang terbagi menjadi beberapa jenis. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ablasi retina yang terjadi berdasarkan faktor-faktor penyebabnya. Berikut adalah beberapa jenis kondisi ablasi retina berdasarkan panyebabnya.

  1. Ablasi Retina Jenis Rhegmatogenous

Rhegmatogenous merupakan salah satu jenis ablasi retina yang merupakan kondisi paling umum di alami oleh kabanyakan orang. Biasanya, jenis ini terjadi karena adanya robekan pada retina mata. Selain itu, umumnya kondisi ini terjadi akibat faktor usia yang kian bertambah atau masa penuaan yang akan di alami oleh setiap orang. Masa penuaan seseorang akan membuat sel vitreous yang berfungsi untuk mengisi bola matanya akan makin menarik diri dari retina.

Kondisi tersebut akan membuat terjadinya robekan pada retina mata yang juga akan mempengaruhi system penglihatan. Ablasi retina jenis Rhegmatogenous ini ternayata juga dapat di alami oleh seseorang yang mengalami riwayat cedera mata akibat kecelakanaan atau efek pasca melakukan operasi pada mata. Selain itu, kondisi ini juga dapat di sebabkan oleh adanya riwayat gangguan penglihatan, seperti mata minus atau rabun jauh, rabun dekat, katarak hingga degenerasi macula.

  1. Ablasi Retina Jenis Traksional

Ablasi retina jenis traksional merupakan salah satu jenis ablasi retina yang umumnya muncul akibat beberapa jenis riwayat masalah kesehatan. Meskipun demikian, ablasi retina traksional cenderung lebih jarang terjadi. Jenis ablasi retina yang satu ini terjadi ketika permukaan retina mengalami penarikan dari penopangnya. Kondisi ini menyebabkan retina menjadi cenderung lebih mengarah ke belakang dari bola mata. Akibatnya, retina akan kesulitan untuk menjalankan perannya dalam proses penglihatan.

Umumnya kondisi ini lebih mudah terjadi pada seseorang yang pernah mengalami atau memiliki riwayat penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit tersebut berupa penyakit diabetes, yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang ada di mata. Kerusakan pada bagian pembuluh darah yang ada di mata ini kan berdampak pada kondisi retina yang membuatnya tidak dapat menjalankan fungsinya.

Pengidap diabetes yang tidak melakukan pengobatan secara konsisten dan menyeluruh bisa terbelit masalah pada system vascular pada retina. Selain itu, ablasi retina traksional juga dapat terjadi akibat adanya jaringan parut yang tumbuh secara abnormal ada permukaan retina mata. Pertumbuhan jaringan parut tersebut akan membuat lambat laun akan menyebabkan retina terseret dan lepasa dari lapisan yang menopangnya. Bahkan penanganan yang lambat dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan total secara permanen.

  1. Ablasi Retina Jenis Eksudatif

Selain ablasi retina jenis rhegmatogenous dan jenis traksional, ablasi retina juga terbagi ke dalam jenis lainya, yakni ablasi retina eksudatif. Umumnya kondisi ini terbilang sebagai jenis ablasi retina yang paling jarang terjadi. Meskipun demikian, kondisi ini bisa terjadi akibat adanya cairan yang menumpuk dan mengandap pada bagian belakang retina. Cairan tersebut dapat menempuk meskipun retina tidak terdapat robekan pada retina mata.

Penumpukkan cairan tersebut dapat mendorong retina menjauh dari jaringan penahannya. Umumnya, jenis ablasi reina eksudatif ini dapat di sebabkan oleh kondisi pembuluh darah yang mengalami kebocoran. Kebocoran yang terjadi pada pembuluh darah tersebut akan menyababkan terjadinya pembengkakan. Kondisi ini bisa saja terjadi tanpa adanya retina yang mengalami perobekan.

Namun kondisi ini dapat terjadi akibat adanya faktor tertentu, seperti adanya peradangan, kondisi penyakit degenerasi macula yang berkaitan dengan usia, hingga riwayat kejadian yang menyababkan terjadinya cedera pada mata. Selain itu, beberapa jenis penyait tertentu juga dapat memicu timbulnya ablasi retina, seperti tekanan darah tinggi, tumor, kanker mata hingga riwayat penyakit leukemia. Hal ini  juga telah di sebutkan dalam laman Middle East African Journal of ophthalmology yang menyebutkan bahwa ablasi retina eksudatif di temukan dan menjadi gejala lymphoblasc=tic leukemia akut (ALL).

Kesimpulan

Ablasi retina merupakan salah satu kondisi masalah kaeshatan terakit gangguan penglihatan yang dapat terjadi oleh siapa saja. Kondisi ini berupa adanya pelepasan retina dari penopangnya yang membuat system penglihatan tidak dapat bekerja dengan sebagaimana mestinya. Umumnya kondisi ini seringkali terjadi akibat pertamban usia atau penuaan yang menyababkan terjadinya ablasi retina jenis rhegmatogenous. Selain itu, beberapa kondisi ini juga dapat di sebabkan oleh fakto-faktor lainya, seperti peradangan cedera dan juga diabetes yang tergolong dalam jenis traksional. Meskpun jarang terjadi beberapa penyakit seperti kanker, hingga leukemia juga akan menyebabkan seseorang mudah mengalami ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa jenis penyakit ablasi retina. Pada dasarnya, kemunculan ablasi retina seringkali tidak di sadari karena gejala yang menyerupai gangguan mata lainya. Karenanya rutin memeriksakan kondisi mata merupakan hal yang perlu untuk di lakukan sebagai upaya untuk mencegah dan mengatasi kondisi tersebut lebih dini. Sebab penangananya yang lambat atau bahkan terlambat membuat kondisi ini akan semakin parah hingga salit untuk di tangani.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Klinikmatanusantara
Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah ablasi retina? Atau bahkan mungkin kamu adalah salah satu pasien pengidap ablasi retina namun tidak manyadarinya? Perlu di katahui, bahwa masalah kesehatan, yakni ablasi retina sendiri merupakan kondisi gangguan panglihatan yang sangat berbahaya bagi fungsi penglihatan. Umumnya kondisi ini, (terutama dalam tahap awal) cenedrung sulit untuk di kenali. Namun beberapa cara dapat di lakukan untuk mengetahui atau mendiagnosis adanya penyakit ablasi retina yang di alami oleh mata.

