Pengertian, Jenis dan Pengolahan Minyak Nabati
Hallo Kawan Mama,
Jika mendengar kata minyak, maka pastinya kita tidak asing lagi dengan benda yang telah kita gunakan pada aktivitas sehari-hari. Pada umumnya minyak merupakan benda atau sejenis cairan olahan yang terdapat di dalam bumi kemudian di olah dan menjadi barang siap pakai. Seperti bensin, solar, minyak tanah dan jenis minyak lainya. Akan tetapi kata minyak tidak hanya menjurus pada benda-benda yang tekah di sebutkan di atas. Misalnya saja seperti minyak yang di gunakan untuk mengolah bahan makanan. Kali ini penulis ingin membahas dan merujuk pada minyak nabati.
Tentunya dalam mejalani aktivitas sehari-hari kita tidak bisa lepas dari minyak yag di gunkan untuk mengolah bahan makanan ini. Secara garis besar minyak yang di gunakan untuk mengolah bahan makanan atau memasak ini di bagi menjadi dua jenis. Yaitu, minyak hewani dan minyak nabati. Minyak hewani adalah minyak yang di olah dengan bahan dasar sesuatu hal yang merupakan bagian dari hewan. Seperti, susu, lemak, daging, ikan laut dan bahan lainya yang berasal dari bagian tubuh hewan. Sedangkan minyak nabati adalah minyak yang di olah dengan bahan dasar buah-buahan, sayur-sayuran dan juga biji-bijian, atau hal lain yang berhubungan dengan unsur nabati.
Definisi Minyak Nabati
Pada dasarnya, minyak nabati merupakan minyak dengan bentuk lipid atau lemak yang umumnya memiliki bentuk yang sama dengan minyak hewani. Yang membedakan antara minyak nabati dan hewani hanya terletak pada komposisi bahan dasar dan manfaatnya yang berbeda. Negara Indoensia merupakan salah satu negara yang memiliki cacdangan minyak nabati terbesar di dunia. Sebab Indonesia adalah negara yang berperan sebagai Crude Palm Oil atau produsen besar penghasil minyak sawit yang mencapai 23 juta ton. Semakain hari, permintaan minyak sawit ini terus bertambah, sehingga tingkat produksi dari pembuatan minyak nabati ini juga terus meningkat untuk mengimbangi tingkat permintaan yang terus meningkat tersebut.
Minyak nabati umumnya memiliki struktur dengan beragam macam varian dan bentuknya. Namun secara garis besar, struktur dari minyak nabati ini di bagi menjadi dua jenis atau golongan. Yaitu trigliseraldehid dan terpenoid. berikut ini adalah definisinya.
Struktur Minyak Nabati
-
Trigliseraldehid
Minyak nabati dengan struktur Trigliseraldehid merupakan jenis minyak yang terstruktur dengan tersusun atas tiga asam lemak (fatty Acid). Asam lemak tersebut menempel pada satu senyawa dengan jenis karbohidrat yang di kenal sebagai gliserol. Yang membuat struktur ini unik adalah bersifat gliserol yang berarti bersifat polar atau dapat menyatu dengan air. Padahal, pada dasarnya minyak adalah sesuatu benda yang tiak bersifat nonpolar atau menolak air. Sifat tersebutlah yang membuat minyak ini dapat di buat sebagai emulsifier atau bahan membuat sabun.
-
Terpenoid
Minyak nabati dengan struktur terpenoid memiliki karakteristik di mana ia mudah larut dengan air. Sebab struktur terpenoid ini memiliki sisi dengan sifatnya yang suka dengan air dan bahkan cenderung dominan yang biasa di sebut dengan istilah glikosida.
Kandungan Minyak Jenuh Dan Tak Jenuh
Seklain struktur yang berbeda, pada dasarnya kandunga dalam minyak pun memiliki sifat yang berbeda. Yaitu minyak jenuh dan minyak tak jenuh. Bagi orang awam, tentunya istilah ini merupakan istilah yang masih asing di dengar apalgi di mengerti.
-
Minyak Jenuh
Kandungan minyak jenuh merupakan minyak yang dalam strukturnya tidak tedapat ikatan rangkap. Pada umumnya, minyak jenuh memiliki karakter dengan bentuk padat pada suhu ruangan. Minyak jenuh ini merupakan minyak yang biasanya di temukan pada minyak yang berbahan dasar pada hewan (minyak hewani). Minyak jenuh dapat di rubah menjadi minyak tak jenuh melalui proses hidrogenasi. Proses hidrogenasi adalah proses pemutusan rantai rangkap menjadi rantai lurus dengan di tambahkan gas hidrogen.
-
Minyak Tak Jenuh
Berbeda dengan minyak jenuh, minyak tak jenuh merupakan minyak yang dalam strukturnya memiliki banyak ikatan rangkap. (seperti alkena dan alkuna). Namun ada juga yang memiliki sedikit ikatan rangkap. Hal ini membuat struktur dari minyak tak jenuh ini memiliki bentuk yang cair pada suhu ruangan. Minyak dengan karakter tak jenuh ini, terdapat pada minyak nabati yang berbahan dasar dari tumbuh-tumbbuhan atau buah dan biji-bijian. Minyak tak jenuh ini juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu monounsaturated (satu ikatan rangkap) dan polyunsaturated (dua atau lebih ikatan rangkap).
