Membaca Sholawat Bagi Wanita Haid

Membaca Sholawat Bagi Wanita Haid

Bacaan Sholawat Bagi Wanita Haid

Membaca Sholawat Bagi Wanita Haid

 

Hallo Kawan Mama,

Sebagai kau wanita, ketika sudah menginjak masa pubertas, kita pasti akan mengalami kondisi di mana danya darah yang keluar dari tubuh kita melalui alat kemaluan. Hal ini di namakan dengan istilah kondisi haid, yaitu kondisi di mana terjadinya lapisan dinding Rahim yang luruh akibat masa pendewasaan (pubertas) yang kemudian larut dan keluar dari dari tubuh melalui alat kemauluan berupa cairan darah yang berwarna merah pekat. Kondisi ini merupakan hal yang wajar dan sudah menjadi kodrat bagi setiap wanita yang pastinya akan mengalaminya.

Dalam Agama Islam, ketika wanita mengalami kondisi haid, maka seketika itu juga ia tidak di perkennakan untuk melakukan ibadah. Ibadah yang di maksud ialah melakukan ibadah-ibadah fardhu seperti di larang melakukan shalat, puasa, memegang mushaf Al-Qur’an atau thawaf (haji). Larangan ini di berlakukan karena pada saat kondisi haid, darah yang keluar dari tubuh wanita merupakan sebuah hadas yang menjadikannya tidak dapat melakukan ibadah fardhu. Krena pada dasarnya, ketika hendak melakukan ibadah-ibadah tersebut, tubuh seseorang haruslah berada dalam kondisi bersih dan suci. Ketika wanita sedang haid, maka saat itu ia tengah membawa hadas yang menjadikannya tidak boleh melaksanakan ibadah-ibadah fardhu.

Jangan khawatir, seorang wanita haid, walaupun tidak di perbolehkan melaksanakan ibadah fardhu, namun ia tetap di perbolehkan melakukan ibadah-ibadah lainya. Seperti dzikir, mendengarkan Al-Qur’an, bersedekah dan membaca Sholawat. Karena pada dasarnya, Allah SWT memerintahkan bagi setiap mahluknya untuk selalu beribadah kepada-Nya dalam keadaan apapun. Meskipun dalam kondisi haid, wanita tetap memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai bacaan Sholawat yang baik di lakukan ketika kondisi haid datang. Islam selalu memperlakukan umatnya dengan sangat adil, termasuk dalam ibadah. Hal ini yang membuat wanita dapat tetap beribadah meskipun dalam kondisi haid. Berikut ini adalah penjelasannya.

Perintah Membaca Sholawat

BerSholawat kepada nabi adalah perintah dari Allah SWT bagi setiap umatnya untuk di amalakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagai wujud dari cinta kasih kita kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Dan membaca Sholawat merupakan ibadah yang dapat di lakukan oleh siapapun termasuk bagi waniat dalam kondisi haid. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56. Yang artinya,

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berSholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berSholawatlah kamu untuk Nabi, dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S Al-Ahzab : 56)

Keutamaan Membaca Sholawat

Selain perintah untuk bersahalawat kepada Nabi, tentu hal ini memiliki arti penting dan kemanfaatan bagi diri sendiri. Terutama bagi wanita haid yang tidak dapat melaksanakan ibadah-ibadah fardhu. Dengan bembaca Sholawat ketika dalam kondisi haid, maka akan berlipat ganda pahala baginya, dan akan di catat hari-harinya sebagai amalan baik oleh malaikat. Keutamaan membaca Sholawat dapat kita ketahui dalam sebuah hadis yang di riwayatkan oleh Anas bin Malik r.a, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang mengucapkan sahalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan berSholawat baginya sepulluh kali dan di gugurkan sepuluh kesalahan (dosa) nya. Serta di tinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak).” (H.R An-Nasa’I, Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Dari hadis tersebut, kita dapat mengentahui bahwa membaca Sholawat merupakan salah satu media bagi kita untuk selalu dekat dengan Allah dan mendapatkan pahala darinya. Hal ini juga akan menambah rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW yang merupakan kekasih Allah SWT.

Hukum Membaca Sholawat Ketika Haid

Seperti yang telah kita ketahui, wanita dalam kondisi haid tidak di perkenankan untuk melaksanakan ibadah-ibadah fardhu. Meskipun wanita haid di larang melaksanakan ibadah farhu, namun tidak ada larang bagi wanita hai untuk membaca Sholawat kepada Rasulullah SAW. Wanita haid juga dapat mengamalkan amalan baik linya seperti, dzikir, berdo’a dan mendengarkan Al-Qur’an agar selalu ingat kepada Allah SWT. Sebagaimana telah di sampai kan Aisyah r.a, beliau berkata.

“Nabi SAW senantiasa berdzikir setiap waktu kepada Allah SWT.” (H.R Muslim).

Para ulama golongan Syafi’iyah juga telah sepakat bahwa wanita dalam kondisi haid tetap dapat membaca Sholawat dan dzikir serta berdo’a kepada Allah SWT. Hal in berdasarkan pada Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 156, mereka berkata.

“Di perbolehkan bagi wanita haid dan orang yang junub untuk mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un’ (Q.S Al-Baqarah : 156) ketika tertimpa musibah. Namun hal ini tidak di maksudkan untuk bertilawah (membaca Al-Qur’an).”

Bacaan Sholawat

Lalu apa saja Sholawat yang baik untuk di amalkan bagi kaum wanita dalam kondisi haid ?. hal ini telah di bahas dalam sebuah riwayat hadis yang di riwayatkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri. Beliau bertanya kepada Nabi.

“wahai rasulullah, adapun pemberian salam  kepadamu, kami telah mengetahuinya. Lalu bagaimana kami harus membaca Sholawat ?. Rasul menjawab, Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamid majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim innaka hamid majid.”

Artinya, “Ya Allah, limpahkan rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keslematan kepada keluarga Muhammad, sebagimana telah engkau limpahkan rahmat dan keselamatan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad. Sebagaimana telah engkau limpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di seluruh Alam semesta, sesungguhny engkau adalah maha terpuji lagi maha agung.”  (H.R Bukhari, Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu majjah)

Selain membaca Sholawat tersebut, wanit haid juga dapat membaca Sholawat lainya. Seperti membaca Sholawat Nariyah dan Sholawat Tibbil Qulub.

    1. Sholawat Nariyah

      “Allahumma shollì sholaatan kaamìlatan Wa sallìm salaaman taaman ‘ala sayyìdìnaa Muhammadìn Alladzì tanhallu bìhìl ‘uqadu, wa tanfarìju bìhìl kurabu. Wa tuqdhaa bìhìl hawaa’ìju Wa tunaalu bìhìr raghaa’ìbu wa husnul khawaatìmì wa yustasqal ghomaamu bì wajhìhìl karììmì, wa ‘alaa aalìhì, wa shahbìhì ‘adada kullì ma’luumìn laka”

Artinya, “Ya Allah, berikanlah Sholawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada junjunganku baginda Nabi Muhammad yang dengannya terlepas dari ikatan (kesusahan) dan di bebaskan dari kesulitan. Dan dengannya juga di tunaikan hajat dan di peroleh segala keinginan dan kematian yang baik. Serta  memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajahnya yang mulia, juga kepada keluarganya, sahabatnya dengan seluruh ilmu yang Engkau miliki.”

    1. Sholawat Tibbil Qulub

“Allahumma sholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa wa’aafiyatil abdaani wa shifaa ihaa wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallim”

Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW. Sebagai obat hati dan dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Dan semoga rahmat terurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya.”

Sebagaimana telah di jelaskan dalam penjelasan di atas. Bahwa seorang wanita dalam kondisi haid tidak di perbolehkan untuk melakukan ibadah-ibadah fardhu. Namun sebagai penyeimbanya, wanita haid tetap dapat melaksanakan ibadah ibadah sunnah seperti dzikir, membaca do’a dan membaca Sholawat. Membaca Sholawat adalah langkah yang baik dan di perbolehkan untuk di lakukan bagi wanita dalam kondisi haid atau bahkan junub. Hal ini akan menjadi baik bagi kaum wanita haid karena tetap dapat melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWt dan Rasul-Nya meskipun sedang dalam keadaan berhadas.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai bacaan Sholawat bagi wanita haid. Membaca Sholawat adalah media bagi kita untuk selalu mencurahkan cinta kasih kita kepada Nabi Muhammad SAW dan sebagai media untuk selalu ingat kepada Allah SWT meskipun dalam kondisi tidak suci (haid).

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

 

Sumber :

Dalamislam

Kumparan

Adab Berpakaian Dalam Islam

Adab Berpakaian Dalam Islam

Adab Berpakaian Bagi Laki-Laki Dan Perempuan

Adab Berpakaian Bagi Laki-Laki Dan Perempuan

 

Hallo Kawan Mama,

Pada dasarnya, pakaian merupakan salah satu hal yang menjadi kebutuhan pokok yang sangat penting bagi semua orang. Hal ini merupakan hal yang perlu di cermati dan di perhatikan dengan baik. Pasalnya selain di gunakan untuk menutupi anggota tubuh yang bersifat pribadi/personal, pakaian tentu juga merupakan hal yang mempengaruhi penampilan kita. Di dalam Agama Islam, manusia di perintahkan untuk mengenakan pakaian dengan tujuan untuk menutup auratnya. Dan dalam penerapannya, ada adab berpakaian dalam Islam yang berlaku bagi setiap kaum laki-laki maupun wanita.

Di dalam Agama Islam, menutup aurat merupakan sebuah perintah yang wajib untuk di laksanakan. Dengan adanya pakaian, maka aurat dapat tertutup dengan baik dan dapat terhindar dari perbuatan-perbuatan kemaksiatan. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 26. Yang artinya,

“Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan pada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang lebih baik. Hal itu semua merupakan ayat-ayat Allah, supaya mereka berdzikir dan mengingat-Ku.” (Q.S Al-A’raf : 26)

Dari ayat di atas, dapat di ketahui bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengenakan pakaian sebagai penutup aurat. Aurat laki-laki, pada berada di antara bagain perut (pusar sampai pada ujung dengkul), sedangkan aurat wanita adalah seluru bagian dari anggota tubuh kecuali wajah dan tangannya saja. Di dalam berpakaian, tentu ada yang namanya adab berpakaian yang baik. Hal ini di maksudkan agar pakian yang kita kenakan tidaklah menyalahi aturan yang dapat membuat kita berbuat maksiat dan dosa. Lalu bagaimana adab yang baik bagi kita dalam berpakaian? Berikut ini adalah penjelasannya.

Adab Berpakaian

Selain sebagai penutup aurat, pakaian yang di perintahkan tersebut juga merupakan perhiasan yang dapat kita kenakan. Hal ini juga dapat menunjang penampilan kita agar semakin indah dan menawan. Agama Islam selalu mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai Islami yang baik dalam segala aspek kehidupan. Dalam berpakaian pun islam memiliki atura berupa adab yang baik untuk di lakukan dalam memilih dan menggunakan pakaian. Adab tersebut tentu memiliki tujuan yang baik agar kita tidak melakukan kesalahan yang dapat mengakibatkan dosa dalam berpakaian.

Selain dapat di kenakan sebagai perhiasan, pakaian juga merupakan sebuah identitas dan menjadi tanda ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena bagaimanapun pakaian berfungsi sebagai penutup aurat yang pada dasarnya tidak boleh di perlihatkan pada orang lain. Oleh karena itu, pakaian merupakan tanda ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Tentunya dalam berpakaian, ada adab-adab yang perlu kita ketahui dan di terapkan dalam kehidupan kita. Di harapkan dengan dengan menerapkan dan melaksanakan adab-adab ini dapat membuat kita menjauh dari perbuatan maksiat dan dosa, serta dapat semakin dekat dengan Allah SWT. Berikut adalah adab berpakaian di dalam Islam

  1. Adab Berpakaian Bagi Laki-Laki

Pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan perempuan, laki-laki juga merupakan mahluk yag ingin terlihat indah, namun tidak dengan menggunakan make up. Hal ini tentu bertujuan untuk memperindah penampilan yang akan menjadikan kenyamanan dalam berkativitas. Sebagai seorang laki-laki beragama islam, tentu memiliki aturan atau adab yang baik dalam berpakaian yang harus di tunaikan. Hal ini akan menjadikan seorang laki-laki menjadi terjaga penampilan dan perilakunya, serta mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Berikut adalah adab berpakaian bagi-laki-laki

    • Berpakaian Sewajarnya Dan Tidak Berpakaian Dengan Berlebihan

Dalam mengenakan pakaian, hendaknya bagi kaum laki-laki untuk tidak mengenakan pakaian yang berlebihan. Sebab pakaian-pakain yang berlebihan ytersebut menandakan adanya kesmobongan dalam dirinya. Sebaiknya kenakan pakaian yang sederhana atau sewajarnya saja. hal ini dapat menghindari dari rasa tinggi hati.