Sebagaimata yag kita ketahui, bahwa mata merupakan anggota atau organ tubuh yang memiliki fungsi sebagai alat penglihatan. Tentunya hal tersebut merupakan hal yang penting yang di mana kondisi mata yang sehata akan mempermudah kita untuk melihat objek, terutama dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah kesehatan berupa gangguan penglihatan tentunya akan mempengaruhi kondisi dari fungsi penglihatan, akibat gangguan penglihatan, termasuk ablasi retina.

Ablasi retina merupakan salash satu kondisi medis, atau masalah kesehatan yang terjadi dan menyerang mata. kondisi ini umumnya merupakan keadaan yang sangat berbahaya, terutama bagi fungsi penglihatan penderitanya. Sebab, selain membuat menurunnya fungsi penglihatan, ablasi retina juga berpotensi menyababkan hilangnya fungsi penglihatan atau bahkan kebutaan secara permanen. Tentunya hal tersebut merupakan kondisi yang perlu untuk di hindari.

Dalam tahapa awal. Ablasi retina tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan. Sehingga seringkali kondisi ini tidak di sadari oleh penderitanya. Meskipun demikian, ablasi retina umumnya akan menimbulkan gejala-gejala yang hampir mirip dengan jenis gangguan penglihatan lainya, sehingga cukup suli untuk di kenali secara langsung. Berikut ini, Kawan Mama telah merangkum informasi mengenai cara untuk mendiagnosis penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Cara Mendiagnosis Penyakit Ablasi Retina

Masalah kesehatab berupa gangguan penglihatan memang menjadi kondisi medis yang seringkali di alami dan menjadi keluhan bagi kebanyakan orang. Sebab tidak bisa di pungkiri bahwa gangguan penglihatan akan membuat fungsi penglihatan menjadi tidak normal dan akan menganggu kenyamanan serta aktivitas yang akan di lakukan. anblasi retina pada umumnya merupakan jenis gangguan penglihatan dengan kategori yang sangat berbahaya bagi kondisi mata penderitanya.

Ablasi retina merupakan kondisi di mata retina yang ada di mata mengalami gangguan sehingga menyebabkan fungsi dan kinerja menjadi terganggu. Dalam istilah lain, kondisi ini juga kerap di sebut dengan istilah ablasio retina atau retinal detachment. Gangguan pada retina tersebut berupa kondisi di mana retina yang ada di dalam mata mengalami pelepasan atau terlepasa dari tempatnya. Sehingga kondisi ini akan mempengaruhi fungsi penglihatan yang membuat menjadi tidak normal.

Pada dasarnya retina mata merupakan bagian dari mata berupa lapisan yang menyerupai selaput tipis yang terletak dan menempel pada bagiaan belakang dari bola mata. Retina akan bekerja untuk merubah cahaya objek yang masuk ke mata menuju retina melalui kornea mata. Cahaya ibjek tersebut akan di rubha menjadi informasi visual yang nantinya akan di kirimkan ke oatak. Dalam hal ini, retina akan merubah informasi visual menjadi sinyal listrik yang akan di kirimkan ke otak.

Ketika kondisi ablasi retina ini terjadi, yakni terlepasnya retina dari tempatnya, maka seketika saja fungsi penglihatan akan terganggu dan otomatis akan mulai menurun. Kondisi ini juga akan menyebabkan ketajaman penglihatan menurun juga fungsi penglihatan yang tidak normal, hingga kondisi di mana fungsi penglihatan benar-benar tidak berfungsi. Meskipun kondisi ini umumnya tidak akan membahayakan kesehatan tubuh atau menyebabkan kematian, namun kebutaan secara permanen bisa saja terjadi.

Gejala Ablasi Retina

Umumnya, sebalum kondisi retina terlepas secara sepenuhnya dari tempatnya, retina biasanya akan mengalami kondisi perobekan terlebih dahulu. Kondisi ini biasanya cenderung memiliki gaya yang serupa dan gejala yang sama seprti lepasnya retina dari tempatnya. Retina yang robek akan menyebabkan cairan di dalam mata menjadi bocor yang nantinya dapat memisahkan retina dari jaringan di bawahnya.

Di lansir dari Kaman American medical Association, menyebutkan bahwa 1 dari 7 orang yang melihat bercak atau tirai ketika melihat berisiko mengalami ablasi retina. Semantara itu, umumnya, kondisi tersebut akan menyebabkan gejala sebagai berikut.

