Anak Gadis Mengalami Haid Pertama kali

Anak Gadis Mengalami Haid Pertama kali

Hal Yang Di Lakukan Ketika Anak Gadis Mengalami Haid Pertama kali

Ibu Dan Anak Gadis

 

hallo kawan mama,

haid adalah kondisi yang akan di alami di alami oleh setiap wanita. Anak gadis  yang mulai beranjak dewasa juga akan mengalami haid untuk kali pertama. Namun ketika itu terjadi, apakah anak Ibu sudah siap ketika kondisi itu melanda? siapkah Ibu mendampingi anak menghadapi kondisi haid pertamanya?

Keluarnya darah dari anggota tubuh di area genital atau kemaluan, tentunya akan cukup menghawatirkan ketika pertama kali mengalami. Anak gadis akan terkejut dan bisa saja ketakutan jka ia tidak tahu-menahu kondisi ini. Penting bagi seorang Ibu untuk mengajari anak gadisnya fase haid atau menstruasi sebelum kondisi haid itu tiba.

haid akan terjadi untuk pertama kali biasanya pada gadis dengan rentang usia 9-16 tahun. Namun umunya, anak gadis akan mengalami haid pertamanya pada usia antara 11- 15 tahun. Jika anak gadis memliki hormon dengan pertumbuhan cepat, maka ia bisa mengalami haid pada usia 9 tahun. Namun jika terjadi kasus gadis berusia lebih dari 16 tahun namun sama sekali belum mengalami haid, maka cobalah berkonsultasi dengan dokter.

Agar anak gadis anda mengalami haid pertamanya dengan tanpa kendala apapun, baiknya perlu di ajari hal tertentu terkait haid yang di alami kaum wanita. Berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya ibu sampaikan pada si anak gadis:

Edukasi Untuk Anak Ketika Pertama Kali Mengalami haid

  1. Jelaskan Pengertian Haid Dengan Detail Pada Si Anak

Kamu dapat menjelaskan pengertian haid atau menstruasi dengan cukup detail. Ibu dapat mengatakan pada anak gadis, bahwa setiap wanita pasti akan mengalami kondisi haid dan itu terjadi secara normal. Baiknya jelaskan dengan menggunakan bahasamu, karena seorang ibu oasti lebih paham bagaimana berdialog dengan gadis kecilnya. Atau katakan saja bahwa datangnya kondisi haid merupakan proses di mana organ bagaian reproduksi pada wanita telah siap untuk di buahi dan sudah bisa hamil serta melahirkan.

Gejala dan perubahan kondisi yang terjadi pada anak gadis ini sebaiknya di sampaikan sedini mungkin. Sebelum gadis kecilmu mengalami haid untuk kali pertama. Sebagai orang tua, punya peran penting dalam mengajari terkait kondisi haid yang akan di alami oleh anak gadis kamu untuk mencegah terjadinya kesalahan informasi yang bisa saja anak dapati.

  1. Lama Waktu Berlangsungnya Haid

Tentunya perlu adanya penjelaskan pada si anak gadis, bahwa kondisi haid tersebut umumnya akan terjadi dengan berulang setiap 21 sampai 35 hari sekali. Kondisi Haid dapat terjadi dalam kurun waktu 3 sampai 7 hari dan kondisi ini bisa saja terjadi pada tanggal yang berbeda setiap bulannya. Selain itu, ketika pertama kal haid berlangsung, biasanya haida akan terjadi dengan tidak teratur. Namun seiring berjalanya waktu, periode haid tersebut perlahan-lahan akan berlangsung dengan teratur.

  1. Kenalkan Anak Pada Perlengkapan Yang Perlu Di Siapkan

Pada umumnya, ketika wanita mengalami kondisi haid mereka juga memiliki perlengkapan untuk membersihkan darah haid atau menstruasi yang keluar dari tubuh. umumnya barang  tersebut berupa pembalut ataupun tampon. Jangan lupa beritahu juga pada si anak tentang bagaimana cara membersihkanya.

Soerang bu juga harunya memberi tahu cara memilih pembalut atau tampon yang sesuai dengan anak. Hal ini di maksudakan agar tidak terjadinya iritasi dan infeksi pada alat vital anak karena sala memilih pembalut. Billa sediakan pembalut pada tas yang anak pakai untuk sekolah atau bepergian.

  1. Beritahu Cara Membersihkan Kemaluan Si Anak Ketika Haid

Setiap wanita biasanya memiliki cara tersendiri untuk membersihakan alat kemaluan etk berada dalam kondisi haid, ada yang mengunakan sabun bahkan sampo. Namun baiknya ajarkan anak memebersihkan alat kemaluan dengan air bersh yang mengalir saja. Baiknya di lakukan tanpa menggunaan sabun atau lainya, sebab di khawatirkan dapat membeuat iritasi ataupun infeksi pada alat kemaluan. Bersihkan mulai dari area ujung vagina sampai area ujung lubang anus.

  1. Gejala-Gejala Yang Terjadi Ketika Menstruasi

Beri penegertian pula pada anak bahwa umumnya, setiap wanita akan yang berada pada keadaan haid akan mengalami gejala seperti pertu keram, rasa nyeri, perut kembung dan kepala pusing. Beritahu juga kepada mereka bagaimana cara menanganinya dengan tepat.

  1. Beritahu Anak Untuk Mencatat Waktu Ketika Ia Mengalami Haid

Umumnya setiap wanita aka mengalami periode atau siklus haid yang teratur. Namun tidak jarang dari kaum wanita juga mengalami siklus atau periode haid yang tidak menentu. Dengan terjadinya siklus haid yang tidak menentu bisa jadi pertanda akan adanya gangguan pada sistem reproduksi wanita. Penting bagi seorang ibu untuk memberi tahu anak mereka untuk mencatat siklus atau periode haid. Di zaman digital ini, agar lebih mudah dan praktis peridode awal haid dapat di catat di handphone, atau bisa juga memasang kalender pribadi untuk si anak di kamar dan memintanya untuk menandai tanggal berlangsung haid. Bisa juga dengan mencatatnya di selembaran kertas yang di tempel di dinding kamar mandi.

  1. Ajarkan Pada Anak Tetang Tanggung Jawab Dirinya Dan Sekusalitasnya

Sangat perlu juga bagi seorang ibu untuk mengajarkan seorang anak menegenai tanggung jawabnya. Ajarkan anak dengan perlahan tentang bagaimana ia harus bertanggung jawab pada dirinya dan seksualitasnya. Misalnya, dengan mengajari anak tentang pengetahuan tentang pengertian alat reproduksi wanita, bagaimana fungsinya, siapa saja yang dapat melihatnya dan hal lain sebagainya terkait dengan alat reproduksi wanita dan hal-hal kewanitaan yang lain.

Pastinya membicarakan hal tersebut bukanlah perkara mudah, karena pastiya akan muncul pertanyaan-pertanyaan aneh dari si anak. Namun jangan khawatir, jawab saja sebagaimana kenyatanya dengan bahasa kamu yang pastinya dapat di menegrti oleh si anak. Usahakan si anak mengetahui tentan hal-hal tentang kewanitaan dari ibunya sendiri, dengan begitu seorang ibu dapat lebih memperhatikan tingkah polanya anak dengan lebih seksama. Jika hal tentang kawanitaan ia tahu dari orang lain, bukan tidak mungkin akan terjadi salah pengertian, salah informasi dan salah pemahaman.

Demikian pemahasan dari kawan mama terkait Hal yang perlu di lakukan seorang ibu ketika anak gadisnya mengalami haid untuk pertama kalinya. Nah, ketika mengalami haid untuk pertama kali, biasanya anak gadis akan mengalami perubahan pada emosi yang tidak menentu. Anak cenderung mulai kritis dalam berpendapat dan timbul semangat tinggi dakam beraktivitas.

Tanda-tanda sederhana seperti ini dapat di jadikan sebagai patokan kapan saatnya mulai mengedukasi anak gadis tentang haid dan organ reproduksinya. Usahakan dengan berdialaog dari hati ke hati tanpa ayah atau saudara laki-lakinya agar anak gadis merasa nyaman membicarakan topik tersebut atau hal pribadinya yang lain bersama sang Ibu.

semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Klikdokter
  • Ibupedia
Rekomendasi Jilbab Anak

Rekomendasi Jilbab Anak

Daftar Rekomendasi Jilbab Pilihan Untuk Anak-Anak

 

Hallo kawan mama,

Sebagai umat dari agama Islam, mengajarkan kepada anak untuk memakai jilbab sejak dini merupakan hal yang perlu di lakukan oleh kita selaku orang tua. Sebab, dengan diajarinya anak kita, maka akan membuat paham tentang bagaimana pentingnya dalam menutup aurat, terutama bagi kaum wanita. Namun, memilih model jilbab untuk si buah hati sendiri bukanlah hal yang mudah di lakukan bagi beberapa orang tua. Kenyaman dan ketertarikan anak ketika mengenakan hijab adalah penyebab sulitnya memilihkan jilbab untuk si anak. Dan itu faktor itu pula yang menjadi prioritas utama yang harus di pertimbangkan dalam memilih model jilbab untuk sang buah hati.

Nah, berikut ini adalah tips memilih jilbab untuk putri kesangan kamu,

Tips Memilih Jilbab

  1. Usahakan Memilih Bahan Yang Menyerap Keringat

Anak-anak memiliki kulit yang cenderung sangat sensitif.  Bahkan ada kalanya anak akan sensitif terhadap keringat mereka sendiri, hal inilah yang harus di perhatikan, karena mengenakan jilbab dengan bahan yang menyerap keringat akan membantu mengurangi penyebab kulit kemerahan pada si anak.

  1. Jilbab instan

Memilih jilbab instan untuk dikenakan pada si anak adalah pilihan yang tepat, karena anak-anak cenderung ingin memakai sesuatu ayng simpel dan tidak ribet.

  1. Usahakan Tidak Menggunakan Jarum

Karena sangat beragamnya model jilbab, ada juga jilbab yang dalam pemakaianya harus menggunakan jarum. Namun sebaiknya, hindari menggunakan jarum pada jilbab untuk anak-anak. Tidak menutup keungkinan bahwa si anak sangat aktif bergerak dan jarum pada jilbab tersebut akan bergeser kemudian melukai mereka.

  1. Warna Cerah Adalah Warna Yang Biasa Di Sukai Oleh Anak-Anak

Selain warna cerah adalah warna yang biasa disukai oleh anak, dengan memakai warna cerah anak juga akan terlihat lebih ceria dan semakin imut. Jangan lupa padukan jilbab dengan busana yang akan dikenakan.

  1. Kesukaan anak

Tidak menutup kemungkinan bahwa si anak memiliki keinginan dan kesukaanya sendiri, kamu bisa membiarkan anak memilih jilbab sesuai keinginannya. Tapi jangan sampai lupa untuk tetap membimbing dan memperhatikan pilihan jilbab si anak.

 

 Rekomendasi Jilbab Untuk Si Anak,

  1. Zafira Ribbon

Zafira Ribbon

Jilbab anak Zafira dari HQo yang di lengkapi dengan model pita yang sangat manis dan imut serta tetap feminim. Jilbab instan model ini di buat dengan menggunakan bahan jersey yang berkualitas premium terbaik, sehingga akan membuat rasa nyaman ketika  di kenakan oleh si anak. HQo jilbab Anak Zafira Ribbon ini kan membuat penampilan anak tampak lebih chic, modis, dan stylish.

Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 36.000.

