Cara Mendiagnosis Penyakit Katarak

Cara Mendiagnosis Penyakit Katarak

Hallo Kawan Mama, Beberaap dari jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata seringkali di alami banyak orang ketika beranjak menua. Karena mata sendiri merupakan organ tubuh yang pada dasarnya memiliki karakter yang sangat  sensitive. Salah satu jenis penyait yang kerap menyerang ketika usia semakin bertmabah adalah penyakit katarak. Penyakit ini pada tahap awal sering kali tidak di sadari, namun cara mendiagnosis penyakit katarak dapat di ketahui dengan memeriksakan mata ke dokter.

Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, begitulah ungkapan kata pepeatah. Karena memang kesehatan tubuh menjadi faktor penting kesehatan jiwa. Katarak sendiri merupakan penyakit yang menyerang mata di mana lensa mata terhalang oleh seuatu sehingga penglihatan nampak keruh dan seperti terutup oleh awan mendung. Normalnya, lensa mata terbuat dari air dan protein yang membuat lensa mata menjdi bening dan jernih.

Lensa mata yang bening dan jernih akan mudah menangkap cahaya dan melewatinya menuju retina. Dengan begitu retina dapat menyalurkannya pada otak sehingga otak dapat merangsang cahay dari objek yang terlihat. Pada kondisi mata yang mengalami penyakit katarak, lensa mata tertutup oleh air dan protein yang tidak dapat di serap dengan baik oleh lensa mata. Akibatnya air dan protein tersebut akan menggumpal pada lensa dan menutupinya sehingga lensa mata tidak dapat menerima cahaya dengan baik.

Umumnya kondisi ini di sebabkan oleh faktor bertambahnya usia di mana usia lanjut memiliki kondisi di mana organ tubuh (termasuk lensa mata) tidak berfungsi atau menyerap protein dengan baik. Akibatnya banyak protein yang menumpuk karena tidak terserap dengan baik. Lalu bagaimana cara mengetahui mata kita terkena penyakit katarak sementara katarak sendiri sulit di ketahui pada tahap awal?, nah, pada kesempatan kali ini,Kawan Mama akan membahas mengenai cara mendiagnosis penyakit katarak.

Kondisi Penyakit Katarak

Cara Mendiagnosis Penyakit Katarak

Pada tahap awal, kondisi dari mata yang mengalami katarak memang cenderung sulit untuk di sadari, sehingga membuat penderitanya hanya terkesan menyepelekan dan menganggapnya gangguan penglihatan biasa. Namun pada tahap yang cukup serius penyakit katarak dapat menyebabkan kebutaan. Karena siring bertambahnya usia, gumpalan akan semakin bertambah sehingga semakin menutupi lensa mata.

Lensa mata yang semakin tertutup oleh bertambahnya gumpalan protein tentu akan membuat kesulitan untuk menangkap cahaya. Pada kondisi yang lebih buruk, lensa mata akan sepenuhnya tertutupi hingga menyebabkan cahaya tidak dapat masuk dan hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Sebagaimana di lansir dari laman WHO yang menyebutkan bahwa 50% dari kasus kebutaan yang terjadi di sebabkan oleh penyakit katarak.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyait Katarak ?

Kondisi katarak yang sulit untuk di sadari pada tahap awal tentu membuat penderitanya kesulitan untuk cepat melakukan langkah pencegahan. Karenanya seringkali seseorang baru merasakan tau mengetahui kondisi matanya mengalami penyakit katarak ketika penyakit katarak sudah dalam tahap yang serius. Satu-satunya cara untuk mrngobati penyakit katarak di katahui hanya dengan melakukan langkah pembedahan atau operasu katarak.

Tentunya melakukan operasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karenanya penting untuk mengetahui kondisi mata yang mengalami katarak sedini mungkin sehingga dapat melakukan langkah pencegahan. Untuk leebih jelas dalam mengetahui kondisi mata, sebaiknya periksakan kondisi mata ketika adan gangguan atau semacam kondisi mata yang tidak beres. Karena dengan begitu kamu akan tahu kondisi mata dengan cara mendiagnosis mata yang mengakami penyakit katarak.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan evaluasi pada riwayat medis pasien dan melakukan pemeriksaan mata secara komprehensif. Untuk lebih jelas dan aman sebaiknya periksakan kondisi mata pada dokter spesialsi mata (ophthalmologist). Berikut adalah cara mendiagnosis kondisi mata yang mengalami penyakit katarak.