  • Munculnya bintik kecil yang melayang (floaters) daam jumlah yang banyaj secara tiba-tiba.
  • Munculnya kilatan cahaya (fotopsia) pada satu atau kedua mata
  • Pandangan kabur
  • Penurunan ketajaman penglihatab
  • Penglihatan yang kian menyempit

Cara Untuk Mendiagnosis Ablasi Retina

Setiap dari kinik atau rumah sakit pada umumnya memiliki opsi prosedur diagnosis serupa untuk mendeteksi gejala ablasi retina. Namun beberapa hal seperti peralatan hingga pelayanannya yang membedakannya. Diagnosis ablasi retina bisa terdiri dari beberapa prosedur di mana setiap dari prosedur memiliki fungsi yang berbeda. Hal ini juga termasuk dari penyebab kondisi ablasi retina yang di alami oleh pasien.

Untuk menentukan cara untuk mendiagnosis ablasi retina, biasanya dokter mata akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan alat khusus untuk melihat kondisi bagian dalam pada retina. Jika hal ini kurang memebrikan hasil yang jelas, maka dokter akan melakukan USG. Sementara itu, berikut adalah cara atau procedural untuk mendiagnosis ablasi retina.

  1. Pemeriksaan Retina

Dalam prosedur untuk mendiagnosis kondisn ablasi retina, umumnya dokter dapat menggunakan instrument dengan cahaya yang terang dan lensa khusus (oftalmoskopi) untuk memeriksa bagian belakang bola mata. intrumen inilah yang akan memberikan tampilan kondisi bola mata dengan lebih detail. Dan dari pemeriksaan tersebut dokter dapat melihat apabila ada lubang atau robekan atau bahkan kondisi retina yang terlepas dari bola mata.

  1. Pencitraan Ultrasnografi

Pencitraan ultrasnografi merupakan prosedur yang akan di gunakan oleh dokter jika terjadi kondisi pendarahan yang akan mempersulit untuk melihat kondisi retina. Dalam pemeriksaan ablasi retina tersebut, dokter kemungkinan akan memeriksa kondisi kedua bola mata meskipun gejala yang timbul hanya terjadi pada satu mata saja. Ketika pendarahan tersebut terjadi, maka dokter akan menggunakan pencitraan berupa ultrasound (USG).

  1. Prosedur Lainya

Selain beberapa metode atau procedural untuk mendiagnosis kondisi ablasi retina, dokter umumnya juga akan melakukan metode lainya. Yakni sebagai berikut.

    • Visus (Tajam Penglihatan) Dan Lapang Pandang

Pemeriksaan ketjaman penglihatan merupakan langkah pertama dan paling penting untuk di lakukan. sebab pemeriksaan in akan memberikan hasil apakah kelainan mata terjadi pada badan kaca atau bagian saraf mata.

    • Funduskopi

Pemeriksaan ini juga termasuk wajib untuk di lakukan apabila terjadi penurunan pada katajaman penglihatan. Hal ini akan memberikan hasil apalah kondisi ini terjadi akaibat badan kaca ayang keruh atau kelainan pada retina. dalam metode ini, dokter akan menggunakan oftalmoskop untuk memantau fundus (bagian belakang dan depan mata) untuk mengetahui adanya tanda ablasi retina atau masalah pada pembuluh darah di mata.

    • Diagnosis Penunjang

Diagnosis penunjang juga di gunakan untuk mendeteksi gejala ablasi retina. untuk lebih jelas lagi, dokter akan melakukan foto fundus atau USG B-scan. OPTOS juga merupakan alat fotografi yang akan menghasilkan gambar retina hingga 82% atau 200 drajat. Alat ini akan menghasilkan gambar ultra-widefield beresoliasi tinggi. alat ini juga dapat membuat kelainan pada retina pada bagian perifer (bagian tepi dapat terdeteksi.

Sebagaimana yang telah di jelaksan di atas, ablasi retina merupakan kondisi masalah kesehatan atau gangguan penglihatan yang terjadi bagian retina mata. umumnya kondisi ini terjadi di mana retina mata mengalami robekan atau pelepasan dari tempatnya, yakni bagian belakang bola mata. dalam kondisi awal, umumnya ablasi retina tidak akan menimbulkan gejala yang signifikan sehingga sering kali penderitanya tidak mengetahui kondisi tersebut. sselain itu, gejala-gejal yang muncul lebih mirip dengan gejala dari jenis gangguan penglihatan lainya sehingga sulit untuk di kenali. Karenanya, beberapa cara di atas perlu untuk di lakukan sebagai upaya untuk mendiagnosis ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ablasi retina. Karena gejala dari kondisi ini yang cenderung sulit untuk di kenali, maka beberapa cara di atas dapat di lakukan untuk mengetahui apakah kondisi mata mengalami ablasi retina. selain itu, pemeriksaan mata juga perlu untuk di lakukan dengan rutin untuk mengetahui abila ada gangguan yang terjadi pada mata.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Klinikmatanusantara
Cara Untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Ablasi Retina

Cara Untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Ablasi retina adalag salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sangat berbahaya bagi kondisi mata dan fungsi penglihatan. Sebab penderita penyakit ablasi retina umumnya akan merasakan kondisi di mana fungsi penglihatan yang kian menurun. Dalam kondisi yang lebih buruk, penyakit ablasi retina bahkan dapat menyebabkan kebutaan ssecara permanen. Meski demikian, beberapa cara di ketahui dapat mencegah terjadinya penyakit ablasi retina.