  1. AraBaby Angsana Flower

AraBaby Angsana Flower

Merupakan jilbab yang khusus di desain untuk bayi dan anak-anak yang terbuat dari bahan yang nyaman serta dapat menyerap keringat dan tentunya tidak membuat si anak menjadi gerah. jilbab ini akan sangat cocok untuk si anak mempunyai karakter aktif, ceria dan senang bermain.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 27.500.

  1. ELV Jilbab Syiria Gardenia

ELV Jilbab Syiria Gardenia

Jilbab ini di desain dengan beragam warna pilihan yang di buat untuk anak dengan usia 1 sampai 5 tahun dengan ukuran all size, yaitu dengan panjang 37 cm dari dagu dan 59 cm ke belakang dari atas kepala. Model jilbab ini juga di lengkapi dengan hiasan bebentuk bunga yang ada di atas kepala yang dapat di gunakan sebagai headband. Terbuat dari bahan berkualitas yang sangat nyaman dan cocok untuk di pakai oleh anak-anak.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 35.000.

  1. Afrakids

Afrakids Jilbab

Jilbab Afrakids menghadirkan 15 varian warna yang beragam dan sangat cocok untuk buah hati kamu. Jilbab Afrakids di buat dari bahan berkualitas tinggi berupa katun spandex yang dapat menyerap keringat anak dengan sanagt baik. Hebatnya lagi, Jilbab ini di jamin tidak akan melar meskipun telah di gunakan dan di cuci berkali-kali.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 61.000.

  1. El Hijra Savira

Jilbab El Hijra Savira

El Hijra seri Savira ini di buat untuk anak dengan usia 4 sampai 12 tahun, dengan varian ukuran berupa S, M dan L yang bisa disesuaikan dengan ukuran si anak. Dengan model serut dan bordir handmade yang akan membuat lebih cantik dan anggun lagi. jilbab ini manghadirkan beragam pilihan warna yang cerah seperti warna kuning, ungu muda, orange, hijau melon, dan putih.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 43.000 untuk ukuran S, Rp 46.000 untuk ukuran M, dan Rp 48.000 untuk ukuran L.

  1. BajuYuli Jilbab Polos Pita Cantik 

BajuYuli Jilbab Polos Pita Cantik

Jilbab anak yang satu ini menghadirkan beragam pilihan dengan warna cerah, seperti warna pink fanta, biru baby, biru dongker, merah cabe, oranye, dan masih banyak lagi. Jilbab ini sangat cocok dikenakan olh anak yang berusia 4 sampai 10 tahun.

Dengan bahan yang terbuat dari kaos PE yang sangat nyaman ketika di pakai. jilbab ini juga memiliki ukuran dengan lingkar wajah 47 cm dan panjang dagu 36 cm. Dan terdapat tambahan pita kecil pada bagian dada yang pastinya membuat jilbab ini terlihat semakin manis dikenakan oleh anak-anak.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 28.000.

  1. Radeeva Jilbab Renda

Radeeva Jilbab Renda

Dengan aksen serut dan renda pada bagian bawah, jilbab tersebut dijamin tidak akan membuat anak gerah karena di buat menggunakan bahan spandex yang bersifat adem. Dengan ukuran yang panjang dan cukup pas menutupi hingga bagian dada si anak. Cocok untuk di kenakan anak dengan usia 1 sampai 3 tahun.

Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp. 32.000.

  1. Jilbab Vania

Jilbab Anak Vania

Jilbab anak vania ini di jual dalam satu seri yang terdiri dari 4 warna jilbab, yang berupa warna biru, pink, ungu dan juga abu-abu. Di buat dari bahan kaos PE yang akan membuat rasa nyaman dan tidak gerah ketika di pakai dalam beraktivitas sehari-hari. Di desain untuk anak dengan usia 2 sampai 7 tahun, terutama anak yang masih belajar memakai jilbab. Dengan pilihan-pilihan warna cerah yang dihadirkan, maka akan terlihat manis di kenakan oleh anak-anak.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 79.950.

  1. Galeri Jilbabku Jilbab Anak Pastan

Galeri Jilbabku Jilbab Anak Pastan

Ingin tampil modis tapi tidak mau ribet,,? Jika kamu merasa jilbab instan sudah terlalu monoton, maka coba pashmina instan yang khusus untuk anak-anak ini. Dengan bahannya yang adem serta lentur dan nyaman digunakan,pastinya akan cocok jika di pakai oleh anak dengan usia 4 sampai usia 10 tahun. Jangan kuatir edngan kualitas, jilbab ini dibuat dengan Jahitan yang setiap tepinya rapi dan bahan yang di gunakan pun tebal dan tidak menerawang.

Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 35.000.

  1. jilbab Lamira Laneia

Jilbab Anak Lamira Laniea

Di buat dari bahan kaos PE premium yang menghadirkan rasa nyaman saat dikenakan. Jilbab Lamira Laneia ini juga memiliki berbagai ukuran jilbab, Mulai dari XS, S, M, L, hingga XL. Dengan aksen kerutan cantik dan tambahn aksesoris mutiara pada bagian tengah, maka akan membuat si anak terlihat semakin imut dan  menggemaskan.
Sudah tersedia di toko-toko online dengan harga mulai dari Rp 65.000

 

Beberapa koleksi diatas dapat kamu jadikan sebagai refrensi dan inspirasi dalam menentukan jilbab untuk putri kesayangan kamu agar bisa tampil dengan cantik, anggun, dan elegan dalam balutan jilbab.

Mana nih yang menarik perhatianmu,,?? ingin tahu lebih banyak mengenai tren busana muslim,,??

Pantau terus update artikel dari kami ya, Semoga ulasan kali ini bermanfaat. Terimakasih.

 

 

 

 

Sumber

  • Theasianparent
  • Bp-guide

 

Tugas Seorang Anak Dalam Keluarga

Tugas Seorang Anak Dalam Keluarga

Hallo Kawan Mama, Di dalam sebuah keluarga, kehadiran seorang buah hati merupakan sebuah hal yang menjadikan keluarga menjadi lengkap dan sempurna. Karena bagaimanpun, seorang anak adalah sumber kebahagiaan dari setiap orang tua yang menjadikan orang tua semakin termotivasi untuk menjalani kehidupannya. Karena kehadiran anak di dalam sebuah keluarga dengan segala tingkahnya yang membuat orang tua tersenyum bahagia dan tidak jarang juga membuat orang tua menjadi kesal dan geram. Nanmun terlepas dari itu semua, ada juga tugas seorang anak dalam keluarga yang juga menjadi tanggung jawab dan perlu untuk di laksanakan.

Namun atas apapun yang di lakukan dari setiap tingkah laku anak, hal itu akan membuat suasana keluarga menjadi lebih berwarna. Dan di dalam rumah tangga, setiap dari anggota keluarga memiliki peran dan tugasnya masing-masing, termasuk juga sang anak. Seorang anak pada dasarnya memiliki peran dan tugas pening sebagai bagian dari anggota keluarga. Namun, tentu peran seorang anak tidaklah sama dengan peran orang tuanya. Sebab seorang anak memiliki kedudukan dan daya kemampuan dan kekuasaan yang berbeda dengan orang tuanya.

Meskipun di berada di posisi sebagai anggota keluarga yang terkecil, namun seorang anak tidak dapat menyepelekan tugasnya sebagai bagian dari anggota keluarga. Karena bagaimanapun orang tua mempunyai tanggung jawab atas kelangsungan hidup dari sang anak. Maka wajib bagi sang anak untuk melaksanakan tugs-tugasnya dengan sebaik-baiknya agar keseimbangan sebuah keluarga tetap terjaga. Juga sebagai balasan atas pemberian kasih sayang, kehidupan yang layak dan segala pengorbanan yang telah di lakukan oleh orang tua kepada sang anak.

Seorang anak adalah harapan dari orang tua yang menjadikan seorang anak harus berbakti kepada orang tua serta membahagiakannya. Jangan sampai kita membuat orang tua kita kecewa, sedih, menangis dan sakit hati karena perbuatan yang telah kita lakukan. Pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai tugas seorang anak sebagai bagian dari anggota keluarga. Berikut ini Kawan Mama sajikan,

Tugas Seorang Anak Di Dalam Sebuah Rumah Tangga

Tugas Seorang Anak

Apasih yang menjadi tugas kita sebagai seoran anak di dalam sebuah keluarga?. Sudahkah kita melaksanakan peran dan tugas kita sebagai seorang anak dalam sebuah keluarga?. sudahkah kita membahagiakan orang tua kita?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu untuk kita resapi dan cermati dengan seksama. Sebab anak adalah sumber kebahagiaan dari orang tua, di mana orang tua telah melakukan segala hal dan pengorabanan agar anak mendapat kehidupan yang layak dan hidup bahagia.

  1. Taat Dan Patuh Kepada Orang Tua

Tugas seorang anak yang paling utama dalam sebuah keluarga adalah taat dan patuh kepada orang tua. Karena bagaimanapun, seorang anak adalah seorang anggota keluarga tang terkecil dan seorang makmum atas orang tuanya. Seorang anak tentu belum memiliki pengetahuan dan pengalaman, oleh sebab itu wajib baginya untuk taat dan mematuhi orang tuanya. Perintah dari orang tua pastinya dengan maksud dan tujuan untuk terciptanya kebahagiaan untuk anak-anaknya. Sebab, anak yang tidak patuh kepada orang tua merupakan dosa yang akan membuat anak menjadi durhaka kepada orang tua dan di laknat Allah SWT.

Seiring bertumbuhnya sang anak menjadi dewasa, anak akan mulai terbentuk pola fikirnya sendiri. Yang menjadikanya dapat menentukan dan mengeluarkan pendapat yang kadang tidak sama dengan orang tua. Perlu di ketahui, seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada orang tua sekalipun anak telah dewasa dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Sebagai orang tua, tentu juga harus sadar dan menghadapi anak dengan bijak kala sang anak mengeluarkan pendapatnya akan sesuatu hal. Karena itu akan membuat anak menjadi lebih terbuk kepada orang tua dan lebih percaya diri untuk berbicara.

  1. Belajar Dengan Rajin

Selain taat dan patuh kepada orang tua, seorang anak juga wajib untuk selalu belajar dengan rajin. Bukan hanya sebatas memenuhi kewajiban sebagai anak, namun perintah untuk belajar juga telah di wajibkan dan di serukan di dalam Agama. Dengan begitu, belajar dengan rajin tentu harus di lakukan oleh setiap anak dengan sebaik-baiknya. Dan anak yang rajin belajar tentu akan membuat orang tua menjadi senang dan bahagia melihat anak yang ia bangga-banggakan.

Seorang anak hendaknya tidak hanya mempelajari satu dua hal, karena banya hal yang sebaiknya ia pelajari sebagi bekal hidupnya kelak di masa depan. Seperti halnya belajar ilmu agama sebagai pedoman hidup dan bekal bagin anak untuk berbakti kepada orang tua. Belajar ilmu umum,Bahasa, komunikasi dan ilmu lain yang baik agar dapat menjadi anak yang berguna bagi orang tua, nusa, bangsa dan Agama. Karena bagaimanapun, membuat bangga orang tua merupakan salah satu cara berbakti dan membahagiakan orang tua.

  1. Menghormati Anggota Keluarga Lain Dan Menjaga Nama Baik Serta Memuliakan Orang Tua

Umumnya, manusia akan mengjjormati seuatu yang deka dengannya atau telah memberikan sesuatu atau atau yang seseorang yang lebih tua darinya. Atas segala alasan yang ada, wajib bagi anak untuk menghormati dan menjaga nama baik dari kedua orang tuanya serta saudara-saudaranya. Hal ini dapat menjadi cara bagi sang anak untuk memuliakan orang tuanya dengan cara yang baik.