  1. Tes Ketajaman Visual

Untuk mengetahui kondisi dari kesehatan mata adalah dengan melakukan metode tes ketajaman visual. Umumnya, tes ketajaman visual akan menggunakan grafik mata untuk mengukur seberapa baik kondisi ata ketika melihat atau membaca serangkaian huruf. Mata akan di uji secara satu persatu di mana mata lainya dalam kondisi tertutup.

Mata yang terbuka akan di minta melihat ke depan di mana ada bagan yang atau alat tes pengihatan yang terdapat serangkain huruf di dalamnya dengan ukuran yang semakin kecil. Dengan begitu maka dokyter akan mengetahui kondisi mata yang sedang di alami dan akan menentukan bagaimana cara menanganinya.

  1. Pemeriksaan Lampu Celah

Lampu celah merupakan salah satu alat untuk melihat kondisi mata dengan jelas. Dengan menggunakan lampu celah akan memungkinkan dokter untuk melihat struktur pada bagian depan mata pasien di bawah kaca pembesar. Mikroskop tersebutd di sebut sebagai lampu celah karena menggunakan garis cahaya yang itens untuk untuk menerangi kornea, iris, lensa hingga ruang antara iris dan kornea mata.

Dengan melakukan langkah tersebut maka akan memungkinkan dokter untuk mengetahui dan mendeteksi kondisi mata pasien apabila terdapat kelainan. Alat tersebut juga akan mempermudah dokter untuk mengenali kelainan-kelainan kecail pada mata yang dapat mengganggu fungsi penglihatan.

  1. Tes Retina

Selain memeriksa kondisi dari lensa mata dan area sekitarnya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada bagian retina. Sementara itu, ketika dokter hendak melakukan tes mata pada bagian retina, maka dokter akan memberikan obat tetes mata. obat tetes mata tersebut di tujukan untuk membuka pupil dengan lebar pada mata pasien.

Dengan kondisi mata di mana pupil dapat terbuka dengan lebar, maka hal ini akan memungkinkan dokter untuk dapat dengan mudah memeriksa bagian belakang, tepatnya pada retina pasien. Hal ini akan memudahkan dokter untuk melihat kondisi yang terjadi pada retina pasien dan mengetahui bagaimana langkah yang harus di lakukan.

Sementara itu, cara mendiagnosis mata yang mengalami penyakit katarak adalah dengan mendeteksi penurunan visus yang dapat di perbaiki dengan koreksi refraksi. Mata akan di periksa dan di dapatkan oppsitas dari lensa mata.

  1. Anamesis

Keluhan akan kondisi penglihatan yang menjadi berkabut atau berawan serta ketajaman yang menurun seringkali di keluhkan oleh pasien. Anamesis pasien mengharuskan pasien di Tanya mengenai faktor risiko yang dapat membentu penyakit katarak, seperti usia lebih dari 65 tahun, diabetes militus, cedera atau trauma mata dan kondisi lainya. Dengan mengetahui faktor risiko maka akan membuat dokter semakin yakin akan kondisi yang sedang di alami pada mata pasien.

  1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksan fisik ini sama seperti halnya dengan meliputi ketiga cara yang telah di jelaskan di atas. Yakni dengan melakukan tes ketajaman visual, serta pemeriksaan lampu celah dan tes pada untuk mengetahui kondisi dari retina.

  1. Diagnosis Banding

Pada metode ini pemeriksaan penyakit katarak akan di bandingkan dengan jenis gangguan penglihatan lain untuk menentukan kondisi mata dan hasil yang lebih jelas. Diagnosis banding katarak ini akan meliputi kelainan refraksi, dry eyes sindrom, glaucoma, edema macula hingga ablasio retina.

  1. Pemeriksaan Penunjang

Dalam menddiagnosis penyakit katarak umumnya dapat di tegakkan berdasarkan anamesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang untuk katarak, umumnya hanya di perlukan pada kondisi tertentu yang berhubungan dengan panyakit sitemik yang menyertai atau kelainan ocular lain. Pemeriksaan penunjang sendiri meliputi beberapa tahapan. Yakni

    • Pemeriksaan labboratorium
    • Oftalmoskopi direk dan indirek
    • Retinometri
    • Biometri