Pada dasarnya, mata adalah salah satu bagian dari anggota atau organ tubuh yang memiliki fungsi dan perang yang sangat penting. Sebagai alat penglihatan, tentunya mata dapat membantu untuk melihat objek di sekitar sehingga aktivitas yang hendak di lakukan dapat berjalan dengan lebih baik. Dan ablasi retina adalah salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang cukup serius yang tentunya juga akan menganggu dalam beraktivitas.

Beberapa jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata di anggap dapat menyebabkan dan memicu meunculnya kondisi ablasi retina. Seperti halnya dengan penyakit rabun jauh, rabun dekat, mata minus, katarak hingga penyakit degenerasi macula. Selain itu, kondisi ablasi retina sendiri pada dasarnya merupakan keadaan di mana retina yang ada di mata megalami gangguan. Tentunya hal kondisi tersebut akan berdampak pada fungsi pengihatan.

Umumnya, pengobatan yang di lakukan untuk mengatasi kondisi penyakit ablasi retina adalah dengan melakukan prosedur operasi atau pembedahan. Sebab dengan melakukan prosedur tersebut ablasi retina akan segera di tangani dengan langsung. Namun di ketahui beberapa cara dalpat di lakukan untuk mencagah terjadinya penyakit ablasi retina. berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa cara untuk mencegah terjadinya penyakit ablasi retina. simak penjelasannya sebagai berikut.

Pengertian Penyakit Ablasi Retina

Cara Untuk Mencegah Terjadinya Penyakit Ablasi Retina

Sebagaimana yang telah di singgung di atas, bahwa sanya ablasi retina merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan akibat kondisi di mana gangguan tersebut terjadi pada pada retina. Ablasi retina atau juga di kenal dengan istilah ablasio retina ini merupakan kondisi di mana retina yang ada di mata terlepas dari tempatnya. Kondisi ini akan membuat penderitanya mengalami kondisi penurunan pada fungsi penglihatan.

pada dasarya, retina memiliki fungsi dan peran penting dalam terjadinya proses penglihatan itu sendiri. Proses penglihatan umumnya terjadi di mana cahaya onjek yang masuk ke mata akan melalui kornea mata terlebih dahulu. Kemudian kornea akan membiaskan cahaya yang kemudian cahaya akan melewati kornea hingga kemudian sampai ke retina mata. Retina terletak pada bagian belakang dari bola mata yang akan berfungsi untuk merubah cahaya objek menjadi informasi visual.

Informasi visual tersebut kemudian akan di rubah menjadi sinyal listrik yang nantinya akan di kirimkan ke otak melalui saraf optik. Pada dasarnya, retina mata juga memiliki penyokong yang berupa lapisan koroid yang letaknya berada di bawah retina. Lapisan koroid tersebut berupa jaringan pembuluh darah yang memiliki fungsi sebagai penyedia oksigen dan nutrisi yang merupakan suplai yang di butuhkan oleh retina itu sendiri.

Ablasi retina adalah kondisi di mana retina mata mengalami pelepasan atau terlepas dari tempatnya, yakni bagian belakang pada bola mata. Kondisi ini tentunya akan membuat proses penglihatan mengalami gangguan sehingga tidak dapat bekerja dengan normal. Akibatnya, fungsi penglaihatan akan kian bertambah menurun hingga pada kondisi yang terburuk, ablasi retina dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan secara permanen.

Penderita Ablasi Retina

Pada umumnya, kondisi penyakit ablasi retina merupakan penyakit mata yang biasanya seringkali di alami oleh orang lanjut usia. Sebagaimana di lansir dari laman hellosehat yang menyebutkan bahwa ablasio retina mempengaruhi hingga 0.6 sampai 1,8 orang dari 10.000 orang pertahunnya atau sekitar 0,3 %. Ablasi retina merupakan penyakit mata yang paling umum terjadi pada seseorang dengan usia 60 hingga 70 tahun ke atas.

Sementara itu, umumnya, kondisi ini juga lebih mudah terjadi dan di alami pada seseorang yang berjenis kelamin laki-laki di bandingkan dengan kaum wanita. Meskipun demikian, kondisi ini pada dasarnya dapat di tangani. Yakni salah satunya dengan mengurangi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ablasi retina.

Cara Mencegah Penyakit Ablasi Retina

Pada umumnya, belum di ketahui dengan pasti bagiamana cara untuk mencegah terjadinya penyakit ablasi retina. Hal ini juga berlaku terutama bagi penyakit ablasi retina yang terjadi akibat adanya faktor penuaan. Namun beberapa cara beikut ini di ketahui dapat mengurangi risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit ablasi retina. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah faktor risiko penyebab terjadinya ablasi retina.

  1. Rutin Periksa Mata

Salah satu uaya untuk mencegah mata dan menghindarinya dari berbagai penyakit yang menyerang adalah rutin memeriksa mata. Bahkan sekalipun kondisi mata tengah sehat, memeeriksa mata tetap penting untuk di lakukan. Sebab dengan mengetahui kondisi mata, maka kamu dapat lebih cepat menyadari adanya gejala ablasi retina atau penyakit lainya yang muncul pada mata kamu dan dapat segera menanganinya.

  1. Pelindung Mata

Menggunakan pelindung mata menjadi salah satu kegiatan penting yang dapat memebntu menjaga kesehatan mata dari berbagai gangguan. Terutama faktor eksternal seperti debu atau polusi hingga radikal bebas yang seringkali menyerang dan menimbulkan masalah kesehatan pada mata. Karenanya penting untuk selalu menggunakan pelindung mata, terutama ketika hendak melakukan aktivitas di luar rumah.