Anak memliliki tugas dan tanggung jawab untuk berprilaku dan berinteraksi dengan baik kepada orang tua dan saudara-saudaranya, termasuk juga dalam bersosialisasi dalam bermasyarakat. Sebab apapun tingak laku dan perbuatan yang telah anak lakukan akan berdampak [ada citra dari anggota keluarganya yang lain, terutama sang ayah. Anak yang melakukan perbuatan buruk tentu akan mencoreng nama baik kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Dan anak yang berprilaku baik bahkan mendapat prestasi tentu akan membuat baik anam kedua orang tua dan saudara-saudaranya.

  1. Membantu Orang Tua

Dalam setiap langkah dan hal yang di lakukan orang tua pasti memiliki maksud dan tujuan baik untuk keluarganya, terutama kebahagiaan hidup anak-anaknya. Sebab, orang tua memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup anak-anaknya yang menjadikan beban pada pundaknya semakin berat. Oleh sebab itu, kehadiran seorang anak di dalam sebuah keluarga, selain sebagai pelengkap dan kebahgiaan, anak juga memiliki tugas untuk membantu apa yang di lakukan oleh orang tuanya.

Sebab, dengan membantu aktivitas dan pekerjaan orang tua dapat membuat ringan beban-beban yang ada pada beban kedua orang tua. Anak dapat membantu meringannkan beban orang tua mulai dari hal-hal yang terkecil dan dan ringan seperti mengurus kebutuhannya sendiri. Seperti (mebersihkan kamar,mencuci baju), membantu pekerjaan rumah (bersih-bersih, menyapu, mencuci piring atau memasak). Anak juga dapat meringankan orang tua dengan memberikannya perhatian, seperti menyuguhkan minuman, menawarkan pijit, atau hal lain yang dapat membuat hati orang tua senang dan damai.

  1. Medoakan Kebaikan Kepada Orang Tua

Selain hal-hal di atas, seorang anak menajalankan tugas yang tak kalah penting, yaitu mendoakan kedua orang tuanya. Berbakti kepada orang tua juga berarti anak harus selalu medoakan kebaikan bagi orang tuanya. Seperti agar orang tua tetap sehat selalu, umur panjang dan berkah serta di limpahkan rizki bagi kedua orang tuanya. Terlebih jika orang tuanya telah meninggal dunia, karena doa dari seorang anak dapat menyelamatkan orang tua dari siksa api neraka dan membantu mengantarkan anak menuju surge.

Pada dasarnya, tugas dari seorang anak sebagai anggota dari sebuah keluarga adalah untuk berbakti pada orang tua dengan sebaik-baiknya. Sebab orang tua telah memberikan segalanya dan mengorbankan jiwa raganya hanya untuk kebahagiaan sang anak. Seperti halnya pepatah pernah mengatakan, “Kasih orang tua kepada anaknya sepanjang hayat, kasih seorang anak kepada orang tua hanya sepanjang galah”. Apapun yang telah di lakukan anak, tidak akan cukup untuk membalas apa yang telah di lakukan dan di berikan orang tua kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu wajib bagi seoran anak untuk berbakti dan selalu mendoakan kebaikan bagi orang tuanya.

Demikan pembahasan dari kawan mama mengenai tugas seorang anak kepada orang tua di dalam sebuah keluarga. Tidak ada seorangpu yang dapat mengalahkan dan melebihi cint kasih kedua orang tua kepada anaknya. Semoga kita dapat berbakti dan membahagiakan orang tua kita dengan sebaik-baiknya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Orami
  • Popmama

Hak Seorang Anak Menurut Wahbah Zuhailiy

Hak Anak Menurut Wahbah Zuhailiy

Hak Seorang Anak

 

Hallo Kawan Mama,

Agama Islam adalah agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk selalu memberikan cinta kasih kepada sesama, dan memerintahkan untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi tanggung jawab dan kewajibannya. Selain dalam hal ibadah maghdah (fardhu), Agama Islam juga memperhatikan hal-hal lain terkait yang apa terjadi pada pemeluknya, begitu pula dengan hubungan rumah tangga. Karena pada dasarnya, pernikahan adalah jalan ibadah yang di tempuh oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk mengikat hubungan menjadi sah secara hukum dan Agama. Selain itu, menikah tentu juga untuk mendapatkan anak sebagai penerus keturunan.

Begitu indahnya Agama Islam sampai memperhatikan aktivitas umatnya sedemikian rupa, agar apa yang ia lakukan dapat berbuah kebaikan dan tidak menjerumuskan menuju kesesatan. Anak adalah seorang yang lahir dari adanya hubungan suami istri yang menjadikannya sebagai pelengkap dan sumber kebahagiaan keluarga. Selain itu peran seorang anak juga sangat penting dalam hal keagamaa, sebab anak adalah calon penerus dan menjadi generasi baru yang akan meneruskan, merawat dan menyebarkan nilai-nilai Agama Islam pada masa mendatang. Dan orang tua tentu memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang harus ia laksanakan kepada anak-anaknya agar anak dapat tumbuh dengan semestinya dan sesuai dengan ajaran agama Islam.

Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup anak-anaknya. Ia juga memiliki tanggung jawab untuk memenuhi setiap apa yang menjadi hak atas anak-anaknya. Hak seorang anak, tidak jarang orang tua yang tidak tahu atau lalai atau bahkan menganggap enteng dan menyepelekannya. Padahal hal itu merupakan perbuatan dosa orang tua kepada anak-anaknya, sebab wajib bagi orang tua untuk memenuhi hak dari anak-anaknya.

Lalu apa sih sebenarnya yang menjadi hak dari sang anak..?? bagaiamana islam memanda hak seorang anak..?? apakah saya sudah melakukan tugas saya sebagai orang tua dengan semestinya..?? Tentu pertanyaan seperti ini sering kali muncul dalam benak orang tua. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai hak seorang anak dalam Agama Islam.

Hak Anak Dalam Islam Menurut Wahbah Zuhailiy

Anak merupakan titipan dan amanah dari Allah SWT kepada pasangan suami istri sebagai pelengkap kebahagiaan mereka. Dan orang tua wajib untuk memenuhi apa yang menjadi hak dari sang anak tersebut. Sebab pada hari hisab nanti, orang tua akan di mintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT atas apa yang telah Allah titipkan. Menurut Wahbah Zuhaili dalam karyanya dalam kitab yang berjudul Al-Fiqh Al-Islamiy, ada 5 hak anak menurut pandangan Agama Islam yang wajib di penuhi oleh orang tuanya. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Identitas Diri (Nasab)

Hal yang pertama menjadi hak dari anak adalah untuk mendapatkan pengakuan dan identitas diri (nasab dari orang tuanya. Sebagai orang tua perlu untuk melakukan penisbatan dari orang tua untuk mengumumkan dan memperjelas status dari sang anak, baik dalam pandangan keluarga maupun pandangan masyarakat. Karena hal itu dapat menjadi alasan kuat yang membuat anak paham akan statusnya sebagi keturunan asli dari orang tuanya. Sebagaiman telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Ahzab ayat 5. Yang artinya,

“panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak mereka, itulah yang lebih adil pada sisi Allah SWT. Dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu. Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang di sengaja oleh hatimu. Sesungguhnya Allah SWT maha pengampun lagi maha penyayang.” (Q.S Al-Ahzab : 5)

  1. Mendapat Penyusuan (Radha’)

Pada dasarnya seorang anak adalah buah hati dari sang ibu di mana kelangsungan hidupnya merupakan tanggung jawab juga dari sang ibu. Oleh sebab itu, wajib bagi seorang ibu untuk merwat dam menjaga kelangsungan hidup dari sang anak. Seorang anak memiliki hak untuk mendapat susu (ASI) dari sang ibu, karena ASI dari sang ibu memiliki nutrisi yang sangat baik dan kaya akan zat gizi yang komplit yang tentunya di butuhkan bagi seorang anak pada usia menyusui. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWt berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 233. Yang artinya,

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf.”(Q.S Al-Baqarah : 233)

  1. Pengasuhan Dan Pemeliharaan (Hadhanah)

Ketika telah selesai melahirkan, seorang anak yang lahir tersebut sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya bagi orang tua untuk di di asuh dan di rawat sebagaimana mestinya. Bagi sang ayah tentu wajib untuk memberi nafkah dan memenuhi kebutuhan anak dengan baik. Sedangkan sang ibu yang bertugas untuk mengasuh serta merawat sang anak, sehingga kelangsungan hidup dan kemaslahatan anak dapat tercapai dengan baik. Sebagaiman telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 151. Yamg artinya,

“dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu, karena tekut kemsikinan. Kami akan memberi rizky kepadamu dan kepada mereka.” (Q.S Al-An’am : 151)

Selain itu, orang tua juga memilki tanggung jawab dalam pendidikan sang anak dan mengajarinya ilmu agama yang akan menjadi bekal bagi sang anak untuk hidupnya di masa mendatang. Dengan begitu, anak tidak mudah untuk terjerumus kedalam kesesatan dan terhindar dari api neraka. Sebab, anak sudah memiliki pegangan hidup yang telah di ajarkan orang tuanya, dan dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa dan agama. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6. Yang artinya,

“wahai orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.” (Q.S At-Tahrim : 6)

  1. Wilayah (Perwalian)

Hak seorang anak yang harus di penuhi oleh orang tua berikutnya adalah mendapat wilayah (perwalian). Dalam hal ini, Wahbah Zuhaili berpendapat bahwa wilayah (perwalian) di lakukan setelah fase hadhanah (pengasuhan dan pemeliharaan). Yang artinya wilayah (perwalian) dan hadhanah (pengasuhan dan pemeliharaan mebrupakan dua hal yang berbeda. Kemudian Wahbah Zuhaili membagi wilayah menjadi dua bagian, yaitu wilayah ‘ala al-nafs dan ‘ala al-mal.

Wilayah ‘ala al-nafs artinya penanganan segala macam urusan yang berkaitan dengan diri (individu) orang yang tidak mempunyai kemampuan dalam melaksanakannnya. Seperti penjagaan, pemeliharaan, pendidikan, pengajaran, kesehatan, pernikahan dan hal lain yang bersangkutan. Sedangkan wilayah ‘ala al-mal merupakan penanganan segala urusan yang berkaitan dengan harta orang orang yang tidak mempunyai kemampuan dalam melaksanakannya seperti pengembangan harta dan pengelolaannya.

  1. Mendapatkan Nafkah (Nafaqah)

Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bagi orang tua untuk mencari nafkah dan memberikan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Nafkah kepada anak dapat berupa pemebrian makanan, pakaian, dan tempat tinggal kepada anak, serta mencukupi kebutuhan lain sekalipun bukan kebutuhan pokok. Memberi kasih sayang dan pendidikan juga termasuk cara begi orang tua memberi nafkah kepada anaknya.

Tentunya kebutuhan setiap seorang anak berbeda-beda, dan tidak ada standarisasai nominal dalam memberi nafkah kepada anak. Oleh sebab itu, kewajiban sebagai orang tua hanya untuk memberi nafkah kepada anak dengan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Dan pada umumnya, kebutuhan seorang anak berupa, makanan yang baik, pakaian, tempat tinggal dan serta cinta kasih dan pendidikan untuk bekal ia di masa mendatang.

