Cara Untuk Mencegah Penyakit Glaukoma

Cara Untuk Mencegah Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Miningkatnya tekanan pada bola mata adalah salah satu indikasi kondisi berbahaya pada mata. Pasalnya kondisi tersebut merupakan gejala pada mata yang mengalami glaukoma. Orang mungkin lebih mengenal dengan kondisi katarak jika di bandingkan dengan kondisi glaukoma ini. Namun oerlu di ketahui, bahwa glaukoma adalah salah satu penyakit yang menyerang mata dan berisiko menyebabkan kebutaan. Untuk menanganinya sendiri, ada beberapa cara untuk mencegah glaukoma.

Mata adalah salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi dan peran yang sangat penting, terutama dalam membantu melakukan segala aktivitas. Ketika mengalami gangguan atau penyakit mata yang membuat kondisi mata tidak normal tentu hal ini juga akan berpengaruh terhadap aktivitas lainya. glaukoma adalah salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang dapat menganggu fungsi mata hingga berisiko menyebabkan kebutaan.

Glaukoma merupakan kondisi di mana adanya peningkatan tekanan pada bola mata yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. Mata yang mengalami tekanan dapat menyababkan saraf optic pada mata mengalami kerusakan. Jika saraf optic ini rusak, maka fungsi mata aka mulai menurun hingga mengalami kebutaan. Berikut ini, Kawan Mama akan membahas mengani beberapa cara untuk mencegah panyakit glaukoma. Simak penjelasanya sebagai berikut.

Penyakit Mata Glaukoma

Cara Untuk Mencegah Penyakit Glaukoma

Istilah glaukoma memang terdengar masih asing di telinga kita di bandingkan dengan penyakit mata lainya. Namun ternayata, selain dampaknya yang cukup berbahaya, banyak pula pasien yang menderita penyakit ini. Pada dasarnya, glaukoma sendiri merupakan penyakit mata di mana saraf optic yanag ada di mata mengalami kerusakan. Kondisi ini di sebabkan oleh adany peningkatan tekanan yang berlebih pada bola mata

Saraf optic sendiri merupakan saraf yang berfungsi untuk menghantarkan informasi visual yang telah di lihat dan di tangkap oleh mata menuju otak. Ketika saraf optika mengalami kerusakan, hal ini akan membuat kemampuan penglihatan pada mata menjadi menurun. Dalam kondisi yang cukup parah penderita glaukoma dapat mangalami kebutaan secara permanen.

Proses Terjadinya Galaukoma

Menurut infromasi yang di muat dalam laman Glaukoma Research Foundation menyebutkan bahwa, kisaran normal tekanan pada bola mata pada umumnya adalah di antara 10-12mmHg. Ketika tekanan tersebut cenderung terlalu rendah, maka tekstur mata akan menjadi terlalu lunak. Sementara itu, jika tekanan tersebut meningkat terlalu tinggi maka tekstur dari mata akan mengeras. Kondisi inilah yang menjadi faktor utama penyabab mata mengalami glaukoma.

Di bagian dalam mata, pada dasarnya terdapat aqueous humuor yang mengalir melalui biliki mata pada bagian depan dan keluar melalui system drainase. Proses tersebut di kenal dengan istilah trabecular meshwork. Sedangkan aqueous sendiri merupakan carian alami yang akan berfungsi untuk menjaga bentuk mata, menyuplai nutrisi, hingg membersihkan kotoran. Ketika jaringan atau proses tersebut mengalami kendala, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi mata.

Umumnya aqueous humuor akan di produksi sesuai dengan yang di butuhkan. Apabila aqueous humuor di produksi secara berlebihan atau trabecular meshwork tidak berfungsi dengan baik, maka daoat menyababkan penumupkan cairan di mata. Kondisi ini secara otomatis membuat bola mata mengalami peningkatan tekanan hingga akan berdampak dan merusak saraf mata. Kebutaan yang di sebabkan oleh kerusakan pada saraf penglihatan tidak dapat di perbaiki lagi meskipun menggunakan metode operasi

Gejala Glaukoma

Pada tahap yang cukup ringan, kebanyakan dari penderita glaukoma tidaka akan menyadari adanya glaukoma pada mata. Namun ketika kondisi glaukoma pada mata kian memburuk dan dalam tahap yang serius maka gejala-gejala akan mulai di rasakan. Umumnya mata yang mengalami glaukoma akan muncul beberapa gejala sebagai berikut.

  1. Mata memerah
  2. Nyari pada mata
  3. Sakit kepala
  4. Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  5. Rasa mual hingga muntah
  6. Mata berkabut, terutama pada bayi
  7. Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Cara Mencegah Mata Yang Mengalami Glaukoma

Langkah pencegahan merupakan hal yang penting untuk di lakukan agar mata yang mengalami glaukoma dapat pulih dan berfungsi se[erti sedia kala. Setelah mengetahui gejala-gejala munculnya penyakit glaukoma, ada beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mencegah penyakit glaukoma menyerang mata. berikut adalah cara untuk mencegah mata yang mangalami penyakit glaukoma.

  1. Menjaga Kesehatan Dan Menambah Konsumsi Vitamin A

Menjaga kesehatan adalah salah satu hal yang wajib kita lakukan agar tubuh, juga mata tetap dapat berfungsi dengan normal. Dengan menerapkan gaya hidup sehat maka akan membantu menjaga kesehatan tubuh dan mata. selain itu, kamu juga perlu untuk menambah konsumsi bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A. sebagaimana kita ketahui, vitamin A adalah jenis nutrisi yang baik untuk kesehatan mata

  1. Rajin Memeriksa Mata

Mata yang mengalami glaukoma pada dasarnya belum dapat di ketahui secara kasat mata, terutama ketika glaukoma masih dalam tahap yang ringan. Gejala mata yang mengalami glaukoma umumnya akan muncul dan terlihat ketika glaukoma sudah dalam tahap yang serius. Dalam hal ini, kamu dapat mengecek kondisi mata pada dokter mata dengan rutin untuk mengetahui apakah mata kamu mengalami glaukoma atau tidak. Jika di ketahui mata mengalami gaukoma, maka kamu dapat segera melakukan langkah pencegahan.

  1. Gunakan Obat Tetes Mata Sesuai Dengan Resep Dokter

Selain menjaga kesehatan dan menambah konsumsi vitamin A, kamu juga perlu merawat mata kamu dengan manggunakan obat tetes mata. Dalam menggunakan obat tetes mata, sebaiknya jangan gunakan obat tetes mata sembarangan. Pastikan gunakan tetes mata yang sesuai dengan resep yang di berikan oleh dokter. Hal tersebut akan lebih aman dan sesuai dengan kondisi matamu saat ini.

  1. Gunakan Pelindung Mata

Mata merupakan oragn tubuh yang bersifat sangat sensitive terhadap sesuatu yang ada di sekitar yang dapat mengenainya. Beberapa cedera yang dapat terjadi pada mata sangat berisiko menyababkan mata mengalami glaukoma. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka sebaiknya gunakan pelindung mata, terutama ketika sedang beraktivitas di luar rumah. Kamu dapat menggunakan kaca mata sebagai pelindung untuk menjaga mata dari ancaman radikal bebas.

Pada dasarnya, pencegahan penyakit glaukoma belum di temukan cara yang tepat. Sebab kondisi mata yang mengalami glaukoma tersebut cenderung terjadi dengan sendirinya, dan sulit di ketahui terutama dalam tahap awal atau kondisi ringan. Namun beberapa cara di atas di anggap dapat menjadi alternative untuk menjaga mata agar terhindar dari penyakit glaukoma. Selain itu, rajin memeriksa mata juga erlu untuk di lakukan agar kondisi mata dapat di ketahui, serta dapat melakukan penanganan yang tepat pada mata yang mengalami penyakit glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberapa cara untuk mencegah penyakit glaukoma yang menyerang mata. penyakit glaukoma merupakan penyakit yang menyerang mata dan dapat menyebabkan kebutaan secara permanen pada penderitanya. Karenanya perlu segera melakukan penanganan untuk mencegah perkembangan penyakit ini.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Halodoc
  • Klikdokter
Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Gangguan penglihatan adalah salah satu kondisi masalah kesehatan yang umum di alami oleh kebanyakan orang. Bahkan beberapa jenis penyakit mata sangat berbahaya karena dapat menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Salah satu jenis gangguan penglihatan atau penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan adalah glaukoma. Sementara itu, kondisi ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis penyakit mata glaukoma.

Umumnya, banyak orang mungkin masih asing dan belum mengerti dengan penyakit mata yang satu ini dan lebih familiar dengan penyakit katarak. Namun perlu di ketahui, bahwa glaukoma merupakan penyakit yang terjadi pada saraf mata yang dapat menyababkan kebutaan dan menjadi penyakit kedua setelah katarak. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan terjadi di seluruh dunia. Dalam kasus yang lebih parah, mata dari penderita glaukoma dapat kehilangan fungsi penglihatan atau kondisi kebutaan secara permanen

Penderita glaukoma umumnya akan merasakan kondisi di mana fungsi penglihatan yang mulai menurun. Hal ini terjadi akibat saraf optic pada mata yang menglamai kerusakan. Kondisi glaukoma di mana saraf optic mengalami kerusakan akibat adanya peningkatan tekanan pada bola mata. Dalam kondisi yang cukup parah, penderita glaukoma ini berisiko mengalami hilangnya fungsi penglihatan atau kebutaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Kawan Mama rangkum informasi mengenai beberapa jenis penyakit mata glaukoma.

Mata Yang Mengalami Glaukoma

Beberapa Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Mata yang mengalami panyakit glaukoma pada dasarnya, merupakan kondisi di mana saraf pada mata, tepatnya saraf optic (penglihatan) mengalami kerusakan. glaukoma ini umumnya di sebabkan oleh bola mata yang mengalami peningkatan tekanan yang berlebih. Saraf optic sendiri adalah saraf yang akan menghantarkan informasi visual ke otak yang tadinya di tangkap oleh mata. Ketika saraf optik mengalami kerusakan, maka secara otomatis kemampuan penglihatan akan semakin menurun.

Saraf optic mata pada dasarnya terdiri dari jutaan serat saraf. Sedangkan proses penglihatan sendiri berupa cahaya suatu benda di pantulkan ke mata dan di teruskan oleh kornea ke lensa untuk di fokuskan. Kemudian akan di teruskan ke retina yang akan mengirimkan sinyal gambar ke otak melalui saraf optic mata. Ketika saraf optic mengalami kerusakan, maka secara otomatis, mata akan mempengaruhi dan manganggu fungsi penglihatan menjadi tidak normal.

