Beberapa Komplikasi Akibat Penyakit Keratitis

Beberapa Komplikasi Akibat Penyakit Keratitis

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang sehat tentu akan sangat membantu kita dalam menjalankan segala aktivitas sehari-hari. Sebab sebagaimana kita ketahui, bahwa mata memiliki peran penting dalam kehidupan kita. sementara itu, keratitis menjadi salah satu penyakit mata yang seringkali di alami kebanyakan orang. Dalam keadaan normal, keratitis masih dapat di tangani dengan efektif. Namun dalam keadaan yang serius, kondisi ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang terjasi akibat keratitis.

Keratitis sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak gangguan penglihatan atau penyakit mata yang sering kali menyerang mata. mata yang mengalami keratitis umumnya akan menjadi memerah dan menimbulkan rasa perih hingga ketajaman penglihatan yang terpengaruh dan menjadi kian menurun. Bahkan dalam beberapa kasus menyabutkan bahwa keratitis dapat menyababkan kerusakan mata yang prah hingga berakhir pada kebutaan.

Kondisi mata yang mengalami keratitis sendiri, dalam proses kemunculan keratitis, umumnya dapat di sebabkan oleh berbagai faktor. Umumnya berbagai radikal bebas yang masuk ke mata akan menginfeksi dan membuat mata mengalami keratitis. Seperti bakteri, kuman, virus, parasite, zat kimia atau penggunaan lensa kontak sekalipun dapat menyebabkan mata mengalami keratitis. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa

Apa Itu Keratitis?

Beberapa Komplikasi Akibat Panyakit Keratitis

Keratitis meupakan salah satu gangguan penglihatan di mana adanya peradangan atau inflamasi pada kornea mata. kondisi tersebut dapat terjadi umumnya karena adanya infeksi atau mata yang mengalami cedera. Dalam kondisi normal, keratitis biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Dengan menggunakan obat tetes mata atau antibiotic dan sejenisnya akan mempercepat proses pemulihan mata yeng mengalami kondisi penyakit keratitis.

Namun, dalam beberapa kasus menyebutkan bahwa kondisi keratitis lama kelamaan akan berisiko mengakibatkan kondisi yang fatal. Yakni kerusakan pada korne mata akan membuat fungsi penglihatan ikut mengalami kerusakan dan perlahan ketajaman penglihatan akan menurun. Kondisi ini jika di biarkan begitu saja, maka dapat menyebabkan risiko di mana penderita penyakit mata keratitis akan mengalami kebutaan.

Penyebab Penyakit Keratitis

Pada dasarnya, kondisi mata yang mengalami keratitis di golongkan menjadi 2 jenis, yakni keratitis infeksi dan keratitis nonifeksius. 2 jenis kondisi mata yang mengaami keratitis tersebut juga di sebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Keratitis Noninfksi

  • Cedera akibat goresan benda asing pada kornea
  • Pemakaian lensa kontak yang tidak benar
  • Paparan sinar matahari secara berlebihan yang dapat menyebabkan photokeratitis
  • System imun yag lemah
  • Kekurangan vitamin A
  • Sindrom mata kering
  1. Keratitis Infeksi

  • Bakteri pseudomonas aerufinosa dan sthapylococcus aeurus
  • Virus herpes simpleks dan virus varicella-zoster
  • Jamur aspergillus candida atau fusarium
  • Parasite acanthamoeba

Komplikasi Akibat Penyakit Keratitis

Sebagaimana yang telah di jelaskan di atas, bahwasanya mata yang mengaami keratitis normalnya akan sembuh dengan sendirinya. Namun ketika kondisi ini di biarkan, maka penderita keratitis dapat mengalami berbagai risiko komplikasi yang dapat terjadi. Karenanya, langkah pencegahan sangat perlu untuk di lakukan agar kondisi ini tidak kian parah. Berikut adalah beberapa kondisi komplikasi akibat mata yang mengalami penyakit keratitis.

  1. Peradangan dan bekas luka serta sobekan kornea yang bersifat kronis yang menyeluruh (endoftalmitis)
  2. Luka pada kornea (ulkus kornea)
  3. Infeksi virus pada kornea yang kronis atau berulang
  4. Luka terbuka penurunan penglihatan sementara atau permanen
  5. Penebalan lapisan kornea
  6. Terbentuknya jaringan parut pada kornea mata
  7. Penurunan penglihatan sementara atau permanen
  8. kebutaan

Kapan Harus Pergi Ke Dokter?

Umumnya kondisi mata yang mengalami keratitis akan dapat di ketahui dari berbagai gejala dan keluhan yang muncul. Penanganan yang cepat akan sangat efektif untuk mencegah berbagai kondisi yang lebih buruk akibat mata yang mengalami keratitis. Karenanya, jika ada seuatu yang tidak bere pada mata maka sebaiknya sgera pergi ke dokter.

Dengan mengetahui gejala yang muncul maka kamu dapat mengetahui kondisi dan pergi ke dokter untuk konsultasi atau melakukan pemeriksaan. Berikut adalah beberapa gejala yang munucl pada mata yeng mengalami keratitis.

  • Kondisi mata yang memerah
  • Muncul rasa sakit
  • Mata mengalami pembengkakan
  • Produksi air mata dan belek yang meningkat
  • Mata menjadi berair
  • Penglihatan kabur
  • Kesulitan membuka mata, terutama pada pagi hari atau sehabis tidur
  • Ketajaman penglihatan menurun
  • Sensitive terhadap cahaya
  • Terasa ada yang mengganjal di mata

Ketika sudah mengetahui gejala-gejala yang muncul pada mata yang mengalami keratitis, maka kamu dapat seger [ergi ke dokter untuk kosultasi dan melakukan pemeriksaan. Kemudian umumnya dokter akan melakukan penanganan atau memebrikan resep yang harus di lakukan untuk mengobati kondisi mata yang terkena penyakit keratitis.

Persiapan Sebelum Konsultasi Atau Periksa Kondisi Mata Ke Dokter

Sebelum pergi untuk konsultasi atau melakukan pemeriksaan, ada baiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan tesebut di tujukan agar kamu lebih mudah untuk di periksa dan melakukan hal yang perlu untuk di lakukan.  Berikut adalah beberapa hal yang perlu di persiapkan sebelum pergi konsultasi.

  • Membuat dan mempersiapkan daftar seputar gejala yang menjadi keluhan
  • Mengetahui riwayat dari penyakit yang pernah atau sedang di alami saat ini
  • Siapkan catatan untuk hal yang harus di lakukan agar mudah di ingat dan tidak lupa
  • Mencatat semua obat atau suplemen dan vitamin yang di perlukan
  • Sebaiknya persiapakan, bila perlu catat pertanyaan yang ingin kamu tanyakan seputar kondisi ini

Pada dasarnya, penyakit keratitis yang menyerang mata dapat di atasi dengan melakukan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari risiko akibat kondisi ini. Tentunya, langkah pencegahan perlu di lakukan ketika mata yang mengalami keratitis masih dalam tahap awal atau ringan. Sebab, jika kondisi mata yang mengalami keratitis sudah kain parah, maka satu-satunya cara adalah dengan melakukan penanganan medis. Kebutaan akibat keratitis hanya dapat di atasi dengan melakukan operasi pembedahan di mana memerlukan adanya transplantasi kornea mata. dengan begitu, mata dapat kembali normal.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa jenis komplikasi akibat penyakit keratitis. Penanganan yang cepat dan efektif dapat mecegah memburuknya kondisi mata akibat penyakit keratitis. Jangan membiasakan untuk membiarkan kondisi ini begitu saja. Sebab sangat besar kemungkinan seseorang mengalami keratitis akibat mengabaikan kondisi ini.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Sehatq
Jenis Penyakit Keratitis Dan Cara Mengobatinya

Jenis Penyakit Keratitis Dan Cara Mengobatinya

Hallo Kawan Mama, Lensa kontak merupakan salah satu alat bantu penglihatan yang memiliki fungsi yang sama seperti halnya dengan kaca mata. Namun bentuknya yang simpel dan sederhana, serta produksinya yang bervarian warna membuat lensa kontak juga menjadi bagian untuk memerindah penampilan. Namun tahukah kamu pemakian lensa kontak ternyata dapat menyebabkan seseorang mengalami keratitis. Sementara itu, jenis penyakit keratitis cednedrung berbeda-beda dan begitu pula cara mengobatinya.

Pada dasaranya keratitis merupakan salah satu gangguan penglihatan di mana  banyak orang yang mengalaminya. Mata yang mengalami keratitis memang sudah menjadi masalah yang cukup umum pada masyarakat luas. Meskipun demikian, beberapa kasus menyebutkan bahwa keratitis dapat menyebabkan penderitanya mengalami penurunan akan fungsi penglihatan. Lebih dari itu, keratitis juga berisiko menyebabkan mata penderitanya berakhir dengan kebutaan.

Mata yang mengalami keratitis sendiri, dalam proses muncul dan terjadonya keratitis dapat di sebabkan oleh berbagai faktor. Umumnya berbagai radikal bebas yang masuk ke mata akan menginfeksi dan membuat mata mengalami keratitis. Seperti bakteri, kuman, virus, parasite, zat kimia atau penggunaan lensa kontak sekalipun dapat menyebabkan mata mengalami keratitis. Nah, pada kesempatan kali ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa jenis penyakit keratitis dan cara mengobatinya. Simak penjelasanya di bawah ini.