    • Berpakaian Untuk Kebutuhan Dan Kebersihan

Sudah selayaknya pakaian menjadi sebuah kebutuhan pokok dalam kehidupan. Sebab tanpa adanya pakaian tidak mungkin kita dapat melakukan segala aktivitas sehari-hari. Pakaian juga di maksudkan untuk menjaga kebersihan tubuh dan penamilan kita. sebab pakaian dan tubuh yang bersih tentu akan terlihat rapid an enak untuk di pandang. Selain itu, kebersihan juga merupakan tanda keimanan seorang kepada Allah SWT.

    • Tidak Berpakaian Dengan Bahan Sutra

Pada masa lampau, terutama masa Kenabian, pakian berbahan sutra merupakan barang yang mewah dan mahal karena kualitasnya yag bagus. Hal ini juga yang menjadikan sutra termasuk kedalam perhiasan. Hal ini pula yang menjadikan sutra lebih sering di gunakan oleh kaum wanita sebagai perhiasan. Semantara di dalam islam, seorag laki-laki tidak di perbolehkan mengenakan pakaian atau sesuatu yang menyerupai wanita.

    • Tidak Menggunakan Pakaian Dan Perhiasan Berbahan Emas

Bagi laki-laki, mengenakan pakaian yang berbahan emas juga merupakan sesuatu yang di larang oleh Allah SWT. Sebagaimana yang tekah di jelaskan di atas, emas juga merupakan slah satu perhiasan yang identic dengan wanita. Mak dari tiu, laki-laki tidak di perkenankan untuk mengenakan perhiasan tersebut.

    • Tidak Berpakaian Menyerupai Wanita

Seorang laki-laki memiliki kodratnya sendiri sebagai seorang manusia. tentunya hal ini tidak bisa di samakan dengan kaum wanita termasuk juga dalam berpakaian. Maka dari itu, seorang-laki-laki tidak di perkenankan untuk berpakaian menyerupai kaum wanita.

    • Tidak Menggunakan Pakaian Yang Dapat Menunjukkan Gambaran Atau Bentuk Tubuh, Serta Auratnya.

Islam telah memerintahkan pada umatnya untuk mengenakan pakian sebagai penutup aurat. Hal ini juga tebtu ternmasuk kedalam bagaimana pemilihan yang baik dalam menutup aurat. Aurat yang terututp dengan baik adalah dengan menggunakan pakaian yang tidak menerawang dan dapat memperlihatkan lekukan tubuh seseorang. Dengan begitu aurat akantertutup dengan baik dan sempurna. Karena bagaiamanapun, pakian yang menerawang dan menunjukkan lekukan tubuh sama seperti manusia yang berpakaian namun telanjang.

    • Hendaknya Panjang Pakaian Tidak Melebih Kedua Mata Kaki

Bagi kaum laki-laki, hendaknya menggunakan pakiana yang panjangny tidak samapi menutupi bagian mata kaki. Dahulu, pakaian termsuk kebutuhan pokok yang membutuhkan dana yang lumayan untuk mendapatkannya. Oleh sebab itu, penggunaan kain untuk pakian merupakan seuatu hal yang perlu di perhatikan dan di perhitungkan. Laki-laki yang mengenakan pakaian yang berlebihan menandai kesombongan pada dirinya yang memiliki harta lebih di banidngkan orang lain. Dan kesombongan merupakan hal yang sangat di benci Allah SWT.

  1. Adab Berpakaian Bagi Wanita

Meskipun sama-sama di perintakan untuk menutup aurat, bagi wanita tentu memiliki aturan dan adab yang baik dalam berpakaian yang berbeda dengan laki-laki. Wanita adalah mahluk yang seluruh bagian tubuhnya merupakan sebuah aurat yang harus di tutupi dengan sebaik-baiknya. kaum wanit hanya dapat memperlihatkan tangan dan mukanya saja yang bukan termasuk bagian dari aurat. Sebab bagia tubuh lain merupakan kehormatan dan kesucianya sebagai mahluk Allah. Oleh sebab itu, wanita memiliki adab-adab yang baik yang harus di terapkan dalam berpakaian.

    • Menutupi Seluruh Bagain Tubuh Yang Menajdi Aurat Kecuali Telapak Tangan Dan Wajah

Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa seluruh anggota tubuh wanita merupakan aurat yang harus di tutupi, kecuali telapk tangan dan wajahnya saja. maka dari itu, tidak di perbolehkan bagi wanita msulimah untuk berakaian yang tidak menutupi apa yang menjadi auratnya. Sesungguhnya tidak ada surge bagi dirinya.

    • Tidak Mengenakan Pakaian Tembus Pandang

Berpakaian yang baimadalah dengan menggunakan pakaian yang menutupi aurat dengan baik. Artinya pemilihan bahan jug perlu di perhatikan dengan baik. Sebab bahan yang cenderung menerawang sama halnya akan mengumbar aurat dan menunjukkannya pada muka umum. Tentu ini meruoakan sebuah dosa besar bagi wanita.

    • Tidak Menyerupai Pakaian Khas Orang Kafir Atau Fasik

Pakian yang baik adalah pakaian yang akan mengantrkannya pamakainya kepada Allah SWT. Pada zaman ini, pakian budaya barat telah umum dan sering di kenakan oleh kaum wanita di Indonesia. Hal ini tentu menjadi hal yag perlu di perhatikan. Sebab pakian-pakain tersebt cnderung pakaian dengan model yang menunjukkan bagian-bagian tubuh wanita. Pakaian yang baik adalah pakaian yang dapat menutup bagian dari aurat dengan baik.

    • Tidak Menggunakan Pakaian Yang Menunjukkan Lekukan Tubuh

Sama halnya dengan pakaian yang menerawang, pakian yang menunjukkan lekukan tubuh juga merupakan pakaian yang tidak boleh di kenakan oleh kaum perempuan. Sebab aurat tidak hanya bagian tubuh yang terlihat atau kain yang menerawang saja. bagian tubuh yang dapat menimbulkan lekukan juga menjadi auarat yang harus di tutupi. Karena lekukan tubuh yang terlihat di khawatirkan dapat mengundang syahwat dari lawan jenis yang melihat

    • Tidak Menyerupai Laki-Laki

Sama halnya dengan laki-laki yang tidak boleh menyerupai wanita. Seorang wanita juga tidak di perboehkan mengenakan pakaian yang menyerupai laki-laki. Mengingat laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan pada bagian-bagian tubuh yang menjadi aurat. Oleh sebab itu, haram bagi wanita memakai pakaian yang menyerupai kaum laki-laki.

    • Tidak Berpakaian Untuk Mengundang Syahwat Lawan Jenis

Perintah untuk berpakaian adalah denga tujuan untuk menutup aurat agar terhidar dari perbuatan maksiat dan dosa. Oleh sebab itu, berpakaian dengan niatan untuk mengundang syahwat dari lawan jenis, jelas merupakan perbuatan dosa yang di larang untuk di lakukan oleh kaum wanita.

    • Tidak Berpakaian Dengan Niatan Pamer, Mencari Perhatian Dan Pujian

Allah SWT pada dasaranya memerintahkan manusia untuk mengenakan pakaian agar dapat menutupi auratnya dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Berpakaian dengan niatan selain itu seperti, mencari perhatian, pamer perhaiasan/pakaian dan haus akan pujian akan menjadikan wanita tersbut berdosa besar dan di laknat oleh Allah. Perintah berpakian sejatinya di tujukan agar manusia semakin mendekatkan diri kepada Allah sehingga terhindar dari perbatan maksiat dan dosa yang dapat mengantarkannya ke neraka.

Di dalam berpakaian tentu kita ingin agar pakaian yang kita kenakan adalah pakaian yang bagu dan dapat menunjang keindahan kita. Hal ini merupakan sebuah fitrah manusia dan perintah Allah untuk memerpindah diri dan juga menutup aurat dengan sebaik-baiknya. Namun dalam penerapannya, tentu ada aturan dan ketentuan tertentu yang perlu di perhatikan dan di laksanakan. Hal ini di tujukan agar dalam berpakian kita dapat selalu menjaga diri dan kehormatan, serta selalu dekat dengan Allah SWT dan terhindar dari perbuatan maksiat dan dosa. Berpakaian yang baik adalah berpakaian yang menggunakan bahan yang baik dan bersih,serta indah di pandang dengan tujuan melaksanakan perintah Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Akurat
  • Kumparan
Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

Keutamaan Seorang Istri Dalam Agama Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Melangsungkan pernikahan tentu menjadi impian dan harapan setiap dari kaum wanita, dan tidak ada wanita normal yang ingin untuk selalu menghabiskan hidupnya dengan kesendirian dan kesepaian. Seorang wanita ketika telah melangsungkan pernikahan akan menjadi seorang istri yang akan selalu menemani sepanjang hidup suami dan mengabdikan diri padanya. Tentunya menjadi seorang istri adalah jalan ibadah yang akan berjalan dengan kurun waktu yang lama. Sama halnya dengan suami, Istri juga memilki hak dan kewajiban kepada suami yang harus di penuhi agar rumah tangga yang ia jalani dapat berlangsung dengan semestinya dan mendapat ridho dari Allah SWT.

Di dalam Agama Islam, mejadi seorang istri merupakan sebuah berkah kenikmatan yang di berikan Allah untuk hambanya dalam melaksanakan ibadah. Dengan menikah maka seorang istri akan tertuju pada sebuah jalan ibadah yang indah untuk medapatkan ridho-Nya. Karena tugas seorang istri tidak lain adalah mengabdi pada suami dan keluarga, di mana hal ini merupakan kewajiban dan jalan bagi istri dalam beribadah.

Menjadi seorang istri bukanlah perkara yang mudah, sebab dalam sebuah pernikahan setiap pasangan suami istri akan mengalami adanya sebuah masalah. Entah karena faktor perbedaan pendapat, cara berfikir, sudut pandang, perbedaan sifat dan sebab-sebab lain yang dapat mengganggu jalanya hubungan rumah tangga. Dengan begitu menjalankan peran sebagai istri tentu bukanlah perkara yang mudah. Namun Allah SWT akan selalu menyertai dan memberkahi bagi setiap istri yang menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.

Tentunya, selain hak dan kewajiban yang perlu di atunaikan seorang istri dalam berumah tangga, seorang istri juga memiliki keutamaannya dalam menajalankan perannya tersebut. Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai keutamaan seorang istri dalam rumah tangga, sebagai berikut.

Keutamaan Menjadi Seorang Istri

  1. Jalan Bersyukur

Bersyukur adalah hal utama yang harus di lakukan seseorang dalam segala keadaan atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Dalam hal pernikahan, tidak semua dari kaum wanita dapat mendapatkan kesempatan untuk menikah dan menjadi seorang istri. Bahkan, banyak pula yang dapat melangsungkan pernikahanan namun berakhir pada perceraian. Oleh sebab itu, rasa syukur dari seorang istri harus selalu di curahkan kepada Allah SWT agar rumah tangganya selalu dalam berkah dan rahmatnya.