Umumnya kondisi mata di mana saraf optiknya mengalami kerusakan akan muncul beberapa gejala. Seperti mata yang memerah, rasa nyeri di mata, penglihatan yang kabur hingga membuat perut menjadi mual dan muntah. Kondisi ini membuat penderitanya harus segera melakukan langkah penanganan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya risiko hilangnya fungsi penglihatan. Sebab kondisi sangatlah riskan akan risiko terjadinya kebutaan hingga permanen.

Penderita Glaukoma

Kebanyakan studi menunjukkan bahwa peningkatan tekanan pada bola mata merupakan salah satu faktor yang sangat berisiko menyebabkan rusaknya saraf optic. Glaukoma adalah penyakit yang menyerang mata yang pada umumnya dapat di alami oleh siapa saja tanpa mengenal adanya batasan usia. Namun kebanyakan kasus yang terjadi, glaukoma lebih banyak di alami oleh orang dengan usia lanjut. Namun tentunya anak-anak dan orang dewasa perlu mewaspasai kondisi ini.

Di lansir dari laman yankes,kemkes mnyebutkan bahwa, direktorat jendral pelayanan kesehatan (ditjen yankes) yang mengutip dari data world health organization yang membahas menganai glaukoma. Informasi yang di tayangkan dalam rangka World Glaukoma Week Tahun 2017 tersebut menyatakan bahwa dari 285 juta orang di dunia mengalami gangguan penglihatan di mana 14% di antaranya mengalami kebutaan.

Dari 39 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan tersebut, 8% di antara jumlah tersebut mengalami kebutaan akibat glaukoma. Angka ini di perkitakan akan semakin meningkat hingga di tahun 2020 dengan proporsi terbanyak di wilayah asia dan afrika. Angka tersebut tentunya merupakan angka yang cukup tinggi dan menghawatirkan. Sebab kondisi tersebut dapat menyababkan hilangnya fungsi pengihatan atau kebutaan secara permanen.

Jenis Penyakit Mata Glaukoma

Pada dasarnya, secara etiologi atau berdesaran faktor penyebabnya, galukoma di klasifikasikan menjadi 3 macam. Yakni glaukoma primer, sekunder dan kongential. Glaukoma primer adalah jenis panyakit glaukoma yang tidak di ketahui dengan pasti faktor penyebabnya. Sedangkan glaukoma sekunder merupaka  panyakit glaukoma yang di ketahui faktor panyababny. Yakni seperti halnya dengan riwayat penyakit lain berupa katarak atau diabetes, hingga trauma atau kecelakaan dan lain sebagainya.

Sementara glaukoma kongential merupakan glaukoma yang di temukan sejak bayi di lahirkan. Umumnya, kondisi ini di sebabkan oleh perkembangan system pembuangan dalam mata yang gagal atau kurang lengkap hingga mengakibatkan meningkatnya tekanan pada saraf optic. Kondisi ini terbilang cukup jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa ini merupakan penyakit keturunan.

Berdasarkan klasifikasi di atas, glaukoma dapat di golongkan menjadi beberpa jenis di mana sebaian besar masuk ke dalam klasifikasi glaukoma primer. Berbagai jenis glaukoma cenderung memiliki gejala dan panyabab yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Glaukoma Sudut Terbuka (Primer)

Glaukoma sudut terbuka atau biasa di sebut glaukoma kronis merupakan salah satu jenis dari glaukoma kronis. Jenis glaukoma yang satu ini merupakan jenis glaukoma yang paling sering menyababkan kebutaan pada penderitanya. Kondisi ini terjadi akibat system vaskularisasi yang kurang baik. Mata secara otomatis akan selalu memproduksi cairan alami yang nantinya akan di keluarkan.

Sudut atau bilik mata merupakan tempat bertemunya kornea dan iris yangjuga menjadi tempat pembuangan. Glaukoma sudut terbuka merupakan gangguan vaskularisasi di dalam saluran pembuangan sehingga menyebabkan pembuangan cairan tidak lancar. Gangguan ini akan menyababkan meningkatnya tekanan secara perlahan yang akan merusak saraf optic pada mata hingga mata mengalami glaukoma.

  1. Glaukoma Sudut Tertutup (Primer)

Glaukoma sudut tertutup adalah kondisi kebalikan dari glaukoma sudut terbuka. Pada kondisi glaukoma sudut tertutup, berupa cairan alami pada mata tidak dapat keluar atau menembus sudut tersebut. Kondisi ini terjadi akibat sudut yang tertutup oleh sebagian dari iris. Kondisi ini akan mengakibatkan cairan lama tidak dapat keluar sehingga mengendap dan menyababkan peningkatan tekanan pada bola mata.

  1. Glaukoma Tekanan Normal

Glau koma tekanan normal atau Normal-Tension Glaukoma) merupakan bentuk lain dari glaukoma primer sudut terbuka di mana bola mata mendapat tekanan yang normal. Pada dasarnya, tekanan bola mata berkisar antara 12 hingga 22mmHg. Jika tekanan di atas angka tersebut maka ini merupakan gejala dari glaukoma. Sampai saat ini, masih belum di temukan penyebab dari kondisi ini.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang berisiko menyababkan kondisi glaukoma jenis ini. Seperti saraf optic yang sensitive, kurangnya aliran darah yang menyuplai saraf optic, riwayat genetik atau keturunan hingga riwayat penyakit jantung sistemik.

  1. Glaukoma Kongential

Glaukoma kongential merupakan istilah bagi bayi yang baru lahir dan mengalami kondisi glaukoma. Meski begitu, kondisi ini terbilang jarang di temukan. 1 dari 10.000 bayi yang lahir memiliki kecacatan pada matanya. Kondisi ini membuat cairan alami pada mata tidak dapat terbuang dengan baik sehingga akan mengendap dan meningkatkan tekanan pada mata.

Umumnya kondisi ini dapat di ketahui dengan melihat beberapa gejala yang muncul. Seperti, Ada bercak noda yang keruh di mata, sensitive terhadap cahaya, mata berair dan mata terlihat lebih besar dari ukurn normal. Selain glaukoma kongential, ada jenis glaukoma lain yang biasa terjadi pada anak-anak, yakni glaukoma pediatric.

  1. Glaukoma Noevaskular

Kondisi ini terjadi ketika mata memiliki pembuluh darah yang berlebih. Pembuluh darah, tersebut bisa menutupi bagian mata yang seharusnya mengalirkan cairan mata ke drainase yang mengakibatkan tekanan pada bola mata menjadi meningkat. Umumnya kondisi ini akan memunculkan beberapa gejala, seperti sakit mata, mata memerah hingga penglihatan kabur. Kondisi ini biasanya di sebabkan oleh penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, seperti darah tinggi atau diabetes.

  1. Glaukoma Pigmentasi

Kondisi ini terjadi ketika pigmen atau warna pada iris mata pecah sehingga lepada dari iris. Pigmen yang terlepas tersebut akan akan menutupi saluran cairan mata sehingga mambuat tekanan pada bola mata menjadi meningkat. Pengidap rabun jauh sangat rentan mengalami kondisi ini. Umumnya kondisi ini akan menimbulkan gejala, seperti penglihatan buram dan seperti melihat cincin berwarna yang menyerupai pelangi, terutama ketika melihat cahaya langsung.

  1. Glaukoma Uveitis

Kondisi ini terjadi pada seseorang yang menderita uveitis. Uveitis merupakan salah satu jenis peradangan pada mata yang berisiko menyababkan glaukoma. Bahkan 2 dari 10 penderita uveitis mengalami glaukoma. Pada dasarnya para ahli belum yakin dengan pasti bagaimana uveitis dapat menyebabkan glaukoma. Namun peradangan pada jaringan tengah mata di duga dapat menyebabkan glaukoma. Kondisi ini juga dapat di perburuka akibat efek penggunaan obat kortikosteroid.

Selain beberapa jenis penyakit glaukoma di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami glaukoma, seperti halnya usia. Glaukoma memang lebihs sering menyerang dan terjadi pada orang dengan usia lanjut, yakni 60 tahhun ke atas. Kondisi ini juga rawan terjadi dan sangat berisiko bagi orang yang memiliki riwayat keluarga dengan panyakit yang sama. Selain itu, glaukoma juga seringkali menyerang orang yang menggunakan obat-obatan tertentu dalam jangka waktu yang panjang, seperti kortikosteroid. Riwayat penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga panyakit anemia juga dapat memicu terjadinya glaukoma.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai beberapa jenis penyakit mata glaukoma. Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang sangat berbahaya karena dapat menyababkan hilangnya fungsi penglihatan ata kebutaan secara permanen. Karenanya perlu segera melakukan langkah pencegahan pabila gejala kondisi ini muncul.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Hellosehat
Kenali Gejala Dan Penyebab Mata Mengalami Glaukoma

Kenali Gejala Dan Penyebab Mata Mengalami Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Mata adalah bagian dari organ tubuh yang memiliki peran penting sebagai alat bantu untuk penglihatan. Aktivitas sehari-hari dapat di lakukan dengan mudah juga karena mata yang berfungsi dan membantu kita menjalankannya. Namun beberapa kondisi, seperti beratnya tekanan pada mata dapat menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada saraf mata. Kondisi mata yang mengalami tekanan dan kerusakan saraf di sebut juga dengan istilah galukoma. Kondisi tersebut tidak lepas dari adanya gejala dan penyebab yang membuat mata mengalami glaukoma.

Kebanyakan orang mungkin masih asing dengan penyakit mata yang satu ini dan lebih familiar dengan penyakit katarak. Namun perlu di ketahui, bahwa glaukoma merupakan penyakit yang terjadi pada saraf mata yang dapat menyababkan kebutaan dan menjadi penyakit kedua setelah katarak. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan terjadi di seluruh dunia. Dalam kasus yang lebih parah, mata dari penderita glaukoma dapat kehilangan fungsi penglihatan atau kondisi kebutaan secara permanen.

