Kenali Tanda Atau Gejala Penyakit Graves

Kenali Tanda Atau Gejala Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah autoimun? Ya, autoimun atau system kekebalan tubuh merupakan jaringan yang ada di tubuh yang memiliki fungsi untuk mengintrol dan menjaga oragn tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Lalu bagaimana bila sitem kekebalan tubuh tersebut mengalami gangguan, sedangkan ia bertugas untuk menjaga kesehatan organ tubuh? Ketika kondisi ini terjadi maka yang menimbulkan kondisi penyakit graves. Kondisi ini akan menimbulkan beberapa gejala dari penyakit graves.

Seperti yang telah di singgu di atas, bahwa autoimun atau system kekebalan tubuh memiliki fungsi untuk mengontrol dan menjaga kesehatan serta kondisi organ tubuh agar tetap dalam kondisi yang baik. Selain itu, system kekbalan tubuh juga akan berfungsi untuk menjaga kesehatan organ tubuh dari berbagai gangguan, seperti infeksi akibat bakteri, kuman, virus dan sejennisnya. Namun ketika system kekebalan tubuh tersebut mengalami gangguan maka kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya penyakit graves.

Penyakit graves adalah salah satu jenis penyakit di mana kondisi ini lebih sering terjadi ketika pertembahan usia yang matang dan menua. Umumnya usia 20 hingga 40 tahun ke atas menjadi usia yang rawan mengalami penyait graves. Meskipun demikian, anak-anak juga tetap memiliki risiko yang membuatnya dapat mengalami penyakit graves. Selain itu, jenis kelamin juga sedikit mempengaruhi, di mana kaum wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit graves.

Seseorang yang mengalami kondisi penyakit graves umumnya akan mengalami beberapa gejala yang di timbulkan akibat kondisi ini. Gejala yang timbulkan umumnya sangat beragam mulai dari yang biasa hingga sampai kondisi yang berbahaya. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai tanda atau gejala yang muncul pada tubuh yang mengalami penyakit graves. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Kondisi Penyakit Graves

Kenali Tanda Atau Gejala Penyakit Graves

Panyakit graves pada dasarnya merupakan masalah kesehatan yang terbilang cukup serius, di mana terjadi gangguan pada sistem autoimun yang ada di dalam tubuh. system autoimun pada dasarnya merupakan jaringan yang berfungsi sebagai media yang akan menghasilkan atau memproduksi hormon teroid. Hormon teroid ini akan memiliki fungsi sebagai pengatur beberapa fungsi  dan kinerja dari organ tubuh.

Penyakit graves ini berupa kelenjar teroid yang bertugas sebagai autoimun mengalami gangguan sehingga tidak dapat memproduksi hormon teroid seperti dalam keadaan normal. Umumnya penyakit graves ini terjadi di mana adanya gangguan pada autoimun yang menyebabkan kelenjar teroid mengalami gangguan sehingga memproduksi hormon teroid yang lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini di sebut dengan istilah hiperteroid di mana kondisi ini akan menimbulkan beragam gejala seperti detak jantung yang tidaK normal, tangan dan tubuh yang ge,etar, hingga mata yang lbebih menonjol.

Teroid sendiri pada dasarnya merupakan organ tubuh berupa kelenjar yang berbentuk kupu-kupu yang letaknya ada di bagian depan leher. Pada tempat tersebut, teroid akan di produksi dan berfugngsi untuk membantu mengatur metabolisme tubuh. Selain sebagai mengatur system metabolisme tubuh, teroid juga akan berfungsi mengontrol aktivitas dari organ tubuh. Ketika system atuoimun mengaami gangguan, maka akan berpengaruh terhadapt jaringan tubuh yang lain.

Di lasnir dari laman docdoc, bahwa seseorang yang mengalami penyalit graves, apabila tidak segera di tangani, maka kondisi ini akan menyebabkan risiko di mana penderitanya dapat mengalami komplikasi yang cukup serius. Dalam kasus yang lebih buruk, penderita penyakit graves akan mengalami berbagai masalah kesehatan serta rentan mengalami serangan penyakit dalam rentan waktu yang cukup lama. Bahkan beberapa kasus menyebutkan bahwa penyakit graves dapat menyebabkan penderitanya mengalami kematian.

Gejala Penyakit Graves

Gangguan pada system autoimun tersebut tentunya perlu untuk segera di atas agar tidak menjalar dan menyebabkan masalah kesehatan lainya. Untuk itu, mengetahui gejala-gejala yang muncuk pada kondisi garves merupakan hal yang perlu untuk di lakukan. pada tahap awal, penyakit graves tidaka akn menimbulkan gejala yang signifikan. Hal ini membuat seringkali penderitanya tidak menyadari bahwa ia mengalami penyakit graves.

Umumnya kondisi penyakit graves seringkali baru di sadari ketika kondisi ini memasuki tahap lanjut atau kondisi yang cukup parah. Selain itu, kondisi penyakit graves akan menimbulkan gejala yang cukup beragam. Beberapa gejala yang di timbulkan akibat penyakit graves anatara lain sebagai berikut.

  1. Pembesaran kelenjar teroid yang menyebabkan penyakit gondok
  2. Bagian tubuh yang mengalami tremor yang umumnya di alami oleh jari atau tangan
  3. Palpitasi jantung atau jantung yang berdebar-debar
  4. Detak jantung yang tidak menentu atau aritmia
  5. Perubahan pada siklus menstruasi, seperti haid yang terlambat atau datang terlalu cepat
  6. Mengalami disfungsi ereksi
  7. Berat badan yang menurun akibat hilangnya nafsu makan
  8. Kondisi mood atau suasana hati yang tidak menentu atau mudah berubah
  9. Penrurunan gairah seksual
  10. Mengalami insomnia atau kondisi kesulitan pergi tidur
  11. System pencernaan yang terganggu hingga menyababkan diare
  12. Berdampak pada kondisi rambut yang mengalami kerontokan
  13. Mudah kelelahan
  14. Mudah mengeluarkan keringat
  15. Lebih sensitive terhadap kondisi atau suhu udara yang cenderung lebih panas
  16. Kondisi bola mata yang cenderung lebih menonjol
  17. Gangguan penglihatan seperti pandangan yang kabur atau penglihatan ganda
  18. Kondisi kulit yang memerah dan menebal, terutama pada bagian tulang kering atau puncak kaki
  19. Pergerakan usus yang lebih aktif dari kondisi normal
  20. Kondisi otot yang lemah dan lemas
  21. Sulit untuk hamil
  22. Penurunan libido
  23. Munculnya benjolan di leher

Gejala Lain

Selain beberapa gejala di atas, umumnya seorang perokok yang mengalami penyakit graves akan menimbulkan gejala yang lebih parah, termasuk masalah pada mata. sebab kondisi ini akan mengakibatkan otot dan jaringan yang ada di mata mengalami peradangan. Kondisi ini akan mengakibatkan struktur bola mata menjadi lebih menonjol dari soket mata atau di kenal dengan istilah exophthalmos. Pada dasarnya, belum di katahui secara pasti bagaimana penyait dan komplikasi ini dapat menyerang mata. selain itu, di yakni bahwa tidak ada keterkaitan anatara tingkat keparahan penyait dan seberapa parah penonjolan mata.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai tanda atau gejala penyakit graves. Umumnya pada tahap awal, tanda atau gejala dari penyakit graves cenderung masih ringan sehingga tidak jarang penderitanya tidak menyadari kondisi ini. Namun dalam tahap yang lebih lanjut, gejala dari penyakit ini baru saja akan mulai terasa. Sebelum hal tersebut terjadi, baiknya periksakan dengan rutin kondisi mata untuk mencegah perkembangan penyait graves.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Alodokter
Kenali Penyebab Terjadinya Penyakit Graves

Kenali Penyebab Terjadinya Penyakit Graves

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu merasakan kondisi di mana mata kamu cenderung lebih menonjol seperti mau keluar dari kelopak mata? Jika iya, maka kamu sebaiknya perlu berhati-hati dan mewaspadai kondisi tersebut. pasalnya, kondisi tersebut adalah salah satu gejala adanya masalah kesehatan yang juga menjadi gangguan penglihatan berupa penyakit graves. Umumnya, masalah kesehatan yang satu ini dapat terjadi akibat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyakit graves.

Kondisi ini umumnya lebih sering terjadi dan di alami oleh orang dewasa dan orang dengan usia lanjut. Meskipun demikian, kondisi ini juga dapat di alami oleh usia anak-anak. Bahkan kondisi ini apabila tidak segera di tangani akan menyebabkan masalah yang serius. Selain itu, kondisi ini juga akan mengahambat pertumbuhan dan perkembangan anak secara siginifikan apabila tidak segera di tangani. Kondisi ini juga akan berkembang dengan lebih cepat ketika produksi hirmon teroid semakin meningkat.

Umumnya, kondisi ini terjadi akibat system kekebalan tubuh yang akan berfungsi untuk menghasilkan atau memproduksi antibody. Hal tersebut akan merangsang kelenjar teroid untuk meningkatkan ukuran kelenjar dan menghasilkan hormon tiroid untuk meningkatkan ukuran kelenjar dan akan menghasilkan hormon teroid dalam jumlah yang lebih banyak. Kondisi inilah yang akan mengakibatkan terjadinya penyakit graves.

Ketika seseorang mengalami penyakit graves, umumnya dalam tahap awal, kondisi ini cenderung tidak menimbulkan gejala yang menganggu. Namun lambat laun kondisi ini akan semakin berkembang menjadi semakin parah dan menimbulkan gejala menganggu. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit graves. Karena memang terjadinya kondisi ini tidak terlepas dari beberapa faktor yang berkaitan. Berikut adalah penjelasannya.

Penyakit Graves

Kenali Penyebab Terjadinya Penyakit Graves

Pada dasarnya, penyakit graves adalah penyakit yang terjadi dan menyerang autoimun di dalam tubuh. Pada kondisi ini, autoimun akan membuat tubuh menghasilkan hormon teroid secara berlebihan dalam jumlah yang lebih banyak dari kondisi normal. Kondisi ini juga sering di sebut dengan istilah hiperteroidisme di mana penyakit ini akan menimbulkan berbagai gejala yang beragam. Seperti detak jantung yang tidak menentu, tangan atau tubuh yang gemetar, hingga kondisi mata yang lebih menonjol.

Kelenjar teroid sendiri pada dasarnya merupakan jaringan yang memiliki tugas untuk memproduksi hormon yang akan mengatur beberapa fungsi tubuh. Seperti halnya dengan system saraf, fungsi dan perkembangan otak, serta mengatur suhu tubuh. Teroid sendiri merupakan kelnjar yang berbentuk kupu-kupu yang terletak di depan leher di mana hormon teroid di produksi yang akan membantu mengatur metabolisme tubuh. Selain itu, teroid ini juga akan bertugas sebagai pengontrol aktivitas tubuh.

Terjadinya peningkatan produktivitas hormon teroid ini akan membuat kelenjar teroid tidak dapat menampung hormon teroid dalam jumlah yang banyak. Ketika produktivitas hormon teroid meningkat, maka tubuh akan mengalami kondisi hiperteroidisme. Pada kondisi ini akan mengakibatkan beberapa fungsi tubuh mangalami gangguan. Seperti kondisi di mana gangguan yag cukup serius pada jantung, gangguan pada otot, terganggunya siklus menstruasi, masalah pada kulit dan juga gangguan pada mata.