Seseorang yang kondisi matanya mengalami penyakit katarak umumnya pada tahap awal penyakit katarak cenderung tidak di sadari kemunculannya. Penderita katarak umumnya akan menyadari ketika penyakit katarak sudah dalam kondisi yang cukup parah. Maka untuk mecegah kondisi penyakit katarak yang parah, perlu adanya pemeriksaan kondisi mata oleh dokter secara rutin. Dengan begitu, mata yang mengalami kondisi penyakit katarak dapat di cegah sedini mungkin. Selain itu, pemeriksaan mata juga dapat membuat kamu mengetahui kondisi mata dan gangguan penglihatan lain yang kemungkinan terjadi pada mata kamu.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai cara mendiagnosis penyakit mata katarak. Rajin menjaga dan merawat serta memeriksa kondisi mata merupakan hal yang perlu untuk di lakukan. dengan begitu kondisi mata akan tetap terjaga dan dapat segera melakukan langkah pencegahan apabila terjadi gangguan penglihatan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alomedika
  • Hellosehat
Cara Untuk Mendiagnosis Kondisi Mata Juling

Cara Untuk Mendiagnosis Kondisi Mata Juling

Hallo Kawan Mama, Tahukah kamu bahwa usia muda, yakni bayi atau bahkan anak-anak memiliki tubuh yang masihr rentan akan adanya masalah kesehatan. Bukan hanya masalah kesehatan pada fungsi organ tubuh, namun juga masalah kesehatan pada system penglihatan. Salah satu jenis masalah kesehatan yang umumnya terjadi dan di alami oleh sua tersebut adalah kondisi mata juling. Pada tahap awal, kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala signifikan sehingga jarang di sadari. Namun beberapa cara dapat di lakukan untuk mengetahui atau mendiagnosisi kondisi mata juling.

Usia bayi dan anak-anak pada umumnya masih terbilang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase ini kondisi  dari sistem organisasi di dalam tubuh belum terbentuk sempurna, termasuk pada fungsi dari system penglihatan. Hal tersebut membuat terjadinya berbagai kondisi gangguan penglihatan pada usia anak-anak ini menjadi fenomena yang sudah cukup umum terjadi. Dan dari sekian banyaknya kondisi gangguan penlihatan, mata juling adalah salah satu kelainan refraksi yang seringkali di alami oleh banyak bayi dan anak-anak.

Meskipun usia bayi dan anak-anak menjadi usia yang paling rentan akan kondisi gangguan penglihatan ini, namun usia di atasnya, yakni dewasa dan orang tua juga dapat mengalaminya. Umumnya, seseorang yang mengalami kondisi mata juling ini akan mengalami gejala di mana satu mata dengan mata lainya tidak sejajar. Hal ini membuat mata kesulitan untuk memfokuskan pandangan pada objek dan mengirimnya ke mata. Sebab kondisi arah dari kedua mata yang tidak singkron tentunya akan membuat informasi objek yang dikirimkan ke otak berbeda.

Umumnya, setiap maslah kesehatan termasuk gangguan penglihatan dapat di ketahui dengan gejala-gejala yang di keluhkan. Namun pada tahap awal, umumnya kondisi mata juling cenderung tiadk di sadari oleh penderitanya. Apalagi jika kondisi ini terjadi dan di alami oleh anak-anak atau bahkan bayi yang tentunya akan membuat kondisi ini cukup sulit untuk di hindari. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberaoa informasi mengenai cara untuk mengetahui atau mendiagnosis kondisi mata juling. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Apa Itu Mata Juling?

Cara Untuk Mendiagnosis Kondisi Mata Juling

Gangguan penglihatan memang merupakan masalah yang umum di mana kondisi ini terjadi dan di alami oleh kebanyakan orang. Gangguan penglihatan sendiri pada dasarnya di bagi menjadi dua kategori, yakni gangguan penglihatan ringan atau sedang dan gangguan penglihatan serius atau kronis. Umumnya, pada tahap awal, mata juling terbilang sebagai kondisi ringan menengah. Namun kondisi ini dapat berkembang dan memburuk. Meskipun tidak menyebabkan mengancam nyawa atau menyebabkan kematian, namun kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kebutaan.

Kondisi mata juling dalam dunia medis sendiri di kenal dengan istilah strabismus. Umumnya, kondisi ini merupakan keadaan di mana salah satu atau kedua mata tidak dapat melihat lurus sejajar pada arah yang sama. Hal ini terjadi akibat adanya kondisi dari jaringan otot pada kedua mata yang tidak singkron dan sinergis dalam melihat ke arah objek. Sementara itu, agar penglihatan pada objek dapat terlihat dengan jelas, jaringan otot pada kedua mata haruslah sinergis.