Dengan bersyukur rumah tangga yang di jalani akan menjadi lebih indah dan bermakna. Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah SWT akan menjaga dirinya. Dan barang siapa yang merasa cukup maka Allah SWT akan memberikan kecukupan pada dirinya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Kemuliaan Dalam Bertanggung Jawab

Pada dasarnya, dalam sebuah rumah tangga, kepala dan pemimpin keluarga yang bertanggung jawab atas keluarga tersebut adalah seorang suami. Ketika suami pergi atau tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai kepala keluarga, maka peran tersebut akan berpindah kepada sang istri. Sebab seorang istri juga merupakan pemimpin di rumahnya terutama bagi anak-anaknya yang kelak akan di mintai pertanggung jawaban atas peran yang ia lakukan dalam rumah tangga.

Tentunya, tanggung jawab seorang istri merupakan tugas yang mulia yang juga merupakan kewajibannya dalam menunaikan ibadah membina rumah tangga. Rasulullah SAW bersabda.

“Seorang laki-laki adalah pemimpin keluarga dan ia akan di mintai pertanggungjawaban atas apa yang di pimpinya. Dan seorang wanita adalah seorang pemimpin di rumah suaminya, dan ia akan di mintai pertanggungjawaban atas apa yang di pimpinya.” (H.R Bukhari Muslim)

Dengan melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan baik, itu berarti seorang istri tengah dekan dan di jalan yang benar menuju ridho dan rahmat Allah Dalam berumah tangga.

  1. Menjaga Dan Melindungi Diri

Jika seorang seorang suami yang berposisi sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan dan membahagiakan istri. Maka seorang istri juga memiliki tugas untuk menjaga diri dan kehormatanya ketiak suami tengah pergi keluar. Dengan begitu rumah tangga akan menjadi lebih seimbang karena peran yang telah di lakukan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34, yang artinya.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah Swt telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita). Dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memlihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka.” (Q.S An-nisa : 34)

  1. Beribadah Dengan Lebih Khusuk

Keutamaan seorang istri selanjutnya adalah dapat beribadah dengan lebih khusuk. Seorang wanita yang belaum menikah cenderung sulit untuk beribdah dengan khusuk lantaran masih memikirkan banyak hal dalam hidupnya. Sedangkan wanita yang telah menikah cenderung lebih khusuk dalam beribadah. Sebab fikiranya telah focus pada keluarga dan Allah Semata.

Rasulullah SAW bersabda,

“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalat di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada du bagian lain dari rumahnya.” (H.R Abu Dawud)

  1. Sebagai Perhiasan Terindah

Sejatinya wanita shalihah adalah perhiasan dunia. Hal ini berlaku bagi istri yang dapat melukan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Bagaimana tidak, suami yang mendapat istri dengan ahlak yang mulia dan menjalankan kewajibanya dengan baik dan selalu dekat dengan Allah tentu merupakan sebaik-baikny perhiasan di dunia.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (H.R Muslim)

  1. Sumber Kebahagian Suami

Pada dasarnya, seorang istri yang baik dan shalihah adalah sumber kebahagaiaan dari sang suami. Sebab kebahagian suami stelah menikah adalah membahagiakan seorang istri. Jika istri dapat berperan baik dalam menjalankan tugas dan kewajibanya kepada suami, tentu suami akan menjadi bertambah senang dan bahagia serta semangat terhadapnya.

Rasulullah SAW bersabda,

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baiknya perbendaharaan laki-laki yaitu istri shalihah yang bila di pandang akan menyenangkan, dan bila di perintah akan mentaati dan bila ia pergi, maka istri akan menjaga dirinya.” (H.R Abu Dawud)

Setaip tingkah laku istri juga berdampak pada suasana hati suami. Ketika istri bertingkah laku dengan baik kepada suami, tentu itu akan menjadi penyejuk hati suami. Dan setiap pengabdian dari istri adalah sebuah ibadah yang mejadi sumber kebahagiaan bagi sang suami.

  1. Menjadi Penolong Suami Dan Dirinya Sendiri Di Akhirat Nanti

Seorang istri yang baik dan shalihah tentu dapat menjadi penolong suami di akhirat nanti. Sebab di akhirat nanti, suami akan di minta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya di dalam membimbing suami. Dengan sifat keshalihahan seorang istri tentu akan menjadi penolong suami di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda,

“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat.” (H.R Ibnu Majjah)

Sebaliknya, ridho dari seorang suami juga merupakan kunci seorang istri untuk memasuki surge, sebagai mana telah di jelaskan dalam sebuah riwayat yang berbunyi.

“Wanita yang menjadi penghuni surge ialah wanita wanita yang penh kasih sayang, banyak kembali kepada suaminya yang apabila suaminya tengah marah kemudian ia mendatanginya dan meletakan tanganya di atas tangan suaminya dan berkata : ‘Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga ekau ridho’.” (Mu’jamul Ausath No. 5644)

  1. Meneladani Sikap Istri Rasulullah SAW

Seorang suami tentu mengaharapkan mendapat istri yang memiliki kepribadian yang baik. Dengan menjadi istri yang baik kepada suami dengan mengabdi dan selalu menemaninya di segala kondisi merupakan sikap teladan yang di lakukan oleh Istri Rasulullah Khadijah. Siti Khadijah adalah istri yang setia, penyabar dan selalu mendapampingi Rasulullah di segala kondisi yang di alami oleh Rasulullah.

Ketika Rasul tengah dalam keadaan sulit saat hendak berdakwah sekalipun, Siti Khadijah tetap setia mendampingi rasul dan bahkan memberikan seluruh hartanya untuk di gunakan rasul dalam berdakwah. Sikap yang di tunjukan Siti Khadijah tersebut, merupakan sikap teladan sebagai bentuk pengabdian seorang istri kepada suami yang harus di tiru oleh kaum-kaum muslimah.

  1. Menjadi Sumber Pahala Bagi Seorang Istri

Tentu kita tahu, seorang wanita yang berposisi sebagai seorang istri mempunyai tanggung jawab dan kewajiban yang harus di tunaikan kepada sang suami. Tanggung jawab dan kewajiban tersebut juga merupakan sumber pahala yang dapa di peroleh seorang istri ketika dapat menunaikanyya dengan baik.

Pahala bagi seorang istri yang menyediakan air kemudian di minum oleh sang suami, di ibaratkan seperti ia telah berpuasa lebih dari satu tahun lamanya. Bahkan jika istri menyediakan makanan untuk suami yang kemudian di makan, maka pahalanya akan lebih baik jika di bandingkan mengerjakan umroh dan haji. Bahkan mandi junubnya seorang istri yang di sebabkan jimak dengan suaminya, maka hal ini akan lebih baik baginya jika di bandingkan mengurbankan 1.000 ekor kambing yang di sedekahkan kepada fakir msikin.

Bukan kah sebuah kenikmatan dari Allah, ketika istri dapat menunaikan tanggung jawab dan kewajibannya. Selain mendapat balasan langsung berupa kasih sayang dan kebahagiaan dari suami, istri juga akan mendapatkan pahala sebegitu banyaknya.

  1. Sebagai Jalan Jihad

Pengabdian seorang istri berupa menunaikan tanggung jawab dan kewajibanya kepada suami dengan sebaik-baiknya serta melayani dan menyenangkan suami juga merupakan sebuah langkah jihad bagi seorang istri. Terlabih ketika sang istri mengalami kehamilan akibat jimaknya dengan sang suami. Apabila seorang istri hamil maka ia di sebut sebagai seorang syahid yang khidmat kepada suami sebagai bentuk dari jihad.

Seorang istri yang tengah dalam masa kehamilan memang akan di jamin oleh Allah selalu dalam kebaikan. Karena bagaimanapun juga, masa kehamilan seorang istri adalah masa-masa perjuangan istri dalam merawat sang bayi dalam kandungan agar dapat sampai pada masa melahirkan. Tentunya masa tersebut membutuhkan adanya rasa sabar yang luar biasa dalam merawat kandungan yang bahkan dapat mengganguu maupun mengorbankan nayawanya sendiri.

Menikah tidak hanya melangsungkan akad nikah dan berpindah status menjadi suami ataupun sitri semata. Namun menikah juga akan membuat kita memiliki tanggung jawab baru di dalam rumah tangga. Dan setiap dari suami dan istri memiliki perannya masing-masing yang harus di jalankan dan di penuhi dengan sebaik-baiknya. Perang seorang suami adalah untuk menjadi imam dan kepala keluarga yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anggota keluarganya, termasuk mencari nafkah untuk mereka. Dan seorang istri memiliki peran sebagai makmum dan menjadi kepala keluarga apabila suami tengan pergi. Melayani dan berbakti pada suami merupakan jalan beribadah bagi seorang istri untuk mendapatkan cinta kasih dan ridho dari suami yang merupakan ridho Allah.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai keutamaan seorang istri di dalam rumah tangga. Menjalankan kewajiban serta tanggung jawab dan memenuhi hak-hak atas suami merupakan jalan jihad seorang istri menuju surge Allah SWT.

Semoga tulisan ini membantu dan bermanfaat. . .

 

 

Sumber :

  • Dalamislam
  • Seruni
Hukum Mewarnai Rambut Dalam Islam

Hukum Mewarnai Rambut Dalam Islam

Hukum Mewarnai Rambut Dalam Islam

Hukum Mewarnai Rambut Dalam Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Bagi setiap orang, terutama bagi kaum wanita, penampilan merupakan hal yang sangat penting untuk di perhatikan. Karena tampil dengan cantik dan indah memanglah fitrah dari setiap kaum wanita. Agar dapat tampil dengan cantic, banyak dari kaum wanita yang menggunakan segala cara agar dapat tampil dengan cantic dan indah. Seperti meggunakan bantuan make up atau kosmetik, memakai busana yang bagus dan ada pula yang merubah penampilan lainya pada tubuh. Pada zaman sekarang ini slah satu caa yang sedang ramai di gunakan oleh kaum hawa adalah dengan mengecat atau mewarnai rambutnya. Hal ini memang sedang ramai di gandrungi oleh kaum wanita, terutama kaum muda.

Pada dasarnya, Agama Islam tidak melarang umat-nya untuk memperindah penampilan diri. Memperindah diri hakikatnya adalah hal yang di perintahkan oleh Allah SWT sebagai bagiaan dari cara memelihara tubuh. Karena bagaimanapun Allah sendiri maha indah dan meyukai keindahan. Namun di dalam merindah diri tentu ada batasan-batasan yang tidak boleh di langkahi bagi setiap umatnya. tujuan dari batasan-tersebut tentu agar mengarahkan kita untuk tidak menuju kemaksiatan dan perbuatan dosa. Seperti halnya mengumbar aurat, berhias dengan berlebihan dengan niatan bukan sebagai ibadah, dan merubah bentuk tubuh merupakan sesuatu yag di larang dalam Islam.

Lalu bagaimana islam memandang berhias dengan mewarnai rambut ini? Bolehkah seorang wanita mewarnai rambutnya? Tentunya sebagai msulimah, kita perlu tahu hukum yang di perbolehkan bagi kita dalam memperindah diri. Berikut adalah penjelasan dari Kawan Mama mengenai hukum mewarnai rambut bagi kaum wanita di dalam agama islam. Sebagi berikut

Hukum Mewarnai Rambut Di Dalam Islam

Pada dasarnya mewarnai rambut dengan berbagai pilihan warna yang dapat di gunakan di anggap dapat menambah kesan pada penampilan menjadi lebih menarik dan indah. Karenanya, kegiatan mewarnai rambut menjadikan di gemari oleh para kaum hawa. Selain itu, dengan mewarnai rambut juga akan menutupi kesan rambut yang mulai tumbuh uban karena faktor usia. Dengan begitu, uban yang tubuh dapat terutupi oleh pewarna rambut yang di kenakan. Karena pada umumnya, wanita ingin agar selalu tampil cantic dana wet muda. Rasulullah SAW pernah membahas tentang rambut yang di warnai, beliau bersabda.

“Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani tidaklah menyemir uban mereka, maka selisilah mereka.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut dapat di ketahui bahwa Rasulullah SAW dengan sangat lugas memrintahkan pada kita untuk mewarnai rambut untuk membedakan identitas kita dengan orang Yahudi dan Nasrani. Hal ini menjadikan bagi kita di perbolehkan dalam mewarnai rambut agar tidak menyamai orang Yahudi dan Nasrani. Dan dalam sebuah riwayat lain oleh Jabir r.a menceritakan bahwa ketika saat fathul Makkah berlangsung, ayah dari Abu Bakar Ash-Shiddiq yaitu Abu Quhafah yang datang dengan kondisi rambut yang telah putih beruban. Kemudian Jabir berkata,

“Pada hari penklukan Makkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) datang dalam keadaan kepala dan janggutnya yang telah memutih (seperti kapas, atau beruban). Lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘ubahlah uban ini dengan seuatu, tetapi hindarilah warna hitam’.” (H.R Muslim)

Dari apa yang telah di sampaikan dalam kedua hadits tersebut, dapat di ketahui bahwa mewarnai rambut yang telah beruban murapak hal yang di perblehkan oleh Rasulullah dan Islam. Dengan mewarnai rambut yang mulai beruban di harapkan agar kita tidak sama dan membedakan identitas kita sebagai muslim dengan orang Yahudi dan Nasrani. Dengan begitu, mewarnai rambut/menyemir di perbolehkan di dalam Islam, dengan catatan tidak mewarnainya dengan warna hitam.

Apa yang menjadikan warna hitam tidak boleh di guanakan untuk mewarnai rambut? beriku adalah penjelasannya.

Hukum Menyemir Rambut Dengan Warna Hitam

Dalam hadits di atas kita telah melihat bahwa Rasulullah telah memerintahkan Abu Qunafah untuk mengubah warna rambut yang telah beruban. Namun dengan caatatan tidak boleh mengubahnya dengan warna hitam. Tentunya ini menjadi pertanyaan bagi kita sendiri, kenapa Rasulullah membolehkan mewarnai rambut tapi tidak dengan warna hitam. Dalam sebuah riwayat hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Pada akhir zaman nanti akan muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok merpati. Maka itu tidak akan mencium bau surga.” (H.R Abu Dawud)

Bahan Yang Baik Di Gunakan Untuk Menyemir Rambut

Dalam sebuah riwatyat hadits menjalaskan bahwa Abu Dzar r.a pernah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda.

“sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir rambut adalah hinna’ (pacar) dan katm (inai).” (H.R Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majjah dan An-Nasa’i)

Dari hadits tersebut, Rasulullah telah melarang kita untuk menyemir rambut dengan warna hitam. Namun beliau juga menganjurkan kepada kita untuk menyemir rambut dengan menggunakan hinna’ dan katm. Selain menggunakan hinna’ dan katm, kita juga dapat mewarnai rambut dengan al wars (biji yang dapat menghasilkan warna merah dan kekunging-kuningan). Dan juga menggunakan zafaron sebagaimana yang telah di lakukan oleh beberapasahabat Rasulullah.

Dalam mewarnai rambut, pada dasarnya Rasulullah SAW tidak mewajibkan bahan yang spesifik yang baik dan boleh di gunakan. Namun dalam memilih bahan hendaknya memperhatikan kadar dari bahan yang di gunakan. Karena apabila bahan yang di gunakan tidak meresap pada rambut. Maka akan membentuk lepisan sendiri yang akan menghalangi air wudzu ke rambut. sehingga hal itu dapat membuat wudzu mejadi tidak sah. Sebaiknya pilih dan gunakan bahan pewarna rambut yang dapat meresap dan tidak mengahaling air wudzu yang mengalir pada rambut agar wudzu dapat menjadi sah dan sempurna.

Menyemir Rambut Dengan Warna Selain Hitam

Dalam hadits-hadits yang telah di jeaskan di atas, rasululullah telah melarang kita untuk mewarnai rambut dengan warna hitam. Namun beliau memerintahka kita untuk mewarnai rambut dengan warna lain (selain hitam). Dalam hal ini Imama Nawawi berpendapat bahwa,

“Menurut Madzhab kami (Syafi’iyah), menyemir uban berlaku pada kaum laki-laki dan perempuan yaitu dengan shofroh (warna kuning) atau hamroh (warna merah). Dan si haramkan menyemir uban dengan warna hitam menurut pendapat yang terkuat. Ada pula yang mengatakan bahwa hukumnya hanyalah makruh tanzib. Namun pendapat yang menyatakan haram lebih tepat berdasarkan pada Rasulullah SAW yang telah bersabda, ‘hindarilah warna hitam’.”

Dari pejelasan di atas dapat di ketahui bahwa menyemir atau mengubah warna rambut merupakan hal yang di perintahkan oleh Rasulullah ketika melihat rambut putih beruban. Namun rasulullah juga melarang kita untuk mengubah dan meyemir rambut kita dengan menggunakan warna hitam. Sebab warna tersbut merupakan warna yang menyerupai dn identik dengan kaum Yahudi dan Nasrani. Hal yang perlu di perhatikan dalam mengubah warna atau menyemir rambut adalah dengan memilih bahan yang baik yang dapat menyerap pada rambut dan kulit kepala sehingga tidak mencegah dan menutupi rambut dari air wudzu. Tentunya niat dalam merubah rambut adalah dengan tujuan ibadah pada Allah dan membuat kita menyelisihi kaum yahudi dan Nasrani.

Demikian pemabahasan dari Kawan Mama mengenai hukum merubah warna/menyemir rambut. menyemir rambut pada dasarany merupakan sunnah yang di perintahkan Rasulullah. Namun hal tersebut memiliki batasan serta niat dan cara yang baik dalam penerapannya agar dapat mendapat berkah dari Allah SWT

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Dalamislam
  • Masjidpedesaan
Model Jilbab Instan

Model Jilbab Instan

Jenis Dan Model Jilbab Instan

Model Jilbab Instan

Hallo Kawan Mama,

Suka kesel ngga sih, sering menghabiskan banyak waktu saat ingin memakai jilbab? Kadang pun alam keadaan buru-buru. Duh..!! ya ribet ya repot..!!

Ingin mencoba gaya hijab berbeda tetapi tidak bisa membuat styling dengan baik? Ada solusinya loh,  kamu bisa kenakan jilbab instan untuk memudahkan kamu dalam beraktivitas sehari-hari.

Jilbab instan menjadi pilihan alternatif ketika kamu ingin tampil gaya tanpa ribet Kamu tidak perlu takut tampil kurang stylish, karena kini ada beragam model jilbab instan yang bisa di pilih. Selain itu, kamu juga bisa menyesuaikan jenis jilbab instan dengan gaya dan kebutuhan aktivitas sehari-hari. berikut ini adalah daftar jenis dan model jilbab instan yang dapat menajdi pilihan kamu berbusana.

Model Jilbab Isntan

  1. Jilbab Instan Model Khimar

jilbab instan model khimar

Hadir dengan model yang menutupi bagian kepala hingga ke dada bahkan menutupi sampai lengan. Kamu bisa menggunakan jilbab instan jenis ini untuk shalat tanpa harus memakai mukena tambahan. Kini jllbab instan model khimar bisa kamu temui dengan beragam model.

  1. Jilbab Instan Bergo Anti Ribet

jilbab instan model bergo anti ribet

Jilbab instan yang satu ini banyak  di senangi, karena modelnya yang cukup simpel dan mudah di kenakan. Ciri khas dari bergo adalah adanya pet pada bagian depan yang menyerupai topi, namun berukuran pendek. Namun, Bergo juga turut hadir dengan tali yang dapat kamu ikat ke belakang kepala. Kamu bisa memilih model hijab bergo polos dengan warna solid ataupun yang di lengkapi dengan renda dan bordir.

  1. Jilbab Instan Modifikasi Untuk Gaya Lebih Modis

Jenis jilbab instan ini hadir dengan model yang sangat beragam. Pada umunya hadir dengan aksen serut atau potongan hijab asimetris. Kamu dapat menemukan jilbab instan modifikasi yang bisa di lilit dan di bentuk sesuai kebutuhan. Di samping itu, ada juga model renda dan pilihan bahan lainnya.

  1. Jilbab Instan Hoodie Untuk Tampilan Yang Unik

Jilbab instan hoodie untuk tampilan yang unik

Memiliki bentuk menyerupai hoodie ataupun tutup kepala yang biasa ada pada jaket. Cara menggunakan jilbab instan hoodie juga ternilang mudah. Kamu hanya perlu memakainya tanpa harus menggunakan peniti.

  1. Jilbab Instan Berlengan Menyerupai Baju

jilbab insta dengan lengan

Jilbab instan berlengan adalah jilbab yang memang di desain menyerupai baju. Fungsi dari hijab ini merupakan sebagai hijab sekaligus pakaian.

  1. Jilbab Instan Model Basic Dan Simpel

jilbab instan model basic dan simpel

Cara memakai jilbab ini bisa di bilang sangat mudah di tata dan dibentuk sesuai keinginan. Pertama kamu hanya perlu bandana jilbab untuk membuat tampilan jilbab lebih rapi, selanjutnya masukkan jilbab dan biarkan sisi jilbab yang memiliki karet berada di bagian bawah. terakhir, bingkai hijab sesuai yang kamu inginkan. Voila, hijab sudah tertata rapi sesuai selera.

  1. Jilbab Cantik Segi Empat Dengan Simpul Pita

Jilbab cantik segi empat dengan simpul pita

Model hijab yang satu ini memang terlihat seperti ketika mengenakan jilbab segi empat dan menempelkanya dengan pentul dan membuat simpul pada bagian depan. Bedanya, jilbab ini bisa tampil lebih rapi dalam sekejap saja. Namun, jika kamu ingin tampil dengan jilbab syar’i, lepaskan saja simpul pitanya dan rekatkan bagian tengah menggunakan bros untuk mempermanis penampilan.

  1. Hijab Model Pashmina Lilit Asimetris

jilbab model pashnmina lilit yang asimetris

Tidak perlu mengenakan banyak jarum pentul atau peniti dan sering-sering merapikan hijab lagi. Apalagi bagi kamu yang memiliki bayi atau anak kecil, tidak perlu takut lagi dengan jarum yang sewaktu-waktu bisa menusuk sebab hijab ini hadir untuk membuat kamu lebih praktis dan aman.

  1. Jilbab Ikat Dengan Modifikasi Asimetris Dan Modern

Jilbab ikat dengan modifikasi asimetris nan modern

Jilbab instan ini merupakan jilab instan dengan modifikasi asimetris dan mempunyai model yang lebih modern.  Biasanya jilbab model ini banyak di gemari oleh para pencinta fashion atau blogger untuk melengkapi tampilan keseharian mereka. Dengan hijab ini kamu juga tidak perlu lagi mengenakan dalaman jilbab. Sebab hijab sudah di desain dengan baik dan memiliki dua lapisan yang anti menerawang.

  1. Jilbab Instan Dengan Model Tumpuk Untuk Kamu Yang Berwajah Kotak

Jilbab instan dengan model tumpuk untuk kamu yang berwajah kotak

Model jilbab instan satu ini memiliki dua lapisan hijab yang ditumpuk. Kamu bisa memilih hijab semi-instan supaya dapat membuat variasi. Pilihlah model hijab dengan bagian atas oval dan tinggi. Hal ini akan membuat ilusi dahi yang terlihat lebih tinggi.

  1. Model Jilbab Instan Lengkap Dengan Cadar

jilbab instan lengkap dengan cadar

Pemakai hijab syar’i dapat mengandalkan model jilbab instan yang lengkap dengan cadar. Biasanya hijab ini hadir dengan warna dengan bahan yang sama dengan cadarnya jadi kelihatan lebih minimalis dan simpel.

  1. Hijab Sporty Instan Dengan Bahan Fleksibel Yang Nyaman

jilbab sporty instan dengan bahan fleksibel yang nyaman

Untuk mendapatkan sensasi kepuasan berolahraga yang berkualitas dan nyaman, kamu dapat memilih model hijab sporty instan yang praktis dan simpel dan sesuai dengan kebutuhanmu.

  1. Hijab Turban Instan Yang Kekinian

jilbab turban instan yang kekinian

Hampir semua dari bentuk wajah cocok memakai model jilbab turban tapi tidak terlalu disarankan untuk pemilik wajah bulat dan persegi sebab bentuk rahang yang tegas cenderung akan terlihat.