Penyakit graves ini umumnya cendrung lebih sering terjadi pada kaum wanita di bandingkan dengan kaum laki-laki. Selain itu, penyakit ini juga lebih sering terjadi dan di alami oleh orang dengan usia 40 tahun ke atas. Mengutip dari laman docdoc, bila tidak segera di tangani, penyakit graves akan berisiko menyebabkan komplikasi yang cukup serius. Bahkan dalam kasus yang terburuk, kondisi ini dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan seseorang dalam rentang waktu yang lama, hingga menyebabkan terjadinya kematian.

Penyebab Terjadinya Penyakit Graves

Pada dasarnya, penyakit graves atau juga di kenal dengan istilah graves disease dapat terjadi akibat adanya gangguan pada fungsi antiimun atau system kekebalan tubuh yang mengalami masalah. Dalam kondisi normal, biasanya system kekebalan tubuh akan dapat berfungsi untuk melindungi tubuh dari organisme asing yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, yakni seperti bakteri, kuman dan juga virus.

Namun ketika seseorang mengalami penyakit graves, maka kondisi ini akan menyebabkan system kekebalan tubuh justru akan menghasilkan antibody thyroid-stimulating immunoglobulins atau TSI. Anti bodi tersebut malah berpotensi akan menyerang kelenjar teroid. Kondisi ini akan memicu kelenjar teroid menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah yang lebih banyak dari yang di butuhkan dan bisa di tamping oleh kelenjar teroid.

Meskipun begitu, pada dasarnya belum di ketahui dengan pasti penyebab utama terjadinya penyakit graves. Namun kondisi ini di kaitkan dengan beberapa faktor yang berpotensi menjadi penyabab terjadinya penyakit pada kelenjar teroid ini. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab seseorang mengalami penyakit graves.

  1. Jenis Kelamin Wanita

Kaum wanita memang di ketahui memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit graves di bandingkan dengan kaum laki-laki. Untuk itu, penyakit graves lebih sering di alami oleh kaum wanita.

  1. Berusia 20 Hingga 40 Tahun Ke Atas

Usia juga sangat mempenagruhi kondisi kesehatan tubuh. dalam hal ini, meskipun penyakit graves dapat di alami oleh siapa saja. Namaun kondisi ini juga lbih sering terjadi, terutama pada usia 20 tahun sampai 40 tahun ke atas.

  1. Memiliki Keluarga Dengan Riwayat Penyakit Graves

Kondisi penyakit graves juga merupakan salah satu penyakit yang identic dengan faktor genetik atau keturunan. Apabila kamu mendapati seseorang dari anggoata keluargamu mengalami kondisi ini, terutama orang tua, maka cukup tinggi kemungkinannya bahwa kamu juga dapat mengalami penyakit graves.

  1. Pengidap Penyakit Autoimun, Seperti Rheumatoid Arthritis Atau Diabetes Type 1

Sebagaimana di jelaskan di atas, bahwa penyakit graves adalah salah satu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada system autoimun atau kekebalan tubuh. maka apabila seseorang mengidap penyakit jenis atuoimun seperti rheumatoid atau diabtes type 1, maka kemungkinan besar orang tersebut dapat mengalami penyakit graves

  1. Mengalami Stress Fisik Dan Pikiran

Seseorang yang sedang mengalami stress, baik pikiran maupun fisik dapat menyebabkan munculnya penyakit graves. Sebab stress ini cenderung akan berdampak pada kondisi system kekebalan tubuh

  1. Kehamilan

Kehamilan menjadi salahs atu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit graves. Hal ini juga berlaku bagi seseorang yang baru saja melahirkan terutama dalam rentang waktu 1 tahun

  1. Memiliki Kebiasaan Merokok

Merokok akan mempengaruhi system imunitas tubuh yang akan menjadi kian menurun. Dan hal ini aka menjadi pemicu munculnya penyakit graves.

  1. Pernah Mengalami Infeksi Mononucleosis

Seseorang yang mengalami kondisi infeksi mononucleosis juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit graves. Sebab kondisi infeksi mononucleosis erat kaitannya dengan kondisi penyakit graves.

Penyakit graves pada dasarnya merupakan sebuah kondisi di mana kelenjar teroid yang berfungsi memproduksi hormon teroid mengalami gangguan. Akibatnya kelenjar teroid akan memprosukdi hormon teroid dalam jumlah ynang lebih banyak dari kondisi normal. Akibatnya kondisi ini akan menyebabkan system autoimun atau kekebalan tubuh menjadi terganggu sehingga terjadilah kondisi penyakit graves. Meskipun belum di ketahui penyebab utama yang mengakibatkan terjadinya penyakit graves, namun beberapa hal di atas sangat berjaitan dan di anggap menjadi faktor penyebab penyakit graves.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyakit graves. Dalam tahap awal atau kondisi yang ringan, penyakit graves mungkin tidak akan menimbulkan gejala atau perubahan yang siginifikan. Namun dalam kondisi yang lebih serius, penyakit graves sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan seseorang mengalami kematian.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Alodokter
Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Neuritis Optik

Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Neuritis optik adalah salah satu jenis gangguan penglihatan yang sering kali terjadi dan di alami kebanyakan orang. Kondisi ini umumnya akan membuat fungsi penglihatan menjadi menurun , seperti pandangan pada objek menjadi kabur, atau bahkan pandangan menjadi buram. Bahkan seringkali kondisi ini terjadi di sertai dengan rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba. Lebih dari itu, risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik juga dapat di alami oleh penderitanya.

Kondisi mata yang mengalami Neuritis optik umumnya adalah salah satu gangguan penglihatan yang pada dasarnya belum di ketahui dengan pasti penyebab utamanya. Namun beberapa hal di kaitkan dan berhubungan dengan kondisi mata yang mengalami neuritis optik. Karena seringkali muncul pada usia 30 ke atas, maka faktor penuaan di anggap menjadi salah satu penyebab utama terjadinya neuritis optik. Namun hal ini tidaklah sepenuhnya benar.

Sebab, beberapa faktor lain juga di kaitkan dan berhubungan dengan terjadinya kondisi neuritis optik. Seperti infrksi bakteri atau kuman, serta beberapa riwayat kesehatan atau kondisi penyakit tertentu juga dapat menyebabkan seseorang mengalami neuritis optik. Selain itu, penggunaan beberapa jenis obat tertentu juga berpotensi menyebabkan seseorang mengalami kondisi neuritis optik. Beberapa hal tersebut umumnya akibat dari gaya hidup yang tidak sehat.

Sementara itu, mata yeng mangalami kondisi neuritis optik, di duga dapat mengalami beberapa kondisi risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik. Meskipun umumnya penyakit neuritis optik hanya berlangsung beberapa waktu saja namun ternayata memiliki risiko komplikasi yang berbahaya. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengeneai risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Kondisi Neuritis Optik

Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Neuritis Optik

Pada dasarnya, neuritis optik merupakan kondisi di mana adanya gangguan pada system penglihatan, tepatnya pada saraf optik yang ada di mata. Kondisi saraf optik yang mengalami gangguan akan mengakibatkan fungsi penglihatan menjadi terganggu. Hal ini akan berimbas pada pandangan yang menjadi tidak normal seperti biasanya. Gangguan tersebut berupa adanya peradangan akibat pembengakakan pada saraf optik yang di sebabkan oleh beberapa faktor.

Saraf optik merupakan jaringan yang ada di mata yang memiliki fungsi yang sangat penting di mana ia akan berperan sebagai media untuk mengirirm atau mengantarkan informasi visual ke otak. Informasi visual tersebut adalah hasil dari cahaya objek yang masuk ke mata. Pada dasarnya, proses penglihatan terjadi di mana cahaya objek yang masuk ke mata akan melewati kornea untuk kemudian sampai ke retina.

Retina ini akan berperan untuk mengubahnya menjadi informasi visual yang nantinya akan di kirimkan ke otak. Dan di sinilah peran saraf optik sebagai media yang bekerja untuk mengantarkan atau mengirim informasi tersebut ke otak. Ketika saraf oprik mengalami gangguan maka infomasi visual yang ada di retina akan kesulitan untuk sampai ke otak. Bahkan informasi visual yang ada pada retina tidak dapat sampai ke oatak.

Kondisi ini akan mengakibatkan fungsi penglihatan tidak dapat bekerja dengan baik sehingga menyebabkan pendangan menjadi menurun. Kondisi ini juga akan mengakibatkan ketajaman penglihatan yang ikut menurun. Selain itu, biasanya kondisi ini akan mengakibatkan pandagan yang menjadi kabur dan buram yang mana hal ini akan membuat mata kesulitan untuk mengenali objek yang terlihat. Selain itu, penderita neuritis optik juga akan merasakan rasa nyeri pada mata yang umumnya akan datang secara tiba-tiba.

Penderita Neuritis Oprtik

Pada dasarnya, neuritis optik merupakan salah satu gangguan penglihatan yang sampai saat ini masih belum di ketahui dengan pasti penyebab utamanya. Meski demikian, dalam beberapa penelitian, neuritis optik di kaitkan pada beberapa faktor yang berisiko menyababkan kondisi ini terjadi. Di lansir dari laman hellosehat, neuritis optik merupakan Janis penyakit mata yang lebih mudah terjadi dan di alami oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum pria.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa risiko kuam wanita untuk mengalami neuritis optik lebih tinggi hingga mencapai sekala 3 banding 1 di mana kaum penderita penyakit ini lebih jarang di alami kaum pria. Meskipun demikian, neuritis optik tetap saja perlu untuk di waspadai karena kondisi ini juga dapat di alami oleh kaum pria. Di sisi lain, selaon jenis kelami, faktor usia juga di kaitkan menjadi penyebab seseorang mengalami neuritis optik.

Sebab pada usia-usia remaja hingga orang tua merupakan usia yang rawan mengalami neuritis optik di mana lebih tepatnya pada usia 14 sampai 40 tahun ke atas. Meskipun usia-usia tersebut memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami neuritis optik, namun kondisi ini juga dapat di alami oleh usia anak-anak. Bahkan kasus yang terjadi pada anak-anak juga cukup sering terjadi hingga mencapai 60% di mana anak perempuan pada usia 9-10 tahun lebih rentan mengalami neuritis optik.

Komplikasi Akibat Neuritis Optik

Umumnya, neuritis optik akan menyebabkan kondisi atau gejala umum seperti penglihatan yang kabur, pandangan buram atau rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba. Selain membuat rasa tidak nyaman, neuritis optik juga menyebabkan penderitanya kesulitan untuk melihat atau mengenali objek yang di lihat olrh mata. Namun ternayata, neuritis optik dapat menyebabkan seseorang mengalami beberapa kondisi komplikasi.

Risiko komplikasi akibat neuritis optik umumnya terjadi karena mata yang mengalami kondisi ini tidak di rawat. Selain itu, perawatan atau penanganan yang salah juga dapat menyebabkan penderita neuritis mengalami risiko komplikasi. Berikut ini adalah beberapa kondisi risiko komplikasi akibat neuritis ooptik. Anatar lain sebagai berikut.

  1. Kerusakan Saraf Optilk

Neuritis optik merupakan kondisi di mana adanya gangguan pada saraf optik yang ada di mata. Umumnya kondisi ini berupa adanya peradangan atau pembengkakan yang di alami oleh saraf optik. Namun ternyata, kondisi neuritis optik ini dapat menyebabkan risiko komolikasi. Yakni saraf optik yang mengalami kerusakan. Bahkan di ketahui bahwa kerusakan pada saraf optik dapat terjadi secara permanen.

Meskipun demikian, biasanya kerusakan pada saraf optik tidak akan menyebabkan gejala yang berbeda pada gejala-gejala yang biasa muncul. Namun tetap saja ketika saraf optik tersebut mengalami kerusakan maka kondisi ini akan berimbas pada fungsi penglihatan yang akan kesulitan untuk melihat pada objek. Dan parahnya lagi kondisi ini juga akan terjadi secara permanen.