Kondisi Glaukoma

Kenali Gejala Dan Penyebab Mata Mengalami Glaukoma

Pada dasarnya, glaukoma merupakan kondisi di mana saraf pada mata, tepatnya saraf optic (penglihatan) mengalami kerusakan. Kondisi ini umumnya di sebabkan oleh bola mata yang mengalami peningkatan tekanan yang berlebih. Saraf optic sendiri adalah saraf yang akan menghantarkan informasi visual ke otak yang tadinya di tangkap oleh mata. Ketika saraf optika mengalami kerusakan, maka secara otomatis kemampuan penglihatan akan semakin menurun.

Umumnya kondisi mata di mana saraf optiknya mengalami kerusakan akan muncul beberapa gejala. Seperti mata yang memerah, rasa nyeri di mata, penglihatan yang kabur hingga membuat perut menjadi mual dan muntah. Kondisi ini membuat penderitanya harus segera melakukan langkah penanganan atau pengobatan untuk mencegah terjadinya risiko hilangnya fungsi penglihatan. Sebab kondisi sangatlah riskan akan risiko terjadinya kebutaan hingga permanen.

Mata Yang Mengalami Glaukoma

Di bagian dalam mata, pada dasarnya terdapat aqueous humuor yang mengalir melalui biliki mata pada bagian depan dan keluar melalui system drainase. Proses tersebut di kenal dengan istilah trabecular meshwork. Sedangkan aqueous sendiri merupakan carian alami yang akan berfungsi untuk menjaga bentuk mata, menyuplai nutrisi, hingg membersihkan kotoran. Ketika jaringan atau proses tersebut mengalami kendala, maka akan menimbulkan dampak buruk bagi mata.

Umumnya aqueous humuor akan di produksi sesuai dengan yang di butuhkan. Apabila aqueous humuor di produksi secara berlebihan atau trabecular meshwork tidak berfungsi dengan baik, maka daoat menyababkan penumupkan cairan di mata. Kondisi ini secara otomatis membuat bola mata mengalami peningkatan tekanan hingga akan berdampak dan merusak saraf mata. Kebutaan yang di sebabkan oleh kerusakan pada saraf penglihatan tidak dapat di perbaiki lagi meskipun menggunakan metode operasi.

Panyebab Mata Mengalami Glaukoma

Pada dasarnya, penyebab utama yang membuat mata mengalami kondisi glaukoma adalah peningkatan tekanan pada mata atau di sebut tekanan intraocular). Umumnya kondisi ini di sebabkan oleh adana produksi cairan mata yag berlabihan, hingga di sebabkan oleh saluran pembuangan yang terhalang oleh adany cairan tersebut. peningkatan tekanan ini akan membuat kerusakan pada serabut saraf retina yang merupakan jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata, dan saraf optic yang akan menghubungkan mata ke otak.

Menurut infromasi yang di muat dalam laman Glaucoma Research Foundation menyebutkan bahwa, kisaran normal tekanan pada bola mata pada umumnya adalah di antara 10-12mmHg. Ketika tekanan tersebut cenderung terlalu rendah, maka tekstur mata akan menjadi terlalu lunak. Sementara itu, jika tekanan tersebut meningkat terlalu tinggi maka tekstur dari mata akan mengeras. Kondisi inilah yang menjadi faktor utama penyabab mata mengalami glaukoma.

Untuk menjaga tekanan intraocular dalam sekala atau batas normal, cairan alami yang terdapat di mata haruslah terbuang melalui sudut drainase yang ada di mata. sudut drainase tersebut terletak pada titik pertemuan antara iris dan kornea mata. selin itu, sudut drainase yang tidak berfungsi dengan baik akan membuat cairan mata yang di produksi menjadi semakin banuak dan mengendap karena tidak dapat di keluarkan dari mata.

Gejala Mata Yang Mengalami Glaukoma

Kondisi mata yang mengalami glaukoma kronis, umumnya akan membuat penglihatan penderita glaukoma menjadi semakin menurun. Peningkatan tekanan bola mata, biasanya muncul secara perlahan dan kerusakan yang di timbulkan pun terjadi secara bertahap. Sementara itu, seringkali penderita mata glaukoma tidak manyadari tanda-tanda atau gejala yang muncul akibat kondisi ini. Ketika mata yang mengalami glaukoma masuk dalam tahap yang serius, barulah pendirtanya akan menyadari adanya gangguan penglihatan.

Pada tahap awal, penglihatan tepi atau peripheral cenderung mulai buram dan hilang. Kondisi ini layaknya seperti tengah melihat ke dalam lorong di mana tidak terlihat apapun pada sisi kiri dan kanan. Kemudian penglihatan sentral atau focus mata akan mulai menghilang. Ketika kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, penderita glaukoma akan umumnya akan mengeluhkan kondisi mata yang mengalami hilangnya fungsi penglihatan.

Kondisi ini biasanya hanya terjadi pada salah satu mata saja, sedangkan mata yang satunya lagi masih dapat melihat dengan normal. Selain itu, berikut adalah beberapa gejala yang umumnya terjadi pada penderita mata glaukoma.

  1. Mata memerah
  2. Nyari pada mata
  3. Sakit kepala
  4. Melihat bayangan lingkaran pada sekeliling cahaya
  5. Rasa mual hingga muntah
  6. Mata berkabut, terutama pada bayi
  7. Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat obyek sama sekali.

Penutup

Pada dasarnya, glaukoma merupakan gangguan penglihatan atau penyakit mata yang di tandai dengan adanya kerusakan pada saraf mata. kondisi ini terjadi akibat adanya peningkatan tekanan yang terjadi pada bola mata. penyakit mata yang satu ini umumnya dapat di alami oleh siapa saja tanpa mengenal batasan usia. Namun kondisi ini biasanya lebih sering di alami orang dengan usia lanjut. Gejala dan penyebab mata glaukoma menjadi poin penting untuk di katahui. Sebab mata yang mengalami glaukoma, apabila tidak sgera di tangani akan menyababkan hilangnya fungsi penglihatan. Dalam kasus yang lebih buruk, kondisi ini kan membuat penderitanya mengalami kebutaan hingga permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama menganai gejala dan penyebab mata mengalami kondisi glaukoma. Berdasarkan penjelasan di atas, glaukoma merupakan penyakit mata yang sangat berbahaya karena risiko kebutaan secara permanen. Karenanya perlu adanya langkah pencegahan atau pengobatan sesegera mungkin.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Klinikmatanusantara
  • Klikdokter
Risiko Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Risiko Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Hallo Kawan Mama, Jika kamu adalah seseorang yang memiliki kondisi mata minus, maka sebaiknya segera atasi dengan melakukan langkah pengobatan atau perawatan mata. Pasalnya, bila kondisi mata minus di biarkan, maka kondisi tersebut dapat menyebabkan kondisi penglihatan semakin memburuk hingg risiko komplikasi akibat mata minus. Karenanya, penting untuk merawat dan rajin untuk periksa kondisi mata pada dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Mata minus atau rabun atau dalam istilah medis di sebut miopia merupakan salah satu kelainan atau gangguan pada fungsi penglihatan. Umumnya penderita mata minus akan mengalami kondisi di mana mata masih dapat melihat objek yang letaknya dekat. Namun pada objek yang letaknya jauh, mata tidak dapat melihat objek tersebut sehingga pandangan menjadi tidak jelas atau kabur. Pada kondisi normal, bayangan dari objek jatuh tepat focus pada retina. Namun dalam kondisi mata minus, bayangan yang jatuh tidak tepat pada retina, melainkan jatuh di depan retina. Kondisi inilah yang menyebabkan mata tidak dapat melihat objek yang letaknya jauh. Apabila di biarkan berlangsung begitu saja, kondisi ini dapat mejadi semakin parah akibat beberapa faktor yang tidak kita sadari.

Pada seseorang yang mengalami kondisi mata minus, membuat mata memerlukan adanya alat bantu penglihatan agar dapat melihat objek yang letaknya jauh. Kaca mata atau lensa kontak adalah alat abntu penglihatan yang biasa di gunakan oleh penderita mata minus. Namun tentunya perlu adanya langkah perawatan atau pengobatan agar kondisi mata minus tidak dapat bertambah parah. Berikut ini, Kawan Mama akan membahas mengenai beberapa risiko akibat mata minus atau rabun jauh.

Beberapa Risiko Komplikasi Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Risiko Akibat Kondisi Mata Minus Atau Rabun Jauh

Pada dasarnya, agar dapat melihat dengan jelas, ada dua bagian dari mata yang harus berfungsi dengan baik. Yaitu kornea mata dan juga lensa mata. Kondisi mata normal pada kedua bagian mata yang berfungsi memfokuskan cahaya yang di lengkungkan halus seperti permukaan kelereng. Bentuk ini akan membiaskan (me-refraksikan) cahaya yang masuk sehingga dapat jatuh tepat pada retina. Kondisi mata minus memiliki bola mata dengan tekstur yang lebih panjang sehingga cahaya yang masuk tidak dapat di refraksikan ke retina.

Untuk mengetahui kondisi ketajaman mata akan di ukur dengan system Snellen. Umumnya dokter mata akan menggunakan phoropter yang merupakan alat pengukur tingkat keminusan mata. Pengecekan lensa tidak hanya di lakukan sekali, melainkan di ganti hingga mendapatkan hasil visual yang paling tajam bagi penderita mata minus atau rabun jauh. Pasien akan di minta untuk melihat grafik Snellen yang berisi sebelas baris huruf capital. Semakin kebawah, huruf akan semakin kecil.

Di lansir dari laman Sehatq Mata orang normal, biasanya angka Snellen akan mencapai 20/20. Angka tersebut menunjukkan bahwa mata dapat melihat dengan jelas pada objek dengan jarak hingga 60 kaki atau 18 meter. Penderita mata minus atau rabun jauh akan memiliki angka yang lebih besar, yakni 20/60. Angka ini menunjukkan seseorang dapat melihat dengan jelas pada jarak 20 atau 6 meter saja. kondisi mata minus atau rabun jauh jika di biarkan akan semakin bertambah parah dan menyebabkan beberapa risiko kondisi mata yang berbahaya.

Berikut ini adalah beberapa risiko mata minus atau rabun jauh.

  1. Retina Yang Terlepas

Penderita mata minus atau rabun jauh yang memiliki ukuran minus yang cukup tinggi berpotensi akan mengalami risiko kondisi mata di mana retinanya terlepas (ablasio mata). Bahkan dalam sebuah peelitian yang terbit pada Journal of The Association  of Basic Medical science menyebutkan bahwa orang dengan ukuran minus mata ukuran -3,5 D hingga -7,49 D ke aras berisiko mengalami kerusakan pada retina yang mengarah pada ablasio retina.