  1. Konsultasi Dengan Dokter

Selain pergi memeriksakan mata, kondusltasi dengan dokter terkait kondisi kesehatan mata sangat perlu untu di lakukan. Terlebih bila mata tengah mengalami masalah, maka dengan mengunjungi dokter dan mengkonsultasikannya, maka kamu akan mendapat solusi yang lebih tepat.

  1. Lebih Rutin Memeriksa Mata Bagi Pengidap Penyakit Tertentu

Sebagaimana di jelaskan di atas, bahwa umumnya ablasi retina lebih sering terjadi akibat faktor penuaan. Meskipun demikian, beberapa kondisi atau riwayat oenyakit tertentu juga dapat menyebabkan seseorang mengalamin penyakit ablasi retina. Karenanya, bagi seseorang pengidap diabetes, penyakit gula dan tekanan darah tinggi perlu untuk lebih rutin memeriksakan kondisi mata untuk mencegah terjadinya ablasi retina hingga penyakit mata lainya.

  1. Mengurangi Faktor Risiko

Selain faktor penuaan, kondisi ablasi retina dapat terjadi akibat beberapa faktor lainya, termasuk riwayat penyakit yang telah di jelaskan di atas. Sebab di ketahui bahwa beberapa jenis penyakit di atas dapat menyebabakan terjadinya ablasi retina. Karenanya, penanganan terhadap faktor risiko perlu juga untuk di lakukan agar tidak dapat menyebabkan terjadinya kondisi ablasi retina.

Karenan dampaknya yang sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan kebutaan secara permanen, maka kondisi ini perlu untuk segera di tangani. Pada tahap awal, beberapa cara data di lakukan sebagai upaya untuk mencegah dan mengurangi pertumbuhan penyakit ablasi retina. Namun dalam kondisi yang terburuk, ablasi retina di ketahui hanya dapat di tangani dengan menggunakan prosedur operasi atau pembedahan. Karena memang metode tersebut merupakan satu-satunya cara yang ampuh untuk mengobatai penyakit ablasi retina.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mencegah penyakit ablasi retina. melihat bagaiamana dampak yang di timbulkan akibat ablasi retina, maka langkah pecegahan memang pelru untuk di lakukan. meskipun belum di ketahui dengan pasti cara mencegahnya, namun beberapa cara di atas dapat di lakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko ablasi retina.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Sehatq
Beberapa Cara Untuk Mengobati Penyakit Ablasi Retina

Beberapa Cara Untuk Mengobati Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Mata adalah salah satu bagian dari anggota atau orga tubuh yang memiliki peran serta fungsi yang sangat penting dalam organisasi yang ada di dalam tubuh. Sebab mata sendiri memiliki fungsi sebagai alat penglihatan yang tentunya akan memudahkan bagi manusia untuk melihat objek sekitar dan melakukan aktivitas. Namun beberapa kondisi kesehatan atau penyakit mata dapat menganggu hingga menyebabkan mata kehilangan fungsinya, yakni salah satunya adalah ablasi retina. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati penyakit ablasi retina.

Ablasi retina pada dasarnya merupakan sebuah kondisi di mana adanya gangguan yang terjadi pada retina yang ada di dalam mata. Kondisi ini merupakan masalah kesehatan yang akan membuat fungsi retina di dalam mata menjadi terganggu. Ketika kondisi retina yang ada di dalam mata mengalami gangguan, maka secara otomatis fungsi penglihatan akan ikut terganggu. Umumnya kondisi ini akan menyebabkan fungsi penglihatan kian menurun atau terjadi secara tiba-tiba.

Untuk penyebab terjadinya kondisi penyakit ablasi retina sendiri, beragam faktor di katakana dapat menyebabkan dan memicu munculnya kondisi ablasi retina. Seperti halnya dengan beberapa kondisi medis terkait masalah penglihatan lainya yang di anggap dapat memicu dan menyebabkan risiko ablasi retina. Seperti mata minus, rabun jauh maupun dekat, penyakit katarak hingga mata yang mengalami kondisi penyakit degenerasi macula.

Umumnya, pada tahap awal mata yang mengalami penyakit ablasi retina hanya akan menimbulkan beberapa gejala ringan yang mirip seperti gangguan penglihatan pada umumnya. Namun capat atau lambat kondisi ini dapat bertambah menjadi kian memburuk. Bahkan beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan secara permanen. Meskipun demikian, beberapa cara dapat di lakukan untuk mengobati penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagagi berikut.

Penyakit Ablasi Retina

Beberapa Cara Untuk Mengobati Penyakit Abasi Retina

Kondisi penyakit ablasi retina atau dalam istilah lain juga di kenal sebutan ablasio retina pada dasarnya merupakan salah satu penyakit mata atau masalah penglihatan yang cukup serius dan berbahaya. Sebab jenis penyakit mata yang satu ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kondisi hilangnya fungsi penglihatan. Bahkan kondisi kebutaan tersebut dapat terjadi secara permanen, sehingga tidak dapat melakukan langkah pengobatan untuk memulihkan kondisi mata.

Dalam dunia medisi sendiri, ablasi retinajuga di kenal dengan retinal detachment di mana kondisi ini dapat teradi akibat berbagai faktor yang cukup beragam. Sedangkan kondisi ablasi retina itu sendiri merupakan kondisi di mana retina yang ada di mata mengalami gangguan. Retina pada dasarnya merupakan sebuah lapisan yang menyerupai selaput tipis yang terletak dna menempel pada bagian belakang dari bola mata.