  1. Penurunan Ketajaman Visual

Umumnya, neuritis optik hanya akan berlangsung selema beberapa minggu atau bulan. Kondisi ini juga akan sembuh dengan sendirinya, bahkan tanpa menggunakan pengobatan medis sekalipun. Namun hilangnya sebagian warna pada mata merupakan risiko komplikasi yang dapat di alami akibat kondisi neuritis optik. Bahkan beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi tersebut kemungkinan juga akan dapat terus berlanjut.

  1. Risiko Masalah Kesehatan

Selain berimbas pada fungsi penglihatan di mana pandangan menjadi kabur dan buram serta ketajaman penglihatan yang menurun, neuritis optik juga dapat menyebabkan beberapa kondisi medis. Penderita neuritis optik lebih rentan mengalami beberapa jenis penyakit, seperti penyakit deep vein thrombosis (DVT), emboli paru, atau bahkan mengalami ineksi pada saluran kemih.

  1. Risiko Komplikasi Akibat Efek Samping Pengobatan Atau Perawatan

Dalam penanganan penyakit neuritis optik, pasien dapat mengalami beberapa risiko efek samping akibat tidakan medis yang di lakukan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan pasien berisiko mengalami komplikasi berupa kortikosteroid. Kondisi ini akan menyebabkan system kekebalan rubuh mangalami penurunan. Akibatnya, kondisi ini akan menyebabkan penderita neuritis optik lebih mudah dan mengalami infeksi.

Selain itu, penggunaan obat steroid yang biasa di gunakan untuk mengobati kondisi neuritis optik juga dapat menyababkan system autoimun atau kekebala tubuh menjadi menurun. Akibatnya berbagai infeksi sangat mudah menyerang organ tubuh, termasuk mata. Kondisi ini juga akan menyebabkan penderitanya mengalami kenaikan berat badan atau mengalami perubahan mood.

Neuritis optik merupakan salah satu gangguan penglihatan yang dapat di alalmi oleh semua orang tanpa terkecuali. Meski dmeikian, kondisi ini lebih rentan terjadi dan di alami oleh kaum wanita. Umumnya kondisi ini hanya akan berlangsung beberapa minggu atau bulan saja, dan akan sembuh dengan sendirinya,bahkan tanpa menggunakan pengobatan medis sekalipun. Namun ternyata, neuritis optik dapat menyebabkan penderitanya mengalami beberap risiko komplikasi akibat kondisi ini. Pada kondisi yang lebih buruk, penderita neuritis optik dapat mengalami keadaan di mana kerusakan pada saraf optik terjadi secara permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai risiko komplikasi akibat penyakit neuritis optik. Meskipun bukan terilang sebagai penyakit yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, neuritis optik dapat menyebabkan penderitanya mengalami berbagai risiko komplikasi yang akan mempengaruhi fungsi penglihatan. Oleh sebab itu, neuritis optik adalah salah satu jenis penyakit yang perlu untuk di waspadai.

Semoga tulisan ini dapat membantudan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Halodoc
Obat Alami Mengatasi Kondisi Penyakit Neuritis Optik

Obat Alami Mengatasi Kondisi Penyakit Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Apakah kamun pernah mendengar atau bahkan sedang mengalalmi kondisi neuritis optik? Neuritis optik adalah masalah kesehatan di mana adanya gangguan penglihatan yang terjadi pada system penglihatan. Umumnya kondisi ini akan mengakibatkan gejala di mana pandangan menjadi buram dan di sertai dengan rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba. Jika kamu mendapati kondisi ini sebaiknya perlu di waspadai. Beberapa obat alami di katakan dapat mengatasi kondisi mata yang mengalami penyakit neuritis optik.

Kenapa kondisi neuritis optik perlu untuk di waspadai? Sebab kondisi ini adalah keadaan di mana system penglihatan mengalami gangguan yang akan membuat penglihatan menjadi terganggu dan tidak dapat bekerja dengan maksimal. Neuritis optik umumnya adalah salah satu gengguan penglihatan yang dapat dan seringkali di alami oleh kebanyakan orang. Namun kondisi ini lebih sering di alami oleh seseorang dengan usia 30 tahun ke atas.

Pada dasarnya, belum di ketahui dengan pasti penyebab utama terjadinya kondisi neuritis optik. Beberapa pendapat mengatakan bahwa kondisi ini terjadi akibat faktor penuaan. Namun beberapa faktor lain juga mengatakan bahwa munculnya neuritis optik dapat di sebabkan oleh infeksi bakteri dan kuman, atau bahkan kondisi penyakit tertentu. Di sisi lain penggunaan jenis obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan seseorang mengalami neuritis optik.

Kondisi ini pada dasarnya belum di katahui dengan pasti obat yang tepat dan ampuh untuk mengatasi kondisi ini. Namun beberapa metode seperti penggunaan obat-obatan dan penanganan medis di katakan dapat memperbaiki kondisi ini. Selain itu, ternayata ada beberapa obat alami yang dapat di gunakan untuk mengatasi neuritis optik. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai obat alami untuk mengatasi kondisi penyakit neuritis optik. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Apa Itu Neuritis Optik?

Obat Alami Untuk Mengatasi Kondisi Penyakit Neuritis

Pada dasarnya, neuritis optik merupakan salah satu kondisi gangguan penglihatan di mana adanya gangguan yang di alami oleh saraf optik yang ada di mata. Neuritis optik merupakan kondisi di mana saraf optik mengalami peradangan atau pembangkakan yang membuatnya tidak dapat berfungsi dengan baik. Saraf optik sendiri pada dasarnya merupakan jaringan saraf yang bertugas untuk mengirimkan informasi visual dari retina hingga sampai menuju otak.

Ketika saraf optik mengalami gangguan atau peradangan akibat pembangkakan, maka secara otomatis, infomasi visual akan kesulitan atau bahkan tidak akan terkirim ke otak. Kondisi inilah yang di sebut dengan neuritis optik yang akan mengakibatkan munculnya gejala terganggunya fungsi penglihatan, seperti pandangan kabur, buram, ketajaman penglihatan yang menurun, serta timbulnya rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba.

Dalam kondisi normal, umumnya proses penglihatan terjadi di mana cahaya objek yang masuk akan di tangkap oleh kornea yang kemudian akan di lewati menuju retina. Retina inilah yang akan merubahnya menjadi informasi visual yang kemudian akan di kirimkan menuju otak. Saraf optik akan bekerja membawa informasi visual dari retina untuk di kirimkan ke otak. Sementara itu, peradangan dan pembangkakan akan membuat saraf optik tidak dapat mengirimkan informasi visual ke otak.

Pasien Neuritis Optik

Neuritits optik umumnya merupakan salah satu gangguan penglihatan yang dapat di alami oleh semua orang. Meskipun demikian, beberapa faktor dapat di kaitkan dengan neuriti optik. Seperti di lansir dari laman hellosehat yang mengatakan bahwa neuriti optik adalah jenis gangguan penglihatan yang umumnya lebih mudah di alami oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum laki-laki. Bahkan perbandingan pasien penderita neuritis adalah 3 banding satu di mana jumlah wanita lebih banyak.

Meskipun wanita lebih berisiko mengalami neuriti optik, namun tetap saja kondisi neuritis optik dapat terjadi dan di alami oleh kaum laki-laki. Karenanya baik kaum wanita maupun laki-laki perlu untuk mewaspadai akan kondisi neuritis optik. Selain itu, faktor usia ternayat juga tidak lepas dari terjadinya kondisi neuritis optik. Remaja, dewasa hingga orang tua atau kalangan usia 14 sampai 40 tahun ke atas merupakan usia yang rawan mengalami neuritis optik.

Meskipun pada kalangan usia tersebut, yakni remaja hingga orang tua memiliki kemungkinan risiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi neuriti optik, namun meski jarang terjadi, kondisi ini juga dapat du alami oleh anak-anak. Bahkan kejadian pada anak-anak terjadi hingga mencapai angka 60% di mana anak perempuan dengan rata-rata usia mencapai 9 hingga 10 tahun lebih rawan mengalami neuritis optik.

Obat Alami Untuk Mengatasi Penyakit Neuritis Optik

Pada umumnya, neuritis optik merupakan penyakit yang dapat di alami oleh siapa saja dan dalam keadaan normal, kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Bahkan tanpa menggunakan pengobatan medis sekalipun neuritis optik dapat sembuh dan kembali pulih. Namun perlu untuk di katahui bahwa dalam keadaan tertentu neuritis optik juga perlu penanganan untuk membantu menyebuhkan dari kondisi tersebut.

Selain dengan menggunakan pengobatan medis, ternayata ada juga beberapa cara atau obat alami untuk mengatasi penyakit neuritis optik. Tentunya hal ini juga mudah dan sderhana dan dapat di lakukan di rumah. Berikut adalah beberapac cara atau obat alami untuk mengatasi penyakit neuritis optik.

  1. Mengkonsumsi Susu Kedelai

Susu kedelai atau juga biasa di kenal dengan sari kedelai adalah salah satu bahan konsumsi yang dapat membantu mengatasi kondisi penyakit neuritis optik. Sebab di dalam sari kedelai ini kaya akan kandungan vitamin B1, protein asam glutamate dan lesitin yang tinggi. Kandungan-kandungan tersebut di katahui dapat dengan efektif menyembuhkan neuritis optik. Selain itu, kamu juga bisa mencapmurkannya dengan madu alami untuk mempercepat proses penyembuhan.

  1. Apel

Apel adalah salah satu jenis buah-buahan yang kaya akan manfaat terutama untuk kesehatan mata. ternyata, apel juga dapat menjadi salah satu media untuj mengobati neuriti optik. Banyaknya kandungan vitamin di dalam buah apel, seperti A dan C yang juga berperan sebagai antioksidan akan membantu meredakan peradangan pada saraf optik yang ada di mata. cukup dengan memakannya 2 hingga 3 buah perhari maka kamu akan manfaatnya.

  1. Vitamin B

Makanan yang kaya akan kandungan vitamin B juga menjadi salah satu pilihan baik untuk membantu mangatasi kondisi neuritis optik. Sebab vitamin B akan membantu proses penyembuhan neuritis optik, serta meringankan rasa sakit yang muncuk akibat kondisi ini. Vitamin B dapat kamu temukan pada berbagai jenis ikan laut atau karang serta daging ayam tanpa lemak.

  1. Yogurt

Yogurt adalah salah satu jenis makanan olahan yang kaya akan kandungan vitamin B1 dan B12. Jenis vitamin-vitamin tersebut pada dasarnya merupakan vitamin yang baik untuk kesehatan serta fungsi mata. peradanga pada saraf optik juga akan terbantu proses pemulihannya dengan mengkonsumsi yogurt. Selain itu, bakteri yang ada di yogurt akan berperan sebagai katalis di dalam usus.

  1. Nanas

Kandungan asam esensial di dalam buah nanas merupakan senyawa yang sangat baik dan bermanfaat untuk membantu mengatasi neuritis optik. Selain itu, di dalam nanas juga mengandung vitamin A dan C yang akan bekerja sebagai antioksidan. Kamu dapat mengkonsumsi buah nanas satu gelas perhari dan kemudian akan merasakan manfaat baiknya.