Penyakit Keratitis

Jenis Penyakit Keratitis Dan Cara Mengobatinya

Pada dasarnya, keratitis merupakan istilah medis dari penyakit mata yang terjadi pada kornea mata yang mengalami peradangan. Sedangkan korena mata sendiri merupakan sebuah jaringan yang bening dan jernih yang memiliki bentuk menyerupai kubah. Kornea mata terletak pada bagian depan pada mata yang akan menutupi pupi dan iris pada mata. selain itu, kornea mata ini akan menerima cahaya dari objek dan menyalurkannya pada retina sehingga membantu memfokuskan mata untuk melihat pada objek, serta melindungi mata dari berbagai jenis radikal bebas.

Kornea mata yang mengalami peradangan akibat keratitis ini akan berdampak pada fungsi penglihatan yang kian menurun. Selain itu mata yeng mangalami keratitis juga akan menimbulkan berbagai gejala yang menjadi keluhan bagi penderitanya. Seperti halnya kondisi mata yang berbubah memerah, pembengkakan, mata berair, adanya rasa perih dan nyeri, serta sensitive terhadap cahaya. Namun dalam kondisi yang lebih parah, keratitis akan membuat mata mengeluarkan darah hingga nanah.

Umumnya, dalam kondisi normal atau tahap ringan, mata yang mengalami keratitis akan sembuh dengan sendirinya seorong berjalannya waktu. Keratitis ringan juga tidak akan terlalu berdampak pada penglihatan. Selain itu, kamu juga dapat mengguanakan obat tetes mata untuk membantu memulihkannya. Namun dalam tahap yang serius, terlebih bila tidak ada langkah penanganan, keratitis sangat berbahaya dan dapat merusak fungsi penglihatan bagi penderitanya secara permanen. Kondisi inilah yang merupakan penyebab terjadinya kebutaan akibat keratitis.

Jenis Penyakit Keratitis

Kondisi mata yeng mangalami peradangan dapat di sebabkan oleh berbagai faktor. Seperti bakteri, virus, kuman, hingga parasite. Selain itu, penggunaan lensa kontak juga dapat menyababkan mata mengalami keratitis. Namun, secara garis besar, penyakit keratitis di bedalan menjadi 2 jenis, yakni keratitis menular dan keratitis tidak menular. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Keratitis Menular

Keratitis yang sifatnya cenderung dapat menular pada orang lain umumnya terjadi akibat adanya radikal bebes yang masuk ke mata. Bakteri, jamur, parasite hingga virus akan menginfeksi kornea mata. Di antara hal tersebut, virus herpes menjadi salah satu penyebab jenis penyakit keratitis dapat menular. Selain itu, penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai dengan aturan atau bahkan kotor dapat menyebabkan penyakit keratitis menular.

  1. Keratitis Tidak Menular

Di kutip dari idntimes, Selain jenis penyakit keratitis yang menular, ada juga jenis penyakit keratitis yang tidak menular. Umumnya kondisi ini di sebabkan oleh goresan kuku ringan atau pemakaian lensa kontak yang terlalu lama. Sekalipun tidak menular, jika tidak ada lengkah penanganan segera, maka luka pada mata akan membuat bakteri hingga virus mudah untuk masuk dan menginfeksi mata sehingga menyebabkan kondisi penyakit keratitis semakin memburuk.

Selain itu, alergi terhadap polusi atau kometik, benda asing, hingga defisiensi vitamin A dan juga kondisi mata mengering dapat menjadi penyebab mata mengalami keratitis.

Faktor Risiko Penyakit Keratitis

Umumnya, berbagai jenis dari radikal bebas menjadi penyebab umum muncunya penyakit keratitis. Seperti halnya bakteri, jamur, parasite, hingga virus. Selain itu, cidera yang terjadi pada mata juga menjadi penyebab mata terinfeksi dan mengalami keratitis. Namun ternayata ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya penyakit keratitis. Antara lain sebagai berikut.

  • System kekebalan tubuh yang menurun seperti penderita HIV dan AIDS
  • Tinggal di tempat yang cenderung lembap dan hangat
  • Penggunaan obat mata jenis kortikosteroid yang dapat memicu terjadinya infeksi
  • Penggunaan lensa kontak yang tidak sesuai dengan aturan.

Pengobatan Penyakit Keratitis

Penanganan penyakit keratitis sebaiknya di lakukan sesegera mungkin. Sebab hal ini di lakukan untuk mencegah berbagai komplikasi akibat mata yang mengalami keratitis. Dalam proses penangananya sendiri, metodenya haru sesuai dengan jenis atau penyebab penyakit keratitis itu sendiri. Dengan begitu, mengobati keratitis dapat membuahkan hasil yang di inginkan.

  1. Pengobatan Keratitis Non Infeksi

Umumnya, pengobatan keratitis noninfeksi cukup berfariasi dan tergantung dengan tingkat keparahannya. Misalnya saja seperti rasa nyaman akibat lecet atau cedera ringan dapat di obati dengan obat tetes mata buatan. Akan tetapi, keratitis yang menyebabkan robekan pada mata tepatnya pada kornea dapat menggunakan eye patch atau penutup mata selama 24 jam dengan penggunaan obat tetes mata yang akan membantu mengobati kondisi tersebut.

  1. Pengobatan Keratitis Infeksi

Sementara itu, ada berbagai kondisi infeksi yang berbeda-beda yang menyebabkan keratitis pada mata sesuai denga penyebabnya.

    • Keratitis Akibat Bakteri

Keratitis akibat bakteri umumnya dapat di atasi dengan dengan menggunakan obat tetes mata atau antibiotic. Apabila hal ini di rasa kurang, maka kamu dapat mencobat antibiotic dalam bentuk tablet.

    • Keratitis Akibat Jamur

Jamur yang masuk ke mata memang dapat menginfeksi dan menyebabkan keratitis. Untuk mengobatinya, kamu dapat menggunakan obat tetes mata anti jamur atau anti jamur dalambentuk tablet

    • Keratitis Akibat Virus

Virus menjadi salah satu penyebab mata mengalami keratitis. Dalam tahap yang ringan, kamu dapat menggunakan obat tetes mata anti virus atau obat anti virus dalam bentuk tablet. Selain itu, dalam kondisi lainya, keratitis akibat virus membutuhkan terapi suportif atau air mata buatan untuk mengobati kondisi ini.

    • Keratitis Akibat Akantamoeba

Keratitis akibat akantamoeba merupakan keratitis yang terjadi akibat adanya parasite atau amoeba yang cenderung sulit untuk di tangani. Namun obat tetes mata antibiotic dapat di gunakan sebagai lankah penanganan jenis bakteri lainya. Untuk keratitis akibat parasite sendiri cederung kebal terhadap obat-obatan. Dalam kondisi yang lebih parah, keratitis akantamoeba memerlukan metode transplantasi kornea.

Keratitis merupakan salah satu gangguan penglihatan atau penyakit mata yang banyak di alami orang-orang. Pada dasarnya, kondisi mata yang mengalami keratitis cenderung biasa di temukan dan seringkali menjadi keluhan. Dalam kondisi yang ringan, mata yang mengalami keratitis akan segera sembuh dengan sendirinya seiring berjalanya waktu. Namun langkah untuk penanganan kondisi ini sangat di sarankan, seperti penggunaan obat tetes mata untuk mencegah dan memulihkan kondisi mata. Namun da;am kasus yang lebih serius, keratitis dapat menyebabkan kerusakan fungsi penglihatan hingga risiko kebutaan.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa jenis penyakit keratitis dan cara mengobatinya. Menjaga kebersihan menjadi salah satu poin penting agar terhindari dari bakteri, jamur, serta virus dan parasite. Selain itu, penggunaan lensa kontak sebaiknya perlu di perhatikan dan sesuaikan dengan aturan agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan, termasuk keratitis.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Farmaku
Cara Mencegah Dan Mengobati Penyakit Keratitis

Cara Mencegah Dan Mengobati Penyakit Keratitis

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang memerah umumnya akan di sertai dengan rasa gatal dan perih menjadi masalah yang umum dan seringkali di alami kebanyakan orang. Namun kondisi mata yang memerah dapat menjadi indikasi adanya gangguan atau bahkan penyakit yang menyerang mata. Salah satu penyakit mata yang di tandai dengan mata merah adalah keratitis. Dengan risiko yang mambahayakan maka perlu adanya cara untuk mencegah dan mengobati penyakit keratitis.

Kondisi mata yang mengalami panyakit keratitis umumnya dapat di lihat pada warna mata yang berubah menjadi memerah. Meskipun mata yang memerah dapat menjadi indikasi gangguan atau penyakit mata lainya, namun bukan tidak mungkin kondisi tersebut merupakan indikasi dari penyait keratitis. Sementara itu, keratitis adalah salah satu gangguan pada mata yang sangat umum dan hampir semua orang pernah mengalaminya.

Dalam kondisi normal atau tahap ringan, keratitis umumnya akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalanya waktu. Hal ini dapat kamu bantu dengan membilas mata menggunakan air bersih dan menggunakan obat tetes mata yang aman. Namun dalam kasus yang lebih parah atau serisu, keratitis dapat menyebabkan mata mengalami hilangnya fungsi penglihatan hingga kebutaan. Karenanya perlu adanya langkah cepat untuk mengatasi kondisi ini. Nah, kali ini Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa cara untuk mencegah dan mengobati penyakit keratitis. Simak pejelasanya sebagai berikut.