Pada hakikatnya, anak adalah pemberian dari Allah SWT kepada pasangan suami istri sebagai titipan dan menjadi pelengkap sebuah keluarga. Dan tidak ada unsur kepemilikan sedikitpun dari orang tua terhadap anaknya. Namun, wajib bagi orang tua untuk memberikan kehidupan yang layak, memberi kasih sayang, menafkahi, mendidik dan merawatnya dengan baik, serta memenuhi hak-hak dari sang anak tersebut. Dalam sebuah keluarga, suami dan istri memiliki kewajiban dan hak yang harus di penuhi di antara keduanya dan hal itu juga berlaku pada anaknya. Wajib bagi orang tua untuk memenuhi hak seorang anak dengan sebaik-baiknya. Sehingga tidak akan mempersulit orang tua ketika di hari hisab nanti.

Demikan pembahasan dari Kawan Mama mengenai hak seorang anak terhadap orang tuanya menurut Wahbah Zuhailiy. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk memperhatikan tugas dan tanggung jawab kita dalam memenuhi hak-hak dari sang anak. Sehingga sang anak juga akan terpenuhi hak-haknya dan mendapat kehidupan yang layak dan semestinya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • parenting.dream
  • motherandbeyond
Dosa orang tua kepada anak Dalam Agama Islam

Dosa orang tua kepada anak Dalam Agama Islam

Hallo Kawan Mama, Setelah menikah laki-laki dan wanita akan mendapatkan kehidupan baru sebagai pasangan suami dan istri. Dan tidak berselang lama, ketika istri telah mengalami kehamilan, maka pasangan suami istri tersebut akan berubah menjadi seorang ayah dan ibu. Tentu ini adalah kabar bahagia yang di tunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri. Dan dalam Agama Islam mengajarkan bahwa tujuan menikah selain mengesahkan ikatan laki-laki dan wanita dalam sebuah pernikahan, juga untuk memperbanyak keturunan. Selain itu, peran seoarng suami istri juga akan bertambah menjadi orang tua. Dengan begitu, ada beberapa hal yang dapat menjadi pahala bagi atau bahkan dosa orang tua kepada sang anak apabila tanggung jawab serta hak dan kewajibannya tidak di jalankan sebagai mana mestinya.

Setiap orang tua pasti mengaharapkan agar anaknya dapat lahir dan dapat bertumbuh kembang dengan sehat dan cerdas, serta berahklakul karimah dan berbakti kepada orang tua. Dan tentunya tugas orang tua bukan hanya sekedar untk memnuhi kebutuhan sandang, papan dan pangannya semata. Namun orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan mengajarkan tentang ilmu agama dan ilmu lainya sebagai bekal bagi si anak untuk menjadi anak yang pintar dan shalih. Dan tidak jarang anak dapat melakukan kesalahan-kesalahan kepada orang tuanya.

Menjadi orang tua, pada umumnya terlihat begitu mudah, namun jika kamu sudah mengalaminya, ternyata menjadi orang tua bukanlah perkara yang mudah di lakukan. Kewajiban seorang anak tentu adalah untuk patuh dan taat serta berbakti kepada orang tua. Sebab orang tua merupakan prang yang telah melahirkan, mendidik dan merawat sang anak dengan penuh kasih sayang. Namun tidak semua hal dalam sebuah keluarga adalah kesalahan dari sang anak. Tidak jarang juga orang tua melakukan kesalahan-kesalahan yang tanpa ia sadari perkesalahan tersebut merupakan dosa orang tua kepada anak-anaknya.

Nah, pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai dosa orang tua kepada anaknya. Pada umumnya, banyak dari orang tua yang melakukan perbuatan kepada anak yang tanpa ia sadari, perbuatannya tersebut merupakan perbuatan dosa. Berikut adalah penjelasannya.

Dosa Anak Kepada Orang Tua

Dosa orang tua kepada anak

  1. Kasar Kepada Anak

Melakukan tindakan kasar tanpa sebab yang jelas kepada anak merupakan hal yang di larang dalam Agama Islam. Baik dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan, kasar kepada anak adalah salah satu bentuk dosa dari orang tua kepada anaknya. Setiap dari anak pasti akan melakukan kesalahan-kesalahan dalam keseharianya dan bahkan kesalahan tersebut membuat hati orang tua menajdi geram.

Namun ini bukan menjadi alasan untuk orang tua dapat melontarkan kata-kata atau perbuatan kasar kepada anaknya. Apalagi sampai melakukan hal tersebut di depan orang lain atau teman-temanya. Tentu perlakuan tersebut dapat membuat anak berkecil hati, dan sakit hati terhadap orang tuanya sendiri. Dan bahkan bukan tidak mungkin anak akan menjadi pribadi yang pendendam dan durhaka pada orang tuanya.

  1. Tidak Mendidik Anak Dengan Baik

Kewajiban orang tua selain menafkahi dan memenuhi kebutuhan dari anak-anaknya, ia juga memliki kewajiban lainya. Yakni seperti halnya untuk memberikan pendidikan dan mengajari anak-anaknya terutama tentang ilmu agama. Sebab dengan mengajari anak ilmu agama, maka aanak akan sedari dini mengetahui tentang agama dan akhlak yang mulia dan kemudian dapat anak terapkan dalam kehidupannya sedari dini.

Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (H.R Al-Hakim)

  1. Dosa Menelantarkan Anak

Ketika sudah menjadi seorang ayah maupun ibu, tentu orang tua memiliki tanggung jawab dan kewajiban baru yang harus ia penuhi kepada anak-anaknya. Bukan hanya sekedar memberikan makan dan pendidikan semata, namun orang tua juga perlu memperhatikan dan memberi cinta kasihnya kepada anak dengan sepenuhnya. Orang tua akan menjadi berdosa apabila ia menelantarkan anaknya begitu saja, apalagi ketika anaknya masih berusia dini.

Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Seseorang di katakan telah cukup berbuat dosa apabila menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya.” (H.R Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Dari hadits tersebut, dapat di pahami bahwa orang tua memilki kewajiban untuk menunaikan tanggung jawabnya kepada anak dengan sebaik-baiknya. Dan ia dapat di katakan berdosa apabila ia menelantarkan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Perbuatan yang termasuk menelantarkan anak adalah tidak memberi makan anak, pakaian, pendidikan dan tidak memberikan anak cinta kasihnya.

  1. Tidak Berbuat Adil Kepada Anak

Tugas orang tua lainya adalah berbuat adil pada anak-anaknya. Adil dalam memberi makanan, pakaian, pendidikan dan tentunya adil dalam memberikan cinta kasihnya kepada anak-anaknya satu sama lain. Orang tua yang bersikap tidak adil dan cenderung pilih kasih tentu dapat membuat kesenjangan di antara anak-anaknya. Tentu hal ini dapat menjadi sebab ketidak akuran anak dan bahkan menjadi sebab permusuhan di antara anak-anak, yang pada akhirnya akan membuat anak geram dan marah pada orang tuanya.

dan telah di ceritakan dalam sebuah riwayat, bahwa sanya Rasulullah SAW sampai berwasiat kepada kaum orang tua untuk bersikap adil kepada anak-anaknya. Bahkan Rasulullah mengulanginya sampai tiga kali, beliau bersabda.

“Adilah kepada anakmu, adilah kepada anakmu, adilah kepada anakmu!.” (H.R Abu Dawud, Nasa’I, dan Ibnu Hibban)

Dari hadits tersebut dapat di ketahui, bahwa penting bagi orang tua untuk bersikap adil dan tidak bertindak pilih kasih kepada anak-anaknya. Dengan begitu dapat menghindari kesenjangan dan permusuhan di antara anak-anak dan dapat menjauhkan orang tua dari perbuatan dosa kepada anak.

  1. Membandingkan Anak Dengan Orang Lain

Sebagai orang tua yang baik dan sayang kepada anaknya, tentu harus selalu memberikan dorongan dan motivasi yang baik kepada anak-anaknya. Pasalnya, banyak sekali orang tua yang membanding-bandingkan anaknya dengan anak orang lain yang mempunyai kelebihan dari pada anaknya. Tanpa orang tua sadari, perbuatan tersebut merupakan perbuatan dosa orang tua kepada anak-anaknya. Sebab, dengan membandingkan anak dengan anak orang lain, dapat membuat anak tidak percaya diri, kurang motivasi, yang pada akhirnya membuat sang anak menjadi pribadi yang pendiam dan tidak percaya diri.

Pada dasarnya, setiap anak lahir kedunia memiliki karakternya masing-masing yang membuatnya menjadi unik. Membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain dapat mengakibatkan anak menjadi geram dan marah pada orang tua, buruknya hal ini dapat menjadi sebab anak tidak patuh dan durhaka pada orang tua. Dan membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain tentu menjadi sebuah dosa bagi orang tua kepada anaknya.

  1. Memaksa Dan Menuntut Anak Untuk Menjadi Dewasa Pada Usia Dini

Setiap anak-anak pasti ingin mengalami dan menikmati masa kanak-kanaknya dengan sebaik-baiknya. Bermain bersama teman sepuasnya dengan teman sebayanya, merupakan hal yang lumrah bagi anak-anak dan memang di perlukan oleh anak-anak. Namun seringkali orang tua bertindak dan memberikan tanggung jawab yang pada dasarnya terlalu besar dan belum cakap baginya untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut pada usianya yang sekarang.

Orang tua memang perlu untuk mengajari anak-anaknya untuk tumbuh kembang dengan berbagai pengalaman dan keahlian dari orang tuanya. Namun bukan berarti ia dapat memberikan tanggung jawab yang besar seketika saja pada anaknya. Baiknya, bombing anak dengan perlahan dan bisa di mulai dari memberikan anak tugas yang ringan kepadanya.  Dengan begitu anak tidak akan merasa terlalu terbebani dan dapat menikmati masa kanak-kanaknya.

  1. Mengekang Sang Anak

Orang tua merupakan penanggung jawab dari kelangsungan hidup keluarga yang ia pimpin, tidak terkecuali dengan kehidupan anak-anaknya. Tapi itu tidak menjadikan orang tua dapat semena-mena terhadap kehidupan anak-anaknya, apalagi sampai mngekang kebebasan anaknya. Wajar bagi orang tua bila ingin anaknya dapat tumbuh dengan sehat dan menjadi seperti apa yang ia inginkan. Namun akan menjadi hal yang salah apabila ia mengekang dan meminta anak untuk selalu menuruti kemauanya.

Peran orang tua hanya sebatas untuk memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya untuk menafkahi dan memberikan pendidikan serta membimbing anaknya agar tidak salah memilih jalan. Orang tua yang mengekang dan sangat membatasi anak akan membuat anak menjadi karaktaer dengan mental yang tidak setabil, cenderung penakut dan tertutup serta membuatnya sulit untuk bersosialisasi, bahkan dengan orang tuanya sendiri. Dan orang tua yang tidak terlalu mengekang anaknya cenderung akan membuat anak yang berkarakter ceria dengan mental yang stabil dan mudah untuk bersosialisasi.

  1. Buruk Sangka Kepada Anak

Agar anak dapat memili karakter yang jujur, perlu bagi orang tua untuk menaruh kepercayaan kepada anaknya. Selain itum buang jauh-jauh rasa curiga maupun buruk sangka pada anaknya. Dengan memberikan kepercayaan apada sang anak, secara tidak langsunga anak juga akan menjdi anak dengan karakter bertanggung jawab atas amanat yang telah ia terima. Anak tentu memiliki cara pandang dan pola fikirnya sendiri yang dan salah jika orang tua menaruh rasa curiga apalagi sampai menuduh yang bukan-bukan kepada anaknya.