Neuritis optik pada dasarnya merupakan kondisi saraf optik yang ada di mata yang sedang mangalami adanya gangguan. Umumnya hal ini berupa adanya peradangan atau pembangkakan sehingga saraf optik tidak dapat mengirimkan bekerja untuk mengirimkan informasi visual dengan bai ke otak. Akibatnya penglihatan akan menjadi buram, kabur hingga rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba. Selain itu, umumnya neuritis optik akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. namun beberapa kondisi tertentu mengakibatkan neuritia optik berlangsung dalam waktu yang lama. Dan meskipun sangat jarang terjadi penyakit ini juga dapat menyebabkan kebuataan.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai obat alami untuk mangatasi penyakit neuritis optik. Umumnya selain akan sembuh dengan sendirinya, beberapa pengobatan medis juga seringkali di lakukan untuk mengatasi kondisi neuritis optik. Namun beberapa hal di atas merupakan cara atau obat alami yan juga dapat di gunakan untuk membantu mengatasi kondisi neuritis optik.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Fimela
  • Halodoc
Cara Mengobati Penyakit Neuritis Optik

Cara Mengobati Penyakit Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Mata adalah salah satu oragn tubuh yang memiliki peran serta fungsi yang sangat penting sebagai indra penglihataan. Namun beberapajenis pengliahatan seringkali menganggu dan menyerang mata sehingga kinerjanye terganggu dan mengalami penurunan. Salah satu gangguan di mana terjadi kerusakan pada saraf optik yang ada di mata adalah kondisi neuritis optik. Dalam hal ini, ada beberapa cara untuk mengobati jenis penyakit neuritis optik.

Umumnya, kondisi mata yang mengalami neuritis optik lebih sering terjadi dan di alami oleh orang dengan usia lanjut. Sebab bertambahnya usia menjadi salah satu faktor yang di duga penyebab munculnya neuritis optik. Meski demkian berbagai faktor lain juga daoat menyebabkan seseorang mengalami neuritis optik. Selain itu, pada dasarnya kondisi ini juga dapat di alami oleh orang dewasa. Meski jarang terjadi neuritis optik juga dapat di alami oleh anak-anak.

Neuritis optik biasanya hanya akan berlangung sementara atau hanya beberapa hari saja. Kondisi ini juga cenderung akan sembuh denan sendirinya, dan bahkan tanpa menggunakan obat atau pengobatan medis sekalipun. Meski demikian, banyak juga kasus yang menyebutkan bahwa kondisi neuritis optik tidak kunjung membaik bahkan setelah beberapa minggu. Dalam kasus yang lebih parah, bahkan kondisi ini di duga dapat menyebabkan terjadinya kebutaan pada penderitanya.

Berbagai gejala akan muncul akibat kondisi neuritis optik, seperti padangan yang tidak nyaman, objek yang kabur atau padangan buram. Kondisi ini juga akan memuat penderitanya kesulitan melihat dengan baik karena ketajaman penglihatan yang menurun. Karenanya, kondisi neuritis optik bukanlah sesuatu yang baik untuk di sepelkan. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai cara untuk mengobati penyakit mata neuritis optik. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penyakit neuritis optik

Cara Mengobati Penyakit Neuritis Optik

Neuritis optik pada dasarnya merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit yang menyerang jaringan yang ada di mata, yakni saraf optik. Ketika saraf optik mengalami gangguan maka kondisi ini akan mempengaruhi fungsi penglihatan. Sebabs araf opti merupakan jaringan yeng berfungsi sebagai pengantar informasi visual dari retina menuju otak. Gangguan pada saraf optik membuat informasi tersebut menjadi keuslitan untuk sampai atau bahkan tidak akan sampai ke otak.

Pada dasarnya, pterjadinya proses penglihatan adalah di mana cahaya atau bayangan dari objek yang masuk ke mata melaulio kornea mata. kemudian cahaya tersebut akan menembus kornea hingg sampai pada retina mata. bagian tengah retina yang di sebut dengan macula ini akan membantu menghantarkan cahaya objek melalui saraf optik menuju ke otak. Ketika salah satunya menalami gangguan maka itu akan berdampak pada penglihatan. Neuritis optik adalah gangguan yang terjadi pada saraf optik.

Saraf optik yang mengalami gangguan umumnya akan terjadi karena adanya peradangan yang di sebabkan oleh pembengkakan akibat faktor-faktor tertentu. Hal ini akan mengahambat proses pengiriman informasi visual menuju ke otak. Alhasil fungsi penglihatan terutama pada ketajaman akan semakin menurun. Bahkan meskipun jarang terjadi, di duga kondisi ini menjadi salah satru faktor yang dapat menyebabkan teradinya kebutaan.

Seputar Neuritis Optik

Di lansir dari laman hellosehat menyebutkan bahwa kondisi mata yang mengalami neuritis optik umumnya lebih mudah di alami oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum laki-laki. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kaum wanita memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi neuritis optik di mana 3 untuk wanita berbanding 1 untuk lelaki yang mengalami kondisi ini. Meskipun demikian, kondisi ini juga perlu di waspadai bagi kaum laki-laki.

Selain itu, neuritis optik juga juga lebih banyak di alami oleh pasien dengan rentang usia remaja hingga orang tua, yakni 14 tahun sampai 40 tahun ke atas. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa anak-anak pun dapat mengalami kondisi neuritis optik. Bahkan kondisi ini kejadina pada anak-anak terjadi hingga mencapai 60% di mana nak permepuan dengan rata-rata usia 9 hingga sepuluh tahun. Sementara itu, penderita neuritis optik ini di sisi lain memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kondisi penyakit komplikasi.

Dari data tersebut dapat di ketahui bahwa faktor jenis kelamin dan usia menjadi salah satu faktor yang tidak lepas pada kondisi neuritis optik. Sementara itu, dalam penanganannya, sendiri di katakana bahwa dapat di lakukan dengan cara mengurangi faktor-faktor penyebabnya. Sekalipun kondisi ini pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya, namun data lain menyebutkan bahwa neuriti optik dapat kembali terjadi di kemudian hari. Bahkan 1 dar 3 pasien kembali mengalami neuritis optik setelah sempat mengalami kondisi ini.

Cara Mengobati Penyakit Mata Neuritis Optik

Umumnya, dalam kondisi normal, neuritis optik dapat sembuh dengan sendirinya. Namun beberapa kasus menyebutkan bahwa dalam kondisi tertentu, neuritis otik akan berlangsung hingga berminggu-minggu dan menyebabkan komplikasi. Kondisi ini tentunya membutuhkan penanganan agar dapat segera pulih. Sementara itu, cara pengobatannya pun tergantung dengan tingkat keparahan kondisi tersebut.

Berikut adalah cara untuk membantu mengobati penyait neuritis optik.

  1. Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan adalah salah satu metode pengobatan yang umumnya akan di lakukan pada tahap awal. Sebab dalam kondisi tersebut, jenis obat yang di konsumsi akan berpengaruh untuk mengurangi efeksamping dari gejala neuritis optik. Obat yang di konsumsi juga akan meredakan gejala-gejal dan membantu memerbaiki saraf optik yang mengalami kerusakan. Beberapa obat tersebut antara lain, yakni,

    • Jenis kortikosteroid seperti methylprednisolone
    • Imunoglobin intravena (IVIG)
    • Interferon
    • Suntikan vitamin B12
  1. Suntikan Obat Teroid Dengan Dosi Yang Tinggi

Pemberian suntikan obat jenis steroid ini alam membantu memperlambat perkembangan multiple sclerosis yang menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan neuritis optik. Meskipun begitu, obat jenis ini memiliki efek samping pada beberapa orang dalam kondisi tertentu. Seperti seseorang yang mengalami kenaikan berat badan (obesitas), gangguan lambung, insomnia, hingga perubahan suasana hati. Karenanya dalam penggunaanya perlu ada kehati-hatian.

  1. Terapi Penggantian Plasma

Metode pengobatan yang satu ini akan di gunakan ketika konsumsi jenis obat-obatan tidak menimbulkan efek yang baik secara signifikan. Ketika obat-obatan yang sudah di konsumsi tidak membuahkan hasil, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan metode terapi penggantian plasma. Terapi penggantian plasma akan di lakukan untuk membantu memperbaiki kerusakan pada saraf optik, serta memaksimalkan penglihatan.

Neuritis optik pada dasarnye merupakan masalah kesehatan berupa gangguan penglihatan yang terjadi pada saraf otik yang ada di mata. Gangguan pada saraf optik ini akan membuat infornmasi visual dari beyengan objek yang ada di retina akan keuslitan atau bahkan tidak sampai ke otak. Akibatnya, fungsi penglihatan akan terganggu sehingga menurun dan memnyebabkan berbagai gejala yang menjadi keluhan penderitanya. Pada dasarnya, pengobatan yang tepat pada neuritis belum di katahui dengan pasti karena penyebabnya yang juga belum di ketahui dengan pasti. Namun beberapa penelitian menyeubtkan bahwa beberacap cara di atas dapat membentu memulihkan dari kondisi tersebut.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai cara mengobati penyakit mata neuritis optik. Meskipun umumnya kondisi neuritis optik hanya akan berlangsung sebentar dan akan sembuh dengan sendirinya, namun kondisi ini perlu untuk tetap di waspadai. Sebab beberapa komplikasi bisa saja terjadi akibat neuritis optik.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Alodokter
Cara Mencegah Kondisi Neuritis Optik

Cara Mencegah Kondisi Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Neuritis optik adalah salah satu jenis gangguang penglihatan yang juga seringkali di alami oleh kebanyakan orang. Kondisi ini umumnya lebih sering di alami oleh dorang dengan usia 40 tahu ke atas. Namun beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini juga dapatd di alami oleh orang dengan usia 30 atau bahkan 20 tahun ke bawah. Sementara itu, beberapa cara di ketahui dapat mencegah perkembangan kondisi neuritis optik.

Kondisi ini merupakan salah satu gangguan penglihatan yang umumnya seringkali menjadi keluhan terutama pada golongan lansia. Sebab, pada usia tersebut dengan system metabolisme dan produktivitas organ tubuh yang sudah tidak lagi baik tentu sangat mudah mengalami berbagai masalah kesehatan. Neuritis optik merupakan salah satu masalah kesehatan pada fungsi penglihatan yang seringkali muncul pada usia-usis tersebut.

Umumnya kondisi ini lebih sering muncul dan di alami hanya pada satu mata saja. Namun meskipun dalam sekala yang cenderung lebih sedikit, neuritis optik juga dapat di alami oleh kedua mata. Selain itu, biasanya kondisi mata yang mengalami neuritis optik juga akan berlangsung tidak lama dan hanya beberapa hari saja. Namun beberapa penelitian menyebutkan bahwa neuritis optik dapat di alami dan menyebabkan ganggua penglihatan secara permanen.

Mata yang mengalami kondisi neuritis optik umumnya akan mengalami berbagai gejala yang membuat rasa tidak nyaman hingga menganggu fungsi penglihatan. Seperti adanya rasa nyeri dan pegal pada mata, serta ketajaman penglihatan yang kian menurun. Meskipun jarang terjadi, dalam kasus yang terburuk, neuritis optik dapat menyebabkan kebutaan. Untuk itu, berikut ini Kawan Mama telah merang beberapa informasi mengenai cara untuk mengatasi kondisi neuritis optik. Yakni sebagai berikut.

Neuritis Optik

Cara Mencegah Kondisi Neuritis Optik

Neuritis optik pada dasarnya merupakan salah satu masalah kesehatan berupa gangguan penglihatan di mana ada yang tidak normal pada saraf optik di mata. Saraf optik merupakan salah satu jaringan yang ada di mata yang memiliki fungsi penting dalam proses penglihatan. Yakni sebagai media yang akan menyalurkan informasi visual dari retina. Sedangkan retina sendiri bertugas untuk menerima cahaya objek yang masuk melalui kornea mata.