Keratitis

Cara Mencegah Dan Mengobati Penyakit Keratitis

Pada dasarnya kondisi mata yang mengalami keratitis tidak jauh berbeda dengan gangguan mata lainya. namun mata yang mengalami keratitis dapat memicu kondisi atau komplikasi hebat yang akan membahayakan bagi penderitanya. Keratitis merupakan kondisi di mana mata mengalami peradangan pada bagian korne mata. kornea mata sendiri merupakan membrane atau lapisan jernih atau bening yang ada di mata yang membentuk sebuah kubah dan terletak di bagian terluar atau terdepan dari mata.

Kornea mata memiliki fungsi dan perang dalam proses penglihatan. Kornea mata akan berfungsi untuk menangkap atau menerima cahaya yang masuk ke mata dan kemudian di salurkan menuju retina. Karenanya apabila kornea mata mengalami gangguan maka akan membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu dan ketajaman penglihatan akan menurun. Akibat peradangan pada kornea mata tersebut, mata akan mengalami pembengkakan, warna berubah merah, hingga rasa perih dan nyeri.

Dalam kondisi yang lebih parah, keratitis akan menyababkan fungsi penglihatan hingga kebutaan pada penderitanya. Sementara itu, umumnya peradangan pada kornea tersebut terjadi akibat mata yang mengalami cedera. Cedera tersebut akan membuat radikal bebas seperti bakteri, kuman, jamur hingga virus dapat mudah memasuki mata dan menginfeksinya. Selain itu, penggunaan lensa kontak yang tidak tepat atau sesuai dengan resep juga dapat menjadi penyebab terjadinya keratitis pada mata.

Diagnosis Penyakit Keratitis

Kondisi mata yang mengalami keratitis pada dasarnya dapat di lihat pada gejala yang muncul. Namun tidak banyak yang sadar dan mengatahui gejala-gejala tersebut. Karenanya, untuk mengetahui kondisi mata, sebaiknya periksakan mata ke dokter. Dengan begitu dokter akan memeriksa dan mendiagnosis terhadap kondisi mata yang sedang di alami. Umumnya dokter akan memulai dengan menanyakan gajala dan keluhan yang sedang di alami. Setelah itu barulah langkah pemeriksaan akan di lakukan untuk mendiagnosis kondisi mata.

Diagnosis kondisi mata perlu untuk di lakukan agar dokter tahu cara untuk mencegah dan mengobati penyakit keratitis. Di kuti dari laman hellosehat, Berikut adalah beberapa langkah pemeriksaan yang biasa di lakukan oleh dokter.

  • Pemeriksaan mata akan di lakukan untuk mengetahui kondisi ketajaman penglihatan
  • Dokter akan memeriksa bagian dan reaksi pupil menggunakan senter agar lebih jelas
  • Pemeriksaan Slit-Lamp di lakukan untuk mendeteksi kondisi keratitis serta efeknya pada mata
  • Analisis laboratorium akan di lakukan dengan mengambil sempel air mata atau beberapa sel dari kornea. Pemeriksaan ini akan membantu mengetahui dengan pasti kondisi keratitis pada mata dan cara tepat untuk mengobatinya.

Pencegahan Penyakit Keratitis

Pada dasarnya, keratitis merupakan jenis gangguan penglihatan yang dapat di hindari. Dalam tahap ringan, kondisi mata yang mengalami keratitis dapat di cegah dengan melakukan beberapa langkah penanganan. Salah satunya adalah dengan memeperhatikan dengan baik dalam penggunaan lensa kontak. Berikut adalah beberapa langkah untuk mencegah perkembangan keratitis.

  1. Menggunakan lensa kontak sesuai dengan aturan dan melepasnya ketika hendak tidur
  2. Cuci tangan dan keringkan tangan sebelum menyentuh lensa kontak
  3. Lepas lensa kontak ketike hendak berenang
  4. Hindari menggunakan air keran dan pastikan mencuci serta merawat dan menimpan lensa kontak dengan cairan khusus yang telah di buat
  5. Mengganti dan menyimpan lensa kontak secara teratur sesuai dengan aturan yang berlaku
  6. Pasrikan menghindari menyentuh area mata sebelum mencuci tangan
  7. Gunakan obat tetes mata sesuai dengan resep dokter
  8. Cegah penyebaran virus dengan rajin mencuci tangan

Pengobatan Panyakit Keratitis

Umumnya keratritis merupakan penyakit mata yang biasa di alami oleh kebanyakan orang. Dala tahap yang ringan, kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Bahkan kamu dapat menggunakan obat tetes mata saja untuk mempercepat proses pemulihan. Namun, jika kondoso keratitis sudah parah hingga menyebabkan ifeksi maka perlu adanya tindakan lanjut untuk menanganinya.

Kondisi infeksi pada kornea mata tersebut dapat menyebabkan risiko kerusakan pada system penglihatan hingga menyababkan kebutaan. Karenanya kondisi mata yang mengalami keratitis tidak bisa di sepelekan begitu saja. Sementara itu, dalam penanganan keratitis tentu harus di sesuaikan dengan penyebab dan kondisi berdasarkan tingkat keparahan yang di alami oleh mata. berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi peradangan kornea mata penyebab keratitis.

  1. Menggunakan Penutup Mata

Umumnya keratitis yang terjadi bukan karena infeksi tidak memerlukan metode pengobatan yang ektra. Karena kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun untuk berjaga-jaga dan mempercepat proses pemulihan, kamu dapat menggunakan penutup mata untuk melindungi area mata yang terkena keratitis. Hal tersebut akan membantu mempercepat proses penyambuhan mata yang mengalami keratitis.

  1. Hindari Untuk Memakai Lensa Kontak

Salah satu penyebab peradangan pada kornea mata yang mengakibatkan kondisi keratitis adalah penggunaan lensa kontak. Umumnya lensa kontak adalah salah satu alat bantu penglihatan seperti halnya dengan kaca mata. Namun ternayata beberapa kasus menyebutkan bahwa lensa kontak dapat menyebabkan keratitis. Untuk mengatasi kondisi ini, sebaiknya ganti pengunaan lensa kontak dengan menggunakan kaca mata. hal ini dapat mengurangi dampak dan gejala keratitir akibat penggunaan lensa kontak.

  1. Obat Tetes Mata

Keratitis yang di sebabkan oleh bakteri, pada tahap ringan dokter biasanya akan menyarankan untuk menggunakan obat tetes mata anti bakteri. Namun ketika kondisinya lebih buruk, maka perlu adanya antibiotic tambahan. Obat tetes mata steroid dapat di gunakan untuk mengurangi kondisi kornea yang meradang. Jika kondisinya sudah membaik maka sebaiknya berhenti menggunakan obat tersebut. cara tersebut merupakan cara yang simpel dan sederhana yang dapat di lakukan di rumah.

  1. Menggunakan Obat Antivirus

Selain bakteri, virus menjadi salah satu penyebab mata mengalami keratitis. Dalam hal ini, dokter akan menyarankan untuk menggunakan obat antivirus. Dalam penggunaanya obat antivirus sendiri, pastikan penggunaan obat antivirus sesuai dengan apa yang di resepkan oleh dokter.

  1. Operasi

Selain bakteri dan virus, salah satu penyebab kondisi keratitis lainya adalah adanya infeksi akibat parasite. Pada kondisi keratitis yang cukup parah, maka dokter akan melakukan metode operasi. Metode inilah yang seringkali di gunakan untuk mengatasi keratitis akibat parasite. Operasi atau pembedahan akan di lakukan untuk membuang parasite yang ada di mata agar tidak semakin berkembang dan memperburuk kondisi keratitis.

Mata merah memang menjadi salah satu gangguan kesehatan yang banyak di keluhkan oleh oarng-orang. Meski demkian, faktanya mata merah memang menjadi salah sering kali di alami banyak orang dan menganggu serta membuat penglihatan menjadi tidak nyaman. Meskipun terbilang sebagai kasus yang umum di alami, namun keratitis berisiko menyababkan kerusakan pada fungsi penglihatan hingga kebutaan. Selain itu, meski jarang terjadi, keratitis juga dapat menyababkan terjadinya jaringan parut yang akan meninggalkan bekas luka dan berdampak pada bagian tengah korena yang tentunya akan mempengaruhi fungsi penglihatan.

Demikian pembahasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara mencegah dan mengobati penyakit keratitis. Sekalipun terbilang kondisi yang umum di alami, namun sebaiknya kondisi ini tidak untuk di sepelekan. Pastikan untuk melakukan lankah pencegahan atau periksa ke dokter untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klikdokter
  • Orami
Penyebab Dan Gejala Penyakit Keratitis

Penyebab Dan Gejala Penyakit Keratitis

Hallo Kawan Mama, Mata merah adalah salah satu kondisi di mana mata mengalami gangguan penglihatan yang sangat umum di alami kebanyakakan orang. Umumnya kondisi ini merupakan hal yang normal dan dapat berlangsung dalam waktu yang sebentar. Namun kondisi mata merah dapat menjadi indikasi adanya jenis gangguan penglihatan yang serius, salah satunya adalah penyakit keratitis. Sementara itu, kondisi ini dapat di ketahui dari penyebab dan gejala penyakit keratitis yang muncul.

Mata merah memang merupakan salah satu gangguan penglihatan yang banyak di alami oleh semua orang. Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya benad asing yang masuk ke mata atau adanya sel dalam mata yang mengalami gangguan. Dalam kondisi yang normal, umumnya mata merah akan segera sembuh seiring berjalanya waktu dan di bantu dengan membasuh air dan menggunakan obat tetes mata. Namun dalam keadaan yang lebih serius, mata merah dapat menjadi tanda bahwa mata mengalami keratitis.