Metode Pengolahan Minyak Nabati
Dalam mendapatkan jenis minyak nabati, pastinya di perlukan proses pengekstarian untuk mendapatkan minyak dari bahan dasara olahan yang tersedia. Secara umum, cara atau proses pengekstrasian untuk mengolah bahan minyak nabati terdiri dalam 7 metode. Yaitu, mechanical extraction, distilasi, steam distillation, enzymatic assisted extraction, ultrasonic assisted extraction, microwafe assisted extraction dan supercritical fluid extraction. Berikut adalah penjelasannya.
-
Mechanical Extraction
metode ini di gunakan pada bahan nabati yang mengandung banyak sumber minyak. Bahan tersebut di tekan dan di hancurkan untuk mengeluarkan minyak dari bahan yang di gunakan. Bahan yang di gunakan pada metode ini biasanya seperti kelapa sawit, buah kelapa dan buah zaitun.
-
Distilasi
Metode ini di gunakan untuk mengolah bahan nabati dengan kandungan minyak yang sedikit. Seperti minyak pada bunga matahari dan minyak pada kedelai. Minyak tersebut di larutkan dalam pelarut (umumnya Heksana), kemudian di didihkan pada suhu kurang lebih 60 derajat Celcius. Kemudian diamkan atau dinginkan dan di kumpulkan dalam satu tempat. Metode ini banyak di gunakan karena tidak membutuhkan modal yang banyak. Namun kelemahannya, pada proses pemurnian pelarut yang di gunakan (biasanya Heksana) merupakan senyawa yang berbahaya dan energy yang besar dengan biaya yang mahal.
-
Steam Distillation
metode ini seringkali di gunakan untuk mengolah minyak yang terdapat pada bunga, seperti mawar dan lavender. Metode ini berupa proses penguapan (steam) yang melewati kelopak bunga. Kemudian minyak akan keluar dan dapat di uapkan. Jumlahnya minyaknya yang sedikit biasanya minyak tersbut akan berbentuk emulsi yang kemudian di pisahkan dengan air dengan metode distilasi
-
Enzymatic Assisted Extraction
metode ini memanfaatkan enzim untuk proses ektraksi yang di lakukan. Enzim tersebut akan mengurai sel tanaman yang melindungi minyak dan mengeluarkannya. Jenis enzim yang di gunakan, pada umumnya berupa selulase, hemiselulase dan pektinase. Metode ini merupakan metode yang menggunakan energy yang kecil dalam prosesnya.
-
Ultrasonic Assisted Extraction
metode ini menggunakan proses pengektrasian dengan memanfaatkan gelombang ultrasonic dalam penerapannya. Gelombang tersebut akan menghasilkan gelembung mikro yang apabila pecah akan menghasilkan energi yang besar yang dapat merusak dinding sel. Metode ini banyak di gunakan krena ramah dengan lingkungan dengan hasil minyak yang cukuo banyak dalam proses yang singkat.
-
Microwafe Assisted Extraction
metode ini seringkali di kaitkan pada konduksi ikonik dan rotasi dipol yang di hasilkan dari efek gelombang mikro pada molekul material yang sedang di proses. Rotasi dipol adalah keadaan di mana molekul akan menyesuaikan diri dengan cara berputar ketika sistem berosilasi cepat. Pada intinya, metode ini memanfaatkan gelombang mikro untuk menghasilkan panas dan menghancurkan tanaman. Metode ini telah banyak di pakai karena ramah akan lingkungan, yield yang besar, waktu yang singkat, dan pelarut yang sedikit.
-
Supercritical Fluid Extraction
metode ini pada dasarnya memanfaatkan titik kritis fluida untuk ekstraksi. Dalam prosesnya, karbon di gunakan sebagai pelarut karena suhu kritisnya yang rendah mencapai 31,1 derajat Celcius, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Fluida tersebut di panaskan hingga menacapai suhu kritis 1100 psi yang menyebabkan tanaman melunak dan memudahkan proses pengekstrasian. Metode ini tidak aka membuat adanya proses pemurnian dan zat pengotor ikut hilang bersama dengan pelarut.
Dari penjelasan di atas dapat di ketahui bahwa minyak nabati adalah minyak yang berasal dari bahan dasar tumbuhan atau buah-buahan atau bahkan biji-bijian. Bahan tersebut kemudian mengalami prose pengekstrasian sesuai dengan jumlah kadar minyak yang banyak ataupun sedikit di dalam bahan dasar yang di gunakan. Secara garis besar, minyak nabati memiliki dua jenis golongan, yaitu minyak nabati dengan kandungan jenuh dan minyak nabati dengan kandungan tidak jenuh. Dalam proses mendapatkkan minyak nabati, ada 7 macam metode yang dapat di lakukan untuk mengolah bahan minyak nabati.
Minyak nabati ini sekarang sudah mulai banyak dan ramai di gunakan sebagai pengganti minyak hewani karena memiliki kandungan yang lebih menyehatkan di bandingkan minyak hewani. Kandungan minyak tak jenuh, antioksidan dan kaya akan vitamin membuatnya menjadi minyak yang sehat dan baik untuk mengolah bahan makanan yang menyehatkan.
Demikan pembahasan dari Kawan Mama mengenai pengertian minyak nabati serta proses pengolahannya. Minyak nabati memiliki merupakan minyak yang baik yang dapat kamu gunakan untuk mengolah bahan makanan yang menyehatkan. Minyak nabati juga cocok bagi kamu yang menerpakan diet atau pola hidup sehat dan makan makanan yang sehat.
Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .
Sumber :
- warstek