Pada dasarnya proses terjadinya penglihatan adalah cahaya objek yang masuk melalui kornea mata yang akan di salurkan menuju retina. Kemudian retina akan menganalisa atau merubahnya menjadi informasi visual yang nantinya akan di salurkan oleh macula yanga terletak pada bagian tengah retina menuju otak. Dalam hal ini, saraf optik yang akan berperan sebagai media untuk menghantarkan informasi tersebut menuju otak untuk di baca atau rangsang sehingga mata dapat melihat informasi visual tersebut.

Ketika salah satu dari oragan atau jaringan tersebut mengalami masalah atau gangguan, maka itu akan berdampak pada kinerja system penglihatan. Dalam hal ini, neuritis optik merupakan kondisi di mana jaringan saraf yang bertugas mengantarkan informasi visual ke oatak mengalami gangguan. Yakni umumnya terjadi pembengkakan yang mengakibatkan peradangan pada saraf optik. Akibatnya informasi visual akan sulit atau bahkan tidak dapat sampai ke otak.

Kondisi tersebut akan membuat system penglihatan terganggu, sehingga ketajaman penglihatan menjadi menurun. Selain itu, perdangan akibat pembangkaka tersebut akan membuat gejal-gejala lain yang tentunya mengganggu dan membuat tidak nyaman bagi penderitanya. Selain itu, meskipun kondisi ini umumnya akan berlangsung hanya beberapa hari saja, namun kasus yang terburuk menyebutkan bahwa neuritis dapat tejadi secara permanen atau bahkan menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan.

Penderita Neuritis Optik

Neuritis optik merupakan salah satu ganggun penglihatan yang pada dasarnya cukup umum dan sering terjadi. Di lansir dari laman hellosehat bahwa kondisi neuritis optik lebih banyak di temukan pada kaum wanita di bandingkan dengan kaum laki-laki. Bahkan dari data yang di temukan risiko neuritis optik berupa perbandingan 3:1 di mana kaum wanita lebih rawan mengalami kondisi ini. Selain itu, kondisi ini lebih banyak terjadi pada pasien dengan rentang usia 14 hingga 40 tahun ke atas.

Dari data tersebut bisa di ketahui bahwa kondisi neuritis lebih banyak dan rentan di alami oleh orang dewasa dan orang dengan usai lanjut. Namun tentunya hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga dapat di alami oleh usia anak-anak. Bahkan kejadian anak-anak terjadi hingga 60% pada anak perempuan pada rata-rat usia 9 – 10 tahun. Pasien yang mengalami gangguan pada satu sisi memiliki risiko lebih tinggi terhadap risiko tanda-tanda dan gejala koplikasi dini.

Pada dasarnya, kondisi neuritis optik dapat di tangani dengan cara mengurangi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini. Selain itu, penting untuk di katahui bahwa meskipun cenderung terjadi, namun kondisi ini dapat muncul kembali di kemudian hari. Bahkan sekitar 1 dari 3 orang yang mengalami neuritis optik kembali mengalami kondisi ini setelah pulih dari kondisi neuritis yang pernah di alami.

Faktor Risiko Neuritis Optik

Umumnya kondisi neuritis optik lebih sering di kaitkan dengan kondisi multiple sclerosis dan neuromyelitis optik yang di anggao menjadi penyebab terjadinya neuritis optik. Sebab kedua kondisi tersebut sangat erat kaitanya dengan kondisi saraf optik yang ada di mata. Namun beberapa faktor lain ternayat memiliki risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami neuritis optik. Sebagaimana yang telah di singgung di atas, bahwa salah penanganan yang tepat adalah dengan mengetahui faktor risiko penyebab neuritis optik.

  1. Infeksi

Infeksi memang menjadi penyebab paling umum terjadinya gangguan penglihatan termasuk neuritis optik. Namun infeksi di sini juga termasuk dalam kondisi kesehatan lainya, seperti infeksi bakteri, penyakit lyme, sifilis. Selain infeksi akibat bakteri inveksi virus juga memiliki peran kan kondisi ini, yakni seperti campak, gondongan, dan juga penyakit herpes.

  1. Riwayat Penyakit

Selain penyakit yang di sebabkan oleh bakteri dan virus di atas, beberap penyakit lain di duga menyababkan terjadinya neuritis optik. Seperti, sarcoidosis, dan lupus yang bahkan dapat menyebabkan terjadinya neuritis optik secara berulang.

  1. Penggunaan Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan juga di kaitkan dengan terjadinya neuritis optik. Seperti obat-obatan jenis antibiotic.

  1. Mutase Genetik

Mutase genetik juga di katikan dan di anggap sebagai salah satu faktor yang berisiko menyebabkan neuritis optik. Selain itu, mutase genetik juga dapat menyebabkan kondisi multiple sclerosis yang juga dapat menyebabkan kondisi neuritis optik.

Cara Mencegah Kondisi Neuritis Optik

Pada dasarnya sampai sekarng belum di ketahui bagaimana cara yang tepat dan pasti sebagai metode untuk mencegah terjadinya kondisi neuritis optik. Sebab hal ini tidak lepas dari penyebab utamanya yang juga belum di katehui dengan pasti. Namun, biasanya kondisi neuritis optik akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan tanpa menggunakan pengobatan medis. Namun tidak jarang juga kondisi ini akan bertambah menjadi semakain parah.

Untuk itu, beberapa cara di anggap dapat menjadi pilihan untuk mengurangi efek samping serta dampak neuritis optik. Selain itu, cara pencegahan juga ei makudkan untuk mencegah atau paling tidak memperlambat perkembangan neuritis optik atau bahkan mempercepat proses penyembuhan dan pemulihannya. Berikut adalah beberapa cara sebagai langkah untuk mencegah kondisi neuritis optik.

  1. Rutin Memeriksakan Mata Ke Dokter

Neuritis optik adalah penyakit atau gangguan pada penglihatan yang di kaitkan oleh infeksi akibat bakteri atau virus, serta kondisi penyakit tertentu. Oleh sebab iru, pemeriksaan mata dengan ruitn perlu untuk di lakukan agar pasien dapat mengetahui dengan pasti akannkondisi yang sedang di alami oleh mata. dengan begitu, pasien juga akan dapat segera melakukan langkah pencegahan ketika mengetahui adanya gangguan pada penglihatan, termasuk neuritis optik.

  1. Konsumsi Obat Sesuai Resep Dari Dokter

Pada seseorang yang mengalami kondisi neuritis optik, umumnya dokter akan menyarankan atau memebri resep obat untuk di konsumsi. Seperti obat-obatan golongan beta interferon yang akan berfungsi untuk menunda atau memperlambat, serta mencegah terjadinya multiple sclerosis. Sebab sebagaimana telah di jelaskan di atas bawha multiple sclerosis adalah salah satu kondisi yang dapat menyebabkan neuritis optik.

  1. Mengkonsumsi Buah Sirsak Dan Manggis

Mengkonsumsi buah sirsak dan manggis dapat mencegah neuritis optik? Buah sirsak dan manggis pada dasarnya merupakan buah-buahan yang mengandung berbagai zat-zat baik yang akan bekerja untuk memperbaiki kerusakan pada saraf. Hal ini senada dengan terjadinya neuritis optik di mana saraf optik mengalami gangguan. Maka dengan mengkonsumsi buah tersebut di harapkan kandungan di dalamnya juga dapat melindungi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada saraf optik.

  1. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat merupakan salah satu bahasan yang sedang di gaungkan oleh kebanyakan orang. Sebab dengan menerapkan gaya hidup sehat, tentu akan berefek baik terhadap kesehatan tubuh. Namun seringkali kita tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya. Karenanya, untuk mendapatkan tubuh yang sehat, maka gaya hidup sehat haruslah benar-benar di lakukan dengan sungguh-sungguh.

  1. Menghindari Melakukan Kebiasaan Buruk

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kebiasaan buruk meupakan salah penyebab utama munculnya berbagai masalah kesehatan. Beberapa kebiasaan buruk seperti kebersihan yang kurang atau ketik menyentuh mata dengan tangan yang kotor dan tidak di cuci, serta faktor melihat atau membaca yang tidak baik dan juga merokok. Hal-hal tersebut merupakan kebiasaan buruk yang akan berdampak pada mata sehingga berbagai jenis gangguan pada mata dapat terjadi.

Neuritis optik pada dasarnya adalah salah satu kondisi gangguan penglihatan atau penyakit mata di mana pada saraf optik yang ada di mata mengalami gangguan. Kondisi ini berupa adanya peradangan atau pembengkakan yang membuat fungsi dari saraf optik untuk menghantarkan informasu visual dari retina menuju otak menjadi terhambat atau bahkan tidak bisa terjadi. Kondisi ini akan menyebabkan kemampuan serta ketajaman penglihatan manjdi menurun, serta menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Meskipun beum di ketahui dengan pasti penyebabnya, namun beberapa faktor seperti riwayat penyakit atau infeksi bakteri dan virus di duga turut andil pada kondisi ini.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mencegah kondisi neuritis optik. Meskipun belum di temukan dengan pasti cara untuk mencegah terjadinya kondisi neuritis optik, namun dengan mengetahui penyebab serta melakukan cara-cara di atas memungkinkan kondisi neuritis optik untuk dapat di kurangi atau bahkan mencegah pertumbuhannya. Sebagai catatan, sebaiknya lakukan cara-cara di atas setelah berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah penanganan yang tidak tepat.

Semoga tulisan ini dapat memabntu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Klikdokter
Istri Wajib Tahu | Hak Suami Atas Istri

Istri Wajib Tahu | Hak Suami Atas Istri

Hak-Hak Suami Atas Istri Dalam Agama Islam

Hak Seorang Suami

 

Hallo Kawan Mama,

Sebagai pasangan suami dan istri, tentu mengaharapkan agar rumah tanggany dapat berjalan dengan lancar dan penuh dengan kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut pastilah tidak terlepas dari peran sebagai suami dan istri dalam menjalankan hak dak kewajiban di antara keduanya. Dengan adanya tanggung jawab yang di penuhi atas hak dan kewajiban oleh suami dan istri, tentu dapat membuat hubungan rumah tangga menjadi seimbang dan harmonis.

Di kala menjalani sebuah hubungan rumah tangga, tidak jarang bagi suami dan istri mengalami pasang surut dalam hubungan atara keduanya. Kadang yang menjadi penyebabnya adalah tidak terpenuhinya salah satu hak di antara suami dan istri. Sehingga berdampak pada hubungan rumah tangga yang renggang. Di satu sisi, selain memiliki kewajiban kepada istri, suami juga memiliki hak atas pasangannya, yaitu istrinya. Kedua hal tersebut harus berjalan dengan beriringan agar tidak terjadi hal yang dapat mengganggu hubungan rumah tangga.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda.

“Sebaik-baiknya wanita adalah yang menyenangkan ketika suami melihatnya, mentaatinya ketika suami memerintahkannya, dan tidak berbuat sesuatu yang di benci suami pada diri dan hartanya.” (H.R Ahmad)

Dari hadits tersebut, kita dapat mengetahui bahwa selain tugas suami untuk melaksanakan kewajibannya pada istri, suami juga memiliki hak terhadap sang istri. Nah pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas tentang hak-hak suami terhadap istri. berikut adalah penjelasannya.