Penelitian dalam jurnal Clinical Picture menyebutkan bahwa risiko lepasnya retina mata lebih tinggi pada penderita miopi atau mata minus karena kelainan mata yang cenderung parah. Akibat bentuk bola mata yang memanjang, risiko ablasio mata semakin tinggi. Karena kondisi minus mata yang tinggi akan manyebabkan retina semakin menipis hingga berisiko robek dan terlepas. Bahkan penelitian tersebut menyebutkan ukuran mata minus tinggi mencapai 15 hingga 200 kali lebih besar di bandingkan dengan mata normal.

  1. Myopic Maculopathy

Selain risiko ablasio mata atau retina yang terlepas, mata dengan ukuran minus tinggi juga berpitensi mengalami risiko Myopic maculopathy. Myopic maculopathy adalah kondisi di mana macula tidak dapat berfungsi dengan normal. Macula sendiri merupakan bagian dari mata yang berfungsi membuat pandangan menjadi tajam hingga detail pada warna dan bagian lainya. mata minus memiliki bola mata yang memanjang sehingga menyababkan menurunnya fungsi macula secara sigifikan akibat perubahan pada sel atau degenderasi macula.

Seseorang yang memiliki mata minus tinggi jika di biarkan akan mengalami kondisi degdnerasi makula. Kondisi ini akan menyebabkan hilangnya penglihatan di bagian tengah (Central Vission Loss). Pada sebuah riset yang yang telah terbit dalam jurnal Optometry and Vision Science menyebutkan bahwa setiap kenaikan -01,00 risiko terkena myopic maculopathy akan meningkat hingga mencapai 67 %.

  1. Glaucoma

Penderita mata minus juga berpotensi mengalami riskio kondisi glaucoma. Glaucoma sendiri pada dasarnya merupakan mata yang mengalami kerusakan akibat tekanan pada bola mata yang meningkat. Umumnya, peningkatan tekana tersebut terjadi akibat gangguan pada system aliran cairan mata hingga menyebabkan kerusakan saraf mata. Pada dasarnya, setiap mata memiliki system aliran cairan mata atau Aqueous Humour ke dalam pembuluh darah yang juga berfungsi menjaga bentuk mata dan mensuplai nutrisi hingga membersihkan kotoran mata.

Mata yang mengalami gangguan akan menyebabkan adanya penimbunan cairan aqueous  humour dan meningkatkan tekana bola mata (hipertensi ocular) yang kemudian akan merusak saraf optic. Meski tidak selalu mengalami kondisi macula, nemun penderita mata minus memiliki risiko tinggi akan glaucoma. Kondisi ini membuat penderitanya membutuhkan bantuan medis atau dokter untuk mengatasinya. Apabila tidak sgera di atasi, maka kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen.

  1. Katarak

Salah satu kondisi kelainan mata atau gangguan penglihatan yang paling serung terjadi akibat mata minus adalah katarak. Mata minus atau rabun jauh dapat menyebabkan kondisi belakang lensa atau bagian tengah lensa berkeruh. Pada bagian tengah lensa yang mengalami pengeruhan tersebut di sebut dengen kondisi katarak nuklir. Sedangkan bagian belakang lensa yang mengalami pengeruhan di sebut dengan istilah katarak subcapsular posterior.

Umumnya, bentuk dari bola mata yang memanjang akibat kondisi mata minus atau rabun jauh akan mempengaruhi kualitas cairan dalam lensa. Hal tersebut akan berdampak pada daya retraktif lensa yang mengatur focus penglihatan. Menurut dokter Tjahjono D Gondhowiarjo  dari Rumah Sakit Mata JEC Kedoya, Jakarta barat menyebutkan bahwa “Proses katarak makin cepat pada mata dengan kondisi minus tinggi.

Kondisi katarak pada dasarnya dapat di atasi tanpa operasi, melainkan dengan menjaga kebutuhan nutrisi, membatasi asupan gula dan melindungi mata dari sinar UV. Namun dalam kondisi yang cukup parah, kataral memerlukan langak operasi untuk menyembuhkan dan membuat kondisi mata menjadi pulih. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan pemderitanya mengalami kebutaan.

Kondisi mata minus sebenarnya tidak akan bertambah parah apabila di rawat dengan baik dan rajin melakuakan control untuk menjaga kondisi mata. Hindari menggunakan kaca mata yang tidak sesuai, karena hal tersebut berpotensi menyebabkan kondisi mata minus semakin tinggi. kondisi mata minus dapat di ketahui dengan menggunakan grafik Snellen dan phoropter. Angka yang muncul dapat menjadi patokan untuk menggunakan kaca mata atau lensa dengan ukuran yang sesuai. Jika tidak ingin menggunakan kaca mata, kamu bisa mengobati kondisi mata minus dengan melakukan operasi LASIK atau PRK.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai risiko kondisi mata minus atau arabun jauh. Sayangai mata kamu mulai sekarang dengan menjaga dan merawat serta rajin memeriksa agar kondisi mata tidak memburuk dan terhindari dari penyakit mata yang berbahaya.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Health.kompas
  • Sehatq
Mencegah Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Mencegah Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Kondisi mata yang sehat tentu akan sangat baik bagi pemiliknya, terutama ketika hendak melakukan segala aktivitas sehari-hari. Karena kondisi mata yang sehat tentu akan sangat membantu untuk melihat objek di sekitarnya dengan baik dan jelas. Namun kondisi mata yang mengalami gangguan atau kelainan tentu akan membuat hal sebaliknya di mana banyak aktivitas yang akan terhambat dan tidak bisa di lakukan. Salah satu kondisi kelainan mata yang cukup berbahaya adalah penyakit glaukoma yang bahkan dapat menyebabkan komplikasi hingga kebutaan. Meski demikian, beberapa cara di yakni mampu mencegah komplikasi akibat penyakit glaukoma.

Masalah kesehatan memang menjadi satu bahasan yang tidak ada habisnya, termasuk gangguan penglihatan. Sebab gangguan penglihatan sendiri merupakan salah satu kondisi medis di mana semakin hari ke hari penderitanya semakin bertambah, termasuk penyakit glaukoma. Penyakit glaukoma sendiri pada dasarnya merupakan salah satu jenis gengguan atau kelainan refraksi yang termasuk ke dalam jenis penyakit mata dengan kondisi yang cukup berbahaya bagi penderitanya. Selain itu,  kondisi ini juga dapat terjadi dan di alami oleh semua orang.

Meskipun dapat terjadi dan di alami oleh semua orang, kondisi ini pada umumnya lebih mudah di alami oleh orang dengan usia llanjut, yakni 50-60 tahun ke atas. Namun beberapa faktor dapat menyebabkan penyakit glaukoma muncul pada usia dewasa hingga anak-anak. Dalam sebuah penlitian oleh Universitas tiongkok di hongkong dan tiga rumah sakit pada tahun 2005 hingga 2009. Penelitian ini menunjukkan bahwa 67% dari pasien glaukoma tidak bisa melihat rute bis. Dan 65% kesulitan menaiki tangga dan 53% menjadi cenderung temperament.

Umumnya, mata yang mengalami penyakit glaukoma akan mengalami gejala-gejala yang akan membuat rasa tidak nyaman. Selain itu, kondisi ini juga akan menyebabkan penurunan fungsi dan kualitas penglihatan. Bahkan dalam kondisi yang lebih buruk, penyakit glaukoma dapat menyebabkan beberapa komplikasi hingga kebutaan permanen. Untuk itu, berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai beberapa cara untuk mencegah komplikasi akibat penyakit glaukoma. Berikut adalah penjelasannya.

Kenali Kondisi Penyakit Glaukoma

Mencegah Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Pada dasarnya, penyakit glaukoma merupakan salah satu kondisi masalah kesehatan yang cukup jarang terjadi. Namun ketika mata mengalami kondisi ini maka akan menganggu fungsi penglihatan. Akibatnya focus dan ketajaman penglihatan akan terganggu. Dalam kondisi yang lebih buruk, penyakit glaukoma dapat menyebebabkan kebutaan pada penderitanya. Bahkan penyakit glaukoma merupakan salah satu kelainan refraksi penyebab kebutaan terbesar di dunia setelah penyakit katarak yang menempati posisi nomer satu.

Umumnya, penyakit glaukoma yang menyerang mata berupa adanya keruskan pada jaringan penglihatan. Dalam hal ini kjaringan terebut berupa saraf optik sebagai pengantar informasi ke otak. Pada dasarnya, dalam proses terjadinya pengihatan, mata akan melihat pada objek kemudian cahaya objek tersebut akan masuk ke mata dan di tagkap oleh lensa mata. Cahaya tersebut akan melewati lena mata dan di biaskan oleh kornea mata menuju retina dan menjadi sebuah informasi visual dari gambaran objek.

Cahaya objek yang telah di rubah menajdi informasi visual ini akan di kirimkan oleh retina menuju ke otak. Namun untuk sampai ke otak, informasi visual tersebut akan di rubah terlebih dahulu menjadi sinyal listrik yang nantinya akan di kirimkan ke otak melalui saraf optik. Sinyal listrik inilah yang akan di olah oleh otak menjadi gambaran objek yag terlihat dengan jelas. namun kerusakan pada saraf optik inilah yang menyebabkan fungsi dan kualitas penglihatan ini mengalami penurunan.

Umumnya, kerusakan pada saraf optik ini terjadi akibat adanya peningkatan tekanan yang di alami oleh bola mata. Pada dasarnya setiap dari system pengllihatan manusia akan memproduksi cairan mata atau di sebut dengan cairan aqueous humor sebagai nutrisi untuk mata. Namun dalam satu kondisi, produksi cairan aqueous humor ini mengalami peningkatan yang menyebabkan cairan tidak dapat di serap atau di olah dengan baik oleh system penglihatan. Akibatnya cairan tersebut akan menumpuk dan menggumpal hingga menyebabkan penigkatan pada bola mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik.

Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Umumnya dalam proses kemunculan penyakit glaukoma ini sering kali terjadi tanpa menimbulkan adanya gejala yang signfikan. Hal ini sering kali membuat mata yang mengalami penyakit glaukoma baru di sadari ketika memasuki kondisi yang serius. Pada tahap awal sendiri, penyait glaukoma biasanya akan menyebabkan gejala penurunan penglihatan secara perlahan. Hal ini dapat di tandai dengan adanya lingkaran putih yang menutupi lensa mata, serta panglihatan tepi atau peripheral yang terhalang yang membuat penglihatan kian menyempit.

Kondisi mata yang mengalami glaukoma dapat mengalami perkemabnagan menjadi lebih buruk. Bahkan hal ini dapat terjadi lebih cepat akibat beberapa kondisi tertentu. Tanpa adanya langkah pengoreksian yang tepat maka hal ini akan menyebabkan terjadinya risiko komplikasi. Menurut laman hellosehat, Penyakit glaukoma ini biasanya data menyebabkan komplikasi berupa munculnya penyakit hipotoni, hifema, pendarahan suprakoroid. Bahkan dalam kondisi yang terburuk, penyakit glaukoma ini dapat menyebabkan terjadinya kebutaan secara permanen.

Mencegah Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Dalam menangani kondisi ini umumnya dokter akan melakukan langkah pemeriksaan terlebih dahulu. Dalam hal ini dokter akan melakukan pemeriksaan berupa wawancara terhadap kondisi dan riwayat yang di alami oleh pasien. Selain iitu, dokter juga akan melakukan langkah pemeriksaan fisik untuk mengetahui dengan lebih jelas kondisi kesehatan yang sedag terjadi pada mata pasien. Setelah itu pemeriksaan penunjang juga akan di lakukan untuk menangani kondisi tersebut.

Dalam menaganai kondisi ini sendiri umumnya dalam tahap awal akan di lakukan langkah penanganan dengan menggunakan obat tetes mata. Selain menggunakan obat tetes mata, umumnya juga akan di lakukan prosedur medis berupa metode laser untuk glaukoma. Umumnya metode ini akan di gunakan untuk untuk menangani glaukoma sudut tertutup yang bernama iridotomy. Sedangkan pada glaukoma sudut terbuka akan di gunakan metode laser trabekuloplasti. Sedangkan pada tahap terakhir, biasanya akan di lakukak operasi pembedahan untuk membuang cairan yang menumpuk dan menyebabkan kerusakan pda saraf optik.

Dalam upaya untuk mencegah penyakit glaukoma sendiri belum di temukan dengan pasti. Namun tentunya perlu usaha untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat glaukoma. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyakit glaukoma.

  1. Pemeriksaan Mata Dengan Rutin

Pada dasarnya, pemeriksaan mata dengan rutin merupakan hal yang perlu untuk di lakukan. Hal ini perlu untuk di lakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan mata. Maka untuk penderita penyakit glaukoma sendiri, pemeriksaan mata dengan rutin juga perlu untuk di lakukan. Orang dewasa  menjalani pemerikssan glaukoma setiap 3-5 tahun sekali. Sementara orang berusia 40 tahun ke atas perlu adanya pemeriksaan 1-2 tahun sekali. Sedangkan untuk penderita glaukoma sendiri harus lebih sering melakukan pemeriksaan mata untuk mengetahui kondisi kesehatan mata dan perkembangan glaukoma.

  1. Melindungi Mata

Selain melakukan pemeriksaan dengan rutin, melindungi mata juga merpakan hal yang perlu untuk di lakukanl. Sebab bukan tidak mungkin faktor eksternal, seperti radikal bebas, polusi, hingga paparan sinar uv yang data memperburuk kondisi mata yang mengalami penyakit glaukoma. Untuk itu melindungi mata perlu untuk di lakukan agar kondisi kesehatan mata tetap terjaga dengan baik.

  1. Menjaga Tekanan Mata Dan Tetap Rileks

Pada dasarnya, penyakit glaukoma merupakan kondisi di mana adanya tekanan pada bola mata yang mengalami peingkatan. Hal inilah yang akan menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Untuk menjaga kerusakan pada saraf agar tidak bertambah, maka jaga menjaga mata agar tetap rileks dan tidak tegang perlu untuk di lakukan. Hal ini akan membuat kondisi mata tetap tenang dan akan mengurangi tekanan berlebih pada mata.

  1. Mengkonsumsi Makanan Sehat

Salah satu upaya untuk menjaga kesehatan tubuh termasuk mata adalah dengan mengkonsumsi makanan-makanan sehat. Makanan dengan kandungan antioksidan, vitamin C da A, serta lutein dan ziaxanthi perlu untuk di konsumsi untuk manjaga dan membantu memulihkan kondisi kesehatan mata. Selain mengkonsumsi makanan sehat, menghindari beberapa makanan tertentu juga pelru di lakukan. Seperti makanan dengan alcohol, atau kafein yang perlu untuk di hindari.

Penyakit glaukoma pada dasarnya merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup parah dan serius. Sebab mata yang mengalami kondisi ini umumnya akan merasakan gejala-gejala di mana penglihatanya mulai menurun secara perlahan. Namun kondisi Ini juga dapat terjadi secara tiba-tiba karena mata yang mengalami glaukoma terkadang muncul tanpa adanya gejala-gejala yang signifikan bagi penderitanya. Penyakit glaukoma sendiri apabila tidak di koreksi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Seperti halnya berbagai kondisi komplikasi yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan secara permanen.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai cara mencegah komplikasi akibat penyakit glaukoma. Kondisi mata yang mengalami penyakit glaukoma perlu untuk di koreksi dengan baik. Sebab kondisi ini  yang mengalami penyakit glaukoma dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi hingga kondisi di mana mata mengalami kebutaan secara permanen.

 

 

 

 

Sumber :

  • Sehatq
  • Hellosehat
Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah pencuri penglihatan? Pada dasarnya, pencuri penglihatan bukanlah sesorang yang mencuri penglihatan. Hal ini melainkan sebuah kondisi di mana fungsi penglihatan yang hilang baik secara tiba-tiba ataupun dengan gejala-gejala yang muncul. Dalam dunia medis sendiiri, kondisi berupa pencuri pengihatan ini di kenal dengan istilah penyakit glaukoma. Penyakit glaukoma memang di kenal sebagai sebuah kondisi medis yang dapat menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan. Namun beberapa komplikasi lain dapat terjadi akibat penyakit glaukoma.

Pada dasarnya, mata merupakan salah satu bagian dari organ tubuh yang termasuk salah satu dari panca indra. Artinya, mata ini memiliki fungsi den peran penting dalam setiap mekanisme organisasi angota tubuh. Sebagai alat penglihatan, kondisi kesehatan mata sangat menentukan kualitas hidup yang akan di jalani. Sebab kondisi kesehatan mata akan sangat mempengaruhi terhadap kualitas hidup dan segala aktivitas yang akan di lakukan. Kondisi mata yang sehat akan membuat aktvitas yang di lakukan menajdi lebih mudah. Sedangkan kondisi mata yang buruk tentu akan menyebabkan aktivitas menjadi terhambat.

Umumnya, penyakit glaukoma sendiri dapat terjadi pada siapa saja dengan berbagai kalangan usia. Namun seseorang yang memasuki usia lanjut memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini. Sebuah penelitian yang telah di lakukan oleh Universitas tiongkok di hongkong dan tiga rumah sakit pada tahun 2005 hingga 2009. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa 67% dari pasien glaukoma tidak bisa melihat rute bis, 65% kesulitan  menaiki tangga, 53% menjadi temperament. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) meyebutkan bahwa di tahun 2020 pasien penderita glaukoma bahkan sudah mencapai angka 23 juta orang.

Kondisi mata mata yang mengalami penyakit glaukoma, umumnya akan mengalami beberbagai gejala-gejala yang muncul akibat kondisi tersebut. Namun tidak jarang terjadi di mana mata yang mengalami penyakit glaukoma ini tidak menimbulkan gejala-gejala signifikan. Akibatnya, sering kali tidak di sadari bahwa kondisi mata telah terserang penyakit glaukoma. Selain menyebabkan penurunan kualitas penglihatan, glaukoma juga dapat menyebabkan gejal lainya. berikut Kawan Mama telah merangkum beberaoa informasi mengenai risiko komplikasi akibat penyakit glaukoma. Berikut adalah penjelasanya.

Mengenal Kondisi Penyakit Glaukoma

Risiko Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Umumnya penyakit glaukoma merupakan salah satu kondisi yang cenderung cukup asing di kalangan masayarakat pada umumnya. Namun perlu di ketahui bahwa penyakit glaukoma ini akan menyebabkan penurunan pada fungsi dan kualitas penglihatan. Selain itu,  penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya fungsi penglihatan yang hilang secara permanen. Bahkan penyakit glaukoma ini merupakan penyebab kebutaan nomer 2 terbesar di dunia setelah penyakit katarak.

Penyakit glaukoma yang menyerang mata ini pada dasarnya merupakan kondisi di mana adanya kerusakan pada jaringan penglihatan. Kerusakan ini pada dasarnya di alami oleh saraf optik yang mengalami peradangan. Berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya kondisi ini. Namun umumnya kondisi ini sering kali di sebabkan oleh adanya peningkatan tekanan yang di alami oleh saraf optik. Saraf optik ini memiliki fungsi penting dalam berlangsungnya proses penglihatan.

Dalam proses penglihatan sendiri, umumnya berupa adanya cahaya objek yang masuk ke mata. Cahaya objek tersebut akan di tangkap oleh lensa mata dan masuk pada kornea mata. Kornea mata ini akan membiaskan cahaya objek tersebut menjadi informasi visual pada retina mata. Kemudian, informasi visual tersebut akan di rubah menjadi sinyal listrik yang akan di kirimkan menuju ke otak. Dan di sinilah peran saraf optik untuk menghantarkan sinyal listrik tersbut menuju otak. Setelah sampai ke otak, sinyal listrik ini akan di olah dan di interpretasikan menjadi gambar yeng dapat di lihat dengan jelas.

Ketika saraf optik ini mengalami gangguan atau kerusakan, maka tentunya hal ini akan mempengaruhi fungsi dari system penglihatan itu sendiri. Kerusakan yang di alami oleh saraf optik ini umumnya di sebabkan oleh adanya peningkatan tekanan yang berlebihan. Kondisi ini tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan ada beberapa faktor yang menyebabkannya. Pada kondisi ini umumnya di sebabkan oleh adanya penumpukan cairan mata (aqueous humor) di mata.