Tugas orang tua hanya memberitahu dan membimbing anak menuju jalan yang benar tanpa harus menaruh rasa curiga yang berlebihan terhadap apa yang di lakukan kepada anak. Karena dengan rasa buruk sangka pada anak, dapat membuat kepribadian anak malah cenderung sering berani berbohong kepada orang tuanya. Orang tua dapat mengawasi dan menegur atau memberi peringatan apabila anak hendak melakukan kesalahan. Dan sudah menjadi tugas bagi orang tua untuk membimbing anak bila melakukan kesalahan dan momotivsinya untuk memperbaiki kesalahan yang telah anak perbuat.

Pada dasarnya, orang tua memiliki tugas untuk memberi nafkah, memberi makan, pakaian, tempat tinggal, kehidupan yng layak dan mendidik serta membimbing anak menuju jalan yang benar. Orang tua juga memiliki kewajiban untuk mengajari anaknya untuk berbuat baik dan memperbaiki kesalahan apabila anak melakukannya. Pasalnya orang tua adalh ornag yang akan menjadi panutan bagi anak-anaknya. Sehingga apapun yang di lakukannya terhadap anak tentu akan berdampak pada karakter anak tersebut.

Demikaian pembahasan dari Kawan Mama mengenai dosa orang tua kepada anak. Kewajiban orang tua adalah memberikan nafkah lahir dan batin, serta memberikan cinta kasih juga sebagai tauladan bagi anak-anaknya. Sehingga penting bagi orang tua untuk memperhatikan hal-hal yang dapat membuatnya melakukan perbuatan dosa dan berdampak buruk kepada anaknya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Theasianparent
  • Popbela
Dosa Seorang Anak Kepada Orang Tua

Dosa Seorang Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Agama Islam adalah agama yang mengajarkan setiap pemeluknya untuk berbuat baik dan memberikan cinta kasih kepada sesame, terutama kepada keluarga. Sebab keluarga adalah terdiri dari orang-orang dengan hubungan yang paling dekat dengan diri kita sendiri. Dan yang paling utama adalah berbuat baik kepada orang tua. Islam mengajarkan kepada umatnya yang berposisi sebagai anak untuk patuh dan taat sebagai pembaktian diri kita kepada orang tua. Dan hal ini merupakan kewajiban yang harus di penuhi sebagai seorang anak. Sebab bakti merupakan penangkal atau penebus dosa seorang anak kepada orang tua.

Dengan berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, tentu hubungan sebagai keluarga akan menjadi harmonis dan bahagia. Karena pada dasarnya berbakti kepada orang tua juga merupakan sebuah jalan bagi anak untuk mendapatkan surga Allah SWt. Sebagaiamana telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, Beliau bersabda.

Kedua orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya, maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (H.R Tirmidzi)

Namun hal ini tidak selalu terjadi dan berjalan mulus pada hubungan anak dan orang tua di dalam sebuah keluarga. Tidak jarang dan banyak terjadi kasus di mana anak dan orang tua mengalami kesalahpahaman akibat dari cara berfikir, pendapat dan keinginan yang cenderung berlawanan di antara mereka. Dan pada umunya hal ini akan menjadi sebab rengganya hubungan anak dan orang tua.

Sebagai seorang anak, hendaknya kita harus berhati-hati dalam bersikap ketika masalah tersebut terjadi kepada keluarga kita. Karena jika salah mengambil sikap, maka akan mejadikan kita berdosa dan durhaka pada orang tua. Pada hakikatnya, orang tua adalah orang yang harus kita muliakan dan kita junjung tinggi kehormatanya dengan penuh cinta kasih. Sebab tanpa adanya orang tua, tidak mungkin kita akan terlahir keduni ini. Dan sudah manjadi harapan setiap orang tua untuk mendapatkan anak yang shalih, taat dan berbakti kepada orang tua.

Pada tulisan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai dosa anak kepada orang tua. Pembahasan mengenai hal ini akan kami bahas sebagai berikut.

Dosa Anak Kepada Orang Tua

Dosa Anak Kepada Orang Tua

  1. Mengeluarkan Kalimat Yang Tidak Baik (Cacian) Kepada Orang Tua

Orang tua selalu memberikan cinta kasih dengan sepenuh hati dalam merawat dan membesarkan setiap anak-anaknya. Maka dari itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap anak untuk mengabdikan diri dengan sebaik-baiknya kepada orang tua. Dengan menjaga tutur kata dengan sopan santun dan adab yang baik, maka ia telah berada di jalan menjadi anak shalih dan berbakti pada orang tua.

Kadang kala di dalam hubungan anak dan orang tua, terjadi perselisihan dan kesalahpahaman akibat cara berfikir dan pendapat yeng berbeda, apalagi ketika anak bernjak dewasa. Perlu sekali untuk di waspadai, bahwa hal ini sering kali menjadi cobaan anak dalam menghadapi orang tua. Meskipun anak memiliki pendapat yang benar, tidak patut baginya untuk membantah perkataan orang tua, apalagi samapi membentak dan mencaci orang tua. Sebab sebagaimana telah di jelaskan di atas, orang tua adalah pintu surga bagi seorang anak. dan apabila anak durhaka pada orang tua, tidak ada surga bagi dirinya.

  1. Mendoakan Hal Buruk Pada Orang Tua

Perselisihan antara anak dan orang tua tentu dapat menjadikan hubungan orang tua dan anak menjadi renggang dan tidak harmonis sebagaimana mestinya. Dan hal ini bisa menjadi sebab anak menjadi kesal kepada sikap orang tua yang membuat anak menajadi emosi dan kadang mengeluarkan kata-kata yang tidak baik. Ketika terjadi hal seperti ini, baiknya sebagai anak segera menghindar untuk menenangkan diri agar perselisihan tidak semakin menjadi-jadi.

Jangan sampai karena perselisihan tersebut membuat anak sampai melontarkan kata yang tidak pantas, atau mendoakan sesuatu hal yng buruk pada orang tuanya. Sebab hal ini dapat mennjadikannya anak durhaka kepada orang tua dan dapat menimbal balik kepadanya. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Allah akan melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.” (H.R Bukhari)

Dari hadits tersebut dapat di ketahui bahwa Allah SWT sangat membenci seorang anak yang berbuat buruk dan mendoakan hal buruk kepada orang tuanya. Dan Allah SWT bahkan akan melaknat anak yang mendurhakai orang tuanya. Jika hal demikian terjadi, maka tidak ada surga bagi anak, dan hanya siksa neraka yang menantinya.

  1. Membuat Orang Tua Menangis

Sebagai umat Agama Islam, kita selalu di ajarkan untuk selalu berbuat baik dan mengabdi kepada orang tua. Terutama dalam bertutur kata dalam tingkah laku serta sikap kita kepada orang tua. Dengan selalu berbuat baik dan memuliakan dengan tutur kata yang baik tentu kiat berada di jalan yang benar sebagai anak yang berbakti pada orang tua. Dan jangan sampai karena perkataan dan prilaku kita, membuat orang tua kita mengeluarkan air mata. Sungguh sebuah dosa dan durhaka bagi seorang anak apabila sampai membuat orang tuanya menangis. Sebagaimana telah di riwayatkan oleh Abdullah bin Umar, beliau berabda.

“Membuat tangisnya kedua orang tua adalah termasuk durhaka kepadanya.” (H.R Bukhari)

Tangis kesedihan orang tua karena kebahagiaan dan kesedihanya terhadap anak tentu memiliki perbedaan yang sangat besar. Dan apabila tangis air mata yang keluar dari orang tua merupakan kesedihan karena anaknya, maka sungguh anak tersebut telah melampau batas dan mendurhakai orang tuanya.

  1. Berbohong Kepada Orang Tua

Harapan orang tua pastilah agar anaknya dapat menajdi orang yang sahalih dab berbakti serta beprilaku dengan jujur di dalam hidupnya. Dan membohongi orang tua tentu merupakan sebuah dosa besar bagi anak. dalam hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim mengatakan bahwa, berkata bohong dan memberi kesaksian baru adalah sebuah tindakan dosa besar. Oleh karena itu, berbohong kepada orang tua tentu akan menyakiti hati orang tua dan akan membuat anak menjadi orang yang durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda,

“Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan akan menggiringmu kepada keburukan dan keburukan akan menggiringmu kepada neraka. Dan sungguh jika seseorang berbohong, dan terbiasa dalam kebohongan, hingga di sisi Allah SWT ia akan di tulis sebagia seorang pembohong. Dan hendaklah kalian jujur, sebab jujur menggiringmu pada kebaikan dan kebaikan akan menggiringmu kepada surga Allah SWT. Jika seorang berlaku jujur dan terbiasa dalam kejujuran hingga di sisi Allah ia akan di tulis sebagai orang yang jujur.” (H.R Abu Dawud)

Dari hadis tersbut dapat di pahami bahwa, kebohongan adalah hal yang di benci oleh Allah SWT, dan kebohongan tersebut akan mengantarkanya kepada api neraka. Seorang anak hanya di perbolehkan berbohong kepada orang tuanya hanya untuk menghindari madharat demi terciptanya sebuah maslahat yang lebih baik.

  1. Membuat Orang Tua Marah

Seorang anak yang berbakti kepada orang tua tentu memiliki sikap dan tutur kata yang baik kepada orang tuanya. Dan dengan selalu menjaga sikap dan tutur kata dengan baik tentu akan membuat hubungan anak dan orang tua menjadi lebih harmonis. Jangan sampai sebagi seorang anak kita melakukan hal atau berkata sesuatu yang dapat membuat orang tua menjadi marah kepada kita. membuat orang tua marah tentu dapat membuat hubungan anak dan orang tua menjadi tidak baik dan hal ini juga merupakan sebuah tindakan mendurhakai orang tua. Oleh karena itu, penting bagi seorang anak untuk menjaga prilaku dan tutur katanya agar tidak membuat orang tua marah. Sebagaimana telah di sampaikan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Dan barang siapa pagi-pagi membeuat marah kedua orangtuanya, maka dua pintu yang terbuka menuju neraka. Dan jika ia sore-sore berbuat demikian maka baginya seperti itu, dan kalau orang tua seorang, maka ia mendapatkan satu pintu (neraka). Meskipun keduanya menganiaya, meskipun keduanya menganiaya,meskipun keduanya menganiaya.” (H.R Baihaqi)

  1. Menghina Atau Mencela Orang Tua

Hal yang menjadikan seorang anak berbuat dosa dan durhaka pada orang tua lainya adalah menghina dan mencela orang tuanya. Pantang bagi seoang anak untuk berkata buruk dan bahkan sampai menghina dan mencela orang tuanya. Karena tentu hal itu akan membuat oaring tua sedih atau bahkan sakit hati, dan hal ini tentu menjadi pebuatan dosa dan membuat si anak menjadi durhaka pada orang tuanya.