Hak-Hak Suami terhadap istri

  1. Di Patuhi Dan Di Taati Oleh Sang Istri

Taat dan patuh terhadap perintah suami merupakan sebuah kewajiban yang harus di laksanakan oleh istri. kecuali apabila perintah tersebut melanggar syari’at dan tidak sesuai dengan hati anurani dan kemampuan sang istri. dalam hal tersebut, istri di perbolehkan untuk menolaknya dengan cara yang halus dan baik dan di perbolehkan bagi istri untuk memberi saran dan alternatif lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

“tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam perkara maksiat kepada Allah.” (H.R Muslim dan Bukhari),

“hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang makruf.” (H.R Ahmad)

Seorang suami memiliki hak untuk di patuhi dan di taati oleh sang istri. dengan adanya rasa taat dan patuh membuat suami mengerti bagaimana kebaktian istri pada suami. Syekh Sayyid Nada berpendapat bahwa, “Sesungguhnya suami merupakan orang yang berhak atas istrinya. Karena suami merupakan surga dan neraka bagi istrinya.”

Patuh dan taat pada suami merupakan sebuah kewajiban dan hak sebagai seorang suami atas sang istri. Patuh dan taat pada suami dan sikap suami kepada istri yang tidak patuh dan taat telah di perintahkan oleh Allah Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 34, yang artinya.

“dan para istri yang kalian khawatirkan (kalian ketahui dan yakini) nusyuznya, hendaklah kalian menasihati mereka, meniggalkan mereka di tempat tidur dan memukul mereka. Kemudian ijka mereka mentaati kalian, maka janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.” (Q.S An-Nisa : 34)

  1. Istri Tidak Berkenan Untuk Menerima Tamu Dan Memasukknya Kedalam Rumah

Hak suami atas istri berikutnya adalah untuk istri agar tidak menerima tamu yang bukan mahramnya dan memasukknay kedalam rumah. Ketika istri menerima tamu dan memasukkan tamu apalagi yang bukan mahramnya kedalam rumah, maka secara tidak langsung istri telah menghianti kepercayaan yang telah di berikan oleh suami kepadanya. Rasulullah SAW bersabda,

“Seorang istri tidak boleh mengizinkan seseorang masuk keruah suaminya kecuali atas izin dari suaminya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah riwayat, oleh Amr Ibnu Ahwash r.a, rasulullah SAW bersabda.

“ketahuilah, kalian memiliki hak yang harus di tunaikan oleh istri-istri kalian. Mereka pun memiliki hak yang harus kalian tunaikan. Hak kalian yang harus mereka tunaikan adalah mereka tidak boleh membiarkan orang yang kalian tidak sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Adapun hak mereka yang harus kalian tunaikan ialah berbuat baik kepada mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka.” (H.R At-Tirmidzi dan Ibnu Majjah)

  1. Istri Tidak Di Perbolehkan Melakukan Puasa Sunnah Tanpa Seizin Dari Suaminya

Dalam melaksanakan ibadah wajib istri tidak perlu untuk meminta izin dari suami untuk melakuknya, namun lain cerita dengan ibadah Sunnah. Karena ibadah wajib merupakan ibadah yang harus di kerjakan bagi umat muslim yang mampu dan tidak memiliki udzur syar’i. sedangkan dalam ibadah sunnah, di wajibkan bagi seorang istri untuk meminta dan mendapat izin dari sang suami ketika hendak melaksanakan ibadah puasa Sunnah. Rasulullah SAW bersabda.

“seorang istri tidak boleh berpuasa(Sunnah) sementara suaminya ada di tempat, kecuali dengan izin suaminya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Alasan dari pelarangan istri untuk melakukan ibadah puasa sunnah, di kerenakan istri mempunyai kewajiban untuk menghormati dan melayani suami dengan sepenuhnya. Bahkan dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa ketika istri tengah puasa sunnah dan suami mengajaknya untuk berhubungan badan, maka istri haru segera meninggalkan puasa sunnahnya lalu segera melayani suami. Sebab, bagaimanapun juga kewajiban adalah hal yang harus di nomor satukan dan di laksanakan terlebih dahulu daripada perkara yang sunnah.

  1. Istri Tidak Di Perbolehkan Keluar Rumah Kecuali Dengan Izin Suami

Agama Islam sangat memperhatikan umatnya (terutama bagi kaum wanita) dalam menjalankan perannya sebagai seorang istri. Islam melarang seorang istri yang ingin keluar ramah tanpa adanya izin dari suami. sekalipun ketika istri hendak mengunjungi rumah orang tuanya dan bahkan pergi ke masjid untuk sholat sekalipun, seorang istri tidak di perbolehkan (tanpa adanya izin dari suami). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 33, yang artinya.

“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu”. (Q.S Al-Ahzab : 33)

Dalam sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa, istri tidak boleh keluar dan pergi dari rumah suami tanpa adanya izn dari sang suami, meskipun hanya untuk menjenguk orang tua yang sakit bahkan meninggal sekalipun. Sebab ketika wanita telah melaksanakan pernikhan, maka seketika itu juga suami menjadi prioritas yang harus selalu di kedepankan dan menjadi kewajiban seorang istri untuk mengabdi pada suaminya.

  1. Di Layani Oleh Istri

Dalam sebuah rumah tangga, istri memiliki kewajiban yang menjadi hak bagi suami berupa pelayan dengan sebaik-baiknya. Tentunya dalam melayani suami, istri juga memiliki batasan-batasan untuk menjalankan kewajibannya dalam melayani suami. Hal ini juga berlaku dalam keseharian suami, ketika suami tidak dapat memenuhi tugasnya dengan sebagaimana mestinya di situlah peran istri untuk membantu sang suami.

Seorang suami memiliki hak untuk di layani oleh istri secara lahir dan batin dengan ketentuan bahwa suami juga telah menjalankan kewajiban dan telah memenuhi hak dari sang istri. Apabila suami belum menjalankan kewajibannya dan belum memenuhi hak istri maka istri dapat mengingatkan suami untuk segera melaksanakan kewajiban dan memenuhi hak istri.

  1. Di Jaga Kehormatanya Oleh Istri

Selain itu, istri juga memiliki kewajiban yang menjadi hak dari suami untuk selalu di jaga kehormatan dengan baik, serta menjaga aib keluarga agar tidak terumbar ke muka umum. Dengan aib yang tetap tersimpan dan terjaganya kehormatan maka akan membuat keluarga tersebut bahagia. Pada dasarnya suami dan istri memiliki kewajiban untuk menjaga kehormatan di antara keduanya. Dengan begitu, hubungan dalam berumah tangga akan menjadi seimbang karena peran yang telah di jalankan dengan sebaik-baiknya.

  1. Mendapat Cinta Dan Kasih Sayang Dari Sang Istri

Dalam hubungan rumah tangga, rasa cinta dan kasih sayang merupakan hal yang harus di berikan dan di tunjukkan seorang istri kepada suami. Dengan begitu dapat berimbas balik berupa suami yang akan lebih menunjukkan cinta kasihnya dengan caranya sendiri. Cinta kasih yang di tunujukkan seorang istri dapat membuat suami menjadi lebih semangat dalam mencari nafkah dan bersyukur karena memiliki suami dengan sifat tersebut.

Dalam menunjukkan cinta kasihnya, istri dapat memberikan perhatian dan pelayanan kepada suami dengan sebaik-baiknya, dan menerima dengan senang ajakan suami ketika hendak mengajaknya untuk melakukan hubungan badan. Sebagaimana sabda Rasullullah SAW,

“apabila seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur, namun ia menolak untuk datang, hingga membuat suami menjadi marah sepanjang malam, maka niscaya para malaikat Allah akan melaknatnya hingga datang waktu paggi”. (H.R Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

Dengan melangsungkan pernikahan berarti seorang suami dan istri telah berkomitmen untuk memulai kehidupan baru mereka. Dalam kehidupan baru yang mereka jalani sebagai suami dan istri, tentu mereka juga akan mendapat tanggung jawab dan kewajiban serta hak di antara keduanya yang harus di tunaikan dengan baik. Sebab ketika telah berumah tangga, suami dan istri memiliki peran baru untuk menjalankan rumah tangganya agar dapat berjalan dengan semestinya. Dari penjelasan di atas, suami memiliki ha katas istri sebagai pasangan sekaliguas kepala rumah tangga dan imam keluarga. Hak-hak tersebut merupakan kewajiban bagi istri untuk menunaikanya dengan sebaik-baiknya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama Mengenai hak-hak seorang suami atas istri. Sebuah rumah tangga dapat berjalan dengan baik dan awet serta bahagia karena terdapat keseimbangan antara suami dan istri dalam melaksanakan hak dan kewajiban di antara keduanya dengan sebaik-baiknya.

Semoga dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Asysyariah
  • Almanhaj
  • Republika
Ini Dia Cara Mendiagnosis Kondisi Mata Neuritis Optik

Ini Dia Cara Mendiagnosis Kondisi Mata Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah atau kondisi neuritis optik? Atau mungkin kamu merupakan salah satu penderita atau pernah mengalami kondisi tersebut? Ya, neuritis optik merupakan salah satu masalah kesehatan yang berupa adanya kondisi gangguan penglihatan. Seseorang di katakana mengalami kondisi ini apabila mengalami gejala-gejala yang berkaitan. Sementara itu, selain dari gejala-gejala yang muncul, ada beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik.

Umumnya, neuritis optik merupakan salah satu jenis gangguan penglihatan yang umumnya muncul ketika seseorang menginjak usia 30 hingga 40 tahun ke atas. Hampir mirip dengan jenis gangguan penglihatan lainya seperti degenerasi macula dan lainya yang juga muncul akibat faktor penuaan. Meskipun demikian, penyebab utama sehingga mata bisa mengalami kondisi neuritis optik masih belum di temukan dengan pasti.

Neuritis optik biasanya akan menimbulkan gejala di mana penderitanya akan merasa kesulitan melihat apalagi dengan normal, serta membuat mata menjadi tidak nyaman. Selain itu, umumnya kondisi ini hanya akan muncul dan di alami hanya pada satu mata saja, sedangkan mata yang lainmasih tetap normal. Mata yang mengalami kondisi neuritis optik, umumnya juga hanya akan berlangsung sementara dan akan sembuh dengan sendirinya.

Untuk mengetahui kondisi ini, pada dasarnya dapat di lakukan dengan melihat dan memperhatikan pada gejala-gejala yag muncul. Namun beberapa pemersiksaan medis di lakukan sebagai pilihan atau cara untuk mendiagnosis kondisi neuritis optik dengan lebih jelas. Pada kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik. Dengan melakukan metode tersebut, maka kamu akan benar-benar mengetahui kondisi serta langkah untuk menanganinya. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Kondisi Neuritis optik

Cara Mendiagnosis Kondisi Neuritis Optik

Mata yang mengalami kondisi neuritis optik pada dasarnya merupakan sebuah kondisi di mana adanya peradangan yang di alami oleh saraf optik atau nervus optikus. Nervus optikus merupakan jaringan saraf yang memiliki fungsi yang sangat penting agar mata dapat melihat dengan baik. Yakni sebagai jalur atau media yang memiliki tugas untuk mengirimkan informasi visual dari retina menuju ke otak. Sebab cahaya dari objek akan masuk melalui kornea menuju retina yang kemudian akan di bawa oleh saraf otpik menuju otak.

Pada kondisi yang normal, saraf optik akan dengan mudah mengirmikan informasi visual dari retina menuju otak. Hal ini akan membuat apa yang di lihat oleh mata dapat di rangsang oleh otak sehingga akan memvisualisaikan objek yang telah terlihat oleh mata. Namun ketika terjadi sebuah ganggauan atau masalah, terutama pada saraf optik, maka informasi visual tersebut secara otomatsi akan kesulitan di terima oleh otak, atau bahkan tidak bisa di sampaikan ke otak.