Penyebab Dan Gejala Penyakit Glaukoma

Menurut laman Glaucoma Research Foundation, umumnya dalam kondisi normal, mata akan mengalami tekanan dengan kisaran antara 10-12 mmHg. Tekanan pada mata tersebut dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dengan kondisi kesehatan tubuh dan faktor lainya. Ketika tekana  pada mata ini mengalami penurunan hingga lebih rendah dari tekanan biasa, maka akan membuat struktur mata menjadi lebih lembek. Sebaliknya, jika tekanan pada bola mata ini mengalami peningkatan hingga lebih dari ukuran normal, maka akan struktur mata menjadi lebih keras.

Peningkatan tekanan pada mata yang berlebihan inilah yeng menyebabkan terjadinya kerusakan pada sara optik. Hal ini di biasanya di pengaruhi oleh adanya penumpukkan cairan mata. Setiap mata pada dasarnya akan memproduksi cairan mata atau aqueous humor sebagai nutrisi untuk mata. Namun peningkatanb produktivitas ini akan menyebabkan cairan tidak dapat di serap dengan baik. Hal ini membuat cairan tersebut akan menumpuk dan bisa bercampur dengan zat sisa pada mata dan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan pada mata.

Umumnya, kondisi ini hanya di alami oleh satu mata saja di mana mata yang satunya masih berfungsi normal. Di tahap awal sendiri, umumnya akan terjadi kondisi di mana penglihatan tepi atau peripheral ini akan menjadi buram dan bahkan hilang. Setelah itu, penglihatan sentral dan fikus mata akan mengalami penurunan hingga terjadi kondisi di mana hilangnya fungsi penglihatan secara permanen. Hal ini membuat penyakit glaukoma merupakan salah satu kondisi kesehatan yang perlu di waspadai.

Komplikasi Akibat Penyakit Glaukoma

Penyakit glaukoma pada dasarnya seringkali hadir tanpa adanya gejala signifikan. Hal ini seringkali menyebabkan kondisi di mana penyakit glaukoma di sadari atau di ketahui ketika sudah memasuki tahap yang lebih serius. Meski demikian, beberapa kondisi di ketahui merupakan beberapa gejala akibat kondisi ini. Seperti mata memerah, nyeri, sakit kepala, adanya bayangan seperti lingkaran pada sekeliling cahaya objek, mual, pengihatan berkabut dan menyempit.

Gejala-gejala tersebut tentunya akan menganggu fungsi dan kinerja dari system penglihatan, serta membuat rasa tidak nyaman pada panderitanya. Selain itu, penyakit glaukoma sendiri ternyata juga dapat berkembang dan menyebabkan beberapa kondisi komplikasi pada penderitanya. Berikut adalah beberapa jenis komplikasi akibat penyakit glaukoma.

  1. Kebutaan

Jenis komplikasi yang satu ini pada dasarnya merupakan jenis komplikasi yang p[aling di tajutkan oleh penderita penyakit glaukoma. Kondisi mata yang mengalami kebutaan sendiri cenderung sering terjadi akibat penyakit glaukoma. Kebutaan dapat terjadi akibat adanya kondisi glaukoma yang menyerang sel-sel ganglion retina yang memiliki peran penting dalam proses penglihatan. Kerusakan pada sel ganglion inilah yang akan mempengaruhi penglihatan tepi berkembang secara perlahan atau lebih cepat.

Komplikasi berupa kebutaan sendiri pada dasarnya dapat terjadi tergantung dengan kondisi sel yang terkena penyakit glaukoma. Pada tahap awal, saraf optik yang mengalami kerusakan, serta penurunan pada kemampuan penglihatan masih dapat di atasi dengan menggunakan obat-obatan atau terapi tertentu. Namun apabila kondisi ini di temukan dalam tahap yang parah, maka risiko akan kebutaan semakin besar. Bahkan di katakana bahwa kebutaan akibat glaukoma tidak dapat di sembuhkan dengan obat atau metode terapi apapun.

  1. Hipotoni

Hipotoni pada dasarnya merupaka kondisi di mana tekanan mata yang menajdi terlalu rendah. Biasanya kondisi ini merupakan risiko komplikasi akibat operasu glaukoma yang tidak sempurna. Kondisi tekanan mata yang berubah terlalu rendah ini umumnya di sebabkan oleh adanya pembuangan cairan mata yang berlebihan, atau adanya luka operasi yang tidak di sadari atau tidak di atasi dengan baik. Hipotoni pada mata perlu segera di koreksi, sebab kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukkan cairan pada kornea, katarak, pendarahan hingg kebutaan.

  1. Hifema

Hifema sendiri pada dasarnya meruapakan kondisi komplikasi yang juga di sebabkan akibat penganan operasi glaukoma. Kondisi ini berupa adanya darah yang menumpuk pada bagian depan mata. Lebih tepatnya ia terletak di antara iris dan kornea mata di mana kondisi ini akan terjadi 2-3 hari pasca operasi glaukoma. Umumnya, hifema terjadi akibat trauma saat operasi yang membuat luka atau robekan pada iris mata. Apabila darah yang menumpuk tersebut banyak, maka dokter akan melakukan ooperasi untuk mengeluarkan tumpukkan darah tersebut.

  1. Pendarahan Suprakoroid

Pendarahan suprakoroid pada dasarnya merupakan jenis komplikasi yang cenderung langka terjadi. Namun kondisi ini sendiri berpotensi dapat terjadi akibat prosedur operasi glaukoma. Kondisi ini pada dasarnya terjadi ketika pembuluh darah pada mata mengisi bilik atau celah yang ada di dekat bagian putih mata (sklera). Umumnya, pendarahan tersebut dapat di tangani dengan pengobatan steroid atau operasi pembedahan sklera mata. Namun kondisi ini juga dapat berkembang hingga menyebabkan terjadinya kondisi kebutaan permanen.

Pada dasarnya, penyakit glaukoma merupakan kondisi di mana adanya peningkatan yang menyebabkan kerukan pada saraf optik mata. Peningkatan tekanan ini pada dasarnya terjadi akibat adanya peningkatan produkstivitas cairan mata atau aqueous humor yang berlebihan. Produktivitas cairan aqueous humor yang berlebihan ini akan menyebabkan cairan tersebut menumpuk dan menyebabkan peningkatan tekanan yang menyebabakan kerusakan pada saraf optik. Umumnya, kondisi ini muncul tanpa menimbulkan gejala-gejala isgnifiakn. Hal ini membuat kondisi ini seringklai tidak di sadari oleh penderitanya.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai jenis komplikasi akibat penyakit glaukoma. Gejala-gejala penyakit glaukoma perlu untuk di sadari lebih cepat untuk mencegah terjadinya kondisi yang lebih parah. Sebab penanganan yang terlambat seringkali menyebabkan kondisi ini menjadi lebih parah. Selain itu, penyakit glaukoma ini juga memiliki risiko dpat menyebabkan terjadinya beberapa kondisi komplikasi. Bahkan penyakit glaukoma yang lebih parah dapat menyebabkan terjadinya kebutaan secara permanen.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Hellosehat
Beberapa Faktor Risiko Penyebab Penyakit Glaukoma

Beberapa Faktor Risiko Penyebab Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Pernahkah kamu mendengar istilah dari kondisi glaukoma? Ya, galukoma merupakan salah satu kondisi masalah kesehatan berupa adanya gangguan atau kelainan pada system penglihatan. Kondisi system penglihatan yang mengalami masalah kesehatan tentunya akan bedampak pada aktivitas sehari-hari yang akan terganggu dan terhambat. Selain itu, gangguan penglihatan ini juga akan menimbulkan gejala-gejala yang membuat mata menjadi tidak nyaman. Umumnya, munculnya penyakit glaukoma ini di sebabkan oleh beberapa faktor utama. Namun beberapa faktor lain memiliki risiko yang dapat menjadi penyebab terjadinya penyakit glaukoma.

Gangguan penglihatan pada dasarnya merupakan sebuah kondisi masalah kesehatan di mana adanya gangguan atau kelainan pada jaringan atau system penglihatan. Kondisi ini akan membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu dan tidak maksimal. Akhirnya sering kali muncul gejala-gejala yang membuat kondisi mata semakin memburuk. Sedangkan penyakit glaukoma ini umumnya masih terbilang cukup asing di kalangan orang awam di mana kebanyakan orang lebih akrab dengan kondisi katarak..

Masalah kesehatan terkait gangguan penglihatan sendiri umumnya terbagi menjadi beberapa golong , yakni kondisi ringan, sedang dan berat. Penyakit glaukoma sendiri tergolong sebagai gangguan penglihatan menengah ke atas. Bahkan tidak jarang mata yang mengalami jenis panyakit ini berkakhir dengan kondisi di mana fungsi penglihatan hilang sepenuhnya. Penyakit glaukoma sendiri hingg saat ini masih menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kebutaan setelah penyakit katarak.

Umumnya mata yang mengalami penyakit glaukoma ini di sebabkan oleh adanya produktivitas cairan mata yang meningkat secara berlebhan. Kondisi ini akan menyebabkan adanya tekanan intraocular atau peningkatan tekanan pada bola mata. Meskipun demikian, terjadinya kondisi ini juga dapat di sebabkan oleh beberapa faktor lainya. Berikut ini Kawan Mama telah merangkum informasi mengenai beberapa faktor risiko penyebab terjadinya penyakit glaukoma. Simak penjelasannya sebagai berikut.

Kenali Kondisi Penyakit Glaukoma

Beberapa Faktor Risiko Penyebab Penyakit Glaukoma

Pada dasarnya, penyakit glaukoma merupakan salah satu jeni gangguan penglihatan yang cukup serius. Kondisi ini berupa adanya kerusakan yang di alami oleh jaringan pada system penglihatan, yakni saraf optik. Kerusakan yang di alami oleh saraf optik ini di sebabkan oleh adanya peningkatan dalam produktivitas cairan mata secara berlebihan. Produktvitas cairan mata yang berlebihan ini akan membuat terjadinya peningkatan tekanan pada bola mata dan jaringan lainya. Kondisi ini juga menyebabkan kerusakan pada sarafa ootik akibat peningkatan tekanan yang terlalu besar.