Kertatitis sendiri merupakan gangguan penglihatan atau penyakit mata yang pada gejala awal dapat di tandai dengan warna mata yang memerah. Selain itu, kondisi ini akan membuat mata terasa sakit, serta seperti ada sesuatu yang mengganjal di mata dan membuat tidak nyaman. Dalam kondisi yang ringan, keratitis dapat di atas dengan efektif, namun dalam kasus yang parah keratitis berisiko menyababkan hilangnya fungsi penglihatan. Berikut ini Kawan Mama akan membahas mengenai penyebab dan gejala penyakit keratitis. Simak penjelasanya di bawah ini.

Penyakit Keratitis

Penyabab Dan Gejala Penyakit Keratitis

Keratitis pada dasarnya merupakan gangguan penglihatan atau penyakit mata di mana terjadi adanya peradangan atau infeksi pada kornea mata. kornea mata sendiri merupakan membrane atau lapisan jernih atau bening yang ada di mata yang membentuk sebuah kubah dan terletak di bagian terluar atau terdepan dari mata. Kornea mata tersebut memiliki fungsi yang penting dalam proses penglihatan untuk menerima cahaya dan menyalurkannya pada retina mata.

Kornea mata yang mengalami peradangan umumnya di sebabkan oleh faktor infeksi dan cedera yang terjadi pada kornea mata. Peradangan pada korena tersebut akan menyababkan mata mengalami pembengkakan. Akibatnya mata akan menjadi memerah hingga timbul rasa sakit dan perih, serta menganggu fungsi penglihatan. Apabila kondisi mata kamu mengalami gejala seperti mata merah, mata kering, atau gejala dari keratitis, maka sebaiknya segera periksakan kondisi mata ke dokter.

Kondisi mata yang keratitis yang di sebabkan oleh cedera ini umumnya terjadi akaibat di picu adanya cedera ringan. Biasanya penggunaan lensa kontak terlalu lama atau tidak sesuai dengan metode penggunaannya akan menyebabkan kondisi tersebut. Di lain sisi, kondisi mata yang mengalami keratitis akibat infeksi, biasanya di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur hingga parasite yang masuk ke mata dan menginfeksi kornea mata.

Perkembangan Keratitis

Di lansir dari laman dinkes.bulelengkab Infeksi HSV yang mengenai kornea, merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di negara-negara maju. Prevalensi infeksi HSV okular di Amerika Serikat per tahunnya sekitar 59.000 kasus. Menurut World Health Organization (WHO), 3,7 milyar orang di bawah usia 50 tahun terinfeksi HSV okular. Keratitis dapat di sebabkan oleh virus herpes simplek. Menurut Asim dkk, insidensi keratitis terjadi sekitar 1,5 juta kasus pertahunnya.

Virus herpes simplek dapat berupa keratitis epithelial (keratitis dendritik), densiform keratitis, dan necrotizing stromal keratitis. Insidensi keratitis dendritik primer dan rekuren di dunia mencapai 15,6 per 100.000 orang tiap tahunnya. Tentunya data tersebut merupakan fakta bawa keratitis merupakan gangguan penglihatan yang sangat berbahaya bagi para penderitanya.

Penyebab Keratitis

Peradangan pda kornea mata yang mengakibatkan terjadinya keratitis pada mata pada dasarnya tidak serta merta datang dengan begitu saja. malainkan ada beberap faktor yang menyebabkan kornea pada mata mengalami peradangan sehingga mengakibatkan kondisi keratitis. Berikut adalah beberapa faktor penyebab keratitis.

  1. Virus

Virus memang menjadi salah satu faktor yang menyababkan mata mengalami keratitis. Salah satu virus yang paling umum menyebabkan keratitis adalah herpes simplex virus (HSV). D ikutip dari laman AMerican Academy of Ophthalmology, ada dua tipe HSV yang dapat menyababkan keratitis. Yakni,

    • Tipe 1 berupa virus yang paling umum dan biasa menginfeksi wajah. Virus ini cederung sangat mudah menular tertama melalui kontak fisik. 90% orang pernah terinfeksi virus ini terutama ketika pada usia kanak-kanak.
    • Tipe 2 berupa virus yang menyebar melalui hubungan seksual yang menginfeksi area genital.
  1. Bakteri

Bakteri memiliki peran pada kornea yang mengalami peradangan. Umumnya jenis bakteri yang menyababkan keratitis adalah staphylococcus aerus dan pseudomonas aeruginosa. Keratitis umumnya juga di sebabkan oleh penggunaan lensa kontak, terutama lensa bekas pakai. Cedera mata juga menjadi penyebab mata mengalami keratitis. Keratitis yang di sebabkan oleh cedera, umumnya tidak akan menular pada orang lain. Namun apabila cidera tersebut menyababkan kuman dan bakteri masuk, maka kondisi ini bisa saja menjadi menular.

  1. Jamur

Beberapa jenis jamur dapat manyababkan kornea mata mengalami peradangan yang berujung pada keratitis. Umumnya beberapa jenis jamur dapat menyababkan keratitis. Seperti, fusarium, aspergilus dan candida. Beberapa jenis jamur tersebut dapat masuk dan menginfeksi mata melalui cidera hingga penggunaan lensa kontak. Selain jamur ada mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan keratitis yang berbahaya dan berisiko menyababkan kebutaan, yakni acanthamoeba.

  1. Riwayat Penyakit

Selain beberapa faktor di atas, kondisi mata yang mengalami keratitis dapat di sebabkan oleh beberapa riwayat penyakit. Seperti halnya penyakit autoimun, diabetes, kanker hingga HIV dan AIDS.

Gejala keratitis

Penderita keratitis di mana pada kornea mata mengalami peradangan dapat di ketahui dari gejala-gejala yang muncul pada area mata. Berikut adalah beberapa gejala muncunya keratitis.

  • Mata merah
  • Mata berair
  • Rasa perih dan nyeri pada mata
  • Sensitive terhadap cahaya
  • Produksi air mata atau belek yang meningkat
  • Kesulitan membuka kelopak mata
  • Penglihatan kabur dan menurun
  • Seperti ada ganjalan di mata

Keratitis adalah salah satu gangguan penglihatan di mana pada bagian kornea mata yang mengalami peradangan. Kornea mata yang mengalami radang membuat fungsinya untuk menerima cahaya dan menyalurkannya pada retina menjadi terhambat. Akibatnya fungsi penglihatan akan terganggu dan kian menurun. Kondisi ini pada dasarnya merupakan hal yang umum di mana banyak orang pernah mengalaminya. Namun beberapa kondisi keratitis yang cukup serius berisiko menyababkan kebutaan pada penderitanya. Karenanya penting untuk segera memeriksakan kondisi mata dan menobatinya apabila mengalami kondisi ini.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai penyebab dan gejala penyakit keratitis. Sebagian besar penyebab keratitis adalah infeksi akibat bakteri atau virus yang masuk ke mata. Hal ini sebenarnya tidak lepas dari gaya hidup sehari-hari. Dengan menjaga gaya hidup sehat maka dapat mengurasi risiko terkena keratitis.

Semoga tulisan ini dapat memabntu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
  • Sehatq
Cara Mencegah Dan Mengobati Konjungtivitis Neonatal

Cara Mencegah Dan Mengobati Konjungtivitis Neonatal

Hallo Kawan Mama, Salah satu ganggguan penglihatan atau penyakit mata yang seringkali di alami oleh bayi adalah konjungtivitis neonatal. Umumnya jenis gangguan penglihatan ini terjadi pada bayi yang baru saja melalui masa persalinan. Konjdisi ini akan menganggu fungsi penglihatan pada sang bayi, bahkan dalam kasus yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Karenanya perlu adanya cara untuk mencegah dan mengobati konjungtivitis neonatal.

Konjungtivitis neonatal atau juga di sebut dengan istilah konjungtivitis neonatus pada dasarnya hampir sama dengan jenis konjungtivitis lainya. Konjungtivitis neonatal akan membuat mata memerah, mata berair, rasa gatal dan juga pembangkakan. Bahkan dalam kasus yang lebih serius, jenis gangguan penglihatan tersebut dapat menyababkan mata berdarah hingga mengeluarkan nanah. Kondisi ini merupakan dampak dari mata yeng mengalami konjungtivitis neonatal.

Ketika seoarng bayi yang baru saja selesai melangsungkan persalinan, pada dasrnya sangat rentan mengalami kondisi ini. Kondisi tersesbut juga terbilang sebagai kondisi yang banyak di alami oleh bayi pasca persalinan. Jika tidak segera di obati, kondisi ini dapat akan berbahaya bagi kesehatan bayi terutama pada bagian mata dan fungsi penglihatan. Karenanya, berikut ini Kawan Mama akan membahas mengenai bagaimana cara mencegah dan mengobati konjungtivitis neonatal. Simak penjelasanya di bawah ini.

Konjungtivitis Neonatal (Neonatus)

Cara Untuk Mencegah Dan Mengobati Konjungtivitis Neonatal

Pada dasarnya, konjungtivitis neonatal atau neonotus ini umumnya terjadi akibat obstruksi ductus nasolakrimalis kongential atau konjungtivitis kimia yang menyababkan mata mengalami infeksi. Dalam istilah lain, konjungtivitis neonatal atau neonatal ini di sebut dengan istilah oftalmia neonatrum di mana kondisi ini umumnya akan terlihat ketika memasuki 4 minggu pasca persalinan. Bayi yang baru lahir sangat rawan terkena penyakit. Dan konjungtivitis neonatal ini umumnya infeksi yang terjadi ketika ketika melalui jalan kelahiran.