Selaput tipis tersebut terdiri dari sejumlah ribuan sel-sel yang memiliki fungsi sebagai sensor yang peka terhadap cahaya yang masuk ke mata pada proses penglihatan. Proses penglihatan sendiri, umumnya berupa cahaya dari objek yang masuk kemata dan melewati kornea yang akan membiaskannya menuju retina. Cahaya yang masuk ke dalam retina kemudiana akan di rubah menajdi informasi visual yang nantinya akan di kirm ke otak melalui saraf-saraf optik.

Saraf-saraf optik tersebut akan menerima sinyal listrik yang berupa informasi visual yang kemudiana akan di salurkan menuju ke otak. Sinyal listrik yang telah samapi ke otak kemudiana akan di interpretasikan menjadi sebuah gambar dari objek yang di lihat olah mata. Retina mata sendiri memiliki penyaokong berupa lapisan koroid yang terletak di bawah retina yang berupa jaringan pembuluh darah yang akan menyediakan oksigen dan nutrisi sebagai suplai dari kebutuhan retina. Ablasi retina adalah kondisi di mana retina terlepas dari bola mata yang menyebabkan fungsi penglihatan  terganggu dan bahkan tidak dapat di gunakan.

Cara Mengobati Penyakit Ablasi Retina

Untuk mengobati kondisi mata yang mengalami penyakit ablasi retina, kebanyakan kasus menyebutkan bahwa operasi merupakan pengobatan untuk menangani kondisi ablasi retina. Umumnya, sebelum kondisi ablasi retina tejadi dengan sepenuhnya, biasanya kondisi retina akan terlebih dulu mengalami perobekan. Karenanya, pengobatan untuk penyakit ablasi retina sendiri umunya di bagi menjadi 2 macam. Yakni ketika retina mengalami kondisi perobekan dan ketika ablasi retina sudah sepenuhnya terjadi.

  1. Pengobatan Retina Pada Kondisi Perobekan

Robekan pada retina, umunya dapat di atasi dengan menggunakan prosedur sederhana dan bahkan tanpa melakukan operasi. Tujuan di lakukannya pengobatan ini adalah untuk menegah pelepasan retina dari bola mata. Untuk itu, berikut adalah beberapa cara untuk mencegah robekan yang akan menyebabkan terjadinya kondisi ablasio retina.

    • Fotokoagulasi

Dalam melakukan metode yang satu ini, dokter bedah akan menggunakan prosedur yang akan mengarahkan sinar laser ke mata melalui pupil. Laser terebut akan membuat luka bakar di sekitar robekan retina dan membuat jaringan parut yang “mengelas” retina ke jaringan di bawahnya.

    • Cryopexy

Sebagai pilihan lain dalam menangani kondi ini, metode cryopexy atau dingin yang intens merupakan metode yang dapat di gunakan. Dokter bedah umumnya akan melakukan prosedur di mana area robekan pada retina akan di bekukan. Hal ini akan membuat luka yang di hasilkan dapat membuat dan menjaga retina agar tetap di tempat. Namun sebalum melakukan metode ini, dokter akan melakukan langkah bius terlabih dahulu.

Kedua prosedur tersebut, umumnya akan di lakukan secara rawat jalan. Meskipun demikian, pasien akan di sarankan untuk menghindari aktivitas yang kemungkinan akan menganggu selama proses ini berlangsung.

  1. Pengobatan Ablasi Retrina

Pada kondisi di mana mata telah mengalami ablasi retina secara sepenuhnya, maka cara atau metode terbaik untuk mengobatinya adalah dengan melakukan operasi. Sementara itu, metode operasi juga di bagia menjadi beberapa jenis sesuai dengan faktor yang mempengaruhi dan juga tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa jenis operasi ablasi retina.

    • Retinopeksi Pneumatic (Pneumatic Retinopexy)

Metode operasi ini umumnya dokter akan menyuntikkan gelembung udara atau gas pada bagian dalam tengah mata atau rongga vitreus. Proses ini akan mendorong retina ke tempatnya sehingga bisa sembuh dengan baik. Dokter mungkin juga akan menggunakan cryopexy selama prosedur ini berjalan guna untuk memperbaiki retina yang robek.

Di lansir dari laman American Academy of Ophthalmology, pasien perlu untuk menjaga posisi kepala tetap dalam posisi yang spesifik yang telah di sarankan oleh dokter. Sebab proses ini akan membuat gelembung tetap berada dalam lokasi yang tepat. Dan ketika mata telah sembuh, tubuh dengan sendirinya akan membuat cairan yang di butuhkan mata. Cairan tersebut akan menggantikan gas yang di suntikan dokter dalam prosedur penaganan yang teah di lakukan.

    • Vitrektomi

Dalam pelaksanaan metode ini, dokter akan mengangkat vitreus bersama dengan jaringan yang menarik retina. Beberapa hal seperti udara atau gas atau bahkan minyak silicon akan di suntikkan ke dalam ruang vitreus untuk membantu meratakan struktur retina. Gas atau caoran tersebut kemudiana akan di serap sehingga ruang vitreus akan terisi kembali dengan cairan tubuh.

Apabila minyak silicon d gunakan dalam prosedur ini, maka pasien akan melalui langkah pembedahan untuk mengangkat minyak silicon tersebut dalam waktu beberaoa bulan setelahnya.