Pada dasarnya, sekeras dan segalak apapun orang tua kepada anak, tentu tidak sebesar dan sedalam cinta kasihnya kepada sang anak. sifat galak dan keras hanya sebuah sikap/cara orang tua untuk anak patuh dan taat demi kebaikan anaknya. Jika sang anak mencela dan mengina orang tua, setegar apapun orang tua pasti akan sedih dan sakit hati karena hal tersebut. Sebagaimana di terangkan dalam sebuah riwayat. Rasulullah SAW bersabda,

“Termasuk dosa besar , (yaitu) seseorang yang mencela kedua orang tuanya.” Kemudian mereka bertanya kepada Rasul. “wahai Rasul, adakah orang yang mencela kedua orang tuanya?”. Rasulullah SAW menjawab. “Ya, seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Dan seseorang yang yang mencela ibu orang lain, lalu orang lain itu mencela ibunya.” (H.R Bukhari dan Muslim)

  1. Lebih Memprioritaskan Pasangan Dari Pada Orang Tuanya

Ketika anak beranjak dewasa pasti dia akan di hadapkan dengan kehidupan baru yang akan ia jalani, yaitu menikah. Menikah tentu merupakan sebuah ibadah yang di perintahkan oleh Allah dan Rasul untuk di laksanakan bagi umat Islam. Namun hal ini tidak menjadikan seorang anak dapat lepas begitu saja dari kedua orang tuanya. Seorang anak wajib berbakti dan mengabdikan diri pada orang tuanya selama orang tua tersebut masih hidup di dunia, sekalipun ia telah menikah dan memilki keluarga baru.

Agama Islam mengajarkan pada setiap anak untuk selalu berbakti kepada orang tua, dan mengutamakan kepentingan orang tua di atas kepentingan-kepentingan lainya, bahkan kepentingan keluarganya. Karena sejatinya, pasangan hidup yang baik adalah yang tidak meminta suami/istri memilih antara ia atau orang tuanya. Tentunya pasangan yang baik akan menganggap dan memperlakukan orang tua pasangannya seperti halnya orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memprioritaskan orang tua kita di atas kepetingan lainya, bahkan kepentingan pasangan. Karena hal itu termasuk bakti dan pengabdian seorang anak kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan Rasulullah SAW dalam sebuah kitab Al-Kabair karya Syamsuddin Abu Abdillah Adz-Dzahab, Beliau bersabda.

“Allah SWT tidak akan menerima kebaikan dan keadilannya kecuali ia bertaubat kepada Allah. Memperbaiki sikapnya kepada ibu, dan berusaha mengejar ridhanya. Sesungguhnya ridha Allah berada pada ridha ibu. Dan murka Allah juga berada pada murka ibu.”

Penutup

Seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua, tentu harus mengetahui hal-hal yang dapat menjadikannya berbuat dosa dan durhaka kepada orang tuanya. Sehingga dengan mengetahui hal-hal di atas tadi, anak dapat bertindak lebih hati-hati kepada orang tua agar tidak membuat orang tua sakit hati kepadanya. Dengan begitu, maka anak yang berbakti pada orang tua akan mendapat ridha dari orang tua dan mendapat surga dari Allah SWT. Sayangilah dan cintai oaring tua kita, dan bernaktilah dengan sebaik-baiknya kepada mereka selagi mereka masih hidup di dunia. Jangan sampai sebuah penyesalan yang menjadi jawaban perjalanan kita di dunia. Naudzubillah Min Dzalik.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai dosa seorang anak kepada orang tua. Ridho orang tua adalah ridho Allah SWT, dan murka orang tua adalah murka Allah SWT dan surga Allah SWT adalah ridho dari kedua orang tua kita. Semoga kita dapat menjalankan dan berbakti kepada orang tua dengan sebaik-bainya tanpa harus membuat orang tua sakit hati.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Popbela
  • Popmama
Penting Bagi Anak – Adab Anak Kepada Orang Tua

Penting Bagi Anak – Adab Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Orang tua adalah orang yang melahirkan dan membesarkan seorang anak dengan berbagai usaha dan pengorbanan untuk anaknya dengan sepenuh hati. Dengan harapan agar sang anak dapat tumbuh dengan sehat dan menjadi anak yang shalih dan berbakti kepada orang tua, serta berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Selain itu, seorang anak juga merupakan sumber kebahagian orang tua. Oleh karena itu orang tua rela melakukan apapun untuk kebaikan dan kebahagiaan anaknya. Karenannya adab kepada orang tua adalah salah satu kewajiban dan tanggung jawab setiap anak.

Seorang anak memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Sebab tanpa adanya peran dan usaha dari orang tua, seorang anak tidak akan ada kehadiranya di dunia. Dan dalam menunaikan kewajiban, seorang anak juga perlu untuk memperhatikan adabnya kepada orang tua sehingga menghindari resiko yang dapat mengakibatkan orang tua menjadi sakit hati. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23. Yang artinya,

“Dan Tuhanmu telah memrintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mangatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan lah engkau membentak keduanya. Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Menurut Imam Ghazali dalam risalahnya yang berjudul Al-Adab fid din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, hal.44).

“Adab anak kepada orang tua, yakni mendengarkan kata-kata orang tua, berdiri ketika mereka berdiri, mematuhi sesuai perintah-perintah mereka, memenuhi panggilan mereka, merendah kepada mereka dengan penuh sayang. Dan tidak menyusahkan mereka dengan pemaksaan, tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada mereka, dan tidak sungkan melaksanakan perintah-perintah mereka, tidak memandang mereka dengan rasa curiga dan tidak membangkang mereka.”

Seringkali seorang anak berbuat dan meminta sesuatu dengan seenaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaan dan kemampuan orang tuanya. Jika di biarkan, hal ini dapat membuatnya durhaka kepada orang tuanya. Nah, pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai adab seorang anak kepada orang tua, sehingga kita sebagai anak dapat berevaluasi diri dalam berbakti kepada orang tua. Sebagai berikut,

Adab Seorang Anak Kepada Orang Tua

Adab Anak Kepada Orang Tua

  1. Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Sedari dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar, orang tua selalu memberikan segala usaha, do’a dan pengorbanannya hanya untuk kebaikan sang buah hati. Oleh sebab itu, wajib bagi seorang anak untuk selalu berbuat baik kepada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena sesungguhnya hal baik apapun yang di lakukan oleh anak kepada orang tua, tidaka akan dapat membalas apa yang telah orang tua berikan kepada anaknya. Sebagai mana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu.” (Al-Isra’ : 23)

  1. Tidak Memandang Ayah/Ibu Dengan Tajam

Kasih sayang orang tua adalah hal yang tidak akan lekang sepanjang berlnagsunya zaman. Terkadang hubungan antara anak dengan orang tua mengalami perbedaan pemikiran dan pendabat. Sebagai anak hendaknya harus lebih berhati-hati mengendalikan sikapnya kepada orang tua. Jangan sampai sesekali memperlihatkan raut marah dan pandangan tajam kepada orang tua. Sebab hal itu tentu dapat membuat hati orang tua menjadi terluka.

Sebagai anak, hendaknya selalu bersikap lemah lembut dengan pandangan hangat kepada orang tua, sehingga manakala ada perbedaan pemikiran tidak akan sampai menuju perdebatan yang lebih jauh. Sikap anak yang merendah tersebut tentu akan membuat luluh dan meredam emosi pada orang tua tersebut. Sepintar dan secerdas apapun seorang anak, ia tetap wajib mengedankan adab yang baik kepada orang tuanya.

  1. Tidak Berbicara Kasar Dan Membentak Orang Tua

Sebagai seorang anak dan orang yang lebih muda, tentunya kita perlu untuk mengedepankan adab kita ketika berbicara dengan orang tua. Bicara dengan nada rendah dan lembut serta santun perlu kita aplikasikan ketika tengah berkomunikasi dengan orang tua. Sebab, dengan berbicara dengan lembut dan sopan santun, secara tidak lengsung kita juga sedang memuliakan orang tua. Kewajiban seorang anak adalah untuk memuliakan orang tua sebagaimana kita memuliakan Rasulullah SAW. Sebagaimana para sahabat memuliakan Rasul ketika sedang berbicara.

Di ceritakan dalam sebuah risalah, dari Al-Musawwir bin Makhramah r.a tentang sahabat ketika sedang berbicara dengan Rasul.

“Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, maka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah.”(H.R Bukhari)

Dan telah di jelaskan pula dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Maka jangan sekali-kali engkau memperdengarkan pada keduanya perkataan ‘ah’.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

  1. Selalu Mendoakan Orang Tua

Sebagai bentuk bakti seorang anak, selalu memanjatkan do’a kepada Allah untuk kebaikan orang tua merupakan sebuah keharusan. Sebab do’a seorang anak shalih tentu dapat memudahkan dan menyekamatkan orang tua dari siksa api neraka. Bahkan ketika orang tua memiliki sifat yang tidak baik sekalipun, wajib bagi seorang anak untuk selalu mendoakan kebaikan bagi orang tuanya. Sebab bakti seorang anaklah yang akan mengantarkan anak tersebut menuju surge Allah. Sebagaimana telah di kisahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 114, yang artinya.

“Dan permintaan apapun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah di ikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padaya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (Q.S At-Taubah : 144)

  1. Meminta Maaf Kepada Orang Tua

Hubungan seorang anak dengan orang tua pasti di harapkan agar selalau berjalan dengan baik dan harmonis. Namun hal ini tidak selalu berjalan mulus dan baik-baik saja. Tak jarang anak melakukan kesalahan-kesalahan kepada orang tuanya. Hendaknya sebagai serang anak untuk berinisiatif dan meminta maaf kepada orang tua, sekalipun ia tidak melakukan kesalahan. Karena tidak jarang terjadi orang tua yang melakukan kesalahan, namun tugas anak adalah untuk membuat lapang hati orang tua sekalipun ia yang benar. Sebagaimana telah di ceritakan dalam Al-Qur’an tentang Nabi yusuf dalam surat Yusuf ayat 97, yang artinya.

“Wahai ayah kami, mohonkanlah mohon ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).”(Q.S Yusuf : 97)

  1. Taat Dan Mendengarkan Orang Tua

Selayaknya seorang anak yang berbakti kepada orang tua, anak patut untuk taat dan mendengarkan dengan biak perkataan orang tua. Apalagi ketika orang tua tengah berbicara serius dan memberikan nasihat kepada sang anak. Tidak baik bagi anak bila memotong orang tua ketika tengah berbicara kepadanya, dan merupakan bentuk dari sifat tercela anak kepada orang tau.

Seorang anak baiknya patuh dan dengan perintah dan mendengarkan hingga orang tua selesai berbicara jika ingin berbicara, atau meminta izin terlebih dahulu apabila ingin memotong orang tua yang tengah berbicara. Dan jika orang tua memrintahkan anak untuk melakukan seuatu yang bertentangan dengan syari’at dan dapat merugikannya, anak dapt menolaknya dengan kesopanan dan Bahasa yang lembut agar orang tua tidak marah kepadanya.

  1. Selalu Siap Untuk Orang Tua

Seperti telah di sampaikan oleh Imam Ghazali dalam kitabnya di atas, seorang anak hendaknya berdiri ketika orang tuanya berdiri. Maksud dari perkataan Imam Ghazali tersebut adalah, menunjukan sikap sopan santun kepada orang tua dan menunujukan kesiap sediaannya apabila orang tua memerlukan bantuannya untuk melakukan sesuatu. Dan ketika orang tua duduk hendaknya seorang anak menunggu orang tua duduk terlebih dahulu kemudia anak ikut duduk sebagai tanda hormatnya kepada orang tua.

Dan apabila sewaktu-waktu orang tua memanggil, anak harus selalu siap sedai dan menjawab dan memenuhi panggilan dari orang tuanya. Bahkan ketika anak tengah melakukan ibadah shalat (sunnaha), anak dapat membatalkan shalatnya untuk menjawab dan memenuhi panggilan dari orang tuanya. Karena berbakti kepada orang tua adalah sebuah hal yang harus di lakukan dan di utamakan oleh seorang anak. dan janganlah merasa lelah untuk membantu dan berbuat baik kepada orang tua, sebab itu dalah bagian bakti anak kepada orang tua.