Pada dasarnya, jilbab instanmerupak model pertama dengan unsur pembauatan yang bertujuan memudahkan pengguna untuk mengenakannya. Oleh sebab itu, pada jilbab instan ini di buat sedemikian rupa agar sang pengguna tidak tampil monoton dnegn hanya menggunakan satu jenis model saja. Dengan banyaknya model jilbab instan yang telah di buat dapat memudahkan bagi kaum hawa untuk tampil dengan berbeda-beda sesuai dengan gaya mereka masing-masing.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai jenis dan model instan yang dapat kamu pilih dan kenakan. Beberapa dari jenis dan bentuk dan fungsi jilbab instan sudah mulai berkembang dan menghasilkan model-model dyang baru dan fariatif. Dari sekain banyak jenis dan model serta fungsinya, mananih yang menjadi pilihanmu..?

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

Selamat memilih. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • review.bukalapak
Cantik Ala Aisyah Istri Rasul

Cantik Ala Aisyah Istri Rasul

Cantik Ala Aisyah Istri Rasul

Cantik Ala Aisyah Istri Rasul

 

Hallo Kawan Mama,

Kecantikan adalah sebuah anugerah yag di berikan oleh Allah SWT kepada setiap kaum wanita. Pada umumnya, sebagai seorang wanita pastinya kita selalu ingin tetap terlihat cantik dan menawan kapanpun dan di manapun. Hal ini sudah menjadi fitrah atau hal yang wajar bagi setiap kaum wanita. Dalam usaha agar terlihat cantik, seorang msulimah perlu untuk menata kembali dengan baik kebiasaan yang di lakukan dalam sehari-hari. Seperti mulai memperhatikan kebiasaan membersihkan kebersihan tubuh, menutup dan menjaga auarat dengan baik dan benar, dan mengenaiakan pakaian yang baik dan sopan.

Namun, seiring berkembangnya zaman, terutama di biadang fashion kecantikan banyak sekali dari kaum wanita bahkan musllimah yang mulai menggunakan make up untuk membantu mengeluarkan aura kecantikannya. Dan ada pula yang melakukan perawatan kecantikan atau dengan menggunakan bahan herbal untuk tetap terlihat cantik. Seperti menggunakan buah mentimun, nanas, papaya, alpukat dan buah-buahan yang lain yang di gunakan untuk perawatan kecantikan. Namun pada dasarnya, setiap dari kaum wanita memiliki kecantikannya masing-masing di mata Allah. Dan yang membedakan hanyalah bagaimana kecantikan akhlaknya saja.

Keinginan untuk selalu tamil cantik untuk pasangan merupakan hal yang wajar bagi kaum wanita, rupanya hal ini juga terjadi pada Istri-Istri Rasul. Tentunya berpenamilan dan terlihat cantik penting untuk di lakukan seorang Istri kepada sang suami. karena hal ini merupakan salah satu cara menyenangkan suami dalam bakti seorang Istri kepada suami.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas tips cantik ala Aisyah Istri Nabi. Sebagaimana kita tahu, kecantikan merupakan sebuah hal yang penting, khususnya bagi kaum wanita untuk menarik perhatian lawan jenis atau pasangannya. Lantas bagiaman cara Aisyah Istri Nabi mendapatkan dan merawat kecantikannya? Berikut adalah penjelasannya.

Cara Aisyah Mendapatkan Kecantikan Dan Tubuh Yang Ideal

Salah satu kebiasaan Aisyah Istri Nabi yang sering di lakukan untuk mendapatkan kecantikannya agar selalu terjaga kecantikan dan kesehatan adalah dengan mengkonsumsi sayuran seperti mentimun dan buah kurma. Dalam sebuah oenelitian, terbukti bahwa mentimun mengandung 0.65% protein, 0,1% lemak, dan 2,2% karbohidrat yang dapat memenuhi dari kebutuhan tubuh. Bukan hanya itu saja, mentimun juga mengandung zat besi, kalsium, magnesium vitamin C, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin B2 yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Dalam sebuah riwayat di sebutkan bahwa Aisyah r.a manakala ketika hendak di pertemukan dengan Nabi, ia rutin dalam mengkonumsi mentimun dan kurma untuk basah untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Karena pada saat itu tubuh Aisyah r.a dalam keadaan kurus dan kecil. Aisyah berkata,

“Ibuku mengobatiku agar aku jelihaatan gemuk, saat dia hendak mempertemukan aku dengan Rasulullah SAW. Dan usaha itu tidak membuahkan hasil, sehingga aku memakan timun dengan kurma basah, kemudian aku menjadi gemuk dengan bentuk tubuh yang ideal.” (H.R Ibnu Majjah)

Mengkonsumsi mentimun juga di gunakan oleh Rasulullah untuk menjaga kesehatannya, sebagaimana telah di riwayatkan oleh Aisyah R.a, beliau berkata,

“Rasulullah sering makan mentimun di campur dengan kurma basah.” (H.R Tirmidzi)

Tips Cantik Ala Aisyah Istri Nabi

Asiyah r.a rajin dan rutin mengkonsumsi mentimun dan buah kurma basah agar tubuhnya manjadi sehat dan gemuk dengan ideal. Namun tidak hanya itu saja, Aisyah r.a juga menggunakan sesuatu hal yang lain untuk mendapat dan merawat kecantikan jasmaninya. Berikut adalah bahan alami yang di gunakan oleh Aisyah Untuk Merawat Kecantikannya.

  1. Minyak Zaitun

Minyak zaitun adalah salah satu bahan alami yang sering di gunakan oleh kaum wanita untuk merawat kecantikannya, tidak hanya pada kulit, bahan ini juga dapat di kenakan untuk merawat rambut wanita. Karena bahan yang satu ini mengandung vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K yang baik dan akan larut pada lemak. Minyak zaitun ini akan sangat baik untuk kesehatan kulit dan dapat mengobati eksim yang terjadi pada kulit. Eksim sendiri merupakan semacam peyakit yang terjadi pada kulit berupa adanya rasa gatal yang menimbulkan bintik-bintik atau gelembung kecil dan bercak merah yang mengerisik yang mengakibatkan rasa gatal pada kulit.

Aisyah r.a menggunakan minyak zaitun ini sebagai bahan alami untuk merawat kecantikannya dan melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit kulit yang dapat menganggu kesehatanya. Dengan kandungan vitamin yang banyak, tentu minyak zaitun ini mejadi bahan alami yang cocok untuk menjaga kecantikan dan kesehatan tubuh.

  1. Minyak Dzarirah

Minyak dzarirah di kenal memiliki khasiat yang ampuh untuk mengatasi dan menyembuhkan jerawat yang ada pada wajah. Dalam sebuah riwayat hadits yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwasanya Rasulullah SAW pernah menyarankan kepada Aisyah untuk menggunakan minyak dzarirah dan mengoleskannya pada jarinya ketika muncul semacam jerawat atau bisul. Rasulullah SAW pernah bertanya pada Istrinya,

“Apakah engkau punya minyak wangi dzarirah?” kemudian mereka menjawab, “punya”. Rasulullah SAW kemudian berkata, “Bubuhkan (oleskan) pada jerawatmu itu, seraya membaca do’a ‘Ya Allah yang mengecilkan yang besar  dan membesarkan yang kecil, kecilkanlah jerawatku ini’.” (H.R Al-Hakim)

Minyak dzarirah ini berasal dari batang pohon dzarirah yang cenderung bersifat panas dan kering, sehingga dapat mematangkan jerawat atau bisul dan mengeluarkan isinya. Minyak ini pada dasarnya mengandung etanol yang dapat membuat proses purging (membersihkan) dan mengurangi rasa sakit akibat peradangan pada kulit. Tentunya khasiat dari minyak ini sangat cocok bagi kulit yang terserang jerawat ataupun bisul karena dapat mengurangi dan meredakan rasa nyeri.

  1. Madu

Madu merupakan salah satu bahan konsumsi yang banyak di gemari oleh masyarakat. Selain rasanya yang manis, madu juga di percaya dapat menjadi sala satu obet dari berbagai macam penyakit. Banyak juga dari kaum wanita yang menggunakan madu untuk bahan alami dalam merawat kecantikan. Karena pada dasarnya, madu memiliki kandungan antibakteri yang dapat mengusir dan menyembuhkan jerawat yang datang, dan mengurangi bekas-bekas jerawat.

Madu dapat di gunakan untuk mengatasi kulit yang sedang meradang akibat jerawat yang datang. Dengan campuran perasaan lemon dan yoghurt, maka khasiat dari madu akan dapat di gunakan juga sebagai bahan kosmetik yang alami untuk mencerahkan kulit.

  1. Memakai Celak

Bercelak merupaka saah satu cara untuk mempercantik diri dengan mengoleskan bubuk hitam halus pada bulu mata. Celak dapat membuat mata menjadi bersih dan membuat bulu mata tumbuh. Bercelak juga merupakan sebuah anjuran atau sunnah yang di perintahkan oleh Rasulullah SAW sebagai perhiasan sederhana dan untuk tujuan tarapeutik. Sebagiamana telah di perintahkan Rasulullah, Beliau bersabda,

“Gunakan Antimon (Kohl), karena itu membersihkan penglihatan dan membuat rambut tumbuh.” (H.R Tirmidzi)

  1. Susu Sebagai Bahan Merawat Rambut

Pada umumnya, susu merupakan bahan konsumsi yang di gunakan untuk di minum karena rasanya yang enak dan menyegarkan, serta menyehatkan bagi tubuh. Namun jangan salah, susu juga dapat di gunakan untuk merawat kecantikan kita loh. Salah satunya adalah merawat rambut agar tetap bersinar, halus dan tebal. Dalam penerapannya, cukup campurkan susu dengan madu dan gunakan sebagai masker rambut kurang lebih seminggu sekali untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Dengan menggunakan susu yang di campur madu dapat membuat rambut sehat dan halus seperti sutra.

Seperti yang telah di jelaskan di atas, bahwa kecantikan seorang wanita adalah sebuah anugerah yang di berikan oleh Allah SWT kepada setiap wanita. Namun, setiap pemberian dari Allah merupakan sebuah titipan yang peru untuk di jaga dan di rawat, tak terkecuali dalam kecantikan. sebagai seorang dari kaum wanita yang selalu ingin tampil dengan cantik kapanpundan di manapun, maka perlu bagi kita untuk menjaga kecantikan yang telah Allah berikan kepada kita. yaitu dengan merawat dan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Dalam upaya mendapatkan kecantikan, Istri Rasulullah menggunakan cara-cara yang ada di atas agar kecantikannya tetap terjaga dan sehat jasmaninya.

Demikain pembahasan dari Kawan Mama mengenai tips cantik yang di lakukan oleh Aisyah Istri Nabi dalam mendapatkan kecantikan dan merawatnya dengan baik. Menjaga dan merawat kecantikan adalah salah satu upaya untuk hidup dengan sehat dan bersih. Tentunya hal ini di tujukan untuk beribadah kepada Allah dan untuk menyenangkan pasangan kita, dengan begitu kita akan selalu mendapat keberkahan dalam merawat kecantikan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

 

Sumber :

  • Kalam.sindonews
  • Popmama
Hukum Berhias Ketika Shalat

Hukum Berhias Ketika Shalat

Hukum Berhias Sebelum Shalat

Hukum Berhias Ketika Shalat

 

Hallo Kawan Mama,

Sebagaimana orang normal pada umumnya, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari pastinya kita selalu ingin tampil dengan rapi secara maksimal. Karena bagaimanapun penampilan yang rapi akan membuat kita lebih nyaman dalam menjalani aktivitas yang kita lakukan. Sebagai seorang maulimah, dalam sehari kita memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadah wajib sebanyak lima kali, yaitu melaksanakan ibadah Shalat. Shalat adalah ibadah wajib yang termasuk dalam rukun Islam. Oleh sebab itu, wajib bagi kita untuk melaksanakannya, walaupun tengah dalam kondisi apapun.

Dalam berkativitas sehari-hari atau menghadiri acara tertentu, pastinya kita ingin selalu berpenampilan dengan maksimal dan berhias yang membuat kita kebih cantik, serta memakai pakaian-pakaian terbaik yang kita miliki. Namun kita juga sering lupa bahwa ketika hendak melaksanakan Shalat, sering dari kita hanya memakai pakaian yang seadanya dan tidak berhias seperti ketika hendak menghadiri acara tertentu.