Kondisi ini tersebut akan mengakibatkan fungsi penglihatan menjadi terganggu sehingga penderita kondisi ini tidak dapat melihat dengan baik atau normal. Meskipun kebanyakan penderita neuritis optik hanya mengalami kondisi ini pada satu mata, namun tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini dapat terjadi pada dua mata. Selain itu, meski kondisi ini lebih umum untuk sembuh dengan sendirinya , bahkan tanpa penanganan medis, namun beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini dapat terjadi secara permanen.

Cara mendiagnosis neuritis optik

Umumnya kondisi mata yang mengalami neuritis optik dapat di ketahui dengan memperhatikan gejala-gejala yang muncul. Namun tentu tidak banyak yang benar benar memahami gejala-gejala kondisi tersebut. Karenanya pemeriksaan medis atau diagnosis adalah salah satu cara yang tepat untuk mengetahui dengan lebih jelas apabila mata mengalami kondisi neuritis optik.

Diagnosis kondisi neuritis optik biasanya dapat di tentukan dari wawancara medis yang mendetail, pemeriksaan fisik mata secara langsung dan pemeriksaan penunjang tertentu. Sebagai awal langkah pemeriksaan, umumnya dokter akan memenanyakan seputar gejala yang di alami oleh pasien. setelah itu, barulah dokter akan melakukan langkah pemeriksaan sebagai uapaya untuk mendiagnosi kondisi yang sedang di alami oleh mata.

  1. Pemeriksaan tajam penglihatan

Dalam metode ini, umumnya dokter akan meminta pasien untuk melihat pada objek berupa tulisan atau angka yang di letakkan pada jarak tertentu dan menyebutkannya. Dengan melakukan metode ini, maka dokter akan mengetahui dengan pasti kondisi yang sedang di alami oleh mata.

  1. Pemeriksaan lapang pandang

Tes lapang pandang di lakukan sebagai upaya untuk membantu dokter agar dapat mengetahui kemampuan mata pasien. dengan begitu, dokter akan mengetahui kemampuan pasien untuk melihat objek yang ada di tepi lapang pandang. Pemeriksaan ini dapat di lakukan dengan berbagai motode, seperti dengan metode manual atau dengan menggunakan alat khusus.

  1. Tes reaksi pupil terhadap cahaya

Pada pemeriksaan ini, biasanya dokter akan menyinari mata dengan senter untuk melihat respons pupil terhadap cahaya yang terang. Pupil pasien penderita neuritis optik umumnya tidak akan mengecil sekecil pupil mata yang sehat jika di sinari oleh cahaya yang terang.

  1. Oftalmoskopi

Pemeriksaan oftalmoskopi adalah sebuha metode pemeriksaan yang di lakukan dengan menggunakan alat bernama oftalmiskop. Metode ini di lakukan dengan tujuan untuk memeriksa lempengan saraf optik. Apabila lempengan tersebut mengalami pembengkakan, maka kemungkinan besar pasien mengalami neuritis optik. Metode ini akan membantu dokter untuk menyinari mata dengan cahaya, sehingga dapat melihat strutur bagian dalam pada mata pasien.

  1. Pemeriksaan optikal coherence tomography (OCT)

Sebagai upaya untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik, dokter juga akan menggunakan metode pemeriksaan optikal coherence tomography atau OCT. Pemeriksaan ini di lakukan untuk memeriksa ketebalan serabut saraf retina.

  1. Tes visual evoked response

Metode ini merupakan metode pemeriksaan yang akan di gunakan oleh dokter untuk mengetahui dan menilai kecepatan aliran listrik pada saraf optik. Sebab pada dasarnya kecepatan aliran listrik menandari kondisi dari keinerja saraf optik itu sendiri. Serabut saraf optik umumnya lebih tipis dari orang normal dan aliran listriknya cenderung akan melambat.

  1. Tes darah

Selain pemeriksaan di atas, terutama pada bagian mata atau saraf optik, dokter juga akan melakukan pemeriksaan berupa tes darah. Metode ini di lakukan sebagai pemeriksaan tentang kemungkinan adanya neuromyelitis optika pada penderita neuritis optik. Caranya adalah dengan mendeteksi keadaan antibody yang ada di dalam darah.

  1. Pemindaian dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging)

Pemeriksaan dengan menggunakan metode pemindaian menggunakan MRI juga akan di lakukan untuk mengetahui kondisi mata. Biasanya dokter akan menyuntukkan cairan pewarna kontras sebelum prosedur MRI. Cairan ini akan menerangi saraf-saraf yang adadi mata, serta bagian lain pada otak agar dapat terlihat lebih jelas pada foto X-ray. Pemeriksaan ini juga di lakukan untuk menentukan area kerusakan pada otak yang menjadi penyebab terjadinya multiple sclerosis.

Neuritis optik pada dasarnya merupakan kondisi di mana adanya gangguan pada saraf optik yang ada du mata. gangguan tersebut mengakibatkan pembangkakan dan peradangan yang membuat kinerja saraf optik menjadi terganggu dan tidak normal. Akibatnya, informasi visual yang ada di retina tidak dapat di kirimkan menuju otak. Kondisi ini akan mengakibatkan pandangan menjadi buram di serrtai gejala-gejala yang membuat tidak nyaman. Meskipun umumnya berlangsung hanya sementara, namun tidak menutup kemungkinan bawha neuritis optik dapat terjadi secara permanen. Karenanya kondisi ini perlu untuk di waspadai dan melakukan penanganan yang tepat apabila kondisi ini terjadi.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mendiagnosis kondisi mata yang mengalami neuritis optik. Untuk mengetahui kondisi mata yang mengalami neuriti optik, umumnya kamu dapat melihat dari gejala-gejala yang muncul. Namun beberapa pemeriksaan di atas di sarankan untuk edi lakukan untuk mengetahui kondisi dengan lebih jelas dan pasti.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat.

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • alodokter
Kenali Gejala Dari Kondisi Neuritis Optik

Kenali Gejala Dari Kondisi Neuritis Optik

Hallo Kawan Mama, Ketika berbicara mengenai faktor penuaan, maka hal tersebut pasti tidak lepas dari beberapa kondisi terkait masalah kesehatan. Beberapa masalah kesehatan memang cenderung mudah di alami ketika usia beranjak menua, salah satunya adalah gangguan penglihatan atau penyakit mata. Salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata dalam hal ini sering kali muncul adalah neuritis optik. Kondisi ini dapat di kenali dengan melihat pada gejala – gejala yang muncul akibat neuritis optik.

Neuritis optik memang merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit mata yang di kaitkan dengan faktor bertambahnya usia. Sebab kondisi ini memang umumnya sering kali muncul ketika seseorang menginjak usia 30 tahun ke atas. Namun beberapa kasus menyebutkan bahwa mata yang mengalami kondisi neuritis optik juga dapat muncul pada usia 20 tahun. Meskipun demikian, pada dasarnya, belum di kathui dengan pasti penyebab kenapa mata bisa mengalami kondisi neuritis optik.

Meskipun demikian, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor di mana faktor tersebut berisiko menyebabkan neuritis optik. Selain itu, umumnya kondisi ini juga lebih mudah di alami oleh orang yang tinggal di tempat atau dataran tinggi. Namun neuritis optik juga dapat di alami oleh seseorang yang tinggal di tempat atau dataran rendah. Neuritis optik juga di kaitkan pada jenis kelami di mana wanita memiliki risiko yang lebih tingg untuk mengalami neuritis optik di bandingkan dengan kaum pria.

Umumnya kondisi ini akan bermpak pada penglihatan yang menjadi tidak berfungsi dengan normal. Berbagai gejala akan muncul dan menjadi keluhan bagi penderitanya. Namun kondisi ini pada dasarnya dapat di ketahui dengan melihat gejala-gejala yang muncul. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai gejala dari mata yang mengalami kondisi neuritis optik. Berikut adalah penjelasannya.

Neuritis Optik

Kenali Gejala Dari Kondisi Neuritis Optik

Neuritis optik pada dasarnya merupakan salah satu kondisi gangguan penglihatan di mana adanya peradangan yang di alam oleh nervus optikus. Nervus optikus sendiri merupakan saraf optik yang memiliki fungsi dan peran yang sangat penting yang akan mengirimkan sinyal informasi visual yang telah masuk ke mata ke otak. Pada dasarnya cahaya dari objek akan masuk ke mata dan di tangkap oleh kornea yang kemudian di salurkan menuju retina.

Setelah cahaya yang masuk sampai pada retina, maka saraf optik tersebut akan berperan untuk mengantarka infomasi visual dari retina menuju ke otak. Dengan begitu, informasi yang masuk ke otak membuat penglihatan menjadi jelas. Namun apabila saraf optik mengalami gangguan maka kondisi ini tentu akan menyebabkan informasi visual yang sudah ada di retina tidak akan sampai dengan baik ke otak.

di lansir dari laman sehatq, Umumnya kondisi ini hanya akan di alami oleh satu mata saja di mana mata yang lain tetap dalam keadan nomal. Kondisi tersebut juga merupakan ciri khas dari mata yang mengalami neuritis optik. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga dapat di alami oleh kedua mata. Selain itu, kondisi neuritis yang di alami oleh mata umumnya hanya akan berlangsung sementara dan tidak membutuhkan penanganan medis. Namun bebebrapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini dapat berlangsung lama, bahkan terjadi secara permanen.

Kondisi ini juga di katikan dengan terjadinya kondisi multiple sclerosis yang merupakan penyakit yang juga dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada saraf yang ada di otak dan juga saraf tulang belakang. Selain itu, umumnya terjadinya kondisi multiple sclerosis juga merupakan indikasi awal neuritis optik. Pada kondisi ini maka seiring berjalannya waktu akan membuat kondisi ini berkembang dan menyebabkan neuritis optik.

Gejala Neuritis Optik

Mata yang mengalami kondisi neurtitis optik umumnya akan menimbulkan gejala yang cenderung berbeda-beda anatara satu pasien dengan pasien lainya. Namun kebanyakan dari kasus yang terjadi, seseorang yang mengalami neuritis optik akan akan mengalami gejala yang seringkali muncul yakni rasa nyeri pada mata, terutama saat di gerakkan. Kondisi ini umumna hanya di alami oleh satu mata saja sedangkan mata yang lain masih tetap nomal.

Kondisi ini umumnya akan memburuk hanya dalam beberapa hari atau bahkan beberapa jam saja. selain itu, biasanya kondisi ini cenderung bersifat akut dan sub-akut di mana perkembangan gejalanya bisa terjadi dalam beberapa hari hingga 2 minggu. Selain itu, umumnya neurits juga di kaitkan dengan beberapa gejala lainya. yakni sebagai berikut.

  1. Penurunan Penglihatan Pada Satu Masa

Selain adanya rasa nyeri, neuritis optik juga akan mengakibatkan kondisi di mana penurunan pada fungsi penglihatan. Kondisi ini biasanya hanya akan terjadi hanya pada satu mata saja. sedangkan mata lainya tetap normal. Sebagian besar individu juga mengalami hal setidaknya penurunan fungsi penglaihatan hingga setidaknya penurunan daya lihat sementara. Meskipun demikian, umumnya kondisi ini cenderung bersuhu berebeda perindividu di mana serajat pernuruna juga akan berbeda-beda.

  1. Penurunan Lapang Pandang

Mata yang mengalami neuritis optik akan mengalami kondisi di mana adanya penurunan lapang pandang. Penurunan lapang pandang tersebut umumnya terjadi dengan pola yang tidak menentu.

  1. Penurunan Daya Lihat Warna

Mata yang mengalami neuritis optik juga dapat mempengaruhi persepsi warna. Penderita neuritis optik biasanya dapat merasakan bahwa warna yang di lihat tidaklah tampak seterang seperti sebelumnya.