  1. Tidak Memandang Curiga Kepada Orang Tua

Seorang anak yang berbakti kepada orang tua harus selalu manaruh prasangka baik kepada orang tuanya. Karena sifat buruk sangka pada orang tua merupakan sifat yang tercela bagi seorang anak. baiknya seorang anak langsung menanyakan seuatu yang meresahkan atau menurutnya janggal dari pada hanya memndamnya. Karena memendam hal yang membuat penasaran bukan tidak mungkin akan membuatnya menjadi suudzon (buruk sangka) kepada orang tuanya. Dengan bertanya kepada orang tua akan membuat hal tersebut menjadi jelas dan tidak menjerumuskannya untuk berburuk sangka pada orang tuanya.

Hal-hal di atas adalah adab yang perlu di ketahui dan di aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari dalam berinteraksi kepada orang tua. Semakin dewasa seorang anak, harusnya semakin paham pula bagaimana peranya dalam menerapkan adab yang baik untuk berbakti pada orang tua. Dari penjelasan tersebut, dapat di ketahui bahwa seorang anak hendaknya selalu patuh dan memuliakan orang tuanya dengan sebaik-bainya. Karena bakti seorang anak kepada orang tua adalah penyelamat bagi orang tua di akhirat dan menjadi jalan jihad fi sabilillah bagi anak tersebut.

Demikain pembahasan dari Kawan Mama mengenai adab seorang anak kepada orang tuanya. Semoga kita dapat mengamalkan dan menerapkanya dalam kehidupan kita, demi untuk memulikan orang tua kita tersayang.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

Sumber :

  • Jateng.nu
  • Dalamislam
Keutamaan Birrul Walidain – Bakti Anak Kepada Orang Tua

Keutamaan Birrul Walidain – Bakti Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Di dalam agama Islam, selain di perintahkan untuk melakukan ibadah fardhu seperti shalat dan berpuasa, umat Islam juga di perintah oleh Allah SWT untuk berbakti kepada orang tua. Birrul Walidain atau dalam Bahasa Indonesia berarti berbakti kepada orang tua adalah fitrah dan tugas serta menjadi kewajiban bagi seorang anak kepada orang tuanya. Karena bagaiamanapun, seorang anak merupakan buah hati dan darah daging yang di rawat dengan kasih sayang dan pengorbanan yang sedemikian rupa oleh orang tuanya.

Tidak bisa di pungkiri, sebab kehadiran seorang anak tidak lain karena adanya takdir Allah yang berupa kelahiran anak dari hubungan antara suami dan istri yang menjdai orang tua dari anak tersebut. Kebaikan, kasih sayang dan pengorbanan yang telah di berikan oleh orang tua kepada anak tidak akan dapat di balas oleh hal apapun. Allah SWt telah memerintahkan bagi setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mangatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan jangan lah engkau membentak keduanya. Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dari ayat tersebut dapat di ketahui bahwa selain larangan syirik, Allah SWT juga memerintahkan hamba-Nya untuk berbakti dan taat kepada orang tuanya. Dan Allah SWT juga melarang umat-Nya untuk melawan apalagi sampai membentak orang tua mereka sendiri. Tentunya birrul walidain dengan memuliakan dan berbakti kepada orang tua akan membuat anak menjadi perilaku yang shalih dan mendapat ridho orang tua berupa surga Allah SWT. Pada tulisan kali ini kawan mama akan membahas mengenai keutamaan seorang anak berbakti kepada orang tuanya, sebagai berikut.

Keutamaan Birrul Walidain (Berbakti Kepada Orang Tua)

Kutamaan Berbakti Kepada Orang Tua

  1. Amalan Paling Utama Bagi Anak

Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua tentu menjadi hal yang harus di lakukan seorang anak kepada orang tuanya. Karena bagaimanapun orang tua adalah orang yang melahirkan, merawat dan memberikan kasih sayang serta segalanya hanya untuk kebahagiaan anaknya. Oleh sebab itu, berbakti kepada orang tua merupakan hal yang paling utama yang harus di amalkan sebagai seorang anak kepada orang tuanya.

Dalam sebuah riwayat oleh Abdullah bin Mas’ud r.a, ketika itu beliau bertanya pada Rasul.

“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, Aku bertanya kepada Rasulullah SAW. ‘Amalan apakah yang paling afdhal (utama)?’. Rasul menjawab, ‘Shalat pada waktu-waktunya’. Aku bertanya lagi, ‘kemudian apa lagi?’. Beliau menjawab lagi, ‘berbakti kepada orang tua’. Aku bertanya lagi, ‘kemudian apa lagi?’. Beliau menjawab lagi, ‘jihad fi sabilillah.’ Kemudian aku terdiam dan tidak lagi bertanya kepada Rasulullah SAW. Andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku.” (H.R Bukhari, Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)

Dari hadis tersebut dapat di ketahui bahwa selain kewajiban melakukan ibadah maghdah (fardhu), Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada umatnya untuk manjadikan birrul walidain sebagai amalan utama yang harus di lakukan. Sebab jalan menuju surga bagi seorang anak adalah ridho dari orang tuanya.

  1. Amalan Paling Di Cintai Allah SWT

Sebagaimana telah di jelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadis di atas. Selain melaksanakan shalat fardhu, ibadah yang paling di cintai Allah adalah kebaktian seorang anak kepada kedua orang tuanya. Dan barang siapa melakukan seuatu yang di cintai Allah SWT, tentu baginya sebuah surga Allah SWT yang terbuka kepadanya. Dan dengan melakukan perintah dan amalan yang di senangi Allah maka ia akan menjadi lebih dekat dengan Allah SWT.

  1. Ridha Orang Tua Adalah Ridho Allah SWT

Pada hakikatnya, ridho orang tua adalah ridho dari Allah SWT. Itu juga berarti bahwa surga Allah SWT adalah surga seorang anak yang terdapat pada ridho kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, keutamaan berbakti kepada orang tua akan membuat anak mendapatkan ridho orang tua dan surg Allah SWT. Sebagaiamana di terangkan dalam sebuah riwayat oleh Abdullah bin Ummar, yang artinya.

“Ridha Allah SWT tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah SWT tergantung pada murka orang tua.” (H.R Tirmidzi)

  1. Di Limpahkan Rezeki Serta Umur Yang Panjang

Keutamaan lain karena berbakti kepada orang tua ialah di limpahkan rizki dan di beri umur panjang. Seorang anak yang membaktikan dirinya kepada orang tuanya akan mendapatkan rizki yang melimpah dan di berikan umur panjang nan berkah oleh Allah SWT.  Sebagaimana telah hadis yang telah di riwayatkan oleh imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syaikh Syu’aib al arnauth, Rasulullah SAW bersabda.

“Siapa yang ingin di panjangkan umurnya dan dan di tambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada orang tuanya dan menyambung silaturrahim.” (H.R Ahmad)

  1. Termasuk Fi Sabilillah

di lansir dari laman madani, Amalan berbakti kepada orang tua juga merupakan sebuah langkah fi sabilillah (jalan Allah SWT). Karena membantu orang tua, atau memberi nafkah kepada orang tua juga merupakan bentuk jihad seorang anak kepada orang tuanya di dalam Agama Islam. Sebagaimana telah di jelaskan dalam hadits yang di riwayatkan oleh Ka’ab bin Ujrah r.a,

“seorang lewat di hadapan Rasulullah SAW, lalu di lihat oleh para sahabat Rasulullah SAW menyaksikan kesungguhannya dan kerajinannya dalam bekerja. Para sahabat berkata ‘Wahai Rasulullah, andaikan (kesungguhan dan kerajinannya ini) di jalan Allah?’. Maka Rasulullah SAW berkata, ‘jika ia keluar bekerja menghidupi anaknya yang masih kecik maka ia termasuk di jalan Allah. Jika ia keluar bekerja untuk membantu/menghidupi kedua orang tuanya yang sudah sepuh maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar bekerja untuk dirinya sendiri demi menjaga kehormatan/harga dirinya maka ia di jalan Allah. Dan jika ia keluar untuk riya (pamer) dan berbangga diri maka ia di jalan setan’.” (H.R Thabrani dan Baihaqi)

  1. Di Terima Taubatnya

Sebagaiaman yang telah di katakana di sebutkan dalam hadits si atas, bahwa ridho orang tua adalah ridho Alah SWT. Jadi ketika anak melakukan kesalahan dan kemudian bertuabat dengan sungguh-sungguh dan berbakti serta berbuat baik kepada orang tua dapat menjadikan taubatnya di terima oleh Allah SWT. Sebagaimana telah di riwayatkan dalam sebuah hadits oleh Ibnu Umar.

“Seorang pria datang kepada Rasulullah SAW, da ia berkata ‘Wahai Rasulullah SAW, saya telah ,elakukan dosa besar, apakah masih ada taubat untukku?’. Rasulullah SAW bertanya kepadanya, ‘apakah kamu masih memiliki orang tua?’ ‘Tidak’. ‘apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?’, ‘iya’. ‘kalau begitu berbuat baiklah kepadanya!’.” (H.R Ahmad, Tirmidzi, dan ibnu hibban)

  1. Pintu Surga Yang Paling Tengah

Hakikatnya, kedua orang tua adalah salah satu perwujudan dari pintu surga Allah yang paling berada di tengah. Maksudnya ialah, kedua orang tua kita juga merupakan jalan menuju surga Allah di mana jalan tersebut akan mengantarkan menuju pintu surga yang paling berada di tengah-tengah. Sebagaimana telah di katakana oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, beliau bersabda.

“orang tua maruoakan pintu surga yang paling pertengahan. Jika engkau mampu, maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut.” (H.R Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban)

Dari hadits tersebut dapat di pahami bahwa orang tua adalah perantara/jalan bagi seorang anak untuk mendapatkan surga Allah. Dan dengan membaktikan diri kepada orang tua dapat mengantarkannya menuju surga Allah melalui pintu yang paling berada di tengah-tengah.

  1. Di ijabah do’a-do’anya

Keutamaan lainya dari berbakti kepada orang tua adalah dapat di ijabah do’a-donya oleh Allah SWT. Karena pada dasarnya, orang tua selalu mendoakan yang terbaik kepada anak-anaknya. Apalagi bila anak-anaknya dapat berbakti kepada orang tua, maka akan membuat do’a semakin mudah untuk di ijabah oleh Allah SWT. Sebagaimana telah di riwayatkan dalam sebuah hadits oleh Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda.

“Ada tiga do’a yang mustajab, dan tidak ada keraguan akan hal itu. Yaitu do’a orang yang terdzalimi, do’a orang musafir dan do’a orang tua untuk kebaikan anak-anaknya.” (H.R Ibnu Majjah), dan dalam riwayat lain mengatakan.

“Ada tiga do’a yang mustajab, tidak ada keraguan tenteng hal itu. Yaitu, do’a orang tua untuk anaknya, do’a orang musafir dan do’a orang yang terdzalimi.” (H.R Abu Daud dan Ahmad)

Dari apa yang telah di bahas di atas, dapat di Tarik kesimpulan bahwa, Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak yang harus ia tunaikan kepada orang tuanya. Tentunya dengan membaktikan diri kepada orang tua, sebagai anak kita akan mendapatkan keutamaan-keutamaan yang telah di sebutkan di atas tadi. Sebagai catatan, anak dapat menolak dan tidak patuh kepada orang tua, apabila orang tua menyuruhnya untuk melakukan seuatu yang bertentangan dengan ketentuan Syari’at Islam yang berlaku. Namun, penolakan tersebut haruslah dengan tutur kata dan adab yang baik agar orang tua dapat mengerti dan sadar akan perintahnya yang menyalahi Syari’at.