Pada dasarnya, berhias merupakan salah satu cara memperindah diri yang di perbolehkan dalam Agama Islam. Tidak ada dalil yang melarang melakukan berhias selagi yang di lakukan masih sesuai dan tidak menya;ahi ketentuan-ketentuan syariat. Karena bagaimanapun Alla adalah maha keindahan dan menyukai keindahan itu sendiri. Lalu bagaimana jika berhia di lakuka ketika hendak melakukan Shalat? Pertanyaan tersebut pastinya pernah sesekali muncul dalam diri kita. tenang, nanti akan kami jelaskan.

Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai hukum berhias ketika hendak melakukan Shalat. Bahan dari make up yang biasa di gunakan oleh kaum wanita biasanya terbuat dari cairan tertentu yang mengandung minyak dan cenderung sulit untuk di bersihkan. Lantas bagaimana hukumnya di dalam Islam. Berikut adalah penjelasannya.

Berhias Ketika Hendak Melaksanakan Shalat

Sebagaimana yang telah kita ketahui, berhias merupakan sebuah sunnah yang baik untuk di lakukan. hal ini juga berlaku bagi kita ketika hendak melaksanakan ibadah. Berhias ketika hendak melaksanakan shalta di maksudkan untuk mengagungkan Allah adalah perbuatan yang menjadi sebuah sunnah. Berhias merupakan sebuah perintah Allah kepada hamba-Nya, sebagaimana telah di jelaskan dalam AL-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 31 yang artinya.

“Hai anak Adam, pakailah pakianamu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-A’raf :31)

Dari ayat tersebut dapat di ketahui bahwa, berhias ketika hendak memasuki masjid dan melaksanakan Shalat merupakan sebuah perintah dan sunnah yang baik untuk di lakukan. oleh sebba itu, penting bagi kita untuk memperhatikan penampilan kita ketika hendak memasuki masjid dan melaksanakan Shalat.

Hukum Make Up Untuk Beribadah

Make up adalah salah satu barang atau benda atau alat yang biasa di gunakan untuk berhias oleh kaum wanita pada umumnya. Namun kebanyakan dari make up yang di gunakan adalah dengan berbahan yang cenderung mengandung minyak atau silicon dan bahan lain yang tidak mudah luntur. Make up yag terbuat dari bahan tersebut sedang sangat ramai di gunakan oleh kebanyakan kaum wanita karena awet dan tidak mudah luntur. Sedangkan cara yang dapat di gunakan untuk menghapus make up jenis ini adalah dengan pembersih khusus seperti micellar water atau face tonic. Hal ini membuat wanita susah untuk menghapus make up tersebut dan tidak menghapusnya karena akan ribet dan memerlukan banyak waktu jika menghapus dan kemudian menggunakannya lagi.

Dalam Agama Islam, syarat dari sahnya seseorang ketika berwudzu di antaranya adalah air yang membasuh ke bagian tubuh dapat mengenai kulit dengan menyeluruh dan merata. Dan bagian tubuh yang terhalang sesuatu yang dapat membuat air wudzu tidak dapat membasuh dengan merata dan meyeluruh membuat wudzu yang di lakukan menjadi tidak sah. Sebagiman telah di sampaikan dalam sebuah riwayat hadits oleh Abu Dawud, beliau berkata.

“Jika Nabi Muhammad SAW melihat seorang laki-laki yang sedang Shalat, sementara kaki belakangnya menunjukkan cahaya sebesar mata uang dirham yang tidak basah (karena wudzu). Rasulullah SAW kemudian memintanya untuk mengulang lagi wudzu dan do’anya.” (H.R Abu Dawud)

Dari penjelasan hadits tersebut dapat di ketahui bahwa apabila make up yang di gunakan tersebut dapat menghalangi air wudzu mengenai kulit sehingga tidak membasuh dengan merata. Maka make up tersebut tidak boleh di gunakan dan harus di hapus terdahulu sebelum berwudzu. Sebab sarat syahnya wudzu adalah bagian tubuh haruslah terbasuh oleh air wudzu dengan merata dan menyeluruh. Sebagai sesuah saran, hendaknya lakukan wudzu terlebih dahulu ketika hendak menggunakan make up dengan bahan-bahan yang tahan air dan dapat menghalangi meratanya air wudzu pada bagian tubuh.

Berhias ketika hendak Shalat

Ketika hendak melaksanakan Shalat, seorang wanita juga di anjurkan untuk berhias dan mempercantik diri dan menggunakan pakaian yang baik dan pantas sebagai bagian dari cara mengagungkan Allah dan sebagai wujud dari rasa tunduknya kepada Allah SWT. Pakaian yang bagus juga merupakan sebuah hiasan yang baik di kenakan ketika hendak melaksanakan Shalat. Sebagaimana telah di sampaikan dalam sebuah riwayat hadits oleh Ibnu Umar r.a, beliau berkata. Rasulullah SAW bersabda.

“apabila salah seorang dari kalian hendak Shalat, maka sebaiknya dia mengenakan dua helai pakaiannya. Karena berhias untuk Allah itu lebih hak untuk di lakukan.” (H.R Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi)

Dan dalam sebuah riwayat, ibnu umar pernah menegur seseorang Nafi’ ketika melihat orang tersebut melaksanakan Shalat namun menggunakan pakaian yang kurang sopan. Ibnu umar berkata, “Bagiamana menurutmu jika engkau menemui orang banyak, apakah penampilanmu sperti ini?”.  “Tidak” jawab si Nafi’. “Allah lebih pantas engkau hormati dengan penampilanmu.” Ucap Ibnu Umar.

Dalil berpakaian ketika Shalat

Bagi kaum msulimah, ketika hendak melaksanakan Shalat di anjurkan untuk menggunakan tiga helai pakaian. Yaitu kerudung yang menutupi kepala dan lehernya, baju panjang/daster yang dapat mentupi badan dan kedua kakinya dan jilbab/kerudung tebal di atas pakaian atau mantel yang di gunakan untuk menutupi pakaiaannya. Sebagaimana telah di sampaiakan oleh Aisyah r.a, beiau berkata.

“Ketika hendak melaksanakan Shalatwanita harus mengenakan tiga helai pakaian yakni pakaian sehari-hari, jilbab dan kerudung.” (H.R Ibnu Abdi Syaibah)

Bahkan suatu ketika Aisyah r.a pernah menggunakan sarung yang ia miliki sebagai jilbab baginya ketika ia hendak melaksanakan Shalat. Dalam sebuah riwayat lain, Ibnu Umar pernah berkata.

“Sebaiknya seorang wanita mengenakan pakaiannya ketika hendak melaksanakan Shalat.” (H.R Ibnu Syaibah)

Penutup

Dari penjelasan di atas dapat di pahami, bahwa behias merupakan kagiatan yang di anjurkan di dalam Agama Islam. Dan berhias ketika hendak melaksanakan Shalat merupakan salah satu cara untuk mengagungkan Allah ketika hendak melaksanakan ibadah. Dan dari penjelasan di atas kita dapat memahami bajwa hendaknya sebagai orang muslim melakukan berhias atau berdan dan ketika hendak memasuki masjid atau melaksanakan Shalat. Namun dengan catatan berhias yang di lakukan tidak menggunakan make up yang dapat menghalangi air wudzu membasuh ke bagian tubuh. Baiknya gunakan make up yang dapat mudah di hapus atau gunakan make up setelah mengambil air wudzu.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai berhias ketika hendak melaksanakan Shalat. Berhias atau make up adalah sesuatu yang sangat sulit untuk di tanggalkan, khususnya bagi kita kaum wanita. Dan Islam menganjurkan bagi kita untuk selalu tampil dengan maksimal ketika hendak melaksanakan ibadah. Hal inni bertujuan untuk mengangungkan Allah SWT, dan membuat kita semakin khusuk dalam beribadah.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Orami
  • Dream
Etika Berhias Dalam Islam

Etika Berhias Dalam Islam

Etika Berhias Yang Baik Dalam Islam

Etika Berhias Dalam Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Seperti yang telah kita ketahui, wanita adalah perhiasan dunia, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah istri yang shalihah. Dalam sebuah istilah menyebutkan bahwa “wanita adalah tiang negara, bila rusak akhlak dan atau adab wanita maka rusaklah suatu negri tersebut”. Ungkapan tersebut bungkanlah semata-mata sebatas ungkapan saja. Dalam sebuah rumah tangga, istri adalah seorang madrasah bagi anak-anaknya. Apabila ia berakhlak baik maka akan baik pula bagi anak-anaknya. dan apabila ia berakhlak buruk, tidak menutup kemungkinan anak-anaknya akan meniru dan ikut menjadi buruk.

Dalam berpenampilan, Islam telah menyampaikan pesan dari Allah SWT melauli Al-Qur’an dan hadis Rasul kepada para wanita untuk berhias sesuai dengan ketentuan syariat. Maka dari itu telah di jelaskan oleh Rasul, bahwa dalam berhias hendaknya seorang wanita tidak tabarruj (berlebih-lebihan), menutup aurat dengan baik dan tampil dengan sewajarnya. Tentunya pesan ini tidak begitu saja di sampaikan oleh Rasulullah tanpa adanya siatu alasan yang jelas. Tujuan dari adab berhias tentu untuk menjaga kehormatan, kesucian dan martabat wanita agar selalu terjaga dengan baik.

Seiring berkembangnya zaman, bidang fashion pun ikut berkembang dan banyak model fashion baru yang sangat di gandrungi oleh kaum wanita. Hal ini tentu memicu ramainya para muslimah untuk tampil cantic dengan model fashion yang terus berkembang. Perlu untuk di cermati, banyak pula fashion yang cenderung melenceng dari ketentuan-ketentuan syariat yang sedang ramai di kalangan waniyta. Sebagai wanita muslimah yang taat berAgama, hendaknya perlu bagi kita untuk mengetahui adab yang baik dalam betrhias, serta taat cara yang sesuai dengan syariat Islam yang berlaku bagi kita. hal ini di tujukan agar dalam berhias, kita dapat selalu berhati-hati untuk tidak melakukan hal yang di larang oleh Agama Islam.

Pada tuisan sebelumnya, Kawan Mama telah membahas adab berhias yang baik dalam Islam. Selain adab yang baik dalam berhias, tentu ada tata cara yang baik pula dalam penerapannya. Pada kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai etika yang baik dalam berhias bagi kaum perempuan sesuai dengan ajaran Islam. Berikut adalah penjelasannya.

Etika Berhias Sesuai Dengan Syariat Islam

Islam mengajarkan kepada kita untuk mencintai sesuatu yang indah, oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu berpenampilan dengan unsur keindahan sesuai dengan perintah Agama. Sebagai dasar dalam berhias, perlu bagi kita untuk selalu menata niat kita untuk selalu beribadah kepada Allah SWT dalam setiap apa yang kita lakukan. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Sesungguhnya Allah itu indah lagi menyukai keindahan.” (H.R Muslim)

Berhias merupak sunnah alamiah yang biasa di lakukan oleh kita sebagai kaum wanita. Hal ini tidak dapat di pisahkan oleh kaum wanita apa lagi samapi meninggalkannya. Sebab berhias sendiri sekarang sudah menjadi bagian dari kebutuhan kaum wanita. Berhias merupakan salah satu cara bagi kita untuk menjaga kesucian dan kehormatan kita sebagai kaum wanita, serta, menjunjung tinggi martabat kita sebagai seorang muslimah. Dengan berhias yang baik sesuai dengan syariat, itu berarti sama halnya kita telah melaksanakan perintah Allah SWT dengan baik. Berikut adalah etika yang baik dalam berhias sesuai dengan syariat Islam

  1. Tidak Mememakai Hiasan Yang Berlebih-Lebihan

Pada dasaranya, Allah sendiri mencintai sesuatu yang sederhana dan membenci susuatu yang berlebih-lebihan dari hamba-Nya, dan hal ini kuga berlaku dalam berhias bagi kaum wanita. Hiasan yang baik adalah hiasan yang sewajarnya dengan niatan untuk beribadah kepada Allah, dan bukan untuk menunjukkan kecantikannya di muka umum. Sebagimana friman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 31, yang artinya.