Konjungtivitis neonatal atau neonatus aseptik paling sering terjadi akibat konjungtivitis kimiawi yang di induksi oleh larutan perak nitrat, yang telah di gunakan sejak lahir sejak akhir 1800-an untuk profilaksis konjungtivitis menular (prosedur yang dikenal sebagai profilaksis Credé). Konjungtivitis kimia menjadi kurang umum karena penggunaan salep eritomisin atau povidone iodide sebagai pengganti larutan perak nitrat untuk profilaksis konjungtivitis manula.

Di lansir dari laman msdmanuals, Infeksi seringkali di peroleh dari ibu yang terinfeksi selama perjalanan melalui kalan lahir. Oftalmia klamidia menjadi penyabab bakteri paling umum yang menyumbang hingga 40% dari konjungtivitis pada neonatus <4 minggu. Prevelensi inveksi klamidia ibu berkisar antara 2 hingga 20%. Sekitar 30-50% neonatus yang lahir dari wanita yag terinfeksi akut mengalami infeksi, dan 25-50% dari mereka mengalami konungtivitis. Dan bakteri streptococcus pneumoniae dan haemophilus influenza nontypeable menyumbang 30-50% kasus. Dan oftalmia gonokokal menyumbang <1% kasus.

Penyabab Dan Gejala

Usia bayi menjadi salah satu tanda sebagai indikasi atau petunjuk terhadap etiologi kondisi konjungtivitis neonatal. Sebab beberap penyabab konjungtivitis umumnya terjadi pada bayi dalam waktu yang berbeda-beda. Namun umumnya penyebab bayi mengalami konjungtivitis neobatal adalah sebagai berikut.

  1. Penyumbatan saluran ir mata
  2. Infeksi bakteri
  3. Peradangan kimiawi
  4. Infeksi akibat virus

Sedangkan untuk gejala yang muncul pada mata yang mengalami konjungtivitas mungkin masih sulit di kenali pada tahap awal. Namun menjelang beberapa hari setalah kelaihran umumnya gejala konjungtivitis neonatal baru dapat di ketahui. Yakni,

  1. Mata memerah
  2. Pembengkakan
  3. Mata berair
  4. Mengeluarkan darah
  5. Mengeluarkan nanah

Diagnosis Konjungtivitis Neonatal

Untuk mengathui kondisi pada mata bayi terhadap penyakit konjungtivitis neonatal memerlukan beberapa metode yang harus di lakukan agar hasil dapat di ketahui dengan lebih jelas. Diagnosis banding merupakan salah satu metode yang meliputi secret pada mata yang dapat berupa konjungtivitis atau obstruksi ductus lakrimalis kongential. Sementara itu diagnosis lain dapat di lakukan dengan pemeriksaan terhadap kondisi konjungtiva yang ada di mata.

Sementara itu, metode pemeriksaan fisik di mana metode ini mengharuskan untuk mengevaluasi edema periorbital dan adenopati. Kedua mata akan di periksa untuk melihat pembengkakan, edema, kondisi konjungtiva, serta kongesti pembuluh darah. Pemeriksaan uleserasi akan di lakukan untuk melihat adanya refleks merah pada mata, kotoran purulent, edema, eritema pada kelopak mata, dan injeksi konjungtiva yang akan menunjukan penyabab konjungtivitis.

Selain itu, bila di perlukan, metode pemeriksaan laboratorium juga dapat di lakukan untuk hasil yang lebih jelas. Pemeriksaan laboratorium meliputi pewarnaan gram dan kultur untuk memeriksa sel darah putih dan bakteri serta sensitivitas dan kultur bakteri yang di isolasi. Pewarnaan giemsa harus di lakukan untuk kecurigaan akan kalimidia, namun klamidia sendiri saat ini lebih sering di diagnosis dengan tes amplifikasi asam nukleat.

Sebagai catatan, bayi yang baru lahir dengan dugaan infeksi C. trachomatis harus di ambil sempelnya dari konjungtiva dan orofaring. Sebab C. trachomatis adalah organisme intraseluler obligat, di mana swab tidak hanya di ambil dari secret mata melainkan harus mencakup sel epitel konjungtiva.

Pencegahan Konjungtivitis Neonatal

Untuk mencegah kondisi konjungtivitis mata yang terjadi pada bayi umumnya masih belum di temukan cara yang pasti. Namun beberapa cerikut merupakan metode penting dalan manajemen perawatan mata yang mengalami konjungtivis neonatal. Yakni,

  1. Hindari kontaminasi silang dengan sering mencuci tangan dan memekai sarung tangan
  2. Irigasi mata dengan saline isotonic steril
  3. Pengobatan sistemik di perlukan untuk staphylococcal, gonococcal, chlamydia, pseudomonas dan konjungtivitis herpetic.
  4. Hindari penutup mata
  5. Pertimbangan pediatric ilnfectious disease dan atau konsultasikan pediatric ophthalmology
  6. Konjungtivitis kimia biasanya sembuh 24-27 jam dan dapat di bantu dengan pelumasan air mata buatan.

Pengobatan Konjungtivitis Neonatal

Umumnya dalam menangani konjungtivitis, pasien akan di berikan antibiotic atau selep untuk meredakan mata yang mengalami konjungtivitis. Selain itu, oral antibiotic dan ifus antibiotic akan di gunakan, dengan catatan sesuai dengan infeksi yang terjadi pada mata. namun beberapa pengobatan di lakukan berdasarkan jensi dari kondisi konjungtivitis neonatal. Yakni

  1. Konjungtivitis Gonokokal

Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis karena resistensi PCB. Sefalosporin generasi ketiga merupakan antibiotic lini pertama. Sebab kondisi ini dapat terjadi bahkan dengan profilaksis yang tepat, bayi yang di lahirkan ibu dengan infeksi gonokokal yang positif. Pada kondisi ini metode yang di gunakan meliputi,

    • Ceftriaxone 25-50mg/kg intravena atau intramuscular x 1dosis
    • Alternatif lain berupa sefotaksim dosis tunggal 100mg/kg
    • Isolasi bayi selama 24 jam pertama terapi antibiotic parenteral
    • Tes untuk HIV dan sifilis bersamaan
    • Evaluasi untuk penyakit diseminata (arthritis, meningitis, sepsis, infeksi anorectal)
    • Pertimbangan untuk mengobati klamidia karena tingginya tingkat infeksi bersamaan
    • Pertehenkan ambang batas rendah untuk mengevaluasi infeksi sistemik (sepsis, meningitis)
    • Konsultasikan ke oftalmologi karena gonokokal dapat menyababkan perforasi dan kebutaan
    • Irigasi mata dengan salin normal dengan interval yang sering (1 hingga 2 jam)
    • Antibiotic topical tidak di perlukan
  1. Konjungtivitis Klamidia

Eritromisin x 14 hari atau azitromisin 20mg/kg/hari  x 3 hari adalah pengobatan yang di rekomendasikan. Namun, American Academy of Pediatrics masih merekomendasikan eritromisin. Kurus kedua biasanya di perlukan karena 1-5 kasus kambuh setelah terapi antibiotic. Stenosis pylorus telah terlihat pada bayi kurang dari usia 6 minggu yang di obati dengan eritromisin.

  1. Konjungtivitis Herpes

Metode ini berupa memberikan vidarabine topical atau trifluridine 5x sehari selama sepuluh hari. Evaluasi, obati herpes sistemik konsuktasi pada oftalmologi menjadi langkah yang harus di lakukan. selain itu, pengobatan sistemik dengan asiklovir juga di indikasikan untuk SEM (kulit mata dan mukosa) dan infeksi system saraf pusat. Evaluasi oftalmologi sangat di rekomendasikan karena retinopati, katarak, dan korioretinitis dapat berkembang.

  1. Obstruksi Ductus Lacrimal

Metode ini merupakan langkah paling jelas secara spontan tanpa adanya pengobatan. Apabila masalah tidak dapat teratasi dan gejala kondisi ini tetap ada hingga 6-7 bulan maka barulah bayi harus di evakuasi dan di tangani oleh dokter mata.

Sebagai Catatan : Isolasi di anjurkan bagia pasien penderita pseudomonas, herpes, dan gonokokal.

Konnjungtivitis neonatal atau neonatus jenis gangguan penglihatan yang umumnya di alami oleh bayi yang baru saja melewati proses persalinan. Kondisi ini cukup umum di temukan pada kebanyakan bayi. Meskipun begitu, kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalanya waktu. Namun dalam kasus yang cukup parah, kondisi ini dapat menyababkan mata mengeluarkan adrah hingga nanah serta menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Sebagai langkah yang tepat untuk mencegah dan mengobati konjungtivitis neonatal kondisi ini adalah segera periksa dan konsultasikan kondisi ini pada dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Demikian pejelasan dari Kawan Mama menganai cara mencegah dan mengobati konjungtivitis neonatal. Konjungtivitis di kenal sebagai gangguan penglihatan yang membuat mata memerah dan rasa yang tidak nyaman. Pada orang dewasa mungkin kondisi konjnungtivitis masih terbilang aman dan akan pulih dengan sendirinya. Namun pada bayi kondisi ini terbilang cukup berbahaya, karena dapat menyababkan hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Ncbi-nlm-nih-gov
  • Msdmanuals

Peluang Usaha Agen Kacamata Anti Radiasi Rembang

Peluang usaha Distributor Kacamata Anti Radiasi dari G-tren

Dibuka kerjasama untuk keagenan di kota / kabupaten Anda.