    • Gesper Scleral (Scleral Buckle)

Gesper scleral merupakan metode yang akan di lakukan di mana dokter akan menjahit sepotong bahan siliko ke bagian putih mata atau yang di sebut dengan sklera. Jahitan tersebut berada di atas area yang terkena ablasi retina. Prosedur ini akan di lakukan dengan cara menemkan dengan lembut pada mata ke dalam untuk membantu ablasi retina agar sembuh dari dinding mata.

Apabila pasien memiliki beberapa robekan atau lubang pda retina, maka dokter akan membuat scleral yang akan mengelilingi seluruh mata hingga seperti ikat pinggang. Selain itu, ikat pinggang tersebut biasanya terpasang secara permanen. Meskipun demikian, sifat dari ikat pinggang ini sendiri tidak akan menghalangi penglihatan sang pasien.

Ablasi retina adalah kondisi di mana retina yang menempel pada bagiana belakang bola mata mengalami pelpasan. Kondisi ini akan menganggu fungsi penglihatan secara signifikan. Pada tahapa awal umumnya kondisi ini akan terjadi secara perlahan dan dapat terjadi secara tiba-tiba. Retina mata yang mengalami pelepasan tentunya akan menganggu fungsi pengihatan di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan kesulitan atau bahkan tidak akan sampai ke otak. Dan risiko yang terburuk akibat kondisi ini adalah pasien yang akan mengalami kebutaan secara permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mengobatik penyakit ablasi retina. Untuk mengatasi kondisi tersebut, metode operasi atau pembedahan merupakan cara yang pali baik untuk memulihkan kondisi mata menjadi normal. Selain itu, penting untuk segera melakukan langah pencegahan sebelum kondisi ini semakin bertambah parah.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Halodoc
Kenali Gejala Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Kenali Gejala Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu masalah kesehatan pada mata yang umum dan seringkali di alami kebanyakan orang. Beberapa jenis gangguan penglihatan umumnya tidak akan terlalu berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun beberapa kondis tertentu, jenis gangguan penglihtan lainya akan sangat berbahaya bagi penderitanya, seperti halnya dengan penyakit ablasi retina. Keadaan ini pada dasarnya dapat di kenali dengan melihat pada gejala yang muncuk pada kondisi penyakit ablasi retina.

Mata pada dasarnya merupakan salah satu bagian atau organ tubuh yang memiliki fungsi dan peran sangat penting sebagai alat penglihatan. Gangguan pada mata tentu akan membuat penderitanya mengalami kesulitan terutama dalam melakukan aktivitas. Seseoarng yang mengalami ablasi retina umumnya akan mendapati di mana kemampuan penglihatannya menjadi terganggu atau penurunan fungsi dan ketajaman penglihatan.

Kondisi tersebut dapat terjadi secara perlahan atau dengan tiba-tiba sesuai dengan kondisi perkembangan ablasi retina. Dalam kondisi awal munculnya penyakit ablasi retina, umumnya hanya akan menimbulkan gejala-gejala ringan. Namun ketika kondisi ablasi retina memasuki tahap yang lebih serius, maka kondisi ini akan cukup berbahaya. Meski tidak berdampak pada kesehatan tubuh, atau menyebabkan kematian, namun ablasi retina dapat menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan secara permanen.

Ablasi retina umumnya dapat terjadi akibat beberapa faktor yang cukup beragam. Seperti halnya ganguan penglihatan berupa mata minus atau rabun jauh, katarak atau bahkan degenerasi macula. Beberapa hal tersebut sangat berkaitan dengan munculnya ablasi retina. Sementara itu, kondisi ini pada dasarnya dapat di kenali dengan melihat beberapa gejala yang muncul. Berikut ini telah Kawan Mama rangkum beberapa informasi mengenai gejala dari kondisi penyakit ablasi retina. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Pengertian Ablasi Retina

Kenali Gejala Kondisi Penyakit Ablasi Retina

Pada dasarnya, ablasi retina merupakan salah satu dari sekian banyaknya jenis gangguan penglihatan yang sifatnya berbahaya hingga dapat menyababkan penderitanya mengalami kebutaan. Ablasi retina atau dalam istilah medis di kenal dengan istilah retinal detachment adalah kondisi di mana rertina yang ada di mata mengalami gangguan akibat beberapa faktor tertentu. Ketika retina mata mengalami gangguan atau masalah kesehatan maka tentunya kondisi ini akan berdampak pada fungsi penglhatan yang mengalami gangguan atau penurunan.

Retina mata pada dasarnya merupakan bagian dari mata sebagai lapisan yang berbentuk menyerupai selaput tipis yang menempel pada bola mata. letaknya sendiri berada di belakang mata pada bagian terdalam. Selaput tersebut pada dasarnya terdiri dari ribuan sel-sel yang berfungsi sebagai sensor yang peka terhadap cahaya yang masuk ke mata. Cahaya dari objek yag masuk ke mata tersebut pada dasarnya akan masuk keretina untuk di kirimkan kepada otak.

Dalam proses penglihatan sendiri, umumnya cahaya yang masuk ke mata akan melwati kornea ayang akan membiaskannya menuju retina. Kemudian retina memiliki tugas untuk mengubah infromasi visual menjadi sinyal listrik yang nantinya akan melawati macula dan di kirimkan oleh saraf optik menuju ke otak. Sinyal lsitrik yang telah sampai ke otak tersebut kemudian akan di interpretasikan sebagai gambar dari objek yang di lihat oleh mata.