“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-A’raf : 31)

  1. Tidak Sebaiknya Berhias Dan Menggunakan Perhiasan Ketika Sedang Berkabung

Ketika berkabung, tidak sepatutnya bagi seorang muslimah untuk berhias dan menggunakan perhiasan pada tubuhnya ketika dalam kondisi tersebut. Baiknya gunakan pakaian yang sewajarnya dan tanggalkan dulu kegiatan berhias dan menggunkan perhiasan pada tubuh. Dan gunakan waktu tersebut untuk berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  1. Tidak Memakai Hiasan Yang Haram Dan Di Larang

Pada zaman yang modern seperti sekarang, banyak sekali alat dan bahan berhias yang terbuat dari segala bahan yang tidak sepatutnya di gunakan. Hal ini merupakan cara yang di gunakan untuk berhias dan mengeluarkan kecantikan yang maksimal. Tentunya hal ini sudah menyalahi tujuan dari berhias itu sendiri. Seperti halnya wewangian atau parfum yang mengandung alkohol, dan bahan yang tidak halal yang tidak sepatutnya di gunakan untuk berhias.

  1. Tidak Berhias Layaknya Orang Jahiliah

Berhias adalah suatu cara untuk memperindah diri yang sudah di lakukan oleh kaum wanita sejak zaman dahulu kala, dan tetap di gunakan, serta terus berkembang hingga sekarang. Namun pada zaman dahulu berhias sering di gunakan untuk sesuatu yang cenderung berbuat maksiat. Seperti menunjukkan kecantikannya di muka umum, menarik perhatian lawan jenis, dan hal lain yang dapat menimbulkan fitnah dan perbuatan maksiat. Hal ini merupakan cara berhias yang sudah salah kaprah dan menyalahi tujuan dari berhias itu sendiri. Sebab tujuan dari berhias sebenarnya adalah untuk menjaga kesucian, kehormatan dan martabat diri agar bisa selalu dekat dengan Allah SWT.

  1. Merapikan Bagian Tubuh

Islam juga memerintahkan pada hamba-Nya untuk merawat tubuh dan merapikan bagian-bagian tubuh tertentu. Seperti memotong kuku dengan rapi, memendekkan kumis, menyisir rambut dan merapikan jenggot bagi kaum lelaki. Mencabut bulu ketiak dan mencukur rambut kemaluan bagi pria dan wanita. Sebagaimana telah di sampiakan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Sepuluh hal yang termasuk fitrah  yaitu, mencukur kumis, memotong kuku, menyela-nyela jari jemari, memanjangkan jenggot, siwak, istinsyaq, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan dan intiqashul maa’. Mushab bin syaiban mengatakan. ‘aku lupa yang kesepuluh, melainkan berkumur.” (H.R Muslim)

  1. Tidak Mencukur Botak Sebagian Dari Rambut Kepala

Pada dasarnya, Rasulullah melarang bagi setiap wanita muslimah untuk memotong rambutnya. Karena hal ini di takutkan wanita tersebut akan menyerupai seoarng laki-laki akibat memotong rambutnya. Sedangkan bagi kaum pria, tidak di perbolehkan mencuku rambut dengan model botak sebagian saja. Sebab hal itu merupakan kebiasaan dari orang-orang jahiliah yang tidak mau masuk Islam dan melawan pada nabi. Dari hal tersebut, di takutkan pria yang mengikuti gaya tersebut akan terseret masuk kedalam golongan orang-orang tersebut.

  1. Wanita Di Perbolehkan Mengenakan Kain Sutra

Pada dasarnya, kain sutra adalah kain yang lembut dan sangat halus, serta mahal harganya, terutama ketika zaman Nabi dahulu. Wanita muslim tidak di larang menggunakan kain sutra dengan catatan kain yang di gunakan adalah kain yang tebal, tidak menerawang dan tidak memperlihatkan lekuk tubuh dan aurat-aurat yang seharusnya tetap terjaga.

  1. Tidak Di Perbolehkan Merubah Bentuk Tubuh

Membuat tato pada tubu atau meregangkan gigi, menghapus alis mata adalah gaya fashion yang sedang banyak di gunakan oleh masayarakat pada umumnya. Hal ini berkembang dengan pesat akibat banyaknya bangsa barat yang membawa budaya tersebut ke lingkungan kita. karena telah kita ketahui sendiri, bahwa fashion kita saat ini berkiblat pada budaya bangsa barat. Namun sebagai seorang msulimah, perlu bagi kita untuk tetap berpegang teguh pada perintah Allah, terutama dalam hal berhias ataupun Fashion. Sebab hal tersebut dapat menyelamatkan kita dari perbuatan dosa yang di benci oleh Allah SWT.

  1. Tidak Menjulurkan Pakaiannya

berpakaianlah dengan sebaik-baiknya berpakaian dengan yang sewajarnya. Sebab berpakaian dengan menjukurkan pakaian danmenyeret-nyeretnya merupakan perbuatan yang termasuk kedalam sifat riya dan sombong. Sebagaiman telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Hendaklah kaum wanita menurunkan satu hasta, dan tidak boleh melebihinya di dalam membuat ujung pakaiannya.” (H.R An-Nasa’i)

  1. Tidak Tampak Oleh Orang Lain

“sebaiknya-baiknya perhiasan yang di pakai adalah perhiasan yang di gunakan namun tidak Nampak oleh orang lain. Dan sebaik-baiknya parfum adalah parfu yang di gunakan yang tampak warnanya namun tidak tercium aromanya.” (H.R Tirmidzi, Ahmad, Abu dawud, An-Nasa’i)

Berhias merupakan salah satu cara untuk berpenampilan dengan baik dan menjaga kesucian serta kehormatan dan martabat diri seorang wanita. Berhias juga merupaka sebuah media untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sebab ketika hendak beribadah, tubuh kita di haruskan agar selalu suci dari najis dan kotoran. Berhias juga merupakan kegiatan positif yang mejadi sebuah sunnah apabila di lakukan dengan niatan untuk beribadah kepada Allah SWT. Di dalam berhias, sebagai wanita muslim hendaknya melakukannya dengan cara yang baik, adab yang baik serta mengi=hindari hal-hal yang tidak di perbolehkan oleh Agama dalam berhias. Dengan begitu, kegiatan berhias yang di lakukan akan mendapat ridho dan berkah oleh Allah SWT dan menghindarkan kita dari hal-hal maksiat dan perbuatan dosa.

Demikian pemabhasan dari Kawan Mama mengenai etika berhias sesuao dengan Syariat Islam. Penting bagi kita untuk memperhatikan dan menerapkan hal tersebut agar kita tidak melakukan langkah yang salah dalam berhias. Sebab muslimah yang bai dan taat adalah muslimah yang belajar dan melakukan aktivitasya dengan tujuan beribadah dan mendenkatkan diri pada Allah SWT.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Dream
  • Darunnajah
Berhias Yang Di Larang Oleh Islam

Berhias Yang Di Larang Oleh Islam

Berhias Yang Di Larang Oleh Islam

Berhias Yang Di Larang Oleh Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Berhias atau dan-dan atau make up adalah suatu hal yang cenderung sangat identik dengan kaum wanita pada umumnya. Di dalam Agama  Islam, Allah SWt tidak melarang bagi hamba-Nya untuk berhias. Sebab berhias merupakan salah satu cara untuk bagi kita untuk tampil rapid an sopan dengan memperhatikan unsur keindahan. Karena Allah sendiri merupakan maha indah dan menyukai sesuatu yang indah. Tujuan dari berhias tentu agar kesucian dan kehormatan tetap terjaga sebagai bagian martabat dari seorang manusia, terkhusus bagi kaum wanita.

Seperti yang telah di jelaskan dalam tulisan sebelumnya yang berjudul adab berhias dalam Islam. Berhias merupakan salah satu cara untuk memperindah diri dan tidak di larang oleh Agama . Asalkan berhias yang di lakukan pada wajah mapun tubuh sesuai dengan ketentuan syariat yang telah berlaku. Namun, banyak dari kita yang selalu merasa bahwa diri kurang cantik, tidak puti, tidak mulus seperti orang lain. Pada dasarnya, Allah menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelabihannya yag menjadikannay mahluk yang sempurna. Hal ini kurang menjadi perhatian dan di sadari oleh kita sendiri. Sehingga kita selalu meras kurang dan tidak bersyukur terhadap apa yang kita milki.

Di dalam Agama  Islam, selain adanya adab atau etika dalam berhias, ada beberapa hal lain yang tidak di perbolehkan untuk di lakukan bagi kaum muslimah. Karena hal ini adalah hal yang bertentangan dengan tujuan berhias dan etika atau adab berhias yang di lakukan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai berhias yang di larang oleh Agama  Islam. Sebagai muslimah yang taat berAgama  dan selalu ingin dekat dengan Allah, tentu hal ini penting untuk di ketahui oleh kita. berikutini adalah penjelasannya.

Hal Yang Di Larang Dalam Berhias

Berhias adalah salah satu cara kita untuk menunaikan perintah Allah dalam menjaga kesucian dan kehormatan, serta martabat kita. sebab sebagaimana kita tahu Allah itu adalah maha keindahan itu sendiri. Seperti yang telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Sesungguhnya Allah Itu Indah lagi Menyukai Keindahan.” (H.R Muslim)

Dari hadis tersebut dapat di pahami bahawa Allah sendiri menyukai keindahan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu tampil dengan indah, khususunya ketika melakukan ibadah. Dan berikut ini adalah hal yang tidak boleh di lakukan dalam berhias dalam Agama  Islam.

  1. Berhias dengan cara Menyambung rambut

Pada dasarnya, Allah menciptakan setiap manusia dengan bentuk yang sudah sempurna, namun banyak dari kita yang tidak menyadarinya. Kebanyakan dari kita tidak dapat mensyukuri karunia yang telah di berikan Allah, sehingga membuat kita selalu merasa kurang. Dalam Agama  Islam, Allah melarang bagi kita untuk berhias dengan cara menyambung rambut. Hal ini merupakan perbuatan yang di larang dan di benci Allah SWT. Sebagimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Allah melaknat penyambung rambut dan orang yang minta di sambung rambutnya.” (H.R Muslim)

  1. Berhias Dengan Merubah Bentuk Tubuh

Hal yang di larang dalam berhias berikutnya adalah merubah bentuk tubuh yang di miliki. Sebagaimana telah kita ketahui, Allah SWT menciptakan setiap mahluknya dengan eujud an bentuk ayng sempurna. Oleh sebab itu, merubah bentuk tubuh yang telah Allah berikan merupakan sebuah dosa bagi kita. karena itu bentuk dari sifat takabur kita kepada Allah atas pemberiannya. Berhias atau make up tidak di larang oleh Allah, namun bukan berarti kita bebas berhias bebas semau kita sendiri. Membuat tato, mencukur alis, dan mengikir gigi adalah contoh dari beberapa hal yang di larang untuk di lakukan. sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Allah SWT melaknat orang yang mentato dan wanita yang minta di tato. Wanita yang menyambung rambutnya (dengan rambut palsu). Yamg mencukur alis danyang minta di cukur alisnya. Serta wanita yang meregangkan (mengikir) giginya untuk kecantikan, yang merubah ciptaan Allah.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Menggunakan Wewangian (Parfum) Bukan Untuk Suaminya

Sebagai seorang istri, tentu kita memiliki kewajiban untuk menyenangkan suami. salah satunya adalah dengan menjaga aroma tubuh agar selalu wangi dan harum. Menggunakan wewangian atau parfum adalah salah satu cara yang biasa kita gunakan untuk menajaga dan membuat harum tubuh kita. Namun, di dalam Agama  Islam, menggunakan wewangian merupakan sebuah sunnah dari Rasulullah selama di gunakan untuk niatan ibadah. Wewangian dan parfum dapat di gunakan oleh kaum istri untuk di tunjukkan pada suami dan menyenangkannya. Dengan begitu, berwangi-wangian akan menjadi sebuah nilai ibadah bagi kita.