 

Lindungi Mata Anda dari Bahaya Radiasi Layar Gadget

agen kacamata anti radiasi

Anak Dan Orang Tua Sekarang Menghabiskan 6,5 Jam per Hari Di Depan Gadget !!

 

Bagaimana dengan anda? Tidak jauh berbeda bukan? Karena memang sekarang sudah jamannya gadget dan internet

Kita tidak bisa sepenuhnya meninggalkan gadget. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini sistem pembelajaran anak-anak juga via online. Tapi setidaknya kita bisa menekan resiko radiasi yang diakibatkan dari penggunaan gadget tersebut.

Tetapi Terlalu Lama Menggunakan Smartphone Bisa Berakibat Mata Minus/Plus Dan Bisa Mengakibatkan Rabun!

Simak fakta berikut ini:

MENGAPA HANDPHONE, KOMPUTER, TELEVISI DAN PERANGKAT ELEKTRONIK LAINNYA BERBAHAYA TERHADAP MATA ANDA?

Karena layar perangkat elektronik memancarkan Sinar Biru atau Blue Light yang bisa merusak lensa dan kornea mata.

Secara alami mata kita sudah dilengkapi dengan filter pada kornea dan lensa mata kita. Namun, karena tingginya tingkat radiasi dan lamanya intensitas paparan menyebabkan filter alami yang ada mata kita tidak mampu menangkal radiasi yang ditimbulkan dari sinar biru tersebut.

LALU BAGAIMANA SOLUSINYA ?

Simak Saran dari Ahlinya Berikut ini:

Salah Satu Solusinya Adalah Dengan Menggunakan Kacamata Anti Radiasi

 

KINI SAATNYA ANDA MENJADI AGEN KACAMATA ANTI RADIASI G-TREN

Daftar Sebagai Agen Di Sini

 

 

Daftar Sebagai Agen Di Sini

 

Apa Kelebihan Kacamata Anti Radiasi G-tren?

  • Lensa Mengandung Blue Light Protection
  • Lensa anti gores dan tetap bening, meskipun sudah dipakai dalam jangka waktu lama dan berkali-kali dilap
  • Lensa terbuat dari bahan arcylic kualitas tinggi sehingga tahan goresan dan anti pecah.
  • Bisa digunakan setiap hari
  • Mengurangi pantulan cahaya saat berkendara
  • Memfilter cahaya matahari dan radiasi Gadget agar tidak merusak mata kita.

Apakah benar kacamata anti radiasi G-tren mampu memfilter blue light? Mari kita perhatikan video di bawah ini:

 

Siapa Yang Disarankan Memakai Kacamata Anti Radiasi G-tren?

  • Anak-anak / Orang dewasa pengguna Gadget
  • Orang yang aktivitas di depan komputer
  • Pemain Game Online / Play Station
  • Sopir dan pengendara sepeda motor
  • Anda yang mempunyai aktivitas di luar ruangan

 

Daftar Sebagai Agen Di Sini

Kondisi Konjungtivitis Neonatal Yang Terjadi Pada Bayi

Kondisi Konjungtivitis Neonatal Yang Terjadi Pada Bayi

Hallo Kawan Mama, Mata merah atau konjungtivitis memang menjadi salah satu kondisi gangguan penglihatan yang sering kali di alami oleh semua orang. Namun ternayata, selain terjadi pada orang dewasa dan lansia, mata merah atau konjungtivitis ini juga dapat di terjadi pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini di sebut dengan konjungtivitis neonatal yang berbahaya bagi sang bayi, sebab dapat menyebabkan kebutaan. Karenanya perlu bagi kita untuk mengenali kondisi konjungtivitis neonatal yang terjadi pada bayi tersebut.

Pada dasarnya, konjungtivitis neonatal hampir sama dengan konjungtivitis lainya di mana kondisi ini akan membuat mata memerah bagi penderitanya. Konjungtivis yang terjadi pada bayi yang baru lahir di kenal dengan istilah konjungtivitis neonatal. Konjungtivitis neonatal yang terjadi pada bayi juga di kenal dengan istilah oftalmia neonatorum yang umumnya akan muncul dan terlihat pada bulan pertama pasca kelahiran. Risiko dari kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga terjadinya kebutaan.

Ketika kondisi ini sudah terlihat, maka di sarankan untuk melakukan langkah penanganan untuk mencegah terjadinya kondisi dan risiko yang lebih serius. Umumnya kondisi ini dapat di kenali dengan kondisi mata yang memerah, dan berair, hingga terdapat banyak kotoran pada mata sang bayi. Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ini Kawan Mama akan membahas mengenai kondisi konjungtivitis neonatal yang terjadi pada bayi. Simak penjelasnya di bawah ini!!.

Kondisi Konjungtivitis Neonatal

Kenali Kondisi Konjungtivitis Neonatal Yang Terjadi Pada Bayi

Konjungtivitis neonatal atau neonatus biasa terjadi karena obstruksi ductus nasolakrimalis kongential atau konjungtivitis kimia atau adanya sebuah infeksi infeksi. Konjugtivitis neonatal atau neonatus juga di kenal dengan istilah oftalmia neonatrum yang akan muncul ketika memasuki 4 minggu pertama pasca kelahiran. Kondisi ini umumnya di sebabkan oleh infeksi pada bayi selama masa persalinan berlangsung.

Selain itu, di lansir dari laman emedicine-medscape menyebutkan bahwa, konjungtivitis neonatus aseptik paling sering terjadi akibat konjungtivitis kimiawi yang di induksi oleh larutan perak nitrat, yang telah digunakan sejak lahir sejak akhir 1800-an untuk profilaksis konjungtivitis menular (prosedur yang dikenal sebagai profilaksis Credé). Konjungtivitis kimia menjadi kurang umum karena penggunaan salep eritomisin atau povidone iodide sebagai pengganti larutan perak nitrat untuk profilaksis konjungtivitis manula.

Infeksi seringkali di peroleh dari ibu yang terinfeksi selama perjalanan melalui kalan lahir. Oftalmia klamidia menjadi penyabab bakteri paling umum yang menyumbang hingga 40% dari konjungtivitis pada neonatus <4 minggu. Prevelensi inveksi klamidia ibu berkisar antara 2 hingga 20%. Sekitar 30-50% neonatus yang lahir dari wanita yag terinfeksi akut mengalami infeksi, dan 25-50% dari mereka mengalami konungtivitis. Dan bakteri streptococcus pneumoniae dan haemophilus influenza nontypeable menyumbang 30-50% kasus. Dan oftalmia gonokokal menyumbang <1% kasus.

Etiologi (Penyabab) Konjungtivitis Neonatal

Usia bayi merupakan petunjuk penting terhadap etiologi konjungtivitis neonatal. Namun infeksi bakteri dapat terjadi kapan saja. Berikut ini adalah beberapa ringkasan kejadian dan penyabab konjungtivitis neonatal.

  1. 24 Jam Pertama Kehidupan

Kimia seperti tetes perak nitrat atau dari obat-obatan profilaksis seperti tetes eritromisin dan tetes gentamin menjadi penyebab konjungtivitis neonatal

  1. 24 Hingga 48 Jam Khidupan

Hal yang laping mungkin menyebabkan kondisi ini adalah bakteri (Neisseria gonorrhoeae adalah penyabab paling umum serta staphylococcus aureus)

  1. 5 Hingga 14 Hari Kehiudpan (Kelahiran)

Penyababnya adalah chlamydia trachomatis

  1. 6 Hingga 14 Hari Kehidupan

Penyababnya adalah herpes keraktokonjungtivitis

  1. 5 Hingga 18 Hari

Penyababnya berupa pseudomonas aeruginosa

Gejala Konjungtivitis Neonatal

Umumnya kondisi mata yang mengalami konungtivitis neonatal akan muncul kondisi di mana mata memerah, bengkak hingga terkadang mengeluarkan darah hingga nanah. Namun gejala konjungtivitis neonatal juga dapat di ketahui dengan melihat penyababnya. Yakni,

  1. Konjungtivitis Kimia

Untuk profilaksis topical biasanya akan muncul dalam waktu 6-8 jam setelah berangsur-angsur dan menghilang secara spontan dalam waktu 48-96 jam

  1. Oftalmia Klamidia

Biasanya terjadi 5-14 hari setelah kelahiran. Kondisi ini dapat berkisar adri konjungtivitis ringan dengan secret mukopurulen yang minimal hingga edema kelopak mata yang parah dengan drainase yang berlebihan dan membentuk pseudomembran. Folikel tidak ada di konjungtiva seperti halnya pada anak yang lebih tua dan juga orang dewasa

  1. Oftalmia Gonokokal

Kondisi ini akan menyebabkan konjungtivitis purulent akut yang muncul 2-5 hari setelah kelahiran atau lebih awal yang di tandai dengan ketuban yang pecah terlalu dini. Neonatal atau neonatus akan mengalami edema kelopak mata yang parah di ikuti dengan eksudat purulen yang banyak yang mungkin berada di bawah tekanan. Kondisi ini dapat menyababkan ulserasi kornea dan kebutaa pada sang bayi.

  1. Keraktokonjungtivitis Herpes

Kondisi ini dapat terjadi sebagai infeksi terisolasi atau infeksi system saraf pusat atau diseminata. Hal ini dapat di salah artikan sebagai konjungtivitis bakteri atau kimia, tetapi adany keratitis dendritic adalah patognomonik.