Saraf optik sendiri pada dasarnya merupakan jaringan pada system penglihatan yang berfungsi sebagai media untuk menghantarkan inforamasi visual objek ke otak. Pada proses penglihatan, cahaya dari pantulan objek akan masuk ke mata dan di tangkap oleh lensa mata. Kemudian akan di biasakan oleh kornea menuju pada retina. Retina mata ini akan mengubah cahay tersebut menjadi infomasi visual dan akan di rubah menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik inilah yanga aaka di bawa oleh saraf optik dan di kirmkan ke otak.

Informasi visual yang sudah sampai pada otak berupa sinya listrik ini akan di olah dan di interpretasikan menjadi gambaran objek yang di lihat oleh mata. Selain itu, pada dasarnya produktivitas cairan mata ini akan menghasilkan aqueous humor yang akan mengalir melalui bilik mata pada bagian depan dan keluar melalui system drainase. Cairan ini akan berfungsi untuk menjaga bentuk mata dan menyuplai nutrisi serta membuang zat sisa atau kotoran di mata.

Produktivitas aqueous humor yang tidak normal atau tidak terkendali ini akan menyebabkan cairan aqueous humor ini menumpuk di mata. Cairan yang menumpuk ini kemudian akan menggumpal dan sulit untuk di keularkan dari mata. Akibatnya, peningkatan produktivitas aqueous humor ini akan menyebabkan peningkatan tekanan pada mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Hal ini membuat informasi yang akan di kirimkan ke otak menjadi terhambat. Akibatnya focus dan ketajaman penglihatan pada objek akan menurun hingga berisiko menyebabkan terjadinya kebutaan.

Penyebab Terjadinya Penyakit Glaukoma

Di lansir dari laman Glaucoma Research Foundation, menyebutkan bahwa, pada kondisi normal tekanan pada bola mata umumnya beriksar antara 10-12 mmHg. Untuk menjaga tekanan itraokular tersebut dalam skala normal cairan aqueous humor ini harus keluar atau di buang melalui sudut drainase mata. Sudut drainase ini sendiri terletak pada titik pertemuan antara iris dan kornea mata. Ketika tekanan pada bola mata mengalami penurunan maka kondisi ini akan membuat struktur mata berubah cendeung menjadi lebih lembek.

Peningkatan produktivitas aqueous humor dengan kondisi sudut drainase yang tidak berfungsi dengan normal akan membuat cairan tersebut menumpuk serta menggumpal dan menyebabkan peningkatan tekanan. Jika tekanan pada bola mata mengalami peningkatan tekanan akan berdampak pada struktur bola mata yang menjadi mengeras. Akibatnya hal ini akan membuat kerusakan pada saraf retina yang merupakan jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata. Kemudian kondisi ini akan menyebakan kerusakan pada saraf optik dan mengakibatkan terjadinya penyakit glaukoma.

Faktor Risiko Penyebab Penyakit Glaukoma

Sebagaimana telah di bahas di atas, penyebab utama terjadinya kondisi glaukoma pada mata adalah kerusakan pada saraf optik. Kerusakan pada saraf optik ini di sebabkan oleh adanya peningkatan tekanan atau intraocular pada bola mata. Kondisi produksi cairan aqueous humor secara berlebih inilah yang membuat cairan tersbut menumpuk dan mengenda di mata. Akibatnya pengendapan cairan ini akan membuat peningkatan tekanan yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik.

Sementara itu, penyebab produktivitas dari cairan aqueous humor ini hingga kini belum di ketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor memiliki risiko dan dapat memicu kondisi tersebut. Kondisi glaukoma ini daoat menyebabkan kerusakan pada fungsi penglihatan. Namun di lain isis, sebelum gejala-gejala muncul seseorang memiliki faktor risiko terjadinya penyakit glaukoma. Berikut adalah beberapa faktor risiko panyebab terjadinya penyakit glaukoma.

  1. Faktor Genetik

Faktor genetik pada dasarnya memiliki peran dalam terjadinya kondisi glaukoma primer. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit glaukoma ini berisiko menyebabkan penyakit glaukoma ini terjadi pada anggota keluarga lainya. Menurut staf pengajar divisi pelayanan glaukoma di fakultas kedokteran universitas Indonesia departemen ilmu kesehatan mata rumah sakit cipto mangunkusumo kirana yakni dr Astrianda suryono. Beliau mengungkapkan bahwa “keturunan atau anak dari seorang penderita glaukoma perlu untuk berhati-hati akan risiko penyakit glaukoma.

  1. Usia

Kondisi galukoma primer ini juga dapat di sebabkan oleh faktor usia. Dr astrianda suryono menyarankan masyarakat untuk melakukan skrining atau pemeriksaan glaukoma secara teratur. Hal ini perlu untuk di lakukan terutama ketika memasuki usia 60 tahun ke atas. Beliau mengatakan bahwa “literature terbaru mengatakan bahwa sebaiknya dari usia 40 sudah di skrining apabila keluarganya ada yang terkena glaukoma. Karenanya, pada usia tersebut sangat rentan akan kondisi ini, amaka penting untuk waspada dan mejaga kondisi kesehatan mata dengan baik.

  1. Pemakaian Kaca Mata

Kaca mata umumnya merupakan salah satu alat bantu penglihatan sebagai solusi untuk seseorang yang mengalami gangguan penglihatan atau penyakit mata. Namun penggunaan kaca mata yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya kondisi penyakti glaukoma. Dr astrianda mengatakan bahwa “mereka yang memiliki kondisi mata miopi atau hipermetropi di sarankan untuk lrbih berhati-hati. Sebab penderita miopi atau hipermetropi tinggi rentan mengalami glaukoma.

  1. Penyakit Gula Dan Yekanan Darah Tinggi

Selain beberapa faktor di atas , riwayat penyakit gula juga dapat meningkatkan dan memicu risiko terjadinya penyakit glaukoma. Menurut dr tria jenis penyakit-penyakit gula seperti diabetes dan lain-lainya pada dasarnya bukan bagian dari faktor risiko. Namun penyakit tersebut cenderung merupakan faktor pemberat. “kalau dia punya diabetes bersama dengan faktor lainya yang lain, risikonya menjadi lebih tinggi”, Jelas dr tria.

  1. Pengunaan Obat-Obatan

Umumnya, obat-oabatan sudah menjadi kebutuhan umum untuk membantu mengobati dan memulihkan kondisi tubuh yang mengalami masalah kesehatan. Namun penggunaan obat-obatan tertentu bisa meningkatkan risiko penyakti glaukoma sekunder. Untuk itu, penggunaan obat-obat sebaiknya di gunakan dengan baik sesuai dengan aturan pakai atau yang di resepkan oleh dokter sesuai dengan kebutuhannya.

  1. Riwayat Operasi Mata

Riwayat operasi mata merupakan salah satu faktor yang menyebabkan risiko terjadinya penyakit glaukoma. Sebab apabila operasi mata yang di lakukan menyebabkan terjadinya peradangan, maka kondisi ini akan manyababkan terjadinya penyakit glaukoma. Sebab kondisi mata yang mengalami peradangan ini dapat mempengaruhi drainase mata yang memicu terjadinya penyakiy glaukoma.

Penyakit glaukoma pada dasarnya merupakan kondisi masalah kesehatan yang cukup parah. Sebab panyakit glaukoma ini dapat menyebabkan terjadinya fungsi pengliatan yang hilang sepenuhnya. Kondisi ini terjadi akibat adanya kerusakan yang di alami oleh saraf optik. Ketika saraf optik ini mengalami kerusakan, maka hal ini akan berdampak pada kondisi dan kinerja dari system penglihatan. Akibatya, penglihatan tidak akan dapat berfungsi dengan normal dan akan mengalami penurunan pada focus dan ketajaman penglihatan.

Demkian penjelasan dari Kawan Mama mengenai bebraa faktor risiko penyebab terjadinya penyakit glaukoma. Umumnya, belum di ketahui dengan pasti penyebab spesifik terjadinya penyakit glaukoma. Namun beberapa faktor di atas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit glaukoma. Untuk itu, kehati-hatian akan kondisi dan faktor-faktor tersebut perlu untuk di lakukan untuk menegah penyakit glaukoma.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Liputan6
  • Plus.kapanlagi
Beberapa Pantangan Bagi Penderita Penyakit Glaukoma

Beberapa Pantangan Bagi Penderita Penyakit Glaukoma

Hallo Kawan Mama, Setiap dari organ tubuh pastinya memiliki tugas dan perannya masing-masing. Dan di antara banyaknya organ tubuh, mata adalah saah satu organ tubuh yang memiliki peran penting. Selain itu, mata juga merupakan bagian dari panca indra yang bekerja keras sepanjang hari. Karenanya, sering kali mata merasa kekelahan akibat mengeluarkan banyak tenaga untuk menjalankan fungsinya. Namun tahukah kamu bahwa kondisi ini seringkali menyebab mata mengalami penyakit glaukoma. Bahkan beberapa hal menjadi pantangan untuk di lakukan bagi penderita glaukoma.

Semakian berkembangnya zaman membuat segala aktivitas kita seringkali mengharuskan untuk melakukannya menggunakan internet. Hal ini membuat mata lebih sering berinteraski dengan layar computer maupun gadget. Dalam kondisi ini, sadar atau tidak kinerja mata menjadi semakin bertambah. Hal ini membuat meta membutuhkan tenaga ekstra dan mudah mengalami kondisi kelelahan. Kondisi mata yang mengalami kelelahan seringkali membuat mata menjadi rentan terkena berbagai gangguan, seperti halnya dengan penyakit glaukoma.

Penyakit glaukoma ini pada dasarnya merupakan salah satu gengguan penglihatan yang terjadi akibat kinerja mata yang terlalu keras dan mengalami kelelahan. Sebab pekerjaan mata yang bertambah akan memaksa mata untuk mengeluarkan tenaga yang lebih besar. Kondisi ini membuat tekanan pada bola mata itu sendiri menjadi meningkat. peningkatan tekanan mata yang terjadi, apabila tidak terkontrol dengan baik, maka dapat menyebabkan kerusakan pada saraf mata.

Galukoma sendiri merupakan kondisi yang memang terbilang masih asing, terutama pada kalangan masyarakat awam. Namun perlu untuk di ketahui bahwa mata yang mengalami kondis glaukoma ini sangat berisiko dan rentan untuk mengalami penyakit glaukoma. untuk penderita glaukoma sendiri pada dasarnya memiliki bebrapa hal yang tidak boleh di lakukan. berikut ini Kawan Mama telah merangkum beberapa informasi mengenai pantangan bagi penderita penyakit glaukoma.