Jaringan otot pada kedua mata yang tidak singkron dan sinergis ini akan menyebabkan informasi objek yang terlihat yang akan di kirmkan ke otak menjadi berbeda. Akibatnya, otak akan kesulitan atau kebingunan dalam mengolah informasi yang berbeda yang di kirimkan dari kedua bola mata. Kelainan pada jaringan otot yang tidak segera di atasi dapat memperburuk kondisi penglihatan akibat mata juling. Dalam kasus yang terburuk, kondisi ini akan menyebabkan kerusakan pada system penglihatan yang berakhir pada kebutaan.

Sementara itu, seringkali terjadi kesalah pahaman bahwa kondisi mata juling yang di alami oleh bayi atau anak-anak dapat sembuh dengan sendirinya. Namun perlu di ketahui bahwa kondisi mata juling ini cenderung tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Bahkan seiring berjalannya waktu, kondisi ini akan semakin bertambah parah dan berisiko menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan lainya. Sepeti kondisi penglihatan ganda, dan pada kondisi tertentu, mata juling dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara permanen.

Seberapa Umum Kondisi Mata Juling?

Pada dasarnya, kondisi mata juling merupakan salah satu masalah kesehatan terkait gangguan pengihatan yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Meskipun usia anak-anak dan bayi rentan mengalami kondisi ini, namun orang dewasa dan orang tua juga dapat mengalami kondisi ini. Namun, dari penelitian yang di lakukan, menyebutkan bahwa dari 20 anak yang mengalami gangguan penglihatan, 1 anak di dapati mengalami gejala kondisi mata juling.

Semantara itu, di lansir dari laman Children’s Natioanal, menyebutkan bahwa seseorang (terutama anak-anak dan bayi) yang memiliki riwayat sindrom mata memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami  kondisi mata juling. Sampai saat ini, kondisi dari kasus mata juling ini telah mencapai angka 25% dari jumlah kasus gangguan penglihatan yang di alami oleh anak-anak. smentara itu kondisi mata juling yang di alami oleh anak-anak biasanya sudah muncul sejak lahir. Namun kondisi ini baru data di ketahui 3 bulan pasca melahirkan.

Cara Mendiagnosis Kondisi Mata Juling

Seseorang yang mengalami kondisi mata juling, umumnya dapat di kenali dengan melihat gejala-gejala yang muncul. Karena pada dasarnya, gejala dari kondisi mata juling ini sendiri umumnya terlihat dengan jelas. namun dalam kondisi tertentu, mata juling kadang tidak menimbulkan gejala-gejala yang muncul secara signifikan. hal ini juga seringkali di dapati ketika mata juling terjadi pada tahap awal, terutama pada bayi dan anak-anak.

Dengan begitu, perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui mata yang mengalami kondisi mata juling. Dalam hal ini, pemeriksaan medis sangat di sarankan untuk di lakukan. Sebab dengan melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur medis, maka kondisi mata, baik luar ataupun dalam dapat di ketahui dengan lebih jelas. Dalam pemeriksaan medis sendiri umumnya akan di lakukan dalam beberapa tahapan cara untuk mendiagnosis kondisi mata juling. Yakni sebagai berikut.

  1. Anamesis

Dalam pemeriksaan medis untuk mengetahui dan mendiagnosis kondisi mata juling, umumnya doker akan melakukan prosedur anamesis terlebih dahulu. Metode ini berupa beberapa deretan pertanyaan yang akan di tanyakan dokter pada pasien terkait kondisi mata yang sedang di alami. Umumnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti, “sudah berapa lama kondisi tersebut berlangsung? Apa saja gejala yang menjadi keluhan? Apakah memiliki riwayat penyakit lainya? apakah memiliki riwayat alergi?

  1. Tes Kemampuan Penglihatan

Setelah prosedur anamesis di lakukan dan dokter tela menerima informasi tentang kondisi pasien, maka akan berlanjut pada tahap berikutnya. Dalam prosedur tes kemampuan penglihatan ini, dokter akan melakukan tes untuk mengetahui kemampuan penglihatan pasien. biasanya dokter akan meminta pasien untuk melihat pada objek (menggunakan alat atau papan dengan ukuran huruf yang beragam) dengan jarak penglihatan yang telah di tentukan.

Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besarmata juling mempengaruhi kekmapuan penglihatan pasien.

  1. Refraksi Mata

Prosedur refraski mata merupakan salah satu tahapan tes yang harus di lakukan untuk mengetahui dengan lebih jelas kondisi mata pasien. Dalam metode ini, umumnya dokter akan menggunakan beberapa macam lensa yang akan di tempatkan di depan mata. Metode ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketebalan lensa yang di butuhkan oleh pasien agar dapat melihat dengan baik. Namun selain metode ini, secara garis besar terdapat beberapa metode pemeriksaan refrkasi lainya yang akan di lakukan oleh dokter. Yakni sebagai berikut.

    • Pemeriksaan Visus

Metode pemeriksaan visus pada dasarnya merupakan pemeriksaan untuk mengetahui ketajaman mata pasien. Metode ini perlu di lakukan untuk melihat kondisi mata yang di curigai terdapat gejala mata juling. Selain itu, tujuan lain dari metode ini adalah untuk memastikan kedua bola mata memiliki tingkat ketajaman yang sama baiknya.

Metode ini umumnya akan di lakukan dengan mengikuti usia dari pasien. Untuk pasien dengan usia di bwah 2 tahun umumnya pemeriksaana akan di lakukan menggunakan alat khusus yang berisi gambar-gambar yang kemudian akan di lihat dan di sebutkan oleh sang anak. jika anak dapat melihat gambar dengan baik, maka pemeriksaan akan menggunakan alat yang berisi huruf dengan ukuran yang berbeda-beda.

    • Pemeriksaan Pergerakan Bola Mata

Pada metode pemriksaan ini, pasien akan di minta untuk melihat ke delapan arah mata angin. Hal ini di lakukan untuk mengetahui pergerakan bola mata saat melihat ke delapan arah mata angin yang kemudian akan di nilai. Selain itu, senter kecil juga akan di gunakan sebagai penunjuk arah yang perlu untuk di ikuti oleh mata ketika melihat kea rah mata angin

    • Cover Test

Metode pemriksaan yang satu ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah seseorang dengan mata yang terlihat normal memiliki gejala mata juling yang tidak terlihat. Dalam metode ini, pasien akan di minta untuk menutup salah satu mata secara bergantian. Kemudian dokter akan melihat pergerakan dari bola mata. sebab dalam keadaan normal, tidak aka nada pergerakan bola mata meskipun salah satu mata dalam kondisi tertutup.

    • Tes Mata Hirschberg

Metode ini bertujuan untuk mengetahui derajat kejulingan mata pada pasien. senter kecil akan di gunakan dan di arahkan ke mata untuk melihat kondisi mata. Dalam kondisi normal, pantulan cahaya dari senter akan tepat berada di tengah pupil. Namun gejala mata juling ini akan membuat pantulan cahaya berada pada arah yang berlawanan. Pergeseran pantulan cahaya dari tengah pupil ke titik pantulan cahaya akan di ukur untuk mengetahui derajat kejulingan pada mata.

    • Pemeriksaan Bagian Dalam Bola Mata

Pada metode yang satu ini, dokter akan menggunakan alat khusus untuk melihat ke dalam bagian terdalam pada bola mata (funduskopi). Pemeriksaan ini bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan yang ada di dalam mata. Seperti retinoblastoma atau juga di kenal dengan kanker mata.

Dari pemeriksaan tersebut dokter akan mengetahui kondisi kesehatan mata, serta tingkat ketajaman penglihatan dan ada atau tidak gejala kondisi mata juling atau bahkan jenis gangguan penglihatan lainya. Apabila dokter menemukan adanya gejala lain yang ada di dalam mata dan menyertai, maka dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan pada otak dan siste saraf. Selain itu, dokter juga akan menyarnkan ke pada pasien untuk menjalani tes otak untuk memastikan ada atau tidaknya kemungkinan gejala cerebral pasly atau sindrom guillain-barre.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai cara untuk mendiagnosis keondisi mata juling. Umumnya, kondisi mata juling memang dapat di ketahui dengan gejala-gejala yang muncuk. Namun dalam beberapa kondisi, kondisi mata juling tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Oleh karena itu, pemeriksaan medis perlu di lakukan untuk mengetahui dengan lebih jelas kemungkinan adanya gejala mata juling atau bahkan gejala gangguan penglihatan lainya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Doktersehat
  • Hellosehat