  1. Konjungtivitis Akibat Bakteri Lain

Umumnya terjadidari 4 hingga beberapa minggu pasca kelahiran.

Patofisiologi Atau Faktor Risiko Konjungtivitis Neonatal

Neonatal atau neonatus memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap konjungtivitis yang banyak di sebabkan oleh faktor pedisposisi. Seperti,

  1. Penurunan produksi air mata
  2. Kekurangan IgA dalam air mata
  3. Fungsi kekebalan tubuh menurun
  4. Tidak adanya jaringan limfoid pada konjungtiva
  5. Aktivitas lisozim menurun

Faktor penyabab lainya seperti kondisi di mana ketuban pecah terlalu dini, persalinan yang berlangsung lama, prematuritas, perawatan prenatal yang buruk, IMS ibu, ventilasi mekanis, buruknya kebersihan, riwayat gangguan bidan serta infeksi HIV. Neonatus yang berisiko lebih tinggi mengalami obstruksi ductus lakrimalis kongenital termasuk mereka yang memiliki sindrom down, sindrom goldendenher, sindrom celah anomali garis tengah wajah, mikrosomia hemifasial, dan craniosynostiss.

Pada dasarnya, kondisi konjuntivitis neonatal atau neonatus merupakan jenis gangguan penglihatan yang tidak jarang di temukan pada bayi pasca masa kelahiran. Ketika kondisi ini terjadi baiknya langsung di tangan oleh ahlinya, seperti dokter mata atau dokter anak, atau bahkan praktisi perawat. Sementera itu, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan konjungtivitis neonatal terjadi pada bayi yang baru di lahirkan. Apabila kondisi ini tidak segera di tangani maka bayi berisiko mengalami berbagai komplikasi hingga kondisi mata yang mengalami kebutaan.

Demikian penjelasan adri Kawan Mama menganai kondisi konjungtivitis neonatal yang terjadi pada bayi. Kondisi konjungtivitis neonatal atau neonatus terbilang sangat berbahay bagi sang bayi karena dapat menyababkan komplikasi hingga kebutaan. Karenanya kondisi ini memerlukan penanganan sesegera mungkin agr kondisi mata tidak kian memburuk.

Semoga tulisan ini dapat memabntu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Ncbi-nlm-nih-gov
  • Msdmanuals

Peluang Usaha Reseller Kacamata Anti Radiasi Sragen

Peluang usaha Agen Kacamata Anti Radiasi dari G-tren

Dibuka kerjasama untuk Distributor di kota / kabupaten Anda.

 

Lindungi Mata Putra Putri Anda dari Bahaya Radiasi Layar Tablet

agen kacamata anti radiasi

Anak Dan Orang Tua Sekarang Habiskan 6,5 Jam per Hari Untuk Bermain Gadget !!

 

Bagaimana dengan anda? Tidak jauh berbeda bukan? Karena memang sekarang sudah jamannya gadget dan internet

Kita tidak bisa sepenuhnya meninggalkan gadget. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini sistem pembelajaran anak-anak juga via online. Tapi setidaknya kita bisa menekan resiko radiasi yang diakibatkan dari penggunaan gadget tersebut.

Tetapi Terlalu Lama Menggunakan Tablet Bisa Berakibat Mata Minus/Plus Dan Bisa Mengakibatkan Rabun!

Simak fakta berikut ini:

MENGAPA HANDPHONE, KOMPUTER, TELEVISI DAN PERANGKAT ELEKTRONIK LAINNYA BERBAHAYA TERHADAP MATA ANDA?

Karena layar perangkat elektronik memancarkan Sinar Biru atau Blue Light yang bisa merusak lensa dan kornea mata.

Secara alami mata kita sudah dilengkapi dengan filter pada kornea dan lensa mata kita. Namun, karena tingginya tingkat radiasi dan lamanya intensitas paparan menyebabkan filter alami yang ada mata kita tidak mampu menangkal radiasi yang ditimbulkan dari sinar biru tersebut.

LALU BAGAIMANA SOLUSINYA ?

Simak Saran dari Ahlinya Berikut ini:

Salah Satu Solusinya Adalah Dengan Menggunakan Kacamata Anti Radiasi

 

KINI SAATNYA ANDA MENJADI DISTRIBUTOR KACAMATA ANTI RADIASI G-TREN

Daftar Sebagai Agen Di Sini

 

 

Daftar Sebagai Agen Di Sini

 

Apa Kelebihan Kacamata Anti Radiasi G-tren?

  • Lensa Mengandung Blue Light Protection
  • Lensa anti gores dan tetap bening, meskipun sudah dipakai dalam jangka waktu lama dan berkali-kali dilap
  • Lensa terbuat dari bahan arcylic kualitas tinggi sehingga tahan goresan dan anti pecah.
  • Bisa digunakan setiap hari
  • Mengurangi pantulan cahaya saat berkendara
  • Memfilter cahaya matahari dan radiasi Gadget agar tidak merusak mata kita.

Apakah betul kacamata anti radiasi G-tren dapat memfilter blue light? Mari kita perhatikan video berikut ini:

 

Siapa Yang Disarankan Memakai Kacamata Anti Radiasi G-tren?

  • Anak-anak / Orang dewasa pengguna Gadget
  • Orang yang aktivitas di depan komputer
  • Pemain Game Online / Play Station
  • Sopir dan pengendara sepeda motor
  • Anda yang mempunyai aktivitas di luar ruangan

 

Daftar Sebagai Agen Di Sini

Peluang Usaha Distributor Kacamata Anti Radiasi Purbalingga

Peluang usaha Distributor Kacamata Anti Radiasi dari G-tren

Dibuka kerjasama untuk keagenan di kota / kabupaten Anda.

 

Lindungi Mata Keluarga Anda dari Bahaya Radiasi Layar Gadget

agen kacamata anti radiasi

Anak Dan Orang Tua Sekarang Menghabiskan 6,5 Jam per Hari Di Depan Gadget !!

 

Bagaimana dengan anda? Tidak jauh berbeda bukan? Karena memang sekarang sudah jamannya gadget dan internet

Kita tidak bisa sepenuhnya meninggalkan gadget. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini sistem pembelajaran anak-anak juga via online. Tapi setidaknya kita bisa menekan resiko radiasi yang diakibatkan dari penggunaan gadget tersebut.

Tetapi Terlalu Lama Menggunakan Tablet Bisa Berakibat Mata Minus/Plus Dan Bisa Mengakibatkan Rabun!

Simak fakta berikut ini:

MENGAPA HANDPHONE, KOMPUTER, TELEVISI DAN PERANGKAT ELEKTRONIK LAINNYA BERBAHAYA TERHADAP MATA ANDA?

Karena layar perangkat elektronik memancarkan Sinar Biru atau Blue Light yang bisa merusak lensa dan kornea mata.

Secara alami mata kita sudah dilengkapi dengan filter pada kornea dan lensa mata kita. Namun, karena tingginya tingkat radiasi dan lamanya intensitas paparan menyebabkan filter alami yang ada mata kita tidak mampu menangkal radiasi yang ditimbulkan dari sinar biru tersebut.

LALU BAGAIMANA SOLUSINYA ?

Simak Saran dari Ahlinya Berikut ini:

Salah Satu Solusinya Adalah Dengan Menggunakan Kacamata Anti Radiasi

 

KINI SAATNYA ANDA MENJADI DISTRIBUTOR KACAMATA ANTI RADIASI G-TREN

Daftar Sebagai Agen Di Sini

 

 

Daftar Sebagai Agen Di Sini

 

Apa Kelebihan Kacamata Anti Radiasi G-tren?

  • Lensa Mengandung Blue Light Protection
  • Lensa anti gores dan tetap bening, meskipun sudah dipakai dalam jangka waktu lama dan berkali-kali dilap
  • Lensa terbuat dari bahan arcylic kualitas tinggi sehingga tahan goresan dan anti pecah.
  • Bisa digunakan setiap hari
  • Mengurangi pantulan cahaya saat berkendara
  • Memfilter cahaya matahari dan radiasi Gadget agar tidak merusak mata kita.

Apakah benar kacamata anti radiasi G-tren mampu memfilter blue light? Mari kita perhatikan video berikut ini:

 

Siapa Yang Disarankan Memakai Kacamata Anti Radiasi G-tren?

  • Anak-anak / Orang dewasa pengguna Gadget
  • Orang yang aktivitas di depan komputer
  • Pemain Game Online / Play Station
  • Sopir dan pengendara sepeda motor
  • Anda yang mempunyai aktivitas di luar ruangan

 

Daftar Sebagai Agen Di Sini

Cara Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Cara Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang tidak normal atau mengalami gangguan tentu akan menganggu dan mengahmbat kita dalam menjalankan aktivitas. Beberapa jenis dari gangguan mata bahkan dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan hingga kebutaan secara permanen. Salah satu jenis gangguan penglihatan tersebut adalah penyakit glaukoma. Penyakit glaukoma adalah penyakit yang membuat fungsi penglihatan menjadi menurun hingga kebutaan. Kondisi ini membuat penderitana perlu melakukan beberapa cara untuk mengobati penyakit glaukoma.

Penyakit glaukoma merupakan kondisi di mana mata mengalami kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan menjadi terganggu. Penderita glaukoma pada tahap yang ringan mungkin tidaka akn merasakan gejala dan efek samping dari kondisi tersebut. Namun ketika kondisi mata yang mengalami glaukoma kian memburuk, maka berbagai gejala akibat kondisi ini akan mulai terasa dan menjadi sebuah keluahan.