Demikain pembahasan dari Kawan Mama mengenai keutamaan berbakti kepada orang tua. Dan perlu di ingat, surga Allah SWT adalah ridho dari orang tua, maka dari itu berbakti kepada orang tua merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Popbela
  • Madaninews
Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Kewajiban Anak Kepada Orang Tua

Hallo Kawan Mama, Tujuan utama dari sebuah pernikahan adalah untuk mengikat sebuah hubungan antara pasangan laki-laki dan perempuan dalam sebuah ikatan yang sah dan resmi baik secara agama maupun secara hukum. Selain itu, tujuan pernikahan lainya adalah untuk membuat keturunan sebagai penerus keluarga dan umat beragama. Tentunya mendapatkan keturunan adalah sebuah harapan dari setiap pasangan suami dan istri. Karena anak adalah sebuah sumber kebahagiaan dan pelengkap dalam sebuah kebahagiaan rumah tangga. Terlepas dari itu, beberapa hal juga menjadi sebuuah kewajiban bagi seroang anak kepada orang tua yang ia miliki.

Anak adalah sebuah karunia yang di titipkan dan di berikan oleh Allah SWT kepada pasangan suami sebagai sumber kebahagian mereka. Namun tidak jarang ada pasangan suami istri yang telang melangsungkan pernikahan dengan waktu yang lama namun belum di karuniai seorang anak. Dan hanya bisa berusaha dan berdo’a kepada Allah SWT supaya di berikan karunia anak kepada mereka. Oleh karena itu, setiap orangtua memiliki kewajiban-kewajiban yang harus di penuhi kepada anaknya sebagai tanda syukur-Nya kepada Allah SWT karena telah di berikan karunia seorang anak.

Sama halnya dengan orangtua, seorang anak tentu memiliki kewajiban – kewajiban yang harus ia penuhi kepada sang kedua orangtua. Bahkan ketika anak menginjak usia dewasa sekalipun, wajib baginya untuk tetap memenuhi kewajibannya sebagai seorang anak kepada orangtuanya. Meski apapun yang di lakukan seorang anak tidak akan dapat membalas kebaikan dan pengorbanan orangtuanya. Namun wajib bahi seorang anak untuk tetap memnuhi kewajibannya kepada orangtua.

Nah pada kesempatan kali ini Kawan Mama akan membahas tentang kewajiban seorang anak kepada orangtuanya, sebagai berikut.

Kewajiban Anak Kepada Orang tua

Kewajiban Anak Kepada Orangtua

  1. Taat Kepada Orang tua

Seorang anak wajib untuk taat dan patuh kepada perintah orangtuanya, baik ibunya maupun dengan ayahnya. Karena pada dasarnya, perintah seorang ayah maupun ibu kepada anak adalah sebuah tanda kasih sayangnya kepada anak. Karena setiap orang tua rela berkorban dan melakukan apapun demi kebaikan anak-anaknya. Oleh karena itu, wajib bagi seorang anak untuk taat dan patuh kepada orang tua. Sebagaimana telah di terangkan dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Isra’ ayat 23, yang artinya.

“Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu dan bapak. Jika salah seorang di antaranya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’. Dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah di rimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagimana mereka berdua telah mendidikku pada waktu kecil.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dari ayat tersebut dapat di pahami bahwa wajib bagi seorang anak untuk patuh dan taat kepada orang. Dan tidak di perbolehkan bagi seorang anak melawan dan membangkang atau bahkan hanya sekedar mengatakan kata untuk menolak permintaan orang tua. Anak hanya dapat menolak perintah orang tua apabila perintah yang di berikan bertentangan dengan perintah Allah SWT. Dengan patuh dan taat serta berbicara dengan adab dan perkataan yang baik tentu dapat membuat orang tua menjadi senang.

  1. Berbakti Kepada Orang tua

Seorang anak wajib untuk selalu berbakti kepada orang tua. Artinya, wajib bagi anak untuk mengabdikan dirinya kepada orang tua baik ketika hidup maupun ketika telah meninggal. Dengan ketaatannya kepada orang tua dan melakukan hal yang dapat membuat senang orang tua adalah sebuah langkah untuk berbakti kepada orang tua. Bagi anak laki-laki wajib untuk selalu berbakti dan mengabdi kepada orang tua, baik walaupun ia telah beranjak dewasa atau bahkan telah berkeluarga sekalipun.

Sedangkan bagi anak perempuan, wajib baginya untuk berbakti kepada orang tua selama masa hidupnya, namun ketika ia telah berumah tangga wajib baginya untuk mengbadi kepada suami dan merupakan hal pokok yang harus ia utamakan. Sebab bagaimanapun wanita yang telah menikah adalah tanggung jawab seorang suami dan wajib baginya untuk mengabdi kepada suaminya.

Sebuah keharusan bagi anak untuk selalu berbakti kepada orang tua meskipun ia telah berkeluarga sekalipun. Sebagai mana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an Surat Luqman ayat 14, yang artinya.

“Dan kami perintahkkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (Q.S Al-Luqman : 14)

  1. Merawat Dan Memberi Kasih Sayang Kepada Orang tua

Sedari dalam kandungan, orangt ua selalu merawat dan memberi kasih sayangnya kepada anak demi kebaikan anak agar dapat lahir dan bertumbuh kembang dengan sehat dan menjadi anak yang sholih. Oleh karena itu, merupakan sebuah kewajiban bagi anak untuk membalas kabaikan orang tua dengan merawatnya dengan baik dan penuh dengan kasih sayang. Apalagi ketika orang tua sudah beranjak usia lanjut dan sakit, peran seorang anak untuk merawatnya sangat di perlukan sebagai tanda pengabdiannya dan tanda terima kasihnya kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan dalam hadis mengenai keutamaan untuk merawat orangtua. Rasulullah SAW bersabda,

“Sungguh merugi, sungguh merugi, sungguh merugi seseorang yang mendapatkan kedua orangtuanyasudah renta atau salah seorang dari keduanya namun tidak dapat membutnya masuk surga.” (H.R Muslim)

Dari hadis tersebut dapat di ketahui bahwa merawat orang tua merupakan sebuah pengabdian seorang anak yang dapat mengantarkannya menuju surga Allah SWT. Dan sebaliknya, jika orangtua telah bernajak menua atau mengalami sakit, namun anak enggan merawatnya. Maka itu akan menjadi jalannya untuk menjadi seorang anak yang durhaka dan mengantarkanyya menuju neraka.

  1. Berbicara Dengan Adab Yang Baik Dan Lemah Lembut

Sebagai seorang anak yang berbakti dan selalu ingin membahagiaakan orang tua, dapat di mulai dengan hal yang sederhana, seperti dengan memperbaiki tutur kata ketika berbicara dengan orang tua. Sebab tutur kata adalah hal yang sederhana dan kegiatan yang di lakukan sehari-hari antara anak dan orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan pada surat Luqman di atas, bahwa melawan dan sekedar berkata “ah” sekalipun tidak boleh di lakukan kepada orang tua.

Baiknya, seorang anak harus menggunakan tutur kata yang baik dan berhati-hati ketika berbicara dengan orang tua. Sebab jika salah bicara tentu dapat membuat hati orangtua menjadi teluka. Ketika hendak menolak permintaan orangtua, dunakanlah tutur kata yang baik dan lembut yang membuat orang tua dapat menerimanya dengan lapang.

  1. Memuliakan Dan Menjaga Nama Baik Orangtua

Kewajiban seorang anak selanjutnya adalah untuk menjaga nama baik orang tua. Sebab, apapun yang di lakukan seorang anak maka akan berdampak pada citra orang tuanya. Ketika anak melakukan perbuatan buruk maka nama orang tua akan ikut menjadi buruk. Sebab orang lain pasti mempertanyakan bagaimana orang tuanya dalam mendidik anaknya. Sebaliknya, jika anak melakukan hal yang baik, maka itu juga akan berdampak pada citra orang tua yang ikut menjadi baik.

Oleh sebab itu, penting bagi seorang anak untuk menjaga perilakunya dengan baik, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan tanda baktinya kepada orang tuanya. Dengan menjaga kehormatan orangtua tentu Allah SWT akan melimpahkan rahmat dan berkahnya kepada anak tersebut karena telah memuliakan orang tuanya. Sebab Allah telah menjamin surga bagi anak yang berbakti dan dapat memuliakan orang tuanya.

  1. Mendoakan Orang tua

Sebagaimana orang tua yang selalu berusaha dan berdoa kepada Allah SWT untuk kebaikan anaknya. Maka wajib pula bagi seorang anak untuk mendoakan kebaikan dan kesehatan kepada orang tuanya. Sebab, do’a yang baik pasti di terima dan di kabulkan oleh Allah SWT dan jug sebagai tanda bakti dan kasih sayangnya kepada orang tua. Sebagaimana telah di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 24, yang artinya.

“Wahai Tuhanku, kasihanilah orangtuaku keduanya sebagaimana mengasihaniku sewaktu aku kecil.” (Q.S Al-Isra’ : 24)

  1. Menafkahi Orang tua

Tidak selalu orang tua memiliki latar belakang ekonomi yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga, oleh sebab itu anak dapat membantu dan memberi nafkah kepada orang tuanya. Sebab jalan rizki setiap keluarga hanyalah Allah SWT yang tau bagai mana dan lewat siapa. Jika anak memiliki penghasilan yang cukup maka sudah menjadi kewajiban baginya untuk memberikan hartanya kepada orang tuanya. Seperti yang telah di jelaskan dalam Surat Al-Luqman di atas, yang artinya.

“Dan tuhanmu telah memrintahkan supaya kamu jangan mneyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Q.S Al-Isra’ : 23)

Dan surat Al-Baqarah ayat 215 yang artinya.

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ‘harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya di pruntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin dan orang yang dalam perjalanan’. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah : 215)

  1. Meminta Izin Dan Restu Orang tua

Selayaknya sebagai seorang anak, meminta izin dan restu adalah kewajiban yang harus di lakukan oleh setiap anak. Sebab tidak akan berarti apa-apa setiap pencapaian anak tanpa adanya izin dan restu dari orang tuanya. Izin dan restu dari orangtua adalah ridho dari Allah SWT. Maka dari itu surga Allah SWT juga terletak pada ridho dari kedua orang tua. Sebagaimana telah di jelasakan oleh Rasulullah SAW, Beliau bersabda.

“Ada tiga golongan yang mustajab yang tidak di ragukan lagi kedahsyatanya. Yaitu, doa orangtua kepada anakanya, doa orang musafir dan doa orang yang terdzolimi.” (H.R Bukhari Muslim)

Orang tua pastilah selalu berusaha dan berdo’a agara anak mereka dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia dan menjadi anak yang salih dan berbakti kepada mereka. Oleh sebab itu, wajib bagi anak untuk memenuhi kewajiabanya untuk berusaha membaktikan diriya kepada orang tuanya dan selalu mendoakan yan terbaik untuk mereka. Bakti seorang anak adalah wujud kasih sayangnya kepada orang tua dan juga sebagai tanda balas kasihnya atas usaha dan segala pengorbanan yang telah orang tua lakukan kepadanya.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai kewajiban seorang anak kepada orang tua. Sejatinya, surga anak terletak pada ridho dari orang tua. Maka dari itu, sayangilah dan berbaktilah dengan sebaik-baiknya kepada orang tua, selagi mereka masih hidup di dunia.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hijup
  • Umma