Mengenal Penyakit Glaukoma

Beberapa Pantangan Bagi Penderita Penyakit Glaukoma

Ketika mendengar glaukoma, sebagian besar orang tentu masih asing akan kondisi ini. Namun, gangguan penglihatan yang satu ini faktanya sering kali terjadi dan di alami oleh kebanyakan orang. pada dasarnya, penyakit glaukoma merupakan kondisi di mana adanya gangguan atau kerusakan pada saraf yang ada di dalam mata. Dalam hal ini kerusakan tersebut umumnya terjadi pada bagian saraf optik mata. Tentunya hal ini akan membuat fungsi penglihatan menjadi tidak berfungsi dengan normal sehingga akan menyebabkan masalah penglihatan.

Saraf optik sendiri pada dasarnye merupakan jaringan mata yang memiliki peran penting dalam terjadinya proses penglihatan. Terjadinya proses penglihatan umumnya di awali ketika cahaya yang memantul dari objek yang terlihat dan kemudian masuk ke mata. cahaya tersebut akan di tangkap oleh lensa mata menuju pada kornea mata. Setelah itu, cahaya akan di biaskan menuju retina mata yang kemudian akan di rubah menjadi informasi visual. Informasi visual tersebut kemudian akan rubah menjadi sinyal listrik yang akan di kirimkan ke otak.

Saraf optik yang ada di dalam mata ini berfungsi untuk mengirimkan sinyal listrik tersebut menuju otak. Ketika sinyal tersebut telah sampai ke otak, maka otak akan mengolah dan menginterpretasikannya menjadi sebuah gambaran objek yang terlihat. Namun, akibat adanya tekanan yang terlalu berat, membuat saraf optik mengalami kerusakan. Hal ini akam membuat fungsi dari saraf optik menjadi terganggu sehingga akan berdampak pada proses penglihatan yang tidak dapat bekerja dengan meksimal.

Penyakit glaukoma umumnya akan menimbulkan beberapa gejala yang mengganggu fungsi penglihatan dan membuat rasa tidak nyaman. Seperti halnya dengan kondisi mata yang memerah, munculnya rasa nyeri di mata dan kualitas penglihatan yang mengalami penurunan hingga pandangan menajdi buram atau kabbur. Selain itu, kondisi ini juga sering kali membuat merasakan dampaknya hingga membuat perut menjadi mual hingga muntaj.

Penyebab Terjadinya Penyakit Glaukoma

Di lansir dari laman Glaukoma Research Foundation, dalam kondisi normal, umumnya tekanan pada bola mata rata-rata berada di kisaran 10-12 mmhg. Ketika tekanan pada mata terlalu rendah, maka kondisi ini akan menyebabkan struktur mata yang menjadi lemah dan lembek. Sementara itu, ketika tekanan pada mata mningkat melebihi kondisi normal, maka kondisi ini akan menyebabkan pengerasan pada struktur mata. Pada kondisi ini, mata sangat rentan mengalami penyakit glaukoma.

Pada dasarnya, terjadinya panyakit glaukoma di akibatkan oleh adanya peningkatan tekanan pada mata. kondisi ini juga seringkali di sebut dengan istilah tekanan intraokular. Peningkatan tekanan pada mata ini umumnya terjadi akibat adanya prosuktivitas cairan mata yang meningkat secara berlebihan. Kondisi ini membuat saluran pembuang menjadi terhalang dan tersumbat oleh cairan mata tersebut. penyumbatan pada saluran pembuangan yang ada di mata tersebut akan membuat terjadinya kerusakan pada serabut saraf retina di mana jaringan ini merupakan jaringan saraf pelapis bagian saraf mata dan sara optik.

Umumnya, untuk menjaga tekanan intraocular tersebut dalam skala normal, cairan alami yang di produksi oleh mata akan terbuang melalui sudut drainase. Sudut drainase sendiri pada dasarnya terletak pada titik pertemuan antara iris dan kornea mata. Ketika sudut drainase ini mengalami disfungsi maka kondisi ini akan menyebabkan cairan mata yang di produksi tersebut menjadi menumpuk. Hal inilah akan membuat terjadinya penyumbatan dan menyebabkan kerusakan pada saraf yang mengakibatkan terjadinya penyakit glaukoma.

Pantangan Bagi Penderita Penyakit Glaukoma

Keruakan pada saraf mata pada dasarnya dapat menyebabkan kondisi kerusakan pada saraf tersbut tidak dapat di pulihkan seperti semula. Hal ini sering kali mengakibatkan kerusakan pada saraf mata tersebut terajdi secara permanen. Dengan begitu, kondisi ini sangat rentan dan berisiko menyebabkan terjadinya kondisi kebutaan. Beberape metode terapi umumnya di lakukan untuk menurunkan dan mengurangi tekanan pada bola mata, serta mencegah kematian pada saraf mata.

Pada kondisi ini, penderita glaukoma perlu untuk melakukan perubahan gaya hidup dan modifikasi diet untuk mengatasi kondisi ini. Selain itu, ada beberapa hal yang menajdi pantangan dan patut untuk di hindari bagi penderita glaukoma. berikut adalah beberapa pantangan bagi penderita penyakit glaukoma.

  1. Mengkonsumsi Kopi

Di dalam kopi pada dasarnya terdapat kandungan kafein yang tinggi dan dapat meningkatkan tekana pada beberapa area mata. Dengan mengkonsumsi satu gelas kopi ternyata dapat meningkatkan tekanan bola mata hingga 1-4 mmHg dalam waktu 90 menit. Meskipun belum ada riset yang spesifik akan hal ini, namun kandungan di alam kopi ini berpotensi menyebabkan bertambahnya kerusakan pada saraf mata.

  1. Melakukan Olahraga Yoga

Melakukan olahraga yoga pada dasarnya merupakan salah satu aktivitas olahraga yang baik untuk tubuh. Namun ternyata, perlu untuk di ketahui bahwa aktivitas ini sering kali membuat posisi jantung menjadi berada di bawah mata seperti headstand (posisi kepala di bawah sedangkan kaki di atas. Pada posisi ini, seringkali membuat tekanan pada mata menjadi meningkat yang membuat risiko kondisi pendertia glaukoma menjadi bertambah.

  1. Olahraga Angkat Beban

Olah raga angkat beban seringkali di lakukan untuk membuat dan membentuk tubuh agar menajdi lebih kuat dan atletis. Namun dengan melakukan olahraga angkat beban dapat meingkatkan tekanan pada bola mata hingga mencapai 22% dari kondisi normal. Sebab ketika mengangkat beban, tekanan pada otot ini dapat memperparah kondisi saraf optik yang mengalami kerusakan akibat tekanan yang meningkat.

  1. Merokok

Sudah menjadi bahasan yang lam dan cukup umum bahwa merokok adalah salah satu aktivitas yang buruk bagi kesehatan. Selain itu, kandungan yang ada pasa asap roko seringkali menyebabkan terjadinya berbagai masalah penglihatan, termasuk glaukoma. sebab ssap rokok dapat masuk dengan mudah ke mata hingga melujai mata dan berisiko meningkatkan kerusakan yang di alami oleh saraf mata.

  1. Makanan Olahan Dan Tinggi Lemak Trans

Makanan olahan yang tinggi akan lemak trans sangat tidak di anjurkan untuk di konsumsi. Sebab kandungan lemak trans dalam makanan olahan ini berisiko menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Hal ini juga akan menyebar hingga menyebabkan saraf optik mengalami kerusakan. Umumnya, makanan olehan dengan lemak trans yang tinggi berupa gorengan seperti kentang goreng, ayam gorang, da keripik kentang

  1. Makanan Dengan Kandungan Lemak Jenuh

Selain makanan dengan kandungan lemak trans, jenis makanan yang mengandung lemak jenuh juga perlu untuk di hindari. Kandungan lemak jenuh yang tinggi dapat menyebabkan terjdinya penambahan berat badan yang berisiko meningkatkan indeks massa tubuh (BMI). Kadar BMI yang tinggi sering kali di kaitkan dengan tekanan intraocular yang akan menyebabkan terjadinya penyakit glaukoma. Oleh karena itu, makanan dengan kandungan lemak jenud perlu untuk di hindari.

  1. Alcohol

Alcohol adalah salah satu jenis minuman yang mengandung zat berbahaya bagi tubuh. kandungan di alam alcohol ini seringkali menyerang dan membuat kerusakan pada organ tubuh. selain itu, alcohol juga seringkali menyebabkan toksisitas hati yang dapat menyebabkan masalah pada kesehatan mata. oleh karena itu, alcohol meruipakan salah satu jenis minuman yang perlu untuk di hindari bagi penderita penyakit glaukoma.

  1. Gula

Gula merupakan salah satu musuh terbesar bagi pendeirta penyakit diabetes. Nnamun tahukah kamu, bahwa mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan gula di dalamya dapat menyebabkan penuaan dini. Hal ini akan juga kan berdampak dan menyebabkan peningkatan tekanan pada bola mata. jadi selain dapat menyebabkan diabetes, gula juga berisiko menyebabkan tejadinya penyakit glaukoma.

Pada dasarnya, penyakit glaukoma merupakan kondisi di mana adanya kerusakan pada saraf optik yang ada di alam mata. Kondisi kerusakan pada saraf optik tersebut, umumnya di sebabkan oleh adanya peningkatan tekanan pada bola mata itu sendiri. Peningkatan tekanan pada bola mata ini akan menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Hal ini seringkali membuat fungsi penglihatan menjadi terganggu. Akibatnya, kualitas pengihatan akan mengalami penurunan di mana pandangan pada objek akan terlihat buram atau kabur. Dalam kondisi yang terburuk, perkembangan dari panyakit glaukoma ini berisiko menyebabkan penderitanya mengalami kebutaan.

Demikian penjelasan dari Kawan Mama mengenai beberaoa pantangan bagi penderita penyakit glaukoma. Beberapa pantangan di atas, sebagian besar adalah bahan makanan yang memiliki kandungan yang dapat memicu dan menembah kerusakan pada jaringan saraf optik. Karenanya, penderita penyakit glaukoma di sarankan untuk menghindari beberapa jenis makanan dan aktivitas tersebut.

Semoga tulisan ini dapat membantu dan bermanfaat. . .

 

 

 

 

Sumber :

  • Medcom
  • Klikdokter