Salah satu kondisi yang banyak di alami oleh penderita glaukoma adalah fungsi penglihatan yang terganggu dan mulai menurun. Selain itu, kondisi ini akan membuat penglihatan perlahan menjadi kabur, serta seperti ada lingkaran mirip dengan pelangi terutama ketika melihat ke arah cahaya terang. Nah, kali ini Kawan Mama akan membahas menganai beberapa cara yang dapat di lakukan untuk mengobati kondisi penyakit glaukoma. Simak penjelasanya di bawah ini.

Penyakit Mata Glaukoma

Cara Untuk Mengobati Penyakit Glaukoma

Glaukoma pada dasaranya merupakan penyakit yang menyerang mata di mana saraf optik pada mata mengalami kerusakan yang membuat fungsi penglihatan menjadi kian menurun. Rusaknya saraf optik ini umumnya di sebabkan oleh adanya tekanan pada bola mata yang meningkat yang juga mempengaruhi saraf optik pada mata. bola mata yang mengalami peningkatan atau disebut dengan istilah intraokular yang membuat produksi carian alami pada mata menjadi meningkat.

Peningkatan tekanan pada bola mata serta produksi cairan mata yang bertambah serta mengendap tersebut akan merusak saraf optik pada mata. Saraf optik sendiri merupakan saraf yang ada di mata yang berfungsi untuk menyalurkan atau mentransmisikan gambar yang di tangkap ke pada otak. Saraf optik yang mengalami kerusakan akibat tingginya tekanan pada bola mata akan membuat mata secara perlahan menyebabkan fungsi penglihatan semakin menurun.

Penyebab Dan Gejala Glaukoma

Secara garus besar penyebab terjadinya glaukoma pada mata adalag peningkatan tekanan pada bola mata. Selain itu, produksi cairan alami pada mata yang meingkat dan mengendap karena kesulitan untuk di buang akan menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Akibatnya fungsi penglihatan akan terganggu dan ketajaman penglihatan akan mulai menurun. Selain itu, kondisi ini sebagaimana di katakana di atas, bahwa dalam tahap yang ringan mungkin gejala masih belum dapat di rasakan. Namun pada tahap yang serius gejala akan dapat di ketahui. Berikut adalah beberapa gejala munculnya glaukoma.

  • Mata memerah
  • Nyari pada mata
  • Sakit kepala
  • Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  • Rasa mual hingga muntah
  • Mata berkabut, terutama pada bayi
  • Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Diagnosis Glaukoma

Untuk mengetahui mata mengalami glaukoma perlu adanya tes medis untuk hasil yang lebih jelas dan akurat. Dalam upaya untuk mendiagnosis glaukoma, dokter umumnya akan menggunakan alat untuk mengetahui tekanan pada bola mata, yakni Slit Lamp. Alat ini dapat mengetahui dan menilai keadaan sel dan komponen yang ada di mata mulai dari kornea mata, hingga pada retina. Sedangkan untuk mengukur tekanan pada bola mata, dokter akan menggunakan alat tonometry.

Di lansir dari laman klinikmatanusantara menyebutkan bahwa pemeriksaan komprehensif akan di lakukan dengan alat yang memadai, yakni.

  • Tonometer, alat untuk mengukur tekanan bola mata atau intraocular
  • Pekimetri, alat untuk mengukur ketebalan kornea yang relevan untuk mengukur tekanan bola mata secara akurat
  • Perimetri, berupa pemeriksaan lapang pandang di mana penglihatan perifer atau tepi akan di ukur luasnya.
  • Tomografi koherensi optik atau Optikal Coherence Tomography (OCT) dengan mengambil gambar/citra yang dapat memperlihatkan, memetakan, dan mengukur lapisan yang berbeda-beda pada retina. Alat ini juga akan mengukur dan mendokumentasikan saraf optik yang mengalami kerusakan
  • Foto saraf optik, menampilkan gambar/citra berwarna dan terperinci pada saraf optik dan dapat mendokumentasikan perubahan yang terjadi pada saraf optik seiring berjalannya waktu.

Mata pasien akan di berikan semacam obat tetes mata yang berfungsi untuk membuat kornea mata kebal. Kemudian sudut di antara iris dan korne akan di lakukan pemeriksaan gonioskopi untuk melihat apakah kondisi sudut tersebut terbuka atau tertutup. Dokter akan meneteskan obat tetes mata untuk melebarkan pupil agar kerusakan pada saraf optik dapat di ketahui. Pasien mungkin penglihatanya akan sedikit manjadi kabur. Namun kondisi ini merupakan efek samping dari pupil yang terbuka dan terbilang aman. Dengan begitu dokter akan mengetahui cara yang tepat untuk mengobati glaukoma.

Pengobatan Glaukoma

Ketika telah mengetahui akan kondisi mata yang mengalami glaukoma, maka sebaiknya lakukan langkah penanganan untuk mencegah berkembangya glaukoma. Langkah penanganan yang di lakukan sifatnya menyelamatkan penglihatan yang masih ada dan memperlambat perkembangan glaukoma. Namun penglihatan yang sudah hilang akibat glaukoma umumnya tidak dapat di lakukan langkah pemulihan.

Untuk mengobati mata yang mengalami glaukoma, baiknya di lakukan oleh dokter spesialis mata. setelah malakukan langkah diagnosis, dokter dapat mengetahui kondisi mata yang mengalami glaukoma. Berikut adalah beberapa metode yang biasa di lakukan dokter untuk mengangani glaukoma.

  1. Pengobatan Obat Tetes Mata

Pada tahap awal dalam metode mangobati mata yang mengalami glaukoma, umumnya dokter akan merekomendasikan obat tets mata. obat tersebut akan membantu mengurangi tekanan pada bola mata dengan cara memperbaiki aliran dan mengurangi produksi carian alami pada mata. Umumnya jenis obat mata yang di resepkan pun dapat berbeda-beda yang di sesuaikan dengan besarnya tekanan pada bola mata yang perlu di kurangi.

Beberapa jenis obat mata yang biasa di resepkan dokter meliputi,

    • Prostaglandin

Obat jenis ini biasa menjadi resep untuk di gunakan sekali dalam sehari. Namun pemakian obat ini dapat menyebabakan risiko mata merah dan perih dan membuat kelopak mata menjadi lebih hitam. Obat yang termasuk dalam kategiri ini antara lain adalah latanoprost, travopost, dan bimatoprost.

    • Beta Bloker

Penggunaan obat tetes mata yang satu ini akan menimbulkan efek samping seperti kesulitan bernapas, detak jantung melambat dan tekanan darah menurun yang membuat badan lemas.

    • Miotic Atau Cholinergic

Obat ini dapat berfungsi untuk memperlencar aliran aques humuor pada mata sehingga mencegah perkembangan glaukoma. Obat tetes mata jensi ini seperti halnya dengan pilocarpine

  1. Terapi Laser

Ketika metode penggunaan obat mata tidak efektif dan membuahkan hasil yang baik, maka dokter akan menyarankan untuk menggunakan metode terapi laser. Sementara itu, ada beberapa jenis terapi laser yang dapat di gunakan untuk mengatasi perkembangan glaukoma. sebagai berikut.

    • Trabeculoplasty

Jenis terapi laser ini akan membantu membuka jaringan yang terhambat sehingga aqueous humuor dapat mengalir lebih lancar.

    • Iridotomi

Jenis terapi ini akan membuat lubang kecil pada iris atau selaput pelangi pada mata agar aqueous humuor dapat mengalir.

    • Cyclophotoagulation

Jenis terapi laser yang satu ini dapat mengeluarkan cairan putih dan bagian putih mata atau sklera.

  1. Prosedur Operasi

Lankah operasi merupakan metode tarakhir yang di lakukan untuk menangani mata yang mengalami penyakit glaukoma. Ketika metode penggunaan obat tetes mata dan terapi laser tidak efektif dan memberi hasil yang di inginkan, maka dokter akan menyarankan untuk melakukan metode operasi. Prosedur operasi untuk menangani glaukoma sendiri umumnya meliputi beberapa langkah. Yakni sebagai berikut,

    • Trabeculectomy

Metode operasi yang satu ini berupa pembuatan lubang pada bagian puith mata yang berfungsi untuk membuang sebagian system drainase aqueous humuor.

    • Implant

Implant merupakan metode operasi di mana mata akan di tanamkan tabung kecil yang berfungsi untuk mengalirkan produksi aqueous humuor yang berlebih di mata.

Glaukoma merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal batas usia. Penderita glaukoma berisiko dapat mengalami hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan secara permanen. Untuk langkah pencegahan kondisi mata yang mengalami glaukoma sendiri masih belum di temukan dengan pasti. Sebab gejalanya yang cederung sulit untuk di ketahui, terutama pada awal kemunculannya menjadikan glaukoma lebih sering di ketahui ketika kondisinya sudah kian memburuk. Sebagai lankah untuk mencegah kondisi ini, kamu dapat menerapkan gaya hidup sehat serta rajin memeriksakan kondisi mata ke dokter mata.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mengobati penyakit mata glaukoma. meskipun dapat terjadi pada siapa saja, namun besar kemungkinan bahwa glaukoma lenbih mudah di alami oleh orang dengan usia 60 tahun ke atas. Sekalipun begitu, anak-anak dan orang dewasa juga perlu berhati-hati akan kondisi ini.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Alodokter
  • Halodoc