Namun banyak kasus yang terjadi di mana seorang istri menggunakan wewangian bukan dengan tujuan untuk di tunjukkan pada suami dan menyenangkannya. Namun lebih untuk menghadiri sebiah acara dan memamerkannya pada orang lain. Hal ini merupakan sebuah hal yang di larang oleh Agama  Islam. Karena selain akan menimbulkan sifat riya dan tinggi hati, juga akan memamerkan aurat kita sendiri sebagi wanita. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“setiap wanita yang menggunakan wewangian, kemudian ia keluar dan melewati sekelompok manusia agar mereka dapat mencium bauharumnya, maka ia adalah seorang peszina. Dan setiap mata itu adalah pezina.” (H.R An-Nasai, Ahmad, dan Hakim)

  1. Berhias Dengan Memanjangkan Kuku

Berhias yag di larang berikutnya adalah berhias dengan memanjangkan kuku. Memanjngakan kuku merupakan salah satu cara berhias pada tubuh yang sedang ramai di gandrungi oleh kaum wanita. Namun sebenarnya, berhias dengan memanjangkan kuku merupakan cara berhias yang slaah dna di larang oleh Agama . Sebab dengan memanjangkan kuku maka akan tampak keseombongan pada dirinya dan kuku sendiri merupakan bagian tubuh yang dapat menyimpan kotoran pada bagian bawahnya. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan kepada kita untuk merawat kuku kita dan memotongnya sebagaiman telah di sampaikan oleh rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Yang termasuk fitrah manusia itu ada llima. Yaitu, khitan, mencukur bulunkemaluan, mencukur kumis, memotong kuku               dan mencabut bulu ketiak.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Berhias Dengan Menyerupai Kaum Lelaki

Pada umumnya, seorang wanita menggunakan hiasan pada wajah maupun tubuhnya agar terlihat sebagai wanita yang cantic dan menawan. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi oleh kaum wanita. Namun tidak jarang terjadi banyak dari kaum wanita yang menggunakan hiasan dan berdandan cenderung seperti seorang lelaki. Perlu untuk di ketahui, berhias dengan maniru dan berpenampilan seperti laki-laki pada dasarnya merupakan cara berhias yang di larang oleh Agama  Islam. Karena bagiamanapun laki-laki dan wanita memiliki kodratnya masing-masing. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullaj SAW, Beliau bersabda.

“Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang manyerupakan diri seperti wanita, dan melaknat wanita yang menyerupakan diri seperti laki-laki.” (H.R Bukhari)

Pada penjelasan di atas kita dapat mengetahui, bahwa pada dasarany berhias adalah salah satu cara untuk mengindahkan diri untuk beribadah kepada Allah SWT. Namun selayaknya seperti ibadah-ibadah lainya dalam berhias tentu memiliki etika atau adab yang baik yang di sukai oleh Allah dalam penerapannya. Dan tentunya dalam berhias ada hal-hal yang tidak boleh di lakukan dalam berhias seperti yang telah di jeaskan di atas. Sebab bagiamanapun Allah telah menciptakan setiap manusi dengan bentuk atau wujud yang sempurna. Merubah bentuk tubuh dapat membuat kita menjadi takabur kepada Allah atas pemberian-Nya kepada kita.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai hal yang tidak di perbolehkan dalam berhias menurut Agama  Islam. Wanita dan make up adalah dua hal yang berbeda namun menjadi sebuah kesatuan yang sudah dangat sulit untuk di pisahkan. Namun dalam penerapannya tentu kita perlu memperhatikan apakah apa yang kita lakukan sudah sesuai dengan perintah Allah SWT. Sehingga apa yang telah kita lakukan tidak akan membuat kita terjerumus dalam perbuatan dosan dan penyesalan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber ;

  • Muslimah
  • brilio
Adab Berhias Dalam Islam

Adab Berhias Dalam Islam

Adab Berhias Dalam Islam

Adab Berhias Dalam Islam

 

Hallo Kawan Mama,

Agama Islam memerintahkan kepada umatnya untuk selalu berpenampilan dengan rapi dan sopan sesuai dengan syari’at Islam yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, seringkali dari kita berhias diri agar dapat tampil dengan lebih menawan dan indah. Hal ini merupakan sebuah hal yang wajar, mengingat Allah sendiri menyukai sesuatu yang indah. Pada dasarnya, berhias sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi kita sebagi kaum wanita. Karena bagaimanapun kita selalu ingin terlihat rapi dan menawan di mata orang lain.

Kegiatan berhias cenderung menjadi sebuah kebutuhan yang di lakukan oleh kita sebagai kaum wanita setiap harinya. Entah saat bekerja, menghadiri acara atau undangan, sekedar jalan jalan, atau bahkan berdiam diri di dalam ruah sekalipun berhias merupakan hal yng tidak bisa di lupakan dan di tinggalkan begitu saja. Dalam Agama Islam, tujuan berhias adalah untuk menjadikan diri lebih bersih dan disiplin, serta menjaga kesucian dan kehormatan diri. Hal ini juga sebagai tanda ketaatan dan keimanan kita kepada Allah SWT.

Dalam berhias, Islam tentu sangat memperhatikan bagaimana adab yang baik dan sesuai dengan syari’at Islam ketika berdandan. Dengan adab yang beik ketika berdandan dapat membuat muslimah tampil sesuai dengan anjuran Islam dan tidak menyalahi dan keluar dari batasan-batasan Agama yang telah di tentukan. Pada Kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai bagaimana adab berhias yang sesuai dengan ajaran Islam. Tentunya dalam berhias kita di anjurkan melakukannya dengan niatan untuk beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Berikut adalah penjelasannya.

Berhias Dalam Islam

Dalam Agama Islam telah di jelaskan bahwa berhias adalah sebuah jalan bagi seorang muslim untuk memperindah diri sebagai cara baginya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana telah di riwayatkan oleh Aisyah r.a, beliau berkata bahwa Raslulluah SAW bersabda.

“Sepuluh hal yang termasuk fitrah  yaitu, mencukur kumis, memotong kuku, menyela-nyela jari jemari, memanjangkan jenggot, siwak, istinsyaq, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan dan intiqashul maa’. Mushab bin syaiban mengatakan. ‘aku lupa yang kesepuluh, melainkan berkumur.” (H.R Muslim)

Dari hadis tersebut data di ketahui bahwa merapikan bagian-bagian tubuh dan memperindah diri merupakan sebuah kodrat bagi setiap manusia. Dan  Allah menyukai seseorang yang menjaga dirinya agar tetap suci dan rapi, serta memperindah diri sesuai dengan tuntunan Agama Islam. Karena apabila berhias di lakuakan dengan berlabihan dan degan niatan untuk mendapatkan pujian dan pamer kecantikan, maka sesungguhnnya Allah melaknat perbuatan tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 23, yang artinya.

“Keduanya berkata, Ya Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami. Niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (H.R Muslim)

Adab Berhias Dalam Islam

Dari penjelasan ayat Al-Qur’an dan hadits di atas dapat di ketahui bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk selalu berpenampilan rapi dan sopan dan memperindah diri sesuai dengan syariat. Dan Allah tidak melarang bagi umatnya berhias untuk memperindah diri. Namun dalam berhias baiknya lakukan dengan adab-adab yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

    1. Menjaga Aurat

Allah memrintahkan bagi setiap hamba-Nya untuk menutup auratnya dengan sebaik baiknya, khusunya bagi kaum wanita. Karena pada dasarnya, aurat seorang wanita adalah bagian dari anggota tubuh yang harus di lindungi dan di tutup agar tidak terlihat oleh muka umum. Aurat juga dapat di artikan sebagai tanda kehormatan dan rasa malu seorang wanita yang menjadi bagian dari keimanannya kepada Allah SWT. Maka dari itu Allah memerintahkan kepad kita untuk selalu menjaga aurat agar selalu tetutup dan terlindungi serta tidak menampakannya pada orang lain. Sebagaiamana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda.

“Tidak boleh seorang pria melihat aurat pria lainnya. Dan tidak boleh seorang wanita melihat aurat wanita lainnya.” (H.R Muslim)

Berhias merupakan salah satu cara untuk memperindah diri, karena dengan berhias kita akan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari. Namun dalam pelaksanaannya, tentu harus sesuai dengan ajaran Islam, salah satunya adalah menjaga aurat. Islam tidak melarang sorang muslimah untuk berhias dengan catatan berhias yang di lakukan tidak membuat auratnya terlihat dan membuat lekuk tubuhnya kelihatan. Sebab, lekuk tubuh seorang wanita juga merupakan bagian dari aurat wanita. Oleh sebab itu, sebaiknya tetap berhati-hati dalam berhias, jangan sampai ingin memperindah diri namun sampai melupakan ketentuan-ketentuen syariat yang berlaku.

    1. Tidak Tabbaruj

Tabarruj dalam secara istilah Bahasa berasal dari kata al-burj yang berarti bintang, sesuatu yang terang atau tampak. Sedangkan secara istilah, tabbaruj berarti melebih-lebihkan, atau menunjukkan perhiasan dan kelebihan diri. Secara garis besar tabarruj berate berhias dengan berlabihan dan menunjukkan kecantikan dan kelabihannya. Hal tersebut merupakan sebuah hal yang di benci oleh Allah SWT. Karena sebagimana kita tahu, Allah memperbolehkan kita untuk berhias dengan niat memperindah diri dengan niatan menunaikan perindah Allah.

Berhias dengan menggunakan hiasan atau make up yang berlebihan tentu sudah menyalahi dari perintah Allah untuk memperindah diri. Apalagi sampai memperlihatkan lekuk tubuh yang seharusnya tetap  terjaga dan tertutup, niscaya Allah akan melemparnya kedalam siksa apai neraka. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 33, yang artinya.

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tuniaknlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” ( Q.S Al-Ahzab : 33)

    1. Berhias Dengan Sewajarnya

Adab dalam berhias berikutnya adalah melakukan berhias dengan sewajarnya. Artinya, ketika berhias hendaklah kembalikan niat menjadi semula untuk berhias hanya dengan tujuan untuk memenuhi perintah Allah semata, dan lakukanlah dengan sewajarnya. Pada dasarnya Allah menyukai sesuatu yang sederhana, termasuk ketika memperindah diri dengan cara berhias. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 31, yang artinya.

“Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S Al-A’raf : 31)

Dari ayat di atas, kita dapat memahami bahwa Allah menyukai hal yang sederhana dari umatnya dan membenci hal-hal yang di lakukan dengan berlebihan. Hal ini juga semakin di perjelas oleh Rasulullah SAW, dalam sebuah riwayat oleh Abu Umamah Iyash bin Tsa’labah Al-Haritsy r.a, beliau berkata.

“pada suatu hari, Rasulullah SAW membicarakan masalah dunia. Kemudian Beliau bersabda, ‘apakah kalian tidak mendengar?, apakah kalian tidak mendengar?. Sesungguhnya kesederhanaan itu baian dari iman, sesungguhnya kesederhanaan itu bagian dari iman.” (H.R Abu Dawur)

Penutup

Pada penjelasan serta ayat dan hadits di atas kita dapat mengetahui bahwa, tujuan dari berhias adalah salah satu dari cara kita untuk memperindah diri sesuai dengan perintah Allah SWT. Umumnya, wanita dan make up adalah sebuah dua unsur yang saling berkaitan dan sangat sulit untuk di pisahkan. Berhias atau make up merupakah sesuatu yang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kaum wanita yang tidak bisa untuk di ganggu gugat. Karena bagaimanapun seorang wanita ingin agar selalu terlihat cantik dan menawan. Islam memerintahkan kita untuk memperindah diri dan tidak melarang kita untuk berhias. Namun, ada batasan-batasan dalam memperindah diri yang tidak boleh kita lewati. Dan dengan menekankan adab yang baik, maka berhias akan membuahkan pahala bagi kita sendiri.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai adab berhias dalam Islam. Sebagai seorang msulimah yang taat berAgama, penting bagi kita untuk mengamalkan adab-adab yang baik dan di berlakukan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. salah satunya adalah menekankan adab yangb baik dalam aktivitas kita ketika memperindah diri dengan cara berhias. Hal ini di maksudkan agar apa yang kita lakukan selalu mendapat ridho dari Allah SWT dan terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Brilio
  • orami