Ablasi retina berupa kondisi di mana retina pada mata yang menyerupai selaput tipis sebagai lapisan yang menempel pada bagian belakang mata mengalami pelepasan. Ketika retina mata terlepas dari bola mata, maka hal ini akan berdampak pada penglihatan yang kian menurun dan terjadilah kebutaan. Pada dasarnya retina memiliki penyokong berupa lapisan koroid yang ada di bawahnya. Lapisan koroid tersebut pada dasarnya kaya akan pembuluh darah sebagai penyedia oksigen dan nutrisi sebagai bagan bakar retina. Lepasnya retina menyebabkan suolai oksigen menjadi terganggu hingga menyebabkan perkembangan ablasi retina.

Seputar Ablasi Retina

Ablasi retina merupakan salah satu jenis penyakit mata dalam kategori berbahaya yang menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan. Meskipun usia 50 hingga 60 tahun ke atas adalah usia yang rentan akan mengalami kondisi tersebut, namun kondisi ini juga dapat di alami oleh orang dewasa maupun anak-anak. di lansir dari laman hellosehat menyebutkan bahwa kondisi ablasi retina merupakan maslah kesehatan yang terjadi pada fungsi penglihatan. Kondisi ini bahkan mempenagaruhi 0.6 hingga 1.8 orang per 10.000 atau sekiatr 0,3 pertahhunnya

faktor bertambahnya usia atau kondisi penuaan menjadi penyebab paling umum munculnya kondisi abalsi retina. seseorang yang memasuki usia 50 hingga 60 tahun le atas cenderung lebih mudah mengalami kondisi tertentu, namun kondisi ini juga dapat terjadi akibat beberapa faktor lainya yang sangat beragam, selain itu, kondisi ini umumnya juga lebih mudah di alami oleh kaum pria di bandigkan dengan kaum wanita.

Gejala Penyakit Ablasi Retina

Pada umumnya, ketika kondisi mata megalami ablasi retina maka akan muncul berbagai gejala-gejala yang berkaitan. Mengetahui gejala tentunya merupakan hal yang penting untuk di katahui. Sebab dengan mengetahui gejala yang muncul, maka kamu dapat melakukan langkah penanganan atau pencegahan. Langkah tersebut tentunya perlu di lakukan dengan segera sebelum kondisi ablasi retina semakin parah.

Tidak seperti yang di bayangkan oleh orang pada umumnya atau jenis gangguan penglihatan lainya yang akan menimbulkan adanya rasa sakit. Kondisi ablasi retina biasanya tidak akan menimbulkan rasa sakit. Meskipun demikian, hilangnya fungsi penglihatan dapatterjadi secara tiba-tiba. Apabila kamu merasakan adanya bintik pada mata, floater hingga kilatan cahaya maka kemungkinana besar kamu sedang mengalami ablasi retina tahap awal.

Kondisi ini biasanya akan menyebabkan pandanganmenjadi kabur atau penglihatan yang kian memburuk. Selain itu, adanya semacam bayangan atau tirai yang turun dari bagian atas mata atau melintang dari arah samping. Selain itu, beberapa gejala lainya antara lain sebagai berikut.

  1. Penglihatan Yang Menjadi Terhalang

Biasanya kondisi ini berupa penglihatan pada objek yang terhalang  seperti adanya tirai transparan yang menutup mata akibat keruhnya vitreous oleh penumpukan darah.

  1. Adanya Kilatan Cahaya

Kondisi ini aka mengakibatkan munculnya kilatan cahaya secara mendadak ketika melihat (fotopsia), terutama dalam tempat yang gelap atau cahaya yang redup.

  1. Muncul Floater

Penderita abalsi retina umumnya juga akan merasakan kondisi di mana pada penglihatan muncul adany floater. Floater atau bintik-bintik berukuran kecil tersebut akan seperti melayang-layang ketika mata melihat.

  1. Penglihatan Kabur

Penderita ablasi retina akan mengalami kondisi di mana penglihatan yang menjadi kabur. Hal ini trerjadi akibat adanya pelepasan retina yang membuat focus mata menjadi hilang, sehingga ketajaman penglihatan juga ikut menurun.

  1. Kondisi Mata Yang Terasa Lebih Berat

Pelepasan retona pada bola mata ini akan membuat ketajaman penglihatan menjadi menurun sehingga membutuhkan focus ekstra agar dapat melihat pada objek dengan labih baik.

  1. Kehilangan Sebagian Fungsi Penglihatan

Ablasi retina ini juga dapat terjadi dengan kondisi di mana fungsi penglihatan hanya akan hilang sebagian saja.

Ablasi retina pada dasarany merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sangat serius dan berbahaya bagi fungsi penglihatan. Sebab kondisi ini dapat menyababkan penderitanya mengalami kondisi di mana fungsi penglihatan yang hilang atau bahkan kebutaan secara permanen. Meskipun demikian, kondisi ini umumnya masih dapat di atasi dengan penanganan medisi sesegera mungkin. Sebab seringkali penanganan yang lambat menyababkan kondisi ablasi retina tidak lagi dapat di perbaiki.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa gejala yang muncul pada penyakit ablasi retina. dari penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa penting untuk mengetahui gejala-gejala ang muncul akibat kondisi ablasi retina. sebab kondisi ini terbilang tidak akan menimbulkan rasa sakit dan membutuhkan penanganan yag cepat untuk dapat memulihkannya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Allaboutvision
  • Klinikmatanusantara