  1. Kilatan Cahaya

Kilatan cahaya juga menjadi salah satu gejala yanh seringkali di keluhkan oleh penderita neurotos optik. Umumnya kilatan cahaya akan muncul dengan adanya pergerakan pada bola mata.

  1. Penurunan Pada Ketajaman Penglihatan

Penurunan pada ketajaman penglihatan yang umumnya akan di alami penderita neuritis optik dan akan berlangsung selama 7 hingga 10 hari atau bahkan lebih.

  1. Gejala Lain

Selain beeberapa gejala di atas, umumnya neuritis juga akan memungkinkan penderitanya mengalami gejala-gejala lainya. yakni seperti,

    • Penglihatan kabur
    • Kesulitan melihat kesamping
    • Adanya rasa sakit saat menggerakkan mata
    • Adanya rasa sakit pada bagian belakang kepala
    • Munculnya sebuah lubang pada bagian tengah penglihatan
    • Seperti melihat sorotan atau kedipan cahaya
    • Kesulitan melihat warna terang hingga seolah warna terang berubah menjadi gelap
    • Demam
    • Ruang padang menajdi menyempit atau penglihatan tepi menjadi terlihat tidak jelas

Neuritis optik pada dasarnya merupakan kondisi di mana saraf optik mengalami pembangkakan yang mengakibatkan terjadinya peradangan. Kondisi ini akan menganggu kinerja saraf optik yang memiliki fungsi dan peran untuk mengirimkan informasi visual yang telah masuk ke retina menuju otak. Akibatnya kondisi ini akan membuat penderitanya mengalami berbagai gejala yang menganggu dan membuat tidak nyaman sebagaimana telah di samapikan di atas. Umumnya, kondisi ini akan membaik dan sembuh dengan sendirinya bahkan tanpa pengobatan medis sekalipun.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa gejala yang muncul akibat mata mengalami kondisi neuritis optik. Meskipun pada umumnya kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya, namun tidak jarang juga kondisi ini menjadi bertambah parah. Karenanya, penitng untuk memeriksakan kondisi mata, terutama ketika ada gangguan atau gejala yang tidak normal.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klikdokter
  • hellosehat
Penyebab Mata Mengalami Kondisi Neuritis Optik

Penyebab Mata Mengalami Kondisi Neuritis Optik

Hello Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu masalaha kesehatan yang sering kali di lamai semua orang. Tentunya kondisi ini akan membuat rasa tidak nyaman dan sangat menganggu penderitanya. Sebab mata adalah organ yang berfungsi sebagai alat penglihatan yang akan memudahkan seseorang melakukan sesuatu. beberapa jenis gangguan peglihatan bahkan sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan kebutaan, salah satunya yakni neuritis optik. Jenis gangguan penglihata ini dapat terjadi akibat beberapa actor yang menjadi penyebab mata mengalami kondisi neuritis optik.

Berbagai jenis gangguan penglihatan memang kerap di alami semua orang, terutama ketika menginjak usia tua. Neuritis optik merupakan salah satu dari berbagai jenis gangguan penglihatan yang umumnya akan muncul pada orang denganusia 50 tahun ke atas. Selain itu, neurits optik juga lebih mudah di alami oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum pria. Kondisi ini pada dasarnya merupakan masalah pada mata di mana bagian dari mata yakni saraf perifer mengalami peradangan.

Berbagai keadaaan yang tidak nyaman serta kondisi masalah kesehatan yang cukup parah dapat terjadi akibat kondisi neuritis optik. Seperti rasa nyeri dan kaku pada mata hingga otot yang melemah atau mudah tegang. Bahkan kondisi ini di duga dapat menyababkan penderitanya mengalami kelumpuhan. Kondisi ini tentu memiliki beberapa penyebab sehingga mata dapat mengalami kondisi ini. Nah, pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa faktor penyebab mata mengalami kondisi neuritis optik. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasannya sebagai berikut.

Penegertian Neuritis Optik

Penyebab Mata Mengalami Kondisi Neuritis Optik

Pada dasarnya, neuritis optik merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit mata di mana adanya peradangan yang terjadi pada bagian saraf yang ada di mata. Biasanya, kondisi ini dapat terjadi akibat adanya kerusakan pada selaput pembungkus saraf yang ada di mata. dalam istilah medis, kondisi ini merupakan sebuah proses autoimun yang merupakan proses di mana daya tahan tubuh menyerang bagian tubuh sendiri karena bagian tubuh tersebut di anggap sebagai benda asing.

Sebagian kecil atau beberapa bagianpada saraf juga dapat mengalami peradangan akibat beberapa jenis penyakit lain yang menyerang anggota tubuh atau organ tubuh lainya. peradangan tersebut akan membuat terjadinya pembangkakan pada saraf optik. Saraf optik sendiri merupakan susunan saraf yang yang berfungsi untuk mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Selain rasa nyeri dan masalah pada otot mata, kondisi ini juga akan membuat peneritanya mengalami kehilangan penglihatan sementara pada satu mata.

Seseorang yang mengalami kondisi neuritis optik juga merupakan indikasi bahwa seseorang tersebut sedang mangalami kondisi multiple sclerosis. Multiple sclerosis merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan serta kerusakan pada saraf di otak dan juga saraf optik. Selain multiple sclerosis, peradangan pada saraf optik juga dan di picu oleh kondisi lain, seperti halnya infeksi hingga adanya penyakit kekebalan tubuh yang sedang di alami atau penyakit lupus.

Umumnya, kebanyakan kasus menyebutkan bahwa seseorang yang sudah pernah mengalami kondisi neuritis optik satu kali dapat untuk pulih kembali tanpa bantuan pengobatan medis. Selain itu, terkadang penggunaan obat steroid juga dapat mempercepat pemulihan pada penglihatan yang mengalami kondisi neuritis optik. Namun tentunya dalam penggunaan obat tersebut harus sesuai dengan sepengatahuan atau resep dari dokter untuk menghindari penyelah gunaan pemakaian obat-obatan.

Pada dasarnya, beberapa hal bahkan kondisi dapat menyebabkan terjadinya selubung pelindung (myelin) yang mengelilingi saraf menjadi hilang. Di lansir dari laman honestdocs neuritis optik seringkali di alami oleh satu mata saja dengan prsesntase di mana sebanyak 70%. Sehingga muncul gangguan penglihatan yang cukup progresif dan cepat meskipun sifatnya terbilang hanya sementara. Sementara itu kondisi ini bisa di alami oleh kedua mata hanya sekitar 30% saja. Selain itu,kondisi ini umumnya dapat muncul muai dari uisa 30 tahun ke atas di mana 75% penderitanya merupakan kaum wanita.

Penyebab Terjadinya Kondisi Neuritis Optik

Pada dasarnya, penyebab terjadinya kondisi neuritis optik belum di ketahui dengan pasti penyebab utamanya. Sebab peradangan dan kerusakan pada myelin muncul ketika system kekebalan tubuh secara keliru menargetkan subtasni yang meliputi saraf optik atau myelin. Kondisi ini membuat informasi visual dari mata ke otak yang berupa impuls listrik di ubah oleh myelin di mana neuritis optik menganggu proses tersebut yang mengakibatkan fungsi penglihatan terpengaruh.

Meksipun belum di ketahui dengan pasti penyebab terjadinya kondisi ini, namun dokter menganggap bahwa adanya gangguan atau sesuatu yang salah yang terjadi pada system kekebalan tubuh. Imun secara tidak sengaja menyerang selubung myelin yang menutupi dan melindungi saraf optik. Selubung myelin yang mengalami peradangan ini akan menyebabkan munculnya rasa sakit dan mengakibatkan infromasi visual tidak dapat terkorom ke otak.

Selain itu, terjadinya kondisi ini juga dapat di kaitkan dengan beberapa faktor. Antara lain sebagai berikut.

  1. Penyakit autoimun

Kondisi ini terjadi di mana kekebelan tubuh yang seharusnya menjadi pelindung malah melakukan kesalahan di mana kekebalan tubuh keliru dan malah menyerang struktur yang melapisi mata atau myelin. Beberapa jenis penyakit autoimun di duga menjadi faktor penyebab neuritis optik. Yakni,

    • Multiple Sclerosis

Kondisi multiple sclerosis akan membuat system auto imun di dalam tubuh menyerang myelin yang menutupi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Seseorang yang mengalami multiple sclerosis berisiko mengalami neuritis optik setelah satu episode hingga mencapai 50%.

    • Neuromyelitis Optika

Neuromyelitis optika merupakan kondisi di mana adanya peradangan yan terjadi pada saraf optik dan sum-sum tulang belakang. Pada dasarnya, neuromyelitis memiliki kesamaan dengan multiple sclerosis. Namun kondisi ini umumnya risiko dari penyakit ini lebih jarang menyebabkan kerusakan pada saraf di otak.

    • Myelin Oligodendroycyte Glycoprotein (MOG) Antibody Disoreder

Kondisi tubuh yang mengalami Myelin oligodendroycyte glycoprotein (MOG) antibody berisiko menyebabkan terjadinya peradangan pada saraf yang ada di mata hingga pada otak dan sum-sum tulang belakang.

  1. Infeksi Tertentu

Faktor infeksi juga menjadi salah satu penyebab seseroang mengalami kondisi neuritis optik seperti halnya infeksi akibat bakteri atau penyakit berupa lyme, sifilis, campak, gondongan serta herpes. Selain itu, penyakit seperti sarcoidosis dan penyakit lupus bahkan dapat menyebabkan terjadinya kondisi neuritits secara berulang.

  1. Penggunaan Obat-Obatan

Sederet obat di duga memiliki efek samping yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi neuritis optik. Seperti halnya dengan obat jenis kina dan beberapa obat jenis antibiotic.

  1. Usia

Terjadinya kondisi neuritis optik yang di alami seseorang ternyata juga tidak lepas dari faktor bertambahnya usia. Umumnya kondisi neuritis yang menyerang mata dapat akan muncul pada usia 30 tahun ke atas. Namun beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi ini dapat terjadi pada usia 20 ke atas.

  1. Jenis Kelamin

Selain faktor usia atu penuaan, ternyata, faktor jenis kelami juga menjadi faktor yang tidak lepas dari kondisi neuritis optik. Pada umumnya, kondisi neuritis optik lebih mudah di alami oleh oleh kaum wanita di bandingkan dengan kaum pria.

  1. Ras

Kondisi neuritis optik ini juga lebih besar kemungkinan untuk terjadi pada beberapa ras tertentu. Dalam hal ini, ras kaukasia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengelami gejala neuritis optik di bandingkan dengan ras lainya.

Pada dasarnya neuritis optik merupakan suatu kondisi di mana adanya gangguan yang terjadi pada saraf optik. Saraf optik ini merupakan bagian dari oragn tubuh yang memiliki peran dan fungsi yang sangat penting untuk menghantarkan informasi visual yang te;ah di tankap oleh mata untuk di salurkan menuju otak. Terjadinya kondisi neuritis optik ini akan mengakibatkan mata menjadi nyeri pada salah satu atau kedua mata, serta pandangan yang kabur dan buram. meskipun belum di ketahui dengan pasti penyebab utama terjadinya kondisi neuritis optik, namun beberapa hal di atas menjadi faktor yang umumny mengakibatkan kondisi neuritis optik.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa faktor penyebab terjadinya kondisi neuritis optik. Meskipun pada umumnya kondisi neuritis akan sembuh dengan sendirinya, bahkan tanpa menggunakan penanganan medi, namun beberapa kasus menyebutkan bahwa neuritis optik dapat terjadi secara permanen. Karenanya kondisi ini perlu untuk di waspadai sebagai upaya untuk mencegah hal yang lebih buruk lagi.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • klikdokter